TUGAS AKHIR – TF141581 MABRUROTUL UYUN
TUGAS AKHIR
- – TF141581
SINTESIS NANOPARTIKEL TiO RUTILE DENGAN MENGGUNAKAN
2 PREKURSOR TiCl (PROSES HIDROLISIS DAN MINERALISASI) DAN
3 PREKURSOR TiCl
4 MABRUROTUL UYUN NRP 2411100027 Dosen Pembimbing I : Dr. Ing. Doty Dewi Risanti, ST.MT Dosen Pembimbing II : Dyah Sawitri, ST, MT
JURUSAN TEKNIK FISIKA
Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015
APLIKASI TiO
2 DSSC (Gratzel , 2003) Pigment putih untuk cat (Zhizhong Wu , 2007)
Campuran pewarna keramik (Diebold , 2002)
PENDAHULUAN
Stabilitas dan Indeks bias tinggi
Rutile Brookite
Anatase
Rutile Penelitian Sebelumnya : Putri, 2014 TiCl +NH OH
3
4 o (D=130 nm, T=1000
C) 50-700 nm
Budiarti, 2014 TiCl +NaCl
3
- NH OH (D=96,72 nm,
4 o T=1000
C)
Rumusan Masalah rutile dengan perkursor TiCl
Bagaimana pertumbuhan partikel TiO untuk
2
3 proses hidrolisis dan mineralisasi serta prekursor TiCl dengan variasi
4 Temperatur dan waktu pemanasan terhadap ukuran kristal dan fraksi rutile yang dihasilkan.
Tujuan Mengetahui pengaruh proses hidrolisis Prekursor TiCl , mineralisasi prekursor
3 TiCl , dan dengan menggunakan prekursor TiCl terhadap ukuran kristal dan
3 4 fraksi rutile yang dihasilkan dari TiO yang telah disintesis.
2
1 Batasan Masalah Pada sintesis proses hidrolisis, sintesis dilakukan pada temperatur 200 o
C selama 5 jam, dengan Temperatur kalsinasi yaitu 200 o
C selama 0,5
2 Pada sintesis proses
mineralisasi,
sintesis dengan duakali kalsinasi,
temperatur untuk kalsinasi pertama yiatu 200 oC selama 5 jam, temperatur pada kalsinasi yang kedua yaitu 300 o
- – 5 jam
C
o C untuk waktu 2-6 jam.
3 Pada sintesis Prekursor TiCl
4 , Temperatur kalsinasi yang digunakan yaitu 800 o
C dengan variasi waktu 2-12 jam.
- –700
Titanium Dioxide Bahan semikonduktor ini
- Anatase Kalsinasi pada suhu yang rendah
tidak beracun, Struktur tetragonal
- Kalsinasi pada suhu yang tinggi
- tersedia secara
Lebih fotoaktif dibandingkan dengan
- Struktur tetragonal
- Rutile
luas, dan biaya fase rutile
- Bandgap sesuai dengan penyerapan Stabil pada ukuran partikel kurang
Struktur Orthorombic
proses Fase yang paling tidak stabil spektrum cahaya matahari dari 11 nm
- pembuatannya
- Brookite
Stabil pada ukuran partikel 11-35
Stabil pada ukuran partikel lebih dari
35 nm nm cukup rendah.
(Gratzel, 2003) Memiliki 3 struktur kristal (Zhang,dkk.,2000)
Metode Penelitian
Sintesis TiO
Penarikan Kesimpulan
Analisa Data dan Pembahasan serta
Karakterisasi BET
XRD
Karakterisasi
TiCl4
2 Prekursor
Selesai Start
Mineralisasi
2 Proses
Sintesis TiO
Hidrolisis
2 Proses
Sintesis TiO
Persiapan Alat dan Bahan
Metode Penelitian Prekursor TiCl
3 Hidrolisis
Mineralisasi TiCl
3 + HCl 37% + HNO
3 TiCl
3 + NaCl + NH
4 OH Prekursor TiCl
4 TiCl
4 + NH
4 OH
Contoh Spektrum XRD TiO
2 Counts
150 TiO2 Anatase (JCPDS 00-021-1272)
100 Rutile (JCPDS 00-021-1276)
FWHM 50 Brookite (JCPDS 00-029-1360)
20 30 40 50 60 Position [°2Theta] (Copper (Cu))
Ukuran Kristal dan Fraksi Fase Rutile (Hasil XRD) Fraksi fase dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Zhang dalam Zhu, 2005) : Ukuran kristal dihitung dengan menggunakan persamaan Scherrer 0,884
(Sardela, 2008) : = 0,884 + 2,721 +
= =
- 2,721 + 0,884 cos
2,721 =
- 0,884 + 2,721
Dimana : D = ukuran kristal suatu bahan (nm) k = konstanta (k=0,89)
Dimana : W , W , W = fraksi fase anatase, rutile, dan brookite
λ = panjang gelombang sinar-X (Cu Kα) bernilai
A R B
0,154 nm A , A , A = intensitas fase anatase (101), rutile (110) dan
A R B
FWHM = full Width Half Maximum (dalam radian) brookite (121) θ = sudut difraksi
Hidrolisis) 1200
R A : Anatase B : Brookite
1000 R R : Rutile
R R 800
R
Berdasarkan karakterisasi XRD, pada waktu
R R
5 Jam
kalsinasi 0,5 dan 1,5 jam, mayoritas fase
600 sitas
4 Jam rutile, namun masih terdapat fase anatase
ten
dan brookite. Sedangkan pada waktu 3, 4,
In 400 dan 5 jam menghasilkan fase rutile murni.
