Kharisma misioner Kongregasi SSpS untuk pendampingan religiositas anak-anak jalanan di rumah singgah Sekar Surabaya - USD Repository

  

KHARISMA MISIONER KONGREGASI SSpS

UNTUK PENDAMPINGAN RELIGIOSITAS ANAK-ANAK JALANAN

DI RUMAH SINGGAH SEKAR SURABAYA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh:

Ismiati

NIM: 041124012

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

  

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada

Para Suster Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus

  

“Maria Bunda Allah”

Provinsi Jawa

  

MOTTO

  “Hari ini adalah hari untuk memberi terang kepada hidup orang lain dengan jalan meneguhkan dan meringankan bebannya, walau hanya dengan sapaan yang ramah.” ( Beata Josepha Hendrina Stenmanns SSpS)

  ” Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. ” ( Mat 12:20)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 21 Juli 2008 Penulis,

  Ismiati

  ABSTRAK

  Judul skripsi ini adalah “KHARISMA MISIONER KONGREGASI SSpS

  

UNTUK PENDAMPINGAN RELIGIOSITAS ANAK-ANAK JALANAN DI

RUMAH SINGGAH SEKAR SURABAYA”. Penulisan skripsi ini

  dilatarbelakangi oleh karya pelayanan para postulan dan suster SSpS yang terlibat kepada anak-anak jalanan di rumah singgah SEKAR Surabaya. Pada saat ini perkembangan jaman yang semakin maju berpengaruh dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Salah satu pengaruh itu ialah munculnya fenomena anak jalanan. Permasalahan-permasalahan kehidupan yang mereka hadapi tidak dibarengi dengan perhatian dan pendampingan dari masyarakat.

  Menanggapi situasi tersebut di atas penulis melihat pentingnya suatu pendampingan bagi mereka. Agama yang mereka anut berbeda-beda maka pendampingan di sini lebih ditekankan pada pendampingan religiositas yang didasari oleh semangat Kharisma Misioner Kongregasi SSpS. Oleh karena itu, penulis mengadakan studi pustaka tentang pendampingan religiositas terhadap anak- anak jalanan. Penulis juga melakukan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana para postulan dan suster SSpS yang terlibat dalam karya pelayanan ini disemangati oleh kharisma misioner kongregasi. Selain itu wawancara ini juga untuk mengetahui masih relevan atau tidak pendampingan religiositas bagi anak-anak jalanan pada jaman ini. Hasil wawancara menunjukan bahwa mereka sudah disemangati oleh Kharisma Misioner Kongregasi, namun masih harus ditingkatkan dan mereka juga melihat bahwa pendampingan religiositas pada jaman ini masih sangat relevan. Dengan pendampingan religiositas diharapkan dapat membantu anak-anak jalanan bertumbuh dam berkembang dalam kualitas hidup khususnya dalam tantangan jaman ini. Pendampingan religiositas membantu mereka untuk semakin dapat menghargai dan menerapkan nilai-nilai kehidupan dalam hidup bermasyarakat.

  Untuk menindaklanjuti hasil wawancara tersebut, penulis mengusulkan untuk diadakannya evaluasi kritis dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan. Dengan evaluasi ini akan diketahui hal-hal mana yang sudah berkembang dan hal-hal mana yang belum berkembang, juga kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi. Berkat evaluasi ini diharapkan para postulan dan suster SSpS mampu melihat seberapa jauh Kharisma Misioner Kongregasi menyemangati karya pelayanan mereka. Dengan demikian diharapkan para postulan dan suster SSpS khususnya Provinsi Jawa mampu menemukan secara kreatif cara-cara untuk dapat semakin meningkatkan karya pelayanan pendampingan religiositas bagi anak-anak jalanan dengan lebih baik.

  ABSTRACT

  The title of this thesis is “THE MISSIONER CHARISMA OF CONGREGATION OF THE HOLY SPIRIT SISTER FOR GUIDANCE OF RELIGIOSITY FOR HOMELESS AT RUMAH SINGGAH SEKAR SURABAYA.” The writing process of this thesis was, intrinsically, based on the tangible experience of Holy Spirit Sisters and the postulants, who have been playing a part in the apostolic work for the homeless at RUMAH SINGGAH SEKAR in Surabaya. Nowadays, the more sophisticated growth of period has a solid impact on every aspects of societies’ life. One of the enormous influences is the appearance of drifters’ phenomena. The problems of life faced do not go along with a high-quality of society’s care and guidance.

  In order to respond to the above situation, the writer then perceives that it is important to carry out a particular guidance for the homeless. Since the background of their religions is diverse, the guidance is more focused on the religiosity guidance, which is based on the basic vision of the charisma of the Holy Spirit Sister. The writer, therefore, conducted a detail literary study dealing with the guidance of religiosity toward the homeless. The writer also made an interview aimed at knowing how far the sisters and the postulants of the Holy Spirit Sister have involved into this apostolic work inspired by the charisma of congregation. Moreover, this interview is intended to know whether it is still relevant to current homeless or not. The outcome of interview pointed out that they had been inspired by the charisma of congregation; however, it must still be constantly developed and they also realized that the guidance of religiosity was still extremely relevant at the present time. By means of the religiosity guidance, it is expected that the approaches used should be able to assist the growth and development of homeless into a highly quality of life, particularly in facing the current challenge helping them to appreciate and implement the values of life in the society existence.

