10.1. Petunjuk Umum 10.1.1. Prisip Dasar Safeguard - DOCRPIJM c849a9fecc BAB XBAB 10 ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

RPI2-JM
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA
K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

10
10.1.

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

Petunjuk Umum

10.1.1. Prisip Dasar Safeguard
Safeguard dibuat untuk mendukung pemantapan tata pemerintahan yang baik dalam
pengelolaan pembangunan melalui implementasi reformasi pemerintahan, pengembangan
institutional dan pembiayaan pembangunan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
terpadu yang menekankan sinergi di antara tiga unsur (Pemerintah, Swasta dan Masyarakat)
merupakan salah satu rancangan strategis pembangunan. Diharapkan, dapat memberikan
kontribusi besar bagi pemerintah kabupaten Sumenep untuk melaksanakan reformasi tata
pembangunan infrastruktur yang baik.
Pemerintah Kabupaten Sumenep menyiapkan RPIJM bersama forum stakeholder,

yang menjadi landasan usulan investasi dalam perencanaan ini. Program tersebut merupakan
bagian terpadu dari proses penyusunan dan implementasi Visi, Misi kabupaten Sumenep.
Sasaran kerangka safeguard ini adalah untuk menyediakan landasan bersama bagi
semua pihak untuk menganalisis, merencanakan, melaksanakan dan memantau proyek
potensial sesuai persyaratan hukum yang berlaku di Indonesia tentang dampak lingkungan.
Kerangka safeguard diharapkan menjadi pedoman untuk menjamin suatu penilaian sistimatis
proyek atas risiko lingkungan dan manfaat sosial, menekan dan mengelola risiko yang
merugikan; meningkatkan manfaat lingkungan dan sosial; dan menjamin keterbukaan proyek
dan proses konsultasi publik yang bermakna dengan warga yang terkena proyek.
Prinsip-prinsip dasar safeguard adalah sebagai berikut :
1. Semua pihak terkait RPIJM wajib memahami, menyepakati dan melaksanakan
dengan baik dan konsisten kerangka safeguard lingkungan dan sosial.

10 - 1

RPI2-JM
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA
K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019


2. Perkuatan kapasitas lembaga pelaksana diperlukan agar pelaksanaan kerangka
safeguard dapat dilakukan secara lebih efektif.
3. Kerangka safeguard harus dirancang sesederhana mungkin, mudah dimengerti, jelas
kaitannnya dengan tahap-tahap investasi, dan dapat dijalankan sesuai prinsip dalam
kerangka proyek.
4. Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin program investasi infrastruktur tidak
mengakibatkan dampak negatif yang serius. Bila terjadi dampak negatif maka perlu
dipastikan adanya upaya mitigasi yang dapat meminimalkan dampak negatif
tersebut, baik pada tahap perencanaan persiapan maupun tahapan pelaksanaannya.
5. Diharapkan RPIJM tidak mebiayai kegiatan investasi yang karena kondisi lokal
tertentu tidak memungkinkan terjadinya konsultasi safeguard dengan warga yang
secara potensial dipengaruhi dampak lingkungan atau (PAP-Potentially Affected
People) warga terasing dan rentan (IVP-Isolated and Vlnerable People) atau warga
yang terkena dampak pemindahan (DP-Displaced People), secara memadai.
6. Untuk memastikan bahwa safeguard dilaksanakan dengan baik dan benar, maka
diperlukan tahap-tahap sebagai berikut :


Setiap keputusan, laporan dan draft perencanaan final yang berkaitan dengan
kerangka safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas

terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak.



Warga harus mendapatkan kesempatan untuk ikut mengambil keputusan dan
menyampaikan aspirasi dan/atau keberatannya atas rencana investasi yang
berpotensi dapat menimbulkan dampak negatif atau tidak diinginkan bagi
mereka.

