BAB X - DOCRPIJM 9255a7d2f3 BAB XBAB X
BAB X ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN SUKOHARJO Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
I -1
diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
10.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas- luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal i ni dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
I -2
BUPATI DPRD
Sekretaris Daerah Lembaga/ Dinas
Badan
Sumber: PP 41/2007
Gambar 10.1. Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010
- –2014 Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya. Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
Grand Design Reformasi
5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Birokrasi 2010-2025 Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
I -3 Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah. Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
a. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi.
b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda.
c. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat.
d. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas e-government. dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan
e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi:penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi.
f. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).
g. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU).
h. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
I -4 i. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan. Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada Gambar 10.2 berikut ini.
Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi
Gambar 10.2. Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender kedalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.
Terkait pengarusutamaan gender (PUG), Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip- prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010Tentang Standar Pelayanan Minimum
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
I -5 Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggung jawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM. Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/ Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hokum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/ Perwali.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan airlimbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
I -6 pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan. Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
10.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.
10.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang salah satunya adalah urusan pekerjaan umum, ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sukoharjo.
Adapun struktur organisasi perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sukoharjo.
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
I -7
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
I -8
Tahun 2014 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO
BUPATI WAKIL BUPATI SEKRETARIA T DAERAH KELOMPOK JABATAN ASISTEN PEMERINTAHAN ASISTEN PEREKONOMI AN DAN PEMBANGUN AN ASISTEN ADMINISTRASI UMUM STAF AHLI BAGIAN PEMERINTAHAN BAGIAN PEMERINTAHAN DESA BAGIAN HUKUM BAGIAN PEREKONOMI AN BAGIAN PEMBANGUN AN BAGIAN BINA SOSIAL BAGIAN ORGANISASI BAGIAN HUMAS BAGIAN PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK BAGIAN UMUM SUBBAG PEMERINTAHAN UMUM SUBBAG KELEMBAGAAN PEMDES SUBBAG PERATURAN PERUU SUBBAG PRODUKSI SUBBAG PENYUSUNAN PROGRAM SUBBAG KEAGAMAAN, PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SUBBAG KELEMBAGA AN SUBBAG PENGUMPULAN, PENGOLAHAN & PEMBDYAAN INFORMASI SUBBAG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUBBAG TATA USAHA SUBBAG KERJASAMA ANTAR DAERAH DAN OTDA SUBBAG PEMERINTAH DESA SUBBAG BANTUAN HUKUM DAN PENGKAJIAN SUBBAG PENGEMBAN GAN DUNIA USAHA SUBBAG PENGENDALI AN SUBBAG KESEH, KB, DAN MASLH SOSIAL SUBBAG KETATALAK SANAAN SUBBAG PEMBERITAAN, MEDIA MASSA DAN SANTEL SUBBAG PENDAYAGU-NAAN TEKNOLOGI INFORMASI SUBBAG KEUANGAN SUBBAG PERTANAHAN SUBBAG PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA SUBBAG DOKUMENTASI DAN EVALUASI PRODUK HUKUM SUBBAG SARANA PEREKONOMI AN SUBBAG PELAPORAN SUBBAG PEMUDA, OR DAN KETENAGAKERJ AAN SUBBAG PAN DAN KEPEGAWAI AN SUBBAG PROTOKOL SUBBAG TELEMATIKA SUBBAG RUMAH TANGGA DAN PERLENGKAPANGambar 10.3. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang menangani urusan bidang Cipta Karya ditangani oleh 3 SKPD yaitu BAPPEDA, DPU dan PDAM. Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) BAPPEDA Kabupaten Sukoharjo terdiri dari:1) Kepala Badan; 2) Bagian Sekretaris, didukung oleh 3 (tiga) sub bagian yaitu:
Sub Bagian Program
- Sub Bagian Keuangan -
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
- 3) Bidang Perencanaan, Monitoring, Evaluasi dan Statistik, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu:
Sub Bidang Rencana Program
- Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Statistik -
4) Bidang Ekonomi, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu: Sub Bidang Pertanian
- Sub Bidang Industri, Perdagangan dan Jasa -
5) Bidang Pemerintah dan Sosial Budaya, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu: Sub Bidang Pemerintah
- Sub Bidang Sosial dan Budaya -
6) Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah Sub Bidang Tata Ruang dan Prasarana Wilayah
- Sub Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air -
7) Bidang Penelitian dan Pengembangan
- Sub Bidang Penelitian Sub Bidang Pengembangan - 8) Pejabat Fungsional Perencana.
