IMPLEMENTATION OF QUANTUM TEACHING MODEL TO INCREASE MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILLS OF FIFTH GRADE PRIMARY SCHOOL STUDENT.

(1)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Besar Dari Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Osep Saepul Hayat 1103271

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Osep Saepul Hayat

1103271

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Osep Saepul Hayat Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian


(3)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

Penerapan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas V Sekolah Dasar

oleh Osep Saepul Hayat

1103271

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Dharma Kesuma, M.Pd NIP. 195509271985031001

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Dharma Kesuma, M.Pd NIP. 195509271985031001


(4)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research is held in one of primary school near Coblong area, Bandung city. This research aims to determine learning activity process and increase student mathematical communication skills by implementing quantum teaching for fifth grade student in primary school. Themethod used in this research is classroom action research adapting Kemmis and Mc Taggart design. This researchwas conducted in two meetings. Data collection technique was taken from students and observation result, field notes, and documentation. Subject of this research was 20 students of fifth grade primary school. The background of this research is student mathematical communication skills is still low. This can be seen during learning process when student showed difficulty of communicating their ideas both verbal and writing in mathematical skills. The average value pre-cycle reach 62,05 and showed there are 17 students below the average value. The results indicate by implementing quantum teaching showed a positive influence in student attitude and skill during learning activity. Cycle I students tend to be more inactive during learning process while in cycle II the instruction and learning activities are more active and joyful. This can be seen from mathematical communication evaluation result in cycle I reach average value74,34 with classical completeness teaching percentage reach 75%. In cycle II students average value increased and reach 83,33 with 94,44% student passed classical completeness teaching (KKM). Based on the research result we can concluded by implementing quantum teaching model can increased student mathematical communication skills. Learning process become more joyful and motivate student to learn. Researcher recommend to all relevant parties that implementation of quantum teaching is really helpful in increasing learning quality. Key words: quantum teaching model, student mathematical communication skills


(5)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

OSEP SAEPUL HAYAT 1103271

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di salahsatu sekolah dasar negeri yang bertempat di Kecamatan Coblong Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses aktivitas pembelajaran dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan penerapan model quantum teaching siswa kelas V sekolah dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & MC. Taggart dengan dua siklus. Tehnik pengumpuan data adalah tes, lembar observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 20 orang. Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa ditandai dengan siswa belum mampu mengungkapan ide atau gagasan pemikiran dalam bentuk lisan maupun tulisan secara matematis serta didukung dengan nilai rata-rata pra-siklus 62,05 siswa yang masih dibawah KKM sebanyak 17 orang siswa. hasil penelitian dengan menggunakan model quantum

teaching menunjukan adanya perubahan sikap dan keterampilan pada perkembangan

aktivitas siswa. Siklus I siswa cenderung pasif saat proses pembelajaran sedangkan pada siklus II pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan dan hasil tes evaluasi komunikasi matematis, terlihat pada siklus I nilai rata-rata 74,34 dengan persentase ketuntasan 75 % dan pada siklus II nilai rata – rata siswa meningkat menjadi 83,33 dengan persentase ketuntasan yang meanunjukan peningkatan yang signifikan dengan 94,44 % siswa dinyatakan tuntas KKM. Jadi kesimpulannya adalah pembelajaran matematika dengan penerapan model quantum teaching dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa, Proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Sebagai rekomendasi bagi semua pihak yang terkait, bahwa pembelajaran quantum

teaching ini sangat membantu dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran.


(6)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

ABSTRAK ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Hakikat Matematika ... 6

B. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar ... 6

C. Bangun Ruang ... 10

D. Model Quantum Teaching ... 15

E. Kemampuan Komunikasi Matematis ... 20

F. Kerangka berpikir dalam Model Quantum Teaching ... 23

G. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... ….25

H. Definisi Operasional ... 26

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN ... 28

A. Metode Penelitian ... 28

B. Model Penelitian ... 29

C. Lokasi Penelitian ... 30

D. Subjek Penelitian ... 30

E. Waktu Penelitian ... 30

F. Prosedur Penelitian ... 30


(7)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

H. Pengolahan Data dan Analisis data Penelitian ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Latar Penelitian ... 41