10.1.2. Lingkup Kerangka Safeguard
Sesuai dengan karakteristik kegiatan yang didanai dalam rencana program investasi
infrastruktur, kerangka safeguard RPIJM Infrastruktur bidang PU / Cipta Karya terdiri dari dua
komponen yakni :
1. Safeguard Sosial
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota untuk dapat
melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan

10 - 2

RPI2-JM

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA
K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

pengelolaan resiko sosial yang tidak diinginkan, promosi manfaat sosial dan
pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak
atau DP (Displaced People).
2. Safeguard Lingkungan
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu peserta Kabupaten/Kota untuk dapat
melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan
pengelolaan resiko lingkungan yang tidak diinginkan, promosi manfaat lingkungan
dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik dengan warga yang terkena
dampak atau PAP (Potentially Affected People).

10.1.3. Pembiayaan
Pembiayaan dalam safeguard mulai dari proses studi kelayakan, pelaksanaan dan
pemantauan merupakan tanggung jawab pelaksanan proyek. Sehingga pembiayaan
safeguarde bagian dari pembiayaan proyek. Akan tetapi secara umum dalam pemantauan
seluruh proyek yang telah dilakukan, pembiayaan sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah
Kabupaten melalui dinas terkait. Karena dalam pemantauan safeguard harus melibatkan

stakeholder.
Kontribusi masyarakat dan swasta bukan tidak dimungkinkan, karena semua unsur
mempunyai kepentingan dalam hal ini. Sehingga unsur swasta dan masyarakat juga perlu
didorong agar memberikan kontribusi terhadap pembiayaan safeguard.

10.2.

Komponen Safeguard

10.2.1. Komponen Sosial Ekonomi
Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan proyek yang dimaksudkan untuk meningkatkan
kapasitas perekonomian secara lebih luas, kadang kala justru akan menimbulkan kerugian
ekonomi secara mikro. Maka dalam sebuah rencana pembangunan perlu diperhitungkan
komponen sosial ekonomi mikro yang telah ada dan berkembang di lokasi yang
direncanakan, komponen-komponen tersebut diantaranya adalah : kegiatan ekonomi nonformal, investasi tambahan bagi pelaku ekonomi yang akan terkena proyek, pemindahan
sementara, dan lain sebagainya. Intinya, dengan adanya rencana pembangunan maka kondisi
perekonomian di lokasi harus menjadi lebih baik.

10 - 3


RPI2-JM
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA
K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

10.2.2. Komponen Sosial Budaya
Masalah sosial budaya juga merupakan komponen yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan sebuah rencana pembangunan. Budaya dalam arti khusus berupa adat istiadat
dan agama menunjukkan perbedaan di setiap tempat di Indonesia, yang juga berarti bahwa
pembangunan di wilayah lain dapat dilaksanakan dengan baik, belum tentu berhasil di
wilayah lainnya. Kondisi sosial budaya lainnya yang perlu juga mendapat perhatian dalam
masalah safeguard adalah masalah kependudukan, pendidikan, tingkat kesejahteraan dan
angka pengangguran. Komponen-komponen yang disebut sebelumnya harus diperhatikan
dengan tujuan jika rencana pembangunan tersebut dilaksanakan, dapat diterima dan dapat
memperbaiki kondisi sosial budaya yang ada.

10.2.3. Komponen Lingkungan
Komponen lingkungan yang dalam hal ini adalah lingkungan alam, merupakan
komponen yang paling dapat dipastikan akan mengalami penurunan kualitas. Komponen
tersebut dapat berupa fisik, kimia, dan biologi. Secara khusus yang berpotensi terkena

dampak diantaranya ; kondisi tanah, kualitas udara, tumbuhan, satwa liar, kualitas air
permukaan, dan kualitas air tanah. Kegiatan safeguard ditujukan untuk meminimalkan
pengaruh buruk yang akan menimpa komponen lingkungan alam tersebut, karena muara dari
kerusakannya adalah berdampak pada manusia. Dengan mengetahui secara dini potensi
dampak yang akan terjadi, diharapkan telah disiapkan pula cara pengelolaannya.

