DOCRPIJM 4a809748ca BAB XBAB X ASPEK KELEMBAGAAN
Di dalam Bab X. Ini akan dijelaskan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketata laksanaan, dan aspek sumber daya manusia..
X
ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana, dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga, tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
10.1. ARAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang cipta karya pada pemerintah kabupaten Simeulue.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi daerah
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamakan Gender dalam Pembangunan Nasional
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimum
8. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
9. Permendagri Nomor 57 Tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan
10.Kepmen PAN Nomor 75 Tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
10.2. PETUNJUK UMUM KELEMBAGAAN
Peningkatan kapasitas kelembagaan daerah dalam mendukung Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Simeulue sangat dibutuhkan sehingga program investasi ini dapat dilaksanakan secara optimal, efektif dan efesien serta terjamin keterlanjutannya.
Di dalam pelaksanaan/ implementasi RPIJM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Simeulue melibatkan banyak komponen kelembagaan sehingga terjalin koordinasi dan sinkronisasi program/ kegiatan di bidang keciptakaryaan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga.
X - 2 Semangat desentralisasi penyelenggaraan pemerintah daerah, sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah beserta aturan-aturan pelaksanaannya membutuhkan upaya-upaya terkoordinasi agar tujuan pelaksanaan kebijakan otonomi di daerah tercapai. Selanjutnya pedoman/ acuan pengembangan kapasitas sebagaimana dirumuskan dalam Kerangka Nasional Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas (KNP2K) dalam rangka mendukung desentralisasi, yang dikeluarkan bersama oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS tanggal 06 Nopember 2002, merujuk pada kebutuhan untuk menyempurnakan peraturan dan perundangan dengan melakukan reformasi kelembagaan, memperbaiki tata kerja dan mekanisme koordinasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) - ketrampilan dan kualifikasi, perubahan pada sistem nilai dan sikap, dan keseluruhan kebutuhan ekonomi daerah bagi pendekatan baru untuk pelaksanaan
good governance, sistem administrasi dan mekanisme partisipasi dalam pembangunan agar dapat memenuhi tuntutan untuk lebih baik dalam melaksanakan demokrasi.
Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) adalah:
1. Pengembangan kapasitas bersifat multi dimensional (mencakup beberapa kerangka waktu: jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek);
2. Pengembangan kapasitas menyangkut multiple stakeholders;
3. Pengembangan kapasitas harus bersifat demand driven, dimana kebutuhannya tidak ditentukan dari atas/ luar tetapi datang dari stakeholder-nya sendiri;
4. Pengembangan kapasitas mengacu pada kebijakan nasional.
10.3. KONDISI KELEMBAGAAN
Kondisi kelembagaan/instansi teknis terkait sangat berpengaruh besar terhadap kualitas pembangunan, mulai dari perencanaan, pemeliharaan, pelaksanaan dan menegement. Di Kabupaten Simeulue ada beberapa instansi teknis terkait dengan penanganan Program Keciptakaryaan antara lain: Sekretariat Daerah Kabupaten Simeulue, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Keberaihan dan Pertamanan (Bappedalsihman) dan Perushaan Daerah Air Minum (PDAM). Berikut ini akan diuraikan kondisi kelembagaan, permasalahan dan strategi penyelesaian masalah yang terkait dengan kelembagaan.
10.3.1. Sekretariat Daerah Kabupaten Simeulue
Berdasarkan Qanun Nomor 8 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Simeulue, struktur organisasi Sekretariat Daerah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Susunan Organisasi SETDA, terdiri dari:
