BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI JATIM.

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYERAPAN TENAGA KERJ A PADA INDUSTRI
KECIL DI J ATIM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Ekonomi Pembangunan

Oleh :

BAGUS MULYA PRASODJ O
0911010041/FE/IE

Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2013


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN
TENAGA KERJ A PADA INDUSTRI KECIL DI J ATIM

Yang diajukan

BAGUS MULYA PRASODJ O
0911010041/FE/IE
Disetujui Untuk Ujian Skripsi oleh:

Pembimbing Utama

IR. HAMIDAH HENDRARINI, MSI

Tanggal:……………………………


NIP. 196012271991032001

Mengetahui
A/N Dekan Fakultas Ekonomi
Wakil Dekan I

Dr s. Ec. Rachman Suwaidi, MS
NIP. 196003301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN
TENAGA KERJ A PADA INDUSTRI KECIL DI J ATIM
Disusun Oleh :
BAGUS MULYA PRASODJ O
0911010041 / FE / IE
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh
Tim Penguji Skripsi J urusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
pada tanggal 27 September 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji
Ketua

Ir.Hamidah Hendrarini, MSI

Dr s. Ec. M. Taufiq, MM
Sekertaris

Ir. Hamidah Hendrarini, MSI
Anggota

Drs. Ec. Suwarno, ME

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP. 19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb,
Syukur Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin terucap ke hadirat Allah SWT atas
segala limpahan Kekuatan-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu,
tenaga, pikiran dan keberuntungan yang dimiliki penulis telah membimbing dalam
melaksanakan dan menyelesaikan skripsi ini dengan mengambil judul :
“BEBERAPA

FAKTOR

YANG


MEMPENGARUHI

PENYERAPAN

TENAGA KERJ A PADA INDUSTRI KECIL DI J AWA TIMUR’’.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi
persyaratan program studi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana
ekonomi pada jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta
pengarahan dari pihak, terutama kepada ibu Ir. Hamidah Hendrarini, MSI selaku
dosen pembimbing. Maka kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati yang
tulus ikhlas mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan
banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perizinan guna pelaksanaan
skripsi ini.

i


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP, selaku Ketua Program Studi
Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
4. Ibu Ir. Hamidah Hendrarini,Msi selaku dosen pembimbing yang mana
telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis dan memberikan
waktu pemikiran selama berlangsungnya masa bimbingan tugas akhir ini.
5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah
dengan ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa
perkuliahan dan pelayanan akademik bagi peneliti.
6. Terucap khusus hormatku kepada kedua orangtuaku yang senantiasa
memberikan do’a restu dan dorongan baik moril dan materil yang tak
terhingga.
7. Terima kasih untuk adikku yang menghibur di waktu jenuh mengerjakan
skripsi, semoga lancar dalam menempuh pendidikan.

8. Terima kasih untuk Rantika, yang telah menemani dan mendukung dalam
mengerjakan skripsi sampai akhir hingga meraih gelar SE.
9. Terima kasih kepada para teman-teman saya angkatan 09 khususnya yang
telah memberikan suport dan dukungan kepada saya yang telah mengajari
dan mengerjakan skripsi ini hingga selesai.

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untuk
penelitian selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surabaya, September 2013


Penulis

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

i

DAFTAR ISI ........................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................

viii


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

x

ABTRAKSI ..........................................................................................................

xi

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................

1

1.1. Latar Belakang .....................................................................................

1


1.2. Perumusan Masalah .............................................................................

5

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................

5

1.4. Manfaat Penelitian................................................................................

6

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA..........................................................................

7

2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................................

7


2.2.1. Pengertian Tenaga Kerja ......................................................................

11

2.2.2. Pengertian Angkatan Kerja ..................................................................

12

2.2.3. Kesempatan Kerja ...............................................................................

16

2.2.3.1. Analisis Permintaan Tenaga Kerja ............................................

17

2.2.4. Fungsi Permintaan Kerja .....................................................................

18

2.2.5. Produktifitas Kerja ...............................................................................

21

2.2.6. Tingkat Upah .......................................................................................

22

2.2.6.1 Pengertian Tingkat Upah ...........................................................

22

2.2.6.2 Pengertian Tingkat Upah Minimum Regional ...........................

24

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.6.3. Dasar Sistem Pengupahan.........................................................

25

2.2.6.4. Teori Pengupahan.....................................................................

26

2.2.6.5. Hubungan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja ..
Sektor Industri Kecil .................................................................

27

2.2.7. Industri ...............................................................................................

29

2.2.7.1. Pengertian Industri ...................................................................

29

2.2.7.2. Klasifikasi Industri ...................................................................

31

2.2.7.3. Macam-Macam Industri ...........................................................

33

2.2.7.4. Kriteria Industri ........................................................................

34

2.2.7.5. Kebijaksanaan Pengembangan Industri Kecil ...........................

35

2.2.7.6. Hubungan Jumlah Industri Kecil Dengan Penyerapan Tenaga
Kerja ........................................................................................

35

2.2.8. Produk Domestik Regional Bruto........................................................

36

2.2.8.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ..............

36

2.2.8.2. Kegunaan Statistik Domestik Regional Bruto (PDRB) .............

39

2.2.8.3. Pembagian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).............

41

2.2.8.4. Hubungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil .......................

42

2.2.9. Pengertian Investasi ...........................................................................

42

2.2.9.1. Jenis-Jenis Investasi .................................................................

44

2.2.9.2. Manfaat Investasi .....................................................................

45

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.9.3. Faktor-Faktor Yang Menentukan Tingkat Investasi ..................

46

2.2.9.4. Peranan Investasi Dalam Perekonomian ...................................

47

2.2.9.5. Faktor-Faktor Yang Menentukan Investasi ...............................

48

2.2.9.6. Fungsi Investasi........................................................................

48

2.2.9.7. Hubungan Investasi Dengan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
Industri Kecil ...........................................................................