3 Jam
B A 200
1,5 Jam 0,5 Jam
20
30
40
50
60
70
80
2 Hidrolisis)
- r 3 (nm) r 3 -r 3
- ln 2 Ea (2 Jam) = 65,25 kJ/mol 1 Ea (4 Jam) = 61,78 kJ/mol Ea (6 Jam) = 72,39 kJ/mol
- -2
- -3
- 4 46,85 0,101 3,27 30,28 5 24,40 0,061 3,75 58,12 Waktu Porositas Roughness AN (50)
Dimana a dan b merupakan parameter model pertumbuhan kristal. Nilai a sebesar 0,9105 dan nilai b sebesar 0,554.
=
1 Pertumbuhan (growth) kristal terjadi secara difusi pada permukaan partikel, dengan n sebesar 1,8 (n≈2). Dengan temperatur 200
o C, sudah didapatkan fase rutile.
Karena sintesis berlangsung dalam suasana asam, dengan penambahan HNO
3. Fasa rutile murni didapatkan dalam keadaan asam (Bae,2009).
1 2 3 4 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 5 1000
Waktu Kalsinasi (Jam) r 3
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Fr
ak si Fase Rut ile
Fraksi Fase Rutile 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 ln (D ) ln (t) ln D sintesis Proses Hidrolisis
Mineralisasi) Pada waktu kalsinasi 2 jam dan 4 jam, fase brookite masih sangat tinggi.
4 Jam
Sedangkan pada waktu 6 jam, fase rutile yang dihasilkan semakin tinggi, sedangkan fase brookite melemah. 20 30 40 50 60 1400 1200 1000 800 600 400 70 200
2 Jam B
R R R R R R B R (110) B A (101)
Inte nsit as
2
300 500 700 20 30 40 50 60 1400 1200 1000 800 600 400 70 200
Ti 3 O R 5 R R B R
R
R B A (101) R (110) Inte nsit as2 300 500 700 20 30 40 50 60 1400 1200 1000 800 600 400 70 200
6 Jam
R R R R R Ti 3 O R 5 R B B R R R (110) A (101)
Intensitas 2 300 500 700
Mineralisasi) 300 400 500 600 700 800 900 1000 20 40 60 140 120 80 100
U ku ran P art ik el R ut ile ( nm)
Temperature ( o
C) 2 Jam 4 Jam Fraksi NaCl 0, 5 jam(Budiarti, 2014) 6 Jam Fraksi NaCl 0,83, 5 jam (Budiarti, 2014) Fraksi NaCl 0,91, 5 jam(Budiarti, 2014) Fraksi NaCl 0,94, 5 jam (Budiarti, 2014) 2 4 6 8 10 12 800 600 400 14 200 T e mp e ra tu r ( o
C) Waktu (Jam) NaCl
NH 4 OH
2 4 6 8 10 12 T 1000 800 600 400 14 200 e mp e ra tu r ( o C) NaCl + NH 4 OH HCl
Mineralisasi) o
Pada Temperatur 700 o C, tingkat pertumbuhan (growth) kristal
ln D (300
C) terjadi secara o difusi pada permukaan partikel, karena nilai n ≈ ln D (500
C) 5 = o 2. ln D (700
C) o o
Sedangkan pada Temperatur 300 C dan 500 C pertumbuhan kristal secara interface dissolution (larut dipermukaan), adanya 4 disolusi antar muka partikel, karena nilai n > 4.
