PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PENGUKURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW II PADA SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PENGUKURAN DENGAN

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW II PADA SISWA KELAS X SMA

PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

Skripsi

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

  

Oleh:

  Cicilia Ari Susanti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya kehidupan

itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan

(Annemarie S.)

  

Orang-orang menjadi begitu luar biasa ketika mereka mulai berpikir bahwa mereka bisa melakukan

sesuatu. Saat mereka percaya pada diri mereka sendiri, mereka memiliki rahasia kesuksesan yang

pertama (Norman Vincent Peale)

  

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka

menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk

menunggu inspirasi (Ernest Newman)

  

Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan

mau belajar dari kegagalan (Gen Collin Powel)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

Cicilia Ari Susanti, “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan

Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta”.

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (2012).

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa mengenai materi pengukuran dengan metode pembelajaran Jigsaw II. Untuk menentukan ada tidaknya peningkatan mengenai konsep Pengukuran, peneliti membandingkan pemahaman awal siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran Jigsaw II.

  Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X2 SMA Pangudi Luhur yang berjumlah 33 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012.

  Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis pretes dan postes. Peneliti ini melakukan lima tahap kegiatan dalam pembelajaran yaitu (1) pretes, (2)pemahaman materi dalam kelompok heterogen, (3) diskusi kelompok ahli, (4) siswa saling mengajar temannya di dalam kelompok heterogen, (5) postes.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi peningkatan pemahaman mengenai materi Pengukuran. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t melalui SPSS yang signifikan dimana ρ = .000 < α=0,5 menunjukkan jika postes lebih baik dari pretes yaitu ada peningkatan. Dari hasil perhitungan uji t didapatkan t rel = -9,966 dengan df = 32, t crit (two tailed test) = 2,042 dengan level signifikan = 0,05, hasil memperlihatkan bahwa Іt rel І > t crit sehingga hasil ini signifikan, artinya 2 kondisi dari kelompok ini berbeda di mana ada peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRACT

Susanti, Cicilia Ari. The Rise of Students’ Concept Understanding on Subject

: Measurement with Jigsaw II Learning Method of Tenth Graders of

Pangudi Luhur Yogyakarta Senior High School.

Physics Education, Mathematics and Natural Science Department, Teacher

Training and Education Faculty, Sanata Dharma University (2012).

  This research is intended to find out the rise of students’ concept understanding about Measurement with Jigsaw II learning method. In order to determine the presence or absence of an increase in the measurement concept, the researchers compared the students’ initial understanding before and after participating in learning with jigsaw II learning method.

  This research was conducted in Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. The subjects of this research was students of class X2 of Pangudi Luhur Senior High School which totaling 33 people. This research had been held during August in 2012.

  The instrument used in this research is are written test that pretest and posttest. Researchers conducted a five-step learning activities : (1) pretest, (2) understanding of concept in heterogeneous groups, (3) expert group discussions, (4) student teach each other friends in the heterogeneous groups, (5) posttest.

  Research results show that there is an increase overall understanding of the concept measurements. It is shown from the result of the t test with SPSS significant where ρ = .000 <α = 0.5 indicates if the posttest better than pretest that there is an increase. From the calculation of obtained t test t rel = -9.966 with df = 32, compared with t crit (two tailed test) = 2.042 with a significance level = 0.05, the results show that І t rel І > t crit so the result is significant, it means two conditions of different groups where there is an increase in student learning outcomes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Penulis menghaturkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Rahim atas limpahan cinta dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Materi Pengukuran dengan

  

Metode Pembelajaran Jigsaw II pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta”.

  Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, saran-saran dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Drs. Severinus Domi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah membimbing, mendidik, membagikan ilmu, pengalaman hidup, dan berbagi kreatifitas kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

  4. Seluruh staf sekretariat JPMIPA, mbak Heni, pak Sugeng, dan mas Arif yang telah membantu memperlancar studi penulis, atas keramahan dan kesabarannya selama penulis menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.