  To follow up the result of the interview, the writer proposed making a critical evaluation in every single-activities performed. This evaluation allows us to know clearly certain progresses, deteriorations, and difficulties faced. Its aim is to enable the sisters and the postulants to see the missioner charisma of congregation inspiring their apostolic work. Furthermore, it is hoped that the sisters and the postulants, especially those belong to Java Province would eventually be able to find out any creative way or method to develop the apostolic work of religiosity guidance as well for the drifters or homeless.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Ismiati Nomor Mahasiswa : 041124012 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

KHARISMA MISIONER KONGREGASI SSpS UNTUK PENDAMPINGAN

RELIGIOSITAS ANAK-ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH SEKAR

SURABAYA

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 5 Agustus 2008 Yang menyatakan (Ismiati)

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Allah Tritunggal Yang Maha Kudus, atas rahmat kasih dan bimbingan-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Allah begitu setia membimbing, mendampingi dan memberi terang Roh Kudus serta menguatkan penulis. Meskipun dalam proses, banyak kesulitan dan hambatan yang penulis alami dan rasakan, tetapi semuanya dapat dilalui dengan sikap tenang dan sabar. Bimbingan dan kekuatan Allah Roh Kudus sungguh nyata dalam setiap orang yang hadir membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Skripsi ini berjudul “KHARISMA MISIONER KONGREGASI SSpS UNTUK PENDAMPINGAN RELIGIOSITAS ANAK-ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH SEKAR SURABAYA”. Penulis bermaksud memberikan sumbangan pemikiran bagi Kongregasi SSpS dalam karya pelayanan terhadap kaum miskin terutama anak-anak jalanan yang disemangati Kharisma Misioner Kongregasi.

  Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan dan perhatian berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, dari hati yang tulus penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada : 1.

  Drs. F.X. Heryatno W.W., SJ., M.Ed., selaku kaprodi yang telah memberi ijin, kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini dan selaku dosen penguji III, yang telah merelakan waktu, pikiran, dan tenaga dalam membimbing dan mengoreksi tulisan ini.

  2. Dr. J. Darminta., SJ., selaku dosen pembimbing utama dan penguji I, yang dengan tekun, sabar, teliti dan setia meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing penulis mulai dari penyusunan hingga pertanggungjawaban skripsi ini.

  3. Drs. Y.a.C.H. Mardiraharja., selaku dosen pembimbing akademik dan penguji II, yang dengan sabar dan setia membimbing penulis selama masa studi sampai pada penyusunan skripsi dan penyelesaiannya.

  4. F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd., yang dengan terbuka hati telah menyumbangkan gagasan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

  5. Keluarga besar IPPAK yang telah membekali penulis dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman serta penyediaan semua fasilitas pendukung demi memperlancar studi penulis.

  6. Kongregasi SSpS, secara khusus Tim Pimpinan Provinsi Maria Bunda Allah Jawa, yang memberi kepercayaan, dukungan baik spiritual, moril maupun finansial kepada penulis untuk studi di IPPAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  7. Setiap suster di setiap komunitas yang telah memberi dukungan spiritual, moril maupun finansial kepada penulis selama masa studi dan penulisan skripsi di IPPAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  8. Para suster di komunitas Biara Roh Suci Yogyakarta yang dengan caranya masing-masing telah mendukung penulis salama studi hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.

  9. Para suster SSpS dan postulan yang melayani pendampingan anak-anak jalanan bersedia menerima penulis untuk melakukan wawancara dan ketebukaan hati dalam mengungkapkan pengalaman hidupnya yang konkrit sehingga dapat membantu penulis dalam proses penyusunan tulisan ini.

  10. Para pendamping di rumah singgah SEKAR Surabaya dan anak-anak di rumah singgah yang dengan terbuka menerima, mendukung gagasan penulisan skripsi ini.

  11. Rekan-rekan mahasiswa, khususnya angkatan 2004, yang dengan caranya masing-masing telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah berperan dalam proses studi, khususnya dalam penyelesaian skripsi ini.

  13. Romo Drs. H.J. Suhardiyanto SJ., selaku kaprodi yang baru yang telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan rendah hati dan terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sekiranya dapat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca, khususnya para postulan, suster dan pendamping bagi kaum miskin terutama anak-anak jalanan.

  Yogyakarta, 14 Juli 2008 Penulis

  Ismiati

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERRSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iv MOTTO .................................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................................. vii ABSTRACT ........................................................................................................... viii KATA PENGANTAR............................................................................................ ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii DAFTAR SINGKATAN........................................................................................ xvi

  BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................. 7 C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 8 D. Manfaat Penulisan ................................................................................. 8 E. Metode Penulisan ................................................................................... 8 F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 9 BAB II. KHARISMA KONGREGASI SUSTER MISI ABDI ROH KUDUS DAN KARYA PELAYANAN TERHADAP KAUM MISKIN ............. 11 A. Kharisma Misioner Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus ......................... 11

  1. Identitas Kongregasi SSpS ..................................................................... 11

  2. Kharisma Kongregasi SSpS ................................................................... 13

  a. Arti Kharisma ................................................................................... 13

  b. Kharisma Misioner Kongregasi SSpS .............................................. 13

