Permendikbud Tahun2017 Nomor12

S AL INAN

PE R ATUR AN ME NT E R I PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN
R E PUB L IK IND ONE S IA
NOMOR 12

TAHUN 2017

TE NTANG
PE TUNJ UK TE K NIS PE NY AL UR AN TUNJ ANG AN PR OF E S I,
TUNJ ANG AN K HUS US , D AN TAMB AHAN PE NG HAS IL AN
G UR U PE G AWAI NE G E R I S IPIL D AE R AH

D E NG AN R AHMAT T UHAN Y ANG MAHA E S A

ME NTE R I PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN R E PUB L IK IND ONE S IA,

Menimbang

: a.


bahwa agar penyaluran tunjangan profesi, tunjangan
k husus, dan tambahan penghasilan guru pegawai negeri
sipil

daerah

ek onomis,

berjalan

transparan,

secara

tertib,

ak untabel,

efisien,


efek tif,

k epatutan,

dan

bermanfaat, perlu petunjuk tek nis;
b.

bahwa dalam Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2016
tentang Petunjuk T ek nis Penyaluran T unjangan Profesi
dan Tambahan Penghasilan bagi G uru Pegawai Negeri
S ipil D aerah masih terdapat k ek urangan dan belum
dapat menampung k ebutuhan

masyarak at mengenai

penyaluran tunjangan bagi G uru, sehingga perlu diganti;
c.


bahwa

berdasark an

pertimbangan

sebagaimana

dimak sud dalam hu ruf a dan huruf b, perlu menetapk an
Peraturan Menteri Pendidik an dan K ebudayaan tentang
Petunjuk

Tek nis

Penyaluran

Tu njangan

Profesi,


Tunjangan K husus, dan Tambahan Penghasilan G uru
Pegawai Negeri S ipil D aerah;

-2-

Mengingat

: 1.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang G uru
dan D osen (L embaran Negara R epublik Indonesia Tahun
2005 Nomor 157, T ambahan L embaran Negara R epublik
Indonesia Nomor 4586);

2.

Undang-Undang
Pemerintahan

Nomor

D aerah

23

Tahun

(L embaran

2014

Negara

tentang
R epublik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara R epublik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa k ali diubah, terak hir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan K edua
atas Undang-Undang Nomor 23 T ahun 2014 tentang
Pemerintahan


D aerah

(L embaran

Negara

R epublik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan L embaran
Negara R epublik Indonesia Nomor 5679);
3.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
G uru (L embaran Negara R epublik Indonesia T ahun 2008
Nomor

194,

Tambahan


L embaran

Negara

R epublik

Indonesia Nomor 4941);
4.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Tunjangan Profesi G uru dan D osen, T unjangan K husus
G uru dan D osen, serta Tunjangan K ehormatan Profesor
(L embaran
Nomor

Negara

85,


R epublik

Tambahan

Indonesia

L embaran

Tahun

Negara

2009

R epublik

Indonesia Nomor 5016);
5.

Peraturan


Presiden

Nomor 52 Tahu n

2009 tentang

Tambahan Penghasilan bagi G uru Pegawai Negeri S ipil;
6.

Peraturan Menteri Pendidik an dan K ebudayaan Nomor 13
Tahun 2015 tentang K riteria D aerah K husus dalam
R angk a Pemberian Tunjangan K husus bagi G uru yang
B ertugas di D aerah K husus (B erita Negara R epublik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 794);

7.

Peraturan Menteri Pendidik an dan K ebudayaan Nomor 46
Tahun


2016

tentang

Penataan

L inieritas

G uru

B ersertifik at Pendidik (B erita Negara R epublik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1731);
8.

