BAB 4 ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN - DOCRPIJM 1506587303Lap III Bab 4 Anl Sosial Ekonomi Link RPIJM R3
BAB
4
BAB 4 ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN
LINGKUNGAN
Dukungan
kajian
analisis
terhadap
aspek-aspek
sosial,
ekonomi
dan
lingkungan pada RPIJJM bidang Cipta Karya dibutuhkan untuk meminimalkan
pengaruh negatif pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap
lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian
terhadap
aspek-aspek
tersebut
meliputi
acuan
peraturan
perundang-
undangan, kondisi eksisting sosial, ekonomi dan lingkungan melalui instrumen
analisis serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan yang
dibutuhkan.
4.1.
ANALISIS SOSIAL
4.1.1. Pengarusutamaan Gender
Gender adalah perbedaan-perbedaan sifat, peranan, fungsi dan status antara
laki-laki dan perempuan yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis,
tetapi berdasarkan sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat
yang luas. Ditingkat Pusat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat telah berkomitmen untuk mendukung kebijakan tersebut dengan
membentuk Tim Pokja IV Kegiatan Pengarusutamaan Gender Direktorat
Jenderal Cipta Karya dan BPPSPAM No. 108/KPTS/DC/2015. Melihat kondisi
bahwa belum adanya keadilan dan kesetaraan gender, Pemerintah terus
mendorong pengarusutamaan gender di setiap bidang pembangunan nasional,
termasuk di antaranya dalam bidang Cipta Karya. Instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender mengamanatkan semua
Kementerian, dan Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, dan
Kota untuk melaksanakan pengarusutamaan gender, sehingga seluruh proses
penyusunan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari seluruh
IV - 1
kebijakan,
program
dan
kegiatan
di
seluruh
sektor
pembangunan
mempertimbangkan aspek gender.
Melalui RPIJM ini, penyelenggaraan infrastruktur Cipta Karya Kabupaten Nias
Utara harus dimulai dari perencanaan yang tepat sasaran dan memiliki
pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan wanita dan anak. Sebagai
contoh, dengan adanya akses terhadap air bersih maka ibu rumah tangga di
sekitar tempat tersebut dapat mengumpulkan air dalam jarak yang dekat. Di
samping itu, kesehatan anak-anak juga terjaga sehat dan terhindar dari
penyakit diare karena memiliki akses terhadap sanitasi yang layak. Program
pemberdayaan masyarakat juga turut melibatkan perempuan, orang tua, dan
difable pada proses perencanaan sehingga prasarana permukiman dapat
dimanfaatkan
oleh
seluruh
orang
tanpa
diskriminasi.
Upaya-upaya
pengarusutamaan gender di Kabupaten Nias Utara perlu terus didorong
melalui diantaranya melalui perencanaan dan perumusan usulan-usulan
kegiatannya sehingga dapat menjamin pembangunan di Kabupaten Nias Utara
yang inklusif.
4.1.2. Kondisi Pengarusutamaan Gender Nias Utara
A. Perempuan Dalam Sosial Budaya Nias
Umumnya perempuan di daerah perdesaan Kabupten Nias Utara memang
masih terpinggirkan. Konstruksi budaya suku Nias yang mendominasikan lakilaki masih sangat ketat sehingga banyak perempuan di Pulau Nias terus
berada di ranah domestik dengan beban kerja yang tinggi.
Mereka harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga, mulai
sejak kecil bahkan sampai telah berumah tangga telah dididik untuk bekerja
keras, di ladang dan di sawah, mengambil air dari mata air/sumur, memberi
makan ternak, memasak dan mencuci, adalah rutinitas pekerjaan mereka
sehari-hari demi keperluan keluarga. Pergeseran posisi perempuan memang
IV - 2
mulai
nampak
terlihat
pada
wilayah
perkotaan
dimana
telah
banyak
perempuan di kota sudah menjadi pejabat atau yang meneruskan sekolah ke
jenjang yang tinggi hingga ke luar daerah Nias.
B. Pernikahan Usia Dini
Fenomena pernikahan dini di
Kabupten Nias Utara hampirhampir
tidak
terdeteksi
sulit
disuarakan
sehingga
namun sering berlangsung di
perdesaan. Kondisi ini telah
membuat banyak perempuan
didaerah
ini
tidak
bisa
lagi
menikmati masa depan dan
tak
punya
akses
terhadap
perbaikan kualitas hidup karena mereka harus bertanggung jawab terhadap
keluarga serta mengasuh anak. Pernikahan dini dapat berpengaruh pada
kesehatan,
khususnya
bagi
perempuan
beresiko
tersebut
juga
akan
berpengaruh bagi kesehatan perempuan yang hamil pada usia yang masih
belia karena belum matangnya organ reproduksi. Kondisi ini memperburuk
kesehatan perempuan, dan berpotensi menyebabkan kematian ibu ketika
melahirkan. Menurut data Kementrian Kesehatan RI tahun 2013, lebih dari
separuh perempuan hamil di Nias mengalami defisit energi dan angka
kematian ibu melahirkan didaerah Pulau Nias adalah yang teringgi di
Sumatera Utara.
C. Putus Sekolah
Anak-anak di perdesaan Nias Utara, lain dengan anak-anak di kota. Di
perdesaan, anak kecil atau masih remaja sudah harus bekerja berat untuk
membantu orang tua. Hampir semua anak-anak sekolah di perdesaan Nias,
mulai dari SD bahkan sampai SMU, waktu yang masih tersedia sepulang
sekolah diisi dengan membantu orang tua bekerja di ladang atau di kebun.