10.3. Penilaian Lingkungan (Enviromental Assessment)
Penilaian ini dimaksudkan untuk membantu Kabupaten/Kota untuk dapat melakukan
evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan pengelolaan resiko
lingkungan yang tidak diinginkan, promosi manfaat lingkungan, dan pelaksanaan
keterbukaan serta konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak atau PAP. Seluruh
program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya yang diusulkan oleh Kabupaten/Kota
harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencana mitigasi dampak sub
proyek, dirumuskan dalam bentuk :

10 - 4

RPI2-JM
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

BIDANG CIPTA KARYA
K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019



Analisis mengenai Dampak lingkungan atau AMDAL (atau Analisis Dampak
Lingkungan-ANDAL

dikombinasikan

dengan

Rencana

Pengelolaan

Lingkungan-RKL dan Rencana Pemantauan Lingkungan- RPL);


Upaya pengelolaan lingkungan-UKL dan upaya pemantauan




Lingkungan-UPL; atau



Standar Operasi Baku-SOP,



Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.

2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format AMDAL
atau UKL / UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi,
sosial, kelembagaan dan keuangan sub proyek;
3. Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub proyek harus dirancang untuk
dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Sub proyek yang
diperkirakan dapat mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan,

dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi
sedemikian rupa, harus dilengkapi dengan AMDAL;
4. Usulan program investasi infrastruktur bidang PU / Cipta Karya tidak dapat
dipergunakan untuk mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak
negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi,
alur laut internasional atau kawasan sengketa.

Prosedur pelaksanaan AMDAL terdiri dari beberapa kegiatan utama, yakni:
pentapisan awal sub proyek sesuai dengan kriteria sesuai dengan persyaratan safeguard,
evaluasi dampak lingkungan; pengklasifikasian / kategorisasi dampak lingkungan dari
subproyek yang diusulkan, perumusan dokumen SOP, UKL/UPL atau AMDAL (KA-ANDAL,
ANDAL dan RKL/RPL), pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan.
Tabel 10.1 Kategori Sub Proyek Menurut Dampak Lingkungan
Kategori

Dampak

Persyaratan
Pemerintah


A

Subproyek dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang
buruk, berkaitan dengan kepekaan dan keragaman dampak
yang ditimbulkan, upaya pemulihan kembali sangat sulit

ANDAL & RKL/RPL
*)

10 - 5

RPI2-JM
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA
K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

Dampak

Persyaratan
Pemerintah

B

Sub proyek dengan ukuran dan volume kecil,
mengakibatkan dampak lingkungan akan tetapi upaya
pemulihannya sangat mungkin dilakukan

UKL/UPL

C

Sub proyek yang tidak memiliki komponen konstruksi dan
tidak mengakibatkan pencemaran udara, tanah dan air

Tidak diperlukan
ANDAL atau
UKL/UPL

Kategori
dilakukan

Catatan :
ANDAL :
RPL
:
UKL
:
UPL
:

Analisis Dampak Lingkungan
Rencanana Pemantauan Lingkungan
Upaya Pengelolaan Lingkungan
Upaya Pemantauan Lingkungan

10.4. Metode Pendugaan Dampak
Metode pendugaan dampak yang ditimbulkan oleh suatu rencana kegiatan proyek,
secara umum dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :


Metode Perhitungan Matematis



Metode Eksperimen/Percobaan



Metode Simulasi Visual dan Peta



Metode Analogi



Metode Penilaian Ahli

Metode pendugaan dapat dilaksanakan salah atau atau lebih metode tergantung
kebutuhan dan ketersediaan metode yang dipilih. Pendugaan dampak harus didukung
dengan data kondisi (rona) awal lingkungan sebelum adanya proyek.

10.5.

Pemilihan Alternatif

10.5.1. Proses Pemilihan Alternatif
Proses pemilihan alternatif dapat meliputi lokasi, metode pelaksanaan, bahan yang
dipakai, atau sistem operasi yang akan direncanakan untuk proyek tersebut. Proses pemilihan
idealnya dilakukan pada saat pelaksanaan studi kelayakan yang mempertimbangkan masalah
teknis dan ekonomis dari rencana proyek yang akan dilaksanakan.