49

2.3. Kerangka Pikir .........................................................................................

49

2.4. Hipotesis..................................................................................................

51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................

52

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ...................................

52

3.2. Tehnik Penentuan Sampel ....................................................................

53

3.3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................

53

3.3.1. Jenis Data................................................................................

53

3.3.2. Sumber Data ...........................................................................

54

3.3.3. Pengumpulan Data ..................................................................

54

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis .......................................................

54

3.4.1. Teknik Analisis ........................................................................

54

3.4.2. Uji Hipotesis ............................................................................

55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................

65

4.1.

Deskripsi Obyek Penelitian ..................................................................

65

4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur ..................................

65

4.1.2. Luas Wilayah .........................................................................

66

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.

4.1.3. Keadaan Penduduk .................................................................

66

4.1.4. Sumber Daya Alam ................................................................

67

Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................

68

4.2.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja ...............................

68

4.2.2. Jumlah Industri Kecil .............................................................

69

4.2.3. Perkembangan Tingkat Upah..................................................

70

4.2.4. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto ...................

70

4.2.5. Perkembangan Investasi .........................................................

71

4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE/Best Linier Unbiased
Estimator) ..........................................................................................

72

4.3.1. Analisis Dan Pengujian Hipotesis ...........................................

76

4.3.2. Uji Hipotesis Secara Simultan ................................................

78

4.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial ...................................................

80

4.3.4. Pembahasan...........................................................................

86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................

89

5.1. Kesimpulan............................................................................................

89

5.2. Saran .....................................................................................................

90

Daftar Pustaka
Lampiran

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

" BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN
TENAGA KERJ A PADA INDUSTRI KECIL DI J AWA TIMUR "

Oleh :
Bagus Mulya Prasodjo
Abstraksi
Peranan sektor industri dalam penyerapan tenaga kerja menunjukan
perkembangan yang cukup menggembirakan, karena pada sektor industri inilah
tenaga kerja banyak terserap dan merupakan salah satu jalan untuk mengurangi
jumlah pengangguran.Penduduk sebagai sumber tenaga kerja, menjadi pendukung
utama dalam pembangunan ekonomi yaitu sebagai produsen dan konsumen, untuk
memenuhi kebutuhan material dan spiritual.Untukmengetahui jumlah unit industri
kecil,tingkat upah, PDRB, dan investasi terhadap penyerapan tenaga kerja pada
industri kecil di JawaTimur.
Penelitian ini menggunakan data skunder yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik Jawa Timur mulai 2002-2011 Teknik analisis yang digunakan adalah
Regresi Linier Berganda dengan menggunakan alat bantu computer program
Statistic Program for Social Science (SPSS) Versi 13.0 yang menunjukan
pengaruh secara signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan diperoleh hasil bahwa
variabel Jumlah Industri Kecil, Tingkat Upah, PDRB dan Investasi secara
simultan berpengaruh nyata terhadap Penyerapan Tenaga Kerja. Dan secara
parsial variabel Tingkat Upah tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel
Penyerapan Tenaga Kerja, sedangkan Jumlah Industri Kecil, PDRB, Investasi
berpengaruh nyata terhadap variabel Penyerapan Tenaga Kerja.
Kata Kunci : Jumlah Industri Kecil, Tingkat Upah, PDRB, Investasi

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat seharusnya diiringi dengan

kualitas sumber daya manusia yang potensial dan produktif. jika tidak diiringi
dengan hal tersebut akan menjadi beban tersendiri bagi pembangunan
ekonomi dalam masyarakat. sedangkan disatu sisi pesatnya pertumbuhan
penduduk membawa pengaruh terhadap pertumbuhan angkatan kerja yang
hampir sama cepatnya
penduduk sebagai sumber tenaga kerja, menjadi pendukung utama dalam
pembangunan ekonomi yaitu sebagai produsen dan konsumen, untuk
memenuhi kebutuhan materiil dan spiritual. Jumlah penduduk yang besar jika
dapat dimanfaatkan dan di daya gunakan secara optimal dapat menjadi modal
dasar yang efektif untuk mencapai tujuan - tujuan pembangunan. Namun bagi
negara-negara sedang berkembang seperti indonesia, jumlah penduduk yang
besar sering kali menimbulkan berbagi persoalan. Hal ini disebabkan karena
penduduk yang besar hanya dalam arti kuantitatif saja, secara kuantitatifnya
rendah, jumlah penduduk yang besar ini belum sepenuhnya dapat menjadi
potensi efektif bangsa (Simanjutak, 1985).
Pertumbuhan penduduk yang berlangsung sangat pesat sementara dilain
pihak kesempatan penyerapan tenaga kerja sedikit atau bahkan kurang sekali,
akan menyebabkan makin beratnya tantangan - tantangan yang dihadapi pada

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

masa mendatang. Meskipun berbagai program dilaksanakan untuk menekan
laju pertumbuhan

jumlah penduduk, namun meningkatkan kualitas dan

kesempatan kerja belum mencapai tujuan yang diharapkan, namun
peningkatan kualitas belum mencapai tujuan yang diharapkan. Disamping itu
lapangan kerja yang tersedia belum mampu menyerap seluruh angkatan kerja
yang ada.
Perluasan kesempatan kerja merupakan kebutuhan yang makin mendesak,
untuk perlu lebih diperhatikan langkah - langkah yang menyeluruh dan
terpadu dalam perluasan kesempatan kerja, baik yang bersifat umum, sektoral,
regional maupun langkah - langkah yang bersifat khusus. Langkah - langkah
yang bersifat umum meliputi kebijakan fiskal, moneter, upah dan sebagainya.
Sedangkan yang bersifat sektoral antara lain seperti peningkatan pendidikan
untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan pertanian,
pembangunan industri, perdagangan serta pemanfaatan teknologi tepat guna.
Langkah - langkah yang bersifat khusus meliputi program bantuhan
pembangunan proyek padat karya antara lain keseluruhan kebijakan untuk di
tujukan memperluas lapangan kerja baru, sepadan dengan penambahan jumlah
angkatan kerja serta mengurangi pengangguran yang ada dengan lebih
mempercepat laju pertumbuhan lapangan kerja.
Sektor industri di yakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor sektor dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk - produk
industrial selalu memiliki dasar tukar (terms of trade) yang tinggi atau lebih
menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