Misalnya mencari kayu bakar di hutan, mencari umbi-umbian untuk makanan
ternak, menggali batu untuk pembangunan jalan dengan honor ala kadarnya,
bahkan dapat juga disuruh untuk mengangkut kayu dari hutan yang
diperuntukkan
untuk
bangunan
rumah
dengan
honor atau
gaji untuk
menambah penghasilan keluarga mereka.
IV - 3
Pandangan yang dimiliki oleh para orang tua bahwa belajar itu ya, hanya
ketika ada di sekolah. Setelah itu, ketika sudah berada di rumah harus
membantu orang tua untuk turut menjadi tenaga kerja lokal bagi ekonomi
keluarga.
D. Isu Strategis Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak di
Nias Utara
Dalam Bidang Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, RPJMD
Kabupaten Nias Utara tahun 2016-2021 telah mengidrntifikasi berbagai
permasalahan yang dihadapai sebagi isu strategis Pengarusutamaan Gender
dan Perlindungan Anak di Kabupaten Nias Utara, yaitu :
1) Masih tedapat kasus pelecehan seksual dan kekerasan anak;
2) Belum adanya ruang publik sebagai wadah interaksi dan kelayakan
kota/pemukiman layak anak;
3) Kehidupan rumah tangga yang masih di tanggung oleh perempuan;
4) Partisipasi perempuan dalam pembangunan masih kurang; dan
5) Kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak masih
lemah
4.1.3. Situs Budaya Nias Utara
Salah satu pengetahuan dan produk peradaban terbesar para leluhur Nias
adalah arsitektur tradisional yaitu rumah-rumah penduduk yang terbuat dari
kayu. Pulau Nias terkenal dengan arsitektur tradisionalnya yang unik dan
kekayaan budaya megalitiknya. Rumah adat Nias itu unik karena tidak
menggunakan paku besi dalam strukturnya dan memiliki konstruksi yang
fleksible, namun kokoh pada saat gempa bumi terjadi. Sayangnya, dari tahun
ke tahun, rumah adat Nias semakin berkurang jumlahnya, karena banyak
warga Nias yang lebih suka membangun rumah beton. Selain itu, biaya
IV - 4
pembangunan dan pemeliharaan rumah adat sangat memberatkan pemiliknya
karena kayu-kayu di Pulau Nias sudah sulit didapat. Melalui Museum Pusaka
Nias yang dikelola oleh Yayasan Pusaka Nias dan bersifat sosial dan nirlaba
yang kegiatan utamanya berfokus pada pelestarian budaya Nias telah
berupaya menyediakan dana dan bantuan pemikiran serta mengawasi kualitas
pekerjaan pembangunan rumah-rumah tradisional di kawasan Nias.
A. Pelestarian Budaya Tradisional Nias Utara
Secara budaya, Nias bisa dibagi ke bagian selatan dan utara. Antara selatan
dan utara ada perbedaan dalam dialek bahasa, gaya pakaian tradisional, lagulagu dan tarian. Namun perbedaan yang paling jelas adalah arsitekturnya, di
mana rumah-rumah di wilayah utara Nias yang berbentuk lonjong, dan di
selatan berbentuk persegi panjang.
Dibandingkan dengan Nias Selatan situs-situs budaya termasuk situs megalit
di Kabupaten Nias Utara lebih tersebar. Secara budaya, daerah 'Utara' itu
termasuk Kabupaten-kabupaten Nias Barat, Nias (Induk) dan Nias Utara serta
kota Gunungsitoli. Kondisi jalan di daerah ini masih geradakan, tapi sebagian
besar situs yang telah dipublikasikan dapat diakses oleh kendaraan.
B. Identifikasi Lokasi Situs Budaya Nias Utara
Beberapa lokasi rumah-rumah tradisional di Kabupaten Nias Utara antar lain
ada di Kecamatan Alasa dan Tugala Oyo. Berikut hasil identifikasi masingmasing lokasi situs budaya di kabupaten Nias Utara:
Tabel 4. 1. Identifikasi Lokasi Situs Budaya Di Kabupaten Nias Utara
No
1
2
3
4
Lokasi Situs Budaya
Jenis Situs
Budaya
Desa Humene
Sihene’asi, Kecamatan
Tugala Oyo
Desa Ononazara di
Kecamatan Tugala
Oyo
Desa Te’olo di
Kecamatan Tugala
Oyo
Pemukiman
rumah
tradisional
Rumah
tradisional
Desa Lölöfaoso di
Kecamatan Lotu
WPS Pusat
Pertumbuhan
rumah
tradisional
besar
situs megalitik
Jumlah
Kondisi Saat
Ini
13 situs
rumah
tradisional
1 situs
rumah
tradisional
1 situs
rumah
tradisional
dengan
megalitik
didepannya
sangat baik,
perlu perbaikan
jalan akses
Baik, perlu
penataan
lingkungan
1 situs
rumah
sangat baik
IV - 5
5
6
Sedang
Berkembang
Desa Sisarahili (Dusun Megalitik
Onombongi ) di
Kecamatan Namöhalu
Esiwa
Desa Onozitoli Sawö
Megalitik
dan Desa Sanawuyu
Rumah
tradisional
tradisional
1 situs
megalit
Baik, perlu
penataan
lingkungan
1 situs
megalit
Baik, perlu
penataan
lingkungan
Rusak, perlu
rehabilitasi dan
penataan
lingkungan
1 situs
rumah
tradisional
Sumber: Museum Pusaka Nias (www.museum-nias.org) 2017, Gunungsitoli, Sumatera Utara
Untuk melestarikan dan menata kawasan-kawasan budaya tersebut, selain
dibutuhkan peran pemerintah daerah, juga perlu pelibatan masyarakat
setempat sebagai upaya peningkatan ekonomi daerah dan menciptakan
peluang
ekonomi
baru
bagi
penduduk
setempat,
misalnya
dalam
pengembangan kampung wisata dan homestay.