Jumlah pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada BAPPEDA Kabupaten Sukoharjo sebanyak 36 orang dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan sarjana, untuk lebih jelasnya sebaran pegawai per bidang dapat dilihat dalam tabel dan gambar berikut ini:
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
I -9
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
5 Bidang Pemerintah dan Sosial Budaya - 5 - -
36 Sumber: BAPAPEDA Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013
1
13 22 -
1 JUMLAH
8 Pejabat Fungsional Perencana 1 - - -
5
1 4 - -
7 Bidang Penelitian dan Pengembangan
5
6 Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah 3 2 - -
5
4
I -10
1 3 - -
4 Bidang Ekonomi
6
2 4 - -
3 Bidang Perencanaan, Monev dan Statistik
9
1
5 3 -
2 Bagian Sekretariat
1
1 Kepala Badan - 1 - -
Tabel 10.1. Sumber Daya Manusia BAPPEDA Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014 NO URAIAN PENDIDIKAN S-2 S-1 D III SMA/ STM JUMLAHSecara kelembagaan urusan Cipta Karya ditangani oleh BAPPEDA melalui Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah, khususnya Sub Bidang Tata Ruang dan Prasarana Wilayah.
Gambar 10.4. Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten SukoharjoKEPALA KELOMPOK JAB SEKRETARIAT FUNGSIONAL SUBBAG SUBBAG SUBBAG PROGRAM KEUANGAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG EKONOMI PEMERINTAHAN
PRASARANA & PERENCANAAN, PENELITIAN & SOSIAL BUDAYA PENGEMBANGAN
MONEV & STATISTIK PENGEMBA WILAYAH NGAN SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG TATA RUANG PERTANIAN PEMERINTA RENCANA PENELITIAN DAN PRASA HAN PROGRAM RANA WILAYAH SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG
INDUSTRI SOSIAL MONITORING LINGKUNG AN PENGEMBA PERDAGA BUDAYA EVALUASI & DAN SUMBER NGAN
NGAN & JASA STATISTIK DAYA AIR
Penanganan prasarana dan sarana bidang keciptakaryaan di Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo yang ditetapkan dengan Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sukoharjo.
Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, semua tugas tersebut telah terbagi habis dalam bidang dan seksi serta unit pelaksana
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
I -11
- Sub Bagian Program -
- Sub Bagian Keuangan 3) Bagian Sumber Daya Air, Didukung oleh 3 (tiga) Seksi yaitu :
- Seksi Bina Teknis -
10) UPTD Kebersihan dan Persampahan 11) UPTD Pertamanan dan Pemakaman 12) UPTD Penerangan Jalan 13) Kelompok Jabatan Fungsional.
8) Unit Pelaksana Teknis Dinas tersebar di 12 Kecamatan 9) UPTD Energi Sumber Daya Mineral
7) Bidang Perumahan, didukung oleh 3 (tiga) seksi yaitu :
Seksi Pemanfaatan
Seksi Perumahan dan Permukiman
Seksi Pembangunan Peningkatan Jalan
4) Bidang Bina Marga, didukung oleh 3 (tiga) seksi yaitu:
Seksi operasi dan pemeliharaan
Sub Bagian Umum dan kepegawaian
- Seksi pengembangan
- Seksi Bina Teknis -
- Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 5) Bidang Cipta Karya, didukung oleh 3 (tiga) seksi yaitu:
- Seksi Bina Teknis -
- Seksi Penyehatan 6) Bidang Tata Ruang, didukung oleh 3 (tiga) seksi yaitu:
- Seksi Perencanaan -
- Seksi Pengendalian Tata Ruang.
