STRATEGI KOMUNIKASI SATLANTAS POLRES GRESIK DALAM MENSOSIALISASIKAN KESELAMATAN BERKENDARA” (Studi Deskriptif Strategi Komunikasi SatLantas Polres Gresik Dalam Mensosialisasikan Keselematan Berkendara Berdasarkan UU 42 N0 22 TH 2009).

STRATEGI KOMUNIKASI SATLANTAS POLRES GRESIK DALAM
MENSOSIALISASIKAN KESELAMATAN BERKENDARA”

(Studi Deskriptif Strategi Komunikasi SatLantas Polres Gresik Dalam Mensosialisasikan
Keselematan Berkendara Berdasarkan UU 42 N0 22 TH 2009)
SKRIPSI

Oleh:

Ryan Ver giawan
NPM 0943015012

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


STRATEGI KOMUNIKASI SATLANTAS POLREWS GRESIK DALAM
MENSOSIALISASIKAN KESELAMATAN BERKENDARA
(Studi Deskr iptif Str ategi Komunikasi Dalam Mensosialisasikan Keselamatan Ber kendar a

Berdasar kan UU 42 No 22 TH 2009)

Oleh:
RYAN VERGIAWAN
NPM. 0943015012
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional " Veteran" J awa Timur
Pada Tanggal 15 J anuari 2014
Menyetujui,
Pembimbing Utama

Tim Penguji:
1. Ketua


Dr s, SAIFUDIN ZUHRI,M.Si
NPT. 37006 94 00351

Ir. DIDIEK TRANGGONO, M.Si
NIP. 1 95812 251990 011 001

2. Sekretaris

Dr s, SAIFUDIN ZUHRI,M.Si
NPT. 37006 94 00351
3. Anggota

Dra.HERLINA SUKMAWATI.M.Si
NIP. . 1 9641225 199309 2001

Mengetahui,
DEK AN

DRA. Ec. HJ. SUPARWATI, M.Si
NIP. 1 95597 181983 022 001


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

STRATEGI KOMUNIKASI SATLANTAS POLRES GRESIK DALAM
MENSOSIALISASIKAN KESELAMATAN BERKENDARA
(Studi Deskriptif Strategi Komunikasi Satlantas Polres Gresik Dalam
Mensosialisasikan Keselamatan Berkendara Berdasar kan UU 42 N0 22 TH
2009)

Disusun Oleh :

RYAN VERGIAWAN
NPM. 0943015012

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui

.
PEMBIMBING UTAMA


Dr s. SYAIFUDDIN ZUHRI, M.Si
NPT.37006940035

Mengetahui,
DEKAN

DRA. Ec. HJ. SUPARWATI, M.Si
NIP 1 95597 181983 022 001

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala
rahmat, hidayah dan karunia-NYA, kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Satlantas Polres Gresik Dalam
Mensosialisasikan Keselamatan Berkendara”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis bagi
mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) UPN “Veteran” Jawa Timur.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini :
1. ALLAH SWT atas segala nikmat dan karunia-NYA
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor UPN
“Veteran” Jawa Timur.
3. Dra. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.
4. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.
5. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si, sebagai Sekretaris Program Studi
Ilmu Komunikasi (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.
6. Kanit Dikyasa Bambang Eko Sujarwo, S.H, serta seluruh anggota
Polres Gresik.
7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun staf
karyawan FISIP UPN “Veteran” Jatim.
8. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan memberi doa untuk
menyelesaikan kuliah


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9. Keluarga besar Sadimoen yang selalu mendukung dan mendorong
untuk menyelesaikan kuliah ini
10. Teman-teman kontrakan wiguna, Michael, Erick, Dio, Afif, Sakek,
Alehandro / Paimo, atas dukungan dan doa
11. Maulidiah el firdaus se keluarga atas dukungan dan doanya
12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, untuk segala
bentuk bantuan yang diberikan, terima kasih banyak
Akhir

kata

penulis

menyadari

bahwa


penelitian

ini

jauh

dari

kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi
tercapainya hal terbaik dari penelitian ini. Besar harapan penulis, semoga
penelitian ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi
berbagai pihak. Amin.

Surabaya, 10 Januari 2014

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ABSTRAK
RYAN VERGIAWAN. 0943015012. STRATEGI KOMUNIKASI SATLANTAS
POLRES
GRESIK
DALAM
MENSOSIALISASIKAN
KESELAMATAN
BERKENDARA (Studi Deskriptif Strategi Komunikasi Satlantas Polres Gresik Dalam
Mensosialisasikan Keselamatan Ber kendara Berdasar kan Implementasi UU 42 N0 22
TH 2009)
Berdasarkan program Decade Of Road Safety dari Ditlantas Polri, yang juga
merupakan program pemerintah dan implementasi UU NO 22 TH 2009 tentang LLAJ pasal 3
dalam rangka pesan keselamatan di jalan raya. Satlantas Polres Gresik membuat sosialisasi
keselamatan berkendara dengan tujuan dapat menurunkan angka kecelakaan serta memberi
pemahaman kepada masyarakat Gresik tentang pentingya keselamatan di jalan.
Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perumusan Strategi
Komunikasi. Dalam perumusan Strategi Komunikasi agar pesan yang disampaikan kepada
publik menjadi efektif, Arifin ( 1998 :50 ) menawarkan Strategi Komunikasi sebagai berikut:
Mengenal khalayak, Menentukan pesan, Menetapkan metode, Seleksi penggunaan media.