bandingkan produk - produk sektor lain. Pelaku bisnis (produsen, penyalur,
pedagang dan investor) lebih suka berkecimpung dalam bidang industri karena
sektor ini memberikan marjin keuntungan yang lebih menarik. Berusaha
dalam bidang industri dan berniaga hasil - hasil industri juga lebih diminati
karena proses produksi serta penanganan produksi lebih biasa dikendalikan
oleh manusia, tidak terlalu bergantung pada alam semisal musim atau keadaan
cuaca. Industrialisasi dianggap sebagai "obat mujarab" (panacea) untuk
mengatasi masalah pembangunan ekonomi di negara - negara berkembang
( Dumari, 1997 : 227 ).
Oleh sebab itu pembangunan ketenaga kerjaan harus dilaksanakan secara
terpadu atas dasar kemitraaan oleh semua pihak dalam bentuk kerja sama yang
saling mendukung. Keadaan ini mendorong upaya penciptaan dan perluasan
lapngan kerja yang harus ditingkatkan untuk dapat menyerap pertumbuhan
angkatan kerja yang terus meningkat.
Dewasa ini peran sektor industri dalam penyerapan tenaga kerja
menunjukan perkembangan yang cukup menggembirakan, karena pada sektor
industri inilah tenaga kerja banyak terserap dan merupakan salah satu jalan
untuk mengurangi jumlah pengangguran. Bertitik tolak dari kenyataan inilah
maka eksistensi industri apakah itu industri yang berskala besar, sedang atau
kecil sekalipun telah mengambil tempat penting dalam masalah kesempatan
kerja.
Propinsi jawa timur temasuk daerah tingkat I di Indonesia yang sektor
industri kecilnya yang mempunyai berkembangan berarti. Pada tahun 2005

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

menuju tahun 2006 terjadi peningkatan yang berarti, yaitu antara 4.715 dan
mencapai 6.257 jumlah industri. Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan yang
stabil ( Anonim, 2009 : 215 ).
Jika dilihat dari perkembangan tenaga kerja maka didapat pada tahun 2000
ke 2001 mengalami penurunan yang pesat, yaitu dari jumlah tenaga kerja
sebesar 1.212.525 menurun hingga pada jumlah 867.456. Dan pada tahun
berikutnya mengalami peningkatan yang stabil hingga tahun 2009 (Anonim,
2009 : 215).
Dan jika dilihat dari upah tenaga kerja maka didapat data pada tahun 2000
ke 2001 mengalami penurunan upah, yaitu 11.071.594.702 sedangkan pada
tahun 2001 sebesar 8.860.890.070. Dari data tersebut dapat dilihat penurunan
tingkat upah pertahun, sedangkan untuk tahun selanjutnya mengalami
peningkatan yang stabil hingga akhir tahun 2009 (Anonim, 2009 : 215).
Dari ilustrasi data tersebut dapat diketahui bahwa industri kecil di Jatim
selalu mengalami kenaikan dan juga tenaga kerja yang terserap juga
mengalami peningkatan. Pada tahun 1993 ke tahun 1994 jumlah industri kecil
meningkat 620 unit dengan tenaga kerja yang terserap juga meningkat 20.351
orang. Tahun 1994 ke tahun 1995 industri kecil meningkat 990 unit dan
tenaga kerja yang terserap 209.605 orang dengan adan ya kenaikan tersebut
tenaga kerja yang diserap oleh industri kecil juga mengalami peningkatan,
dimana pada tahun 2000 sebesar 1.283.177 orang dan tahun 2001 sebesar
1.338.968 orang berarti terjadi kenaikan sebesar 4,17%. Dimana jumlah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

tenaga kerja yang di serap pada tahun 2005 sebesar 1.402.560 orang dan tahun
2006 sebesar 1.477.296 orang berarti terjadi kenaikan sebesar 5,06%
( Anonim, 2007 : 25 ).
Dengan semakin bertambah dan berkembangnya industri kecil yang ada di
propinsi jawa timur, maka industri kecil perlu mendapatkan pembinaan agar
dapat lebih meningkatkan dan mengermbangkan usahanya dan juga di beri
kemudahan baik dalam permodalan dan perizinan sehingga dengan semakin
berkembangnya industri kecil diharapkan mampu menyerap lebih banyak
tenaga kerja yang ada untuk mengurangi pengangguran, karena pemberantasan
pengangguran dengan jalan penyerapan tenaga kerja merupakan sasaran utama
bagi tercapainya tujuan pembangunan.
1.2.

Perumusan masalah
Sesuai dengan latar belakang, maka dapat di rumuskan masalah sebagai

berikut :
1. Apakah jumlah Industri kecil, Tingkat upah, PDRB, dan Investasi
berpengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri kecil di
Jawa Timur ?
2. Manakah diantara variabel bebas diatas yang paling besar berpengaruh
terhadap variabel terikat ?
1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan perumusan

masalah diatas adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah unit industri kecil, tingkat upah,
PDRB dan investasi terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil
di Jawa Timur.
2.

Untuk mengetahui variabel, mana yang paling besar pengaruhnya
terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur.

1.4.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian

ini :
1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
ketenaga kerjaan dan industri kecil.
2.