  B. Kelompok Sasaran Kaum Miskin ........................................................... 18

  1. Kaum Miskin Dalam Perjanjian Lama ................................................... 19

  2. Yesus dan Kaum Miskin Dalam Perjanjian Baru................................... 20

  C. Gambaran Orang Miskin Menurut SSpS ................................................. 22

  1. Gambaran Umum ................................................................................... 22

  a. Kaum Perempuan ............................................................................. 22

  b. Anak-anak dan Kaum Muda ............................................................ 23

  c. Kaum Pinggiran ................................................................................ 23

  d. Keluarga ........................................................................................... 23

  e. Orang Sakit, Lanjut Usia dan Menghadapi Ajal .............................. 24

  2. Karya Pelayanan Para Suster SSpS Provinsi Jawa ................................ 26

  D. Anak-Anak Jalanan Sebagai Kelompok Kaum Miskin ........................... 27

  1. Pengertian Anak Jalanan ....................................................................... 27

  2. Ciri-Ciri Anak Jalanan .......................................................................... 28

  3. Kekuatan Anak-anak Sebagai Peluang ................................................. 29

  BAB III. PENDAMPINGAN RELIGIOSITAS ANAK-ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH SEKAR SURABAYA .......................................... 30 A. Pendampingan Religiositas di Rumah singgah SEKAR Surabaya ......... 31

  1. Rumah Singgah SEKAR Surabaya ........................................................ 31

  2. Pendampingan Religiositas .................................................................... 33

  a. Pengertian Umum Tentang Pendampingan ........................................ 33 1) Pengenalan dan Pengakuan Terhadap Peserta .............................. 34

  2) Kerjasama Antara Pendamping dan Peserta ................................. 35

  b. Pola-Pola Pendampingan Bagi Kaum Miskin .................................... 35 1) Pola Belas Kasih ............................................................................ 35 2) Pola Marxis .................................................................................... 36 3) Pola Lembaganisasi ....................................................................... 36 4) Pola Proyek .................................................................................... 36 5) Pola Penyadaran ............................................................................. 37

  c. Pokok-pokok yang harus ada dalam pendampingan .......................... 37 1) Pengetahuan .................................................................................... 37 2) Perubahan Irama ............................................................................. 38 3) Kesabaran ........................................................................................ 38 4) Ketulusan Hati ................................................................................ 38

  5) Kepercayaan ...................................................................................... 39 6) Kerendahan Hati ............................................................................... 39 7) Harapan ............................................................................................. 39

  Pendekatan penelitian ........................................................................ 47 b.

  1. Hal-Hal Yang Sudah Baik ..................................................................... 64

  BAB IV. EVALUASI KRITIS TERHADAP PENDAMPINGAN RELIGIOSITAS ANAK-ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH SEKAR SURABAYA .......................................................... 63 A. Evaluasi Kritis ........................................................................................ 64

  5. Kesimpulan........................................................................................... 61

  4. Pembahasan Peneltian .......................................................................... 60

  3. Laporan Hasil Penelitian ...................................................................... 49

  Teknik Penelitian dan Instrumen Penelitian...................................... 48 e. Teknik Analisa Data .......................................................................... 49 f. Keabsahan Data ................................................................................. 49

  Tempat Penelitian .............................................................................. 48 c. Responden Penelitian ........................................................................ 48 d.

  2. Metodologi Penelitian .......................................................................... 47 a.

  3. Religiositas ............................................................................................. 40

  Manfaat Penelitian............................................................................. 47

  Permasalahan Penelitian ................................................................... 46 c. Tujuan Penelitian............................................................................... 46 d.

  Latar Belakang ................................................................................. 45 b.

  1. Pendahuluan ........................................................................................ 45 a.

  B. Penelitian Pendampingan Religiositas Anak-anak jalanan di Rumah Singgah SEKAR Surabaya ................................................................... 45

  b. Menumbuhkan Sikap Religius Anak-anak ......................................... 41 1) Bakat religius Anak Perlu Dipandu .................................................. 42 2) Manusia Agamawan dan Manusia Religius ...................................... 42 3) Pendidikan Religiositas Sebagai Komunikasi Iman ......................... 42

  a. Arti Religiositas .................................................................................. 40

  2. Hal-Hal Yang Masih Kurang Dan Perlu Untuk Ditingkatkan .............. 66

  B. Dampak Pendampingan .......................................................................... 68

  1. Pendampingan Sebagai Proses Pembelajaran ........................................ 68

  2. Model Pendampingan yang terjadi ........................................................ 69

  C. Pelayanan Pendampingan Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus terhadap Anak Jalanan .............................................................................................. 70

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 73 A.Kesimpulan ............................................................................................... 73 B. Saran ........................................................................................................ 76 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 78 DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... (1)

DAFTAR SINGKATAN DAN SEBUTAN

  Art : Artikel DepSos : Departemen Sosial EN : Evangelii Nuntiandi HIV/AIDS : Human Immunedeficiency Virus (Autoimmune Deficiency Syndrome)

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik JPIC : Justice Peace and Integrity of Creation Kol : Kolose Konst : Konstitusi

  I Kor : I Korintus KPKC : Keadilan Perdamaian & Keutuhan Ciptaan LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat Mat : Matius ODHA : Orang Dengan HIV/AID PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa

  I Sam : I Samuel SD : Sekolah Dasar SEKAR : Sekolah Anak Rakyat SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SMKK : Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga STIKES : Sekolah Tinggi Kesehatan