Peraturan Menteri K euangan Nomor 48/ PMK .07/ 2016
tentang Pengelolaan Transfer k e D aerah dan D ana D esa
(B erita Negara R epublik Indonesia Tahun 2016 Nomor
477)


sebagaimana

telah

diubah

dengan

Peraturan

Menteri K euangan Nomor 187/ PMK .07/ 2016 tentang

-3-

Perubahan atas Peraturan Menteri K euangan Nomor
48/ PMK .07/ 2016

tentang

Pengelolaan

Transfer

ke

D aerah dan D ana D esa (B erita Negara R epublik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1850);

ME MUTUS K AN:
Menetapk an

: PE R ATUR AN ME NTE R I

PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN

TE NTANG PE TUNJ UK TE K NIS PE NY AL UR AN TUNJ ANG AN
PR OF E S I,

TUNJ ANG AN

K HUS US ,

D AN

TAMB AH AN

PE NG HAS IL AN G UR U PE G AWAI NE G E R I S IPIL D AE R AH.

B AB I
K E TE NTUAN UMUM

Pasal 1
D alam Peraturan Menteri ini yang dimak sud dengan:
1.

G uru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik ,

mengajar,

membimbing,

mengarahk an,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidik an anak

usia dini jalur pendidik an formal,

pendidik an dasar, dan pendidik an menengah.
2.

Tunjangan

Profesi adalah

tunjangan

yang diberik an

k epada G uru yang memilik i sertifik at pendidik sebagai
penghargaan atas profesionalitasnya.
3.

Tunjangan K husus adalah tunjangan yang diberik an
k epada G uru sebagai k ompensasi atas k esulitan hidup
yang dihadapi dalam melak sanak an tugas di daerah
k husus.

4.

Tambahan
diterimak an

Penghasilan
k epada

adalah

G uru

seju mlah

yang

belum

uang yang
menerima

Tunjangan Profesi sesuai dengan k etentuan peraturan
perundang-undangan.
5.

D aerah

K husus

adalah

daerah

yang terpencil atau

terbelak ang, daerah dengan k ondisi masyarak at adat
yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain,
daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial,
atau daerah yang berada dalam k eadaan darurat lain
dan/ atau pulau-pulau k ecil terluar.

-4-

6.

Pemerintah Pusat adalah Presiden R epublik Indonesia
yang

memegang

k ek uasaan

pemerintahan

negara

R epublik Indonesia yang dibantu oleh Wak il Presiden dan
menteri sebagaimana dimak sud dalam Undang-Undang
D asar Negara R epublik Indonesia Tahun 1945.
7.

Pemerintah D aerah adalah k epala daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan
pelak sanaan

urusan

daerah

yang memimpin

pemerintahan

yang

menjadi

k ewenangan daerah otonom.
8.

Menteri adalah Menteri Pendidik an dan K ebudayaan.

Pasal 2
(1)

Petunjuk

tek nis

penyaluran

Tunjangan

Profesi,

Tunjangan K husus, dan Tambahan Penghasilan G uru
Pegawai Negeri S ipil D aerah (PNS D ) merupak an pedoman
bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah D aerah dalam
memberik an Tunjangan Profesi, Tunjangan K husus, dan
Tambahan Penghasilan k epada G uru PNS D .
(2)

G uru

PNS D

sebagaimana

dimak sud

pada

ayat

(1),

meliputi:
a.

G uru K elas;

b.

G uru Mata Pelajaran;

c.

G uru Pendidik an K husus;

d.

G uru Pembimbing, terdiri atas:
1)

G uru

Tek nologi

Informasi

dan

K omunik asi

(TIK )/ K eterampilan K omputer dan Pengelolaan
Informasi (K K PI); dan
2)
e.

G uru B imbingan K onseling;

G uru

yang diberi tugas sebagai k epala satuan

pendidik an; dan
f.

G uru yang diangk at dalam jabatan pengawas.