a. Asisten Setda
b. Bagian
X - 3 c. Sub Bagian
d. Kelompok Jabatan Fungsional
2. Asisten Setda terdiri dari
a. Asisten Tata Pemerintahan
b. Asisten Keistimewaan Aceh, Pembangunan dan Ekonomi
c. Asisten Administrasi Umum
3. Asisten masing-masing dipimpin oleh seorang asisten yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada SEKDA
4. Bagian Masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekda melalui asisten sesuai dengan bidang tugasnya.
5. Sub. Bagian masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian sesuai dengan tugasnya.
6. Asisten Tata Pemerintahan terdiri dari:
a. Bagian Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah membawahi:
- Sub Bagian Pemerintahan Umum - Sub Bagian Otonomi Daerah dan Otonomi Khusus - Sub Bagian Pemerintah Mukim dan Gampong
b. Bagian Hukum Membawahi:
- Sub Bagian Perundang-undangan dan dokumentasi
- Sub Bagian Penyuluhan dan Bantuan Hukum - Sub Bagian Penyidik Pegawai Negeri Sipil
7. Asisten Keistimewaan Aceh, Ekonomi dan Pembangunan terdiri dari:
a. Bagian Administrasi Pembangunan, mebawahi:
- Sub Bagian Bina Program - Sub Bagian Bina Administrasi Pembangunan - Sub Bagian Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan
b. Bagian Ekonomi membawahi:
- Sub bagian bina perekonomian dan penanaman modal daerah
- Sub bagian bina sumber daya dan potensi daerah
- Sub bagian pertambangan dan energi
c. Bagian Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat, mebawahi
- Sub bagian bina agama
- Sub bagian kesejahteraan sosial
- Sub bagian bina pendidikan, kebudayaan dan olah raga
X - 4
8. Asisten Administrasi umum terdiri dari:
a. Bagian Umum membawahi:
- Sub bagian umum dan perlengkapan
- Sub bagian keuangan
- Sub bagian rumah tangga dan keamanan dalam
b. Bagian Humas dan Keprotokolan, membawahi:
- Sub bagian hubungan kelembagaan, media masa dan media center
- Sub bagian penyiapan naskah, penerbitan, penyiaran dan dokumentasi
- Sub bagian tata usaha pimpinan dan keprotokolan
c. Bagian Organisasi, mebawahi:
- Sub bagian kepegawaian, analisa dan formasi jabatan
- Sub bagian kelembagaan, perpustakaan dan kearsipan - Sub bagian tata laksana dan akuntabilitas kinerja.
X - 5
10.3.2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Simeulue
Berdasarkan Qanun Nomor 8 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Simeulue, struktur organisasi Bappeda dapat dijelaskan sebagai berikut: Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari: a. Kepala Badan.
b. Sekretariat.
c. Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Ketenagakerjaan;
d. Bidang Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana;
e. Bidang Perencanaan Pembangunan Keistimewaan Aceh dan Sumber Daya Manusia;
f. Bidang Penelitian, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan;
g. Unit Pelaksanan Teknis Badan; dan h. Kelompok Jabatan Fungsional. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum;
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Penyusunan Program Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Ketenagakerjaan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Pengembangan Produksi dan Produktifitas; dan b. Sub Bidang Investasi, Pengembangan Investasi, Usaha dan Pembiayaan Pembangunan. Bidang Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana, terdiri dari:
a. Sub Bidang Pengembangan Infrastruktur, Iptek dan Energi; dan b. Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya, Penataan Wilayah dan Kerjasama Pembangunan. Bidang Perencanaan Pembangunan Keistimewaan Aceh dan Sumber Daya Manusia, terdiri dari :
a. Sub Bidang Pengembangan Kualitas SDM, Keistimewaan Aceh dan Kebudayaan; dan b. Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan, Kependudukan dan Kesejahteraan Sosial. Bidang Penelitian, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan; dan b. Sub Bidang Data, Pemantauan dan Pelaporan. Untuk menyelenggarakan tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Badan;
b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;
c. perumusan kebijakan teknis di bidang Perencanaan dan Pembangunan Daerah;
d. pengkoordinasian perencanaan pembangunan di bidang ekonomi, ketenagakerjaan, sarana, prasarana, keistimewaan aceh dan sumber daya manusia; e. Pemantauan evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan pembangunan di daerah yang bersumber dari
APBA dan APBN
g. pelaksanaan penyiapan bahan rapat koordinasi, evaluasi pelaksanaan pembangunan di daerah i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya j. Pembinaan unit pelaksana teknis badan.
X - 6 Untuk menyelenggarakan fungisinya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Simeulue mempunyai kewenangan sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Jangka Menengah (RPJM)
b. Melaksanakan musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang)
c. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja satuan kerja perangkat daerah (Renja SKPD)
d. Melakukan koordinasi penyusunan program dan kegiatan dalam bentuk Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) berdasarkan hasil rumusan musrenbang provinsi
e. Mengkoordinasikan perencanaan program/kegiatan derah tahunan dalam bentuk rencana kegiatan anggaran (RKA) melalui anggaran f. Menyusuna rencana anggaran pendapatan dan belanja kabupaten melalui tim anggaran
g. Meneliti dan mengevaluasi Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) untuk bahan penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) perangkat daerah melalui tim anggaran
h. Menghimpun dan menganalisis pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing- masing satuan perangkat daerah.
Gambar 10.2. Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan DaerahX - 7
10.3.3. Dinas Pekerjaan Umum
A. Kondisi Kelembagaan
Berdasarkan Renstra, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Simeulue mempunyai misi: “terwujudnya Kabupaten Simeulue yang teratur, indah, lestai serta dilengkapi dengan prasarana daerah yang memadai” Visi tersebut dijabarkan kedalam misi pembangunan yaitu: 1. Mewujudkan tata ruang dan tata bangunan yang teratur, indah dan berwawasan lingkungan.