  SSpS : Servarum Spiritus Sancti ( Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus) SSpS AP : Servarum Spiritus Sancti de Adorasi Perpetua (Kongregasi Misi

  Abdi Roh Kudus Penyembah Abadi) SVD : Societas Verbi Divini UU RI : Undang-Undang Republik Indonesia UNICEF : United Nations International Children Emergency Fund

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sangat majemuk, karena

  mempunyai beragam budaya, etnis dan agama. Hal itu sangat membanggakan bagi bangsa Indonesia. Kekayaan alam yang begitu melimpah menjadikan bangsa Indonesia dapat dikatakan bangsa yang kaya dan subur. Pembangunan diberbagai sektor kehidupan masyarakat sangat nampak dengan banyaknya kemajuan yang dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah pembangunan di sektor ekonomi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa adanya pembangunan yang telah dilaksanakan pemerintah tidak seluruhnya berdampak baik bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu dampak nyata yang kurang baik dapat dirasakan masyarakat Indonesia adalah adanya kesenjangan dalam kehidupan sosial-ekonomi.

  Pada saat ini, proses kesenjangan ekonomi semakin melebar. Dunia memang menjadi semakin kaya, produksi semakin tinggi sebagai hasil dari kemajuan teknologi. Akan tetapi, pada saat yang sama, terjadi juga proses pemiskinan. Kita lihat orang-orang di negara maju setiap hari bisa makan tiga kali secara mewah, di lain pihak kita lihat manusia sedang sekarat kelaparan (Banawiratma, 1996:26). Tidak sedikit, ditemukan dalam masyarakat Indonseia, orang-orang yang dapat mengenyam pendidikan tinggi, berpenghasilan tinggi dan hidup dalam berkelimpahan harta. Namun kalau kita berani jujur, kita tidak dapat mengelak dari kenyataan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka hidup serba kekurangan, bahkan untuk bertahan hidup saja mereka mengalami kesulitan.

  Dengan adanya kesenjangan sosial-ekonomi tersebut, maka muncullah permasalahan-permasalahan yang ada dalam masyarakat. Permasalahan- permasalahan tersebut banyak ditemukan di kota-kota besar, misalnya: Jakarta, Medan, Yogyakarta dan Surabaya. Surabaya sebagai kota industri dan berpenduduk sangat padat tidak menutup kemungkinan muncul masalah-masalah yang kompleks.

  Dari banyaknya masalah yang ada muncul fenomena anak jalanan yang semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Permasalahan anak jalanan bisa berkembang tidak hanya di dalam lingkungan anak jalanan itu sendiri tetapi akan menimbulkan permasalahan di dalam masyarakat sekitar bahkan aparat pemerintahan daerah.

  Permasalahan yang dihadapi anak jalanan semakin kompleks. Hak asasi mereka kurang diperhatikan lagi oleh pemerintah. Hak Asasi Manusia adalah hak yang ada dan melekat pada diri atau martabat manusia, bukannya diperoleh atau dianugerahkan oleh suatu otoritas negara atau pemerintahan, tetapi dimiliki manusia karena dia itu bermartabat manusiawi. Dalam Undang-Undang No. 39 tahun 1999 mengenai Hak-Hak Asasi Manusia dirumuskan: ”hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun”, (Sardi, 2003:6-7). Anak adalah karunia Allah yang senantiasa harus dijaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Dari sisi kehidupan cita bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi, serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi (UU RI tentang Perlindungan Anak, 37). Kehadiran UU No. 23/2002 tentang perlindungan anak diharapkan dapat berguna untuk membangun tatanan masyarakat yang lebih peduli bagi anak (Komisi Nasional Perlindungan Anak, Sekapur Sirih). UNICEF diberi mandat oleh General Assembly PBB untuk bekerja bagi perlindungan hak asasi anak, untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar dan untuk memperluas peluang mencapai potensi mereka yang utuh. Anak-anak yang terlantar dan negara-negara yang sangat membutuhkan menjadi prioritas utama (Tillman, 2004:41).

  Ada begitu banyak alasan mengapa mereka menjadi anak jalanan, antara lain karena keadaan ekonomi keluarga yang berkekurangan, karena disiksa di rumah, atau karena mereka hanya dimanfaatkan oleh orang tuanya untuk mencari uang artinya bahwa orang tua mereka hanya tinggal diam di rumah sedangkan anak-anak mereka yang harus mencari uang di jalanan. Dengan kemampuan atau ketrampilan yang terbatas mereka menerima tugas tersebut. Tidak ada lagi waktu untuk bermain ataupun belajar. Hak mereka telah dirampas untuk bekerja demi kelangsungan hidup. Namun masih ada sebagian dari anak jalanan tersebut yang mendapatkan kesempatan belajar di bangku sekolah. Keterlibatan anak jalanan dalam ikut kegiatan ekonomi akan berdampak kurang baik bagi perkembangan dan masa depan anak-anak itu sendiri, tidak hanya berdampak pada fisik namun juga psikologinya.