10 - 6

RPI2-JM
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA
K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

10.5.2. Penyajian Pemilihan Alternatif
Penyajian pemilihan alternatif bersamaan atau bagian dari studi kelayakan yang
dikerjakan. Namun demikian masih dimungkinkan adanya usulan pemilihan alternatif pada
tahap studi AMDAL, hal tersebut berkaitan dengan permasalahan bidang lingkungan yang
tidak ditangani secara mendalam pada proses studi kelayakan (khusus teknis dan ekonomis).
Kecualistudi AMDAL merupakan proses yang terintegrasi dengan studi kelayakan.

10.6.

Rencana Pengelolaan Safeguard Sosial dan Lingkungan

10.6.1. Sistem Pengelolaan
Sistem pengelolaan safeguard lingkungan dan sosial pada dasarnya adalah sistem
yang direkomendasikan oleh dokumen yang berkaitan dengan studi lingkungan yang
diterapkan baik itu RKL/RPL atau UKL/UPL.

10.6.2. Pelaksanaan Pengelolaan
Pelaksanaan dalam kerangka lembaga yang berwenang dalam hal pengelolaan
adalah lembaga yang berwenang dalam bidang lingkungan, dalam hal ini adalah Dinas
Lingkungan Hidup. Untuk kegiatan yang melibatkan pihak ketiga (masyarakat atau swasta)
dalam pengoperasiannya, maka pihak ketiga lah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pengelolaan
Pelaksanaan pengelolaan dalam skala waktu, juga berdasar pada jumlah dan
intensitas dampak yang ditentukan dalam dokumen yang berkaitan dengan studi lingkungan.
Idealnya dalam setiap proses kegiatan selalu dilaksanakan pengelolaan.

10.6.3. Pembiayaan Pengelolaan
Pada dasarnya pembiayaan pengelolaan lingkungan biasanya dibebankan pada pihak
pengelola pekerjaan dalam hal ini bisa pemerintah daerah, masyarakat, atau pihak swasta.

10 - 7

RPI2-JM
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA
K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

10.7.

Rencana Pembantauan Safeguard Lingkungan Dan Sosial

10.7.1. Tipe Pemantauan
Tipe pemantauan dapat dilakukan secara langsung atau dengan pemeriksaan dengan
laboratorium. Tipe pemantauan secara langsung biasanya dengan menggunakan bioindikator yang sengaja dipasang sebagai indikator pencemaran, atau dengan menggunakan
alat sederhana yang dapat memberikan hasil pada saat itu juga.
Tipe pemantauan dengan pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk lebih dalam
mengetahui kualitas pencemaran yang mana tidak terdapat alat sederhana yang dapat
mengetahui secara langsung kualitas pencemaran.

10.7.2. Prosedur Pemantauan
Prosedur pemantauan disesuaikan dengan komponen dampak yang akan dipantau,
yang langkah-langkahnya biasanya ditentukan berdasarkan peraturan yang berlaku.

10.7.3. Pelaksanaan Pemantauan
Pelaksanaan pemantauan secara lembaga paling tidak melibatkan Dinas Lingkungan
Hidup yang berwenang dalam masalah lingkungan. Lembaga lain adalah lembaga pengelola
dan lembaga terkait lainnya.
Pelaksanaan pemantauan secara waktu berdasarkan rekomendasi dokumen hasil
studi lingkungan yang dilakukan, dengan sekurang-kurangnya selama satu tahun harus
dilakukan satu kali pemantauan.

10.8. Klasifikasi Kegiatan Berdasarkan Kategori Dampak Lingkungan
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam prioritas usulan kegiatan yang ada di
Kabupaten Sampang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar tersebut. Pengklasifikasian
prioritas usulan kegiatan tersebut ke dalam kategori sub proyek menurut dampak lingkungan
dapat dilihat pada tabel berikut.

