ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI JAWA TIMUR.

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING
DI J AWA TIMUR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S-1)

Diajukan Oleh :
M. RICKY ELSA PRATAMA
0911010052 / FE / EP

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENANAMAN MODAL ASING DI J AWA TIMUR
Disusun oleh :
M. RICKY ELSA PRATAMA
0911010052 / FE / IE
Telah diuji, dipertahankan dihadapan dan diterima oleh
Tim Penguji Skripsi Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Pada hari J um’at tanggal 31 Mei 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua

DR. RIRIT IRIANI, SE, ME, AK
NIP.19650208 199002 2001

DR. RIRIT IRIANI, SE, ME, AK.
NIP.19650208 199002 2001

Sekretaris

DRS. EC. H. M. TAUFIQ, MM.
NIP.19680501 199303 1004
Anggota

DRS. EC. ARIEF BACHTIAR, MSI.
NIP.19610104 199303 1001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

DR. DHANI ICHSANUDDIN NUR, MM
NIP.19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENANAMAN MODAL ASING DI J AWA TIMUR
Yang diajukan
M. RICKY ELSA PRATAMA
0911010052 / FE / IE

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

DR. RIRIT IRIANI, SE, ME, AK
NIP.19650208 199002 2001

Tanggal……………………………

Mengetahui
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

DRA. EC. NINIEK IMANINGSIH, MP.

NIP.19611120 198703 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENANAMAN MODAL ASING DI J AWA TIMUR
Yang diajukan
M. RICKY ELSA PRATAMA
0911010052 / FE / IE

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

DR. RIRIT IRIANI, SE, ME, AK
NIP.19650208 199002 2001


Tanggal……………………………

Mengetahui
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

DRA. EC. NINIEK IMANINGSIH, MP.
NIP.19611120 198703 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENANAMAN MODAL ASING DI J AWA TIMUR
Yang diajukan
M. RICKY ELSA PRATAMA
0911010052 / FE / IE

Telah disetujui untuk ujian skripsi oleh


Pembimbing Utama

DR. RIRIT IRIANI, SE, ME, AK
NIP.19650208 199002 2001

Tanggal……………………………

Mengetahui
Pembantu Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Univer r sitasn Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

DRS. EC. R. A. SUWAIDI, MS.
NIP.19600330 198603 1003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayahNya yang telah dilimpahkan sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal skripsi ini.

Penyusunan proposal skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa untuk memenuhi
tugas dan syarat akhir akademis di Perguruan Tinggi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”

JawaTimur

Fakultas

Ekonomi

khususnya

Jurusan

Ilmu

Ekonomi

Studi


Pembangunan.Dalam penulisan proposal skripsi ini penulis mengambil judul “Analisis
beber apa faktor yang mempengar uhi Penanaman Modal Asing di J awa Timur”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan proposal skripsi ini masih
banyak kekurangannya.Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan dan
pengetahuan yang ada. Walaupun demikian berkat bantuan bimbingan yang diterima dari Ibu
Dr.Ririt Iriani.SE,ME,AK selaku dosen pembimbing utama yang dengan penuh kesabaran telah
mengarahkan dari awal untuk memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga proposal skripsi
ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik.
Atas terselesainya proposal skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional“
Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr.Dhani Ichsanudin Nur,MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.


3.

Ibu Dra. Niniek Imaningsih, Mp selaku ketua program study Ilmu Ekonomi Study
Pembangunan.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.

Ibu Dr. Ririt Iriani.S,SE,ME,AK Selaku Dosen pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5.

Segenap staf pengajar dan staf kantor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
JawaTimur, yang telah dengan ikhlas memberikan ilmu dan pelayanan akademik bagi
penulis.


6.

Ayah dan Bunda tercinta yang telah sabar mendidik dan membesarkan dengan penuh kasih
saying baik moral, material, maupun spiritual.

7.

Keluarga serta kerabat disekeliling saya yang selalu member dukungan serta bantuan demi
tersusunnya skripsi ini.

Akhir kata yang dapat kami ucapkan semoga penyusunan skripsi ini dapat berguna bagi
pembaca dan pihak-pihak lain yang membutuhkan, semoga Allah SWT memberikan
balasan setimpal.
WassallamualaikumWr.Wb

Surabaya, April 2013

Peneliti

ii


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………iii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………vii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………viii
ABSTRAKSI …………………………………………………………………ix
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................

7

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................

8

1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................

8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu ...........................................................

9

2.2. Landasan Teori ..................................................................

13

2.2.1 Pengertian Investasi ................................................

13



Jenis-jenis Investasi ................................................

13



Faktor yang Mempengaruhi Investasi .....................

14



Hubungan Marginal Efficieny Product dan Investasi

16



Pengertian Penanaman Modal Asing .......................

17



Pengertian Foreign Direct Investment (FDI) ............

18



Teori Foreign Direct Investment (FDI) ...................

19



Pengertian tentang Perdagangan Internasional .........

21



Penyebab Timbulnya Perdagangan Internasional .....

22



Keuntungan Perdagangan Internasional ..................

23



Teori Perdagangan Internasional (Krugman-ostfeld)..

24



Hubungan antara Government, Bussines, and Public

28

2.2.2 Ekspor ....................................................................

31

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



Pengertian Ekspor ..................................................

32



Beberapa Pengertian tentang Komoditi Ekspor .......

31



Manfaat dan Tujuan Ekspor ....................................

32



Kendala-kendala Ekspor .........................................

33

2.2.3

Inflasi .....................................................................

34



Definisi Inflasi .......................................................

35



Sumber-sumber Inflasi ...........................................

35



Dampak dari Inflasi ................................................

36



Kebijaksanaan Mengatasi Inflasi ............................

37



Pengaruh Inflasi .....................................................