2. Mewujudkan prasarana daerah yang memadai.
3. Mendorong terwujudnya sumber daya air yang lestari dan berguna bagi kepentingan masyarakat.
4. Mewujudkan aparatur yang propesional, disiplin, beriman serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut dibutuhkan organisasi yang baik serta dapat bekerja secara profesional. Berdasarkan qanun nomor 8 Tahun 2007 tentang Susunan organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Simeulue, susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari: a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
c. Bidang Penyusunan Program, Evaluasi dan Pelaporan;
d. Bidang Minamarga;
e. Bidang Cipta Karya;
f. Bidang Pengairan;
g. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;
h. Kelompok Jabatan; Sekretariat, terdiri dari;
a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan;
b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian kepegawaian.
Bidang Penyusunan Program, Evaluasi dan Pelaporan, terdiri dari :
a. Seksi Data dan Informasi;
b. Seksi Penyusunan Program;
c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Bidang Bina Marga, terdiri dari :
a. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;
b. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;
c. Seksi Pengujian dan Peralatan; Bidang Cipta Karya, terdiri dari :
a. Seksi Tataruang dan Pengembangan Wilayah;
b. Seksi Perumahan, Pemukiman dan Air Bersih; c. Seksi Bangunan dan Pemeliharaan Gedung.
X - 8
X - 9
a. Merencanakan pembangunan pemeliharaan jalan Kabupaten/Kota;
g. Melaksanakan penanganan penanggulangan kerusakan Binan Marga akibat bencana alam;
f. Melakukan pembinaan dan bimbingan yang bersifat teknis terhadap institusi yang menangani Bina Marga;
e. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis dibidang Bina Marga akibat bencana alam;
d. Melaksanakan rumusan perencanaan ,kebijaksanaan teknis pembangunan,pembinaan umum,pemberian bimbingan perizinan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh kepala Daerah;
c. Menyiakan dan kerja-kerja sama dalam pengembangan kawasan Tata Ruang dan Permukiman;
b. Menyusun dan menetapkan jarinagan transportasi jalan Kabupaten/Kota;
g. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhdapa pelakasanaan tugas di bidang kebinamargaan, keciptakaryaan dan pengairan; h. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas. Untuk Menyenlenggarakan fungsi, Dinas Pekerjaan Umum mempunyai kewenangan sebagai berikut :
Bidang Pengairan, terdiri dari :
f. Pengelolaan peralatan dilingkup Dinas Pekerjaan Umum;
d. Penyelenggaraan tugas dilingkup Dinas Pekerjaan Umum termasuk perizinan dan pelayanan umum Kabupaten/Kota; e. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian dilingkup Dinas Pekerjaan Umum;
c. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis dibidang bina marga, cipta karya dan pengairan;
b. Penyusunan Program kerja Tahunan, jangka menegah dan jangka panjang;
a. Pelakasanaan ketatausahaan Dinas;
b. Seksi Oprasi dan Pemeliharaan Pengairan; c. Seksi Konservasi Sumber Daya Air dan Hidrologi. Dinas Pekerjaan Umum Mempunyai tugas umum Pemerintahan dan Pembangunan di bidang jalan , jembatan,pengairan gedung pemeritah,penataan perkotaan dan pemukiman berdasarkan peraturan perundang-udangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas, Dinass Pekerjaan Umum mempunyai fungsi:
a. Seksi Irigasi, Rawa, Sungai dan Pantai;
h. Melakukan pengujian,pengembangan dan pengelolaan peralatan dan perbekalan serta pelayanan mutu konstruksi; i. Mengola tata usaha dinas; j. Merencanakan pembangunan dan pemeliharaan Prasarana dan sarana Perkotaan Permukiman kawasan lingkungan Kabupaten/Kota; k. Melkukan penelitian dan bimbingan pembangunan di bidang perumahan dan permukiman; l. Menyusun dan Menetapkan kawasan jaringan penyedian air bersih dan air limbah,drainase dan persampahan; m. Memberikan rekomendasi dan perizinan pembangunan gedung baru atau memborkan bangunan-bangunan yang bersejarah serta mengadakan perubahan dan pembongkaranbangunan yang tidak layak huni; n. Melaksanakan penaggulangan akibat bencana alam di bidang perkotaan dan permukiman; o. Mengelola gedung-gedung pemerintah dan rumah-rumah dinas; p. Melaksanakan pembangunan,perbaikan prasarana dan srana permukiman dan jaringan air bersihserta air limbah pada kabupaten/Kota beserta bangunan sarana dan Prasarana selengkapnya.
B. Permasalahan Kelembagaan
Permasalahan pemerintah dalam hal ini Bappedalsihman dapat diuraikan sebagai berikut:
- Keterbatasan sarana dan prasarana kebina margaan
- Keterbatasan SDM yang ahli di bidang keteknikan
- Masih kurang optimalnya mekanisme koordinasi dan kerja sama
- Belum adanya sistem reward and punishment.
- Masih kurangnya usaha untuk peningkatan kapasitas tenaga perencana.