Subjek penelitian ini adalah tiga narasumber yang mengetahui dan terhubung terkait
sosialisasi keselamatan berkendara. Dan sisanya adalah masyarakat.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakuan dapat disimpulkan bahwa, dalam
pengenalan khalayak Satlantas Polres Gresik menangkap banyaknya masyarakat yang kurang
perhatian terhadap keselamatan berkendara. Untuk menentukan pesan Satlantas Polres Gresik
menyusun 3 pesan yang akan disampaikan yaitu; Tertib berlalu lintas, Etika berlalu lintas,
dan Safety riding. Sedangkan dalam menetapkan metode Satlantas menggunakan metode
edukatif dan metode getok tular, dengan melalui Face to face, Media sosial, Acara khusus,
Dan melalui selebaran, pamflet. Untuk media Satlantas menggunakan media Facebook,
Twitter, Koran dalam menyebarluaskan informasi terkait sosialisasi keselamatan berkendara.
Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Sosialisasi Satlantas Polres Gresik
Under Decade Of Road Safety program of Ditlantas Police , who is also a government
program and the implementation of Law No. 22 TH 2009 on LLAJ Article 3 in the context of
road safety messages . Police then Satlantas Gresik make driving safety socializing with the
aim to reduce the number of accidents as well as to the community members Gresik
understanding about the importance of road safety .
The foundation of the theory used in this study is the Communication Strategy
Formulation . Communication Strategies in the formulation so that the messages being
conveyed to the public to be effective , Arifin (1998 : 50 ) offers the following Know the
audience , Determining the message , Establish methods , Selection of media usage . The

subjects were three speakers , knowing the dissemination of safety related and And public .
Based on the research that was done already can be concluded that , in the
introduction of the Police Traffic Unit audiences Gresik capture the many people who are less
attentive to driving safety . To determine the compose message Gresik Police Traffic Unit
Orderly traffic , traffic Ethics and Safety riding . While the set Satlantas method using
educational methods and methods of word of mouth , through Face -to-face , social media ,
special events , and through leaflets , pamphlets . For Satlantas media using media Facebook ,
Twitter , newspapers in disseminating safety related information dissemination drive .
Keywords : Strategic Communication , Socialization Gresik Police Traffic Unit

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan proses dimana dua orang atau lebih melakukan suatu


pertukaran informasi yang pada gilirannya terjadi kesepakatan dan hubungan yang
mendalam (Prodjosaputro, 1978). Ini menjelaskan hakekat hubungan dengan adanya
suatu pertukaran informasi (pesan), setelah itu diharapkan perubahan sikap, tingkah
laku dan kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian diantara orang-orang
yang ikut pada proses komunikasi (wursanto,1987).
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan.Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan
harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.
Demikianlah pula strategi komunikasi merupakan paduan dan perencanaan
komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication
management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi
komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus
dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu
bergantung dari situasi dan kondisi.

Strategi komunikasi berperan penting dalam sosialisasi, karena dengan
perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi yang baik maka tujuan dari
sosialisasi tersebut dapat tercapai.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Di era sekarang ini teknologi internet berkembang pesat dalam akses
informasi. Sehingga dengan adanya media social pula masyarakat dengan mudah
mengakses berbagai informasi melalui internet. Media sosial merupakan media untuk
bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan
manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu (Apa itu
sosialmedia, 2012)
Hal ini senada dengan fungsi media menurut Onong Uchjana Effendy (1985,
hal. 8) yang menyatakan bahwa, “fungsi utama dari media
adalah memberikan informasi (toinform), mendidik masyarakat (toeducate),
menyajikan hiburan(toentertain), dan mempengaruhi masyarakat (to influence)”.
Komunikasi mempunyai peranan penting dalam kepolisian, terutama polisi
lalu lintas yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam hal membina dan
menyelenggarakan fungsi lalu lintas yang meliputi pendidikan masyarakat. Seperti
yang terdapat pada pasal Pasal 1 angka 3 Per kapolri No. 5 Tahun 2012 tentang
Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor: “Korps Lalu Lintas Polri yang
selanjutnya disebut Korlantas Polri adalah unsur pelaksana tugas pokok bidang
keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas yang berada di
bawah Kapolri serta bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi lalu lintas
yang meliputi pendidikan masyarakat, penegakan hukum, pengkajian masalah lalu
lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor serta patroli
jalan raya.”
Untuk itu, ada empat langkah yang menjadi ciri utamsa tugas Polantas, yaitu
penegakan hukum lalu lintas (baik preventif maupun represif), pendidikan
masyarakat tentang lalu lintas, rekayasa lalu lintas, serta registrasi dan identifikasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

pengemudi dan kendaraan bermotor. Selain itu, Polantas melayani masyarakat dalam
pengurusan STNK, SIM, dan menolong kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan program Decade Of Action for Safety dari Ditlantas Polri. Yang
merupakan Program pemerintah dalam rangka pesan keselamatan di jalan dan
implementasi UU NO 22 TH 2009 tentang LLAJ pasal 3 yang berisi berikut :
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan tujuan:
1. Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat,
tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong
perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat
bangsa.
2. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa.
3. Dan terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.
http://hubdat.dephub.go.id/uu/288-uu-nomor-22-tahun-2009-tentang-lalu-lintas-danangkutan-jalan.
Maka Satlantas Polres Gresik membuat sosialisasi keselamatan berkendara
dengan tujuan dapat menurunkan angka kecelakaan terutama di Gresik. Serta ikut
mensukseskan Program Decade Of Action for Safety dari Ditlantas Polri. Diharapkan
pula dengan adanya sosialisasi ini Satlantas Polres Gresik dapat memberikan edukasi
tentang bagaimana berkendara yang baik di jalan raya.
Untuk isi pesan yang disampaikan dalam sosialisasi keselamatan berkendara
tersebut antara lain adalah mengikuti rambu lalu lintas, menggunakan sabuk
pengaman bagi pengguna roda empat. Himbauan wajib menggunaan helm standart