38

2.2.4

Kurs Valuta Asing ..................................................

38



Definisi Kurs Valuta Asing ....................................

38



Beberapa Sistem Kurs Valuta Asing .......................

39



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs .................

43

2.2.5 PDRB (Produk Domestik Regional Bruto ................

44



Struktur Pembentuk PDRB ......................................

44



Perhitungan PDRB ..................................................

47

2.3. Kerangka Pikir ...................................................................

49

2.4. Hipotesis ............................................................................

52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................

53

3.2. Sumber dan Jenis Data ........................................................

53

3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................

53

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis……………..........…….…

55

3.4.1 Teknik Analisa Data ...............................................

55

3.4.2 Uji Hipotesis ..........................................................

56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................

63

4.1.1 Kondisi Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) ..

63

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................

64

4.2.1 Perkembangan Foreign Direct Investment (FDI) ................

64

4.2.2 Perkembangan Nilai Total Ekspor ..........................

66

4.2.3 Perkembangan Tingkat Inflasi ................................

67

4.2.4 Perkembangan Kurs Valuta Asing ..........................

68

4.2.5 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto ....

70

4.3. Analisis Asumsi Regresi Klasik. .........................................

71



Autokorelasi ...........................................................

72



Multikolinieritas .....................................................

73



Heterokedastisitas ..................................................

74

4.4. Analisis dan Pengujian Hipotesis .......................................

76



Analisis Regresi Linier Berganda .............................

77

4.5. Pengujian Hipotesis ………………………………………..

78



Uji Hipotesis Secara Simultan (uji F) ......................

79



Uji Hipotesis Secara Parsial (uji t) ..........................

80

4.6. Pembahasan ……………………………………………… .

86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................

91

5.2. Saran

94

...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENANAMAN MODAL ASING DI J AWA TIMUR
Oleh :
M. RICKY. ELSA. P
Abstraksi
Dalam era modernisasi saat ini, Negara-negara berkembang seperti
Indonesia masih dikategorikan sebagai negara tertinggal dari kemajuan di
segala bidang oleh negara-negara lainnya. Hal ini dilihat dari segi
pertumbuhan sumber daya alam dalam pengelolaannya dan sumber daya
manusia sebagai pemerannya. Apalagi di era zaman sekarang sudah memasuki
pasar bebas dunia dan para pelaku investasi asing mulai meluaskan usahanya
di berbagai tempat yang dituju, Salah satunya di provinsi Jawa Timur, Saat ini
pertumbuhan perekonomi di Jawa Timur membutuhkan bantuan dana atau
modal yang di datangkan dari pihak asing. Salah satunya dengan Penanaman
Modal Asing (PMA). Hal ini dapat membantu perekonomian kita yang
tingkatan nya masih mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun ke tahun.
Dalam perkembangannya, PMA di Jawa Timur tidak selalu mengalami
perkembangan yang baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar faktor
pendukung yang mempengaruhi perkembangan Penanaman Modal Asing di
Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan data sekunder selama 12 tahun sejak
tahun 2001-2012 dengan menggunakan perhitungan analisis regresi linier
berganda untuk mengetahui hubungan dan pengaruh secara simultan dan
parsial dari variabel Nilai Total Ekspor (X1), Tingkat Inflasi (X2), Kurs Valuta
Asing (X3), dan Produk Domestik Regional Bruto / PDRB (X4). Terhadap
variabel Penanaman Modal Asing (Y) sebagai variabel terikatnya.
Dari pengujian hipotesis secara simultan diperoleh hasil bahwa variabel
nilai total ekspor sebagai X1, tingkat inflasi X2, kurs vallas X3, dan PDRB X4
berpengaruh signifikan (nyata) terhadap variabel Penanaman Modal Asing, hal
ini ditunjukkan dengan pengujian fhitung = 15,763 lebih besar dari Ftabel = 4,12.
Setelah diuji secara parsial dengan uji t, ternyata Variabel nilai total ekspor X1
dan X3 kurs valas berpengaruh signifikan dengan nilai sig X1 0,029 dan X3
0,019. dalam penelitian ini PMA mengacu pada nilai tukar mata uang asing
terhadap mata uang negara Indonesia yang dituju sebagai alat pembayaran
modal yang ditanam tersebut.
Kata kunci : PMA, tingkat inflasi, kurs Valas., Ekspor, dan PDRB.

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terusmenerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

Indonesia

secara adil dan merata, serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan
menyelenggarakan negara yang maju dan demokasi berdasarkan Pancasila
dan Undang Undang Dasar 1945. Perekonomian suatu Negara selalu
diarahkan untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Seperti
yang tercantum dalam GBHN dijelaskan bahwa pembangunaan ekonomi
mempunyai arti pengelolaan kekuatan potensial menjadi kekuatan ekonomi
riil melalui penanaman modal.
Globalisasi perekonomian dunia, merupakan fenomena yang mempunyai
pengaruh positif terhadap volume Penanaman Modal Asing atau dalam bahasa
asingnya yaitu foreign direct investment (FDI). Seperangkat teori mencoba
menjelaskan mengapa perusahaan akan menguntungkan dengan melakukan
investasi langsung dalam arti memasuki pasar luar negeri apabila terdapat dua
alternatif lainnya, yaitu mengekspor dan melakukan lisensi. Ketidakstabilan
sistem moneter akhir-akhir ini sangatlah mengkhawatirkan perekonomian
Indonesia, peran aktif pemerintah dalam mengatasi hal ini sangatlah
diharapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, mengingat bahwa moneter
yang terjadi sangatlah berpengaruh besar terhadap pelaksanaan pembangunan.

