Permendikbud Tahun2017 Nomor12
S AL INAN
PE R ATUR AN ME NT E R I PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN
R E PUB L IK IND ONE S IA
NOMOR 12
TAHUN 2017
TE NTANG
PE TUNJ UK TE K NIS PE NY AL UR AN TUNJ ANG AN PR OF E S I,
TUNJ ANG AN K HUS US , D AN TAMB AHAN PE NG HAS IL AN
G UR U PE G AWAI NE G E R I S IPIL D AE R AH
D E NG AN R AHMAT T UHAN Y ANG MAHA E S A
ME NTE R I PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN R E PUB L IK IND ONE S IA,
Menimbang
: a.
bahwa agar penyaluran tunjangan profesi, tunjangan
k husus, dan tambahan penghasilan guru pegawai negeri
sipil
daerah
ek onomis,
berjalan
transparan,
secara
tertib,
ak untabel,
efisien,
efek tif,
k epatutan,
dan
bermanfaat, perlu petunjuk tek nis;
b.
bahwa dalam Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2016
tentang Petunjuk T ek nis Penyaluran T unjangan Profesi
dan Tambahan Penghasilan bagi G uru Pegawai Negeri
S ipil D aerah masih terdapat k ek urangan dan belum
dapat menampung k ebutuhan
masyarak at mengenai
penyaluran tunjangan bagi G uru, sehingga perlu diganti;
c.
bahwa
berdasark an
pertimbangan
sebagaimana
dimak sud dalam hu ruf a dan huruf b, perlu menetapk an
Peraturan Menteri Pendidik an dan K ebudayaan tentang
Petunjuk
Tek nis
Penyaluran
Tu njangan
Profesi,
Tunjangan K husus, dan Tambahan Penghasilan G uru
Pegawai Negeri S ipil D aerah;
-2-
Mengingat
: 1.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang G uru
dan D osen (L embaran Negara R epublik Indonesia Tahun
2005 Nomor 157, T ambahan L embaran Negara R epublik
Indonesia Nomor 4586);
2.
Undang-Undang
Pemerintahan
Nomor
D aerah
23
Tahun
(L embaran
2014
Negara
tentang
R epublik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara R epublik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa k ali diubah, terak hir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan K edua
atas Undang-Undang Nomor 23 T ahun 2014 tentang
Pemerintahan
D aerah
(L embaran
Negara
R epublik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan L embaran
Negara R epublik Indonesia Nomor 5679);
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
G uru (L embaran Negara R epublik Indonesia T ahun 2008
Nomor
194,
Tambahan
L embaran
Negara
R epublik
Indonesia Nomor 4941);
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Tunjangan Profesi G uru dan D osen, T unjangan K husus
G uru dan D osen, serta Tunjangan K ehormatan Profesor
(L embaran
Nomor
Negara
85,
R epublik
Tambahan
Indonesia
L embaran
Tahun
Negara
2009
R epublik
Indonesia Nomor 5016);
5.
Peraturan
Presiden
Nomor 52 Tahu n
2009 tentang
Tambahan Penghasilan bagi G uru Pegawai Negeri S ipil;
6.
Peraturan Menteri Pendidik an dan K ebudayaan Nomor 13
Tahun 2015 tentang K riteria D aerah K husus dalam
R angk a Pemberian Tunjangan K husus bagi G uru yang
B ertugas di D aerah K husus (B erita Negara R epublik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 794);
7.
Peraturan Menteri Pendidik an dan K ebudayaan Nomor 46
Tahun
2016
tentang
Penataan
L inieritas
G uru
B ersertifik at Pendidik (B erita Negara R epublik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1731);
8.
Peraturan Menteri K euangan Nomor 48/ PMK .07/ 2016
tentang Pengelolaan Transfer k e D aerah dan D ana D esa
(B erita Negara R epublik Indonesia Tahun 2016 Nomor
477)
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Peraturan
Menteri K euangan Nomor 187/ PMK .07/ 2016 tentang
-3-
Perubahan atas Peraturan Menteri K euangan Nomor
48/ PMK .07/ 2016
tentang
Pengelolaan
Transfer
ke
D aerah dan D ana D esa (B erita Negara R epublik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1850);
ME MUTUS K AN:
Menetapk an
: PE R ATUR AN ME NTE R I
PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN
TE NTANG PE TUNJ UK TE K NIS PE NY AL UR AN TUNJ ANG AN
PR OF E S I,
TUNJ ANG AN
K HUS US ,
D AN
TAMB AH AN
PE NG HAS IL AN G UR U PE G AWAI NE G E R I S IPIL D AE R AH.
B AB I
K E TE NTUAN UMUM
Pasal 1
D alam Peraturan Menteri ini yang dimak sud dengan:
1.