) Temperatur Parameter a Parameter b n
1
ln (D
=
o 3 Kalsinasi (
C) 300 1,952 0,162 6,17 8.8 9.0 9.2 9.4 9.6 9.8 10.0 500 2,165 0,113 8,85 700 1,772 0,435 2,29 ln (t)
Mineralisasi)
Nilai k didapatkan dari Dengan menggunakan persamaan Gibbs- persamaan Arrhenius,
Thomson : energy aktivasi dapat
3
3
− = ditentukan :
2 Jam
4 Jam
ln = − 3
6 Jam
k ln -1
Energi aktivasi paling rendah adalah pada sampel -4 dengan waktu kalsinasi 4 jam. 0.00105 0.00120 0.00135 0.00150 0.00165 0.00180 Hal ini sesuai dengan hasil fraksi fase dari pengujian
XRD, dimana pada waktu 4 jam merupakan transisi
1/T (K)
dari fase brookite rutile
(Prekursor TiCl
C) TiCl 3 (800 o
C. Dengan menggunakan prekursor TiCl
o
C-900
o
kemungkinan berlangsung pada waktu yang lebih lama untuk temperatur pemanasan 800
3
Transisi fase dari anatase ke rutile dengan menggunakan prekursor TiCl
(Jam)
) Waktu K alsinasi
Fa se R util e (%
C) Fra ksi
C) TiCl 3 (1000 o
TiCl 4 (800 o
4 )
TiCl3 800 T iC l3 100
2 4 6 8 1 0 1 2 20 40 60 80 100 TiC l4 80
10 Jam (Putri, 2014)
4 Jam (Putri, 2014)
2 Jam (Putri, 2014)
In ten sitas
12 Jam R A R A R A
10 Jam
4 Jam
2 Jam
In ten sitas
15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 1020 680 340 1020 680 70 340 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 A R R R R A R R R R R A
4 pertumbuhan rutile yang dihasilkan lebih cepat.
(Prekursor TiCl )
4 35000
Fraksi Fase Rutile 1.0 Pada Temperatur yang tinggi, pertumbuhan partikel 30000 Jari-jari 0.8 yang terjadi akan lebih cepat. Laju pertumbuhannya 25000
dapat ditentukan oleh pengaruh waktu (Coronado, 2008). Semakin lama waktu pemanasan dan semakin
ile ut m) 0.6 R
tinggi temperatur, maka ukuran partikel dan fraksi 3 (n 20000
ase
fase rutile semakin meningkat. Jika temperatur naik, 3 -r
F r 0.4 si ak 15000
maka kecepatan nukleasi akan naik, sehingga jumlah
Fr 0.2 partikel yang dihasilkan akan semakin banyak. 10000
Dengan waktu yang lama, maka partikel tersebut 5000 0.0 akan lebih lama memperbesar diri, sehingga ukuran 2 4 6 8 10 12 partikel yang dihasilkan akan semakin besar.
Waktu Kalsinasi (Jam)
(Prekursor TiCl )
4 ln D (Sintesis Prekursor TiCl )
4
6.0
5.5 Nilai parameter a yaitu sebesar 1,199
5.0
sedangkan untuk nilai parameter b yaitu
4.5 sebesar 0,526.
4.0
1 =
3.5 )
Sehingga didapatkan nilai n sebesar 1,9 (n≈2),
3.0 ln (D
maka pertumbuhan (growth) kristal terjadi
2.5 secara difusi pada permukaan partikel.
2.0
1.5
1.0
8.0
8.4
8.8
9.2
9.6
10.0
10.4
10.8 ln (t)
Hidrolisis) Roughness Factor
Porositas Waktu Luas Volume Diameter Ukuran Kalsinasi Permukaa Pori Pori (nm) Partikel
2 (Jam) n (m /g) (cc/g) BET (nm) 3 26,86 0,103 3,77 52,79
= = 1 − −1
Semakin lama waktu pemanasan, ukuran partikel
Kalsinasi (%) Factor
yang dihasilkan semakin besar, dan luas
(Jam) (µm) permukaan akan semakin kecil.
Semakin lama waktu pemanasan, volume pori
3
30,35 79,16 42,65 yang dihasilkan semakin kecil.