  5. Seluruh staf perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan fasilitasnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  6. Bapak Drs. Br Herman Yoseph, FIC selaku kepala sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian skripsi.

  7. Bapak Ign. Suroto selaku guru bidang studi fisika kelas X yang telah banyak membantu selama penelitian.

  8. Bapak Yb. Sunardi dan Ibu Sri tercinta, orang tua yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, fasilitas, dan setia menantiku. Terima kasih atas kesabaran dan pengorbanannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12. Sahabat-sahabatku Linda, Ratih, Monica, Sisca, Siska, dan Dian, terimakasih atas dukungan kalian selama ini, persahabatan yang indah dari kalian.

  13. Untuk teman-teman KKN Jambu tercinta ( Ani, Tito, Lusi, Lana, Baskoro, Sepsi, dan Nofa, terima kasih atas dukungan dan semangatnya.

  14. Teman-temanku seangkatan Pendidikan Fisika 2008 dan dari semua angkatan, terima kasih atas kebersamaan, kerja sama, kegembiraan, suka duka, penerimaan dan kesediaan diri untuk bersama saling berbagi ilmu.

  15. Teman –teman kost “FM”, khususnya mbak rosa, mbak tina, prima, susan yang selalu memotivasi saya untuk cepat menyelesaikan skripsi, terima kasih atas kebersamaan dan canda tawanya selama ini.

  16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Supaya dapat berguna bagi

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL..................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................................1

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Fisika sebagai Proses ......................................................................10

  B. Pembelajaran Aktif..............................................................................14

  C. Pembelajaran Kooperatif.....................................................................16

  D. Metode Jigsaw II .................................................................................20

  E. Perilaku Siswa Terhadap Suatu Metode..............................................22

  F. Materi Pembelajaran ...........................................................................24

  1. Pengukuran .....................................................................................24

  a. Alat Ukur Panjang dan Ketelitiannya......................................24 1) Mistar..................................................................................24 2) Jangka Sorong.....................................................................25 3) Mikrometer Sekrup .............................................................28

  b. Alat Ukur Waktu dan Ketelitiannya ........................................31

  c. Angka Penting .........................................................................32 1) Notasi Ilmiah ......................................................................32 2) Aturan Angka Penting ........................................................33

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  D. Treatment ............................................................................................38

  E. Instrumen Penelitian............................................................................38

  F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................39

  G. Teknik Analisis Data ...........................................................................39

  1. Teknik Analisis Data Kuantitatif...................................................39

  2. Teknik Analisis Data Kualitatif.....................................................41

  H. Desain Penelitian.................................................................................43

  BAB IV DATA DAN ANALISIS A. Data .....................................................................................................45 B. Perhitungan Statistik Uji t ...................................................................46 C. Analisis Variasi Jawaban Siswa..........................................................53 D. Pembahasan .........................................................................................87 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..........................................................................................97 B. Saran....................................................................................................98

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh penggunaan notasi ilmiah..........................................................32Tabel 3.1 Analisis Skor per Soal............................................................................42Tabel 3.2 Analisis Variasi Jawaban pretest dan posttest ......................................43Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest .....................................................................46Tabel 4.2 Analisis Data Pretest dan Posttest ........................................................47Tabel 4.3 Hasil analisis uji t melalui SPSS ............................................................48Tabel 4.4 Analisis Ketuntasan Butir Soal Pretes ...................................................50Tabel 4.5 Persentase tingkat pemahaman awal .....................................................52Tabel 4.6 Analisis Ketuntasan Butir Soal Postes ..................................................53Tabel 4.7 Persentase tingkat pemahaman awal .....................................................55Tabel 4.8 Analisis Variasi jawaban Siswa ............................................................56

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mistar .................................................................................................24Gambar 2.2 Jangka Sorong dan bagian-bagiannya ................................................25Gambar 2.3 Mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya .........................................28Gambar 2.4 Pengukuran dengan mikrometer sekrup.............................................30Gambar 3.1 Diagram alir penelitian.......................................................................44Gambar 4.1 Diagram tingkat pemahaman awal siswa ...........................................52Gambar 4.2 Diagram tingkat pemahaman akhir siswa ..........................................55