- Seksi perencanaan
- Seksi pembinaan formal dan swadaya
- Seksi pengembangan pembangunan
I -12 teknis. Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo terdiri dari: 1) Kepala Dinas 2) Bagian Tata Usaha, didukung oleh 3 (tiga) Seksi yaitu:
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
Secara kelembagaan urusan Cipta Karya ditangani oleh Bidang Cipta Karya yang secara teknis ditangani oleh Seksi Bina Teknis, Seksi Perumahan dan
Permukiman dan Seksi Penyehatan. Disamping Bidang Cipta Karya DPU, Bidang Perumahan, UPTD Kebersihan dan Persampahan serta UPTD Pertamanan dan Pemakaman juga terlibat dalam menangani urusan bidang cipta karya di Kabupaten Sukoharjo.
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
I -13
Gambar 10.5. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten SukoharjoSumber: Peraturan Bupati Sukoharjo No. 39 Tahun 2008
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
I -14
Tahun 2014
Dari tabel di atas terlihat bahwa pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo didominasi tingkat pendidikan SMA/ STM sebanyak 104 pegawai (51,23%), berpendidikan D-III sebanyak 44 pegawai atau 21,67%, berpendidikan sarjana (S-1) sebanyak 47 pegawai (23,15%) dan berpendidikan S-2 sebanyak 9 pegawai (4,43%) saja. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam prosentase tingkat pendidikan yang tergambar di bawah ini. Kelembagaan Non SKPD yang menangani bidang keciptakaryaan di Kabupaten Sukoharjo yaitu PDAM. Pelayanan air minum di Kabupaten Sukoharjo dilakukan oleh PDAM Kabupaten Sukoharjo sesuai Peraturan Daerah
1
7
1
1
9
5
2
3
9
6
2
10
1
5
3
2
10
7
2
1
10
6
2
2
9
2
10
9
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo, 2013
11 Kelompok Jabatan Fungsional JUMLAH 9 47 44 104 203
10
6
3
1
9
5
2
2
5
6
3
1
10
6
3
1
10
6
3
1
9
10 Unit Pelaksana Teknis Dinas PU
7
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
6
2
4 Bidang Cipta Karya
11
3
2
5
1
3 Bidang Bina Program
10
2
2
3
2 Bagian Tata Usaha
1
1
1 Kepala Dinas
III SMA/ STM SMP SD JUMLAH
1 D
2
S-PENDIDIKAN
S-
Tabel 10.2. Jumlah Pegawai DPU Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO URAIANTahun 2014
X - 15
5
2
2
7 UPTD Kebersihan dan Persampahan
1
9 UPTD Penerangan Jalan
10
7
2
1
8 UPTD ESDM
10
7
2
1
14
12
4
4
5
1
6 UPTD Pertamanan dan Pemakaman
11
2
1
6
2
5 Bidang Tata Ruang
- Cabang Weru
- Cabang Bulu
- Cabang Tawangsari
- Cabang Nguter
- Cabang Sukoharjo
- Cabang Bendosari
- Cabang Polokarto
- Cabang Mojolaban
- Cabang Grogol
- Cabang Baki
- Cabang Gatak
- Cabang Kartasura
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
X - 16
Tahun 2014
Kabupaten Sukoharjo Nomor 20 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukoharjo. Jumlah seluruh Karyawan PDAM Tirta Makmur bulan Maret 2014 adalah 117 orang yang melayani 17.848 sambungan langganan (SL).
Tabel 10.3. Karyawan PDAM Tirta Makmur berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Karyawan Jumlah Persentase (%)SD 5 4,27 SLTP 8 6,84 SLTA 64 54,70 D3 10 8,55 S1 27 23,08 S2 3 2,56
Jumlah 117 100 Sumber: Laporan Triwulan I 2014
Tabel 10.4. Status Karyawan PDAM Tirta Makmur
Status Karyawan Jumlah (orang)
Pegawai tetap Perusahaan 106 Calon Pegawai Pegawai tidak tetap/kontrak
11 Jumlah 117
Sumber: laporan operasional triwulan I 2014
Berdasarkan Keputusan Bupati Sukoharjo No. 690.05/392/2012 tanggal 19 April 2012 tentang susunan Tim Pembina Badan Pengelola Sarana Air Minum Kabupaten Sukoharjo, Struktur organisasi PDAM Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:
BUPATI Dewan Pengawas Direktur Bagian Administrasi Bagian Hubungan Bagian Teknik Cabang dan Keuangan Langganan Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian Koordinator Layanan Pelanggan Perencanaan Administrasi Umum dan Meter Air Teknik Koordinator Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian Teknik Keuangan Rekening Peralatan Teknik Koordinator Sub Bagian Wilayah Produksi dan Distribusi
Gambar 10.6. Struktur organisasi PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo10.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja. Secara internal, Cipta Karya keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan
X - 17
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014 kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing- masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah. Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tata laksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Dengan mengacu pada tabel 10.1, dapat dicantumkan penjabaran peran masing-masing instansi dan hubungan kerja dalam pembangunan bidang Cipta Karya. Selain itu, bagian ini juga mengulas inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di daerah sesuai tabel 10.2.