B. Temuan-temuan Penelitian ... 52

C. Keterbatasan Penelitian ... 116

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 117

A. Simpulan ... 117

B. Rekomendasi ... 118


(8)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Rubrik Skor Kemampuan Komunikasi Matematis………...… 37

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Rata – Rata Kelas………...… 38

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa………...… 38

Tabel 4.1 Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I….……….….. 52

Tabel 4.2 Hasil Catatan Lapangan Siklus I…….……….. 55

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Siklus I……….……… 69

Tabel 4.4 Presentase Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Siklus I….. ... ....73

Tabel 4.5 Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II….……….…..75

Tabel 4.6 Hasil Catatan Lapangan Siklus II……….… 79

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Siklus II…..……….………...95

Tabel 4.8 Presentase Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Siklus II………...99

Tabel 4.9 Resume Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa menggunakan Model Quantum Teaching……….. 104


(9)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... .25

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart…….29 Gambar 3.2 Tahapan Siklus ... .31


(10)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

Diagram 4.1 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 72 Diagram 4.2 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II……….……97 Diagram 4.3 Persentase Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Komunikasi


(11)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

Grafik 4.1 Presentase Indikator Kemampuan Komunikasi matematis Siklus I

………74

Grafik 4.2 Presentase Indikator Kemampuan Komunikasi matematis Siswa Siklus II. ... . 100 Grafik 4.3 Keterlaksanaan Tahapan Model Quantum Teaching Pada Siklus I dan

Siklus………....108

Grafik 4.4 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SiklusI ke Siklus II. ... ..109 Grafik 4.5 Persentase Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Siklus I ke Siklus II...112 Grafik 4.6 Persentase Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ke Siklus

II………...113

Grafik 4.7 Presentase Peningkatan Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis


(12)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Surat-surat Penelitian ... LAMPIRAN A Instrumen Pembelajaran ... LAMPIRAN B Instrumen Pengungkap Data Penelitian ... LAMPIRAN C Data-Data Penelitian ... LAMPIRAN D Dokumentasi Penelitian ... LAMPIRAN E Riwayat Hidup Peneliti ... LAMPIRAN F


(13)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang tepat untuk membantu dalam memecahkan masalah yang ada dalam penelitian ini serta yang akan di teliti mendapatkan sasaran yang tepat dalam mencapai target yang telah dipertimbangkan sebelum melaksanakan penelitian. Metode penelitian yang digunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research). yang selanjutnya disingkat menjadi PTK dilakukan dengan

harapan dapat memperbaiki kualitas pendidikan memperbaiki mutu praktik pembelajaran secara langsung yang melibatkan masalah yang timbul di lapangan. Khususnya masalah yang ada di dalam kelas.

Wibawa 2004 Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah – masalah actual yang dihadapi oleh guru di lapangan ( dalam Taniredja, Pujiati, & Nyata, 2010, hlm. 15). Arikunto, 2007 sedangkan Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (dalam Taniredja, Pujiati, & Nyata, 2010, hlm. 16). Sedangkan Wiriaatmadja, 2012 Penelitian tindakan kelas adalah penelitian bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri dalam Taniredja, Pujiati, & Nyata, 2010, hlm. 16). Menurut Sanford dalam Taniredja, Pujiati, & Nyata, 2010, hlm. 16) peneltian tindakan kelas suatu kegiatan siklus yang bersifat menyeluruh yang terdiri atas analisis, penemuan fakta, konsep–konsep, perencanaan, pelaksanaan, penemuan fakta tambahan, dan evaluasi.


(14)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

diharapkan cukup professional untuk selanjutnya, diharapkan dari peningkatan kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualiatas anak didiknya, baik dalam aspek penalaran, keterampilan, pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi anak didik untuk menjadi dewasa.

B. Model Penelitian

Penelitian yang dijalankan oleh peneliti adalah Model Stepen Kemmis dan McTaggart. Pada hakikatnya Model Kemmis dan McTaggart (Taniredja, dkk. 2010, hlm. 28) merupakan perangkat–perangkat atau untaian–untaian dengan satu perangkat terdiri empat komponen yang mencangkup: Perencanaan, Tindakan, Observasi, Refleksi, yang keempat komponen tersebut dikatakan satu siklus.