IV - 6
Sumber: Museum Pusaka Nias (www.museum-nias.org) 2017, Gunungsitoli, Sumatera Utara
Gambar 4. 1. Situs Budaya di Kabupaten Nias Utara
4.2.
ANALISIS EKONOMI
4.2.1. Kondisi Ekonomi Daerah
A. Nias Utara Adalah Daerah Tertinggal
Kondisi ekonomi telah menjadi permasalahan lama secar umum di kepulauan
Nias, yaitu berkaitan erat dengan angka kemiskinan. Semua kabupaten/kota
di Sumatera Utara memiliki penduduk miskin, namun menurut data Badan
Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara 2017, Kabupaten Nias Utara memiliki
persentase penduduk miskin yang paling besar yaitu 30,92% di tahun 2016
dengan jumlah penduduk miskin sebanyak ± 41.660 jiwa.
Tabel 4. 2. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Nias Utara, 2010-2016
Kabupaten
Kota
Jumlah Penduduk Miskin (000) (Jiwa)
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Jiwa
40.70
39.15 38.51
40.78 38.95
43.74 41.66
%
31.94
30.44 29.50
30.94 29.28
32.62 30.92
Nias Utara
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2017
Kemiskinan sebagai dampak permasalahan ekonomi dalam pembangunan
wilayah akan menjadikan daerah tersebut masuk dalam status daerah
tertinggal. Perpres Perpres RI No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 20152019 telah menetapkan daerah-daerah tertinggal di beberapa provinsi
termasuk di Sumatera Utara yaitu: Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan,
Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias Utara. Kriteria penetapan daerah
tertinggal
dalam
RPJMN
tersebut
adalah
berdasarkan
perekonomian
IV - 7
masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kemampuan
keuangan daerah, aksesibiltas serta karakteristik daerah.
Sumber: http://www.wartanias.com/2017, Foto: IG_Warta Nias
Salah Satu Potret Keluarga miskin di Desa Botona'i Kec. Tugala'oyo Nias Utara
Kabupaten Nias Utara sebenarnya memiliki lahan desa-desa yang relatif subur
seperti terlihat sangat banyak ditumbuhi pohon kelapa hingga 46.123 Ha,
yang menutupi hampir seluruh pantainya. Data BPS Kabupaten Nias mencatat
bahwa produksi komoditi utama Nias Utara yaitu karet di tahun 2015
mencapai 365.451 ton kemudian disusul oleh kelapa sebesar 32.569 ton,
sementara untuk produksi ikan laut adalah sebesar 12.455 ton (data BPS
2016). Potensi ekonomi lain yang cukup menjanjikan adalh si sektor
pariwisata, terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Nias
Utara setiap tahun terus menunjukkan peningkatan , yaitu dari 120 orang
wisaatawan asing di tahun 2011 hingga berjumlah 946 di tahun 2014.
Namun kondisi yang terlihat kini bahwa tingkat kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat di hampir seluruh desa di Kabupaten Nias Utara masih sangat
rendah. Dengan kata lain tingkat kesejahteraan sosial ekonomi penduduk
tidak sesuai dengan tingkat kesuburan lahan yang dimilikinya.
4.2.2. Analisis Pola Dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi
Untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi
masing-masing sektor di Kabupaten Nias Utara, maka dilakukan analisis
dengan menggunakan alat analisis Klassen Typology (Tipologi Klassen).
Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator
utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah
(dalam hal ini digunakan pendekatan laju pertumbuhan ekonomi dan besaran
kontribusi masing-masing sektor terhadapat PDRB).
IV - 8
Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan
ekonomi yang berbeda, yaitu:
sektor prima/cepat-maju dan cepat-tumbuh (high growth and high
income);
sektor berkembang /sektor maju tapi tertekan (high income but low
growth);
sektor potensial/berkembang cepat (high growth but income); dan
sektor terbelakang/relatif tertinggal (low growth and low income).
Persamaan dari analisis tipologi klassen ini dapat dilihat pada diagram berikut.
Tabel 4. 3. Metode Analisis Tipologi Klassen
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Klassen ini selanjutnya dapat
diklasifikasikan masing-masing sektor perekonomian di Kabupaten Nias Utara
yang
berpotensi
untuk
pendanaan
penyelenggaraan
program-program
kegiatan bidang cipta karya melalui penganggaran APBD Kabupaten Nias
Utara. Klasifikasi masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Nias Utara
seperti dijelaskan pada tabel berikut:
IV - 9
Tabel 4. 4. Klasifikasi Masing-Masing Sektor di Kabupaten Nias Utara
Berdasarkan
4.2.3. Upaya Percepatan Pembangunan
A. Kebijakan Program Pengentasan Kemiskinan
Berbagai upaya percepatan pembangunan untuk memajukan wilayah Nias
secara umum terus diupayakan, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemda
setempat maupun dari pemerintah provinsi Sumatera Utara hingga oleh pihak
Pusat. Beberapa langkah yang telah ditempuh dari pihak provinsi antara lain
adalah:
Peningkatkan
jaringan
listrik
oleh
PLN
untuk
kebutuhan
rumah
penduduk yang belum mendapat aliran listrik.