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Dalam pengambilan kebijakan moneter, pemerintah diharapkan dapat
mencegah dan mengendalikan tingkat inflasi, tingkat ekspor, serta
terpeliharanya keseimbangan neraca perdagangan. Masalah tinggi rendahnya
inflasi akan menjadi faktor penting yang menjadi pertimbangan para investor
asing untuk menanamkan modal di Negara lain, karena hal ini akan
berpengaruh terhadap meningkatnya biaya produksi yang mesti dikeluarkan
terutama bagi investor yang bahan bakunya berasal dari Negara yang dituju.
(Rusdin, 2002 : 2-10)
Investasi luar negeri langsung sebagai suatu arus pemberian pinjaman atau
pembelian kepemilikan, perusahaan luar negeri yang sebagian besar modalnya
dimiliki oleh penduduk dari Negara yang melakukan investasi (investing
country). FDI dapat terjadi apabila perusahaan melakukan investasi pada
fasilitas-fasilitas baru dalam rangka memproduksi dan memasarkan suatu
produksi di luar negeri. Perusahaan yang melakukan FDI akan menjadi
perusahaan multinasional (multinasional enterprise). Selama lebih dari 20
tahun yang lalu menunjukkan adanya peningkatan flow dan stock FDI dalam
perekonomian dunia. Terjadinya peningkatan FDI banyak disebabkan oleh
adanya perubahan politik dan ekonomi di Negara-Negara yang sedang
berkembang. (Rusdin, 2002 : 11)
Dalam beberapa tahun terakhir, proyek Penanaman Modal Asing
khususnya di JawaTimur didominasi bidang usaha atau sektor perdagangan.
Tetapi sejak awal 2005 hingga saat ini, proyek PMA mulai bergeser ke sektor
manufaktur. Ada beberapa faktor yang masih menjadi kendala tumbuhnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

investasi di Jawa Timur, diantaranya adalah masalah kesiapan infrastruktur,
sarana jalan akses, jalan tol, tarif listrik premium atau multiguna dan ketenaga
kerjaan yang masuk rawan konflik antar pekerja dan pengusaha, di dalam
ekspor terdapat berbagai dampak yang ditimbulkan diantaranya dampak
positifnya adalah pertumbuhan ekonomi dalam pangsa pasar dunia dari suatu
Negara meningkat. Dampak negatifnya adalah suatu Negara kehilangan
pangsa pasar dunianya, yang selanjutnya berdampak negatif terhadap volume
produksi dalam negeri dan pertumbuhan PDB serta meningkatkan jumlah
pengangguran dan tingkat kemiskinan, di era sekarang ini kinerja ekspor
Indonesia dan prospeknya kedepan lebih mendapat banyak perhatian dari
kalangan pemerintah maupun masyarakat, dibandingkan pada periode prakrisis ekonomi 1997/1998, itu karena dua alasan mendasar yaitu pertama,
hingga saat ini ekonomi Indonesia belum sepenuhnya pulih dari krisis dan
hasil ekspor dalam bentuk valuta asing sangat diharapkan sebagai sumber
utama pembiayaan dan pemulihan dan pembangunan jangka panjang. Kedua,
sekarang ini Negara Indonesia sudah memasuki perdagangan bebas yakni
AFTA dan tidak lama lagi akan masuk ke dalam liberalisasi perdagangan
tingkat dunia yang dihadapkan pada persaingan yang cukup ketat.
Diawal tahun 2000 an, pemerintah Indonesia berusaha menggalakan
ekspor non migas, khususnya manufaktur dan pertanian. Laju pertumbuhan
rata-rata per tahun ekspor non migas relatif lebih tinggi dibandingkan ekspor
migas, terutama pada periode pra krisis 1997/1998. Setelah sempat melambat
selama krisis yang kemungkinan besar disebabkan oleh biaya produksi yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

meningkat akibat depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS,
pertumbuhan ekspor non migas cenderung menguat lagi, sementara
pertumbuhan ekspor migas secara relatif cenderung melemah. (Tambunan,
2004 : 135-142)
Kesempatan untuk berinvestasi di Provinsi Jawa Timur semakin terbuka
dengan adanya kebijakan regulasi baik di sektor riil maupun di sektor
moneter, disamping dalam rangka untuk menarik investasi langsung
keterbukaan ini sejalan dengan era globalisasi dan perdagangan bebas,
Peluang dan jaminan kepastian hukum diberikan oleh pemerintah Indonesia
kepada investor terutama investor asing dengan menerbitkan Undang-Undang
pada tahun 1967, yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang
penanaman modal asing yang ditujukan untuk mempercepat pembangunan
ekonomi Indonesia serta digunakan dalam bidang-bidang dan sektor-sektor
yang dalam waktu dekat belum atau tidak dapat dilaksanakan oleh modal
Indonesia sendiri yang disebabkan oleh ketiadaan modal, pengalaman dan
teknologi.Undang-undang ini kemudian disempurnakan dengan UU Nomor 11
Tahun 1970 tentang penanaman modal asing yaitu dengan memberikan
kelonggaran-kelonggaran perpajakan kepada investor asing, antara lain
kelonggaran dalam bea materai modal, bea masuk dan pajak penjualan, bea
balik nama, pajak perseroan dan pajak deviden. (Budiono 2004 : 32)
Dalam perkembangannya pemerintah Indonesia terus memperbaharui
berbagai peraturan untuk lebih mendorong terciptanya iklim usaha yang
kondusif untuk penguatan daya saing perekonomian nasional dan daerah serta