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

SNI bagi pengendara sepeda motor, Wajib menunjukkan STNK dan SIM saat ada
pemeriksaan dan yang bertujuan untuk Keselamatan berkendara di jalan.
Dalam penyampaian sosialisasi keselamatan berkendara, Satlantas Polres
Gresik melakukan berbagai cara. Dengan menggelar acara khusus, menggunakan
media sosial, secara face to face, dan juga sosialisasi dengan menyebarkan brosur
dan pamflet. Untuk acara khusus Satlantas Polres Gresik menggelar acara seperti
pertunjukan OVP, Teatrikal di jalan. Karena diharapkan pula dengan sosialisasi
dengan acara khusus tersebut masyarakat bisa dengan mudah dan tidak jenuh untuk
menangkap pesan yang disampaikan oleh satlantas polres gresik.
Opera van police (OVP) sendiri merupakan sebuah acara/event yang dibuat
oleh Satlantas Polres Gresik berupa pertunjukan seni lawak. Namun pesan-pesan
yang disampaikan dalam OVP tersebut berisi tentang pentingnya keselamatan
berkendara dan berkendara yang baik di jalan.
Teatrikal di jalan juga merupakan sebuah pertunjukan yang menampilkan
orang dengan menggunakan kostum dan make up korban kecelakaan. Dan di
belakangnya juga terpampang spanduk bertuliskan “Jangan Tiru Kami”. Yang
dimana teatrikal tersebut

di pertunjukan di perlimaan lampu merah, dengan

demikian diharapkan pengguna jalan yang lewat bisa menerima pesan tersebut
dengan cara berbeda.
Sedangkan untuk mempromosikan kegiatan acara tersebut, Satlantas Polres
Gresik dipublikasikan melalui media. Salah satunya www.Suara Surabaya.net,
dengan judul “Polres Gresik Siapkan Opera Van Police”. Dan pemberitaan lain ada
media cetak maupun media elektronik lainya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Dalam www.suarasurabaya.net, rabu, 2 januari 2013. isinya tentang AKBP
Budi Idayanti Kasatlantas Polres Gresik yang menuturkan bahwa pada malam tahun
baru aka nada pertunjukan dan games-games yang akan dipentaskan dalam acara Car
free night. Serta akan ada phospore patrol, modern dance, serta opera van police
yang akan menampilkan belasan polisi dan memainkan guyonan khas gresik.
Untuk target dari sosialisasi keselamatan berkendara adalah seluruh lapisan
masyarakat terutama pengguna jalan raya. Serta siswa SMP dan SMA yang belum
maupun sudah mepunyai sim. Diharapkan sebagai generasi penerus, supaya
mengetahui dan lebih memahami tentang pentingnya keselamatan berkendara.
Sehingga setelah mereka nantinya mempunyai sim mereka bisa menjadi pengguna
jalan yang baik.
Tujuan dalam sosialisasi yang mendukung Program Decade Of Action for
Road Safety Korlantas Polri ini. Selain dapat menekan angka kecelakaan terutama di
Kabupaten Gresik. Diharapkan pula Polres Gresik bisa menghibur masyarakat dan
menghilangkan kesan seram dan kaku. Dan hubungan satlantas polres gresik bisa
semakin dekat dengan masyarakat, sehingga tercipta hubungan yang baik antara
masyarakat dengan polisi.
Selain acara khusus, Satlantas Polres Gresik juga mensosialisasikan
keselamatan berkendara melalui Twiter dan Facebook. Dengan mengupdate status
berisi informasi mengenai keselamatan berkendara, ketentuan masa berlaku sim, tata
cara membuat stnk serta informasi lain mengenai pelayanan Polisi lainya.
Seperti pada twiternya Satlantas Polres Gresik dengan nama Polres Gresik.
Dalam tweetnya @Polres_Gresik tersebut me reetweet status dari divisi humas polri
yang isinya adalah pengetahuan tentang keselamatan berkendara “Etika berkendara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

bagi pengendara sepeda motor. Etika berkendara itu perlu tujuannya adalah untuk
menghormati, menghormati, dan menjaga keselamatan orang lain.”
Serta himbauan kepada masyarakat agar hati-hati di dalam memarkir
kendaraan tweetnya pun seperti berikut “Hati-hati dalam memarkir kendaraan
anda..!! Pencuri Mobil maupun sepeda motor slalu mengintai kendaraan anda...!!!
WASPADALAH....!!!!”.
Sedangkan di Facebook yang bernama Satlantas Polres Gresik, mereka
mengupdate status berisikan tentang himbauan keselamatan di jalan. “Selamat pagi
rekan-rekan facebook di ingatkan kembali jangan lupa memakai helm dan selalu
gunakan sabuk keselamatan dalam berkendara, serta jangan agresif di jalan.. ingat
anak dan istri menunggu di rumah, selamat beraktifitas..!!”
Untuk sosialisasi melalui media sosial tersebut Satlantas Polres Gresik
mempunyai tujuan. Agar sosialisasi bisa dilakukan juga di jejaring sosial, sehingga
masyarakat bisa mengakses informasi mengenai pelayanan dan sosialisasi
keselamatan berkendara dengan mudah dan cepat.
Untuk targetnya sendiri tentunya seluruh lapisan masyarakat, pengguna
twiiter dan facebook, pengguna jalan, pengguna smartphone, sehingga untuk
mengakses informasi tentang keselamatan berkendara bisa dengan mudah
mengetahui dan dapat dimana saja.
Dalam sosialisasi, diperlukan adanya strategi komunikasi agar suatu pesan
dapat disampaikan kepada khalayak sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Dalam
penelitian ini tentunya tujuan tersebut adalah mensosialisasikan keselamatan
berkendara. Strategi dalam komunikasi sangat diperlukan karena keberhasilan
kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Menurut

