Teori dan Penyelesaian Soal

MGRAHAILMU

NE

r0NDr$
Teori dan Penyelesaian Soal

-_4

REKIYASI

rOND[$I
Teori dan Penyelesaian Soa!

Dr. Bambang Surendro

GRAHA ILMU

7

1 ?ffi /s?\


bentuk segi empat

1136.b* .br' untuk

----y

bentuk segi tiga

3.3.8 Macam-macam muatan
Sebagaimana alur perencanaan fondasi yang disampaikan di atas, muatan yang akan diterima fondasi
merupakan parameter penting dalam perncanaan fondasi. Berbagai muatan yang ada, antara lain sebagai

berikut:

1.
2.
3.
4.
5.


Muatan mati/muatan tetap (dead load disingkat DL), termasuk muatan ini adalah berat sendiri
konstruksi.
Muatan hidup (bergerak)/muatan berguna (live load disingkat LL), termasuk muatan ini antara lain:
orang, meja, kursi, kendaraan, dan lain sebagainya.
Muatan angin (wind loaddisingkat WL).
Muatan gempa (earthquakeload disingkat EL)
Muatan khusus misal: gaya rem, gaya sentrifugal, pengaruh perubahan suhu, dan lain sebagainya
(specific load disingkat SL)

Dalam kenyataannya beban muatan yang bekerj a pada fondasi merupakan kombinasi dari berbagai
muatan. Kombinasi muatan tersebut antara lain sebagai berikut:

Rekavasa Fondasi

30

a.
b.


Kombinasi pembebanan norrnal atau kombinasi muatan yang bekerja secara terus menerus
merupakan kombinasi antara muatan mati dan muatan hidup. Kalau kombinasi pembebanan normal
ini ditandai dengan notasi NL, maka NL: DL + LL
Kombinasi pembebanan sementara (beban yang bekerja relatif singkat) dan muatan normal. Apabila
kombinasi pembebanan ini diberi notasi TL (temporary loaQ, maka TL: DL +LL + WL atau

TL:DL+LL+EL

c.

Kornbinasi pembebanan khusus merupakan kombinasi muatan normal (NL) dan muatan khusus (SL)
atau kombinasi muatan sementara (TL) dan muatan khusus (SL). Apabila kombinasi pembebanan
khusus diberi notasi CSL, maka:

CSL: NL + SL atau
CSL: TL + SL
Dalam perencanaan fondasi, perhitungannya harus menyesuaikan dengan kombinasi pembebanan
yang ada. Sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan besarnya beban, di bawah ini diberikan
beberapa macam beban sesuai dengan konstruksinya.


3.3.8.1 Muatan mati(dead loudlDL)
Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat bangunan, termasuk segala unsur tambahan tetap
yang merupakan satu kesatuan dengannya. Besamya beban mati bekisar antara 2l kglmz sampai dengan
2,20 ton /m3. Tabel 3.1 menunjukkan besarnya beban mati untuk bebagai jenis muatan.

Tabel 3.1 Bebqn mati pada struktur
Besar Beban

Beban Mati

No
I

Baja

7850 kg/m3

2

Beton befiulang


2400kglm3

3

Dinding pasangan

4

Dinding pasangan I batu

5

Pasangan batu bata

,70

todm'

5


Pasangan batu kali

2,00

-2,20

6

Bcban tanah

1,60

-

'7

Atap genting, usuk, dan reng

50kglm2


8

Kaca setebal 12 mm

30 kg/m2

9

Langit-langit + penggantung

20kglm2

10

Lantai ubin semen portland

24kglm2

ll


Spesi per cm tebal

2lkglm2

l2

Partisi

130 kg/m2

Yz

batu

250kglm2
450kglm2
ton/m3

2,00 ton/ml


Fo

n da.s

i Langsung/Fondas i Da n gkal

3l

3.3.8.2 Muatan hidup (live loadlLL)
Beban hidup adalah semua beban tidak tetap, kecuali beban angin, beban gempa dan pengaruh-pengaruh
khusus yang diakibatkan oleh selisih suhu, pemasangan (erection), penurunan pondasi, susut, dan
pengaruh-pengaruh khusus lainnya. Meskipun dapat berpindah-pindah, beban hidup masih dapat
dikatakan bekerja perlahan-lahan pada struktur. Beban hidup diperhitungkan berdasarkan perhitungan
matematis dan menurut kebiasaan yang berlaku pada pelaksanaan konstruksi di Indonesia. Untuk
menentukan secara pasti beban hidup yang bekerja pada suatu lantai bangunan sangatlah sulit,
dikarenakan fluktuasi beban hidup bervariasi, tergantung dari banyak faktor. Oleh karena itu faktor
pengali pada beban hidup lebih besar jika dibandingkan dengan faktor pengali pada beban mati.
Beban hidup untuk lantai bangunan berkisar antara 125


- 800 kglm2,lihat Tabel3.2

Tabel 3.2 Beban hidup pada lantai bangunan
Beban hidup pada lantai bangunan

Besar Beban

a

Lantai dan tangga rumah tinggal,
kecuali yang disebut dalam b.

200kglm2

b

Lantai dan tangga rumah sederhana dan gudang-gudang tidak penting
yang bukan untuk toko, pabrik atau bengkel.