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Ijin Permohonan Penelitian.................................................108 Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.......................109 Lampiran 3 Rencana Perencanaan Pembelajaran ............................................110 Lampiran 4 Pembagian Kelompok Heterogen dan Homogen .........................118 Lampiran 5 Indikator dan Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes.............................120 Lampiran 6 Lembar Kerja Kelompok Mistar ..................................................122 Lampiran 7 Lembar Kerja Kelompok Jangka Sorong.....................................124 Lampiran 8 Lembar Kerja Kelompok Mikrometer Sekrup .............................126 Lampiran 9 Lembar Kerja Kelompok Stopwatch............................................128 Lampiran 10 Lembar Kerja Kelompok Angka Penting.....................................130 Lampiran 11 Soal Pretes....................................................................................132 Lampiran 12 Soal Postes ...................................................................................135 Lampiran 13 Materi ...........................................................................................142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan pengalaman praktek mengajar dalam rangka mata

  kuliah Program Pengajaran Lapangan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, terlihat bahwa sebagian siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pengukuran. Beberapa siswa sering mengeluh karena bingung tentang alat ukur dan penggunaannya. Beberapa siswa terkadang bingung menyelesaikan soal pengukuran yang menggunakan ketidakpastian..

  Salah satu faktor penyebabnya adalah metode pembelajaran yang kurang membuat siswa terpacu untuk mengungkapkannya. Berdasarkan pengalaman di sekolah ini, guru sudah mengkombinasikan metode pembelajaran di mana ceramah dibantu dengan media powerpoint. Tetapi hal ini belum memacu siswa untuk lebih berinteraktif. Karena kelas X pada saat pembelajaran materi ini masih berstatus siswa baru yang sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2 (Marpaung, 2003, dalam Anastasia Yunita, 2007: 1, dalam Fitri Wulansih, 2009: 1). Terkadang metode ceramah dapat menimbulkan kebosanan bagi siswa. Rasa bosan dapat mengkibatkan konsentrasi siswa berkurang sehingga akan berdampak terhadap pemahaman materi siswa.

  Metode pembelajaran yang menarik sangat dibutuhkan dalam pembelajaran fisika di kelas. Salah satu metode pembelajaran tersebut adalah metode pembelajaran kooperatif learning yang memiliki berbagai macam teknik. Salah satu teknik dari metode ini adalah jigsaw II yang merupakan pengembangan dari teknik Jigsaw I. Metode jigsaw II akan membantu siswa untuk meningkatkan pemahamannya bersama dengan teman-temannya. Metode ini bisa memacu siswa berinteraksi bersama teman-temannya terutama dalam proses diskusi. Siswa-siswa ini juga diajarkan untuk bertanggungjawab membantu temannya dalam memahami suatu materi.

  Metode jigsaw II merupakan metode pembelajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3 Model problem solving membantu siswa dalam mengatasi salah pengertian dan membantu siswa dalam memecahkan persoalan. Siswa dapat mengungkapkan gagasan mereka dalam memecahkan persoalan tersebut (Suparno, 2007: 98). Dalam hal ini, metode problem solving juga digunakan untuk fasilitator pelengkap pembelajaran. Dengan latar belakang inilah peneliti ingin mencoba meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dengan metode Jigsaw II.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana pemahaman awal siswa mengenai pengukuran?

  2. Bagaimana pemahaman siswa setelah menggunakan metode pembelajaran jigsaw II?

  3. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa mengenai pengukuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4 D. Manfaat Penelitian

  1. Secara teoritis, hasil penelitian menambah wawasan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran siswa.

  2. Secara praktis:

  a. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dalam mengevaluasi proses pembelajaran di kelas yang telah dilakukan dan hasil belajar yang telah dicapai dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dan kualitas sumber daya manusia yang ada di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

  Untuk perpustakaan sekolah, laporan penelitiannya dapat menjadi salah satu sumber bacaan bermanfaat bagi rekan guru sebagai contoh penelitian yang bisa dilanjutkan sebagai penelitian tindakan kelas terutama bagi yang ingin melakukan PTK atau yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5

  c. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan sebuah pengalaman yang berharga dalam menerapkan variasi metode pembelajaran dengan salah satu teknik metode cooperative learning yaitu Jigsaw II dalam pembelajaran Fisika. Pengalaman ini dapat menjadi salah satu alternatif mengajar. Diharapkan dengan metode ini juga bisa digunakan untuk materi pokok yang sesuai.