Tabel 10.5. Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta KaryaPeran Instansi dalam Unit/Bagian yang
No. Instansi Pembangunan Menangani Pembangunan
Bidang CK Bidang CK(1) (2) (3) (4)
1. BAPPEDA - Perencanaan Tahunan Bidang Prasarana dan
- Koordinasi usulan kegiatan dan
- Perencanaan Jangka Menengah
Pengembangan Wilayah penganggaran2. Dinas PU Pelaksana Teknis: - Bidang Cipta Karya - Penyusunan DED - Pembangunan - Monitoring evaluasi - UPTD Kebersihan dan - Bidang Perumahan - Bidang Tata Ruang Persampahan
3. PDAM Pelaksana Teknis: Bagian Teknik - Monitoring evaluasi - Pembangunan - Penyusunan DED
X - 18
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo
2 - - - dst. - - -
S2/S3 : 3 orang
Dinas PU Gol. I/II : 2 orang Pria : 10 orang <SMA : 2 orang Jafung TBP : - orang
Gol. III : 8 orang Wanita : 3 orang D3 : 3 orang Jafung TPL : - orang Gol. IV : 3 orang S1 : 5 orang dst.Fungsional (1) (2) (3) (4) (5)
Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang Pendidikan Jabatan
Tabel 10.7. Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta KaryaDalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan system manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.
2 - - - dst. - - - SOP Non Teknis 1 - - -
X - 19
2 - - - dst. - - - Pengembangan PLP 1 - - -
2 - - - dst. - - - Pengembangan Air Minum 1 - - -
2 - - - dst. - - - Penataan Bangunan dan Lingkungan 1 - - -
(1) (2) (3) (4) Pengembangan Permukiman 1 - - -
No. Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP
Tabel 10.6. Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya10.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Tahun 2014
BAPPEDA Gol. I/II : - orang Pria : 5 orang <SMA : - orang Jafung TBP : ... orang
Gol. III : 2 orang Wanita : 1 orang D3 : - orang Jafung TPL : ... orang Gol. IV : 4 orang S1 : 3 orang dst.S2/S3 : 3 orang
PDAM Gol. I/II : - orang Pria : 80 orang <SMA : 77 orang Jafung TBP : ... orang
Gol. III : - orang Wanita : 37 orang D3 : 10 orang Jafung TPL : ... orang Gol. IV : - orang S1 : 27 orang dst.S2/S3 : 3 orang
10.3 Analisis Kelembagaan
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.
10.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif dapat mengacu pada pertanyaan di bawah ini:
1. Apakah struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku?
2. Apakah tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi?
3. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi?
4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya? Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis ini adalah dengan melakukan diskusi antar anggota Tim RPI2-JM.
10.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis ini beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapat jawaban adalah sebagai berikut:
1. Apakah Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah menguraikan tupoksi masing-masing dinas/unit kerja yang ada? X - 20
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014
2. Bagaimana mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait bidang cipta karya yang terjadi selama ini?
3. Apakah keorganisasian bidang cipta karya yang ada sudah mengikuti ketentuan dalam PP 41 tahun 2007? Juga perlu dicermati apakah semua sektor bidang cipta karya yaitu bidang air minum, pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalamkeorganisasian yang dibentuk?
4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang Cipta Karya?
5. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?
10.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci yang dapat dijawab adalah sebagai berikut :
1. Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di bidang Cipta Karya?
2. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang cipta karya?
3. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?