125 kglm2


Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran, hotel,

250kglm2

No

asrama dan rumah sakit.
d

f

Lantai ruang olah raga

400 kg/m2

Lantai ruang dansa

500 kg/m2

Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk pertemuan yang lain
dari pada yang disebut dalam a s/d e, seperti masjid, gereja, ruang

400 kg/m2

pagelaran, ruang rapat, bioskop dan panggung penonton
bo

Panggung penonton dengan tempat duduk tidak tetap atau untuk

5UU

kg/m'

penonton yang berdiri.
h

Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut dalam c

300 kg /m2

I

Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut dalam d, e, fdan g.

500 kg/m2

j

Lantai ruang pelengkap dari yang disebut dalam c, d, e, f dan g

250kglm2

k

Lantai untuk: pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang arsip, toko
buku, toko besi, ruang alat-alat dan ruang mesin, harus direncanakan
terhadap beban hidup yang ditentukan tersendiri, dengan minimum

400 kgAr2

I

Lantai gedung parkir befiingkat:
untuk lantai bawah
untuk iantai tingkat lainnya

m

Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar harus direncanakan terhadap
beban hidup dari lantai ruang yang berbatasan, dengan minimum

800 kg/m2
400 kg/m2
300 kg/m2

32

Rekayasa Fondosi

Feri Noviantoro (2010) Beban F{idup pada atap gedung, yang dapat dicapai dan dibebani
oleh

orang, harus diambil rninimurn sebesar 100 kg/m2 bidang datar.

Atap dan/atau bagian atap yang tidak dapat dicapai dan dibebani oieh orang, harus diarnbil yang

menentukan (terbesar) dari:

l.

Beban terbagi rata air hujan, Wah : 40 - 0,8 a
dengan o, : sudut kemiringan atap, derajat (iika u

>

50o dapat diabaikan).

wah

kglm2 (min. Wah atau2}kglm2).

2.

:

beban air hujan,

Beban tetpusat berasal dari seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran dengan peralatannya
sebesar minimum 100 kg.

Pada perencanaan unsur-unsur struktur vertikal sepeti kolom, dinding, dan fondasi yang
lremikul

beberapa lantai tingkat, beban hidup yang bekerja pada n-rasing-masing lantai tingkat tersebut
mempunyai

peranan penting dalam menentukan kekuatan. Dalam hal ini untuk memperhitungkan peluang
terjadinya
beban hidup yang berubah-ubah, maka untuk perhitungan gaya norinal (gaya aksial) dalam
unsur-unsur
struktur verlikal seperti kolom, dinding, serla beban pada fondasi, jumlah komulatif beban hidup
terbagi

rata yang ditentukan, lihat tabel 3.2 dapat dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya

tergantung pada jurnlah lantai, lihat Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Koefisien reduksi beban hidup komulatif
No

Jumlah lantai yang dipikul

Koefisien reduksi yang dikalikan
kepada beban hidup komulatif

I

I

1,0

2

2

1,0

J

-)

0q

4

1

0,8

5

5

0,7

6

6

0,6

7

7

0,5

8

8 dan lebih

0.4

I

I

I

3.3.8.3 Muatan angin (wind loadlWB)
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, muatan angin diperhitungkan
dengan
menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (isapan), yang bekerja tegak lurus pada

bidang-

bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan tekanan negatif ini dinyatakan dalam kgl*,
ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup (velocity pressure) yang ditentukan dalam pasal
4.2 dengan

koefisien-koefisien angin yang ditentukan dalam pasal 4.3. sebagai berikut:

Fon d a s i Langsu ng/F ondas i Da ngka

33

I

Muatan angin dianggap sebagai muatan yang bekerja tegak lurus pada bidang yang dikenai.
Besarnya muatan yang diperhitungkan adalah sebagai mberikut:
1. Di daerah pedalaman (auh dari pantai) tekanan angin harus diambil minimum 25 kglm2
2. Tekanan amgin di laut dan ditepi laut sampai sejau 5 km dari pantai harus diambil minimum 40
.

Kg/m

3.

2

Untuk daerah-daerah di dekat laut dan daerah-daerah lain yang terdapat kecepatan angin yang
dimungkinkan menghasilkan tekanan tiup lebih besar dari pada yang telah ditentukan di atas,
tekanan tiup (p) harus diambil dengan persamaan sebagai berikut:
,,2

p=+
l6

1kg/mz

1

3.19

dengan:

p :
V:
4.

tekanan tiup angin dalam kglm2
kecepatan angin dalam m/detik

Pada cerobong, tekanan tiup angin (p) ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

P:42,5+0,6h

3.20

dengan:

5.
6.

:

tinggi cerobong seluruhnya diukur dasar lapangan (m)
Apabila dapat dijamin bahwa suatu bangunan terlidung efektif terhadap angin dari suatu Jurusan
tertentu, misal oleh gedung-gedung lain, hutan pelindung, atau penghalang lainnya, maka tekanan
tiup angin darijurusan itu dapat dikalikan dengan koefisien reduksi sebesar 0,5.
Untuk bangunan tertutup dan rumah tinggal dengan tinggi tidak lebih dari i6 m, dengan lantai dan
dinding yang memberikan kekakuan yang cukup, struktur utamanya tidak perlu diperhitungkan

H

terhadap muat