  Demikian halnya dengan apa yang dialami anak-anak jalanan di Surabaya. Pendidikan adalah hak anak, namun demikian sampai saat ini pemerintah tidak suatu barang yang mahal yang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang berkecukupan saja. Pendidikan adalah harta yang terpendam dalam masyarakat. Tujuan pendidikan adalah pembebasan masyarakat dari kebodohan, kemiskinan dan penderitaan. Persoalan anak jalanan di Surabaya begitu kompleks dan pelik untuk didekati kasus perkasus. Pendekatan komprehensif terhadap persoalan yang dihadapi anak jalanan amat diperlukan dalam usaha mengatasi persoalan yang tengah mereka hadapi.

  Anak-anak jalanan yang kurang mendapatkan perhatian dan perlindungan hukum negara, hidup bagaikan di tengah-tengah kehidupan normal, namun realitas mereka itu tidak diperhatikan, kecuali oleh beberapa lembaga sosial masyarakat atau institusi yang mempunyai kepekaan sosial khusus kepada mereka. Realitas anak jalanan tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Mereka adalah seperti manusia lainnya, hanya mereka hidup atau terpaksa hidup dan bahkan mereka dipaksa hidup di jalanan.

  Keadaan seperti itu tidak dapat dibiarkan begitu saja, dibutuhkan orang- orang yang memiliki hati untuk mereka. Dalam membantu mereka dituntut adanya ketekunan, usaha terus menerus dalam kesabaran. Dalam memperjuangkan kaum miskin terutama anak jalanan harus dalam bentuk perjuangan tanpa kekerasan (Suryawarsita, 1996:26). Mereka butuh pendampingan, pendidikan dan perlindungan hukum. Dengan kerasnya hidup kadangkala mereka kurang lagi mengindahkan nilai-nilai kehidupan terutama yang berlaku dalam masyarakat. Maka sangat penting mereka mendapatkan pendampingan religiositas. Pendampingan religiositas akan membawa mereka pada satu sikap kesadaran dan pemahaman akan Tuhan yang konkret dalam kehidupan sehari-hari, yang lebih menekankan pada imannya. Dengan pendampingan diharapkan dari hari ke hari hidup mereka semakin dapat dimaknai dan tetap menjunjung nilai-nilai kehidupan. Usaha ini kiranya dapat sedikit menepis anggapan masyarakat umum bahwa anak jalanan kurang mempunyai sopan-santun, hidup tidak teratur, kurang bermoral karena hidup bebas, bahkan mereka dianggap sampah masyarakat.

  Fenomena anak jalanan menjadi perhatian tersendiri bagi para suster-suster Abdi Roh Kudus di Surabaya. Dilandasi semangat pendiri Santo Arnoldus Janssen yang selalu ingin membantu sesama yang menderita dan miskin, maka para suster SSpS Provinsi Jawa berani bergerak kepada anak-anak jalanan. Hal ini dipertegas lagi dalam Kapitel Jenderal ke-XII ”bahwa sebagai SSpS dipanggil untuk memperhatikan mereka yang paling menderita karena pengaruh pasaran ekonomi adalah mereka yang secara sosial disingkirkan seperti para migran/pendatang, pengungsi, nara pidana, pencari suaka, tuna wisma, anak jalanan, dan para tahanan. Perdagangan perempuan, pelacuran dan tersebarnya HIV/AIDS adalah gejala trend pasaran ekonomi yang paling sering disebut” (Kapitel Umum XII, 2002:26).

  Diharapkan pula sebagai Suster Misi Abdi Roh Kudus semakin tanggap dengan kebutuhan gereja lokal dan situasi setempat misalnya terlibat aktif dalam pelayanan Pastoral dan pendampingan anak jalanan (Resolusi Rekomendasi Kapitel Provinsi XVIII, 2007:38).

  Bersemangatkan Kharisma Misioner Kongregasi para postulan dan suster SSpS Provinsi Jawa berupaya melakukan pendampingan religiositas bagi anak-anak jalanan di rumah singgah SEKAR Surabaya. Ciri khas Kharisma Misioner Kongregasi harus dilihat dalam hubungannya dengan Kharisma Misioner Gereja tugas Gereja berdasarkan perintah Ilahi, tetap ada kewajiban untuk pergi ke seluruh dunia dan mewartakan Injil kepada segala mahluk. Dalam Dekrit tentang kegiatan Misioner gereja dikatakan :”...seluruh gereja adalah Misioner, dan karya evangelisasi merupakan salah satu tugas mendasar dari umat Allah” (EN, art. 59).

  Gereja memberi kepada Kongregasi SSpS perutusan Misioner yang nyata seturut mandat dan petunjuk-petunjuknya. Intisari mandat ini adalah pewartaan Sabda.

  Maka, manusia perlu mendengarkan Sabda Allah agar dapat menanggapi situasi ketidakadilan secara efektif (Schultheis, 1988:87). Santo Arnoldus Janssen menginginkan supaya para suster bekerja di daerah misi dimana ada pelayanan sebagai perempuan dalam bidang kesehatan, sosial, pastoral, pembinaan rohani, pelayanan terhadap orang kecil, tertindas dan tersisih. Pelayanan pendampingan terhadap anak-anak jalanan nyata dalam kehadiran para suster di rumah singgah SEKAR Surabaya. Pendampingan tidak hanya dilakukan yang tinggal di rumah singgah saja, namun juga ketika di sela-sela waktu mereka sedang berusaha mencari uang di perempatan jalan di sudut-sudut kota Surabaya.