Pihak DPD RI juga mendukung dalam sektor pariwisata melalui rencana
kerja sama Pemprov dengan negara kepulauan Seychelles, Afrika untuk
mengembangkan Nias sebagai destinasi tujuan wisata dunia.
Dukungan untuk memperluas lahan tanaman padi di kawasan Nias.
Penataan
kawasan/revitalisasi
bangunan
bersejarah
yang
dapat
meningkatkan daya tarik wisata sehingga mendorong ekonomi lokal.
Sedangkan dari pihak pusat, upaya kebijakan pengentasan kemiskinan di Nias
Utara telah dituangkan dalam 9 Nawa Cita kepemimpinan presiden saat ini,
IV - 10
salah
satunya
adalah
“Membangun
Indonesia
dari
pinggiran
dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”.
Keterlibatan pihak swasta dalam rangka untuk meningkat kualitas hidup dan
kesehatan masyarakat Nias dan mendukung percepatan program elektrifikasi
nasional yang sedang dijalankan pemerintah, telah dilaksankan melalui
Program “BUMN Hadir untuk Negeri” yaitu bantuan MCK dan elektrifikasi yang
digalang oleh Kementerian BUMN. Salah satu perusahaan swasta nasional PT
Adhi Karya (Persero) Tbk memberi bantuan berupa pembangunan sarana
sanitasi MCK dan elektrifikasi bagi rumah tangga sederhana yang belum
teraliri listrik di Pulau Nias, termasuk di kabupaten Nias Utara. Pada awal
tahun 2017 ini, untuk tahap pertama perusahaan tersebut telah membangun
50 pintu MCK yang dilengkapi sumur air bersih di 14 titik serta bantuan
elektrifikasi bagi 400 rumah tangga tidak mampu. Lokasi pembangunannya
selain di kawasan wisata juga dibangun di pemukiman penduduk, pasar,
puskesmas, taman kota dan kantor desa.
B. Pengelolaan PAD Pemerintah Kabupaten Nias Utara
Pengelolaan pendapatan daerah sangat terkait dengan penerimaan dari pada
pendapatan daerah itu sendiri. Informasi yang akurat tentang tingkat
penerimaan pendapatan daerah sangat menentukan optimalisasi pengelolaan
pendapatan daerah. Upaya-upaya yang dilakukan terhadap peningkatan
pendapatan daerah, khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditempuh
IV - 11
melalui berbagai kebijakan dan terobosan strategis sehingga secara bertahap
proporsi Pendapatan Asli Daerah terhadap penerimaan pendapatan daerah
akan mengalami peningkatan yang signifikan.
Salah satu upaya strategis yang dilakukan terhadap peningkatan PAD adalah
program intensifkasi dan ekstensifikasi terhadap wajib pajak dan retribusi
daerah. Di sisi lain, intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan keuangan
daerah pada hakekatnya sangat di pengaruhi ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku, sehingga Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan LainLain Pendapatan Asli Daerah yang merupakan komponen dari pada PAD telah
ditentukan
jenis
dan
perundang-undangan
jumlahnya. Di
juga
secara
samping
tegas
itu
ketentuan
mengamanatkan
peraturan
bahwa
setiap
penerimaan pendapatan baru tersebut tidak memberatkan masyarakat dan
menghambat pertumbuhan ekonomi.
Kondisi ini menjadi tantangan dalam
melaksanakan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaan yang baru.Upayaupaya yang dilakukan selama ini dalam meningkatkan PAD dari Retribusi dan
pajak.
4.3.
ANALISIS LINGKUNGAN
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan
RPIJM bidang Cipta Karya oleh pemerintah Kabupaten Nias Utara ini telah
mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai
berikut:
1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional;
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian
Lingkungan Hidup Strategis;
5. Permen
LH
No.
16
Tahun
2012
tentang
Penyusunan
Dokumen
Lingkungan.
Adapun tugas dan wewenang pemerintah kab/kota dalam aspek lingkungan
terkait
bidang
Cipta
Karya
mengacu
pada
UU
No.
32/2009
tentang
IV - 12
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu: a) Menetapkan
kebijakan tingkat kabupaten/kota; b) Menetapkan dan melaksanakan KLHS
tingkat
kabupaten/kota;
mengenai
Amdal
dan
c)
Menetapkan
UKL-UPL;
d)
dan
melaksanakan
Mengembangkan
dan
kebijakan
menerapkan
instrumen lingkungan hidup; dan e)Melaksanakan standar pelayanan minimal.
4.3.1. Kondisi Eksisting Lingkungan Kabupaten Nias Utara
A. Kawasan Rawan Bencana Alam
Kabupaten Nias Utara merupkan daerah yang sangat rentan terhadap
bencana. Bencana menurut UU
No. 24 Tahun 2007, didefinisikan sebagai
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam
dan/atau
mengakibatkan
faktor
non
alam
timbulnya korban
maupun
jiwa
faktor
manusia
manusia, kerusakan
sehingga
lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis. Berdasarkan sumber dan
penyebabnya, bencana dibagi atas bencana alam dan bencana non alam dan
bencana alam dibagi lagi menjadi bencana alam geologi (gempabumi,
tsunami, letusan gunungapi dan longsor) dan bencana alam hidro-klimatologi
(banjir, kekeringan, angin topan, gelombang pasang).
