STRATEGI KOMUNIKASI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA DALAM UPAYA MENSOSIALISASIKAN KEBIJAKAN PEMERINTAH (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Balai Riset Dan Standardisasi Industri Surabaya Dalam Upaya Mensosialisasikan Kebijakan

1

STRATEGI KOMUNIKASI BALAI RISET DAN STANDARDISASI
INDUSTRI SURABAYA DALAM UPAYA MENSOSIALISASIKAN
KEBIJ AKAN PEMERINTAH
(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Balai Riset Dan Standardisasi
Industri Surabaya Dalam Upaya Mensosialisasikan Kebijakan Pemerintah
Tentang Standardisasi Produk)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Komunikasi Pada FISIP - UPN “Veteran” Jawa Timur

Oleh:
Arfina Nirmala Putri
NPM. 0943010102

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA
2013

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

STRATEGI KOMUNIKASI BALAI RISET DAN STANDARDISASI
INDUSTRI SURABAYA DALAM UPAYA MENSOSIALISASIKAN
KEBIJ AKAN PEMERINTAH
(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Balai Riset Dan Standardisasi
Industri Surabaya Dalam Upaya Mensosialisasikan Kebijakan Pemerintah
Tentang Standardisasi Produk)

Oleh

:


Ar fina Nir mala Putri
0943010102

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi,

PEMBIMBING

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199309 2001

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2000 1

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ii

STRATEGI KOMUNIKASI BALAI RISET DAN STANDARDISASI
INDUSTRI SURABAYA DALAM UPAYA MENSOSIALISASIKAN
KEBIJ AKAN PEMERINTAH
(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Balai Riset Dan Standardisasi
Industri Surabaya Dalam Upaya Mensosialisasikan Kebijakan Pemerintah
Tentang Standardisasi Produk)

Oleh :
ARFINA NIRMALA PUTRI
NPM : 0943010102

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas
Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 18 J uly 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1. Ketua


Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199309 2001

J uwito, S.Sos, M.Si
NPT. 3 6704 95 00361
2. Sekertaris

Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 19580811984021001
3. Anggota

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199309 2001
Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2000 1


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iii

KATA PENGANTAR
Segala ucapan puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas
segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dengan penuh kesungguhan
hati, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dra. Herlina Suksmawati, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan pengarahan dan dorongan
yang sangat bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada :
1.

Dra. Ec. Hj. Suparawati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) UPN “VETERAN” Jatim.

2.

Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “VETERAN” Jatim.

3.

Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP UPN “VETERAN” Jatim.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


iv

4.

Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staff Karyawan
FISIP UPN “VETERAN” Jatim.

5.

Pimpinan beserta para staff di Balai Riset dan Standardisasi Industri
Surabaya yang telah memberikan kesempatan, waktu dan segala informasi
yang dibutuhkan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih bermakna.

6.

Terima kasih kepada kedua orang tua saya. Terima kasih atas dukungan dan
motivasi yang sudah diberikan mengenai penyusunan skripsi ini.

7.


Terima kasih untuk teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Terima kasih atas dukungannya.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca serta penulis mengharapkan segala kritik dan saran
demi kesempurnaan skripsi ini.

Surabaya, 13 Mei 2013
Penulis

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJ UAN ........................................................................

i


LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................

ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ..............................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vii
ABSTRAK

.............................................................................................. viii

ABSTRACT

.............................................................................................. viii

BAB I


BAB II

PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1

Latar Belakang Masalah ........................................................

1

1.2

Perumusan Masalah .............................................................. 12

1.3

Tujuan Penelitian .................................................................. 13


1.4

Manfaat Penelitian ................................................................ 13

KAJ IAN PUSTAKA .................................................................... 15
2.1

Studi Pendahuluan ................................................................ 16

2.2

Strategi Komunikasi .............................................................. 16
2.2.1 Pengertian Strategi Komunikasi ................................... 16
2.2.2 Konsep Strategi Komunikasi Yang Efektif ................... 18
2.2.3 Tahapan-tahapan Strategi Komunikasi ......................... 21

2.3

Pengertian Komunikasi ......................................................... 23

2.4

Riset

.............................................................................. 29

2.5

Industri

.............................................................................. 31

2.5.1

Pengertian Industri ................................................ 31

2.6

Pelayanan ... ......................................................................... 33
2.6.1

Pengertian Pelayanan ............................................ 33

2.6.2

Pelayanan Masyarakat atau Publik ........................ 34

2.7

Produk ... ............................................................................. 37

2.8

Produk Jasa ... ...................................................................... 38

2.9

Kerangka Pemikiran ... ......................................................... 39

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 42
3.1

Jenis Penelitian ..................................................................... 42
3.1.1

Deskriptif Kualitatif .............................................. 43

3.2

Definisi Konseptual .............................................................. 45

3.3

Lokasi Penelitian .................................................................. 46

3.4

Subyek Dan Informan Penelitian ........................................... 47

3.5

Kriteria Informan Atau Narasumber ...................................... 48

3.6

Teknik Pengumpulan Data .................................................... 50

3.7

Teknik Analisis Data ............................................................. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 53
4.1