Arifin

(1994:58) Strategi

adalah

keseluruhan

keputusan

kondisional tentang tindakan yang akan dijalankanguna mencapai tujuan. Jadi dalam
merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas,
juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak.
Berdasarkan latar belakang di atas maka Peneliti bermaksud untuk
mengetahui strategi komunikasi yang digunakan oleh Satlantas Polres Gresik dalam
mensosialisasikan keselamatan berkendara. Dan peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ” Strategi Komunikasi Satlantas Polr es Gresik Dalam
Program Sosialisasi Keselamatan Berkendara Melalui Media Online”

1.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian pada latar belakang maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1.

Bagaimana

strategi

komunikasi

Satlantas

Polres

Gresik

dalam

mensosialisasikan keselamatan berkendara?

1.2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan yang hendak dicapai pada
penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui strategi komunikasi program Satlantas Polres Gresik
dalam program sosialisasi keselamatan berkendara.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi serta sumbangan
pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi sebagai bahan masukan atau
referensi untuk penelitian selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
Dapat memberikan masukan pada pihak Satlantas Polres Gresik dalam
strategi komunikasi. Untuk mensosialisasikan keselamatan berkendara di gresik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang menjadi rujukan
penulis diantara:
Penelitian yang dilakukan oleh Dana Priatama jurusan Ilmu Komunikasi
FISIP Universitas Mulawarman, didalam penelitiannya yang berjudul “Strategi
Komunikasi Lembaga Pemberdayaan Masyar akat (LPM) Dalam Sosialisasi
Program Pembinaan Masyarakat (LPM) Dalam Sosialisasi Progr am
Pembinaan Masyarakat Di Kelurahan Loa Bakung, Kota Samarinda”.
Tentang strategi komunikasi yang digunakan oleh Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM) dalam mensosialisasikan program pembinaan masyarakat di
Kelurahan Loa Bakung Samarinda.Strategi yang dilaksanakan melalui beberapa
tahap sesuai teori strategi komunikasi seperti menentukan khalayak, bagaimana
menyusun pesan, menetapkan metode yang digunakan serta

menyeleksi

penggunaan media cetak maupun elektronik. Dimana strategi komunikasi yang
telah terencana seperti sosialisasi Program Pembinaan Masyarakat yang dilakukan
di kelurahan yang didampingi oleh koordinator program pembinaan masyarakat.
Maka dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi yang dilakukan oleh

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kota Samarinda dalam mensosialisasikan
program pembinaan masyarakat sudah tepat.
Penelitian yang dilakukan oleh Angela Dian R Jurusan Ilmu komunikasi FISIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta, didalam penelitiannya yang berjudul
“STRATEGI KOMUNIKASI DPPKAD KABUPATEN SRAGEN DALAM
SOSIALISASI PROGRAM PENGALIHAN PBB-P2”. Program pengalihan
PBB - P2 adalah program dari Direktorat J enderal. Program pengalihan PBB
- P2 adalah program dari Direktorat Jenderal Perpajakan untuk mentransfer
pengelolaan PBB - P2 dari pajak pusat ke daerah pajak. Program ini bertujuan
untuk meningkatkan penerimaan PBB - P2 dan pajak pendapatan bisa langsung
digunakan untuk pembangunan daerah . Program baru ini akan membutuhkan
pendidikan publik besar-besaran yang dilakukan oleh DPPKAD Sragen .
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi komunikasi DPPKAD Sragen
dalam sosialisasi dari program pengalihan PBB - P2 menjadi pajak daerah .
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer deskriptif
kualitatif Sumber data yang diperoleh dari wawancara dan observasi . Teknik
analisis adalah dilakukan melalui proses reduksi data, display data dan penarikan
kesimpulan.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling .Berdasarkan hasil penelitian ini , diketahui strategi
komunikasi panggung dilakukan oleh DPPKAD Sragen , yaitu: tahu penonton
dilakukan melalui observasi dan menentukan tujuan sosialisasi . Tahap
selanjutnya adalah membangun pesan . Pada tahap ini , DPPKAD sebagai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

pengaturan titik pesan dan set pesan yang akan disampaikan kepada sosialisasi
sasaran. setelah menulis pesan , langkah selanjutnya adalah menentukan metode .
Teknik ini adalah teknik digunakan dalam hubungan sosialisasi , integrasi ,
penghargaan dan pengaturan , sedangkan untuk Metode , DPPKAD Sragen
metode informatif dan persuasif . setelah menulis pesan dan menentukan langkah
berikutnya adalah memilih metode penggunaan media .
Media yang digunakan oleh DPPKAD Sragen dalam sosialisasi merupakan
media local koran, radio , televisi dan spanduk lokal . Tahap terakhir adalah
evaluasi dan pemantauan. Ini digunakan untuk mengetahui bahwa sosialisasi
dapat diterima oleh penonton.
Dengan memperhatikan dari hasil rujukan penelitian terdahulu, Peneliti
ingin lebih membuktikan dalam ketertarikan Peneliti untuk mengetahui Strategi
yang dilakukan Satlantas Polres Gresik pada penelitian yang berjudul ” Strategi
Komunikasi SatLantas Polres Gresik Dalam Sosialisasi Keselamatan Berkendara
di Gresik.