B. Kawasan Rawan Bencana Gempa bumi
Wilayah
Kabupaten
Nias
Utara,
berdasarkan
kondisi
kegempaan
yang
umumnya berkekuatan
4
BAB 4 ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN
LINGKUNGAN
Dukungan
kajian
analisis
terhadap
aspek-aspek
sosial,
ekonomi
dan
lingkungan pada RPIJJM bidang Cipta Karya dibutuhkan untuk meminimalkan
pengaruh negatif pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap
lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian
terhadap
aspek-aspek
tersebut
meliputi
acuan
peraturan
perundang-
undangan, kondisi eksisting sosial, ekonomi dan lingkungan melalui instrumen
analisis serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan yang
dibutuhkan.
4.1.
ANALISIS SOSIAL
4.1.1. Pengarusutamaan Gender
Gender adalah perbedaan-perbedaan sifat, peranan, fungsi dan status antara
laki-laki dan perempuan yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis,
tetapi berdasarkan sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat
yang luas. Ditingkat Pusat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat telah berkomitmen untuk mendukung kebijakan tersebut dengan
membentuk Tim Pokja IV Kegiatan Pengarusutamaan Gender Direktorat
Jenderal Cipta Karya dan BPPSPAM No. 108/KPTS/DC/2015. Melihat kondisi
bahwa belum adanya keadilan dan kesetaraan gender, Pemerintah terus
mendorong pengarusutamaan gender di setiap bidang pembangunan nasional,
termasuk di antaranya dalam bidang Cipta Karya. Instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender mengamanatkan semua
Kementerian, dan Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, dan
Kota untuk melaksanakan pengarusutamaan gender, sehingga seluruh proses
penyusunan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari seluruh
IV - 1
kebijakan,
program
dan
kegiatan
di
seluruh
sektor
pembangunan
mempertimbangkan aspek gender.
Melalui RPIJM ini, penyelenggaraan infrastruktur Cipta Karya Kabupaten Nias
Utara harus dimulai dari perencanaan yang tepat sasaran dan memiliki
pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan wanita dan anak. Sebagai
contoh, dengan adanya akses terhadap air bersih maka ibu rumah tangga di
sekitar tempat tersebut dapat mengumpulkan air dalam jarak yang dekat. Di
samping itu, kesehatan anak-anak juga terjaga sehat dan terhindar dari
penyakit diare karena memiliki akses terhadap sanitasi yang layak. Program
pemberdayaan masyarakat juga turut melibatkan perempuan, orang tua, dan
difable pada proses perencanaan sehingga prasarana permukiman dapat
dimanfaatkan
oleh
seluruh
orang
tanpa
diskriminasi.
Upaya-upaya
pengarusutamaan gender di Kabupaten Nias Utara perlu terus didorong
melalui diantaranya melalui perencanaan dan perumusan usulan-usulan
kegiatannya sehingga dapat menjamin pembangunan di Kabupaten Nias Utara
yang inklusif.
4.1.2. Kondisi Pengarusutamaan Gender Nias Utara
A. Perempuan Dalam Sosial Budaya Nias
Umumnya perempuan di daerah perdesaan Kabupten Nias Utara memang
masih terpinggirkan. Konstruksi budaya suku Nias yang mendominasikan lakilaki masih sangat ketat sehingga banyak perempuan di Pulau Nias terus
berada di ranah domestik dengan beban kerja yang tinggi.
Mereka harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga, mulai
sejak kecil bahkan sampai telah berumah tangga telah dididik untuk bekerja
keras, di ladang dan di sawah, mengambil air dari mata air/sumur, memberi
makan ternak, memasak dan mencuci, adalah rutinitas pekerjaan mereka
sehari-hari demi keperluan keluarga. Pergeseran posisi perempuan memang
IV - 2
mulai
nampak
terlihat
pada
wilayah
perkotaan
dimana
telah
banyak
perempuan di kota sudah menjadi pejabat atau yang meneruskan sekolah ke
jenjang yang tinggi hingga ke luar daerah Nias.
B. Pernikahan Usia Dini
Fenomena pernikahan dini di
Kabupten Nias Utara hampirhampir
tidak
terdeteksi
sulit
disuarakan
sehingga
namun sering berlangsung di
perdesaan. Kondisi ini telah
membuat banyak perempuan
didaerah
ini
tidak
bisa
lagi
menikmati masa depan dan
tak
punya
akses
terhadap
perbaikan kualitas hidup karena mereka harus bertanggung jawab terhadap
keluarga serta mengasuh anak. Pernikahan dini dapat berpengaruh pada
kesehatan,
khususnya
bagi
perempuan
beresiko
tersebut
juga
akan
berpengaruh bagi kesehatan perempuan yang hamil pada usia yang masih
belia karena belum matangnya organ reproduksi. Kondisi ini memperburuk
kesehatan perempuan, dan berpotensi menyebabkan kematian ibu ketika
melahirkan. Menurut data Kementrian Kesehatan RI tahun 2013, lebih dari
separuh perempuan hamil di Nias mengalami defisit energi dan angka
kematian ibu melahirkan didaerah Pulau Nias adalah yang teringgi di
Sumatera Utara.
C. Putus Sekolah
Anak-anak di perdesaan Nias Utara, lain dengan anak-anak di kota. Di
perdesaan, anak kecil atau masih remaja sudah harus bekerja berat untuk
membantu orang tua. Hampir semua anak-anak sekolah di perdesaan Nias,
mulai dari SD bahkan sampai SMU, waktu yang masih tersedia sepulang
sekolah diisi dengan membantu orang tua bekerja di ladang atau di kebun.