Sebagai masukan bagi pemerintah maupun pihak perusahaan untuk
dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang
berhubungan dengan penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di jawa
timur.

3. Sebagai refrensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih
lanjut yang berkaitan dengan masalah ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1.

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh mahasiswa lain yang
dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan kajian berkaitan dengan
penelitian ini adalah :
a. Sepryanto (2002;xi) Dengan judul " Analisis Beberapa Faktor Yang
Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Gresik"
dengan hasil penelitian sebagai berikut :
Untuk

mengetahui pengaruh antara variabel bebas yang terdiri

dariinvestasi (X1), Jumlah Industri (X2), Jumlah Produksi

(X3),

Pendidikan (X4), dengan variabel terikatnya yaitu penyerapan tenaga kerja
(Y) diperoleh hasil dengan pengujian secara simultan bahwa Fhitung =
109,905 > Ftabel = 3,36. hal ini dapat diperolehkesimpulan bahwa variabel
bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikatnya. Sedangkan
pengujian secara parsial dapat diketahui bahwa Investasi (X1), thitung
sebesar 9,832 > ttabel = 2,201 hal ini menunjukan bahwavariabel bebas
yaitu Investasi (X1), berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja.
Kemudian untuk variabel bebas (X2) Jumlah Industri thitung sebesar -1,296
< ttabel = 2,201. variabel jumlah produksi (X3) thitung sebesar -1,757 < ttabel
= 2,201 berarti tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel
penyerapan tenaga kerja (Y). Variabel Tingkat Pendidikan (X4) thitung
7

8

sebesar 1,289 < ttabel 2,201 hal ini menunjukan bahwa (X4) berpengaruh
secara nyata terhadap penyerapan tenaga kerja (Y).
b. Yunita (2004:x) Dengan judul " Analisis Beberapa Faktor Yang
Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di
Kabupaten Sidoarjo" dengan hasil penelitian sebagai berikut:
Menggunakan Regresi Linier Berganda dengan terdiri dari jumlah industri
kecil (X1), Nilai Produksi (X2), Investasi (X3), dengan variabel terikat
Jumlah Tenaga Kerja (Y). Berdasarkan hasilanalisis secara simultan uji F
di peroleh nilai F

hitung

sebesar 22,395 > F

tabel

sebesar 4,76 maka secara

simultan variabel bebas yaitu Jumlah Industri (X1), Nilai Produksi (X2),
Investasi (X3), berpengaruh secara nyata terhadap variabel terikat yaitu
Jumlah Tenaga Kerjanya. Selanjutnya untuk menguji pengaruh masing masing variabel bebas yaitu jumlah industri kecil dengan t
> t

tabel =

= -1,182

-2,4469 yang berarti tidak berpengaruh terhadap Jumlah Tenaga

Kerja. Untuk nilai produksi t
2,708 > t

hitung

tabel

hitung

= 3,020 dan untuk Investasi t

hitung

=

= 2,4469 yang berarti berpengaruh terhadap Jumlah Tenaga

Kerja.
c. Fitriana (2004:x) Dengan judul " Analisis Faktor - Faktor Yang
Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Barang Dar i
Kimia, Minyak Bumi, Batu Bara, Karet dan Plastik Dengan Kode
KLUI 35" Di J awa Timur" dengan hasil penelitian sebagai berikut :
Menggunakan Regresi Linier Bertganda dengan variabel bebas terdiri dari
angkatan kerja (X1, PDRB (X2, Produktivitas Tenaga Kerja (X3, Nilai

9

Produk (X4 dengan variabel terikat jumlah Tenaga Kerja (Y. Dari hasil
penelitian diperoleh F hitung = 115,113 > Ftabel = 3,48 yang secara simultan
variabel bebas berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penyerapan
Tenaga Kerja sektor industri KLUI 35, sedangkan secara parsial dapat
diuji dengan uji t bahwa Angkatan Kerja X1 thitung = 4,415 > ttabel = 2,228
yang artinya berpengaruh nyata terhadap tenaga kerja yang diserap.
Sedangkan PDRB X2 thitung

= -1,203 > ttabel > -2,228 artinya tidak

berpengaruh nyata terhadap tenaga kerja yang terserap. Untuk variabel
Produktivitas Tenaga Kerja X3 thitung = -17,07 < t

tabel

= -2,228 yang

berpengaruh nyata secara negatif terhadap tenaga kerja yang diserap.
Variabel Nilai Produk X4 t hitung = 20,254 > t tabel = 2,228 artinya vareiabel
tersebut berpengaruh nyata terhadap tenaga kerja yang diserap.
d. Adrianto (2008:x) Dengan judul " Analisis Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Penyer apan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil"
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di kabupaten
Mojokerto, dimana industri kecil tersebut masih tetap mampu bersaing dan
bertahan, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu usaha strategis
dalam mencapai pertumbuhan ekonomi. Jenis penelitian yang dilakukan
adalah penelitian kuantitatif, fokus penelitian ini lebih dititikberatkan pada
bidang sumber daya manusia, yaitu tentang pengaruh bahan baku , nilai
produksi dan modal kerja terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri
kecil di Kabupaten Mojokerto. Jenis data yang digunakan dalam penelitian

10

ini adalah data sekunder dan menggunakan analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel-variabel bebas yang meliputi
nilai produksi (X1) dan bahan baku (X3) mempengaruhi variabel
terikatnya, yaitu jumlah tenaga kerja (Y). Akan tetapi variabel modal kerja
(X2) tidak mempengaruhi jumlah tenaga kerjanya.
e. Budi (2002:x) Dengan Judul " Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada
Industri

Rokok

Di

Kabupaten

Kudus

Tahun

1993-2010"

Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang saat ini telah
mencapai kondisi kritis. Salah satu upaya untuk mengurangi pengangguran
adalah untuk mengembangkan sektor yang dapat menciptakan lapangan
kerja. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang memiliki peran
nyata dalam pekerjaan. Di Kabupaten Kudus, salah satu industri yang
memiliki peran penting dalam pekerjaan adalah industri rokok. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pekerjaan di industri rokok di Kabupaten Kudus pada 1993-2010.
Penelitian ini menggunakan data time series tahun 1993-2010 dianalisis
dengan menggunakan metode regresi. Hasil analisis menunjukkan bahwa
variabel jumlah perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
industri kerja. Variabel upah memiliki efek positif dan signifcant pada
industri kerja. PDRB berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
industri kerja. Investasi Rate dan variabel Dummy memiliki efek negatif

11

dan tidak signifikan terhadap lapangan kerja industri rokok di Kabupaten
kudus.
2.2.

Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Tenaga Kerja
Ketenaga kerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga
kerja pada waktu sebelum, selama atau sesudah masa kerja Tenaga kerja
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu proses produksi,
karena untuk menghasilkan suatu barang atau produksi tersebut maka
manusialah yang menggerakan sumber - sumber lain dalam menghasilkan
barang atau produksi tersebut (Anonim, 1997:3).
Tenaga kerja atau man power terdiri dari golongan angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja serta mencakup penduduk yang sudah atau sedang
bekerja, yang sedang mencari pekerjaan atau penggangguran dan yang sedang
melakukan kegiatan lain seperti bersekolah, mengurus rumah tangga dan
golongan lain - lain atau penerima pendapatan, ketiga golongan yang terakhir
yaitu kelompok yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan pendapatan,
walau sedang tidak bekerja mereka dianngap secara fisik sudah mampu dan
sewaktu - waktu dapat menawarkan jasanya untuk ikut bekerja.
Menurut (Simanjutak 2001:2). Pengertian tenaga kerja adalah penduduk
yang berumur 14 sampai 60 tahun, sedangkan orang yang berumur dibawa 14
tahun atau diatas 60 tahun digolongkan sebagai bukan tenaga kerja. Definisi
lain tentang tenaga kerja antara lain menurut (Suroto 1993:17). adalah
kemampuan manusia untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna

12

menghasilkan barang atau jasa baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Sedangkan menurut pendapat (Djojohadikusumo 1985:146). mengenai
tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia dan sanggup untuk bekerja.
Golongan ini meliputi mereka yang bekerja untuk dirinya sendiri, anggota anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa uang atau upah.
Golongan tenaga kerjapun meliputi mereka yang sedang menganggur, tetapi
sesungguhnya mereka bersedia dan mampu untuk bekerja dalam arti mereka
menganggur dengan keadaan terpaksa karena tidak adanya kesempatan kerja.
Pengertian tenga kerja secara umum adalah setiap orang laki - laki atau
wanita yang sedang dalam atau akan melakukan pekerjaan, baik dalam
maupun luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyaraka (Anonim, 1997:3).
Di indonesia sendiri dipilih batas usia tenaga kerja minimum 10 tahun dan
tanpa batas maksimum, sehingga tenaga di indonesia dimaksudkan sebagai
penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih. Berdasarkan uraian diatas dapat
disumpulkan bahwa pengertian tenaga kerja dan bukan kerja atas umur.

2.2.2. Pengertian Angkatan Kerja
Istilah angkatan kerja disini sama dengan penduduk yang aktif secara
ekonomis. Angkatan kerja atau labour force dapat digolongkan menjadi dua
bagian yaitu :

13

a. Golongan yang bekerja
Orang yang dengan maksud memperoleh penghasilan paling sedikit 2 hari
dalam seminggu sebelum hari pencacaha.
b. Golongan yang menganggur
Orang tidak bekerja sama sekali / bekerja kurang dari 2 hari selama
seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
Definisi yang lain menyatakan bahwa angka kerja adalah tenaga kerja atau
penduduk dalam usia kerja yang bekerja atau mempunyai pekerjaan
namun untuk sementara sedang tidak bekerja dan yang sedang mencari
pekerjaan (Dumairy, 1997 : 74).
Penggunaan tenaga kerja anak (Child labour) sering menimbulkan
masalah

berkaitan

dengan

eksploitasi

dan

lingkungan

kerja

yang

membahayakan perkembangan jiwa anak. kendati demikian, sistem budaya
yang dianut masyarakat Indonesia pada umumnya mendukung pekerja anak
sebagai bagian dari pendidikan. Penggolongan usia pekerja secara garis besar
dikelompokan sebagai berikut:
1) Anak : 10-14 tahun
2) Muda : 15-24 tahun
3) Prima : 25-55 tahun
4) Senior : lebih dari 56 tahun
Mengikuti klasifikasi usia kerja tersebut di harapkan tenaga kerja yang
diserap lebih dominan pada kelompok usia muda dan prima (Kuncoro, 1999:
128-129).

14

Pengertian tenaga kerja (Man Power) adalah penduduk yang telah berada
pada usia kerja, ukuran yang dipakai di Indonesia adalah penduduk yang yang
telah berada pada usia 10 tahun keatas, dengan kata lain penduduk yang telah
berumur 10 tahun atau lebih, yang sudah atau sedang bekerja dan sedang
mencari pekerjaan serta melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan
mengurus rumah tangga (Simanjutak, 1995:02).
Pengertian tenaga kerja yang lain adalah jumlah seluruh penduduk dalam
suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan
terhadap mereka dan jika mereka mau berpastisipasi dalam aktivitas-aktivitas
tertentu (Suwidho, 1990:43).
Untuk memberi gambaran tentang ketenaga kerjaan, dibawah ini dapat
disajikan skema standar Labour Force menurut (Simanjutak, 1995:15).
Dengan kata lain juga dapat dikatakan bahwa angkatan kerja adalah bagian bagian penduduk yang mampu dan bersedia melakukan pekerjaan. Dengan
demikian yang dikatakan angkatan kerja adalah mereka yang aktif dalam
kegiatan menghasilkan barang dan jasa serta mereka yang siap dan sedang
berusaha mencari pekerjaan atau menganggur. Secara skematis uraian
kerangka komponen penduduk dan tenaga kerja ditunjukan melalui bagan
dalam gambar 1 :