C. Strategi Penyelesaian Masalah Kelembagaan.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, disusunlah strategi penyelesaian permasalahan diuraikan sebagai berikut:
- Peningkatan sarana da prasarana kebinamargaan.
- Program penghargaan dan jenjang karir untuk karyawan yang berprestasi dan berkontribusi kepada Peningkatan Kinerja Bappedalsihman (Reward dan Punishment).
- Peningkatan kerjasama yang baik antar bidang.
- Peningkatan SDM baik bagi aparatur pemerintah serta masyarakat, melalui kegiatan bimbingan teknis serta sosialisasi.
X - 10
10.2.4 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kebersihan dan Pertamanan
A. Kondisi Kelembagaan
Pada tahun 2002 Badan pegelola persampahan berbentuk Dinas Kebersihan dan Ketertiban yang dibentuk berdasarkan Qanun Kabupten Simeulue No 2 Tahun 2002, tanggal 28 Februarii 2002. Namun pada tahun 2006 Dinas ini berubah nama menjadi Badan pengendalian Dampak Lingkungan Kebersihan dan Pertamana (Bappedalsihman) yang dibentuk berdasarkan qanun nomor 8 Tahun 2007 tentang Susunan organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Simeulue.
Adapun susunan organisasi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan dan Pertamanan terdiri dari: a. Kepala Badan;
b. Sekretariat;
c. Bidang Program dan Pelaporan;
d. Bidang Analisis Dampak Lingkungan;
e. Bidang Kebersihan;
f. Bidang Pertamanan;
g. Bidang Pemadam Kebakaran;
h. Unit Pelaksana Teknis Badan; i. Kelompok Jabatan Fungsional. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum;
b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Kepegawaian. Bidang Program dan Pelaporan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Penyusunan Program; b. Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan. Bidang Pengendalian Lingkungan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Amdal dan Konservasi Sumber Daya Alam; b. Sub Bidang Penataan, Standardisasi Lingkungan dan Sumber Daya Manusia. Bidang Kebersihan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Mobilisasi, Perawatan Sarana dan Prasarana; b. Sub Bidang Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kebesihan.
X - 11 Bidang Pertamanan, terdiri dari :
a. Sub Bidang Penataan dan Perawatan; b. Sub Bidang Pemakaman. Bidang Pemadam Kebakaran, terdiri dari :
a. Sub Bidang Peralatan dan Perawatan; b. Sub Bidang Pengerahan dan Mobilisasi. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan dan Pertamanan mampunyai tugas umum Pemerintahan dan Pembangunan di bidang Program Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan dan Pertamanan sesuai dengan peraturan perungang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas Pengendalian Dampak Lingkungan Kebersihan dan Pertamanan mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan ketatausahan Badan;
b. Penyusunan Program Kerja Tahunan, Jangka Menengah dan Jangka Panjang;
c. Penyusunan Kebijakan Teknis dan Strategis di Bidang Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pertmanan dan Kebakaran; d. Pengumpulan data dan analisa dalam rangka penyusunan kebijkan di bidang Lingkungan Hidup,
Kebersihan Pertmanan dan Kebakaran;
e. Penyusunan dan Pelakasanaan Program Lingkungan Hidup, Kebersihan,Pertamanan dan Kebakaran; f. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.
Untuk menyelengarakan fungsi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan dan Pertamanan mempnyai kewenangan sebagai berikut :
a. Melaksanakan kebijakan teknis di bidang Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pertamanan dan Kebakaran;
b. Melakukan Analisa di bidang Lingkungan Hidup; c. Melakasanakan Pemantauan, Evaluasi dan Pelapoaran. Pada tahun 2013 jumlah pegawai Bappedalsihaman saat ini adalah sebanyak 92 orang, terdiri dari 36 orang karyawan tetap dan 56 orang harian lepas (penyapu jalan, sopir, dan kernet). 12 orang diantara harian lepas ini bertugas di Kampung Aie, dengan demikian yang bertugas di Sinabang sebanyak 80 Karyawan. Dari 80 orang tersebut 10 rang PNS, 26 orang pegawai honorer, 28 orang penyapu jalan, 12 orang pemuat sampah (kernet) dan 4 orang supir truck sampah.
B. Permasalahan Kelembagaan
Permasalahan pemerintah dalam hal ini Bappedalsihman dapat diuraikan sebagai berikut
- Keterbatasan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan
- Keterbatasan SDM yang ahli di bidang persampahan • Anggaran pengelolaan sampah yang masih rendah.
X - 12
- Masih kurang optimalnya mekanisme koordinasi dan kerja sama
- Belum adanya sistem reward and punishment.
- Sampah masih dianggap merupakan tangung jawab bagi pemerintah, sedangkan tanggung jawab masyarakat adalah membayar sampah yang dibuang.
C. Strategi Penyelesaian Masalah Kelembagaan.
- Peningkatan sarana da prasarana persampahan.