G uru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik ,
mengajar,
membimbing,
mengarahk an,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidik an anak
usia dini jalur pendidik an formal,
pendidik an dasar, dan pendidik an menengah.
2.
Tunjangan
Profesi adalah
tunjangan
yang diberik an
k epada G uru yang memilik i sertifik at pendidik sebagai
penghargaan atas profesionalitasnya.
3.
Tunjangan K husus adalah tunjangan yang diberik an
k epada G uru sebagai k ompensasi atas k esulitan hidup
yang dihadapi dalam melak sanak an tugas di daerah
k husus.
4.
Tambahan
diterimak an
Penghasilan
k epada
adalah
G uru
seju mlah
yang
belum
uang yang
menerima
Tunjangan Profesi sesuai dengan k etentuan peraturan
perundang-undangan.
5.
D aerah
K husus
adalah
daerah
yang terpencil atau
terbelak ang, daerah dengan k ondisi masyarak at adat
yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain,
daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial,
atau daerah yang berada dalam k eadaan darurat lain
dan/ atau pulau-pulau k ecil terluar.
-4-
6.
Pemerintah Pusat adalah Presiden R epublik Indonesia
yang
memegang
k ek uasaan
pemerintahan
negara
R epublik Indonesia yang dibantu oleh Wak il Presiden dan
menteri sebagaimana dimak sud dalam Undang-Undang
D asar Negara R epublik Indonesia Tahun 1945.
7.
Pemerintah D aerah adalah k epala daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan
pelak sanaan
urusan
daerah
yang memimpin
pemerintahan
yang
menjadi
k ewenangan daerah otonom.
8.
Menteri adalah Menteri Pendidik an dan K ebudayaan.
Pasal 2
(1)
Petunjuk
tek nis
penyaluran
Tunjangan
Profesi,
Tunjangan K husus, dan Tambahan Penghasilan G uru
Pegawai Negeri S ipil D aerah (PNS D ) merupak an pedoman
bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah D aerah dalam
memberik an Tunjangan Profesi, Tunjangan K husus, dan
Tambahan Penghasilan k epada G uru PNS D .
(2)
G uru
PNS D
sebagaimana
dimak sud
pada
ayat
(1),
meliputi:
a.
G uru K elas;
b.
G uru Mata Pelajaran;
c.
G uru Pendidik an K husus;
d.
G uru Pembimbing, terdiri atas:
1)
G uru
Tek nologi
Informasi
dan
K omunik asi
(TIK )/ K eterampilan K omputer dan Pengelolaan
Informasi (K K PI); dan
2)
e.
G uru B imbingan K onseling;
G uru
yang diberi tugas sebagai k epala satuan
pendidik an; dan
f.
G uru yang diangk at dalam jabatan pengawas.
B AB II
PR INS IP PE NY AL UR AN
Pasal 3
Penyaluran
Tunjangan
Profesi,
Tu njangan
K husus,
dan
Tambahan Penghasilan dilak sanak an dengan prinsip:
a.
efisien, yaitu harus diusahak an dengan menggunak an
sumber dana dan sumber daya yang ada untuk mencapai
-5-
sasaran
yang
ditetapk an
dalam
wak tu
sesingk at-
singk atnya dan dapat dipertanggungjawabk an;
b.
efek tif, yaitu harus sesuai dengan k ebu tuhan yang telah
ditetapk an dan dapat memberik an manfaat yang sebesarbesarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapk an;
c.
transparan, yaitu menjamin adanya k eterbuk aan yang
memungk ink an
masyarak at
dapat
mengetahui
mendapatk an
informasi
mengenai
dan
pembayaran
Tunjangan Profesi, Tunjangan K husus, dan Tambahan
Penghasilan;
d.
ak untabel,
yaitu
pelak sanaan
k egiatan
dapat
dipertanggung jawabk an;
e.
k epatutan, yaitu penjabaran program/ k egiatan harus
dilak sanak an secara realistis dan proporsional; dan
f.
manfaat,
yaitu
pelak sanaan
program/ k egiatan
yang
sejalan dengan prioritas nasional yang menjadi urusan
daerah dalam k erangk a pelak sanaan desentralisasi dan
secara riil dirasak an manfaatnya dan berdaya guna bagi
G uru PNS D .
B AB III
PE NY AL UR AN TUNJ ANG AN PR OF E S I
Pasal 4
(1)
Penyaluran Tunjangan Profesi dilak uk an oleh Pemerintah
D aerah
provinsi/ k abupaten/ k ota
sesuai
dengan
k ewenangannya.
(2)
Penyaluran sebagaimana dimak sud pada ayat (1) harus
sesuai
dengan
mek anisme
pembayaran
tunjangan
profesi.
Pasal 5
(1)
Tunjangan Profesi diberik an dalam bentuk uang melalui
rek ening bank penerima tunjangan.