10 - 8

RPI2-JM
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA
K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

Tabel 10.2 Klasifikasi Kegiatan di Kabupaten Sampang Berdasarkan Kategori
Dampak Lingkungan
Sektor
PLP

Kegiatan
A. Pembangunan Persampahan
1 Peningkatan/ Pembangunan TPA
a. Peningkatan TPA
b. Penyediaan Sarana & Prasarana
Pengolahan Sampah
c. Relokasi TPA
Pemb.Prasarana Persampahan Terpadu
2
3R
a. Peningkatan Operasi & Pemeliharaan
Sarana Prasarana Persampahan
b. Peningkatan Peran Serta Masyarakat
dlm Pengelolaan Sampah
c. Penyediaan Sarana & Prasarana
Pengelolaan persampahan
d. Pengadaan Alat Pengolah Sampah
e. Operasional & Pemeliharaan Alat
Pengolah Sampah
f. Peningkatan Kemampuan Aparat
Pengelolaan Persampahan
g. Pengembangan Teknologi
Pengolahan Persampahan
h. Penyusunan Sistem Informasi
Pengelolaan RTH
B. Drainase
Pemb. Drainase Perkotaan
a. Pembangunan Saluran
Drainase/gorong-gorong
b. Masterplan Sistem Drainase
Perkotaan
c. Penyediaan Dampak Resiko
Pencemaran Lingk
d. Pembangunan & Rehab. Saluran
Lingkungan
e. Pemb. & Rehabilitasi Saluran
Lingkungan
f. Pembangunan Saluran Drainase
Primer tahap II
g. Perencanaan sub Sistem Drainase
Perkotaan
C. Air Limbah
1 IPAL Kawasan RSH
a. Pengendalian Pencemaran &
Pengrusakan Lingkungan

Kategor
i

B
C
A

C
C
C
C
C
C
C
C

C
C
C
C
C
C
C

C

Persyaratan

UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
ANDAL & RKL/RPL *)

Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL

ANDAL

Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL

ANDAL

ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL

ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

10 - 9

RPI2-JM
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA
K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

Sektor

Kegiatan
b. Peningkatan Penyehatan Lingkungan
Permukiman
2 IPAL Komunal Skala Kawasan
a. Pembangunan MCK
b. Pembangunan Sanitasi Dasar
terutama bagi masyarakat miskin
c. Pembangunan IPAL Skala Kawasan
d. Pembangunan Jamban Keluarga
D.

PBL

A.

Kegiatan Study
Pembuatan FS+ DED Rencana Relokasi
TPA
Pembinaan teknis bangunan gedung
Rehabilitasi gedung kantor
a. Gedung Cipta Karya
b. Kel. Banyuanyar
Pemeliharaan rutin berkala Gedung
Kantor
Pembangunan Gedung Balai Desa ( 2
unit)
Pembangunan Tempat Parkir
Rehabilitasi rumah dinas
Pelatihan tenaga ahli jasa konstruksi
Pembangunan Pagar

B.

C
C
B
C

Persyaratan
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

C

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

C

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

C
C
C
C
C
C

Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL

ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL

Pengembangan dan Revitalisasi
Kawasan
Penyusunan RTRK Kec. Sampang
Penyusunan RDTRK Kecamatan
Revisi Rencana Tata Ruang (Revisi
RDTRK Kawasan Perkotaan Ketapang
dan Sokobanah)
RDTR Kawasan Perkotaan
Penyusunan RTBL

C.

Kategor
i
C

Percontohan Ruang Terbuka Hijau
Pembangunan Batas Wilayah kab.
Sampang
Sosialisasi peraturan perundang-

C
C
C

C
C

C
C

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL

10 - 10

RPI2-JM
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA
K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

Sektor

Kegiatan

Kategor
i

undangan
Air
Minum

A.

Bantuan Teknis (Program Penyehatan
PDAM)
Pembangunan Sarana dan Prasarana Air
Bersih Lanjutan
Diklat Teknis Pengurus HIPPAM
Pembuatan Data Base mengenai sumber
air, kapasitas maupun jumlah terlayani
Pengadaan Konstruksi Reservoir
Pembangunan Sumur Bor

B.

Pemindahan arus listrik dan
penambahan daya dari desa ke
perkotaan
Penyediaan air bersih terutama untuk
masy. Miskin
Penyediaan PS AM KWS Kumuh/Nelayan
Pembangunan Sarana air minum utuk
permukiman kumuh masy miskin
a. Pemasangan pompa 5 m/det
b. Pemasangan Broncaptering
c. Pemasangan Pipa Distribusi
d. Pemasangan SR
Pengembangan Prasarana dan Sarana
Air Bersih yang sudah terbangun
Peremajaan dan normalisasi sistem
penyediaan sarana air bersih
Penyediaan Air bersih Kawasan nelayan

C.