- Menurunkan ratio rekrutmen pegawai menjadi rasio pegawai yang ideal dan disesuaikan dengan jumlah pelanggan. >Program penghargaan dan jenjang karir untuk karyawan yang berprestasi dan berkontribusi kepada Peningkatan Kinerja Bappedalsihman (Reward dan Punishme
- Peningkatan SDM baik bagi aparatur pemerintah serta masyarakat, melalui kegiatan bimbingan teknis serta sosialisasi.
X - 13
Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, disusunlah strategi penyelesaian permasalahan diuraikan sebagai berikut:
Gambar 10.4. Struktur Organisasi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kebersihan dan Pertamanan10.3.1 PDAM Tirta Fulawan
A. Kondisi Kelembagaan
Pada tahun 2013 jumlah karyawan PDAM Tirta Fulawan adalah 33 orang yang terdiri dari hampir semua karyawan adalah PNS, Honor Daerah, Tenaga Kontrak dan Tenaga Harian Lepas. PDAM Tirta Fulawan terbagi menjadi 2 bagian yaitu Bagian Keuangan dan Bagian Teknik. Struktur Organisasi dapat dilihat pada Gambar 10.1 Visi PDAM Tirta Fulawan adalah Menjadikan PDAM Tirta Fulawan sebagai perusahaan pengelola dan penyedia air minum yang mandiri, profesional dalam memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat. Misi PDAM Tirta Fulawan yaitu:
- Meningkatkan pelayanan air bersih yang berkualitas, berkuantitas dan kontinu serta memenuhi persyaratan air mi
- Memberikan cakupan layanan yang merata kepada seluruh lapisan masyarakat.
- Mengoptimalsasikan semua jaringan produksi dan distribusi.
- Mengoptimalkan pendapatan perusahaan.
- Meningkatkan sumber daya manusia perusahaan yang berkualitas dan profesional.
- Meningkatkan kesejahteraan karyawan perusahaan. >Memberikan kontribusi bagi pembanguna dae
- Menigkatkan instalasi air bersih menjadi ari siap minum.
B. Permasalahan Kelembagaan
Permasalahan internal yang dihadapi oleh PDAM Tirta Fulawan meliputi aspek management perusahaan serta dibidang administrasi keuangan.
1. Permasalahan intern management peruahaan yang dihadapi saat ini adalah:
- Jumlah pegawai yang adan masih belum memadai dengan kebutuhan pegawai sesuai dengan struktur organisasi.
- Tingkat pendidikan karyawan yang ada belum sesuai dengan bidang yang ditangani
- Belum terlatihnya karyawan dalam menjalankan operasional PDAM, sehingga mengakibatkan kurangnya keahlian karyawan.
- Karyawan masih berstatus PNS dan Honor daerah serta sebagian lagi masih berstatus pegawai kontrak dan tenaga harian lepas sehingga motivasi untuk memajukan perusahaan masih sangat rendah.
- Kemampuan karyawan dalam bidang teknis dan management masih lemah dan belum terbiasa untuk bekerja sesuai dengan target kerja sebuah perusahaan.
- Gaji dan kesejahteraan karyawan masih belum memenuhi, sehingga kinerja karyawan menjadi rendah, dan mendorong sebagian pegawai untuk menjalankan kegiatan lain di luar tugasnya sebagai pegawai perusahaan.
X - 14
- Belum adanya perhatian yang serius dari Pemerintah Daerah terhadap PDAM dan Managementnya sehingga motivasi para pegawainya menjadi rendah.
2. Permasalahan dibidang administrasi dan Keuangan.
- Belum digunakannya sistem dan prosedur PDAM yang sesuai dengan Keputusan Mendagri Nomor 16 tahun 1991 dan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomr 8 Tahun 2000 tanggal 10 Agustus 2000 tentang Pedoman Sistem Akuntansi PDAM yang berlaku mulai tahun 2001 serta Kep Mendagri No 47 tahun 1999, tentang evaluasi aspek keuangan dilakukan dengan menkankan kepada empat hal pokok kinerja keuangan peruahaan yaitu menyangkut aspek Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aktivitas, sehingga tidak dapat dievaluasi konidisi operasional dan keuangan PDAM dan tidak dapat dilihat perkembangan PDAM dari tahun ke tahun.
- Belum adanya sistem pencatatan dan pelaporan yang baik, sehingga sulit untuk mengevaluasi dan menganalisis operasional PDAM. >Dengan belum adanya pencatatan dan pelaporan yang baik, terutama dari segi jumlah produksi air, distribusi air, penjualan air dan pendapatan yang dubandingkan dengan biaya operasi dan pemeliharaan, sehingga tidak dapat ditentukan besaran harga produksi air dan besaran harga jual air sebelum
- Dengan tidak diketahuinya besaran harga produksi air tersebut, maka tidak dapat dievaluasi tarif yang berlaku saat ini.
- Belum adanya neraca awal PDAM Tirta Fulawan, sehingga sulit untuk melihat perkembangan usaha PDAM dari tahun ke tahun. >Belum adanya anggaran pendapatan dan belanja yang telah disetujui oleh Badan Pengawas dan Bupati, sehingga belum ada suatu acuan dalam pelaksanaan tugas operasional
- Kemampuan keuangan PDAM saat ini masih belum bisa untuk menutupi biaya operasional.
C. Strategi Penyelesaian Kelembagaan
Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, disusunlah strategi penyelesaian permasalahan diuraikan sebagai berikut:
1. Strategi SDM/Organisasi meliputi:
- Peningkatan sistem Pelaporan dan Administrasi
- Penyusunan standart operasi Prosedur (SOP) mengembalikan karyawan yang dari PNS ke Pemda dan memulai merekrut tenaga swasta secara bertahap.
- Penerapan penyesuaian gaji karyawan yang disesuaikan dengan kemampuan perusahaan.
- Menurunkan ratio rekrutmen pegawai menjadi rasio pegawai yang ideal dan disesuaikan dengan jumlah pelanggan.
- Program penghargaan dan jenjang karir untuk karyawan yang berprestasi dan berkontribusi kepada PDAM Tirta Fulawan (Reward dan Punishment).
- Program Jamsostek Karyawan atau Asuransi yang sejenis.
X - 15
2. Strategi Keuangan.
- Peningkatan SDM bidang Pengelolaan Keuangan
- Meiningkatkan efisiensi penagihan
- Memperbaiki piutang tagihan dan pembuatan laporan keuangan yang sesuai standar keuangan perusahaan.
- Penerapan kenaikan tarip berkala setiap awal tahun untuk penyesuaian terhadap inflasi dan kenaikan harga.
- Memberikan kontribusi terhadap daerah.
10.4. KONDISI KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA
Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal Keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas.
X - 16 Hubungan kerja antar instansi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Simeulue dapat terlihat pada tabel berikut
Tabel 10.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta KaryaPeran Instansi Dalam Unit/Bagian Yang Menangani No Instansi Pembangunan Bidang CK Pembangunan Bidang CK.
1. Bappeda Mengkoordinasikan Bidang Sarana dan Prasarana pembangunan Biang Cipta Karya
2. Sekretariat Daerah Mengkoordinasikan dan Bagian Pembangunan Kabupaten Mengendalikan Pembangunan
Bidang Cipta Karya
3. Dinas Pekerjaan Umum Melaksanakan, memeliharan Bidang Cipta Karya dan memantau pembangunan bidang Cipta Karya
4. Bappedalsihman Melaksanakan, memeliharan Bidang Kebersihan dan dan memantau pembangunan Pertamanan bidang Cipta Karya khususnya pada sub sektor Persampahan
5. PDAM Melaksanakan, memelihara Bagian Teknik dan memantau pembangunan bidang Cipta Karya khususnya pada sub sektor Air Minum
6. BPBD Melaksanakan, memelihara Bagian Pemadam Kebakaran dan memantau pembangunan bidang Cipta Karya khususnya pada sektor penannggulangan kebakaran
Untuk memperjelas dan kelancaran pelaksanaan tugas pada setiap organisasi yang terlibat di bidang cipta karya, perlu dilengkapi dengan tata laksana dan tata hubungan kerja antara satuan kerja, serta standart operasional prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melaksanakan tugas.
Adapun inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di Kabupaten Simeulue dapat terlihat dalam tabel berikut:
X - 17
Tabel 10.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya Kabupaten SimeulueNo Nama SOP Instansi Yang Terkait Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP Pengembangan Permukiman
1. Perencanaan Bappeda & Dinas PU Merencanakan dokumen RPI2JM, dan RP2KP dan DED Penentuan Kawasan Kumuh sebagai Kawasan Prioritas Pembangunan serta Kawasan Stategis Yang ada.