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

mempercepat peningkatan penanaman modal yang dituangkan dalam UndangUndang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Penetapan undang-undang tersebut juga ditujukan untuk menciptakan
iklim penanaman modal yang kondusif, promotif, memberikan kepastian
hukum, keadilan dan efisien dengan tetap memperhatikan kepentingan
ekonomi nasional. Sebelumya, melalui kebijakan pada tanggal 23 Oktober
1993, berbagai wewenang pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
investasi telah dilimpahkan kepada daerah dan tidak lagi harus diputuskan
oleh pemerintah pusat, dalam kurun waktu tahun 1996 sampai dengan 2010
penanaman modal asing di Provinsi Jawa Timur mengalami pasang surut
dikarenakan berbagai kondisi perekonomian,antara lain krisis ekonomi pada
tahun 1998 yang dampaknya tidak hanya dirasakan oleh Provinsi Jawa Timur
saja tetapi juga dirasakan oleh daerah-daerah lain di Indonesia, tetapi seiring
berjalannya waktu situasi dan kondisi perekonomian di Jawa Timur terus
meningkat untuk menarik minat investor asing, melalui kerja keras Pemerintah
Provinsi Jatim baik melalui promosi daerah sampai ke mancanegara maupun
melalui pemberian fasilitas yang menyederhanakan administrasi perizinan
termasuk mempercepat pengurusan administrasi yang cukup dilakukan di
perwakilan Republik Indonesia (RI) di sejumlah negara, Dari tahun ke tahun,
terutama selama 3 tahun terakhir, minat investor asing untuk menanamkan
modalnya di Jawa Timur terus meningkat tajam.
Pada tahun 2010, realisasi penanaman modal asing (PMA) di Jawa Timur
tercatat Rp 18,55 triliun. Lantas, pada tahun 2011 melonjak menjadi Rp 48,89

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

triliun dan pada tahun 2012 naik menjadi Rp 58,27 triliun, Dalam jurnal
ekonomi pemangunan Suruji dan Sutarsono (2010) menyatakan bahwa tahun
1998 menjadi titik terendah tingkat investasi Indonesia, ketidakstabilan
ekonomi yaitu inflasi dan tingkat pengangguran yang tinggi serta
ketidakstabilan politik telah memicu pelarian modal (capital outflow) dalam
skala yang cukup tinggi hingga mencapai US$ 20 milyar, ketidakstabilan
tersebut juga mengakibatkan banyak pengusaha meninggalkan Indonesia dan
terhambatnya jaringan distribusi nasional, terputusnya pembiayaan luar
negeri, dan ditangguhkannya banyak rencana investasi asing di Indonesia.
Iklim investasi dapat didefinisikan sebagai semua kebijakan kelembagaan
dan lingkungan, baik yang sedang berlangsung maupun yang diharapkan
terjadi dimasa yang akan datang yang bisa mempengaruhi tingkat
pengembalian dan resiko suatu investasi, perbaikan iklim penanaman modal
tak henti-hentinya dilakukan pemerintah provinsi Jawa Timur dengan tujuan
untuk meningkatkan cadangan devisa guna mendorong perekonomian karena
posisi iklim investasi menjadi salah satu alasan utama investor untuk
menanamkan modalnya. Masih rendahnya pelayanan publik, serta kurangnya
kepastian hukum, dan berbagai Peraturan Daerah yang tidak “pro-bisnis”
diidentifikasi sebagai bukti iklim bisnis yang tidak kondusif, Pelayanan publik
yang dikeluhkan terutama terkait dengan ketidakpastian biaya dan lamanya
waktu berurusan dengan perijinan dan birokrasi, ini diperparah dengan masih
berlanjutnya berbagai pungutan, baik resmi maupun tidak resmi. Alasan utama
mengapa investor masih khawatir untuk melakukan bisnis di Provinsi Jawa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Timur adalah ketidakstabilan ekonomi makro antara lain tingkat inflasi yang
tinggi, rendahnya Produk Domestik Regional Bruto, fasilitas infrastruktur
yang kurang memadai, ketidakpastian kebijakan, korupsi multilevel dari pusat
hingga daerah, perijinan usaha, dan regulasi pasar tenaga kerja (Kuncoro,
2000).

Berdasarkan fenomena tersebut di atas, maka perlu diadakan penelitian
bagaimana pengaruh dari nilai total ekspor, tingkat inflasi, kurs valuta asing,
dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Investasi Asing
Langsung di Jawa Timur.

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalah

yang diajukan adalah :
1.

Apakah nilai total ekspor, tingkat inflasi, kurs valuta asing, dan
Produk

Domestik

Regional

Bruto

(PDRB)

mempengaruhi

Penanaman Modal Asing di Jawa Timur ?
2.

Diantara Variabel bebas tersebut di atas variabel manakah yang
paling berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing di Jawa
Timur ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.3.

Tujuan Penelitian
1.

Untuk mengetahui pengaruh nilai total ekspor, tingkat inflasi, kurs
valuta, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap
Penanaman Modal Asing di Jawa Timur.

2.

Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh diantara nilai
total ekspor, tingkat inflasi, kurs valuta asing, dan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Penanaman Modal
Asing Langsung (FDI) di Jawa Timur.

1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Penanaman
Modal Asing di Jawa Timur.

2.

Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan Penanaman Modal Asing di Jawa Timur

3.

Sebagai bahan studi komparatif bagi peneliti lain yang berkaitan
dengan perkembangan Penanaman Modal Asing di Jawa Timur,
serta menambah perbendaharaan studi bagi khasanah ilmu
pengetahuan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti telah melakukan suatu penelitian mengenai Penanaman

Modal Asing Langsung, dan hasil dari penelitian tersebut adalah :
Menurut Novita 2005, Penelitian dengan judul “Analisa beberapa faktor
yang mempengaruhi penanaman modal asing (PMA) di Indonesia” variabel
babas yaitu inflasi, kurs valas, dan PDRB bahwa dari analisis regresi linear
berganda dapat diketahui hasil pengujian secara srimultan diperoleh nilai
Fhitung > Ftabel yaitu 4,560 > 3,59 yang berarti ada pengaruh nyata antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Secara parsial untuk Produk Domestik
Bruto (PDB) nilai thitung sebesar 3,624 > ttabel sebesar -2,201. Untuk kurs valas
nilai thitung sebesar -0,728 < ttabel sebesar -2,201. Untuk inflasi nilai thitung
sebesar -0,221 < ttabel sebesar -2,201. Hal ini menunjukkan bahwa PDRB
berpengaruh nyata terhadap PMA dan Kurs Valas

berpengaruh negatif

terhadap terhadap PMA serta inflasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap
PMA.
Menurut Budiarti 2005, penelitian dengan judul “Analisis beberapa
faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing di Jawa Timur” variabel
bebas yaitu tingkat suku bunga, kredit investasi, jumlah tenaga kerja dan
PDRB. Pengujian data ini menggunakan Analisis regresi Linier, Maka
diperoleh hasil penelitian ini dari angka penentu model kecocokan R2 sebesar

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

0,715. Hal ini berarti variabel-variabel bebas yang menjelaskan variabel
terikat adalah sebesar 71,5% dan 28,5% dijelaskan variabel lain. Hasil
penelitian dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa secara individu
hanya variabel tingkat suku bunga, yang di serap di sektor industri dan
berpengaruh secara nyata terhadap PMA, sedangkan pada uji f menunjukkan
variabel PDRB, kredit investasi dan jumlah tenaga kerja yang di serap di
sektor industri secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap
Penanaman Modal Asing.
Menurut Siti Mastija 2007, Penelitian dengan judul “Analisis beberapa
faktor yang mempengaruhi investasi di Jawa Timur“ variabel bebas yaitu
PDRB, inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai total ekspor, pengujian data ini
menggunakan analisis regresi linear berganda dapat ditarik kesimpulan dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa secara srimultan variabel PDRB, inflasi,
Tingkat suku bunga dan ekspor berpengaruh nyata terhadap investasi di Jawa
Timur yaitu dengan uji F dimana Fhitung = 83,628 > Ftabel 3,48. Secara parsial
menunjukan bahwa Variabel PDRB mengalami kenaikan akan memberikan
rangsangan pada investor, karena permintaan produk meningkat sehingga
keuntungan juga akan meningkat. Variabel inflasi tidak berpengaruh nyata
terhadap investasi di Jawa Timur dengan thitung 1,527 < ttabel 2,228 , karena
walaupun terjadi inflasi pengusaha tetap membutuhkan modal untuk
menambah produksinya disebabkan oleh keuntungan yang besar, sedangkan
untuk variabel ekspor dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh secara nyata
dan positif terhadap penanaman modal asing di Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Menurut Puspitasari 2004, penelitian dengan judul “Analisis FaktorFaktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing di Surabaya”
menggunakan variabel bebas ekspor, inflasi, tingkat suku bunga dan PDRB,
pengujian data ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan dari
pengujian secara srimultan diperoleh hasil fhitung > ftabel yaitu 6,016 > 3,89
yang berarti bahwa ada pengaruh nyata antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Secara parsial untuk nilai ekspor nilai thitung > ttabel yaitu 3,279 >
2,179. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh nyata antara variabel nilai total
ekspor dengan Penanaman Modal Asing, sedangkan inflasi tidak berpengaruh
secara nyata dengan nilai thitung sebesar -0,231 < ttabel sebesar -1,101 kemudian
untuk variabel tingkat suku bunga dan PDRB masing-masing berpengaruh
secara nyata diperoleh hasil fhitung > ftabel dengan nilai tingkat suku bunga
2,312 > 1,179 dan PDRB 1,203 > 0,305 hal ini disebabkan juga investor
melihat hasil produksi domestik yang memberikan keuntungan cukup besar
maka investor asing tergiur untuk menamkan modalnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Tabel l
Ringkasan Penelitian terdahulu
Judul Penelitian

Nama
penulis

Analisis beberapafaktor
yang mempengaruhi
penanaman modal asing
di Indonesia

Novita

Analisis beberapa
Faktor yang
mempengaruhi
penanaman modal asing
di Jawa Timur

Budiarti

Tahun
Variabel
Penelitian penelitian
2005

Kurs Valas,
PDRB, Inlasi

Hasil
menyatakan bahwa dari hasil
pengujian secara srimultan dapat
diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu
4,560>3,59 yang berarti ada
pengaruh nyata antara variabel
bebas dengan variabel terikat

2005

Tingkat suku
bunga, kredit
investasi,
Jumlah
tenaga kerja,
PDRB.

Dari hasil penelitian ini diperoleh
dari angka R2 sebesar 0,715, Hal
ini berarti variabel bebas yang
menjelaskan variabel terikat
sebesar 71,5 % dan 28%
dijelaskan variable lain

Kesimpulan
Dalam analisis ini
PRDB berpengaruh
nyata terhadap PMA
tetapi Kurs Valas dan
inflasi tidak
berpengaruh secara
nyata terhadap PMA.
Hasil Penelitian dengan
menggunakan uji t
menunjukkan bahwa secara
individu hanya variabel
tingkat suku bunga, kredit
investasi dan jumlah tenaga
kerja yang berpengaruh
secara nyata terhadap PMA,
sedangkan PDRB tidak
berpengaruh secara nyata

Analisis beberapa
faktor yang
mempengaruhi investasi
di jawa timur

Siti
Mastija

2007

PDRB,
Inflasi,
Tingkat suku
bunga, nilai
total ekspor.

menyatakan bahwa dari hasil
pengujian secara srimultan dapat
diperoleh hasil uji Fhitung 83,629 >
Ftabel 3,48 sehingga ada pengaruh
secara nyata antara varaibel terikat
dengan variabel bebas.