Gambaran Umum Obyek Penelitian ...................................... 53
4.1.1 Laboratorium dan Peralatan .......................................... 55
4.1.2 Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) ............................ 57
4.1.3 Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) ................... 58
4.1.4 Struktur Organisasi Baristand Surabaya ........................ 60
4.1.5 Sumber Daya Manusia ................................................. 62

4.2

Penyajian Data ...................................................................... 63

4.3

Identitas Responden .............................................................. 64

4.4

Analisis Data ........................................................................ 66
4.4.1 Pelayanan ..................................................................... 80

4.5

BAB V

Pembahasan .......................................................................... 86

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 90
5.1

Kesimpulan ........................................................................... 90

5.2

Saran

DAFTAR PUSTAKA

.............................................................................. 91

.............................................................................. 92

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran Interview Guide ............................................................................. 93
Lampiran Hasil Wawancara ........................................................................... 96
Brosur Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya .................................. 124
Buku Profil Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya .......................... 126
Website Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya ................................ 142

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

viii

ABSTRAK
ARFINA NIRMALA PUTRI, STRATEGI KOMUNIKASI BALAI RISET DAN
STANDARDISASI
INDUSTRI
SURABAYA
DALAM
UPAYA
MENSOSIALISASIKAN KEBIJ AKAN PEMERINTAH (Studi Deskr iptif Kualitatif
Str ategi Komunikasi Balai Riset Dan Standar disasi Industr i Sur abaya Dalam
Upaya Mensosialisasikan Kebijakan Pemer intah Tentang Standar disasi Produk)

Skripsi ini berlatar belakang tentang banyaknya masyarakat industri belum
memenuhi dan melengkapi hasil produknya dengan sertifikat SNI, belum
maksimalnya komunikasi Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya sebagai
komunikator terhadap masyarakat industri sebagai komunikan. Perlu dilakukan
peningkatan strategi komunikasi untuk mempertahankan hubungan dengan
masyarakat industri dan membina terciptanya peningkatan kualitas produk yang
dihasilkan.
Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif, dijelaskan dalam
bentuk uraian disusun secara detail dan sistematis. Data diperoleh dari hasil
wawancara langsung dengan staf pelayanan jasa dan teknis Balai Riset dan
Standardisasi Industri Surabaya, produsen yang sudah dan belum menggunakan
jasa Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya.
Hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
bahwa sosialisasi yang dilakukan terhadap masyarakat industri, yang
diinformasikan melalui strategi komunikasi yang selama ini dilakukan oleh Balai
Riset dan Standardisasi Industri Surabaya masih belum bisa berjalan secara efektif
atau maksimal, karena masih adanya masyarakat industri yang belum mengetahui
mengenai keberadaan dan kemampuan Balai Riset dan Standardisasi Industri
Surabaya.
Kata kunci: Strategi Komunikasi, Sosialisasi, Balai Riset dan Standardisasi
Industri Surabaya
ABSTRACT
ARFINA NIRMALA PUTRI, COMMUNICATION STRATEGY CENTER FOR
RESEARCH AND INDUSTRY STANDARDIZATION EFFORTS IN SURABAYA
SOCIALIZE GOVERNMENT (Qualitative Descr iptive Study of Communication
Str ategy Resear ch Center and Industry Standar dization Effor ts Socializing
Sur abaya In Gover nment Policy On Pr oduct Standar dization)

This thesis background about number of people the industry has not met and
the results complement its products with SNI certificate, not maximal
communication Industry Research and Standardization Surabaya as a
communicator to the industry as a communicant. Necessary to improve
communication strategies to maintain relationships with industry and the
community to foster the creation of improved product quality.
Methods used descriptive qualitative, described detail in narrative form and
systematically arranged. File from interviews with technical staff services and
Industrial Research and Standardization Surabaya, producers who haven’t been
using the services of Industrial Research and Standardization Surabaya.
Results of research that has been done, it can be concluded that the
socialization of the industrial society, which is informed through a communication
strategy that had been done by Research and Standardization Industry Surabaya
still can’t run effectively or optimally, persistence of the industry who know about
presence and capabilities Industries Research and Standardization Surabaya.
Keywords: Communication Strategies, Socialization, Research Centers and
Industry Standardization Surabaya.

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Ketatnya persaingan dunia bisnis di era Globalisasi seperti sekarang ini dari

adanya dominasi berbagai produk dan merek yang diproduksi oleh perusahaanperusahaan yang berskala global. Dalam situasi yang demikian, masyarakat kita
tanpa disadari langsung maupun tidak langsung akan terlibat didalam maraknya
kompetisi perdagangan, apakah mereka sebagai konsumen ataukah sebagai
produsen. Untuk meningkatkan daya saing tersebut, pemerintah telah melakukan
usaha antisipasi, melakukan langkah perlindungan terhadap masyarakatnya selaku
konsumen, selaku pelaku usaha, selaku tenaga kerja, khususnya dibidang
keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup dengan mengefektifkan
pengaturan dibidang standarisasi. Dengan telah ikut sertanya Indonesia dalam
persetujuan pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade
Organization) atau WTO yang didalamnya menyatu pula masalah standarisasi,
berlanjut dengan kewajiban untuk menyesuaikan peraturan perundang-undangan
nasional dibidang standarisasi yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No
102 tahun 2000.
Keberadaan Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya sebagai salah
satu Unit Pelaksana Teknis Kementerian Perindustrian Indonesia dibawah Badan
Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri/BPKIMI berupaya mengemban