Model spiral ini merupakan model siklus berulang berkelanjutan, dengan harapan pada setiap tindakan menunjukan peningkatan sesuai perubahan dan perbaikan yang ingin dicapai. Secara skematis model penelitian tindakan kelas model Kemmis dan McTaggart akan digambarkan sebagai berikut :


(15)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart inilah yang dijadikan acuan dalam merancang penelitian. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa siklus. Jika pada siklus pertama penelitian tersebut mendapatkan hasil yag kurang baik, maka penelitian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan memperbaiki pada tahap perencanaan yang pertama. Apabila pada pelaksanaan siklus kedua masih belum menunjukan hasil yang maksimal, maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya. Siklus tersebut akan berhenti jika penelitian sudah mencapai target yang telah ditentukan.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian bertempat di Sekolah Dasar Negeri yang terletak di Kecamatan Coblong kota Bandung. Posisi sekolah berada di tengah – tengah pusat Kota Bandung sehingga mudah di akses dari manapun. Fasilitas sekolah untuk menunjang pembelajaran sudah cukup lumayan baik namun ketersediaan ruang kelas masih kurang mengakibatkan jadwal pembelajaran dibagi menjadi dua sesi yakni pagi dan siang.


(16)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 sekolah. Latar belakang keluarga dari subjek penelitian ini sebagian besar berwirausaha.

E. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah tiga bulan. Mulai dari tahap persiapan pada bulan april 2015. Sedangkan tempat penelitian dilaksanakan disalahsatu sekolah dasar yang bertempat di kecamatan Coblong Kota Bandung dimana sekolah tersebut merupakan tempat peneliti melakukan praktik mengajar.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini direncanakan terdiri dari 2 siklus, yaitu siklus I, dan siklus II. Siklus II adalah refleksi dari siklus I. Keputusan refleksi diambil berdasarkan hasil evaluasi dan observasi yang telah dilaksanakan pada setiap siklus beriktunya dan ditetapkan untuk meningkatkan komunikasi matematis siswa kelas V. Tahapan dari siklus tersebut antara lain :

Gambar 3.2 Tahapan Siklus

SIKLUS I

Kegiatan Awal

Pelaksanaan Tindakan Rencana

Tindakan


(17)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 SIKULS II

Untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal sesuai dengan tujuan yang di harapkan, maka penelitian ini dirancang sesuai dengan prosedur penelitian. Prosedur penelitian ini meliputi tahap – tahap sebagai berikut :

a. Tahap persiapan

1. Mengurus surat permohonan perizinan penelitian dari pihak Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Mengajukan surat perizinan dari kepada pihak pemerintahan daerah setempat (kesbang), pihak dinas pendidikan setempat, dan terutama pihak Sekolah Dasar Negeri yang terletak di Kecamatan Coblong kota Bandung..

3. Melakkan pengambilan data awal sebelum penelitian dan observasi terhadap situasi kelas serta siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri yang terletak di Kecamatan Coblong kota Bandung.

4. Menyiapkan instrument penelitian berupa rencana pelaksanaan pembelajaran pokok bahasan menyelesaikan masalah berkaitan dengan bangun ruang, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, kisi-kisi soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis, lembar kerja kelompok, soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis, dan catatan lapangan.

Refleksi

Observasi Pelaksanaan

Tindakan Recana

Tindakan


(18)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan, adapun kegiatan paha tahap tindakan sebagai berikut :

Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan tindakan pada siklus 1 ini peneliti membuat perencanaan yakni membuat skenario pembelajaran (RPP) tentang meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dengan model Quantum Teaching, membuat media pembelajaran bangun ruang. menyusun lembar kerja kelompok dan soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis serta lembar observasi dan instrumen yang lainnya.

2. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat sebelumnya apa pada perencanaan. Pelaksanaan ini berlangsung dikelas dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan model quantum teaching diakhir pembelajaran siswa diberikan lembar tes evaluasi kemampuan komunikasi matematis.