  Pelayanan pendampingan religiositas terhadap anak-anak jalanan membutuhkan kepekaan dan pengorbanan. Sebagai misionaris SSpS, mereka ditantang untuk menemukan cara-cara dalam kesetiaan kreatif, sungguh-sungguh menjadi tanda pemeliharaan cinta Allah bagi semua orang jaman ini. Dalam tantangan jaman ini kadang api semangat itu mulai redup. Banyak faktor yang menyebabkan meredupnya api semangat tersebut antara lain para suster yang terjun dalam pendampingan tersebut banyak merangkap tugas di komunitas atau tempat karya, kurangnya tenaga terlatih untuk bidang pelayanan tersebut serta kurangnya ditinjau kembali sejauh mana Kharisma Misioner Kongregasi menyemangati para suster dalam tugas pelayanan pendampingan terhadap anak-anak jalanan. Untuk tetap mampu menjaga nyala api semangat misioner tersebut maka setiap saat perlu disegarkan lagi dengan menggali dan mendalami kembali Kharisma Misioner yang termuat dalam Konstitusi Kongregasi SSpS.

  Dengan melihat kenyataan dan pemikiran di atas, maka penulis memilih judul skripsi:” KHARISMA MISIONER KONGREGASI SSpS UNTUK

  

PENDAMPINGAN RELIGIOSITAS ANAK-ANAK JALANAN DI RUMAH

SINGGAH SEKAR SURABAYA.” Penulis berharap melalui pemaparan skripsi

  ini para postulan dan para suster SSpS serta sesama Tim pendamping SEKAR semakin bersemangat dalam pelayanan pendampingan terhadap anak-anak jalanan di rumah singgah SEKAR Surabaya.

B. Rumusan Masalah

  Melihat latar belakang di atas maka permasalahan yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apa yang dimaksud dengan Kharisma Misioner Kongregasi SSpS?

  2. Apa yang dimaksud dengan pendampingan religiositas?

  3. Bagaimana pendampingan religiositas bagi anak- anak jalanan di rumah singgah SEKAR Surabaya?

  4. Bagaimana Kharisma Misioner Kongregasi menyemangati para postulan dan para suster dalam karya pelayanan pendampingan bagi anak-anak jalanan di rumah singgah SEKAR Surabaya ?

C. Tujuan Penulisan 1.

  Mendeskripsikan tentang Kharisma Misioner Kongregasi SSpS..

  2. Mendeskripsikan tentang pendampingan religiositas.

  3. Mengetahui bentuk atau usaha para suster SSpS dalam mendampingi anak-anak jalanan di rumah singgah SEKAR Surabaya.

  4. Mengetahui seberapa besar pelayanan para suster SSpS dalam melayani pendampingan terhadap anak-anak jalanan di rumah singgah SEKAR Surabaya bersemangatkan Kharisma Misioner Kongregasi SSpS.

D. Manfaat Penulisan 1.

  Memberi sumbangan pemikiran bagi para postulan dan para suster SSpS serta tim pendamping SEKAR dalam pendampingan anak-anak jalanan melalui pendampingan religiositas.

  2. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam pelayanan pendampingan khususnya bagi mereka yang miskin dan tersisihkan.

  3. Mendorong para postulan dan suster SSpS untuk semakin bersemangat dalam pelayanan yang berakar pada Kharisma Misioner Kongregasi.

E. Metode Penulisan

  Metode penulisan yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif analitis. Maksud dari metode ini adalah penulisan yang dilakukan berdasar kajian teori yang ada, disertai dengan analisis-analisis atas permasalahan yang sedang dibahas. Penulisan ini juga disertai penelitian melalui wawancara untuk mendapatkan sejauh mana pelayanan pendampingan religiositas para postulan dan suster SSpS terhadap anak-anak jalanan di rumah singgah SEKAR Surabaya.

F. Sistematika Penulisan

  Judul skripsi yang dipilih penulis adalah ” Kharisma Misioner Kongregasi SSpS Untuk Pendampingan Religiositas Anak-anak Jalanan di Rumah Singgah SEKAR Surabaya.” Judul ini penulis bahas dalam lima bab, yang akan diuraikan sebagai berikut:

  Bab I: Pada bab ini diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II: Bab ini akan menguraikan Kharisma Kongregasi SSpS yang meliputi: Identitas Kongregasi SSpS dan Kharisma Kongregasi SSpS. Kedua menguraikan tentang kelompok sasaran kaum miskin yang meliputi: kaum miskin dalam Perjanjian Lama dan Yesus dan kaum miskin dalam Perjanjian Baru. Ketiga menguraikan tentang gambaran orang miskin menurut SSpS yang meliputi: gambaran umum dan karya pelayanan para suster SSpS Provinsi Jawa. Keempat menguraikan tentang anak jalanan sebagai kelompok kaum miskin yang meliputi pengertian anak jalanan, ciri-ciri anak jalanan, dan kekuatan anak jalanan sebagai peluang.

  Bab III: Bab ini menguraikan tentang pendampingan religiositas anak-anak jalanan di rumah singgah SEKAR Surabaya yang akan dibagi menjadi dua bagian. Pertama akan diuraikan tentang rumah singgah SEKAR Surabaya, pendampingan religiositas dan religiositas. Pendampingan religiositas akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu miskin dan pokok-pokok yang harus ada dalam pendampingan. Religiositas akan diuarikan menjadi tiga bagian yaitu arti religiositas, menumbuhkan sikap religius anak-anak, dan pendidikan religiositas sebagai komunikasi iman. Kedua mengenai kenyataan di lapangan yang dilakukan melalui penelitian yang meliputi: tujuan penelitian, manfaat penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, dan instrumen pengumpulan data. Kedua mengenai laporan hasil penelitian yang meliputi: hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian.