E. Hipotesis Tindakan

  Penggunaan metode Jigsaw II dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pengukuran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakekat Fisika Fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam

  atau dikenal dengan sains. Sains didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang obyek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah (Materi Fisika dalam http://dasar-teori.blogspot.com/2012/01/hakekat-fisika.html).

  Fisika adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam, maka hakikat fisika adalah sama dengan hakikat ilmu pengetahuan alam yaitu sebagai produk (a body of knowledge), proses (a way of investigating), dan sikap (a way of thinking ) (Rudy Fisika dalam http://fisika-dan- pembelajaran.blogspot.com/2010/12/fisika-sebagai-produk-proses-dan sikap.html).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7 kemudian disebut sebagai produk atau “a body of knowledge”.

  Pengelompokkan hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian disebut sebagai fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model.

  a. Fakta

  Fakta adalah kejadian atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di alam. Fakta merupakan dasar bagi konsep, prinsip, hukum, teori atau model. Sebaliknya dapat juga dinyatakan bahwa keberadaan konsep, prinsip, hukum, teori dan model adalah untuk menjelaskan dan memahami fakta.

  b. Konsep

  Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, obyek, fenomena dan fakta. Menurut Bruner, Goodnow dan Austin (collette dan chiappetta: 1994 dalam http://fisika–dan-pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8 contohnya dapat diamati tetapi atributnya tidak dapat diamati, dan konsep yang baik contoh maupun atributnya tidak dapat diamati.

  c. Prinsip dan Hukum

  Istilah prinsip dan hukum sering digunakan secara bergantian karena dianggap sebagai sinonim. Prinsip dan hukum dibentuk oleh fakta- fakta dan konsep-konsep. Perlu dipahami bahwa hukum dan prinsip fisika tidaklah mengatur kejadian alam(fakta), melainkan kejadian alam (fakta) yang dijelasakan keberadaannya oleh prinsip dan atau hukum.

  d. Rumus

  Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Pada umumnya prinsip dan hukum dapat dinyatakan secara matematis.

  e. Teori

  Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  9 hasilnya tidak akan kontradiksi dengan teori tersebut, sedangkan kita dapat membuktikan ketidakbenaran suatu teori cukup dengan hanya satu bukti yang menyimpang. Jadi, teori memiliki fungsi yang berbeda dengan fakta, konsep maupun hukum”.

f. Model

  Model adalah sebuah presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak dapat dilihat. Model sangat berguna untuk membantu memahami suatu fenomena alam, juga berguna untuk membantu memahami suatu teori. Sebagai contoh, model atom Bohr membantu untuk memahami teori atom.

B. Pembelajaran Aktif

  Menurut Bruner (Indriana, 2011: 199), pembelajaran adalah sebuah proses sosial dan aktif, yang dengannya para siswa mampu mengonstruksi ide-ide atau konsep-konsep baru berdasarkan pada pengetahuan mutakhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  10

  3. Bahan pelajaran

  4. Hubungan antara guru dan siswa Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif belajar fisika. Maka semua usaha guru harus diarahkan untuk membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri. Dari pihak guru diharapkan menguasai bahan yang mau diajarkan, mengerti keadaan siswa sehingga dapat mengajar sesuai dengan keadaan dan perkembangan siswa, dapat menyusun bahan sehingga mudah ditangkap siswa.

  Komunikasi guru dan siswa sangat penting sehingga mereka dapat saling membantu (Suparno, 2007: 2).

  Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi kepada siswa (Melvin L. Silberman, 2002: dalam Sholeh, 2011: 48). Sebab, pada dasarnya belajar membutuhkan keterlibatan mental, sekaligus tindakan. Pada saat aktif belajar, siswa melakukan sebagian besar pekerjaan belajar. Siswa mempelajari gagasan-gagasan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11 pembelajaran interaktif, menarik, dan menyenangkan, sehingga para siswa mampu menyerap ilmu dan pengetahuan baru, serta menggunakannya untuk kepentingan diri sendiri maupun lingkungannya. Suatu pembelajaran aktif cenderung membuat siswa lebih mengingat mata pelajaran yang diberikan (Sholeh, 2011: 48-49).

  Menurut Bonwell (1995: dalam Sholeh, 2011: 49-50), pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:

  1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar, melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.

  2. Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif, tetapi juga mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

  3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran.

  4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12 C. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran yang dilakukan adalah cooperative learning .

  Cooperative Learning atau belajar bersama adalah model pembelajaran di

  mana siswa dibiarkan belajar dalam kelompok, saling menguatkan, mendalami, dan bekerja sama untuk semakin menguasai bahan (Suparno, 2007: 134).

  Pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini, metode ini hanya digunakan oleh beberapa guru untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti tugas- tugas atau laporan kelompok tertentu. Namun demikian, penelitian selama dua puluh tahun terakhir ini telah mengidentifikasikan metode pembelajran kooperatif dapat digunakan secara efektif pada setiap tingkatan kelas dan untuk mengajarkan berbagai macam pelajaran (Slavin, 2005: 4).

  Ide yang melatarbelakangi bentuk pembelajaran kooperatif semacam ini adalah apabila para siswa ingin agar timnya berhasil, mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13 Peran guru dalam Cooperative Learning (Suparno, 2007:136) yaitu antara lain:

  1. Sebagai fasilitator dalam pembentukan kelompok

  2. Mengajari konsep dasar dan keterampilan kerja sama

  3. Memonitoring kelompok berjalan atau tidak, sehingga guru dapat membantu kelompok yang tidak berjalan lancar

  4. Intervensi, membantu bila diperlukan; terlebih yang macet 5. Mengevaluasi kelompok dan siswa-siswa.

  Fokus utama dari belajar bersama yaitu kemajuan bidang akademik dan afektif melalui kerja sama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan (Kindsvatter dkk, hal.308; dalam Suparno, 2007: 134-135) dalam belajar bersama supaya tujuan tercapai yaitu:

  1. Perlu adanya saling ketergantungan antar siswa secara positif yang artinya masing-masing siswa ada kesanggupan untuk saling membantu, saling member dan saling menerima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14 Tujuan belajar bersama (Kindsvatter dkk: 308; dalam Suparno, 2007: 135) ini antara lain sebagai berikut: 1. Meningkatkan hasil belajar lewat kerjasama.

  2. Alternatif belajar untuk membantu siswa yang lemah untuk maju.

  3. Meningkatkan keakraban, hubungan dan kerjasama antar siswa.

  4. Membantu siswa dalam membangun pengetahuan lewat kerja sama dan belajar bersama dengan teman.

  Yang dikerjakan oleh guru:

  1. Dalam persiapan : menjabarkan kurikulum dalam langkah-langkah yang dapat dicapai dengan belajar bersama

  2. Membentuk kelompok.

  3. Menjelaskan tugas kelompok secara jelas.

  4. Monitoring kerja sama efektif atau tidak, membantu, feedback.

  5. Evaluasi hasil siswa.

  Peran siswa dalam pembelajaran cooperative learning yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  15

  3. Siswa dapat merasakan bagaimana mereka sungguh saling mengembangkan dengan saling member dan menerima. Maka peran saling member dan menerima ini perlu dikembangkan.

  Dari beberapa metode pembelajaran cooperative learning, metode yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah metode Jigsaw II.