Dalam analisis ini
variabel inflasi tidak
berpengaruh nyaa
terhadap investasi di
Jawa Timur sedangkan
PDRB, ekspor, dan
tingkat suku bunga
berpengaruh secara
nyata terhadap PMA di
Jawa Timur.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman
Modal Asing di Jawa Timur” terletak pada perbedaan waktu, lokasi dan
perbedaan variabel bebasnya, Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah
Penanaman Modal Asing Langsung sedangkan variabel bebasnya terdiri dari
Nilai total ekspor, tingkat inflasi, Kurs Valuta Asing, dan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Investasi
Investasi Dapat diartikan sebagai pengeluaran penanam-penanam modal
atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapanperlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang
dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sukirno, 2004 : 121). Apabila
bangunan itu pada suatu saat rusak dan kemudian diperbaiki, maka
pengeluaran ini adalah pengeluaran untuk keperluan rehabilitasi. Sedangkan
apabila bangunan tadi diperluas, maka perluasan inilah yang dimaksud
ekspansi. (Rosyidi, 2003 : 168)
Cara pembagian investasi menurut jenisnya :
a) Autonomous investment dan Induced investment
Autonomous investment (investasi otonom) adalah investasi yang besar
kecilnya tidak dipengaruhi pendapatan, tetapi dapat berubah oleh
karena adanya perubahan faktor diluar pendapatan. Misal tingkat
teknologi,

kebijakan

para

pengusaha

dansebagainya.

Induced

investment (investasi terimbas) adalah bersebelahan dengan investasi
otonom. Investasi ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.
b) Public investment dan Private investment
Public investment adalah investasi atau penanaman modal yang
dilakukan oleh pemerintah. Yang dimaksud ialah pemerintah pusat,
maupun pemerintah daerah tingkat satu, tingkat dua, kecamatan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

maupun desa. Private investment adalah investasi yang dilakukan oleh
pihak swasta.
c) Domestic investment dan Foreign investment
Domestic investment adalah penanaman modal dalam negeri. Foreign
investment adalah penanaman modal luar negeri.
d) Gross investment dan Net investment
Gross investment (investasi bruto) adalah total seluruh investasi yang
diadakan atau dilaksanakan pada suatu ketika. Atau investasi yang
dilakukan pada suatu Negara (daerah tertentu) pada atau selama suatu
periode tertentu. Net investment (investasi netto) adalah selisih antara
investasi bruto dengan penyusutan. (Rosyidi, 2003 : 169-172)
Secara umum faktor yang mempengaruhi investasi adalah apabila
seorang pemilik modal atau para pengusaha menggunakan uangnya
membeli barang-barang modal, maka pembelanjaan itu dinamakan
investasi. Akan tetapi berhasil tidaknya pemilik modal dalam menjalankan
usahanya dalam kenyataan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
dapat menentukan, yaitu :
a) Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa yang akan datang.
Kegiatan perusahaan untuk mendirikan industri dan memasang barangbarang modal baru dinamakan kegiatan memakan waktu, dan apabila
investasi tersebut telah selesai dilaksanakan, yaitu pada waktu industri
atau perusahaan itu sudah mulai menghasilkan barang atau jasa yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

menjadi hasil produksinya, maka pemilik modal akan melakukan
kegiatan terus-menerus selama beberapa tahun.
b) Perubahan dan perkembangan teknologi.
Pada umumnya semakin banyak perkembangan ilmu pengetahuan dan
pengeluaran yang dilaksanakan, maka semakin banyak pula jumlah
kegiatan yang dilakukan oleh para pengusaha.
c) Tingkat pendapatan nasional dan perubahannya
Kenyataan yang ada menggambarkan bahwa hubungan antara
pendapatan nasional dan investasi merupakan hal yang saling
berkaitan, dimana investasi itu pada umumnya cenderung untuk
mencapai tingkat yang lebih besar apabila pendapatan nasional
semakin besar jumlahnya dan begitu juga sebaliknya semakin rendah
jumlah investasi akan mempengaruhi tingkat pendapatan nasional.
d) Keuntungan yang dicapai perusahaan.
Apabila perusahaan-perusahaan itu melakukan investasi dengan
menggunakan tabungan atau modal khas, maka perusahaan yang
dimaksud tidak lagi dikenai biaya-biaya yang harus dibayar untuk
jangka waktu berikutnya.
e) Tingkat bunga.
Menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberikan keuntungan
bagi para pengusaha dan dapat dilaksanakan. Para pengusaha hanya
akan melaksanakan keinginan untuk menanam modal apabila tingkat
pengembalian modal dari penanam modal itu, yaitu persentasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

keuntungan netto (tetapi sebelum dikurangi bunga uang yang dibayar)
modal yang diperoleh, lebih besar dari tingkat bunga. (Sukirno, 2004 :
122)
Di dalam waktu tertentu misalnya dalam tempo satu tahun, dalam
perekonomian akan banyak individu dan perusahaan yang mempertimbangkan
untuk melakukan investasi. Hal ini dijelaskan dalam hubungan Marginal
Efficieny of Capital dengan Investasi. Berbagai proyek investasi ini memiliki
tingkat pengembalian modal yang berbeda, yaitu sebagian dari proyek
investasi itu akan menghasilkan keuntungan yang tinggi dan ada pula proyek
yang keuntungannya rendah. Berdasarkan atas jumlah modal yang akan
ditanam dan tingkat pengembalian modal yang diramalkan akan diperoleh
keuntungan, analisis makro ekonomi membentuk suatu kurva yang dinamakan
Efisiensi Modal Marginal (Marginal Efficiency of Capital atau MEC).
Gambar 1 : Hubungan antara MEC dan Investasi
Tingkat Pengembalian M odal

Sumber : Sukirno. 2004, Pengantar Teori Makro Ekonomi,
Grafindo Persada, Jakarta, hal. : 125