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

amanah tanggung jawab sosial untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang
aktif dan dinamis khususnya dalam mewujudkan masyarakat produsen yang
kreatif dan inovatif, dengan selalu meningkatkan Jasa Pelayanan Teknik
pengujian bahan dan barang-barang produk yang berkualitas memenuhi Standar
Nasional Indonesia atau SNI. Terutama barang dan jasa yang memiliki nilai
strategis dipandang dari sudut sosial, politik maupun ekonomi, pemerintah perlu
memberikan bentuk pelayanan publik dalam melaksanakan kebijakan publik yang
telah diputuskan. Didalam jasa pelayanan inilah banyak melibatkan aktivitas
interaksi dengan masyarakat pengguna jasa khususnya masyarakat produsen. Saat
ini Balai Riset dan Standarisasi Industri Surabaya telah memiliki Lembaga
Sertifikasi Produk atau LSPro dan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu atau LSSM.
LSPro Surabaya sebagai lembaga sertifikasi produk merupakan kepanjangan
tangan Pemerintah untuk meningkatkan mutu produk dan daya saing produk
Indonesia dalam memasuki pasar global baik nasional, regional maupun
internasional serta memberikan perlindungan pada konsumen. Setiap produk yang
akan beredar dipasar dalam negeri, perlu diawasi dan dikendalikan mutunya. Oleh
karena itu harus memiliki sertifikat produk dengan penggunaan tanda SNI pada
kemasannya atau pada barangnya yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi produk
yaitu LSPro. Dengan memiliki sertifikat produk berarti suatu perusahaan atau
produsen berhak memakai tanda SNI dan logo LSPro pada produk tertentu yang
dihasilkan dan merupakan jaminan bahwa produk tersebut telah memenuhi
persyaratan standar yang ditetapkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Sebagai lembaga sertifikasi produk, LSPro yang telah tersertifikasi,
senantiasa memberikan pelayanan optimal terhadap produsen untuk mendapatkan
sertifikat produk pengguna tanda SNI atau standar lain yang diakui dengan cepat,
tepat, dikriminatif, jujur serta dapat dipercaya sehingga kepuasan semua pihak
yang terkait terutama konsumen dapat terpenuhi.
Dalam menjalankan perannya sebagai Lembaga Sertifikasi Produk, LSPro
Surabaya didukung oleh auditor dan petugas pengambil contoh produk yang
terlatih dan terregistrasi serta didukung oleh laboratorium. Laboratorium
pengujian juga sudah terakreditasi oleh KAN meliputi laboratorium kimia,
laboratorium pencemaran, laboratorium fisika, laboratorium elektronika atau
telematika, laboratorium kalibrasi peralatan dan mesin laboratorium.
Informasi tentang perlunya standardisasi terhadap suatu produk menjadi
penting untuk disosialisasikan kepada dunia usaha khususnya terhadap industri
produk logam, makanan dan minuman, produk pupuk, elektronika, kimia, gelas
atau kaca. Dunia usaha sebagai customer daripada LSPro tentunya harus
mendapatkan satu informasi yang jelas termasuk informasi bagaimana proses
yang harus dilakukan oleh dunia usaha untuk mendapatkan sertifikasi produk.
Sebagaimana LSPro, Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya juga
telah memiliki sebuah Lembaga Pelayanan Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) yaitu
sebuah lembaga yang juga merupakan kepanjangan tangan pemerintah dalam
upaya melindungi industri nasionalnya dengan peningkatan sistem manajement
mutu (quality management system) pada sebuah perusahaan industri, yang dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

menunjang eksistensi dari perusahaan industri itu sendiri secara konsisten
sehingga dapat mencapai hasil produk yang optimal dan memenuhi standard.
Perusahaan industri barang maupun jasa akan mendapatkan pelayanan bimbingan
manajemen mutu sehingga mampu menciptakan kemandirian masyarakat usaha
yang terlibat dalam kegiatan industri serta mewujudkan kualitas sumber daya
manusia yang lebih. Perusahaan industri jasa dan barang yang telah melalui proses
bimbingan dan lulus dalam pengujian system manajemen mutu diberikan
sertifikat ISO 9001:2008. Lingkup sertifikasi yang dilaksanakan lembaga
sertifikasi system mutu Surabaya meliputi industri produk-produk makanan dan
minuman, produk mineral dan logam, bahan kimia, produk kimia dan serat, beton,
semen,kapur gyps dan lain-lain, logam dasar dan produk logam, mesin dan
peralatan, peralatan listrik dan peralatan optik, proses daur ulang, penyediaan
kelistrikan.
Produk-produk yang harus berstandarisasi (SNI) berdasarkan keputusan
pemerintah antara lain tepung terigu, air minum dalam kemasan (AMDK), garam
konsumsi beryodium, produk elektronik, lampu swabalast, baja lembaran lapis
seng, baja lembaran, pelat, baja tulangan, baja provit, kawat baja beton, katup baja
LPG, tabung baja LPG, pupuk organik, pupuk NPK, ban, helm pengendara
kendaraan bermotor dua, sepeda roda dua dan lain sebagainya. Disamping
produk-produk tersebut diatas Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya
juga melayani sertifikasi non SNI, contoh quality and analisis sertificate.
Biasanya produk-produk yang demikian adalah produk-produk yang dihasilkan
oleh perusahaan yang baru atau uji coba produk sebelum dipasarkan (trial