  Dalam metode jigsaw II, peneliti menggunakan tim-tim kecil yang heterogen dan tim-tim kecil homogen sebagai tim ahli di dalam kelas di mana setiap anggota kelompok mendapatkan informasi atau bagian, lalu membahas di tim ahli dan selanjutnya masing-masing menjelaskan atau mengajarkan kepada kelompok heterogennya. Setelah itu, mereka dites secara individual.

D. Metode Jigsaw II

  Metode jigsaw merupakan metode pembelajaran di mana setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  16 ahli” yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota saat mereka membaca. Setelah semua anak selesai membaca, siswa-siswa dari tim berbeda yang mempunyai fokus topik yang sama bertemu dalam “kelompok ahli” untuk mendiskusikan topik mereka sekitar 30 menit. Para ahli tersebut kemudian kembali ke tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya tentang topik mereka. Yang terakhir adalah para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik (Slavin, 2005: 237).

  Kunci metode jigsaw ini adalah interdependensi yaitu tiap siswa bergantung kepada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja dengan baik pada saat penilaian (Slavin, 2005: 237).

  Berikut langkah-langkah yang dilakukan pendidik dalam strategi pembelajaran jigsaw II:

  1. Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa tim (tergantung jumlah sub

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  17 tentang sub bab yang mereka kuasai. Sementara, setiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

  5. Guru memberi evaluasi.

  6. Rekognisi tim.

  Berikut beberapa kelemahan dan keunggulan dari metode pembelajaran jigsaw II yaitu:

  1. Keunggulan

  a. Tidak memakan waktu lama dibandingkan dalam pengajaran biasa di dalam kelas.

  b. Memberikan siswa informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca .

  c. Siswa-siswa akan terbantu oleh rekannya karena siswa lebih terbuka bertanya pada temannya.

  d. Kerjasama yang terjalin baik antar anggota kelompok

  e. Dapat menambah kepercayaan siswa akan kemampuan berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  18

  2. Kelemahan Kelemahan metode jigsaw II menurut Roy Killen, 1966 (dalam http://trilestari-sdkanisiusgowongan.blogspot.com/2010/04/model- pembelajaran-kooperatif-teknik.html) diantaranya adalah:

  a. Dalam memahami suatu konsep, siswa mendiskusikan bersama dengan siswa lain. Dalam hal ini pengawasan guru menjadi hal mutlak diperlukan agar jangan sampai terjadi salah konsep (Misconception).

  b. Sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak percaya diri, pendidik harus mampu memainkan perannya dalam memfasilitasi kegiatan belajar.

  c. Pendidik sebaiknya sudah mengenali tipe-tipe siswa.

  d. Awal pembelajaran ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  19 ketegangan, mudah stress, dan tidak mampu memecahkan masalah dalam kehidupannya.

  Sudah banyak siswa yang cerdas secara intelektual, tetapi tidak bisa mengendalikan sisi emosionalitas mereka, sehingga kehilangan kesempatan untuk hidup lebih bahagia dan menyenangkan. Maka dari itu, unsure kebahagiaan dalam proses pembelajaran menjadi hal yang penting (Sholeh, 2011: 26). Proses belajar mengajar harus mampu menciptakan interaksi yang baik antara guru dan para siswanya. Dengan begitu, mereka akan merasa dihargai dan dilibatkan, sehingga timbul perasaan senang saat pelajaran berlangsung (Sholeh, 2011: 29).

  Sebaiknya pendidik jangan terlalu memaksa para siswa untuk mengikuti kemauan atau buah pikiran orang lain. Perlakuan demikian dapat membuat mereka ibarat kaset yang harus merekam suara-suara, tanpa menghiraukan apakah kaset itu masih peka atau tidak. Akibat yang lebih parah akan tampak pada perilaku intelektual mereka yang tidak lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  20 Pembelajaran n dengan cara mendengarkan dan melihat hat akan membuat siswa sedikit kit mengingat. Sementara itu, pembelajaran n yang dilakukan dengan mende ndengarkan, melihat, dan mendiskusikan sesuatu suatu akan membuat siswa menjadi adi paham. Sedangkan, pembelajaran dengan c n cara mendengar, melihat, diskusi diskusi, dan melakukan sesuatu, akan m membuat siswa memperoleh pe h pengetahuan dan keterampilan.