15

Gambar 1 : Komponen Penduduk dan tenaga kerja

Penduduk

Tenaga Kerja

Bukan Angkatan Kerja

Angkatan Kerja

Bukan Tenaga Kerja

Bekerja

Menganggur

Setengah
Menganggur

Sekolah

Mengurus Rumah
Tangga

Penerimaan
Pendapatan

Bekerja Penuh

Kentara Jam Kerja
Sedikit

Tidak Kentara

Produktivitas
Rendah

Penghasilan
Rendah

Sum ber : Simanjut ak, 2001, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, LPFE- UI

J akarta, Halaman 19.
Keterangan :
Jumlah penduduk dan angkatan kerja, serta laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi sebenarnya tidak perlu menjadi masalah bila daya dukung yang efektif
di negara itu cukup kuat untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan
masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja. Penduduk disuatu negara
bisa menjadi tenaga kerja atau bukan tenaga kerja. Tenaga kerja dapat dibagai

16

menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, sekalipun mereka adalah
angkatan kerja tidak semua angkatan kerja akan bekerja, ada juga yang
menganggur.Penduduk yang telah bekerja juga tidak selalu bekerja penuh, ada
penduduk yang bekerja setengah menganggur, dapat dilihat dan setengah
pengangguran kentara karena jam kerja yang sedikit dan pengangguran tidak
kentara karena produktivitas rendah ataupun penghasilan yang rendah. Bukan
angkatan kerja dalam hal ini disebabkan oleh beberapa hal karena masih
duduk dibangku sekolah, mengurus rumah tangga bagi mereka yang telah
berkeluarga, penerima pendapatan atau orang yang tidak produktif tetapi
mendapatkan imbalan seperti, pensiunan pendapatan dari jasa sewa, bunga
simpanan dan lain sebagainya (Simanjutak, 1995 : 16).
2.2.3. Kesempatan Kerja
Istilah employment dalam bahasa inggris berasal dari kata kerja to employ
yang berarti menggunakan dalam suatu proses atau memperkerjakan atau
usaha memberikan pekerjaan atau disertai sumber penghidupan. Jadi
employment berarti keadaan orang yang sudah mempunyai pekerjaan ataun
keadaan penggunaan tenaga kerja orang. Pengertian ini mempunyai dua unsur
yaitu lapangan atau kesempatan kerja dan orang yang diperkerjakan atau yang
melakukan pekerjaan tersebut. Dengan ini pengertian employment sudah jelas
yaitu kesempatan kerja yang diduduki atau jumlah orang yang mendudukinya
(Suroto, 1992:22).
Pengertian kesempatan kerja yang lain adalah adanya waktu yang
tersediadan beberapa orang yang ditampung untuk melaksanakan aktifitas

17

yang dinamakan bekerja pada suatu perusahaan ataupun instansi (Boediono,
1995 : 168).
Jadi kesempatan kerja adalahbanyaknya orang yang dapat ditampung
untuk bekerja pada suatu industri atau suatu perusahaan. kesempatan kerja
akan menampung semua tenaga kerja apabila lapangan pekerjaan yang
tersedia cukup memadai.
2.2.3.1 Analilis Per mintaan Tenaga Kerja
Pengertian pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan
konsumen terhadap barang dan jasa. orang membeli barang karena barang
tersebut memberikan nikmat. (Utility) kepada sipembeli. akan tetapi
pengusaha mempekerjakan seseorang karena seseorang tersebut membantu
memproduksikan barang atau jasa untuk dijual barang yang diproduksinya.
permintaan akan tenaga kerja yang seperti itu disebut derived demand, yaitu
meningkatnya barang terhadap tenaga kerja (Simanjuntak, 2001 : 89).
Variabel -variabel yang menentukan jumlah pekerja yang diminta suatu
perusahaan dianalisis dalam dua tingkat pertama, difokuskan pada hubungan
tingkat dan jumlah pekerja yang diminta mempunyai slope negative, yaitu
apabila tingkat upah meningkat maka jumlah tenaga kerja yang diminta akan
menurun.
Kedua difokuskan pada faktor-faktor yang dapat menyebabkan pergeseran
kurva permintaan akan tenaga kerja, khususnya perubahan dalam metode
produksi permintaan terhadap barang dan jasa.

18

2.2.4 Fungsi Pertmintaan Tenaga Kerja
Dasar yang digunakan para pengusaha untuk menambah atau mengurangi
tenaga kerja adalah:
a. Perusahaan perlu memperkirakan tambahan hasil (output) yang diperoleh
sehubungan dengan penambahan seorang tenaga kerja, yang disebut
tambahan hasil marjinal. Marjinal Physical Product dan tenaga kerja
(MPP1).
b. Pengusaha menghitung jumlah uang diperoleh dari tambahan hasil
marjinal tersebut yang disebut penerimaan marjinal. Marjinal Revenue
(MR).

jadi MR sama dengan nilai dari MPP1, yaitu besarnya MPP1,

Dikaitka dengan harganya per unit (P).
c. Jadi :
MR = VMPP1, = MPP1, X P..................................(Simanjuntak,2001 :90).
Ditanya :
MR

: Marginal Revenue

VMPPL: Value Marginal physical product of labor
MPPL : Marginal physical product of labor, dan
P

: Harga jual barang yang di produksika per unit

Selanjutnya

pengusaha

membandingkan

MR

dengan

biaya

memperkerjakan tambahan seseorang tenaga kerja yaitu upahnya sendiri (W)