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Raja

17

Berdasarkan hal-hal yang dilakukan efisiensi modal marginal dapat
didefinisikan suatu kurva yang menunjukkan suatu hubungan diantara tingkat
pengembalian modal dan jumlah modal yang akan di investasikannya. Untuk
memperjelas arti konsep modal marginal dapat dijelaskan berikut, sumbu
tegak menunjukkan nilai investasi yang akan dilakukan. Pada kurva Marginal
Efficiency of Capital ditunjukkan dengan tiga buah titik A,B,C. Titik A
menggambarkan bahwa tingkat pengembalian modal adalah sebesar R0 dan
investasi adalah I0. Ini berarti titik A menggambarkan bahwa dalam
perekonomian

terdapat

investasi

yang

akan

menghasilkan

tingkat

pengembalian modal sebanyak R0 atau lebih tinggi, dan untuk mewujudkan
investasi tersebut modal yang diperlukan adalah sebanyak I0. Titik B dan C
juga memberikan gambaran yang sama. Titik A menggambarkan wujudnya
kesempatan untuk menginvestasikan dengan tingkat pengembalian modal R1
atau lebih dan modal yang diperlukan adalah I1, dan titik C menggambarkan
untuk mewujudkan usaha yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian
modal sebanyak R2 atau lebih, diperlukan modal sebanyak I2. (Sukirno, 2004 :
124-125)
Penanaman modal asing juga dapat diartikan investasi yang dilakukan oleh
swasta asing ke suatu Negara tertentu. Bentuknya dapat berupa cadangan
perusahaan multinasional, anak perusahaan multinasional lisensi, joint venture
(tanggung jawab bersama dalam mendirikan sebuah perusahaan yang secara
bersama-sama dimiliki oleh dua atau lebih perusahaan yang independent) atau
lainnya. (Kustituanto dan Istikomah, 1999 : 5).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa PMA adalah investasi
asing yang dilaksanakan oleh pihak swasta asing ke suatu Negara tertentu,
kesepakatan kedua Negara untuk mendapatkan keuntungan dari usaha
tersebut.
Menurut Rusdin (2002 : 1), Foreign Direct Investment (FDI) menyebutkan
bahwa investasi luar negeri langsung sebagai suatu arus pemberian pinjaman
kepada, atau pembelian kepemilikan, perusahaan luar negeri yang sebagian
besar modalnya dimiliki oleh penduduk dari negara yang melakukan investasi
(investing country).
Didalam teori Foreign Direct Investment (FDI), menjelaskan bahwa
mengapa perusahaan akan menguntungkan dengan melakukan investasi
langsung dalam arti memasuki pasar luar negeri apabila dua alternatif lainnya
tersedia untuknya, yaitu mengekspor (exporting) dan melakukan lisensi
(licensing). Mengekspor berarti memproduksi barang-barang dalam negeri
kemudian mengapalkannya ke Negara penerima penjualan. Sedangkan
melakukan lisensi berarti menjamin hak atas kepemilikan asing (lisensi) untuk
memproduksi dan menjual produk perusahaan sebagai upaya memperoleh
keuntungan berupa fee royalty dari setiap unit penjualan. Sepintas dapat
dilihat bahwa mungkin FDI lebih mahal dan beresiko apabila dibandingkan
dengan mengekspor dan melakukan lisensi . FDI beresiko sebab perusahaan
harus membangun fasilitas produksi di luar negeri atau mengakuisisi
perusahaan-perusahaan asing. Dalam mengekspor terdapat keterbatasanketerbatasan yang sering dibatasi oleh biaya transpotasi dan hambatan-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

hambatan

perdagangan.

Apabila

biaya-biaya

transportasi

merupakan

tambahan biaya-biaya produksi, maka hal ini tidak menguntungkan untuk
mengapalkan beberapa produk ke jarak yang lebih jauh. FDI

banyak

dilakukan sebagai respon terhadap ancaman dari hambatan-hambatan
perdagangan, seperti tarif impor atau quota impor. Dengan pengenaan
terhadap barang-barang impor, berarti pemerintah meningkatkan biaya ekspor
jika dibandingkan dengan FDI dan lisensi. Tidak hanya keterbatasan dalam
mengekspor saja tetapi lisensi juga terdapat keterbatasan. Terdapat berbagai
keterbatasan dalam melakukan lisensi, diantaranya adalah :
1. Melakukan lisensi dapat memberikan perusahaan technological
know-how yang bernilai kepada pesaing luar negeri yang potensial.
2. Dengan melisensi, pengendalian yang ketat terhadap pabrikasi,
pemasaran, dan strategi menjamin kepada pemegang lisensi dengan
menghasilkan fee royalty.
3. Dengan melisensi timbul ketika keunggulan bersaing perusahaan
tidak didasarkan lebih banyak pada produknya, seperti di atas
kemampuan

manajemen,

pemasaran,

dan

produksi

yang

menghasilkan produk-produk tersebut. (Rusdin, 2002 : 10-14)
Berdasarkan pembahasan tersebut, FDI mempunyai beberapa keunggulan
diantaranya bahwa suatu perusahaan akan untung dengan melakukan FDI
melebihi ekspor sebagai suatu strategi apabila biaya-biaya transportasi atau
hambatan perdagangan menjadikan ekspor tidak menarik. Selanjutnya,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