F. Materi Pembe belajaran

1. Pengukur uran

a. Alat uk at ukur panjang dan ketelitiannya 1) Mi Mistar

Gambar 2.1 Mistar

  Mistar yang biasa digunakan oleh siswa-sisw Mi swa adalah mistar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ber

  a)

  b)

  Jangka Sorong

Gambar 2.2 Jangka Sorong dan bagian

  Bagian-bagian jangka sorong dan fung berikut: a) Rahang luar

  Rahang luar digunakan untuk mengukur suatu benda. Rahang luar terdiri atas ra rahang geser.

  b) Rahang dalam Rahang dalam digunakan untuk mengukur

  21

2) Jan

  ong dan bagian-bagiannya

  ungsinya sebagai ukur diameter luar rahang tetap dan ukur diameter dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  22 Penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut:

  a) Untuk mengukur sisi luar dari suatu benda, misalkan untuk diameter batang besi.

  Cara pengukuran:

  • Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
  • Geser rahang kanan.
  • Masukan benda yang akan diukur ke antara kedua rahang bawah jangka sorong.
  • Geser rahang sampai tepat pada tepi benda.
  • Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
  • Baca skala utama dan skala noniusnya.

  b) Untuk mengukur sisi dalam suatu benda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  23 c) Untuk mengukur kedalaman suatu benda.

  Cara pengukuran:

  • Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.
  • Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda.
  • Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser.
  • Bacalah skala utama dan skala noniusnya.

  Jangka sorong umumnya digunakan untuk mengukur diameter dalam dan luar benda. Misalnya diameter cincin, kelereng. Jangka sorong terdiri atas dua bagian: rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas dua skala: skala utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama panjangnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  24

3) Mi Mikrometer sekrup

Gambar 2.3 Mikrometer sekrup dan bagian rup dan bagian-bagiannya

  Bagian-bagian mikrometer sekrup dan f n fungsinya yaitu seba sebagai berikut: Rangka (Frame)

  a)

  a)

  Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat da dari logam tahan panas, tebal dan kuat dengan tujua untuk uk meminimalkan pemuaian dan pengerutan yang bisa bisa mengganggu pengukuran. Rangkai juga dilapisi si plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  25

  c) Batang ulir (spindle) Spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju

  landasan.

  d) Pengunci (lock)

  Berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda.

  e) Selubung (sleeve) Tempat terteranya skala utama.

  f) Selongsong (thimble) Tempat terteranya skala nonius.

  g) Roda gigi (rachet knob)

  Untuk memajukan atau memundurkan spindle agar sisi benda yang akan diukur tepat berada di antara spindle dan

  anvil .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  26 Ketelitian mikrometer sekrup adalah seten tengah dari skala ter terkecilnya. Jadi, ketelitian mikrometer sekrup a up adalah: Ca Cara menggunakan mikrometer sekrup:

  a) Membuka pengunci mikrometer skrup kem emudian membuka

  a)

  celah antara spindle dan anvil sedikit lebih besa esar dari benda yang akan diukur dengan cara memutar Ratchet Knob nob Masukan benda yang akan diukur diantara spindl indle dan anvil.

  b)

  b)

  c)

  c) Geserkan spindle ke arah benda dengan cara ra memutar ratchet

  knob sampai terdengar bunyi klik. Jangan sam sampai terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja.

  Kunci mikrometer skrup agar spindle tidak berg bergerak.

  d)

  d)

  e) e) baca skalanya.