B AB II
PR INS IP PE NY AL UR AN

Pasal 3
Penyaluran

Tunjangan

Profesi,

Tu njangan

K husus,

dan

Tambahan Penghasilan dilak sanak an dengan prinsip:
a.

efisien, yaitu harus diusahak an dengan menggunak an
sumber dana dan sumber daya yang ada untuk mencapai

-5-

sasaran

yang

ditetapk an

dalam

wak tu

sesingk at-

singk atnya dan dapat dipertanggungjawabk an;
b.

efek tif, yaitu harus sesuai dengan k ebu tuhan yang telah
ditetapk an dan dapat memberik an manfaat yang sebesarbesarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapk an;

c.

transparan, yaitu menjamin adanya k eterbuk aan yang
memungk ink an

masyarak at

dapat

mengetahui

mendapatk an

informasi

mengenai

dan

pembayaran

Tunjangan Profesi, Tunjangan K husus, dan Tambahan
Penghasilan;
d.

ak untabel,

yaitu

pelak sanaan

k egiatan

dapat

dipertanggung jawabk an;
e.

k epatutan, yaitu penjabaran program/ k egiatan harus
dilak sanak an secara realistis dan proporsional; dan

f.

manfaat,

yaitu

pelak sanaan

program/ k egiatan

yang

sejalan dengan prioritas nasional yang menjadi urusan
daerah dalam k erangk a pelak sanaan desentralisasi dan
secara riil dirasak an manfaatnya dan berdaya guna bagi
G uru PNS D .

B AB III
PE NY AL UR AN TUNJ ANG AN PR OF E S I

Pasal 4
(1)

Penyaluran Tunjangan Profesi dilak uk an oleh Pemerintah
D aerah

provinsi/ k abupaten/ k ota

sesuai

dengan

k ewenangannya.
(2)

Penyaluran sebagaimana dimak sud pada ayat (1) harus
sesuai

dengan

mek anisme

pembayaran

tunjangan

profesi.

Pasal 5
(1)

Tunjangan Profesi diberik an dalam bentuk uang melalui
rek ening bank penerima tunjangan.

(2)

B esaran Tunjangan Profesi sebagaimana dimak sud pada
ayat (1) dihitung sesuai dengan k etentuan peraturan
perundang-undangan.

-6-

Pasal 6
(1)

Tunjangan Profesi diberik an k epada G uru PNS D .

(2)

G uru PNS D sebagaimana dimak sud pada ayat (1), harus
sesuai dengan k riteria penerima Tunjangan Profesi.

Pasal 7
Mek anisme

penyaluran

Tunjangan

Profesi

sebagaimana

dimak sud dalam Pasal 4 ayat (2) dan k riteria penerima
Tunjangan Profesi sebagaimana dimak sud dalam Pasal 6 ayat
(2) tercantum dalam L ampiran I yang merupak an bagian tidak
terpisahk an dari Peraturan Menteri ini.

B AB IV
PE NY AL UR AN TUNJ ANG AN K HUS US

Pasal 8
(1)

Penyaluran
Pemerintah

Tunjangan
D aerah

K husus

dilak uk an

provinsi/ k abupaten/ k ota

oleh
sesuai

dengan k ewenangannya.
(2)

Penyaluran sebagaimana dimak sud pada ayat (1) harus
sesuai

dengan

mek anisme

penyaluran

Tunjangan

K husus.
Pasal 9
(1)

Tunjangan K husus diberik an dalam bentuk uang melalui
rek ening bank penerima tunjangan.

(2)

B esaran Tunjangan K husus sebagaimana dimak sud ayat
(1) setara dengan 1 (satu) k ali gaji pok ok penerima
tunjangan pada golongan/ jabatan fungsional yang sama
per bulan.
Pasal 10

(1)

Tunjangan K husus diberik an k epada G uru PNS D yang
melak sanak an tugas di D aerah K husus.

(2)

G uru PNS D sebagaimana dimak sud pada ayat (1), harus
sesuai dengan k riteria penerima Tunjangan K husus.

(3)

D aerah K husus sebagaimana dimak sud pada ayat (1)
ditetapk an oleh Menteri.