2. Pelaksanaan Pembangunan Dinas PU Melaksanankan pembangunan prasarana permukiman meliputi Peningkatan Jaringan Jalan Permukiman dan pembangunan Drainase lingkungan
3. Pengawasan Pelaksanaan Dinas PU Mengawasasi pelaksanaan Pembangunan pembangunan yang sedang berjalan
4 Evaluasi dan Pelaporan Dinas PU, Bappeda dan Mengevaluasi kegiatan yang telah Bagian Pembangunan dilaksanakan dan melaporkan Setdakab. kepada pimpinan daerah
Penataan Bangunan dan Lingkungan
1. Perencanaan Bappeda, Dinas PU dan BPBD Menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dan Penyusunan Regulasi . dan DED Menyusun Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran dan DED
2. Pelaksanaan pembangunan Dinas PU & BPBD Melaksanankan pembangunan fisik meliputi Peningkatan Jaringan drainase primer, jalur pedestrian, ruang terbuka hijau serta prasarana penanggulangan bahaya kebakaran
3. Pengawasan pelaksanaan Dinas PU & BPBD Mengawasasi pelaksanaan pembangunan pembangunan yang sedang berjalan
4. Evaluasi dan pelaporan Dinas PU, Bappeda dan Mengevaluasi kegiatan yang telah Bagian Pembangunan dilaksanakan dan melaporkan Setdakab. kepada pimpinan daerah
Pengembangan Air MInum
1. Perencanaan Bappeda, Dinas PU dan PDAM Menyusun Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) dan DED
2. Pelaksanaan pembangunan Dinas PU dan PDAM Melaksanakan pembangunan sarana dan prasana air minum meliputi Sumber Air Baku, Reservoir dan Jaringan Perpipaan dan Non Perpipaan
3. Pengawasan pelaksanaan Dinas PU dan PDAM Mengawasasi pelaksanaan pembangunan pembangunan yang sedang berjalan
4. Evaluasi dan pelaporan Dinas PU, Bappeda dan Mengevaluasi kegiatan yang telah Bagian Pembangunan dilaksanakan dan melaporkan Setdakab. kepada pimpinan daerah
X - 18
Pengembangan PLP
1. Perencanaan Bappeda, Dinas PU dan Meyusun Dokumen Buku Putih Bapedalsihman Sanitasi (BPS), Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan Memorandum Program Percepatan Sanitasi Permukiman. Menyusun Masterplan Drainse, Masterplan Persampahan, dan Masterplan Air Limbah. Menysun DED.
2. Pelaksanaan pembangunan Dinas PU, Bapedalsihman Melaksanakan pembangunan terkait penyehatan lingkungan permukiman seperti. Pembangunan TPA, Septictank Komunal, Drainse Primer Perkotaan dan lainnya.
3. Pengawasan pelaksanaan Dinas PU, Bapedalsihman Mengawasasi pelaksanaan pembangunan pembangunan yang sedang berjalan
4. Evaluasi dan pelaporan Dinas PU, Bappeda dan Mengevaluasi kegiatan yang telah Bagian Pembangunan dilaksanakan dan melaporkan Setdakab dan Bapedalsihman kepada pimpinan daerah SOP Non Teknis
1.
10.5. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Biang Cipta Karya.
Penataan sistem managemen SDM aparatur merupakan program yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kauntitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang cipta karya yang terlihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 10.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta KaryaLatar Belakang Jabatan Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin
Pendidikan Fungsional
(1) (2) (3) (4) (5)
- Dinas PU Gol I/II : 22 orang Pria : ........orang <SMA :..........org Gol.III : 30 orang Wanita: ........orang - SMA :..........org Gol.IV : 2 orang
- D3 :..........org S1 - :..........org
- S2/S3 :..........org Bappeda Gol I/II : 12 orang Pria : 27 orang <SMA : - org -
Gol.III : 24 orang Wanita: 11 orang SMA : 9 org -
- Gol.IV : 2 orang D3 : 5 org
- S1 : 22 org
- S2/S3 : 3
- Bapedalsihman Gol I/II : 14 orang Pria : 23 orang <SMA : 1 org Gol.III : 17 orang
- Wanita: 10 orang SMA : 12 org
- Gol.IV : 2 orang D3 : 2 org
X - 19
- S1 : 17 org
- S2/S3 : 1 org
- PDAM Gol I/II : 9 orang Pria : 8 orang <SMA : - org
- Gol.III : 4 orang Wanita: 5 orang SMA : 9 org Gol.IV : - orang D3 : - org -
- S1 : 4 org
- S2/S3 : - org
10.6. ANALISIS KELEMBAGAAN
Berdasarkan analisis keorganisasian , permasalahan kelembagaan bidang cipta karya di Kabupaten Simeulue yang di dapati tidak banyak . Struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Tugas dan Fungsi masing-masing organisasi juga sudah sesuai . Namun demikian ada sedikit faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum yaitu: Beban Kerja yang sangat besar menyebabkan organisasi dinas PU ini menuntut jumlah sdm yang lebih banyak.
Berdasarkan analisis ketatalaksanaan bidang cipta karya, permasalahan kelembagaan bidang cipta karya di Kabupaten Simeulue juga tidak banyak ditemukan. Perda penetapan organisasi pemerintah daerah telah menguraikan tupoksi masing-masing dinas yang ada. Mekanisme hubungan kerja di dalam dan antar instansi terkait bidang cipta karya terjalin dengan baik. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja juga tidak terlalu berpengaruh. Namun demikian permasalah yang nampak adalah terkait dengan kinerja personil dan disiplin personil yang ada.
Berdasarkan analisis sumber daya manusia yang tersedia, SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di bidang cipta karya.