(2)
B esaran Tunjangan Profesi sebagaimana dimak sud pada
ayat (1) dihitung sesuai dengan k etentuan peraturan
perundang-undangan.
-6-
Pasal 6
(1)
Tunjangan Profesi diberik an k epada G uru PNS D .
(2)
G uru PNS D sebagaimana dimak sud pada ayat (1), harus
sesuai dengan k riteria penerima Tunjangan Profesi.
Pasal 7
Mek anisme
penyaluran
Tunjangan
Profesi
sebagaimana
dimak sud dalam Pasal 4 ayat (2) dan k riteria penerima
Tunjangan Profesi sebagaimana dimak sud dalam Pasal 6 ayat
(2) tercantum dalam L ampiran I yang merupak an bagian tidak
terpisahk an dari Peraturan Menteri ini.
B AB IV
PE NY AL UR AN TUNJ ANG AN K HUS US
Pasal 8
(1)
Penyaluran
Pemerintah
Tunjangan
D aerah
K husus
dilak uk an
provinsi/ k abupaten/ k ota
oleh
sesuai
dengan k ewenangannya.
(2)
Penyaluran sebagaimana dimak sud pada ayat (1) harus
sesuai
dengan
mek anisme
penyaluran
Tunjangan
K husus.
Pasal 9
(1)
Tunjangan K husus diberik an dalam bentuk uang melalui
rek ening bank penerima tunjangan.
(2)
B esaran Tunjangan K husus sebagaimana dimak sud ayat
(1) setara dengan 1 (satu) k ali gaji pok ok penerima
tunjangan pada golongan/ jabatan fungsional yang sama
per bulan.
Pasal 10
(1)
Tunjangan K husus diberik an k epada G uru PNS D yang
melak sanak an tugas di D aerah K husus.
(2)
G uru PNS D sebagaimana dimak sud pada ayat (1), harus
sesuai dengan k riteria penerima Tunjangan K husus.
(3)
D aerah K husus sebagaimana dimak sud pada ayat (1)
ditetapk an oleh Menteri.
(4)
Penetapan Menteri sebagaimana dimak sud pada ayat (3)
berdasark an
pada
data
dari
K ementerian
D esa,
Pembangunan D aerah Tertinggal dan Transmigrasi dan
data dari K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan.
-7-
(5)
D ata dari K ementerian
D esa,
Pembangunan
D aerah
Tertinggal dan Transmigrasi sebagaimana dimak sud pada
ayat (4) yang masuk dalam k riteria penetapan daerah
k husus oleh Menteri yaitu desa dengan status desa
sangat tertinggal atau tertinggal.
(6)
D ata dari K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan
sebagaimana dimak sud pada ayat (4) merupak an data
daerah dalam k ondisi tertentu yang memenuhi k riteria
sebagai daerah k husus namun tidak termasuk dalam
data
dari
K ementerian
D esa,
Pembangunan
D aerah
Tertinggal dan Transmigrasi sebagaimana dimak sud pada
ayat (5).
(7)
Penyaluran Tunjangan K husus berdasark an data dari
K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan sebagaimana
dimak sud pada ayat (6) dapat bersumber dari alok asi
dana Tunjangan K husus yang dik elola oleh Pemerintah
D aerah atau sumber lain yang dik elola oleh Pemerintah
Pusat.
Pasal 11
Mek anisme
penyaluran
Tunjangan
K husus
sebagaimana
dimak sud dalam Pasal 8 ayat (2) dan k riteria penerima
Tunjangan K husus sebagaimana dimak sud dalam Pasal 10
ayat (2) tercantum dalam L ampiran II yang merupak an bagian
tidak terpisahk an dari Peraturan Menteri ini.
B AB V
PE NY AL UR AN TAMB AHAN PE NG HAS IL AN
Pasal 12
(1)
Penyaluran
Tambahan
Pemerintah
D aerah
Penghasilan
dilak uk an
provinsi/ k abupaten/ k ota
oleh
sesuai
dengan k ewenangannya.
(2)
Penyaluran sebagaimana dimak sud pada ayat (1) harus
sesuai
dengan
mek anisme
penyaluran
Tambahan
Penghasilan.
Pasal 13
(1)
Tambahan Penghasilan diberik an dalam bentuk uang.
-8-
(2)
Tambahan Penghasilan sebagaimana dimak sud pada
ayat (1) diberik an sebesar R p250.000,00 (dua ratus lima
puluh ribu rupiah) per bulannya.
(3)
Tambahan
Penghasilan
dimak sud
pada
ayat
(2)
disalurk an setiap triwulan.
Pasal 14
(1)
Tambahan Penghasilan diberik an k epada G uru PNS D .
(2)
G uru
PNS D
sebagaimana
dimak sud
pada
ayat
(1)
merupak an G uru yang belum bersertifik at pendidik yang
memenuhi
k riteria
sebagai
penerima
Tambahan
Penghasilan.