(4)

Penetapan Menteri sebagaimana dimak sud pada ayat (3)
berdasark an

pada

data

dari

K ementerian

D esa,

Pembangunan D aerah Tertinggal dan Transmigrasi dan
data dari K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan.

-7-

(5)

D ata dari K ementerian

D esa,

Pembangunan

D aerah

Tertinggal dan Transmigrasi sebagaimana dimak sud pada
ayat (4) yang masuk dalam k riteria penetapan daerah
k husus oleh Menteri yaitu desa dengan status desa
sangat tertinggal atau tertinggal.
(6)

D ata dari K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan
sebagaimana dimak sud pada ayat (4) merupak an data
daerah dalam k ondisi tertentu yang memenuhi k riteria
sebagai daerah k husus namun tidak termasuk dalam
data

dari

K ementerian

D esa,

Pembangunan

D aerah

Tertinggal dan Transmigrasi sebagaimana dimak sud pada
ayat (5).
(7)

Penyaluran Tunjangan K husus berdasark an data dari
K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan sebagaimana
dimak sud pada ayat (6) dapat bersumber dari alok asi
dana Tunjangan K husus yang dik elola oleh Pemerintah
D aerah atau sumber lain yang dik elola oleh Pemerintah
Pusat.

Pasal 11
Mek anisme

penyaluran

Tunjangan

K husus

sebagaimana

dimak sud dalam Pasal 8 ayat (2) dan k riteria penerima
Tunjangan K husus sebagaimana dimak sud dalam Pasal 10
ayat (2) tercantum dalam L ampiran II yang merupak an bagian
tidak terpisahk an dari Peraturan Menteri ini.

B AB V
PE NY AL UR AN TAMB AHAN PE NG HAS IL AN

Pasal 12
(1)

Penyaluran

Tambahan

Pemerintah

D aerah

Penghasilan

dilak uk an

provinsi/ k abupaten/ k ota

oleh
sesuai

dengan k ewenangannya.
(2)

Penyaluran sebagaimana dimak sud pada ayat (1) harus
sesuai

dengan

mek anisme

penyaluran

Tambahan

Penghasilan.

Pasal 13
(1)

Tambahan Penghasilan diberik an dalam bentuk uang.

-8-

(2)

Tambahan Penghasilan sebagaimana dimak sud pada
ayat (1) diberik an sebesar R p250.000,00 (dua ratus lima
puluh ribu rupiah) per bulannya.

(3)

Tambahan

Penghasilan

dimak sud

pada

ayat

(2)

disalurk an setiap triwulan.

Pasal 14
(1)

Tambahan Penghasilan diberik an k epada G uru PNS D .

(2)

G uru

PNS D

sebagaimana

dimak sud

pada

ayat

(1)

merupak an G uru yang belum bersertifik at pendidik yang
memenuhi

k riteria

sebagai

penerima

Tambahan

Penghasilan.

Pasal 15
Mek anisme penyaluran Tambahan Penghasilan sebagaimana
dimak sud dalam Pasal 13 ayat (2) dan k riteria penerima
Tambahan Penghasilan sebagaimana dimak sud dalam Pasal
15 ayat (2) tercantum dalam L ampiran III yang merupak an
bagian tidak terpisahk an dari Peraturan Menteri ini.

B AB V I
PR OG R AM PR IOR ITAS

Pasal 16
(1)

Menteri

dapat

menetapk an

program

prioritas

dalam

penyaluran Tunjangan K husus dan T unjangan Profesi
Guru.
(2)

K etentuan lebih lanjut mengenai pelak sanan program
prioritas sebagaimana dimak sud pada ayat (1) diatur oleh
Peraturan D irek tur J enderal yang membidangi Guru dan
tenaga k ependidik an.

B AB V II
AL OK AS I

Pasal 17
(1)

Alok asi

Tunjangan

Profesi,

Tunjangan

K husus,

dan

Tambahan Penghasilan ditetapk an setiap tahun anggaran
berk enaan.