Tabel 10.4 Matriks Kebutuhan Sumber Daya ManusiaNo Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Yang Jumlah Pegawai Yang ada Diperlukan
1 Bappeda SMA/Sederajat 9 orang 15 orang Diploma
- D3 Teknik 1 orang 2 orang
- D3 Sekretaris - orang 2 orang
- D3 Teknik Informatika 2 orang 2 orang
- D3 Teknik Komputer 1 orang 2 orang
- D3 Teknik Elektro 1 orang 2 orang S1/Sederajat
- S1 Teknik 9 orang 9 orang
- S1 Ekonomi 7 orang 7 orang
- S1 Hukum 1 orang 1 orang
X - 20
- S1 Planologi - orang 1 orang
- S1 Geografi - orang 1 orang S2/S3
- S2 Ilmu Tanaman 1 orang 1 orang
- S2 Ilmu Ekonomi 1 orang 2 orang
- S2 Ilmu Pembangunan 1 orang 3 orang
- S2 Teknik 1 orang 1 orang
2 Dinas PU SMA/Sederajat ..........orang ..........orang Diploma
- D3 Teknik -D3 Sekretaris -dst S1/Sederajat
- S1 Teknik -S1 Ekonomi -dst S2/S3
3 Bapedalsihman SMA/Sederajat 12 orang 12 orang Diploma 2 orang 2 orang
- D3 Teknik 1 orang 1 orang
- D3 Sekretar
- D3 Orkes 1 orang 1 orang S1/Sederajat 17 orang 17 orang
- S1 Teknik 2 orang 4 orang
- S1 Ekonomi 2 orang 2 orang
- S1 Management 6 orang 6 orang
- S1 ADM Negara 1 orang 1 orang
- S1 FKIP 1 orang 1 orang
- S1 MIPA Biologi 2 orang 2 orang
- S1 SEP 1 orang 1 orang S2/S3 1 orang 3 orang
4 PDAM SMA/Sederajat 9 orang 10 orang Diploma -
- D3 Teknik 4 orang -
- D3 Sekretaris 3 o>dst S1/Sederajat 4 orang 5 orang
- S1 Teknik 2 orang 6 orang
- S1 Ekonomi 2 orang 3 orang S
- 1 orang
X - 21
10.7. RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Ada tiga strategi pengambangan kelembagaan dibidang cipta karya Kabupaten Simeulue yaitu: strategi pengembangan organisasi, strategsi pengembangan tata laksana, strategi pengembangan sumber daya manusia.
10.7.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian
Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di linkgungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.
10.7.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana
Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan pemerintah darah Kabupaten Simeulue khususnya dibidang cipta karya.
10.7.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk merumuskan rencana pengembangan sumber daya manusia antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan kepegawaian , maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Selain itu rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup bidang cipta karya, dalam rangka peningkatan kulaitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi untuk diikuti oleh Kabupaten Simeulue antara lain:
1. Bimbingan teknis pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara pusat, barat, timur serta sertifikasi pengelola teknis
2. Bimbingan teknis penyelenggara bangunan gedung negara
3. Bimbingan teknis pengelolaan rumah negara golongan III
4. Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan
5. Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan
6. Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
7. Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Komtensi dan Pelatihan Konstruksi
8. Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan
X - 22
15.Pembinaan Teknis Pemetaan Kompentensi Pegawai
16.Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
17.Diklat Jabatan Fungsional
9. Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persatuan
10.Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya
11.Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana
12.Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara
13.Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
14.Pembinaan Teknis Pengembangan Kompentensi Pegawai
10.8 Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan
- Melakukan koordinasi antara bidang yang adaa dalam instansi
- Melakukan koordinasi antara bidang lintas instansi pemerintah
- Menyusun job deskripsi yang jelas terhadap masing –masing bidang dalam instansi. >Meningkatkan kapasitas personil instansi yang telah ada dengan melakukan bimbingan teknis dan pendidikan
- Menambah kapasitas personil yang tersedia dengan melakukan penambahan pewagai yang dibutuhkan.
X - 23
Sebagaimana telah dijelaskan pada uraian sebelumya terkait dengan strategi dan rencana aksi pengembangan kapasitas kelembagaan, perlu dirangkum kedalam suatu tabel sebagaimana tersebut di bawah ini.
Tabel 10.4 Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas KelembagaanAspek Kelembagaan Strategi Rencana Aksi
(1) (2) (3) Organisasi Mengoptimalkan struktur organisasi yang sudah ada
- Untuk Dinas PU. Dilakukan penambahan seksi sesuai dengan kebutuhan
- Untuk Bappeda dibentuk UPTB tekait dengan Kegiatan Pemetaan dan Data Tata Laksana Mempertegas tupoksi masing- masing lembaga dan mensinergikan terhadapa tupoksi yang berkaitan
Sumber Daya Manusia Mengoptimalkan SDM yang ada berbasis analisa jabatan
X - 24