Misalnya mencari kayu bakar di hutan, mencari umbi-umbian untuk makanan
ternak, menggali batu untuk pembangunan jalan dengan honor ala kadarnya,
bahkan dapat juga disuruh untuk mengangkut kayu dari hutan yang
diperuntukkan
untuk
bangunan
rumah
dengan
honor atau
gaji untuk
menambah penghasilan keluarga mereka.
IV - 3
Pandangan yang dimiliki oleh para orang tua bahwa belajar itu ya, hanya
ketika ada di sekolah. Setelah itu, ketika sudah berada di rumah harus
membantu orang tua untuk turut menjadi tenaga kerja lokal bagi ekonomi
keluarga.
D. Isu Strategis Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak di
Nias Utara
Dalam Bidang Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, RPJMD
Kabupaten Nias Utara tahun 2016-2021 telah mengidrntifikasi berbagai
permasalahan yang dihadapai sebagi isu strategis Pengarusutamaan Gender
dan Perlindungan Anak di Kabupaten Nias Utara, yaitu :
1) Masih tedapat kasus pelecehan seksual dan kekerasan anak;
2) Belum adanya ruang publik sebagai wadah interaksi dan kelayakan
kota/pemukiman layak anak;
3) Kehidupan rumah tangga yang masih di tanggung oleh perempuan;
4) Partisipasi perempuan dalam pembangunan masih kurang; dan
5) Kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak masih
lemah
4.1.3. Situs Budaya Nias Utara
Salah satu pengetahuan dan produk peradaban terbesar para leluhur Nias
adalah arsitektur tradisional yaitu rumah-rumah penduduk yang terbuat dari
kayu. Pulau Nias terkenal dengan arsitektur tradisionalnya yang unik dan
kekayaan budaya megalitiknya. Rumah adat Nias itu unik karena tidak
menggunakan paku besi dalam strukturnya dan memiliki konstruksi yang
fleksible, namun kokoh pada saat gempa bumi terjadi. Sayangnya, dari tahun
ke tahun, rumah adat Nias semakin berkurang jumlahnya, karena banyak
warga Nias yang lebih suka membangun rumah beton. Selain itu, biaya
IV - 4
pembangunan dan pemeliharaan rumah adat sangat memberatkan pemiliknya
karena kayu-kayu di Pulau Nias sudah sulit didapat. Melalui Museum Pusaka
Nias yang dikelola oleh Yayasan Pusaka Nias dan bersifat sosial dan nirlaba
yang kegiatan utamanya berfokus pada pelestarian budaya Nias telah
berupaya menyediakan dana dan bantuan pemikiran serta mengawasi kualitas
pekerjaan pembangunan rumah-rumah tradisional di kawasan Nias.
A. Pelestarian Budaya Tradisional Nias Utara
Secara budaya, Nias bisa dibagi ke bagian selatan dan utara. Antara selatan
dan utara ada perbedaan dalam dialek bahasa, gaya pakaian tradisional, lagulagu dan tarian. Namun perbedaan yang paling jelas adalah arsitekturnya, di
mana rumah-rumah di wilayah utara Nias yang berbentuk lonjong, dan di
selatan berbentuk persegi panjang.
Dibandingkan dengan Nias Selatan situs-situs budaya termasuk situs megalit
di Kabupaten Nias Utara lebih tersebar. Secara budaya, daerah 'Utara' itu
termasuk Kabupaten-kabupaten Nias Barat, Nias (Induk) dan Nias Utara serta
kota Gunungsitoli. Kondisi jalan di daerah ini masih geradakan, tapi sebagian
besar situs yang telah dipublikasikan dapat diakses oleh kendaraan.
B. Identifikasi Lokasi Situs Budaya Nias Utara
Beberapa lokasi rumah-rumah tradisional di Kabupaten Nias Utara antar lain
ada di Kecamatan Alasa dan Tugala Oyo. Berikut hasil identifikasi masingmasing lokasi situs budaya di kabupaten Nias Utara:
Tabel 4. 1. Identifikasi Lokasi Situs Budaya Di Kabupaten Nias Utara
No
1
2
3
4
Lokasi Situs Budaya
Jenis Situs
Budaya
Desa Humene
Sihene’asi, Kecamatan
Tugala Oyo
Desa Ononazara di
Kecamatan Tugala
Oyo
Desa Te’olo di
Kecamatan Tugala
Oyo
Pemukiman
rumah
tradisional
Rumah
tradisional
Desa Lölöfaoso di
Kecamatan Lotu
WPS Pusat
Pertumbuhan
rumah
tradisional
besar
situs megalitik
Jumlah
Kondisi Saat
Ini
13 situs
rumah
tradisional
1 situs
rumah
tradisional
1 situs
rumah
tradisional
dengan
megalitik
didepannya
sangat baik,
perlu perbaikan
jalan akses
Baik, perlu
penataan
lingkungan
1 situs
rumah
sangat baik
IV - 5
5
6
Sedang
Berkembang
Desa Sisarahili (Dusun Megalitik
Onombongi ) di
Kecamatan Namöhalu
Esiwa
Desa Onozitoli Sawö
Megalitik
dan Desa Sanawuyu
Rumah
tradisional
tradisional
1 situs
megalit
Baik, perlu
penataan
lingkungan
1 situs
megalit
Baik, perlu
penataan
lingkungan
Rusak, perlu
rehabilitasi dan
penataan
lingkungan
1 situs
rumah
tradisional
Sumber: Museum Pusaka Nias (www.museum-nias.org) 2017, Gunungsitoli, Sumatera Utara
Untuk melestarikan dan menata kawasan-kawasan budaya tersebut, selain
dibutuhkan peran pemerintah daerah, juga perlu pelibatan masyarakat
setempat sebagai upaya peningkatan ekonomi daerah dan menciptakan
peluang
ekonomi
baru
bagi
penduduk
setempat,
misalnya
dalam
pengembangan kampung wisata dan homestay.