-9-

(2)

Alok asi sebagaimana dimak sud pada ayat (1) ditetapk an
sesuai

dengan

k etentuan

peraturan

perundang-

undangan.

B AB V III
MONITOR ING , E V ALUAS I, D AN PE L APOR AN

Pasal 18
Pemerintah
monitoring

Pusat
dan

dan

evaluasi

Pemerintah

D aerah

penyaluran

melak uk an

Tunjangan

Profesi,

Tunjangan K husus, dan Tambahan Penghasilan.

Pasal 19
(1)

Pemerintah D aerah melapork an penyaluran Tunjangan
Profesi, Tunjangan K husus, dan Tambahan Penghasilan
sesuai dengan k ewenangannya.

(2)

Laporan penyaluran dana Tunjangan Profesi, Tunjangan
K husus,

dan

Tambahan

Penghasilan

sebagaimana

dimak sud pada ayat (1) dilak uk an setiap tahun anggaran
berk enaan

sesuai

dengan

k etentuan

peraturan

perundang-undangan.

B AB V III
L AR ANG AN D AN S ANK S I

Pasal 20
Pemerintah D aerah dilarang memberik an T unjangan Profesi,
Tunjangan K husus, dan/ atau Tambahan Penghasilan yang
tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini.

Pasal 21
(1)

G uru PNS D yang terbuk ti menerima Tunjangan Profesi,
Tunjangan K husus, dan/ atau Tambahan Penghasilan
G uru yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini,
wajib mengembalik an tunjangan yang telah diterimanya.

- 10 -

(2)

J umlah

pengembalian

Tunjangan

Profesi,

Tunjangan

K husus, dan/ atau Tambahan Penghasilan sebagaimana
dimak sud

pada

ayat

(1)

terhitung

ditemuk annya

k etidak sesuaian

dan/ atau

sesuai

data

dengan

buk ti

pada

saat

administrasi

k etentuan

peraturan

perundang-undangan.
(3)

Pemerintah D aerah yang memberik an T unjangan Profesi,
Tunjangan K husus, dan/ atau Tambahan Penghasilan
yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini diberi
sank si sesuai dengan k etentuan peraturan perundangundangan.
B AB IX
K E TE NTUAN PE NUT UP

Pasal 22
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlak u, Peraturan
Menteri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Petunjuk Tek nis
Penyaluran Tunjangan Profesi dan Tambahan Penghasilan
B agi

G uru

Pegawai

Negeri

S ipil

D aerah

(B erita

Negara

R epublik Indonesia Tahun 2016 Nomor 684), dicabut dan
dinyatak an tidak berlak u.
Pasal 23
Peraturan

Menteri

ini

mulai

berlak u

pada

tanggal

diundangk an dan mempunyai daya berlak u surut sejak
tanggal 1 Maret 2017.

- 11 -

Agar

setiap

orang

mengetahuinya,

memerintahk an

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam B erita Negara R epublik Indonesia.

D itetapk an di J ak arta
pada tanggal 27 Maret 2017

ME NTE RI PE NDIDIK AN DAN K E BUDAYAAN
R E PUB L IK IND ONE S IA,

T TD .

MUHAD J IR E F F E ND Y

D iundangk an di J ak arta
pada tanggal 3 April 2017

DIR E K TUR J E NDE R AL
PE R ATUR AN PE R UND ANG-UND ANGAN
K E ME NTE R IAN HUK UM D AN HAK AS AS I MANUS IA
R E PUB LIK IND ONE S IA,

TTD .

WID ODO E K ATJ AHJ ANA

B E R ITA NE G AR A R E PUB L IK IND ONE S IA TAHUN 2017 NOMOR 479

S alinan sesuai dengan aslinya
K epala B iro Huk um dan Organisasi
K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan,

T TD .

D ian Wahyuni
NIP 196210221988032001