3. Pengamatan (Observation)

Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh guru wali sebagai kelas sebagai observer dan teman sejawat


(19)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pada proses pembelajaran berlangsung pada saat bersamaan juga dilaksanakannya tahap Pengamatan atau observasi, adapun hal yang perlu diamati atau di observasi pada pelaksanaan pembelajaran mengenai situasi dan kondisi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas baik penampilan guru mengajar dan kondisi siswa di kelas, Observasi dilakukan oleh beberapa orang observer partisipan, untuk mengamati aktivitas penerapan model quantum teaching pada proses pembelajaran, maupun pada hasil pembelajaran. Dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan kemajuan proses pembelajaran

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap refleksi ini berfungsi untuk melihat hasil sementara yang telah dicapai. Kejadian atau temuan hal – hal apa saja yang terhadi selama proses pembelajaran telah ditulis pada tahap observasi untuk di analisis dan interpretasi data sehingga diperoleh kesimpulan hasil pelaksanaan siklus I. Pada tahap refleksi ini hasil observasi dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada siklus I dan mencari kendala-kendala atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I kemudian diperbaiki dan dilaksanakan lagi untuk perbaikan siklus berikutnya yaitu siklus II.

Siklus II

Setelah menganalisis dari kegiatan pada siklus I dalam pembelajaran siklus II ini sama dengan siklus sebelumnya, tahapannya pun sama diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi, adapun penjelasannya sebagai berikut:


(20)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 refleksi yang telah dilakukan pada siklus I

2. Pelaksanaan (Acting)

Pada pelaksanaan siklus II guru melaksanakan skenario pembelajaran yang dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus I, guru tetap melaksanakan pembelajaran dengan penerapan model quantum teaching dan diakhir pembelajaran siswa diberikan lembar tes evaluasi kemampuan komunikasi matematis untuk melihat peningkatan kemampuan komunikasi matematis dari setiap siklus.

3. Pengamatan (Observation)

Pada tahap pengamatan observer tetap melihat proses pembelajaran penampilan guru guru menganjar dan kondisi siswa ketika proses pembelajaran berlangsung menggunakan penerapan model quantum teaching untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

4. Refleksi (Reflektif)

Pada tahap refleksi ini masih sama dengan siklus I yaitu Kejadian atau temuan hal–hal apa saja yang terhadi selama proses pembelajaran telah ditulis pada tahap observasi untuk di analisis dan interpretasi data sehingga diperoleh mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Tetap membahas kendala-kendala atau kekurangan-kekurangan pada saat proses pembelajaran.


(21)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 Pada tahap ini peneliti membuat sebuah kesimpulan mengenai pembelajaran selama 2 siklus yang telah dilaksanakan, kesimpulan mengenai pembelajaran dengan penerapan model Quantum Teaching untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian yaitu alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data sebagai upaya untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Instrumen Pembelajaran

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat persiklus yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, model pembelajaran, skenario pembelajaran dibuat dengan langkah–langkah pada model Quantum

Teaching (TANDUR).

Pada penelitian ini rencana siklus yang akan dilakukan sebanyak dua buah siklus, apabila pada saat pelaksanaannya hasil belajar yang diharapkan belum mencapai sesuai dengan harapan dan jika waktu dan tempat memungkinkan, peneliti akan melakukan lebih dari dua siklus.

b) Lembar Kerja Kelompok

Lembar Kerja Kelompok (LKK) digunakan dalam pembelajaran kelompok dengan menerapkan model Quantum Teaching untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. LKK memberikan pengalaman belajar sebagai pengantar untuk mengerjakan soal evaluasi di akhir pembelajaran.

c) Lembar Evaluasi

Lembar evaluasi sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian soal tes yang dirancang oleh guru (peneliti) dan digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan komunikasi matematis. Tes dilakukan pada akhir pembelajaran dan


(22)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

a) Lembar Observasi

Observari adalah mengamati aktifitas selama proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan peneliti dan dibantu oleh 1 guru/wali kelas dan 3 mahasiswa PGSD. Observer yang bertugas mengamati aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. pengamatan terhadap guru/peneliti dilakukan untuk melihat apakah guru telah melaksanakan apa yang telah direncanakannya.

b) Catatan lapangan

Dalam hal ini, catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung. Model catatan lapangan dalam penelitian ini adalah catatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru matematika. Tujuan dari catatan lapangan adalah untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa yang berhubungan dengan penerapan model Quantum Teaching dalam pembelajaran

c) Dokumentasi

Dokumentasi adalah Berupa bukti, foto-foto selama proses pembelajaran berlangsung.

H. Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan data adalah mengubah data mentah menjadi data yang lebih bermakna. Setelah data terkumpul dari proses pengumpulan data, data – data tersebut kembali diolah agar menjadi jelas dengan harapan untuk mendapatkan sebuah gambaran kesimpulan yang utuh. Pengolahan data dikelompokan berdasarkan data penelitian yang diperoleh maka pendekatan penelitian yang digunakan.