2.2.

Landasan Teori

2.2.1. Definisi Komunikasi
Menurut Prof. H. Hafied Cangara, M.Sc.Ph.D di dalam bukunya yang
berjudul “Perencanaan & Strategi Komunikasi” (2013:33), Istilah komunikasi
berasal dari bahasa Latin communis yang artinya membangun kebersamaan antara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari kata akar communico yang
artinya membagi.
Everett M.Rogers (1985) seorang pakar sosiologi pedesaan amerika yang
kemudian lebih banyak memberi perhatian pada studi riset kommunikasi
khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi komunikasi, yakni:
“Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu
penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.
Definisi ini kemudian dikembangkan bersama dengan Lawrence D.
Kincad (1981) sehingga melahirkan suatu definisi yang lebih maju dengan
menyatakan: “Komunikasi adlah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainya , yang
pada giliranya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.”
Pengertian komunikasi dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal
mengandung kesamaan makna antara kedua belah pihak yang terlibat. Dikatakan
minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya berupa informatif, yakni agar
orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia
menerima suatu paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan
dan yang lain-lain.
Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan
politik sudah disadari oleh cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan
tahun sebelum masehi. Akan tetapi studi Aristoteles hanya berkisar pada retorika
dalam lingkungan kecil. Baru pada pengalaman abad ke-20 , ketika dunia
dirasakan semakin kecil akibat revolusi perdagangan dan sebagainya, dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

pesatnya penemuan-penemuan, maka secara perlahan mulai disadari pentingnya
komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan menjadi ilmu. Dari sekian banyak ahliahli yang menaruh minat pada komunikasi adalah Carl Hovland, menurutnya ilmu
komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asasasas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy,
1995 : 10).
Definisi Hovland diatas menunjukkan bahwa yang dijadikan obyek studi
ilmu

komunikasi

bukan

saja

penyampaian

informasi,

melainkan

juga

pembentukan pendapat umum (Public Opinion) dan sikap publik (Public attitude)
yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang
amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian
komunikasi sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses
mengubah perilaku orang lain (Communication is the process to modify the
behavior of the other individuals). Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang
komunikatif seperti diuraikan diatas untuk memahami pengertian komunikasi
sehingga dapat dilancarkan secara efektif. Para peminat komunikasi seringkali
mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya
“The Structure And Function Communication In society”. Lasswell mengatakan
bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan
sebagai berikut : Who Says What In Which Channel In Whom With What Channel
To Whom Why Effect ?.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5
unsur sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan , yakni :
1. Komunikator (Communicator, Source, Sender)
2. Pesan ( Message )
3. Media ( Channel, Media )
4. Komunikan ( Communicant, Receiver)
5. Efek/ Effect ( Impact, Influence )
Jadi

berdasarkan

paradigma

tersebut,

komunikasi

adalah

proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan
media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 1995 : 10 ).
Proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang (Komunikator). Pikiran bisa merupakan gagasan informasi opini dan
lain-lain yang muncul dari dalam benaknya. Komunikasi akan berhasil apabila
pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya
komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran perasaan tidak
terkontrol. Pikiran dan perasaan yang akan disampaikan itu dinamakan Picture in
our head oleh Walter Lippman. Yang menjadi permasalahan ialah bagaimana agar
“Gambaran dalam benak” dan “Isi kesadaran” pada komunikator itu dapat
dimengerti, diterima, bahkan dilakukan oleh komunikan (Effendy, 1995 : 11).
Adapun beberapa definisi komunikasi menurut para pakar, sebagai berikut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

1. Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa,
dengan cara apa, kepada siapa, dengan efek apa (Lasswell)
2. Komunikasi adalah proses dimana seorang individu atau komunikator
mengoperkan stimulant biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal
maupun non-verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain (Carl
Hovland)
3. Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau
emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui smbol-simbol
(Theodorson dan Thedorson)
4. Kommunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide-ide dan sikap
seseorang kepada orang lain (Edwin Emery)
5. Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara
sesama manusia (Delton E, Mc Farlan)
6. Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan / lambang
yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua
proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan
(William Albig)
7. Komunikasi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan
dengan mengartikan simbol lisan dan membacanya melalui ruang dan
menyimpan dalam waktu (Charles H. Cooley)
8. Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber
kepada penerima, proses tersebut merupakan seni aktifitas, rangkaian atau
tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud (A. Winner)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

9. Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menngunakan sistem
simbolinguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non-verbal.
Sistem ini dapat disosialisasikan langsung / tatap muka atau melalui media
lain (tulisan, oral, dan visual). (Karlfried Knapp). (Tommy Suprapto, 2011
: 5-6)