Pasal 15
Mek anisme penyaluran Tambahan Penghasilan sebagaimana
dimak sud dalam Pasal 13 ayat (2) dan k riteria penerima
Tambahan Penghasilan sebagaimana dimak sud dalam Pasal
15 ayat (2) tercantum dalam L ampiran III yang merupak an
bagian tidak terpisahk an dari Peraturan Menteri ini.
B AB V I
PR OG R AM PR IOR ITAS
Pasal 16
(1)
Menteri
dapat
menetapk an
program
prioritas
dalam
penyaluran Tunjangan K husus dan T unjangan Profesi
Guru.
(2)
K etentuan lebih lanjut mengenai pelak sanan program
prioritas sebagaimana dimak sud pada ayat (1) diatur oleh
Peraturan D irek tur J enderal yang membidangi Guru dan
tenaga k ependidik an.
B AB V II
AL OK AS I
Pasal 17
(1)
Alok asi
Tunjangan
Profesi,
Tunjangan
K husus,
dan
Tambahan Penghasilan ditetapk an setiap tahun anggaran
berk enaan.
-9-
(2)
Alok asi sebagaimana dimak sud pada ayat (1) ditetapk an
sesuai
dengan
k etentuan
peraturan
perundang-
undangan.
B AB V III
MONITOR ING , E V ALUAS I, D AN PE L APOR AN
Pasal 18
Pemerintah
monitoring
Pusat
dan
dan
evaluasi
Pemerintah
D aerah
penyaluran
melak uk an
Tunjangan
Profesi,
Tunjangan K husus, dan Tambahan Penghasilan.
Pasal 19
(1)
Pemerintah D aerah melapork an penyaluran Tunjangan
Profesi, Tunjangan K husus, dan Tambahan Penghasilan
sesuai dengan k ewenangannya.
(2)
Laporan penyaluran dana Tunjangan Profesi, Tunjangan
K husus,
dan
Tambahan
Penghasilan
sebagaimana
dimak sud pada ayat (1) dilak uk an setiap tahun anggaran
berk enaan
sesuai
dengan
k etentuan
peraturan
perundang-undangan.
B AB V III
L AR ANG AN D AN S ANK S I
Pasal 20
Pemerintah D aerah dilarang memberik an T unjangan Profesi,
Tunjangan K husus, dan/ atau Tambahan Penghasilan yang
tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini.
Pasal 21
(1)
G uru PNS D yang terbuk ti menerima Tunjangan Profesi,
Tunjangan K husus, dan/ atau Tambahan Penghasilan
G uru yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini,
wajib mengembalik an tunjangan yang telah diterimanya.
- 10 -
(2)
J umlah
pengembalian
Tunjangan
Profesi,
Tunjangan
K husus, dan/ atau Tambahan Penghasilan sebagaimana
dimak sud
pada
ayat
(1)
terhitung
ditemuk annya
k etidak sesuaian
dan/ atau
sesuai
data
dengan
buk ti
pada
saat
administrasi
k etentuan
peraturan
perundang-undangan.
(3)
Pemerintah D aerah yang memberik an T unjangan Profesi,
Tunjangan K husus, dan/ atau Tambahan Penghasilan
yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini diberi
sank si sesuai dengan k etentuan peraturan perundangundangan.
B AB IX
K E TE NTUAN PE NUT UP
Pasal 22
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlak u, Peraturan
Menteri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Petunjuk Tek nis
Penyaluran Tunjangan Profesi dan Tambahan Penghasilan
B agi
G uru
Pegawai
Negeri
S ipil
D aerah
(B erita
Negara
R epublik Indonesia Tahun 2016 Nomor 684), dicabut dan
dinyatak an tidak berlak u.
Pasal 23
Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlak u
pada
tanggal
diundangk an dan mempunyai daya berlak u surut sejak
tanggal 1 Maret 2017.
- 11 -
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahk an
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam B erita Negara R epublik Indonesia.
D itetapk an di J ak arta
pada tanggal 27 Maret 2017
ME NTE RI PE NDIDIK AN DAN K E BUDAYAAN
R E PUB L IK IND ONE S IA,
T TD .
MUHAD J IR E F F E ND Y
D iundangk an di J ak arta
pada tanggal 3 April 2017
DIR E K TUR J E NDE R AL
PE R ATUR AN PE R UND ANG-UND ANGAN
K E ME NTE R IAN HUK UM D AN HAK AS AS I MANUS IA
R E PUB LIK IND ONE S IA,
TTD .
WID ODO E K ATJ AHJ ANA
B E R ITA NE G AR A R E PUB L IK IND ONE S IA TAHUN 2017 NOMOR 479
S alinan sesuai dengan aslinya
K epala B iro Huk um dan Organisasi
K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan,
T TD .
D ian Wahyuni
NIP 196210221988032001
PE R ATUR AN ME NT E R I PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN
R E PUB L IK IND ONE S IA
NOMOR 12
TAHUN 2017
TE NTANG
PE TUNJ UK TE K NIS PE NY AL UR AN TUNJ ANG AN PR OF E S I,
TUNJ ANG AN K HUS US , D AN TAMB AHAN PE NG HAS IL AN
G UR U PE G AWAI NE G E R I S IPIL D AE R AH
D E NG AN R AHMAT T UHAN Y ANG MAHA E S A
ME NTE R I PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN R E PUB L IK IND ONE S IA,
Menimbang
: a.
bahwa agar penyaluran tunjangan profesi, tunjangan
k husus, dan tambahan penghasilan guru pegawai negeri
sipil
daerah
ek onomis,
berjalan
transparan,
secara
tertib,
ak untabel,
efisien,
efek tif,
k epatutan,
dan
bermanfaat, perlu petunjuk tek nis;
b.
bahwa dalam Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2016
tentang Petunjuk T ek nis Penyaluran T unjangan Profesi
dan Tambahan Penghasilan bagi G uru Pegawai Negeri
S ipil D aerah masih terdapat k ek urangan dan belum
dapat menampung k ebutuhan
masyarak at mengenai
penyaluran tunjangan bagi G uru, sehingga perlu diganti;
c.
bahwa
berdasark an
pertimbangan
sebagaimana
dimak sud dalam hu ruf a dan huruf b, perlu menetapk an
Peraturan Menteri Pendidik an dan K ebudayaan tentang
Petunjuk
Tek nis
Penyaluran
Tu njangan
Profesi,
Tunjangan K husus, dan Tambahan Penghasilan G uru
Pegawai Negeri S ipil D aerah;
-2-
Mengingat
: 1.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang G uru
dan D osen (L embaran Negara R epublik Indonesia Tahun
2005 Nomor 157, T ambahan L embaran Negara R epublik
Indonesia Nomor 4586);
2.
Undang-Undang
Pemerintahan
Nomor
D aerah
23
Tahun
(L embaran
2014
Negara
tentang
R epublik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara R epublik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa k ali diubah, terak hir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan K edua
atas Undang-Undang Nomor 23 T ahun 2014 tentang
Pemerintahan
D aerah
(L embaran
Negara
R epublik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan L embaran
Negara R epublik Indonesia Nomor 5679);
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
G uru (L embaran Negara R epublik Indonesia T ahun 2008
Nomor
194,
Tambahan
L embaran
Negara
R epublik
Indonesia Nomor 4941);
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Tunjangan Profesi G uru dan D osen, T unjangan K husus
G uru dan D osen, serta Tunjangan K ehormatan Profesor
(L embaran
Nomor
Negara
85,
R epublik
Tambahan
Indonesia
L embaran
Tahun
Negara
2009
R epublik
Indonesia Nomor 5016);
5.
Peraturan
Presiden
Nomor 52 Tahu n
2009 tentang
Tambahan Penghasilan bagi G uru Pegawai Negeri S ipil;
6.
Peraturan Menteri Pendidik an dan K ebudayaan Nomor 13
Tahun 2015 tentang K riteria D aerah K husus dalam
R angk a Pemberian Tunjangan K husus bagi G uru yang
B ertugas di D aerah K husus (B erita Negara R epublik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 794);
7.
Peraturan Menteri Pendidik an dan K ebudayaan Nomor 46
Tahun
2016
tentang
Penataan
L inieritas
G uru
B ersertifik at Pendidik (B erita Negara R epublik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1731);
8.
Peraturan Menteri K euangan Nomor 48/ PMK .07/ 2016
tentang Pengelolaan Transfer k e D aerah dan D ana D esa
(B erita Negara R epublik Indonesia Tahun 2016 Nomor
477)
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Peraturan
Menteri K euangan Nomor 187/ PMK .07/ 2016 tentang
-3-
Perubahan atas Peraturan Menteri K euangan Nomor
48/ PMK .07/ 2016
tentang
Pengelolaan
Transfer
ke
D aerah dan D ana D esa (B erita Negara R epublik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1850);
ME MUTUS K AN:
Menetapk an
: PE R ATUR AN ME NTE R I
PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN
TE NTANG PE TUNJ UK TE K NIS PE NY AL UR AN TUNJ ANG AN
PR OF E S I,
TUNJ ANG AN
K HUS US ,
D AN
TAMB AH AN
PE NG HAS IL AN G UR U PE G AWAI NE G E R I S IPIL D AE R AH.
B AB I
K E TE NTUAN UMUM
Pasal 1
D alam Peraturan Menteri ini yang dimak sud dengan:
1.
G uru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik ,
mengajar,
membimbing,
mengarahk an,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidik an anak
usia dini jalur pendidik an formal,
pendidik an dasar, dan pendidik an menengah.
2.
Tunjangan
Profesi adalah
tunjangan
yang diberik an
k epada G uru yang memilik i sertifik at pendidik sebagai
penghargaan atas profesionalitasnya.
3.
Tunjangan K husus adalah tunjangan yang diberik an
k epada G uru sebagai k ompensasi atas k esulitan hidup
yang dihadapi dalam melak sanak an tugas di daerah
k husus.
4.
Tambahan
diterimak an
Penghasilan
k epada
adalah
G uru
seju mlah
yang
belum
uang yang
menerima
Tunjangan Profesi sesuai dengan k etentuan peraturan
perundang-undangan.
5.
D aerah
K husus
adalah
daerah
yang terpencil atau
terbelak ang, daerah dengan k ondisi masyarak at adat
yang terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain,
daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial,
atau daerah yang berada dalam k eadaan darurat lain
dan/ atau pulau-pulau k ecil terluar.
-4-
6.
Pemerintah Pusat adalah Presiden R epublik Indonesia
yang
memegang
k ek uasaan
pemerintahan
negara
R epublik Indonesia yang dibantu oleh Wak il Presiden dan
menteri sebagaimana dimak sud dalam Undang-Undang
D asar Negara R epublik Indonesia Tahun 1945.
7.
Pemerintah D aerah adalah k epala daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan
pelak sanaan
urusan
daerah
yang memimpin
pemerintahan
yang
menjadi
k ewenangan daerah otonom.
8.
Menteri adalah Menteri Pendidik an dan K ebudayaan.
Pasal 2
(1)
Petunjuk
tek nis
penyaluran
Tunjangan
Profesi,
Tunjangan K husus, dan Tambahan Penghasilan G uru
Pegawai Negeri S ipil D aerah (PNS D ) merupak an pedoman
bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah D aerah dalam
memberik an Tunjangan Profesi, Tunjangan K husus, dan
Tambahan Penghasilan k epada G uru PNS D .
(2)
G uru
PNS D
sebagaimana
dimak sud
pada
ayat
(1),
meliputi:
a.
G uru K elas;
b.
G uru Mata Pelajaran;
c.
G uru Pendidik an K husus;
d.
G uru Pembimbing, terdiri atas:
1)
G uru
Tek nologi
Informasi
dan
K omunik asi
(TIK )/ K eterampilan K omputer dan Pengelolaan
Informasi (K K PI); dan
2)
e.
G uru B imbingan K onseling;
G uru
yang diberi tugas sebagai k epala satuan
pendidik an; dan
f.
G uru yang diangk at dalam jabatan pengawas.
B AB II
PR INS IP PE NY AL UR AN
Pasal 3
Penyaluran
Tunjangan
Profesi,
Tu njangan
K husus,
dan
Tambahan Penghasilan dilak sanak an dengan prinsip:
a.
efisien, yaitu harus diusahak an dengan menggunak an
sumber dana dan sumber daya yang ada untuk mencapai
-5-
sasaran
yang
ditetapk an
dalam
wak tu
sesingk at-
singk atnya dan dapat dipertanggungjawabk an;
b.
efek tif, yaitu harus sesuai dengan k ebu tuhan yang telah
ditetapk an dan dapat memberik an manfaat yang sebesarbesarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapk an;
c.
transparan, yaitu menjamin adanya k eterbuk aan yang
memungk ink an
masyarak at
dapat
mengetahui
mendapatk an
informasi
mengenai
dan
pembayaran
Tunjangan Profesi, Tunjangan K husus, dan Tambahan
Penghasilan;
d.
ak untabel,
yaitu
pelak sanaan
k egiatan
dapat
dipertanggung jawabk an;
e.
k epatutan, yaitu penjabaran program/ k egiatan harus
dilak sanak an secara realistis dan proporsional; dan
f.
manfaat,
yaitu
pelak sanaan
program/ k egiatan
yang
sejalan dengan prioritas nasional yang menjadi urusan
daerah dalam k erangk a pelak sanaan desentralisasi dan
secara riil dirasak an manfaatnya dan berdaya guna bagi
G uru PNS D .
B AB III
PE NY AL UR AN TUNJ ANG AN PR OF E S I
Pasal 4
(1)
Penyaluran Tunjangan Profesi dilak uk an oleh Pemerintah
D aerah
provinsi/ k abupaten/ k ota
sesuai
dengan
k ewenangannya.
(2)
Penyaluran sebagaimana dimak sud pada ayat (1) harus
sesuai
dengan
mek anisme
pembayaran
tunjangan
profesi.
Pasal 5
(1)
Tunjangan Profesi diberik an dalam bentuk uang melalui
rek ening bank penerima tunjangan.
(2)
B esaran Tunjangan Profesi sebagaimana dimak sud pada
ayat (1) dihitung sesuai dengan k etentuan peraturan
perundang-undangan.
-6-
Pasal 6
(1)
Tunjangan Profesi diberik an k epada G uru PNS D .
(2)
G uru PNS D sebagaimana dimak sud pada ayat (1), harus
sesuai dengan k riteria penerima Tunjangan Profesi.
Pasal 7
Mek anisme
penyaluran
Tunjangan
Profesi
sebagaimana
dimak sud dalam Pasal 4 ayat (2) dan k riteria penerima
Tunjangan Profesi sebagaimana dimak sud dalam Pasal 6 ayat
(2) tercantum dalam L ampiran I yang merupak an bagian tidak
terpisahk an dari Peraturan Menteri ini.
B AB IV
PE NY AL UR AN TUNJ ANG AN K HUS US
Pasal 8
(1)
Penyaluran
Pemerintah
Tunjangan
D aerah
K husus
dilak uk an
provinsi/ k abupaten/ k ota
oleh
sesuai
dengan k ewenangannya.
(2)
Penyaluran sebagaimana dimak sud pada ayat (1) harus
sesuai
dengan
mek anisme
penyaluran
Tunjangan
K husus.
Pasal 9
(1)
Tunjangan K husus diberik an dalam bentuk uang melalui
rek ening bank penerima tunjangan.
(2)
B esaran Tunjangan K husus sebagaimana dimak sud ayat
(1) setara dengan 1 (satu) k ali gaji pok ok penerima
tunjangan pada golongan/ jabatan fungsional yang sama
per bulan.
Pasal 10
(1)
Tunjangan K husus diberik an k epada G uru PNS D yang
melak sanak an tugas di D aerah K husus.
(2)
G uru PNS D sebagaimana dimak sud pada ayat (1), harus
sesuai dengan k riteria penerima Tunjangan K husus.
(3)
D aerah K husus sebagaimana dimak sud pada ayat (1)
ditetapk an oleh Menteri.
(4)
Penetapan Menteri sebagaimana dimak sud pada ayat (3)
berdasark an
pada
data
dari
K ementerian
D esa,
Pembangunan D aerah Tertinggal dan Transmigrasi dan
data dari K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan.
-7-
(5)
D ata dari K ementerian
D esa,
Pembangunan
D aerah
Tertinggal dan Transmigrasi sebagaimana dimak sud pada
ayat (4) yang masuk dalam k riteria penetapan daerah
k husus oleh Menteri yaitu desa dengan status desa
sangat tertinggal atau tertinggal.
(6)
D ata dari K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan
sebagaimana dimak sud pada ayat (4) merupak an data
daerah dalam k ondisi tertentu yang memenuhi k riteria
sebagai daerah k husus namun tidak termasuk dalam
data
dari
K ementerian
D esa,
Pembangunan
D aerah
Tertinggal dan Transmigrasi sebagaimana dimak sud pada
ayat (5).
(7)
Penyaluran Tunjangan K husus berdasark an data dari
K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan sebagaimana
dimak sud pada ayat (6) dapat bersumber dari alok asi
dana Tunjangan K husus yang dik elola oleh Pemerintah
D aerah atau sumber lain yang dik elola oleh Pemerintah
Pusat.
Pasal 11
Mek anisme
penyaluran
Tunjangan
K husus
sebagaimana
dimak sud dalam Pasal 8 ayat (2) dan k riteria penerima
Tunjangan K husus sebagaimana dimak sud dalam Pasal 10
ayat (2) tercantum dalam L ampiran II yang merupak an bagian
tidak terpisahk an dari Peraturan Menteri ini.
B AB V
PE NY AL UR AN TAMB AHAN PE NG HAS IL AN
Pasal 12
(1)
Penyaluran
Tambahan
Pemerintah
D aerah
Penghasilan
dilak uk an
provinsi/ k abupaten/ k ota
oleh
sesuai
dengan k ewenangannya.
(2)
Penyaluran sebagaimana dimak sud pada ayat (1) harus
sesuai
dengan
mek anisme
penyaluran
Tambahan
Penghasilan.
Pasal 13
(1)
Tambahan Penghasilan diberik an dalam bentuk uang.
-8-
(2)
Tambahan Penghasilan sebagaimana dimak sud pada
ayat (1) diberik an sebesar R p250.000,00 (dua ratus lima
puluh ribu rupiah) per bulannya.
(3)
Tambahan
Penghasilan
dimak sud
pada
ayat
(2)
disalurk an setiap triwulan.
Pasal 14
(1)
Tambahan Penghasilan diberik an k epada G uru PNS D .
(2)
G uru
PNS D
sebagaimana
dimak sud
pada
ayat
(1)
merupak an G uru yang belum bersertifik at pendidik yang
memenuhi
k riteria
sebagai
penerima
Tambahan
Penghasilan.
Pasal 15
Mek anisme penyaluran Tambahan Penghasilan sebagaimana
dimak sud dalam Pasal 13 ayat (2) dan k riteria penerima
Tambahan Penghasilan sebagaimana dimak sud dalam Pasal
15 ayat (2) tercantum dalam L ampiran III yang merupak an
bagian tidak terpisahk an dari Peraturan Menteri ini.
B AB V I
PR OG R AM PR IOR ITAS
Pasal 16
(1)
Menteri
dapat
menetapk an
program
prioritas
dalam
penyaluran Tunjangan K husus dan T unjangan Profesi
Guru.
(2)
K etentuan lebih lanjut mengenai pelak sanan program
prioritas sebagaimana dimak sud pada ayat (1) diatur oleh
Peraturan D irek tur J enderal yang membidangi Guru dan
tenaga k ependidik an.
B AB V II
AL OK AS I
Pasal 17
(1)
Alok asi
Tunjangan
Profesi,
Tunjangan
K husus,
dan
Tambahan Penghasilan ditetapk an setiap tahun anggaran
berk enaan.
-9-
(2)
Alok asi sebagaimana dimak sud pada ayat (1) ditetapk an
sesuai
dengan
k etentuan
peraturan
perundang-
undangan.
B AB V III
MONITOR ING , E V ALUAS I, D AN PE L APOR AN
Pasal 18
Pemerintah
monitoring
Pusat
dan
dan
evaluasi
Pemerintah
D aerah
penyaluran
melak uk an
Tunjangan
Profesi,
Tunjangan K husus, dan Tambahan Penghasilan.
Pasal 19
(1)
Pemerintah D aerah melapork an penyaluran Tunjangan
Profesi, Tunjangan K husus, dan Tambahan Penghasilan
sesuai dengan k ewenangannya.
(2)
Laporan penyaluran dana Tunjangan Profesi, Tunjangan
K husus,
dan
Tambahan
Penghasilan
sebagaimana
dimak sud pada ayat (1) dilak uk an setiap tahun anggaran
berk enaan
sesuai
dengan
k etentuan
peraturan
perundang-undangan.
B AB V III
L AR ANG AN D AN S ANK S I
Pasal 20
Pemerintah D aerah dilarang memberik an T unjangan Profesi,
Tunjangan K husus, dan/ atau Tambahan Penghasilan yang
tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini.
Pasal 21
(1)
G uru PNS D yang terbuk ti menerima Tunjangan Profesi,
Tunjangan K husus, dan/ atau Tambahan Penghasilan
G uru yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini,
wajib mengembalik an tunjangan yang telah diterimanya.
- 10 -
(2)
J umlah
pengembalian
Tunjangan
Profesi,
Tunjangan
K husus, dan/ atau Tambahan Penghasilan sebagaimana
dimak sud
pada
ayat
(1)
terhitung
ditemuk annya
k etidak sesuaian
dan/ atau
sesuai
data
dengan
buk ti
pada
saat
administrasi
k etentuan
peraturan
perundang-undangan.
(3)
Pemerintah D aerah yang memberik an T unjangan Profesi,
Tunjangan K husus, dan/ atau Tambahan Penghasilan
yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini diberi
sank si sesuai dengan k etentuan peraturan perundangundangan.
B AB IX
K E TE NTUAN PE NUT UP
Pasal 22
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlak u, Peraturan
Menteri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Petunjuk Tek nis
Penyaluran Tunjangan Profesi dan Tambahan Penghasilan
B agi
G uru
Pegawai
Negeri
S ipil
D aerah
(B erita
Negara
R epublik Indonesia Tahun 2016 Nomor 684), dicabut dan
dinyatak an tidak berlak u.
Pasal 23
Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlak u
pada
tanggal
diundangk an dan mempunyai daya berlak u surut sejak
tanggal 1 Maret 2017.
- 11 -
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahk an
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam B erita Negara R epublik Indonesia.
D itetapk an di J ak arta
pada tanggal 27 Maret 2017
ME NTE RI PE NDIDIK AN DAN K E BUDAYAAN
R E PUB L IK IND ONE S IA,
T TD .
MUHAD J IR E F F E ND Y
D iundangk an di J ak arta
pada tanggal 3 April 2017
DIR E K TUR J E NDE R AL
PE R ATUR AN PE R UND ANG-UND ANGAN
K E ME NTE R IAN HUK UM D AN HAK AS AS I MANUS IA
R E PUB LIK IND ONE S IA,
TTD .
WID ODO E K ATJ AHJ ANA
B E R ITA NE G AR A R E PUB L IK IND ONE S IA TAHUN 2017 NOMOR 479
S alinan sesuai dengan aslinya
K epala B iro Huk um dan Organisasi
K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan,
T TD .
D ian Wahyuni
NIP 196210221988032001