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

4product) atau produk yang diuji kembali. Contoh produk air minum dalam
kemasan (AMDK), indomie, rokok kretek, rokok putih, pompa air listrik, setrika
listrik, kipas angin dan sebagainya.
Memperhatikan mekanisme aktifitas pelayanan balai riset dan standardisasi
Surabaya terhadap masyarakat khususnya pelaku industri produk bahan dan jasa
(produsen), maka setiap aktifitas proses pelayanan dapat dipandang sebagai suatu
transmisi informasi, yang merupakan rangsangan dari sumber sebuah lembaga
sebagai komunikatornya dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku
orang lain (penerima/produsen). Fenomena seperti inilah yang dapat dikategorikan
telah terjadinya sebuah komunikasi yang selanjutnya merupakan obyek yang
harus penulis teliti lebih dalam sejauh manakah dari komunikasi yang terjadi telah
memberikan andil kepada masing-masing yang terkait dan manfaat yang diperoleh
serta kendala-kendala apa saja yang menghalanginya dalam proses.
Sebelum lebih jauh, penelitian dilakukan terlebih dahulu dimana pelaksana
teknis Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya tidak menetapkan capaian
secara periodik atau tidak menetapkan target jumlah tertentu dalam kurun waktu
setiap bulannya sehingga untuk mengetahui komunikasi yang telah dilakukan
tersebut efektif atau tidak dapat dilihat dari jumlah produsen atau perusahaan yang
mengurus sertifikat SNI dari waktu ke waktu. Sehingga menurut hasil penelitian,
terdapat beberapa jumlah perusahaan atau produsen yang mengurus sertifikat SNI
mulai tahun 2010-2012 serta jumlah produk yang telah tersertifikasi atau
berstandarisasi mulai tahun 2010-2012 menunjukkan grafik sebagai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

J umlah Per usahaan Yang Ber standar isasi
Dar i Tahun 2010-2012
140
120
100
80
60
40
20
0
2010

2011

2012

Sumber: http://surabaya.bpkimi.kemenperin.go.id/

Sumber: http://surabaya.bpkimi.kemenperin.go.id/

Berdasarkan dua grafik tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa di tahun 2010
terdapat 56 perusahaan yang telah berstandarisasi, di tahun 2011 terdapat 81
perusahaan yang berstandarisasi dan di tahun 2012 terdapat 120 perusahaan yang
juga telah berstandarisasi. Sedangkan menurut jumlah produknya di tahun 2010
terdapat 16 produk yang telah memiliki standarisasi, di tahun 2011 terdapat 21

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

produk yang berstandarisasi dan di tahun 2012 terdapat 24 produk yang juga telah
berstandarisasi. Dari kedua grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah perusahaan
dan jumlah produk yang berstandarisasi di Balai Riset dan Standardisasi Industri
Surabaya semakin efektif, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya jumlah
perusahaan atau produsen yang telah menggunakan jasa Balai Riset dan
Standardisasi Industri Surabaya semakin meningkat dengan jumlah produk yang
semakin meningkat pula (http://surabaya.bpkimi.kemenperin.go.id/). Hanya
saja dalam mensosialisasikan kebijakan pemerintah terhadap masyarakat industri
atau produsen tidak jauh berbeda halnya dengan yang dilakukan swasta dalam
memperkenalkan produknya ke konsumen melalui komunikasi pemasaran
(marketing). Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya sebagai pelaksana
teknis dari kementerian perindustrian tidak berdiri sendiri sehingga dalam
melakukan promosi untuk sosialisasi sangat tergantung dari program dan
kebijakan pemerintah termasuk dalam hal penggunaan dana untuk promosi.
Sehingga strategi komunikasi yang dilakukan sangat terbatas dan tidak maksimal
sebagaimana yang dilakukan oleh perusahaan swasta. Strategi komunikasi yang
bersifat promosi dan sosialisasi melalui media internet dengan alamat website
http://surabaya.bpkimi.kemenperin.go.id/, diharapkan masyarakat industri dapat
sewaktu-waktu mendapatkan informasi yang diperlukan, menyelenggarakan temu
pelanggan yaitu dengan mengundang pelanggan dan calon pelanggan yang
kemudian memaparkan serta mensosialisasikan keberadaan dan kemampuan Balai
Riset dan Standardisasi Industri Surabaya dalam memberikan pelayanan jasa dan
teknik, menyelenggarakan roadshow, workshop, diskusi dengan pelanggan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