(23)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

Data Kuantitatif diperoleh dari hasil tes untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa terhadap materi bangun ruang. Data kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi siklus I dan evaluasi siklus II untuk melihat ketercapaian kemampuan komunikasi matematis siswa yang berpengaruh terhadap nilai siswa dalam pembelajaran Matematika di setiap siklus sehingga dapat disimpulkan apakah terjadi peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran Matematika materi menyelesaikan masalah berkaitan dengan bangun ruang sederhana. Analisis data dilakukan dengan penskoran yang disesuaikan dengan masing-masing bobot pada butir soal, hasil belajar siswa dirata-ratakan agar terlihat hasil rata-rata kelasnya.Langkah-langkah dalam menganalisis data kuantitatif yaitu sebagai berikut.

a. Penskoran hasil tes evaluasi

Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa adalah berbentuk tes uraian, sehingga tidak ada rumus baku yang dijadikan sebagai dasar untuk mencari skor siswa. Sehingga peneliti perlu untuk menyusun dan menggunakan kriteria penskoran, dengan total skor maksimum yang didapat oleh siswa adalah 36.

Skala poin untuk setiap butir soal memiliki bobot yang berbeda. Oleh karena itu, dibuat skoring rubrik sebagai pedoman penyekoran hasil tes sebagai berikut

Tabel 3.1 Rubrik Skor Kemampuan Komunikasi Matematis. Skor Menulis (Writen

teks)

Menggambar (drawing)

Ekspresi

matematika(expression mathematical)

0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidak memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa – apa


(24)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

namun hanya

sebagian lengkap dan benar

namun kurang lengkap dan benar

benar. Namun salah dalam mendapatkan solusi

3 Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar meskipun tidak tersusun secara logis atau terdapat sedikit kesalahan bahasa

Melukiskan diagram, gambar, atau tabel hampir lengkap dan benar

Membuat model matematika dengan benar kemudian meakukan perhitungan secara benar dan terdapat sedikit kesalahan

4 Penjelasan secara matematis masuk akal dan jelas serta

tersusun secara logis

Melukiskan diagram, gambar, atau tabel secara lengkap dan benar

Membuat model matematika dengan benar kemudian meakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara benar dan

lengkap.

(diadaptasi dari : Cai, dkk. (1996) dan Ansari (2004) dalam. Angga, F. 2011) Maka, untuk menghitung nilai siswa digunakan rumus sebagai berikut. :

Nilai = S r ya r

x 100

(Sumber : Kamal, 2012 hlm.37) Keterangan


(25)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

Skor maksimum : 36

Data yang diperoleh berupa hasil belajar siswa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dari kelas V. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata – rata hasil belajar siswa adalah :

r = ∑ ketrangan :

r = nilai rata – rata siswa

∑x = jumlah serluruh nilai siswa ∑n = jumlah siswa

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Rata – Rata Kelas

Kriteria Nilai

Baik sekali 85 – 100

Baik 70 – 84

Cukup 60 – 69

Kurang 50 – 59

Kurang Sekali > 50

(Sumber : Kamal, 2012 hlm. 38)

Sedangkan untuk menghitung prosentase ketuntasan hasil belajar rumus yang digunakan untuk menghitung rata – rata hasil belajar siswa menggunakan :

P = Σ � �

Σ

%

Kelas dikatakan sudah tuntas secara klasikal jika telah mencapai 85% dari seluruh siswa memperoleh nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Depdiknas 2006 (dalam Kamal. 2012 hlm.39). Dengan berpedoman pada hal tersebut, untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran perlu diadakannya perhitungan persentase jumlah siswa yang tuntas atau telah memenuhi KKM pada mata pelajaran matematika yaitu 72. Berikut ini tabel kriteria tingkat ketuntasan belajar secara klasikal.