2.2.2. Konseptual Komunikasi
Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan definisi-definisi tentang
komunikasi dalam tiga konseptual yaitu:
1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah.
Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari
seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik
secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran),
surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai
proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi
tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik
(pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab.
Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasisumber. Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang
secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk
membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap
suatu tindakan yang disengajauntuk menyampaikan pesan demi memenuhi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang
lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu.
Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah:
a. Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku.
b. Gerald

Miller: komunikasi

R.

terjadi

ketika

suatu

sumber

menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang
disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.
c. Carld R. Miller: komunikasi adalah proses yang memungkinkan
seseorang

(komunikator)

menyampaikan

rangsangan

(biasanya

lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
(komunkate).
d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai
suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif,
dari sumber kepada penerima.
2. Komunikasi sebagai interaksi.
Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat
atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan
pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan
memberi jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi
lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan
begitu seterusnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Shanon dan Weaver (dalam
Wiryanto, 2004), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak
terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam
hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.
3. Komunikasi sebagai transaksi.
Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis
yang secara sinambungan mengubah phak-pihak yang berkomunikasi.
Berdasrkan pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi
dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan
menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau
pesan nonverbal.
Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:
a. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses
pembentukan makna di antara dua orang atau lebih.
b. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi adalah proses
memahami danberbagi makna.
c. William I. Gordon : Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang
melibatkan gagasan dan perasaan.
d. Donald Byker dan Loren J. Anderson: Komunikasi adalah berbagi
informasi antara dua orang atau lebih.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.2.3. Fungsi Komunikasi
Menurut Prof. H. Hafied Cangara, M.Sc.Ph.D di dalam bukunya yang
berjudul “Perencanaan & Strategi Komunikasi” (2013:39),
Fungsi adlah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu.
Komunikasi sebagai ilmupengetahuan memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia dalam mememnuhi kebutuhan hidupnya. Secara klasik fungsi
komunikasi ditujukan untuk:
1. Member informasi
2. Menghibur
3. Mendidik dan
4. Membentuk opini publik.
Robert G. King memasukkan fungsi komunikasi kedalam ruang lingkup
ilmu komunikasi. Menurutnya, ada tiga fungsi dari proses komunikasi yang dapat
dijadikan acuan dalam setiap rancangan materi pesan yang ingin disampaikan.
Efek apa yang ingin dicapai dicapai diakhir proses komunikasi. Ada tiga fungsi
komunikasi yang ditemukan oleh King, yaitu:
a. Proses pengembangan mental (Development of Menthal Process)
b. Penyesuaian dengan lingkungan (Adjustment of Environment)
c. Manupulir lingkungan (Manipulation of Environment) (Lukiati Komala,
2009 : 138)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.4. Tujuan Komunikasi
Setiap proses komunikasi memiliki tujuan untuk efisiensi dan efektifitas,
demikian yang dikatakan King dalam ruang lingkupnya. Efisiensi maksudnya
adalah dengan sumber daya yang ada, tetap diusahakan sebuah proses komunikasi
mencapai hasil yang maksimal. Ketika seorang komunikator menyampaikan
pesan, materi pesan yang disampaikan sebisa mungkin mendapatkan feedback
yang positif dari penerima pesannya.
Tujuan efektifitas dalam ruang lingkup Robert G. King diartikan sebagai
cara mengoptimalkan setiap fungsi komponen dalam proses komunikasi. Setiap
unsur yang terlibat dalam proses komunikasi, baik itu komunikator, media, pesan,
maupun komunikan harus memainkan perannya secara tepat untuk menciptakan
iklim yang kondusif sebagai proses komunikasi mencapai tujuan (Lukiati Komala,
2009 : 139-140)
Menurut Effendy di dalam bukunya berjudul “Ilmu Komunikasi dan
Filsafat Komunikasi” (2003:55), Komunikasi memiliki beberapa tujuan utama
yakni :
1. Mengubah sikap (to change the attitude)
2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
3. Mengubah perilaku (to change the behaviour)
4. Mengubah masyarakat (to change the society)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2.2.5. Strategi
Arifin (1994: 10) mengemukakan bahwa strategi adalah keseluruhan
keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai
tujuan, jadi merumuskan suatu strategi komunikasi berarti memperhitungkan
kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan dihadapi di
masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini berarti
dapat ditempuh dengan beberapa cara dengan menggunakan komunikasi secara
sadar untuk menciptakan perubahan diri khalayak dengan mudah dan cepat.
Totok Mardikanto (2010: 196) menyatakan bahwa strategi digunakan
untuk mendefinisikan rancangan operasionalnya yang akan dipilih untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan dan kegiatannya. Dalam hubungan ini, Rogers
(Crawford dan Ward, 1974) menyatakan bahwa strategi komunikasi pembangunan
merupakan suatu rencana penyampaian ide-ide baru atau inovasi. Sedangkan
Lionberger dan Gwin (1982) mengartikan strategi sebagai metoda yang terpilih
untuk melakukan suatu kegiatan.
Sementara Effendi (2006: 32) mengemukakan bahwa strategi pada
hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk
mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus
mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.2.6. Strategi Komunikasi
Menurut Glueck (1998:12), strategi adalah rencana yang disatukan,
menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi bahwa tujuan
utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksananaan yang tepat oleh
perusahaan.
Menurut Winadi (1989:46), strategi bersal