D.

Penyediaan PS AM KWS RSH/Rusunawa
Penyusunan PS AM Kawasan RSH/
Rusunawa
Pembangunan air bersih
lanjutan(pengembangan pelayanan)
Identifikasi Pola Pemmenuhan Keb. Air
Bersih di Kaw. Perdesaan
Pengemb. SPAM IKK Belum Memiliki
SPAM
Pembangunan Perpipaan Air Minum Ke
Pulau Mandangin

Persyaratan
atau UKL/UPL

C
C
C
C
C
C

Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL

ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

C

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

C

Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL

C
C
C
C
C
C
C

C
C
C

C

ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

10 - 11

RPI2-JM
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA
K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

Sektor

Kegiatan
E.

BangKi
m

A.

Pengembangan SPAM di DS. Rawan Air,
Pesisir, Terpencil
Pengembangan Air Bersih Sumber
Payung Ketapang Timur
Study Identifikasi Pola Pemenuhan
Kebutuhan Air Bersh di Kawasan
Perdesaan

Pemugaran dan Perbaikan Permukiman
Pembangunan sarana dan prasarana
pemakaman
Penyediaan Infrastruktur Primer bagi
MBR
Rehab / Pembangunan Permuan Masy
Kurang Mampu
Peningkatan Kualitas Permukiman
a. Penambahan PJU
b. Pemeliharaan PJU

C.

Fasilitasi dan stimulasi pemb.
Perumahan masyarakat Kurang mampu
Pembangunan pagar permukiman
kumuh
Pengembangan PS Desa
Potensial/Agropolitan/Minapolitan
Penyusunan peraturan mengenai
peningkatan jalan poros desa / usaha tani
Peningkatan jalan poros desa/ usaha tani

D.

C
C

Persyaratan

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan dan pemeliharaan rutin
sarana dan prasarana jalan lingkungan
perkotaan
Pemeliharaan sarana dan prasarana
pemakaman

B.

Kategor
i

C

C
C
C

C
C
C
C
C
C

C
C

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan
atau UKL/UPL

ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL
ANDAL

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

Peningkatan PS Perdesaan Skala
Kawasan
Pembangunan Jalan Lingkungan
Pembuatan Pagar
Peningkatan jalan lingkungan

C
C
C

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

10 - 12

RPI2-JM
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA
K A B U P A T E N S A M P A N G 2016 - 2019

Sektor

Kegiatan

E.

Penataan lingk. Permukiman penduduk
pedesaan
Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan( SPPIP )
Kebijakan strategi dan program
perumahan
Penyusunan Data base lingkungan
Penyusunan RPIJM Tahap III

F.

G.

Rencana Pengembangan Kawasan
Permukiman Prioritas ( RPKPP )
Pengadaan sarana dan prasarana
pencegahan bahaya kebakaran
Pemeliharaan sarana dan prasarana
pencegahan bahaya kebakaran
Peningkatan Kualitas Permukiman Pulau
Kecil
Pembangunan Jalan Lingkungan Pulau
Mandangin
Pembangunan Tangkis Laut di wilayah
Pantai Permukiman

Kategor
i
C

C
C
C

C
C

C
C

Persyaratan
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL
Tidak diperlukan ANDAL
atau UKL/UPL

Sumber : Hasil Analisa
Berdasarkan hasil klasifikasi dari seluruh prioritas usulan kegiatan di Kabupaten
Sampang, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan sub proyek tidak mengakibatkan
pencemaran udara, tanah dan air.
Terdapat 2 (dua) kegiatan diperkirakan berdampak lingkungan skala ringan, yaitu
peningkatan TPA dan pembangunan IPAL skala Kawasan. Selanjutnya mengenai
pemindahan lokasi TPA, diperlukan ANDAL dan RKL/UPL, mengingat sifat sampah dan
lindinya dalam skala besar.

10 - 13