(26)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

40 – 59 % Sedang

20 – 39 % Rendah

> 20 % Sangat rendah

(Depdiknas.2006 ; Kamal, 2012 hlm.39 )

2. Analisis Data Kualitatif

Analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti. Dalam menjawab rumusan masalah, peneliti menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Pengolahan data yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu analisis data flow model. Seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013, hlm. 337) bahwa aktivitas dalam analisis data diakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas yang dilakukan yaitu Data Reduction (Reduksi data), Data

display (Penyajian Data), dan conclusion drawing/verification (Penarikan

Kesimpulan)

Analisis data kualitatif yang digunakan peneliti selama dilapangan adalah analisis model Miles dan Huberman. Aktivitas dalam analisis data tersebut terdiri atas: data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Peneliti menggunakan analisis data kualitatif untuk menganalisis aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan penerapan model quantum teaching

Selain itu, analisis yang digunakan yaitu analisis kuantitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan analisis statistik deskriptif. Sugiyono (2013 hlm. 147) menjelaskan


(27)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan atau generalisasi”.

Analisis data kuantitatif digunakan peneliti untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa, dengan data yang dianalisis yaitu prestasi hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa, perolehan rata – rata nilai kelas, dan persentase ketuntasan belajar klasikal.


(28)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

117 Berdasarkan penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan di kelas V, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa terjadi siswa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas V dengan menerapkan model Quantum Teaching, maka peneliti akan menyimpulkan semua hasil penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan model Quantum Teaching dalam pembelajaran siklus I dan II di kelas V Sekolah Dasar yang bertempat di Kecamatan Coblong Kota Bandung telah sesuai harapan dan perubahannya semakin membaik pada aktivitas siswa dalam setiap siklusnya dalam pelajaran matematika pada materi menyelesaikan masalah berkaitan dengan bangun ruang sederhana dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Adapun tahapan proses meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu dengan menerapkan langkah TANDUR menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan melakukan ice breaking, memutarkan musik instrumen, meyakinkan siswa atas kemampuan diri memahami materi pelajaran, model Quantum Teaching juga efektif dalam meningkatkan aktivitas siswa. Dimana aktivitas siswa terlihat semakin aktif dalam pembelajaran, apalagi ketika siswa melaksanakan setiap tahapan dalam model Quantum Teaching. Pada tahap tumbuhkan siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, tahap alami siswa diberikan pengetahuan dengan kegiatan tanya jawab seputar materi yang akan diajarkan, tahap namai siswa aktif dalam berdiskusi kelompok menemukan dan menamai setiap konsep – konsep yang ditemukan dari hasil pengamatan, tahap


(29)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

117 demonstrasikan siswa mengkomunikasikan hasil pada tahap namai, pada ulangi guru mengulas materi kembali dan bertanya jawab seputar materi yang belum.

Diketahui oleh siswa, tahap rayakan akui setiap usaha yang siswa lakukan kemudian rayakan keberhasilan setiap pembelajaran dengan pemberian reward berupa tepuk tangan atas ketercapaian pengetahuan yang telah diraih, diduga siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang bermakna sehingga aktivitas pembelajaran siswa menjadi lebih efektif.

2. Penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kemampuan komunikasi matematis setiap siswa dengan melihat peningkatan nilai rata – rata kelas dari siklus I dan siklus II. Data hasil tes awal dimana pada pra-siklus nilai rata - rata 62,52 dengan persentase ketuntasan 15 %. Namun setelah peneliti melakukan penerapan model Quantum Teaching hasil tes siklus pertama nilai rata - rata 74,34 dengan persentase ketuntasan 75 % siswa yang mencapai atau melewati KKM. Pada siklus kedua nilai rata – rata siswa mencapai 83,33 dengan persentase ketuntasan yang meanunjukan peningkatan yang signifikan dengan 94,44 % siswa dinyatakan tuntas KKM. Jadi model Quantum teaching dinyatakan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas V Sekolah Dasar pada mata pelajaran matematika materi menyelesaikan masalah berkaitan dengan bangun ruang.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti mengemukakan rekomendasi sebagai berikut.

Pertama, untuk guru yaitu penerapan model Quantum Teaching, bisa menjadi

sebuah pilihan model dalam pembelajaran. karena dapat memberikan tambahan model pembelajaran yang variatif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. model Quantum Teaching


(30)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

117

perkembangan yang positif dan peningkatan yang signifikan.