Tabel 10.8. Matriks Kebutuhan Sumber Daya ManusiaJumlah Pegawai Jumlah Pegawai No. Instansi Tingkat Pendidikan yang Ada yang Diperlukan (1) (2) (3) (4) (5)
1 BAPPEDA SMA/Sederajat - orang - orang
Diploma - orang - orang- D3 Teknik - orang - orang
- D3 Sekretaris - orang - orang dst. - orang - orang S1/Sederajat 3 orang 5 orang
- S1 Teknik - orang 4 orang
- S1 Ekonomi 2 orang 1 orang
- S1 Komputer 1 orang - orang S2/S3 3 orang 3 orang
2 Dinas PU SMA/Sederajat 2 orang 5 orang
X - 21
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014
Diploma 3 orang 5 orang
- D3 Teknik 3 orang 5 orang S1/Sederajat 5 orang 7 orang
- S1 Teknik 5 orang 7 orang S2/S3 3 orang 3 orang
10.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOTkelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuatancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T). Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisistentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan kelembagaan.
Tabel 10.9. Matriks Analisis SWOT KelembagaanFaktor Peluang (O) Ancaman (T) Eksternal
a. Penempatan SDM sesuai latar
a. Belum optimalnya penanganan
Faktor belakang pendidikan CK karena lintas kelembagaan
Internal b. Penguatan koordinasib. Belum optimalnya penanganan bidang keciptakaryaan c. Dukungan dari Pusat
c. Masalah CK yg makin kompleks Kekuatan (S) Strategi SO (Kuadran 1) Strategi ST (Kuadran 2)
a. Adanya kelembagaan yg Penempatan SDM yg sesuai guna Optimalisasi kelembagaan yang
menangani urusan ke-CK-an penataan kelembagaan sudah ada utk penanganan CK
b. Anggaran yang tersedia Penggunaan anggaran guna Efektifitas penggunaan anggaran
X - 22
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014 penambahan SDM dan penguatan mengatasi permasalahan CK yang kelembagaan makin kompleks c. Dokumen perencanaan yg Optimalisasi dokumen perencanaan Optimalisasi dokumen perencanaan tersedia guna memperoleh dukungan dari utk mengatasi permasalahan CK pusat
Kelemahan (W) Strategi WO (Kuadran 3) Strategi WT (Kuadran 4)
a. Kurangnya kualitas SDM Peningkatan kualitas SDM guna Peningkatan kualitas SDM guna penguatan koordinasi penanganan CK lintas lembaga b. Kurangnya kuantitas SDM Penempatan SDM sesuai Penambahan SDM guna pendidikan guna optimalisasi optimalisasi penanganan ke-CK-an kelembagaan
c. Belum tersusunnya SOP Penyusunan SOP guna Menyusun SOP untuk menangani memperlancar koordinasi masalah CK yang makin kompleks
10.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan
Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya. Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.
10.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian
Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya. Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya. Rencana pengembangan keorganisasian meliputi:
Optimalisasi kelembagaan yang sudah ada utk penanganan CK -
- Penguatan koordinasi Penggunaan anggaran guna penambahan SDM dan penguatan kelembagaan -
X - 23
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014
10.4.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana
Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansiataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya dibidang Cipta Karya.
Rencana pengembangan tata laksana meliputi:
- Penyusunan SOP guna memperlancar koordinasi
- Optimalisasi dokumen perencanaan utk mengatasi permasalahan CK Efektifitas penggunaan anggaran mengatasi permasalahan CK yang makin - kompleks
10.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Rencana pengembangan sumber daya manusia meliputi:
Penempatan SDM sesuai latar belakang pendidikan -
- Peningkatan kualitas SDM guna penanganan Cipta Karya lintas lembaga
- Penambahan SDM guna optimalisasi penanganan keciptakaryaaan
Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada tabel 10.10
Tabel 10.10. Pelatihan Bidang Cipta Karya No Jenis Pelatihan1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah NegaraPusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara
3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunandan Lingkungan
5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan- X - 24
Penyusunan RPI2JM Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014
No Jenis Pelatihan
undanganBangunan Gedung dan Lingkungan
6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan PusatPembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang TataPersuratan
9
10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalamTanggap
11 Darurat Bencana Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang MilikNegara
12
13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai
15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai
16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
17 Diklat Jabatan Fungsional
Tabel 10.11. Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas KelembagaanAspek Kelembagaan Strategi Rencana Aksi
(1) (2) (3)