19

atau Marginal Cost (MR). Bila MR lebih besar dari MC, maka pengusaha
memperoleh keuntungan dari tambahan tenaga kerja tersebut,hal ini
berlangsung terus selama MR lebih besar MC.
Bila tenaga kerja terus bertambah sedangkan alat-alat dan faktorproduksi
lainnya jumlahnya tetap, maka perbandingan alat produksi untuk setiap
pekerja menjadi lebih kecil dan tambahan hasil marjinal menjadi lebih kecil
pula. Dengan kata lain, semakin bertambah tenaga kerja yang diperkerjakan,
semakin kecil MPPL nya dan nilai MPPL itu sendiri. ini yang dinamakan
hukum tambahan produksi yang semakin berkurang (The Law of Diminishing
Returns) dan dilukiskan dengan garis DD dalam gambar 2.
Gambar 2
Fungsi Per mintaan Terhadap Tenaga Kerja

Upah

W1
W
D = MPPL X P

W2

0
A

N

B Penetapan Pekerja (L)

Sumber : Simanjuntak, 2001, Pengantar Ekonomi Sumber Daya
Manusia, LPFE- UI J akar ta, Halaman 90.

20

Garis DD melukiskan besarnya nilai marjinal tenaga kerja atau value
Marginal Physicalof labor (VMPPL) untuk setiap tingkat garis DD melukiskan
beberapa nilai hasil marjinal tenaga kerja yang dipekerjakan sebanyak OA =
100orang, maka nilai hasil kerja orang yang ke 100 dinamakan VMPPLnya
dan besarnya sama dengan :VMPPL X P = WL. Nilai ini lebih besar daripada
tingkat upah yang sedang berlaku (W). Oleh sebab itu laba pengusaha akan
bertambah dengan menambah tenaga kerja baru. Pengusaha dapat terus
menambah laba perusahaan dengan memperkerjakan orang hingga ON. Dititk
ON pengusaha mencapai laba maksimum dan MPPL X P sama dengan upah
yang dibayarkan kepada karyawan.Dengan kata lain pengusaha mencapai laba
maksimum bila :
MPPL X P = W.........................................................(Simanjutak, 2001:91).
Penambahan tenaga kerja yang lebih besar ON atau sebesar ON2 akan
mengurangi keuntungan pengusaha. Pengusaha membayar upah dalam tingkat
yang berlaku (W), padahal nilai hasil marjinal yang diperoleh hanya sebesar
W2 yang lebih kecil dari W.Jadi pengusaha cenderung untuk menghindari
jumlah tenaga kerja yang lebih dari ON dapat dilaksanakan hanya apabila
pengusaha yang bersnagkutan dapat membayar upah dibawah W dan atau
apabila pengusaha yang mampu menaikan harga jual barang.
Gambar 2 melukiskan fungsi permintaan dari suatu perusahaan terhadap
tenaga kerja, dimana hal ini dapat berbeda untuk setiap perusahaan. fungsi
permintaan untuk seluruh nasional atau negara penjumlahan permintaan dari

21

tiap-tiap perusahan ini dapat dilukiskan dengan menjumlahkan secara
horisontal grafik DD pada gambar 2 yang berlaku untuk masing-masing
perusahaan.
2.2.5 Produktifitas Kerja
Produksi mengandung pengertian filosofis - kualatif dan kuantitatif teknis operasional. Secara filosofi - kualitatif. produktifitas mengandung
pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan
mutu kehidupan. keadaan ini harus lebih baik dari pada hari kemarin, dan mutu
kehidupan besok harus lebih baik daripada hari kemarin, dan mutu kehidupan
besok harus lebih dari pada hari ini pandangan hidup dan sikap mental yang
demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, akan tetapi
terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja .
Untuk

definisi

kerja

secara

kuantitatif,

produktifitas

merupakan

perbandingan antara hasil yang dicapai (keluarga) dengan keseluruhan sumber
daya (masukan) yang per satuan waktu. Definisi kerja ini mengandung cara atau
metode pengukuran. Walaupun secara teori dapat dilaksanakan, akan tetapi dalam
praktek sukar dilaksanakan, terutama karena sumberdaya masukan yang
dipergunakan umumnya terdiri atas banyak macam dan dalam proporsi yang
berbeda.

22

peningkatkan produktifitas dapat terwujud dalam empat bentuk, yaitu :
a. Jumlah produksi yang sama diperoleh dengan menggunakan sumber daya
yang lebih sedikit :
b. Jumlah produksi yang jauh lebih besar dicapai dengan menggunakan
sumber daya yang kurang :
c. Jumlah produksi yang jauh lebih besar dicapai dengan menggunakan
sumber daya yang sma :
d. Jumlah Produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan
sumber daya yang relative lebih kecil.
Sumber daya masukan dapat terdiri atas beberapa faktor produksi seperti
tanah, gedung, mesin, peralatan, bahan mentah dan sumber daya manusia
sendiri. Produktifitas masing - masing faktor produksi dapat dilakukan baik
secara bersama - sama maupun secara berdiri sendiri. Dalam hal
ini,peniningkatan produktifitas manusia merupakan sasaran strategi karena
peningkatan produktifitas faktor - faktor lain sangat (Simanjutak, 2001:38).
2.2.6. Tingkat Upah
2.2.6.1 Pengertian Tingkat Upah
Istilah upah sering ada yang memberikan arti sama dengan istilah gaji.
Menurut Sukirno (1995:350). Upah adalah pembayaranatas jasa - jasa fisik
maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja pada pengusaha. Sedangkan
gaji adalah sebagai pembayaran kepada pekerja - pekerja tetap dan tenaga
kerja profesional dan pembayaran tersebut biayanya sebulan sekali.
Adapun upah dapat dibagi menjadi dua yaitu :