menyelenggarakan pameran produk dan jasa tingkat regional dan nasional yang
kemudian menyebarkan buku profil Balai Riset dan Standardisasi Industri
Surabaya, membuat banner, mencetak brosur untuk dibagikan/disebarluaskan
kepada publik ketika penyelenggaraan pameran, buku, hasil-hasil penelitian dan
membuat CD.
Masih banyaknya masyarakat atau produsen yang belum mengetahui atau
mengenal adanya Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya, berkenaan
dengan bagaimana cara mensertifikasi produk yang telah diuji. Hal ini terjadi
karena belum maksimalnya komunikasi terutama dalam memanfaatkan media
seperti elektronik (jarangnya ada acara di televisi maupun radio), media iklan,
terutama di kota Surabaya jarang ditemui iklan-iklan besar mengenai standardisasi
produk yang terpampang di jalan-jalan yang ramai sebagaimana yang dilakukan
oleh lembaga pemerintah yang lain (sosialisasi keluarga berencana, sosialisasi
pajak, sosialisasi keselamatan kerja dan sebagainya). Terutama untuk pengusahapengusaha yang di daerah, mereka dapat mengetahui adanya pelayanan tersebut
berdasarkan informasi dari mulut ke mulut.
Penyampaian pesan di dalam komunikasi yang telah dilakukan oleh Balai
Riset dan Standardisasi Industri Surabaya dalam kenyataannya belum dilakukan
secara konsisten. Sehingga dalam kurun waktu 1 tahun terakhir kepuasan
pelanggan menunjukkan penilaian pada angka rata-rata ± 77,28 sebagaimana
grafik kepuasan pelanggan dibawah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Sumber: Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya
Hal ini membuktikan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diterima
belum maksimal, namun masih dalam kategori cukup memuaskan. Pada kondisi
cukup memuaskan ini fakta yang terjadi hampir setiap pelanggan menyampaikan
ketidakpuasannya (komplain), terutama dalam hal ketepatan pelayanan sesuai
yang dijanjikan, kecepatan pelayanan, kesesuaian biaya dengan jasa. Tidak
konsistennya janji-janji yang diinformasikan melalui media atau melalui strategi
komunikasi yang telah disebut diatas akan memperlebar kesenjangan ini, yang
pada akhirnya bukan hanya mengurangi kepuasan pelanggan tapi juga
menimbulkan

ketidakpercayaan.

ketidaktahuan/ketidaksadaran

Hal

pengaruh

ini

menunjukkan

komunikasi

terhadap

adanya
penilaian

konsumen/pelanggan tentang kualitas pelayanan jasa. Dalam kondisi seperti ini
Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya seharusnya segera melakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

strategi

meningkatkan

komunikasi

kepada

pelanggan

dengan

tujuan

mempertahankan dan membina hubungan jangka panjang, tidak menunda
komunikasi karena semakin mengabaikan/meremehkan dengan menunda–nunda
keburu pelanggan mengambil keputusan berpindah ke pemberi layanan jasa yang
lain dan berpersepsi bahwa pelayanan jasa dan teknik yang telah diterimanya tidak
memenuhi harapan. Karena menurut data yang ada menunjukkan bahwa
komunikasi yang telah dilakukan masih belum efektif.
Sebagai unit pelaksana teknis kementerian perindustrian, Balai Riset dan
Standardisasi Industri tersebar hampir kesemua ibu kota provinsi diseluruh
Indonesia, namun belum kesemuanya memiliki lembaga sertifikasi produk. Unit
pelaksana teknis diluar kementerian perindustrian yang telah memiliki lembaga
sertifikasi produk yang ada di Jawa Timur (Surabaya) adalah Lembaga Sertifikasi
produk Balai Pengujian Sertifikasi Mutu Barang-Lembaga Tembakau Surabaya
(LSPro BPSMB-LT Surabaya), yakni lembaga independen dilingkungan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur yang menangani kegiatan
Sertifikasi Produk Penggunaan tanda SNI sesuai ruang lingkup kewenangannya.
Jadi, Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya bukan satu-satunya lembaga
yang mempunyai kewenangan memberikan sertifikasi produk. Dari kedua
lembaga yang sama-sama mensosialisasikan kebijakan Pemerintah tentang
Standardisasi Produk ini, peneliti menentukan obyek penelitian pada Balai Riset
dan Standardisasi Industri Surabaya karena memiliki ruang lingkup kewenangan
yang lebih luas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Untuk menjelaskan mengenai strategi komunikasi yang dilakukan Balai
Riset dan Standardisasi Industri Surabaya, maka mengacu pada model komunikasi
dari Laswell (1948) dimana segala sesuatunya harus dipertautkan dengan
komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan, yaitu: Who
Says What In Which Channel To Whom With What Effect? (S (Source) –
M(Message) – C(Channel) – R(Receiver) – E(Effect)). Model tersebut
mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur
sumber (who) merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan, unsur pesan
(says what) merupakan bahan untuk analisis isi, saluran komunikasi (in which
channel) dikaji dalam analisis media, unsur penerima (to whom) dikaitkan dengan
analisis khalayak sementara unsur pengaruh (with what effect) mengenai akibat
yang ditimbulkan pesan komunikasi pada khalayak. Dengan kata lain suatu
sumber menyampaikan pesan melalui saluran kepada penerima sehingga
menimbulkan efek.
Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya sebagai sumber informasi
tentang adanya kebijakan pemerintah mengenai standarisasi nasional yang
menginformasikan mulai dari keberadaan Balai Riset dan Standardisasi Industri
Surabaya itu sendiri, kemampuannya dalam pelayanan jasa dan teknis khususnya
pengujian kualitas mutu barang dan produk sampai ke penyampaian pesan yang
pro aktif kepada masyarakat produsen dengan mengadakan roadshow, workshop,
pameran dan temu pelanggan dimana inti pesan yang disampaikan adalah
peningkatan produktivitas, mutu barang dan jasa yang berstandart nasional
indonesia melalui media internet dan cetak. Dimana kesemuanya ini ditujukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