Kedua, untuk sekolah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching ini

dapat menjadikan sebagai salah satu model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar karena dalam penerapannya model pembelajaran

Quantum Teaching ini sangat membantu dalam meningkatkan mutu dan kualitas

pembelajaran di sekolah, sebab apabila guru mengaplikasikan model pembelajaran ini pada kegiatan belajar mengajar cenderung akan berdampak positif. Harapannya kualitas pemahaman maupun pengetahuan siswa dapat meningkat dalam berbagai mata pelajaran. Sehingga proses pembelajaran akan menjadi bermakna dan menyenangkan serta siswa menjadi aktif belajar.

Ketiga, untuk peneliti selanjutnya, pada hal ini peneliti berharap model ini bisa

dicoba untuk dilakukan pada mata pelajaran lain dan kelas lain sehingga dapat menjadi bahan perbandingan guna meningkatkan proses penelitian secara umum. Selain itu, peneliti berpesan agar lebih mempersiapkan pendalaman materi yang lebih baik, ataupun dengan mengkolaborasikan model ini baik dengan metode maupun startegi yang lain sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru yang dapat berguna bagi dunia pendidikan secara keseluruhan.


(31)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Ahmadi, A. & Uhbiyati, N. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

DePorter, B,. Reardon, M,. & Nourie, S.S.: (Penerjemah), Nilandari A., (Penyunting), Syahrani, F. (2008). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.

Fhatani, A.H. (2009). Matematika Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-ruzz.

Hendriana, H., & Soemarmo U. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT. Refika Aditama.

Kamal (2012). PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW

(SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA. Skripsi. Universitas

Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Setiansah, E. (2010). Teori Komunikasi. Yogyakarta: CV. Graham Ilmu.

Prabawanto, S., Yulina, T,. & Nuraeni, E,. (2007). Pendidikan Metematika II. Bandung: Upi Press.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFA BETA

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bansung: ALFA BETA.

Suryaningsih, (2012). PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA OPERASI BILANGAN BULAT. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Taniredja, T., Pujiati, I., & Nyata. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: ALFA BETA. Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. (2011). Pedoman Pembelajaran Matematika Sekolah

dasar. Jakarta.


(32)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugianto,. Armanto, D,. & Harahap, M,.B. (2014). Perbedaan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dan stad ditinjau dari kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa sma. Vol 1, No 1 Diakses dari


(1)

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan atau generalisasi”.

Analisis data kuantitatif digunakan peneliti untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa, dengan data yang dianalisis yaitu prestasi hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa, perolehan rata – rata nilai kelas, dan persentase ketuntasan belajar klasikal.


(2)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

117

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan di kelas V, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa terjadi siswa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas V dengan menerapkan model Quantum Teaching, maka peneliti akan menyimpulkan semua hasil penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan model Quantum Teaching dalam pembelajaran siklus I dan II di kelas V Sekolah Dasar yang bertempat di Kecamatan Coblong Kota Bandung telah sesuai harapan dan perubahannya semakin membaik pada aktivitas siswa dalam setiap siklusnya dalam pelajaran matematika pada materi menyelesaikan masalah berkaitan dengan bangun ruang sederhana dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Adapun tahapan proses meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu dengan menerapkan langkah TANDUR menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan melakukan ice breaking, memutarkan musik instrumen, meyakinkan siswa atas kemampuan diri memahami materi pelajaran, model Quantum Teaching juga efektif dalam meningkatkan aktivitas siswa. Dimana aktivitas siswa terlihat semakin aktif dalam pembelajaran, apalagi ketika siswa melaksanakan setiap tahapan dalam model Quantum Teaching. Pada tahap tumbuhkan siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, tahap alami siswa diberikan pengetahuan dengan kegiatan tanya jawab seputar materi yang akan diajarkan, tahap namai siswa aktif dalam berdiskusi kelompok menemukan dan menamai setiap konsep – konsep yang ditemukan dari hasil pengamatan, tahap


(3)

demonstrasikan siswa mengkomunikasikan hasil pada tahap namai, pada ulangi guru mengulas materi kembali dan bertanya jawab seputar materi yang belum.

Diketahui oleh siswa, tahap rayakan akui setiap usaha yang siswa lakukan kemudian rayakan keberhasilan setiap pembelajaran dengan pemberian reward berupa tepuk tangan atas ketercapaian pengetahuan yang telah diraih, diduga siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang bermakna sehingga aktivitas pembelajaran siswa menjadi lebih efektif.

2. Penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kemampuan komunikasi matematis setiap siswa dengan melihat peningkatan nilai rata – rata kelas dari siklus I dan siklus II. Data hasil tes awal dimana pada pra-siklus nilai rata - rata 62,52 dengan persentase ketuntasan 15 %. Namun setelah peneliti melakukan penerapan model Quantum Teaching hasil tes siklus pertama nilai rata - rata 74,34 dengan persentase ketuntasan 75 % siswa yang mencapai atau melewati KKM. Pada siklus kedua nilai rata – rata siswa mencapai 83,33 dengan persentase ketuntasan yang meanunjukan peningkatan yang signifikan dengan 94,44 % siswa dinyatakan tuntas KKM. Jadi model Quantum teaching dinyatakan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas V Sekolah Dasar pada mata pelajaran matematika materi menyelesaikan masalah berkaitan dengan bangun ruang.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti mengemukakan rekomendasi sebagai berikut.

Pertama, untuk guru yaitu penerapan model Quantum Teaching, bisa menjadi

sebuah pilihan model dalam pembelajaran. karena dapat memberikan tambahan model pembelajaran yang variatif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. model Quantum Teaching


(4)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

117 menggunakan langkah TANDUR membuat pembelajaran lebih terkonsep dan bermakna, serta pembelajaran cenderung akan lebih aktif karena pembelajaran berpusat pada siswa. Keaktifan tersebut bukan hanya terjadi pada siswa yang dianggap unggul saja, tetapi siswa yang dianggap kurang juga menunjukan perkembangan yang positif dan peningkatan yang signifikan.

Kedua, untuk sekolah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching ini

dapat menjadikan sebagai salah satu model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar karena dalam penerapannya model pembelajaran

Quantum Teaching ini sangat membantu dalam meningkatkan mutu dan kualitas

pembelajaran di sekolah, sebab apabila guru mengaplikasikan model pembelajaran ini pada kegiatan belajar mengajar cenderung akan berdampak positif. Harapannya kualitas pemahaman maupun pengetahuan siswa dapat meningkat dalam berbagai mata pelajaran. Sehingga proses pembelajaran akan menjadi bermakna dan menyenangkan serta siswa menjadi aktif belajar.

Ketiga, untuk peneliti selanjutnya, pada hal ini peneliti berharap model ini bisa

dicoba untuk dilakukan pada mata pelajaran lain dan kelas lain sehingga dapat menjadi bahan perbandingan guna meningkatkan proses penelitian secara umum. Selain itu, peneliti berpesan agar lebih mempersiapkan pendalaman materi yang lebih baik, ataupun dengan mengkolaborasikan model ini baik dengan metode maupun startegi yang lain sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru yang dapat berguna bagi dunia pendidikan secara keseluruhan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Ahmadi, A. & Uhbiyati, N. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

DePorter, B,. Reardon, M,. & Nourie, S.S.: (Penerjemah), Nilandari A., (Penyunting), Syahrani, F. (2008). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.

Fhatani, A.H. (2009). Matematika Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-ruzz.

Hendriana, H., & Soemarmo U. (2014). Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT. Refika Aditama.

Kamal (2012). PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW

(SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA. Skripsi. Universitas

Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Setiansah, E. (2010). Teori Komunikasi. Yogyakarta: CV. Graham Ilmu.

Prabawanto, S., Yulina, T,. & Nuraeni, E,. (2007). Pendidikan Metematika II. Bandung: Upi Press.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFA BETA

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bansung: ALFA BETA.

Suryaningsih, (2012). PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA OPERASI BILANGAN BULAT. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Taniredja, T., Pujiati, I., & Nyata. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: ALFA BETA. Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. (2011). Pedoman Pembelajaran Matematika Sekolah


(6)

Osep Saepul Hayat, 2015

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angga, F. (2011). Komunikasi Matematika.Diakses dari:

http://updatekerinci.blogspot.com/2012/12/komunikasi-matematika.html

Pardede, P. (2010). Penelitian Tindakan Kelas: Sebuah Pengantar .Diakses

https://parlindunganpardede.files.wordpress.com/2010/11/action-research.png?w=27. Sugianto,. Armanto, D,. & Harahap, M,.B. (2014). Perbedaan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dan stad ditinjau dari kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa sma. Vol 1, No 1 Diakses dari