perusahaan akan untung dengan melakukan FDI melebihi lisensi apabila ingin
mempertahankan pengendalian melebihi keterampilan teknologinya atau
melebihi operasinya dan strategi bisnisnya. (Rusdin, 2002 : 15)
Menurut Rusdin (2002 : 25-27), terdapat berbagai manfaat FDI bagi
Negara-Negara Host Country (Negara sumber atau asal) dan Home Country
(Pasar dalam negeri atau Negara tujuan) . Bagi Negara-Negara Host Country
adalah :
1. FDI dapat menjadi subtitusi bagi impor barang dan jasa, sehingga
Negara dapat menekan volume impor agar tidak lebih besar dari
ekspor.
2. Ekspor yang dilakukan anak perusahaan MNE (Multi National
Enterprise) akan meningkatkan volume ekspor, sehingga ekspor
lebih besar dari impor.
Bagi Negara-Negara Home Country adalah :
1. Keuntungan dalam neraca pembayaran karena adanya arus masuk
pendapatan dari luar negeri.
2. Terburuknya peluang ekspor pada saat anak perusahaan MNE (Multi
National Enterprise) di luar negeri menciptakan demand, baik dalam
bentuk capital equipment, produk komplementer dan sebagainya.
3. Keahlian berharga yang mungkin diperoleh dari Negara lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Perusahaan Multi National Enterprise (MNE) adalah merupakan suatu
instrumen dominal imperialis. Mereka melihat MNE sebagai alat untuk
mengeksploitasi host country terhadap manfaat eksklusif capitalist-imperialist
home country. MNE menguras keuntungan (profit) dari host country dan
mengambilnya untuk home country, tanpa memberikan nilai kepada host
country dalam pertukaran. Menurut penjelasan ini, suatu Negara tidak boleh
memberikan izin perusahaan-perusahaan asing untuk melaksanakan FDI,
hingga mereka dapat menjadi instrumen pembangunan ekonomi, hanya karena
dominasi ekonomi. (Rusdin, 2002 : 22)
Dari manfaat-manfaat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bagi host
country, FDI membawa dampak positif dalam bentuk alih sumber daya,
penciptaan lapangan pekerjaan serta mengurangi defisit dalam neraca
pembayaran. Tetapi host country harus menanggung sejumlah biaya dengan
adanya FDI yaitu ancaman bagi pesaing lokal, outflow of capital (keuntungan
yang keluar dari suatu Negara) serta ancaman hilangnya independensi
ekonomi suatu Negara. Sedangkan bagi home country, dampak positif FDI
adalah arus masuk pendapatan bagi neraca pembayaran, terciptanya peluang
ekspor dan transfer sumber daya yang mungkin diperoleh dari Negara lain.
Biaya ditanggung home country dari adanya FDI adalah berkurangnya
lapangan kerja serta peningkatan impor. (Rusdin, 2002 : 33)
Dalam teori Adam Smith, dasar pemikiran teori ini adalah perdagangan
internasional akan terjadi jika setiap Negara yang terlibat mendapatkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

keuntungan mutlak dari perdagangan tersebut, dan keuntungan mutlak
tersebut terjadi karena adanya perbedaan yang sifatnya juga mutlak, yakni
perbedaan biaya produksi antar Negara untuk jenis barang yang sama.
(Tambunan, 2004 : 56)
Dari pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perdagangan internasional merupakan proses tukar menukar barang dan jasa
yang dilakukan secara sukarela dan menguntungkan masing-masing pihak
mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran dari
sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah kedua
belah pihak mau melakukan pertukaran atau tidak.
Secara garis besar

hal-hal yang dapat

menyebabkan timbulnya

perdagangan, baik yang dilakukan oleh suatu daerah dalam wilayah suatu
Negara maupun yang dilakukan oleh suatu Negara dengan Negara lain adalah
sebagai berikut :
a.

Adanya perbedaan kelangkaan.
Kebutuhan manusia pada umumnya tidak terbatas, baik jenis
maupun jumlahnya. Dengan adanya perbedaan kebutuhan ini dapat
menyebabkan adanya permintaan terhadap suatu jenis barang
maupun jasa yang berbeda antara daerah satu dengan daerah yang
lain. Hal ini berlaku untuk suatu daerah maupun suatu Negara.
Akibat dari timbulnya tingkat kelangkaan maka suatu daerah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

maupun suatu Negara akan dihadapkan pada “problem of choice”
untuk memenuhi kebutuhannya.
b.

Adanya perbedaan faktor produksi.
Dengan adanya perbedaan dalam hal kepemilikan faktor produksi
maka suatu daerah maupun suatu Negara akan mengalami
perbedaan tingkat kemakmuran pada daerahnya. Hal seperti ini
yang

menyebabkan

suatu

daerah

maupun

suatu

Negara

mengadakan hubungan perdagangan dengan daerah maupun
Negara lain untuk memenuhi kebutuhannya.
c.

Perbedaan komparatif dari harga suatu barang.
Dengan adanya perbedaan komparatif dari harga suatu barang
ataupun output yang dihasilkan oleh suatu daerah atau Negara
maka dari itulah yang akan menimbulkan terjadinya perdagangan.
Harga komparatif adalah perbedaan dari tingkat harga dari barang
A dengan barang B yang ada pada suatu daerah atau Negara
dibandingkan dengan harga dari barang A dengan barang B yang
ada pada suatu daerah atau negara lain. (Tambunan, 2004 : 47)

Disamping itu terdapat beberapa faktor keuntungan yang menjadi
pendorong bagi semua Negara di dunia untuk melakukan perdagangan luar
negeri. Dari faktor-faktor tersebut empat yang terpenting menurut (Sukirno,
2004 : 360), antara lain :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

a) Memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkan di dalam negeri.
b) Mengimpor teknologi yang lebih modern dari Negara lain.
c) Memperluas pasar produk-produk dalam negeri.
d) Memperoleh keuntungan dari spesialisasi.

Dalam perdagangan internasional ada salah satu teori yang menguatkan
tentang

penjelasan perdagangan

internasional

itu

sendiri.

Teori ini

dikemukakan oleh Eli Heckscher dan Bertil Ohlin, yang lebih dikenal d