dari bahasa yunani yang

artinya kepemimpinan (leadership), strategi adalah keseluruhan tindakan-tindakan
yang ditempuh oleh sebuah organisasi untuk mencapai sasaran-sasarannya, dan
untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, sangat dibutuhkan pengambilan
keputusan strategis.
Menurut Hunger dan Wheelen (2001:16), strategi adalah rumusan
perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi
dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan
meminimalkan keterbatasan bersaing.
Kehidupan manusia tidak terlepas dari ruang lingkup komunikasi, manusia
sebagai makhluk sosial, maka dengan komunikasi tidak saja sebagai alat untuk
kontak hubungan dengan antara individu, namun komunikasi juga merupakan alat
bagi manusia untuk bertahan hidup. Komunikasi memiliki kekuatan untuk
melakukan seleksi terhadap berbagai stimuli yang ada disekitarnya, stimuli yang
akan dipilih dan stimuli tersebut dapat memberikan rangsangan yang labih kuat.
Dari ruang lingkup komunikasi ada beberapa bentuk – bentuk strategi komunikasi
yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

1. Tujuan
2. Sasaran
3. Pesan
4. Instrumen dan kegiatan
5. Sumberdaya dan skala waktu
6. Evaluasi dan perbaikan
Menurut

Arifin

(1994:58) Strategi adalah

keseluruhan

keputusan

kondisional tentang tindakan yang akan dijalankanguna mencapai tujuan. Jadi
dalam

merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan

yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Itulah sebabnya
maka langkah pertama yang diperlukan adalah mengenal khalayak dan sasaran.
Kemudian berdasarkan dengan adanya pengenalan serta komunikator dipilih,
sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Langkah – langkahnya sebagai
berikut:
1. Mengenal Khalayak
Sebelum melaksanakan sosialisasi, sangat penting bagi komunikator untuk
mengenal khalayak yang akan menjadi sasaran sosialisasinya. Tahap ini
merupakan tahap dimana komunikator menyamakan kepentingan dengan
khalayak. Untuk menyamakan kepentingan tersebut, seorang komunikator
harus dapat mengenal pola pikir (frame of reference) dan lapangan
pengalaman (field of experience) dari khalayak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2. Menyusun pesan
Setelah menentukan khalayak, maka tahap selanjutnya dalam strategi
komunikasi adalah menyusun pesan. Syarat utama dalam mempengaruhi
khalayak dari pesan tersebut, ialah mampu membangkitkan perhatian. Hal ini
sesuai dengan AA Procedure atau From Attention to Action Procedure.
Artinya

membangkitkan

perhatian

(attention)

untuk

selanjutnya

menggerakkan seseorang atau banyak orang melakukan suatu kegiatan
(action) sesuai tujuan yang dirumuskan. Pesan harus dirancangkan dan
disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang
dimaksud.

3. Menetapkan metode
Setelah mengenal khalayak dan menyusun pesan, langkah selanjutnya dalam
strategi komunikasi adalah menetapkan metode atau cara komunikator untuk
menyampaikan sosialisasinya. Pemilihan metode ini harus disesuaikan dengan
bentuk pesan, keadaan khalayak, fasilitas dan biaya. Pemilihan metode sangat
penting karena menentukan tata cara yang digunakan untuk menyampaikan
pesan.

4. Seleksi dan penggunaan Media Media

Media komunikasi merupakan sarana atau alat yang digunakan untuk
mempermudah proses penyampaian warta/pesan/informasi dari komunikator
kepada komunikan untuk mencapai tujuan tertentu. Media komunikasi banyak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

jenisnya, mulai dari cetak, tulis hingga elektronik. Namun efektivitas dari
masing-masing media itu sendiri juga berbeda. Karena itu seorang
komunikator yang handal harus dapat memahami karakteristik media
komunikasi, sehingga pada akhirnya dapat memilih media apa yang tepat dan
sesuai dengan karakter pesan maupun karakter khalayaknya.

Strategi komunikasi, baik secara makro (planned multi-mrdia strategy)
maupun secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi
ganda :
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasive dan
instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang
optimal.
b. Menjembatani ‘kesenjangan budaya’ (cultural gap) akibat kemudahan
diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu
ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya. (Effendy, 1986:
35)

2.2.6.1. Tujuan Strategi Komunikasi
Strategi

pada

hakikatnya

adalah

perencanaan

(planing)

dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanyamenunjukan arah saja, melaikan harus mampu menunjukan bagaimana
taktik oprasionalnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Jadi, strategi itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik
operasionalnya. Komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut:
a.

Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude)

b.

Mengubah opini (to change the opinion)

c.

Mengubah perilaku (to change behavior)

Tujuan sentral dari strategi komunikasi menurut R. Wayne Pace, Brent D.
Peterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Techniques for Effective
Communication, adalah:
a. To secure understanding, yaitu memastikan bahwa komunikan mengerti pesan
yang diterimanya.
b. To establish acceptance, andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima,
maka penerimaannya itu harus dibina
c. To motivate action, bagaimana komunikator dapat memberikan motivasi kepada
komunikan. (Effendy, 2006: 32)
Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari
proses komunikasi tersebut.
Peristiwa dalam proses komunikasi kampanye ini melibatkan konseptor
(conception skill), teknisi komunikasi (technical skill) dan komunikator dengan
segala kemampuan komunikasi (communication skill) untuk mempengaruhi
komunikan dengan dukungan berbagai aspek teknis dan praktis operasional dalam
bentuk perencanaan yang taktis dan strategik untuk mencapai tujuan tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Kondisi yang mendukung sukses tidaknya penyampaian pesan (message)
tersebut dalam berkampanye, menurut Wilbur Schramm di dalam bukunya, The
Process dan Effects of Mass Communications, yaitu sebagai berikut:
a.