23

a. Upah Uang
Adalah jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha
sebagai pembayaran atas tenaga mental atau fisik para pekerja yang
digunakan dalam proses produksi.
b. Upah Riil
adalah tingkat upah pekerja yang di ukur dari sudut kemampuan upah
tersebut membeli barang - barang dan jasa - jasa yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan para pekerja.
Menurut Badan Pusat Statistik, Upah adalah suatu penerimaan sebagai
imbalan dari pengusaha pada pekerja untuk pekerja atas jasa yang telah atau
akan dilakukan.
Jadi dapet disimpulkan bahwa upah adalah sejumlah uang yang diterima
oleh pekerja sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukanya.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas,pemerintah telah mengembangkan
penerapan upah minimum. Sasarannya adalah supaya upah minimum itu
paling sedikit cukup untuk mencukupi kebutuhan hidup minimum karyawan
dan keluarganya. Dengan demikian, kebijaksanaan penentuan upah minimum
adalah :
a. Menjamin penghasilan karyawan sehingga tidak lebih rendah dari suatu
tingkat tertentu.
b. Meningkatkan produktifitas karyawan.

24

c. Mengembangkan dan meningkatkan perusahaan dengan cara - cara
produksi yang efisien.
2.2.6.2 Pengertian Upah Minimum Regional (UMR)
Ada beberapa yang penting antara upah uang dan uang UMR (Upah
Minimum Regional). Upah uang adalah banyak rupiah yang diterima oleh
para buruh dari majikannya sebagai pembayaran untuk jasa-jasa yang telah
diberikannya. Upah Upah Minimum Regional ialah banyaknya barang-barang
dan jasa-jasa yang dapat dibeli dengan upah uang pada suatu waktu tertentu.
Ini berarti bahwa Upah Minimum Regional tergantung dari tingkat harga
dan tingkat upah yang berlaku pada waktu yang sama. Jika upah uang tinggi
sedangkan tingkat sedangkan tingkat harga relatif rendah, maka Upah
Minimum Regional akan lebih tinggi dari pada jika tingkat harga telah naik.
Oleh karena itu nilai uang terletak dalam barang-barang dan jasa-jasa yang
akan dibeli maka uang memeriksa tetap tidaknya tingkat upah, harus diukur
dengan Upah Minimum Regionalnya (Soemita, 2002 : 210).
Pemerintah menetapkan ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan
meninjaunya kembali secara berkala, dalam menetapkan besarnya kenaikan
Upah

Minimum

Regional

(UMR)

setiap

tahunnya.

Pemerintah

mempertimbangkan beberapa aspek, pertimbangan pertama mengacu pada
kepentingan tenaga kerja. Kenaikan UMR tersebut diharapkan mampu
meningkatkan produktivitas tenaga tenaga kerja, lebih jauh dari pada itu
kenaikan UMR juga akan mampu memperbaiki kesejahteraan tenaga kerja

25

disektor atau regional yang bersangkutan. Pertimbangan kedua menyangkut
kemampuan pengusaha dalam membayar upah sesuai dengan ketentuan baru.
Masalah pengupahan adalah sensitif. bagi pengusaha upah dipandang
sebagai beban, karena semakin besar upah yang dibayarkan semakin kecil
proporsi keuntungan yang diperoleh. Pemerintah sering mengalami kesulitan
dalam merumuskan kebijaksanaan tingkat upah. Sebab itu, pemerintah
berkepentingan untuk melindungi karyawan dan perusahaan dengan kebijakan
penetuan upah minimum yang diarahkan dapat memenuhi kebutuhan fisik
karyawan dan keluarganya.
2.2.6.3 Dasar Sistem Pengupahan
Dasar sistem pengupahan di indonesia adalah Undang - Undang Dasar
1945 pasal 27 (2) dan penjabarannya dalam Hubungan industrial Pancasila.
Sistem pengupahan pada dasar prinsipnya haruslah :
a. Mampu menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan karyawan.
b. Mencerminkan pemberian pemberian imbalan terhadap hasil kerja
seseorang.
c. Memuat pemberian insentif yang mendorong peningkatan produktivitas
dan pendapatan nasional.
Faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat upah, antara lain :
a. Produktivitas
Produktivitas merupakan sumber yang menambah pendapatan perusahaan,
maka bila produktivitas naik maka upah juga cenderung naik.
b. Besarnya Penjualan

26

Penjualan Merupakan sumber pendapatan usaha yang menentukan
kemampuan membayar.
c. Laju Inflasi
Bagi sebuah rumah tangga,daya beli merupakan unsur yang penting dari
upah yang diterima dan bukan upah nominalnya. Jadi laju inflasi yang
digunakan untuk mendeflasikan upah nominal riil sangat penting.
d. Sikap Pengusaha
Kecepatan perubaha tingkat upah tergantung sikap pengusaha dalam
menghadapi hal - hal yang dapat mengakibatkan upah berubah.
e. Institusional
Dalam Perusahan - perusahaan dimana sudah ada serikat pekerja,tingkat
upahnya diharapkan lebih diamis mengikuti perkembangan dari pada
perusahaan tanpa serikat pekerja (Afrida, 2003:159-161).
2.2.6.3 Teori Pengupahan
Teori Neo Klasik mengemukan bahwa dalam rangka memaksimumkan
keuntungan tiap - tiap pengusaha menggunakan faktor - faktor produksi,
sehingga tiap faktor produksi yang dipergunakanmenerima atau diberi
imbalan sebesar nilai pertambahan hasil marjinal dari faktor produksi
tersebut. Ini berarti bahwa pengusaha memperkerjakan sejumlah karyawan,
sehingga nilai pertambahan hasil marjinal seseorang sama dengan upah yang
terima orang tersebut. Dengan kata lain tingkat upah yang dibayarkan oleh
pe