4 29,93 138,85 1,96 5 20,51 82,05 2,99
Mineralisasi) Waktu Kalsinasi (Jam) Temp. Kalsinasi ( O
C) Luas Permukaan (m
2 /g) Volume Pori (cc/g) Diameter Pori (nm) Ukuran Partikel BET (nm)
2 300 775,052 2,704 3,411 1,830 500 22,314 0,042 5,668 63,567 700 20,722 0,125 17,066 63,567
4 300 8,306 0,011 3,06 170,772 500 4,555 0,006 3,322 311,402 700 1,22 0,002 3,329 1165,52
6 300 55,937 0,396 6,066 25,357 500 50,736 0,130 6,539 27,957 700 29,26 0,122 7,041 48,477
Temp. Kalsinasi ( O
C) Waktu Kalsinasi (Jam) Porositas (%) Roughness Factor
(µm) AN (50) 300 2 91,960 263,579 0,002
4 4,446 33,572 608,739 6 62,618 88,449 4,726 500 2 15,086 80,148 1,354
4 2,475 18,790 136,771 6 35,480 138,467 0,099 700 2 34,587 57,336 0,354
4 0,838 5,104 896,168 6 34,587 81,63 0,064
Nilai porositas (P) yang baik digunakan untuk DSSC adalah sekitar 0,41, karena pada porositas 0,41 daya maksimum yang dihasilkan lebih besar (Ni, dkk., 2006).
Nilai roughness factor yang ideal untuk DSSC berkisar ~1000. ketika nilai roughness factor mendekati 1000, maka lapisan nanopartikel dapat menjebak pewarna yang cukup (Law, dkk., 2005).
Mineralisasi) Rasio Derajat
3 AN 50 = Aglomerasi
3
2 Jam
Pada sampel dengan waktu kalsinasi 4 jam
800
4 Jam
6 Jam
memiliki nilai luas permukaan yang kecil jika dibandingkan dengan sampel dengan waktu
600
kalsinasi 2 jam dan 6 jam. Luas permukaan yang kecil menyebabkan adanya aglomerasi
0)) 400
kasar, sehingga ukuran partikel yang terbentuk
(5 menjadi besar (Hsiang, 2007). (AN
200 300 400 500 600 700
o
Temperatur Kalsinasi (
C)
Derjat aglomerasi tertinggi pada sintesis proses mineralisasi
o
dengan temperatur pemanasan 700 C dengan waktu
TiCl )
4 Waktu Luas Volume Diameter Ukuran Waktu Porositas (%) Roughness AN (50) Kalsinasi Permukaan Pori Pori (nm) Partikel Kalsinasi Factor (µm)
2 (Jam) (m /g) (cc/g) BET (nm) (Jam) 2 14,737 0,050 3,754 96,25 2 17,46 51,45 13,62 4 14,314 0,072 3,750 99,09 4 23,59 46,26 24,53 10 6,639 0,043 3,352 213,65
10 15,39 23,76 44,02 12 8,229 0,039 3,309 172,37 12 14,16 29,88 21,54
Semakin lama waktu pemanasan, ukuran partikel yang dihasilkan semakin besar, dan luas permukaan akan semakin kecil. Volume pori yang dihasilkan semakin kecil.
KESIMPULAN Dari beberapa proses sintesis yang telah dilakukan, fase rutile murni cepat
1 terbentuk pada keadaan asam menggunakan HNO .
3 Ukuran partikel terbesar didapatkan pada proses mineralisasi dengan o
2 temperatur 700 C selama 4 jam, yaitu sebesar 120,89 nm, dapat digunakan sebagai scattering layer .
Dari hasil pengujian BET nilai porositas mendekati 0,41 terdapat pada
3 sintesis proses mineralisasi, sehingga efektif digunakan sebagai photoanode.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas of Colorado. Mineral Structure and Property Data
<ruby.colorado.edu/~smyth/min/tio2.html> Yu, I. G., Kim, Y. J., Kim, H. J., Lee, C., and Lee, W. I. 2010. “Size-dependent light-scattering effect of
nanoporous TiO spheres in dye-sensitized solar cells”. J. Mater. Chem., 2011, 21, 532-538.
2 Grätzel, M., 2003.” Dye-sensitized solar cells”. Journal of Photochemistry and Photobiology C:
Photochemistry Reviews, vol 4, hal 145–153 Avci, N., Smet, P.H., Poelman, H., Velde, N.V.D., Buysser, K. D., Driessche, I.V., Poelman, D., 2009.
“Characterization of TiO2 powders and thin films prepared by non-aqueous sol–gel techniques”. J Sol-Gel
Sci Technol DOI :10.1007/s10971-009-2028-9
Zhang, H., Banfield, J.F., 2000. “Understanding Polymorphic Phase Transformation Behavior during
Growth of Nanocrystalline Aggregates: Insights from TiO ”. J. Phys. Chem. B, vol 104, hal 3481-3487
2 Dinnebier, Robert E. & Friese, K. “Modern XRD Methods in Mineralogy”.
TERIMA KASIH TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH TERIMA KASIH
TERIMA KASIH TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH TERIMA KASIH
TERIMA KASIH TERIMA KASIH
TERIMA KASIH TERIMA KASIH
TERIMA KASIH TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH TERIMA KASIH