Pesan dibuat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian.

b.

Pesan dirumuskan melalui lambang-lambang yang mudah dipahami atau
dimengerti oleh komunikan.

c.

Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikannya.

d.

Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi, sesuai dengan situasi dan
keadaan kondisi dari komunikan.
Pesan tersebut berupa ide, pikiran, informasi, gagasan, dan perasaan.

Pikiran dan pesan tersebut tidak mungkin dapat diketahui oleh komunikan jika
tidak menggunakan “suatu lambang yang sama-sama dimengerti”.

2.2.6.2. Perumusan Strategi Komunikasi
Khalayak memilki kekuatan penangkal yang bersifat psikologi dan sosial
bagi pengaruh yang berasal dari luar diri dan kelompoknya. Disamping itu
khalayak tidak hanya diransang oleh adanya suatu pesan saja, melainkan banayak
pesan dalam waktu bersamaan. Artinya terdapat juga kekuatan pengaruh dari
pesan – pesan lain yang datang dari sumber ( komunikator) lain dalam waktu yang
sama, maupun sebelum dan sesudahnya. Dengan demikian pesan yang diharapkan
menimbulkan efek atau perubahan pada khalayak bukanlah satu – satunya
“kekuatan” melainkan hanya satu diantara semua kekuatan pengaruh yang bekerja
dalam proses komunikasi untuk mencapai efektifitas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

Jadi efek tidak lain dari paduan sejumlah kekuatan yang bekerja dalam
keseluruhan proses komunikasi. Justru itu, maka pesan sebagai satu – satunya
kekuatan yang dimiliki oleh komunikator harus mampu mengungguli semua
kekuatan yang ada untuk menciptakan efektifitas. Kekuatan pesan ini, dapat
didukung oleh metode penyajian, media dan kekuatan kepribadian komunikator
sendiri.
Suatu strategi adalah keputusan kondisional tentang tindakan yang akan
dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan startegi komunikasi,
selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan
kondisi dan situasi khalayak. Itulah sebabnya maka langkah pertama yang
diperlukan ialah mengenal khalayak atau sasaran. Kemudian berdasarkan
pengenalan serta komunikator dipilih sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.
Hal ini dimaksudkan selain agar kekuatan penangkal yang dimiliki khalayak dapat
“ dijinakkan” juga untuk mengalahkan kekuatan pengaruh dari pesan – pesan lain
yang berasal dari sumber ( komunikator ) lain.
Agar pesan yang disampaikan kepada sasaran ( publik ) menjadi efektif,
Arifin ( 1998 : 50 ) menawarkan strategi – strategi komunikasi sebagai berikut :

1. Mengenal khalayak
Untuk mencapai hasil yang positif dalam proses komunikasi, maka komunikator
harus menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam
pesan metode dan media. Untuk menciptakan persamaan kepentingan tersebut,
maka komunikator harus mengerti dan memahami, pola pikir ( frame of reference

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

) dan lapangan pengalaman (field of experince ) khalayak secara tepat dan
seksama meliputi :
a. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak yang terdiri atas :
1. Pengetahuan khalayak mengenai pokok persoalan
2. Pengetahuan khalayak untuk menerima pesan – pesan lewat media yang
digunakan
3. Pengetahuan khalayak terutama pembendaharaan kata yang digunakan
b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai – nilai dan norma – norma
dalam kelompok

Dokumen yang terkait

Strategi komunikasi rumah busana ranti dalam mensosialisasikan busana islami

3 14 101

Strategi komunikasi badan narkotika provinsi DKI Jakarta dalam mensosialisasikan kesadaran anti narkoba

1 22 102

Strategi Komunikasi Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung Dalam Mensosialisasikan Bahaya Penyakit Aids (Studi Deskriptif Strategi Komunikasi bagian Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam Mensosialisasikan Bahaya Penyakit AIDS

9 47 119

Strategi Komunikasi Majelis Ulama Indonesia Dalam Mensosialisasikan Fatwa Sesat Ormas Gafatar

0 12 115

Strategi Komunikasi Komunitas Wanita Indonesia Bercadar (WIB) Dalam Mensosialisasikan Jilbab Bercadar

0 25 156

STRATEGI KOMUNIKASI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA DALAM UPAYA MENSOSIALISASIKAN KEBIJAKAN PEMERINTAH (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Balai Riset Dan Standardisasi Industri Surabaya Dalam Upaya Mensosialisasikan Kebijakan

0 1 151

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA ANGGOTA SATUAN LALULINTAS (SATLANTAS) POLRES BANTUL

0 0 7

STRATEGI KOMUNIKASI SATLANTAS POLRES GRESIK DALAM MENSOSIALISASIKAN KESELAMATAN BERKENDARA” (Studi Deskriptif Strategi Komunikasi SatLantas Polres Gresik Dalam Mensosialisasikan Keselematan Berkendara Berdasarkan UU 42 N0 22 TH 2009)

0 1 14

STRATEGI KOMUNIKASI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA DALAM UPAYA MENSOSIALISASIKAN KEBIJAKAN PEMERINTAH (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Balai Riset Dan Standardisasi Industri Surabaya Dalam Upaya Mensosialisasikan Kebijakan

0 0 22

Studi tentang Strategi Komunikasi Polres Karanganyar dalam Rangka Mensosialisasikan Program Aksi 123 Clear And Clean)

0 0 128