khusus kepada masyarakat industri atau produsen sebagai komunikannya.
Sehingga masyarakat produsen mengerti dan mengetahui bagaimana mereka dapat
menghasilkan suatu produk yang berstandart nasional indonesia yang mampu
bersaing dipasar global.
Fenomena ini merupakan suatu permasalahan dalam mengimplementasikan
teori komunikasi yang menurut peneliti layak dijadikan topik dalam pembuatan
skripsi dengan judul “Strategi komunikasi Balai Riset dan Standardisasi
Industri Surabaya dalam upaya mensosialisasikan kebijakan Pemerintah
tentang standardisasi produk.”
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, peneliti mengajukan rumusan

masalah sebagai berikut “Bagaimana strategi komunikasi Balai Riset dan
Standardisasi Industri Surabaya dalam upaya mensosialisasikan kebijakan
pemerintah.”
1.3

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan judul, latar belakang dan perumusan masalah yang telah

diuraikan, maka tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui
bagaimana strategi komunikasi Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya
dalam upaya mensosialisasikan kebijakan pemerintah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

1.4

Manfaat Penelitian

1.

Menambah dan memperkaya karya ilmiah sebagai materi Ilmu Pengetahuan
tentang Komunikasi yang diharapkan dapat membantu peneliti-peneliti
berikutnya dalam mencari bahan perbandingan.

2.

Bermanfaat bagi peneliti sendiri dengan bertambahnya wacana ilmu
pengetahuan tentang komunikasi tidak hanya sebatas teori yang diterima di
bangku

kuliah,

namun

juga

memahami

ilmu

komunikasi

ketika

diaplikasikan kedalam dunia kerja.
3.

Manfaat secara umum hasil penelitian dapat dievaluasi sisi-sisi positif dan
negatifnya sehingga menjadi pertimbangan didalam menentukan kebijakan
lebih lanjut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Studi Pendahuluan
Pada

dasarnya,

strategi

komunikasi

merupakan

pedoman

untuk

mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi atau sebagai rencana
yang disusun oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Mencermati penelitian terdahulu mengenai strategi komunikasi oleh Kasiyanto
tentang sosialisasi kebijakan pemerintah, pada penelitian tersebut dijelaskan
tentang e-government pemerintahan di seluruh Indonesia terutama di kabupaten
Tulungagung bahwa pemerintahan e-government menggunakan fasilitas internet
menurut SK MENPAN No. 13 tahun 2003. Dimana dalam penelitian tersebut
dijelaskan mengenai peningkatan sumber daya manusia untuk lebih mengenal
teknologi dan informatika.
Sedangkan pada penelitian terdahulu oleh Dedy Irwandi dijelaskan bahwa
terdapat permasalahan mengenai bagaimana penerapan strategi komunikasi
pembangunan pertanian untuk membangkitkan partisipasi masyarakat. Dimana
tujuannya adalah untuk membandingkan beberapa strategi komunikasi yang telah,
sedang atau yang akan dilakukan. Namun rupanya di dalam penelitian ini tidak
ditemukan adanya strategi komunikasi yang dapat diterapkan tanpa adanya
keterlibatan peran orang luar (outsiders) sebagai faslitator pembangunan.
Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yang peneliti lakukan sama-sama
14
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

tidak berorientasi pada provit dan keuntungan saja tapi juga untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Dalam penelitian terdahulu meningkatkan
kemampuan mengenal dan meguasai teknologi dan informatika serta peningkatan
dalam hal membangkitkan partisipasi masyarakat. Sedangkan yang sekarang
peneliti lakukan adalah peningkatan dalam hal kemampuan memproduksi suatu
produk sehingga memiliki daya saing dipasar. Disamping itu sejauh mana pula
kebijakan publik seperti ini telah diinformasikan kepada masyarakat luas
khususnya masyarakat industri, sehingga masyarakat industri responsif dengan
informasi tersebut jika memberi peluang meraih keuntungan. Untuk itulah maksud
penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan suatu fenomena khususnya yang
terjadi di Balai Riset dan Standardisasi Indutri Surabaya bahwa komunikasi
memang sesuatu yang penting dan tidak dapat dihindari dalam setiap aktifitas oleh
siapapun dan dengan tujuan apapun (Can not not communicated).
2.2