  Bab IV: Dalam bab ini akan diuraikan tentang evaluasi kritis atas semua yang sudah dilaksanakan selama ini, dan akan dibagi menjadi tiga bagian.. Pertama evaluasi kritis yang meliputi: hal-hal apa saja yang sudah baik, hal-hal yang dilihat dan dirasa masih kurang dan perlu di tingkatkan kembali. Kedua dampak dari pendampingan itu sendiri yang meliputi pendampingan sebagai proses pembelajaran dan model pendampingan yang terjadi. Ketiga pelayanan pendampingan Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus terhadap anak jalanan.

  Bab V: Bab ini berisikan kesimpulan dan saran, yakni kesimpulan dari penulisan dan saran bagi para postulan, para suster SSpS.

BAB II KHARISMA KONGREGASI SUSTER MISI ABDI ROH KUDUS DAN KARYA PELAYANAN TERHADAP KAUM MISKIN Bab II ini berupa kajian pustaka yang akan penulis uraikan dalam empat

  bagian. Pertama, tentang Kongregasi SSpS yang meliputi: Identitas Kongregasi SSpS, Kharisma Kongregasi SSpS. Kedua, kelompok sasaran kaum miskin yang meliputi: kaum miskin dalam Perjanjian Lama, Yesus dan kaum miskin dalam Perjanjian Baru. Ketiga, tentang gambaran kaum miskin menurut SSpS yang meliputi: gambaran umum dan karya pelayanan para suster SSpS Provinsi Jawa.

  Keempat, tentang Anak jalanan sebagai kelompok kaum miskin yang meliputi pengertian anak jalanan, ciri-ciri anak jalanan dan kekuatan anak jalanan sebagai peluang.

A. Kharisma Misioner Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus

1. Identitas Kongregasi SSpS

  Gereja dipanggil untuk mewartakan Kabar Gembira Keselamatan dan membawa seluruh kekayaan cinta penyelamatan dari Allah kepada semua umat manusia. Santo Arnoldus Janssen dipanggil untuk mengambil bagian dalam rencana keselamatan Allah dengan mendirikan tiga Kongregasi yaitu SVD, SSpS, dan SSpS AP. Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus didirikan pada tanggal 8 Desember 1889 di Steyl, Belanda. Nama Kongregasi ini biasa disingkat SSpS, kependekan dari bahasa disebut Suster-suster Misi Abdi Roh Kudus.. Seorang Abdi Roh Kudus dipanggil oleh Kristus untuk menghayati pengabdian kepada Roh Kudus (Mchug, 1978:8).

  Kongregasi ini menyerahkan diri hanya penyebaran kepada Kabar Gembira di daerah-daerah misi lewat pelayanan yang dijalankan oleh para anggotanya dengan kerajinan yang besar dan kerelaan di bidang pendidikan, karya amal, dan lewat bantuan rohani (Konstitusi 1984:9)

  Kongregasi SSpS adalah Kongregasi Internasional yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, bangsa, dan budaya. Dalam keanekaragaman tersebut tetap disatukan oleh Roh Kudus dan bersumber pada relasi cinta Allah Tritunggal. Pusat Kongregasi SSpS berada di Roma, Italia. Kongregasi SSpS berkarya di 5 benua atau hampir di seluruh negara. Benua Afrika meliputi Angola, Botswana, Bolivia, Etiopia, Ghana, Mozambique, Togo, dan Zambia. Benua Amerika meliputi Argentina, Bolivia, Brasil, Chile, Mexico dan Kuba, Paraguay, USA, Antiqua dan Barbuba. Benua Asia meliputi: Cina, India, Indonesia, Jepang, Korea, Philipina, Vietnam, Taiwan, dan Timor Loro Sae. Oceania meliputi : Australia dan Papua New Guinea. Benua Eropa meliputi: Austria, Belanda, Czecho Slovakia, Italia, Inggris, Irlandia, Jerman, Polandia, Romania, Rusia, Spanyol, Switzerland, Belanda, dan Ukraina.

  Kongregasi Suster-suster Misi Abdi Roh Kudus di Indonesia terdiri dari lima Provinsi. Lima Provinsi tersebut adalah: Provinsi Jawa berpusat di Surabaya, Provinsi Flores Barat yang berpusat di Ruteng, Provinsi Flores Timur berpusat di Kewapantai Maumere, Provinsi Timor berpusat di Atambua Kupang dan kelima Provinsi Kalimantan yang berpusat di Palangkaraya.

2. Kharisma Kongregasi SSpS

  a. Arti Kharisma Kharisma berarti anugerah khusus Roh Kudus, lebih daripada yang dibutuhkan untuk keselamatan, untuk kepentingan Gereja atau kelompok-kelompok yang selalu dijiwai oleh kasih (I Kor 13:1). Dalam rangka ini sering dipakai istilah “pengetahuan yang dianugerahkan” yaitu pengetahuan yang dianugerahkan secara khusus dan cuma-cuma, berkat Roh Kudus dalam Gereja.