IV - 6
Sumber: Museum Pusaka Nias (www.museum-nias.org) 2017, Gunungsitoli, Sumatera Utara
Gambar 4. 1. Situs Budaya di Kabupaten Nias Utara
4.2.
ANALISIS EKONOMI
4.2.1. Kondisi Ekonomi Daerah
A. Nias Utara Adalah Daerah Tertinggal
Kondisi ekonomi telah menjadi permasalahan lama secar umum di kepulauan
Nias, yaitu berkaitan erat dengan angka kemiskinan. Semua kabupaten/kota
di Sumatera Utara memiliki penduduk miskin, namun menurut data Badan
Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara 2017, Kabupaten Nias Utara memiliki
persentase penduduk miskin yang paling besar yaitu 30,92% di tahun 2016
dengan jumlah penduduk miskin sebanyak ± 41.660 jiwa.
Tabel 4. 2. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Nias Utara, 2010-2016
Kabupaten
Kota
Jumlah Penduduk Miskin (000) (Jiwa)
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Jiwa
40.70
39.15 38.51
40.78 38.95
43.74 41.66
%
31.94
30.44 29.50
30.94 29.28
32.62 30.92
Nias Utara
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2017
Kemiskinan sebagai dampak permasalahan ekonomi dalam pembangunan
wilayah akan menjadikan daerah tersebut masuk dalam status daerah
tertinggal. Perpres Perpres RI No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 20152019 telah menetapkan daerah-daerah tertinggal di beberapa provinsi
termasuk di Sumatera Utara yaitu: Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan,
Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias Utara. Kriteria penetapan daerah
tertinggal
dalam
RPJMN
tersebut
adalah
berdasarkan
perekonomian
IV - 7
masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kemampuan
keuangan daerah, aksesibiltas serta karakteristik daerah.
Sumber: http://www.wartanias.com/2017, Foto: IG_Warta Nias
Salah Satu Potret Keluarga miskin di Desa Botona'i Kec. Tugala'oyo Nias Utara
Kabupaten Nias Utara sebenarnya memiliki lahan desa-desa yang relatif subur
seperti terlihat sangat banyak ditumbuhi pohon kelapa hingga 46.123 Ha,
yang menutupi hampir seluruh pantainya. Data BPS Kabupaten Nias mencatat
bahwa produksi komoditi utama Nias Utara yaitu karet di tahun 2015
mencapai 365.451 ton kemudian disusul oleh kelapa sebesar 32.569 ton,
sementara untuk produksi ikan laut adalah sebesar 12.455 ton (data BPS
2016). Potensi ekonomi lain yang cukup menjanjikan adalh si sektor
pariwisata, terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Nias
Utara setiap tahun terus menunjukkan peningkatan , yaitu dari 120 orang
wisaatawan asing di tahun 2011 hingga berjumlah 946 di tahun 2014.
Namun kondisi yang terlihat kini bahwa tingkat kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat di hampir seluruh desa di Kabupaten Nias Utara masih sangat
rendah. Dengan kata lain tingkat kesejahteraan sosial ekonomi penduduk
tidak sesuai dengan tingkat kesuburan lahan yang dimilikinya.
4.2.2. Analisis Pola Dan Struktur Pertumbuhan Ekonomi
Untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi
masing-masing sektor di Kabupaten Nias Utara, maka dilakukan analisis
dengan menggunakan alat analisis Klassen Typology (Tipologi Klassen).
Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator
utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah
(dalam hal ini digunakan pendekatan laju pertumbuhan ekonomi dan besaran
kontribusi masing-masing sektor terhadapat PDRB).
IV - 8
Melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan
ekonomi yang berbeda, yaitu:
sektor prima/cepat-maju dan cepat-tumbuh (high growth and high
income);
sektor berkembang /sektor maju tapi tertekan (high income but low
growth);
sektor potensial/berkembang cepat (high growth but income); dan
sektor terbelakang/relatif tertinggal (low growth and low income).
Persamaan dari analisis tipologi klassen ini dapat dilihat pada diagram berikut.
Tabel 4. 3. Metode Analisis Tipologi Klassen
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Klassen ini selanjutnya dapat
diklasifikasikan masing-masing sektor perekonomian di Kabupaten Nias Utara
yang
berpotensi
untuk
pendanaan
penyelenggaraan
program-program
kegiatan bidang cipta karya melalui penganggaran APBD Kabupaten Nias
Utara. Klasifikasi masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Nias Utara
seperti dijelaskan pada tabel berikut:
IV - 9
Tabel 4. 4. Klasifikasi Masing-Masing Sektor di Kabupaten Nias Utara
Berdasarkan
4.2.3. Upaya Percepatan Pembangunan
A. Kebijakan Program Pengentasan Kemiskinan
Berbagai upaya percepatan pembangunan untuk memajukan wilayah Nias
secara umum terus diupayakan, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemda
setempat maupun dari pemerintah provinsi Sumatera Utara hingga oleh pihak
Pusat. Beberapa langkah yang telah ditempuh dari pihak provinsi antara lain
adalah:
Peningkatkan
jaringan
listrik
oleh
PLN
untuk
kebutuhan
rumah
penduduk yang belum mendapat aliran listrik.