Strategi Komunikasi

2.2.1 Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan rangkaian dua kata yang masing-masing
memiliki arti yang berbeda jika ditinjau dari asal kata masing-masing. Strategi
berasal dari kata Yunani “strategia” (stratos=militer dan ag= memimpin), strategi
dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan
dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Stoner, Freeman dan Gilbert, Jr. (1995) dalam Tjiptono (1997:3)
konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

dari perspektif mana suatu organisasi atau lembaga ingin lakukan (inteds to do)
dan dari perspektif apa yang organisasi atau lembaga akhirnya lakukan (eventually
does).
Berdasarkan perspektif pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai rencana
atau program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi serta
mengimplementasikan

misinya.

Berdasarkan

perspektif

kedua,

strategi

didefinisikan sebagai pola responsive organisasi atau lembaga terhadap
lingkungannya sepanjang waktu.
Menurut Onong Uchjana Effendi dalam bukunya berjudul “Dimensidimensi Komunikasi” menyatakan bahwa strategi komunikasi merupakan
panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen
(communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai
suatu tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan
(approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi
(1981:84).
Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku ‘Strategi Komunikasi’
menyatakan bahwa sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan
kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi
merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi
(ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan,
guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan
pada diri khalayak dengan mudah dan cepat (1984:10).
Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam
menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah
bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan
yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan
mengabaikan keputusan yang lain. Dalam pembentukan strategi suatu organisasi,
strategi tersebut dipengaruhi oleh unsur-unsur yang berkaitan dengan lingkungan,
arah, kondisi, tujuan dan sasaran yang menjadi dasar budaya organisasi tersebut.
2.2.2 Konsep Strategi Komunikasi Yang Efektif
Strategi komunikasi merupakan tahapan penting dari proses pengambilan
keputusan untuk bertindak atas sesuatu program yang ingin diimplementasikan.
Strategi komunikasi akan menentukan langkah-langkah efektif dan cara
melakukannya. Setiap strategi memerlukan penekanan yang berbeda dalam proses
utamanya, tujuan intervensinya dan pendekatannya. Strategi komunikasi pada
hakikatnya adalah manajemen perencanaan bagaimana untuk mencapai tujuan
(Effendy, 2002). Unsur utama dari model penggalian dan pengembangan potensi
diri dalam strategi komunikasi adalah partisipasi, sosialisasi dan mobilisasi.
Dalam hal ini, upaya pengembangan diri masyarakat dimaksudkan untuk
memberikan pencerahan, penguatan dan pemberdayaan masyarakat dalam
menggali, mengembangkan dan meningkatkan potensi kemampuan mereka.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Strategi komunikasi menitik beratkan pada pengembangan partisipasi dan
pemberdayaan yang merupakan dua buah konsep yang saling berkaitan. Sebagai
konsep yang bertumpu pada aspek sosial, pengembangan dalam hal ini
didefinisikan sebagai strategi pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada
nilai-nilai lokal, sosial budaya yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat.
Proses pengembangan masyarakat tidak saja mengembangkan nilai tambah
ekonomis dan keuntungan, tetapi juga nilai tambah sosial secara adil, setara dan
partisipatif sebagai upaya pengembangan masyarakat baik individu, kelompok
maupun organisasi. Paradigma ini memandang bahwa masyarakat perlu dihargai,
dilindungi dan dikembangkan eksistensinya sehingga apapun bentuk program
pengembangan yang dilakukan harus melibatkan peran serta aktif masyarakat.
Masyarakat yang dikenal “tidak berdaya” perlu untuk dibuat “berdaya” dengan
menggunakan berbagai strategi komunikasi. Melalui proses pemberdayaan
diharapkan partisipasi masyarakat meningkat.
Pemberdayaan yang memiliki arti sangat luas itu memberikan keleluasan
dalam pemahaman dan juga pemilihan model pelaksanaannya. Konsep partisipasi
dalam pengembangan mempunyai tantangan yang sangat besar dimana paradigma
dominan ternyata tidak memberikan kesempatan pada lahirnya partisipasi
masyarakat. Oleh karenanya diperlukan upaya “membangkitkan partisipasi”
masyarakat. Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan memberdayakan
masyarakat sehingga masyarakat akan berpartisipasi secara langsung terhadap
pengembangan (Ife dan Tesoriero, 2008).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Dalam strategi komunikasi mengenai isi pesan tentu sangat menentukan
efektivitas komunikasi. Strategi komunikasi yang efektif tidak hanya sekedar
membuat pesan-pesan yang bisa memberikan dampak bagi target atau audiens.
Tetapi juga mampu merefleksikan misi, tujuan dan sasaran organisasi yang
terintegrasi dalam operasi sehari-hari. Selain itu, dalam strategi dibutuhkan pula
artikulasi yang jelas tentang audiens, kejelasan pesan dan pemilihan media.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyampaian pesan antara lain:

1.

Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat
menarik perhatian sasaran dimaksud.

2.

Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman
yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga sama-sama dapat
dimengerti.

3.

Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.

4.

Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang
layak bagi situasi kelompok di mana sasaran berada pada saat ia gerakkan
untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Strategi komunikasi yang efektif dilakukan dengan beberapa langkah antara
lain adanya planning yang matang, menentukan sasaran dan tujuan penyampaian
pesan, pembentukan pesan yang sesuai tujuan, pemilihan jenis media yang efektif
dan sesuai sasaran serta melakukan evaluasi akhir dari hasil strategi yang
dilakukan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.3 Tahapan-tahapan Strategi Komunikasi
Untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, dalam proses strategi
komunikasi terdapat beberapa tahapan-tahapan dalam prosesnya diantaranya,
yaitu:
a.

Perumusan strategi
Dalam perumusan strategi konseptor harus mempertimbangkan mengenai

peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan secara
internal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif dan
memilih strategi untuk dilaksanakan.
Perumusan strategi berusaha menemukan masalah-masalah yang terjadi dari
peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan konteks kekuatan, kemudian mengadakan
analisis mengenai kemungkinan-kemungkinan serta memperhitungkan pilihanpilihan dan langkah-langkah yang dapat diambil dalam rangka gerak menuju
kepada tujuan itu.
b.

Implementasi strategi
Setelah merumuskan dan memilih strategi yang ditetapkan, maka langkah

berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahapan
pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja
sama dari seluruh unit, tingkat dan anggota organisasi.
Dalam pelaksanaan strategi yang tidak menerapkan komitmen dan
kerjasama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi
hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi strategi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang ditampakkan
melsalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang
dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.
c.

Evaluasi strategi
Tahap akhir dari menyusun strategi adalah evaluasi implementasi strategi.

Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dan dapat
diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur
untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi
sangat diperlukan untuk menentukan sasaran yang dinyatan telah tercapai. Ada
tiga macam langkah dasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu:
1.

Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi.
Adanya perubahan yang ada menjadi suatu hambatan dalam pencapaian
tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi tidak
aktif atau hasil implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi
hasil yang akan dicapai.

2.

Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki penyimpanan
dari rencana, mengevaluasi prestasi individual dan menyimak kemajuan
yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk
mengevaluasi strategi harus mudah diukur dan mudah dibuktikan, kriteria
yang

meramalkan

hasil

lebih

penting

dari

pada

kriteria

mengungkapkan apa yang terjadi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang

22

3.

Mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai
dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti yang ada ditinggalkan atau
merumuskan strategi baru. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau
hasil tidak sesuai dengan hasil yang dibayangkan semula atau pencapaian
yang diharapkan.

2.3

Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata latin communis yang berarti sama,

communico, communication atau communicare yang berati membuat sama.
Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman”. Pada
dasarnya komunikasi merupakan aktivitas manusia yang tidak lepas dari
kehidupan sehari-hari. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan
satu sama lain. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau
suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer
menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut
seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna” dan
“kita mengirimkan pesan”. Singkatnya komunikasi adalah proses pengalihan
informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan menggunakan simbolsimbol tertentu kepada satu orang atau satu kelompok lain (Theodorson, 1969).
Sedangkan berdasarkan arti kata komunikasi, maka dapat lebih dipertegas
lagi bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang
bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi,
kepercayaan, harapan, imbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

kepada orang lain, baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung
melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan dan perilaku (Effendy,
1989:60).
Agar lebih memahami mengenai komunikasi setidaknya ada tiga kerangka
pemahaman yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah yakni komunikasi yang
mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang atau suatu lembaga
kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya baik secara langsung atau tatap
muka maupun melalui media kemudian komunikasi sebagai interaksi dimana
menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab akibat atau aksi reaksi yang
arahnya bergantian serta harus memiliki nilai pengembangan masyarakat dari
potensi yang ada sehingga memberikan feedback atau umpan balik dengan
mengambil inisiatif secara bebas. Masyarakat mengembangkan kontak dengan
masyarakat lain dengan mengembangkan teknik dan sumber daya yang diperlukan
dan masyarakat memegang kendali menentukan pemanfaatan sumber daya yang
ada sehingga masyarakat berkembang secara mandiri. Dengan telah terjadinya
proses komunikasi baik satu arah maupun komunikasi interaksi yang bersifat
dinamis sehingga menimbulkan penafsiran satu sama lain dan tidak membatasi
pada komunikasi yang disengaja oleh para pelakunya dan menghasilkan respon
yang dapat diamati maupun tidak maka pemahaman ini disebut komunikasi
sebagai transaksi.
Suatu komunikasi bersifat mendasar, dalam arti kata bahwa komunikasi itu
minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat.
Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi bukan hanya informatif, yakni

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

agar orang lain mengerti dan tahu yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu
paham atau keyakinan untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan untuk
memahami pengertian komunikasi menurut Harold Lasswell adalah dengan
menjawab pertanyaan “who says what in which channel to whom with what
effect?”. Melalui paradigma Lasswell ini dapat dilihat adanya