  Kharisma mengandung arti luas dan arti khusus. Kharisma dalam arti luas ádalah pemberian yang dianugerahkan Allah dengan cuma-cuma, segala pemberian rohani, Roh Kudus, keselamatan dalam diri Yesus Kristus dan kehidupan kekal.

  Kharisma dalam arti khusus adalah pemberian cuma-cuma yang diterima orang tertentu, sehingga ia mampu, oleh Roh Kudus, melakukan hal-hal yang sesuai dengan kepentingan jemaat. Orang yang menerima karunia khusus Roh Kudus disebut kharismatis khusus, misalnya hidup selibat (I Kor 7:7).

  Kharisma adalah anugerah khusus untuk menjalankan suatu tugas dalam jemaat dengan baik yang berhubungan dengan iman. Kharisma adalah anugerah luar biasa yang diberikan kepada orang beriman, supaya membantu dalam karya keselamatan serta pelayanan kepada umat. Ada banyak anugerah atau bermacam- macam anugerah (I Kor12:11) yang diterima dan harus dikembangkan (Jacob, 1997:19).

  b. Kharisma Misioner Kongregasi SSpS Kharisma Kongregasi SSpS bermula dari Kharisma Arnoldus Janssen,

  Misioner. Kharisma Misioner sudah menandai Kongregasi SSpS sejak dari permulaan. Pada akar ideal misioner Arnoldus Janssen, akan ditemukan kemuliaan Allah Tritunggal Mahakudus dan keikutsertaan semua orang dalam misteri ini, sebagaimana diungkapkan dalam doanya yang berbunyi “ Semoga Allah Tritunggal Mahakudus, kuasa Bapa, kebijaksanaan Putera dan cinta Roh Kudus dikenal dicintai dan dimuliakan oleh semua orang” (Rehbién, 2000:11). Santo Arnoldus Janssen menginginkan suatu tarekat religius yang sama sekali misioner, yaitu menjadikan mandat serta pelayanan misioner gereja sebagai ciri khas program dan inti hidupnya sendiri. Menurut Widi Artanto gereja misioner adalah : 1.

  Gereja yang memandang dan melaksanakan misi Allah (dalam Misi Penciptaan, Misi Pembebasan, Misi Kehambaan, Misi Rekonsiliasi, dan Misi Kerajaan Allah) sebagai inti keberadaan, seluruh tindakan serta kehidupan Gereja.

  2. Gereja yang merendahkan diri dan setia menjadi hamba Allah dalam rangka misi Kerajaan Allah, menghadirkan dan memperjuangkan keadilan, perdamaian, dan integritas ciptaan.

  3. Gereja yang terbuka dan mau melakukan dialog serta bekerja sama dengan sesama yang dipakai Allah untuk mewujudkan KerajaanNya di dunia ini.

  4. Gereja yang berani terlibat dalam Misi Pembebasan bagi mereka yang tertindas dan mengalami ketidakadilan di dunia ini.

  5. Gereja yang merakyat, Gereja kaum miskin, atau Gereja bagi kaum miskin.

  6. Gereja yang memberi perlindungan dan menyatakan suara kenabian penuh harapan bagi masyarakat yang putus asa menghadapi keserakahan, bencana, kebencian, penyakit, dan kematian.

  7. Gereja yang menghayati spritualitas trasformatif sebagai sumber kehidupan dan keterlibatannya dalam misi Kerajaan Allah di dunia ini.

  Ciri khas Kharisma Misioner Kongregasi harus dilihat dalam hubungannya dengan Kharisma Misioner Gereja Universal. Misi Gereja didasarkan pada misi Allah Tritunggal.

  Karena Gereja di dunia pada hakekatnya bersifat misioner, menurut rencana Bapa, ia mendapat asalnya dalam perutusan Putera dan Roh Kudus. Rencana ini mengalir dari cinta seperti air mancur dari Allah Bapa. Dengan begitu berlimpah ruah Ia mencurahkan dan tidak pernah berhenti mencurahkan

  Semua karya misi Gereja dimaksudkan agar memenuhi mandat Kristus yaitu mewartakan keselamatan bagi semua orang dan membimbing mereka ke dalam kebersamaan hidup dengan Bapa. Sebagai Abdi Roh Kudus dimensi misioner senantiasa meresapi setiap aspek kehidupannya. Mereka dipanggil untuk mengambil bagian dalam mandat Kristus dan Gereja. Gereja memberi kepada Kongregasi SSpS perutusan misioner yang nyata. Abdi Roh Kudus akan menjadi misoner terutama bila secara terus-menerus memperdalam kesadaran bahwa mereka dipanggil dan dipilih oleh Tuhan (Rehbién, 1996:6-7). Santo Arnoldus Janssen menginginkan supaya para suster bekerja di daerah misi dimana ada pelayanan sebagai perempuan dalam bidang kesehatan, pendidikan, sosial pastoral, pembinaan rohani, pelayanan terhadap orang kecil, miskin tertindas dan tersisih (Konst. Art. 03-104).

  Konsekuensi menjadi seorang suster Misi Abdi Roh Kudus, ialah harus bersedia untuk berkarya di daerah misi ke mana saja diutus. Dalam perutusan misi harus berani mengorbankan tanah air, bahasa ibu dan lingkungan kebudayan. Kesediaan ini adalah ciri khas panggilan sebagai SSpS (Konst. Art. 04).