  Trik membacanya: Tr

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  27 yang di sisi atas menunjukkan kelipatan 0,5 mm lebihnya (0,5 mm, 1,5 mm, 2,5 mm dst.).

  b) Baca skala yang dapat terlihat pada selubung - pada contoh gambar di atas adalah 2,5 mm.

  c) Baca skala pada selongsong. Tiap tanda skala pada selongsong setara dengan 0,01 mm. Pada selongsong ada angka 0 - 49 sehingga satu putaran penuh selongsong setara dengan pergeseran 0,5 mm. Pada contoh di atas terbaca 11 x 0,01 mm = 0,11 cm.

  d) Jumlahkan skala selubung dan selongsong: 2,5 mm + 0,11 mm = 2,61 mm e) Hati-hati membaca skala di perbatasan: dekat dengan kelipatan 0,5 atau 1 mm. Sering terjadi salah baca karena kurang teliti melihat skala pada selubung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  28

c. Angka Penting 1) Notasi ilmiah

  Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari ukuran partikel yang kecil sampai ukuran yang sangat besar. Dalam penulisannya memerlukan tempat yang panjang dan sering salah karena tidak teliti. Untuk mengatasinya, dapat menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku.

  Penyajian penulisan bilangan sepuluh berpangkat dikenal

  n

  dengan notasi ilmiah dengan bentuk a x 10 . Perlu diketahui a menyatakan angka penting yang nilainya 1<a<10 dan n menyatakan orde (pangkat).

  Contoh penggunaan notasi ilmiah: Tabel 2.1

  Contoh penggunaan notasi ilmiah

  Tampilan Angka No.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  29 Aturan penulisan angka penting dengan notasi ilmiah:

  a) Jika angka tersebut lebih dari 10, maka geserlah koma ke kiri (depan) sehingga hanya menyisakan satu angka di kiri (depan) koma. Orde menyatakan berapa kali menggeser koma, karena menggeser koma ke kiri orde bernilai positif.

  b) Jika angka tersebut kurang dari 1, maka geserlah koma ke kanan (belakang) sehingga hanya menyisakan satu angka di kiri (depan) koma. Orde menyatakan berapa kali menggeser koma, karena ke kanan orde bernilai negatif.

  Beberapa keuntungan penulisan dengan notasi ilmiah:

  a) Memudahkan menentukan banyak angka penting pada hasil pengukuran b) Memudahkan menentukan orde besaran yang diukur

  c) Memudahkan dalam perhitungan

  d) Memudahkan dalam menulis (tidak memakan tempat)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  30

  c) Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali ada penjelasan khusus, misalnya, berupa garis di bawah angka terakhir yang masih dianggap penting.

  Contoh : 78,0 => terdapat tiga angka penting

  d) Semua angka nol yang hanya terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak di sebelah kiri maupun sebelah kanan koma decimal, bukan angka penting. Contoh : 0,0000278 => terdapat tiga angka penting

3) Berhitung dengan angka penting

a) Pembulatan

  Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas, kurang dari 5 dibulatkan ke bawah. Apabila angka tepat 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya angka gasal dan dibulatkan ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  31 Contoh:  252,8 +2,37 = 255,17, karena hanya diperbolehkan mengandung 1 angka taksiran, maka hasil penjumlahan tersebut dituliskan 255,2.

   570 – 362 = 208, dilakukan pembulatan sehingga dituliskan menjadi 210.

c) Perkalian dan Pembagian

   Hasil operasi perkalian dan pembagian bilangan dengan memerhatikan aturan angka penting akan menghasilkan bilangan dengan angka penting yang sama banyaknya dengan bilangan yang mempunyai angka penting paling sedikit. Contoh: 2,37 => mempunyai 3 angka penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  32 bilangan yang hanya mempunyai angka pasti akan menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting sama dengan bilangan yang dikalikan atau dibagi.

  Contoh: 5,10 => mempunyai 3 angka penting 5 => angka pasti 25,50 = 25,5 => tiga angka penting

   Hasil operasi akar dan pemangkatan sebuah bilangan yang mempunyai angka penting tertentu akan menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting yang sama dengan banyak angka penting yang diakarkan atau dipangkatkan. Contoh: (1) s = √0,16 => (dua angka penting)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  33 G. Hubungan Dasar Teori dengan Penelitian Dalam penelitian ini, teori digunakan sebagai dasar untuk: