Ekonomi Drn ltflrhrsbwr ffi;il;; sddi Manrfeme-n den Akuntansi

  

PERSEPSI MAHASISWA FKIP YANG BELUM PPL II DAN

YANG SUDAH PPL II, SERTA MAHASISWA NON FKIP

TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI ASPEK

KESEJAHTERAAN, SOSIAL DAN PROFESIONAL

  

Studi Kasus Mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan Ekonomi

Dan Mahasiswa FE Program Studi Manajemen dan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Disusun Oleh :

Marina Dwi Murwati

NIM: 011334097

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Janganlah berhent i unt uk selalu belajar

dari kehidupan,dari segala hal

yang t elah, sedang dan akan menyapamu (Agung W eebe)

  Skripsi ini kupersembahkan kepada: Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus

  Bapakku A. Suparjo dan Ibuku B. Suyatmi Mbak Yanti , Mas Yoyok, keponakan-ku Hexa adekku Tiok dan Rini

  Keluargaku di Bangka, Sragen, Lampung, OKU, Bekasi Almamaterku

  Dan semua orang yang ku cintai Dan yang mencintai aku

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 10 November 2006 Penulis

  Marina Dwi Murwati

  

ABSTRAK

PERSEPSI MAHASISWA FKIP YANG BELUM PPL II DAN

YANG SUDAH PPL II, SERTA MAHASISWA NON FKIP

TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI ASPEK

  

KESEJAHTERAAN, SOSIAL DAN PROFESIONAL

Studi Kasus Mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan Ekonomi

Dan Mahasiswa FE Program Studi Manajemen dan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  

Marina Dwi Murwati

NIM: 011334097

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  

2006

  Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari aspek kesejahteraan, (2) perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari aspek sosial, (3) perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari aspek profesional.

  Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di FKIP Prodi Pendidikan Ekonomi serta Mahasiswa FE Prodi Akuntansi dan Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan November-Desember 2005. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1265 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa FKIP Prodi Pendidikan Ekonomi angkatan 2001-2004 serta mahasiswa FE Prodi Akuntansi dan Manajemen angkatan 2001-2002. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 304 mahasiswa dari populasi diatas dengan menggunakan metode proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi, sedangkan teknik

  2 analisis data yang digunakan adalah Chi-Kuadrat ( ).

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non

  2

  2 FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari aspek kesejahteraan ( hitung 18,366 > tabel

  15,507), (2) ada perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari

  2

  2

  

ABSTRACT

THE PERCEPTION OF THE STUDENTS AT THE FACULTY OF

EDUCATION AND TEACHER TRAINING WHO HAVE AND HAVE NOT

ATTENDED THE FIELDWORK TRAINING II AND THE STUDENTS AT

OTHER FACULTIES ON THE PROFESSION OF TEACHER VIEWED

FROM ITS PROSPERITY, SOCIAL AND PROFESSIONAL ASPECTS

A Case Study on the students of Economic Education study Program,

  

The Faculty of Education Teacher Training and of Management and

Accounting Study Program of Economic,

Sanata Dharma University, Yogyakarta

Marina Dwi Murwati

  

NIM: 011334097

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2006

  This study is aimed to know: (1) the different perception between the students at the faculty of education and teacher training who have and have not attended the fieldwork training II and the students at other faculties on the profession of teacher viewed from its prosperity aspects, (2) the different perception between the students at the faculty of education and teacher training who have and have not attended the fieldwork training II and the students at other faculties on the profession of teacher viewed from its social aspects, (3) the different perception between the students at the faculty of education and teacher training who have and have not attended the fieldwork training II and the students at other faculties on the profession of teacher viewed from its professional aspects.

  This case study is conducted in the Economic Education Study Program, the Faculty of Education and Teacher training and the Management and Accounting Study Program, the Faculty of Economic, Sanata Dharma University, Yogyakarta, in November-December 2005. The population in this study numbers 1265 students, which consist of students of Economic Education Study Program from the generation of 2001-2004 and the students of Management and Accounting Study Program from the generation of 2001-2002. This study takes 304 students out of 1265 population as its sample. The sampling method is proportional method to gather data. As for data

  2 analysis, this study applies Chi-Square ( ) method. training who have and have not attended the fieldwork training II and the students at

  2

  other faculties on the profession of teacher viewed from its social aspects ( count

  2

  29,2119 > 15,507), (3) there is different perception between the students at the

  table

  faculty of education and teacher training who have and have not attended the fieldwork training II and the students at other faculties on the profession of teacher

  2

  2 viewed from its professional aspects ( count 44,4188 > table 15,507).

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur atas berkat dan karunia Allah Bapa sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “Persepsi Mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta Mahasiswa non FKIP terhadap Profesi Guru ditinjau dari Aspek Kesejahteraan, Sosial dan Profesional”. Studi kasus Mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Mahasiswa FE Program Studi Manajemen dan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2006.

  Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan sesuai program studi yang ditempuh di Universitas Sanata Dharma.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

  Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo J.R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Pembimbing I yang telah menyediakan waktunya, memberi saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.

  4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku dosen Pembimbing II yang memberi saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai.

  5. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., yang telah memberikan bantuan, saran dan pengarahan kepada penulis.

  6. Guru-guruku di TK-SD St. Theresia I, SD Robert, SMPN 5, SMK Tunas Karya Pangkalpinang-Bangka, seluruh Dosen di USD khususnya Prodi PAk yang telah memberikan bimbingannya, terima kasih.

  7. Bapak, ibu, kakak dan adikku tercinta, serta seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil.

  8. Teman2-ku serantau m’ Eva, mas teguh, m’ Ririn, m’ Yeni, Kaka, Onggo, Eka, Wisnu, Santi (kangen wo ngumpul kayak dulu agik). Teman2 kostku di Kuwera (m’ Cici, m’ Lani, m’ Dewi, m’ Pei), di STM Pembangunan (m’ Reta, m’ Eva, m’ Elok, Olla, Kris, Ajeng, Betty, Eko), dan tentu saja di Bromo 2C (m’ Menik, m’ Nana, Teteh, Puji, Agus, Dian, Ami). Terima kasih atas hari-hari penuh warna yang pernah kita lalui bersama.

  9. Teman-temanku Arum, Dita, Icha, Lina, Yuli, ma kasih ya atas kebersamaan

  10. Teman-temanku Sr. Columba, Ria, mas Ari franky (makasih bantuannya ya), mas Ari Wibowo, mas Ari, Wiwik, Hexa, Nila, Liza, Deta, Pipit, Silvi, Kompos (yang semangat ya), m’ Atik 99,m’ Atik 00 m’ Pipit, Nita, Maria, Benny + Romo (makasih atas bantuannya nyebarin kuesioner), terima kasih atas keceriaan dan dorongannya selama ini.

  11. Teman-teman PAK B+A+C ‘01, ‘00, ‘99, ‘02, ‘03 dan teman-teman PDU ‘01, terima kasih telah memberi warna selama kuliah, teruslah berusaha meraih citamu.

  12. Teman-teman BEM-FKIP (mas Ino, Hening, Adven, Rere, Dedy, Agung, pak Kus, dll), Insadha 03-04, Infak 03 dan 04, dan juga untuk LSR (Romo Budi, mbak Sophie, mas Win, mas Basskoro) marina memperoleh pengalaman yang berharga di sana.

  13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

  

DAFTAR ISI

Hal HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... v ABSTRAK................................................................................................... vi ABSTRACT ................................................................................................ vii KATA PENGANTAR................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR................................................................................... xvii BAB

  I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................

  1 B. Rumusan Masalah ....................................................................

  4 C. Tujuan Penelitian......................................................................

  5 D. Manfaat Penelitian....................................................................

  5 BAB II KAJIAN PUSTAKA

  B. Profesi Guru .............................................................................

  9 1. Pengertian Profesi................................................................

  9

  2. Pengertian Guru ................................................................... 13

  C. Persepsi Mahasiswa.................................................................. 21

  D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa terhadap profesi guru ................................................................ 22

  1. Aspek Kesejahteraan............................................................ 22

  2. Aspek Sosial ........................................................................ 23

  3. Aspek Profesionalisme......................................................... 23

  E. Kerangka Berpikir .................................................................... 24 F. Hipotesis ..................................................................................

  25 BAB III METODA PENELITIAN

  A. Jenis Penelitian......................................................................... 26

  B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 26

  C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 26

  D. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 28

  E. Variabel Penelitian dan pengukurannya .................................... 29

  F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas.......................................... 30

  A. Sejarah Universitas Sanata Dharma .......................................... 41

  B. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan USD .................................... 45

  C. Prodi Pendidikan Ekonomi (PE) ............................................... 46

  D. Program dan Fasilitas Pendukung untuk Kesejahteraan Mahasiswa .................................................................................................

  50 E. Jumlah Mahasiswa, Dosen dan Karyawan ................................ 53

  F. Pejabat Struktural Universitas Sanata Dharma .......................... 55

  G. Bagan Struktur Organisasi FKIP............................................... 59

  BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data.......................................................................... 60 B. Uji Prasyarat............................................................................. 64 C. Pengujian Hipotesis .................................................................. 66 D. Pembahasan..............................................................................

  79 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..............................................................................

  85 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 86 C. Saran ........................................................................................

  87 DAFTAR PUSTAKA

  DAFTAR LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Indikator instrumen penelitian, factor-faktor yang mempengaruhi pilihan persepsi mahasiswa terhadap profesi guru ..................................... 30 Tabel 2 Hasil Perhitungan Uji Validitas ..................................................... 32 Tabel 3 Perbandingan Jumlah Mahasiswa.................................................. 35 Tabel 4 Jumlah Mahasiswa Tiga Tahun Terakhir ....................................... 53 Tabel 5 Jumlah Tenaga Pengajar Tetap...................................................... 54 Tabel 6 Karakteristik Responden dilihat dari Fakultas ............................... 60 Tabel 7 Deskripsi Variabel Persepsi Mahasiswa ditinjau dari Aspek Kesejahteraan .....................................................................................................

  61 Tabel 8 Deskripsi Variabel Persepsi Mahasiswa ditinjau dari Aspek Sosial 62 Tabel 9 Deskripsi Variabel Persepsi Mahasiswa ditinjau dari Aspek Profesional....................................................................................

  63 Tabel 10 Tes Homogenitas Persepsi Mahasiswa ditinjau dari Aspek Kesejahteraan .....................................................................................................

  64 Tabel 11 Tes Homogenitas Persepsi Mahasiswa ditinjau dari Aspek Sosial . 65 Tabel 12 Tes Homogenitas Persepsi Mahasiswa ditinjau dari Aspek Profesional....................................................................................

  65

  Tabel 14 Analisis perbedaan persepsi mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap Profesi Guru ditinjau dari aspek sosial............................................................................ 71

  Tabel 15 Analisis perbedaan persepsi mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap Profesi Guru ditinjau dari aspek profesional ................................................................... 75

  DAFTAR GAMBAR

  Struktur Organisasi FKIP .............................................................................. 59

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I Instrumen Penelitian (Kuesioner) ........................................... 89 Lampiran II Hasil Uji Validitas, Reliabilitas Kuesioner, Uji Normalitas dan homogenitas Data................................................................... 92 Lampiran III Data Primer ............................................................................ 97 Lampiran IV Kategori Kecenderungan Variabel.......................................... 108 Lampiran V Kriteria Interpretasi terhadap Koefisien Kontingensi .............. 112 Lampiran VI Tabel r dan Chi-Kuadrat......................................................... 113

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kunci keberhasilan pembangunan suatu negara adalah kualitas sumber daya manusia yang meliputi nilai-nilai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Dalam hal ini pendidikan menduduki peranan yang penting. Pendidikan

  dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang lebih baik dikemudian hari. Guru sebagai pendidik atau pengajar merupakan salah satu komponen penting dalam kesuksesan setiap usaha pendidikan. Guru atau tenaga pendidik meliputi tenaga pembimbing, tenaga pengajar dan tenaga pelatih, yang semuanya itu membantu peserta didik untuk mencapai tujuan perkembangannya (Samana, 1994: 12).

  Pada jaman pra dan pasca kemerdekaan sebelum era globalisasi informasi, profesi dan posisi guru tinggi dan dihormati seperti priyayi, dan posisi guru juga sangat tinggi dan dihormati di mata masyarakat (Syah, 1995: 221). Terbatasnya jumlah guru pada jaman dahulu menyebabkan kedudukan guru di negara kita sangatlah terhormat, secara ekonomis penghasilan guru cukup memadai dan secara psikologis harga diri dan wibawa mereka juga

  Namun citra guru di mata masyarakat atau di negara kita berubah dari waktu ke waktu. Perubahan citra guru tersebut dipengaruhi oleh perubahan aspirasi (penilaian serta penghargaan) warga masyarakat terhadap jabatan guru, unjuk kerja para guru yang telah berkarya (performance), dan adanya perubahan persyaratan guru sebagai dampak kemajuan ilmu serta teknologi (era profesionalisasi dan spesialisasi) (Samana, 1994: 13). Ada pernyataan yang menyatakan bahwa “guru miskin harta tapi kaya jasa” (Arikunto, 1980: 228). Syah (1995: 221) dengan sebuah analogi menyatakan bahwa penghasilan guru hanya minim, cukup untuk mempertahankan kepulan asap dapur.

  Sebagian orang berpandangan bahwa profesi guru tidak menjanjikan baik secara ekonomis maupun secara gengsi. Bahkan kitapun sering mendengar perkataan “mau kaya jangan jadi guru” atau “jadi guru banyak kerja tapi penghasilan sedikit”. Dari kenyataan-kenyataan tersebut tidak heran jika banyak generasi muda lebih berminat pada profesi dokter, insinyur, akuntan dan lain sebagainya dibandingkan peminat menjadi guru.

  Dari uraian di atas tampak adanya pengeseran terhadap profesi guru, dari persepsi guru seperti “priyayi” sampai dengan persepsi guru merupakan profesi yang tidak menarik. Mungkin karena faktor inilah maka profesi guru menjadi tidak menarik bagi generasi muda, bahkan alumni yang memiliki latar Kedokteran, Fakultas Tehnik dan yang lainnya dibandingkan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

  Ini menandakan bahwa generasi muda lebih berminat untuk melanjutkan pendidikannya ke fakultas yang lebih bergengsi dibandingkan dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, bahkan FKIP akan menjadi pilihan terakhir apabila pilihan pertama atau keduanya tidak lulus. Disini yang menjadi pertanyaan besar bagaimana dengan mahasiswa FKIP sendiri saat ini? Bagaimana persepsi mahasiswa FKIP dan non FKIP terhadap profesi guru?

  Mahasiswa FKIP dididik dan disiapkan untuk menjadi guru yang profesional. Pendidikan yang diberikan pada mahasiswa FKIP mulai dari keahlian khusus tentang dunia sekolah, siswa, hingga keahlian bidang studi. Untuk mempersiapkan mahasiswa sehingga benar-benar matang untuk terjun kedunia pendidikan membutuhkan waktu yang tidak sedikit Selain itu mahasiswa juga dibekali praktik pengalaman lapangan yakni praktik langsung di sekolah selama ± 1 semester (Noviyanti, 2004: 14). Tentunya hal ini dapat menimbulkan perbedaan persepsi, baik yang positif maupun negatif antara mahasiswa FKIP yang belum PPL 2 dan yang sudah PPL 2 terhadap profesi guru.

  Mahasiswa non FKIP tidak dididik untuk menjadi guru. Persepsi

  Dari hal-hal di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui secara nyata dan jelas bagaimana sebenarnya persepsi mahasiswa FKIP dan non FKIP Universitas Sanata Dharma terhadap profesi guru. Sebab dari persepsi mahasiswa FKIP dan non FKIP, baik yang positif maupun negatif terhadap profesi guru akan berpengaruh pada diri mahasiswa FKIP sebagai calon guru yang akan membangkitkan atau justru melemahkan tugasnya dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang

  sudah PPL II, serta Mahasiswa Non FKIP terhadap Profesi Guru di tinjau dari Aspek Kesejahteraan, Sosial dan Profesional”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari aspek kesejahteraan?

  2. Apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap

  3. Apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari aspek profesional?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari aspek kesejahteraan.

  2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari aspek sosial.

  3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari aspek profesional.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Program Studi Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi sehingga minat mahasiswa atau masyarakat luas terhadap profesi guru semakin meningkat.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana untuk menciptakan suasana kompetitif yang sehat antara Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan non FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini penulis memperoleh tambahan wawasan, pengalaman dan pengetahuan dalam mempraktekkan ilmu dan teori yang diperoleh di bangku kuliah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi Mahasiswa

  1. Pengertian Persepsi Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman (Thoha, 1988: 138). Menurut Rakmanto persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hasil hubungan-hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan perasaan (dalam Rakmanto, 1985: 64).

  Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya (Walgito, 1994: 53). Menurut Davidof melalui stimulus yang diterimanya, individu akan mengalami persepsi.

  Persepsi adalah proses mengorganisasikan, menginterpretasikan sehingga individu mengerti tentang apa yang diinderakan ( 1981, Walgito, 1994: 64). stimulus atau rangsang dari luar di samping dari dalam dirinya sendiri. Ia merasa kedinginan, sakit dan sebagainya, kesan tersebut diperoleh dari lingkungannya, merupakan hasil dari proses persepsi. Karena persepsi merupakan proses memahami dunianya. Setelah manusia menginderakan objek di lingkungannya, ia memproses hasil penginderaannya itu, dan timbullah makna tentang obyek itu pada diri manusia yang bersangkutan (Sarwono, 1992: 47).

  Dari pengertian persepsi diatas dapat disimpulkan bahwa, persepsi mahasiswa adalah pandangan mahasiswa tentang suatu obyek (dalam hal ini adalah profesi guru) yang diperoleh dengan mengumpulkan dan menginterpretasikan informasi, sehingga mahasiswa tersebut dapat mengerti tentang apa yang diinderakan.

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi Persepsi terhadap suatu stimulus mungkin berbeda antara satu individu dengan individu lainnya, walaupun stimulus itu sama dan disampaikan oleh orang yang sama. Hal ini dapat terjadi karena tergantung dari individu, apa yang hendak dipersepsi/bagaimana sesuatu yang akan dipersepsi tersebut diorganisasikan dan diinterpretasikan, tetapi hal ini tidak berarti persepsi orang satu dengan lainnya tidak

  Persepsi yang terbentuk sekurang-kurangnya dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu (Mulyadi, 1989: 234-235): a. Orang yang membentuk persepsi itu sendiri

  Kondisi intern atau karakteristik pribadi, sangat menentukan persepsi yang dibentuk. Termasuk dalam kategori kondisi intern ini antara lain: kebutuhan, kelelahan, kecemasan, sikap, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu, dan kepribadian.

  b. Stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu Obyek yang diamati (benda, orang, peristiwa, proses, dan lain-lain) ikut juga menentukan persepsi yang dibentuk oleh seseorang.

  Masing-masing obyek tersebut memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Kecuali itu setiap obyek juga memiliki sejumlah karakteristik tertentu. Karakteristik yang dianggap paling menonjol oleh seseorang biasanya paling menentukan persepsi yang dibentuk. Sebagai contoh, dalam sebuah organisasi terdapat seorang anggota yang penampilannya sangat mengesankan. Cara berpakaiannya selalu rapi, sopan, rajin, ramah, dan mudah bergaul terhadap anggota yang memiliki karakteristik seperti itu, anggota lain umumnya segera membentuk persepsi positif terhadapnya.

  c. Situasi di mana pembentukan persepsi itu terjadi Situasi saat terjadinya pembentukan persepsi juga berpengaruh terhadap persepsi yang dibentuk. Termasuk dalam pengertian situasi ini antara lain: tempat, waktu, suasana (sedih, gembira), dan lain- lain.

B. Profesi Guru

  1. Pengertian Profesi Kata “profesional” berasal dari kata sifat yang berarti “pencaharian” dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan lain Sudjana (1974, dalam Usman 1995). Menurut Dr. Sikun Pribadi profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu (Hamalik, 2003: 2). Sedangkan menurut Nugroho profesi bukan sekedar pekerjaan atau vocation melainkan suatu

  

vokasi khusus yang mempunyai ciri-ciri keahlian (expertise), tanggung

  jawab (responsibility), dan rasa kesejawatan (corporateness) (1982, Idris dan Jamal, 1992: 43).

  Ciri-ciri profesi menurut Supriadi (1998: 96-97) sebagai berikut:

  a. Pekerjaan itu mempunyai fungsi signifikan sosial karena diperlukan mengabdi pada masyarakat, b. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang “lama” dan “intensif” serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan (Accountable), c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu (A sysmatic body of

  knowledge ) bukan sekedar serpihan atau hanya commonsense,

  d. Ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggotanya beserta

  Sedangkan ciri-ciri profesi menurut Gibson (1965, dalam Arikunto 1980: 236):

  a. Pengakuan oleh masyarakat terhadap layanan tertentu yang hanya dapat dilakukan oleh kelompok pekerja yang dikategorikan sebagai suatu profesi,

  b. Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah tehnik dan prosedur yang unik, c. Diperlukannya persiapan yang sengaja dan sistematik sebelum orang mampu melaksanakan suatu pekerjaan profesional, d. Dimilikinya organisasi profesional yang di samping melindungi kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, juga berfungsi tidak saja menjaga, akan tetapi sekaligus selalu berusaha meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk tindak- tindak etis profesional kepada anggotanya.

  Berdasarkan ciri-ciri profesi yang ke empat yaitu adanya organisasi profesi yang merupakan suatu wadah tempat para anggota profesional tersebut menggabungkan diri dan mendapat perlindungan. Maka di Indonesia organisasi profesional bidang kependidikan yang sudah ada antara lain, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia (ISAPI), dan Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) (Idris, 1992: 43).

  Adapun mengenai PGRI berfungsi sebagai berikut:

  a. Menyatukan seluruh kekuatan guru dalam satu wadah

  b. Mengusahakan adanya kesatuan langkah dan tindakan

  c. Melindungi kepentingan anggota-anggotanya

  d. Mengawasi kemampuan anggota-anggotanya dengan selalu g. Mengambil tindakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran, dan kemudian melakukan pembinaan (Depdikbud, 1983 dalam Idris dan Jamal, 1992: 43)

  Untuk mengatur keseluruhan tingkah laku dan sikap anggota, organisasi profesional harus mempunyai kode etik profesioanl. Dengan kata lain, kode etik itu merupakan ukuran nilai bagi para anggotanya untuk bertingkah laku dan bersikap dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Berikut ini kode etik yang dikutip dari Landasan dan Pedoman Organisasi PGRI Penerbitan Khusus PGRI No.

  15/ 1979: Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari pendidikan merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan Tanah Air, kemanusiaan pada umumnya; dan guru Indonesia yang berjiwa Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 merasa turut bertanggungjawab pada terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Atas dasar itu, guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai guru dengan mempedomani isi pernyataan berikut ini (Idris dan Jamal, 1992: 44):

  a. Guru berbakti membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.

  b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan peserta didik.

  e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

  f. Guru secara sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesionalnya.

  g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.

  h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdian.

  2. Pengertian Guru Dalam kamus bahasa Indonesia (1976) guru diartikan sebagai seseorang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Guru merupakan profesi atau jabatan/pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru (Usman, 1995: 6). Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang- bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus yang dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Masidjo (1992: 10), guru adalah seorang pekerja profesional yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh atasan yang berwenang untuk melaksanakan di atas tampak bahwa ke-3nya sama-sama menunjuk bahwa guru merupakan pekerjaan.

  Menurut Samana (1994: 11), guru atau tenaga pendidik yang dikutipnya dari PP No. 38/ 1992, Bab I, Pasal I, ayat I adalah warga masyarakat yang mengabdikan diri secara langsung dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan tertentu. Dengan demikian guru merupakan tenaga pendidik yang bekerja di lembaga pendidikan. Sedangkan pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal (Usman, 1995: 15).

  Adapun persyaratan khusus profesi (guru) yang dikemukakan oleh Drs. Moh. Ali (1985, dalam Usman 1995: 15) antara lain sebagai berikut:

  a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dari teori ilmu pengetahuan yang mendalam.

  b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.

  c. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

  d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan

  Selain persyaratan tersebut, masih ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong ke dalam suatu profesi (Usman, 1995: 15) antara lain:

  a. Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

  b. Memiliki klien/obyek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya, guru dengan muridnya.

  c. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.

  Untuk melaksanakan tugas secara bertanggung jawab, seorang guru wajib memiliki berbagai kemampuan dasar keguruan. Kemampuan dasar keguruan yang dimaksud meliputi kemampuan dasar personal-sosial dan kemampuan dasar profesional (Masidjo, 1992: 10), sebagai berikut: a. Kemampuan Dasar Personal-Sosial

  Kurikulum Pendidikan Tenaga Kependidikan Program Studi Strata Satu (Depdikbud, Dikti, 1991/1992) menyebutkan beberapa kemampuan dasar personal-sosial yang harus dimiliki seorang guru yang meliputi:

  1) Kemampuan beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2) Kemampuan berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa Pancasila; 3) Kemampuan berpikir mandiri dan mampu mengungkapkan dalam bahasa yang baku; 4) Kemampuan mengembangkan sifat-sifat pribadi yang terpuji yang disyaratkan bagi jabatan guru-pendidik.

  7) Kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan dengan mengamalkan bidang studi dan ketrampilannya.

  b. Kemampuan Dasar Profesional Kemampuan dasar profesional yang harus dimiliki seorang guru meliputi 10 hal (Darji Darmodiharjo, 1980, yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut:

  1) Penguasaan bahan pelajaran sehingga dapat menjadi infomator yang merupakan sumber informasi kegiatan pengajaran. 2) Pengelolaan program belajar mengajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya. 3) Pengeloaan kelas sehingga memungkinkan dilaksanakan kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan kemampuan siswa. 4) Pemakaian media dan sumber belajar. 5) Pengelolaan interaksi belajar mengajar. 6) Penguasaan landasan-landasan kependidikan yang tampak dalam perannya sebagai pribadi dan pendidik dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar. 7) Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan konseling di sekolah. 8) Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah baik sebagai proses maupun sebagai bidang garapan. 9) Pemahaman prinsip-prinsip dan penafsiran hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. 10) Penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. 11) Agar hasil belajar benar-benar mencerminkan prestasi belajar yang sesungguhnya, seorang guru harus mampu melaksanakan kegiatan pengukuran dan penilaian prestasi belajar siswa secara bertanggung jawab. Dengan demikian seorang guru memperoleh umpan balik yang berharga untuk pengembangan pengajarannya.

  Guru sebagai pendidik memiliki tugas-tugas tertentu yang berbeda dengan profesi yang lain. Menurut Samana (1994: 12) tugas pendidik sebagai berikut: didik (klien) agar mengenali dirinya termasuk kemampuan potensinya dan mengetahui perkembangan dirinya.

  b. Tenaga pengajar adalah tenaga kependidikan yang tugas utamanya menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik, baik yang bersifat akademis, semi akademis, maupun yang bersifat keterampilan.

  c. Tenaga pelatih/instruktur latihan keterampilan adalah tenaga kependidikan yang secara bertahap serta sistematis melatih peserta didik untuk menguasai keterampilan tertentu yang menjadi sasaran pelajaran.

  Sedangkan tugas guru menurut Usman (1995: 6) dibagi menjadi tiga, yakni: a. Tugas guru dalam bidang profesi

  Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Tugas ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi.

  Sedangkan melatih merupakan kegiatan mengembangkan keterampilan- b. Tugas dalam bidang kemanusiaan Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.

  c. Tugas dalam bidang kemasyarakatan Tugas di dalam masyarakat, tugas guru memberi teladan atau contoh.

  Dimana dalam lingkungan masyarakat, guru diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat sekitarnya.

  Sedangkan peranan guru yang dikemukakan oleh Adams dan Dickey, meliputi (Hamalik, 2003: 123):

  a. Guru sebagai pengajar Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah

  (kelas). Guru menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain itu guru juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi, dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya.

  Untuk mencapai tujuan-tujuan itu maka guru perlu memahami sedalam-dalamnya pengetahuan yang akan menjadi tanggungjawabnya dan menguasai dengan baik metode dan tehnik mengajar.

  b. Guru sebagai pembimbing Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Murid-murid membutuhkan bantuan guru dalam hal mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan, dan kesulitan lainnya.

  c. Guru sebagai pemimpin menciptakan lingkungan belajar yang serasi, menyenangkan, dan merangsang dorongan belajar para anggota kelas.

  d. Guru sebagai ilmuwan Guru dipandang sebagai orang yang berpengetahuan. Berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada murid, guru berkewajiban mengembangkan pengetahuan itu dan terus- menerus memupuk pengetahuan yang dimilikinya e. Guru sebagai pribadi

  Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh murid-muridnya, oleh orang tua, dan oleh masyarakat. Sifat-sifat ini sangat diperlukan agar ia dapat melaksanakan pengajaran secara efektif.

  f. Guru sebagai penghubung Sekolah berdiri di antara dua lapangan, di satu pihak mengemban tugas menyampaikan dan mewariskan ilmu, teknologi, dan kebudayaan yang terus-menerus berkembang, di lain pihak ia bertugas menampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat, dan tuntutan masyarakat. Di antara kedua lapangan inilah sekolah memegang peranannya sebagai penghubung di mana guru berfungsi sebagai pelaksana.

  g. Guru sebagai pembaharu Pembaharuan dalam masyarakat terjadi berkat masuknya pengaruh ilmu dan teknologi modern, yang datang dari negara-negara berkembang. Masuknya pengaruh-pengaruh itu, ada yang secara langsung ke dalam masyarakat dan ada yang melalui lembaga pendidikan (sekolah). Guru memegang peranan sebagai pembaharu, karena melalui kegiatan guru menyampaikan ilmu dan teknologi h. Guru sebagai pembangunan

  Sekolah turut memperbaiki masyarakat dengan cara memecahkan masalah-masalah yang ada dalam masyarakat dan turut melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat. Guru baik sebagai pribadi maupun sebagai guru profesional dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan masyarakat, seperti: kegiatan keluarga berencana, koperasi dan sebagainya

  Di samping tugas-tugas dan peranan guru tersebut, karakteristik kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru (Syah, 1995: 227-230) antara lain:

  a. Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu.

  b. Keterbukaan psikologis kepribadian merupakan dasar kompetensi profesional (kemampuan dan wewenang melaksanakan tugas) keguruan yang harus di pilih oleh setiap guru.

  Prof. Dr. Tjokorde Raka Joni dan tim Proyek Pengembangan Pendidikan Guru/PTG (dalam Arikunto, 1980: 238-239) berhasil merumuskan tiga kemampuan penting yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Ketiga kemampuan tersebut dikenal dengan “tiga kompetensi” yaitu: a. Kompetensi profesional, artinya bahwa guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses belajar-mengajar.

  b. Kompetensi personal, artinya bahwa guru harus memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi intensifikasi bagi subjek. Arti lebih terperinci adalah bahwa ia memiliki kepribadian yang patut diteladani seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara: “Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut

  Atas dasar ciri-ciri dan persyaratan diatas, jelaslah jabatan profesional harus ditempuh melalui jenjang pendidikan yang khusus mempersiapkan jabatan itu. Demikian pula dengan profesi guru, harus ditempuh melalui jenjang pendidikan pre service education seperti Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), IKIP dan Fakultas Keguruan di luar lembaga IKIP (Usman, 1995: 15).

C. Persepsi Mahasiswa

  Seorang guru harus memiliki kecakapan, keterampilan, serta pengelolaan kelas yang baik. Dengan kecakapan, keterampilan serta penguasaan dari guru yang baik, maka tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional akan dapat tercapai.

  Mahasiswa FKIP dididik dan disiapkan untuk menjadi guru yang profesional. Pendidikan yang diberikan pada mahasiswa FKIP mulai dari keahlian khusus tentang dunia sekolah, siswa, hingga keahlian bidang studi. Tidak hanya membutuhkan waktu yang sedikit untuk mempersiapkan mahasiswanya sehingga benar-benar matang untuk terjun kedunia pendidikan.

  Selain itu mahasiswa juga dibekali praktik pengalaman lapangan yakni praktik langsung di sekolah selama ± 1 semester (Noviyanti, 2004: 14). mahasiswa. Apakah persepsi tersebut positif ataupun negatif? Dari persepsi ini akan menimbulkan reaksi mahasiswa (Noviyanti, 2004: 15).

  

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap profesi

guru

  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap profesi guru, antara lain aspek kesejahteraan, aspek sosial, aspek profesionalisme.

  1. Aspek kesejahteraan Masalah kesejahteraan tidak pernah lepas dari seorang guru, apalagi di Indonesia. Meskipun kesejahteraan guru bukan satu-satunya penentu kehormatan dan martabat guru. Kesejahteraan merupakan tema sentral dalam banyak pembicaraan mengenai profesi guru selama ini. Profesi dan status guru dilihat dari pendapatannya, memang bukan suatu pekerjaan yang menjanjikan.