Pihak DPD RI juga mendukung dalam sektor pariwisata melalui rencana
kerja sama Pemprov dengan negara kepulauan Seychelles, Afrika untuk
mengembangkan Nias sebagai destinasi tujuan wisata dunia.
Dukungan untuk memperluas lahan tanaman padi di kawasan Nias.
Penataan
kawasan/revitalisasi
bangunan
bersejarah
yang
dapat
meningkatkan daya tarik wisata sehingga mendorong ekonomi lokal.
Sedangkan dari pihak pusat, upaya kebijakan pengentasan kemiskinan di Nias
Utara telah dituangkan dalam 9 Nawa Cita kepemimpinan presiden saat ini,
IV - 10
salah
satunya
adalah
“Membangun
Indonesia
dari
pinggiran
dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”.
Keterlibatan pihak swasta dalam rangka untuk meningkat kualitas hidup dan
kesehatan masyarakat Nias dan mendukung percepatan program elektrifikasi
nasional yang sedang dijalankan pemerintah, telah dilaksankan melalui
Program “BUMN Hadir untuk Negeri” yaitu bantuan MCK dan elektrifikasi yang
digalang oleh Kementerian BUMN. Salah satu perusahaan swasta nasional PT
Adhi Karya (Persero) Tbk memberi bantuan berupa pembangunan sarana
sanitasi MCK dan elektrifikasi bagi rumah tangga sederhana yang belum
teraliri listrik di Pulau Nias, termasuk di kabupaten Nias Utara. Pada awal
tahun 2017 ini, untuk tahap pertama perusahaan tersebut telah membangun
50 pintu MCK yang dilengkapi sumur air bersih di 14 titik serta bantuan
elektrifikasi bagi 400 rumah tangga tidak mampu. Lokasi pembangunannya
selain di kawasan wisata juga dibangun di pemukiman penduduk, pasar,
puskesmas, taman kota dan kantor desa.
B. Pengelolaan PAD Pemerintah Kabupaten Nias Utara
Pengelolaan pendapatan daerah sangat terkait dengan penerimaan dari pada
pendapatan daerah itu sendiri. Informasi yang akurat tentang tingkat
penerimaan pendapatan daerah sangat menentukan optimalisasi pengelolaan
pendapatan daerah. Upaya-upaya yang dilakukan terhadap peningkatan
pendapatan daerah, khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditempuh
IV - 11
melalui berbagai kebijakan dan terobosan strategis sehingga secara bertahap
proporsi Pendapatan Asli Daerah terhadap penerimaan pendapatan daerah
akan mengalami peningkatan yang signifikan.
Salah satu upaya strategis yang dilakukan terhadap peningkatan PAD adalah
program intensifkasi dan ekstensifikasi terhadap wajib pajak dan retribusi
daerah. Di sisi lain, intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan keuangan
daerah pada hakekatnya sangat di pengaruhi ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku, sehingga Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan LainLain Pendapatan Asli Daerah yang merupakan komponen dari pada PAD telah
ditentukan
jenis
dan
perundang-undangan
jumlahnya. Di
juga
secara
samping
tegas
itu
ketentuan
mengamanatkan
peraturan
bahwa
setiap
penerimaan pendapatan baru tersebut tidak memberatkan masyarakat dan
menghambat pertumbuhan ekonomi.
Kondisi ini menjadi tantangan dalam
melaksanakan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaan yang baru.Upayaupaya yang dilakukan selama ini dalam meningkatkan PAD dari Retribusi dan
pajak.
4.3.
ANALISIS LINGKUNGAN
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan
RPIJM bidang Cipta Karya oleh pemerintah Kabupaten Nias Utara ini telah
mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai
berikut:
1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional;
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian
Lingkungan Hidup Strategis;
5. Permen
LH
No.
16
Tahun
2012
tentang
Penyusunan
Dokumen
Lingkungan.
Adapun tugas dan wewenang pemerintah kab/kota dalam aspek lingkungan
terkait
bidang
Cipta
Karya
mengacu
pada
UU
No.
32/2009
tentang
IV - 12
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu: a) Menetapkan
kebijakan tingkat kabupaten/kota; b) Menetapkan dan melaksanakan KLHS
tingkat
kabupaten/kota;
mengenai
Amdal
dan
c)
Menetapkan
UKL-UPL;
d)
dan
melaksanakan
Mengembangkan
dan
kebijakan
menerapkan
instrumen lingkungan hidup; dan e)Melaksanakan standar pelayanan minimal.
4.3.1. Kondisi Eksisting Lingkungan Kabupaten Nias Utara
A. Kawasan Rawan Bencana Alam
Kabupaten Nias Utara merupkan daerah yang sangat rentan terhadap
bencana. Bencana menurut UU
No. 24 Tahun 2007, didefinisikan sebagai
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam
dan/atau
mengakibatkan
faktor
non
alam
timbulnya korban
maupun
jiwa
faktor
manusia
manusia, kerusakan
sehingga
lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis. Berdasarkan sumber dan
penyebabnya, bencana dibagi atas bencana alam dan bencana non alam dan
bencana alam dibagi lagi menjadi bencana alam geologi (gempabumi,
tsunami, letusan gunungapi dan longsor) dan bencana alam hidro-klimatologi
(banjir, kekeringan, angin topan, gelombang pasang).
B. Kawasan Rawan Bencana Gempa bumi
Wilayah
Kabupaten
Nias
Utara,
berdasarkan
kondisi
kegempaan
yang
umumnya berkekuatan