Pengelolahan Anestesi pada Pembedahan Pemisahan Kembar Siam Repository - UNAIR REPOSITORY

H@MTO

KEEP
.*Kumpulan Materi Kongres Nasional

xl PEHDATIN 2016

ftolessionel Practica

.

':

.;.-.

Begbnal Anocffiesia
: r-"'..,'.:

.*WdF6

Ambuhbry Ancaffirseia

.:

:"- a'rt,ffi.*}rr+*

lntensiw Cars

-aie!*.&lF!{ilAxHllr

Csrdlor,ffidfflnesthesia
--[trr

lnlrapaqr *roethosia
,.--r

CrHc*l CE B

.--

3qry*cthesia
0etefic &re$hesia


Etffir

ihutoanmhesia & ileurocritical Care
-I-

Ptin lilrnagement

o

L@Hntl

How to Keep Prafessionulism and Putient Sufety in LimitationsT

HOW TO KEEP PROFESSIONALISM AND

PATIENT SAFETY IN LIMITATIONS?
KUMPULAN MATERT KONAS Xt PERDATIN 2016

oleh


Diterbitkan

i

Penerbit UNSRT PRESS
:

Editor

Zulkilli
Kandidat Doctor of phitosophy
Spesialis Anestesiologi Konsultan lntensive
Care
Magister Kesehatan
Magister Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP dr. Mohammad Hoesin fatemnlng

Mayang lndah Lestari

Spesialis Anestesiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP dr. Mohammad Hoesin pafem6ang

Sekretariat:

Departemen Anestesiologi dan Terapi
lntensif
Fakultas Kedokteran.Universitas
Sl,UlVj
RSUP dr. Moh. Hoesin
Jatan Jenderat Sudirman xrn. s
30126
relp (0711) 36e7e1 r"*. ozr
,F.T.il, anestesi. patembang@yanoo.comvveostte: www. anestesiolog i. fk. unsri.
ac. id

i;6;;;;

s;;#ffi;g

i-b&;fi iri

il;

Hon, to Keep Professionulism untl Patient Stfety in Limitations?

KONTRIBUTOR BUKU
Guru Besar Anestesiologi

Achsanuddin
Hanafie

.

Spesialis Anestesiologi
Konsultan lntensive Care Konsultan Anestesi Obstetri
Departemen Anestesiologi dan Terapi lntensif
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
RSUP H" Adam Malik Medan


A. HusniTanra

Guru Besar Anestesiologi
Doctor of Philosophy
Spesialis Anestesiolog

i

Konsultan lntensive Care Konsultan Manajemen Nyeri
Departemen Anestesiologi, Terapi lntensif &
Manajemen Nyeri
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

A. M. Takdir

Doktor Anestesiologi

Musba

Spesialis Anestesiologi Konsultan Manajemen Nyeri

Departemen Anestesiologi, Terapi lntensif &
Manajemen Nyeri
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Arie Utariani

Doktor Anestesiologi
Spesialis Anestesiologi Konsultan Anestesi pediatri
Departemen Anestesiologi dan Reanimasi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
RSUD dr. Soetomo Surabaya

Arif Hari Martono

Spesialis Anestesiologi Konsultan

Marsaban

Departemen Anestesiologi dan Terapi lntensif
Fakultas Kedokteran Universitas I ndonesia

RSUP dr. Cipto Mangunkusumo

How to Keep Professionalism and patient sufetv in Limitutions?

Bambang Pujo

Spesialis Anestesiologi Konsultan lntensive Care

Semedi

Departemen Anestesiologi dan Terapi lntensif
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
RSUD dr Soetomo Surabaya

Darto Satoto

Guru Besar Anestesiologi
Spesialis Anestesiologi Kon'sultan Anestesi Regional
.Departemen Anestesiologi dan Terapi lntensif
Fakultas Kedokteran Universitas lndonesia

RSUP dr. Cipto Mangunkusumo

Endang Melati

Spesialis Anestesiolog

Ma'as

Konsultan lntensive Care Konsultan Anestesi pediatri
Departemen Anestesiologi dan Terapi lntensif

i

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP dr. Mohammad Hoesin palembang

Herkutanto

Guru Besar llmu Forensik dan Medikolegal
Doktor llmu Kedokteran

Spesialis Forensik Konsultan Forensik
Klinik
Sarjana Hukum
Master of Laws
Fellow of Austratian Collage

Made Wiryana

of Legat Medicine
Fakultas Kedokteran Universitas lndonesia
Guru Besar Anestesiologi
Doktor Anestesiologi
Spesialis Anestesiologi
Konsultan lntensive Care Konsultan Anestesi
Obstetri
Bagian Anestesi dan Terapi lntensif
FK Unud/RS Sanglah Denpasar

lv


Hont lo lieep Professionttlisnt snd P$tient Safety in Limirafions?

Mahmud

Spesialis Anestesiologi Konsultan Manajemen Nyeri
Master of Science
Departemen Anestesiologi dan Terapi lntensif
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
RSUP dr. Sardjito

RizalZainal

Yogjakarta i

Kandidat Doctor of Philosophy
Spesialis Anestesiologi Konsultan Manajemen Nyeri
Departemen Anestesiologi dan Terapi lntensif
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP dr. Moh. Hoesin Palembang

Rose Mafiana

Doktor Anestesiologi
Spesialis Anestesioogi Konsultan Neuroanestesi
Konsultan Anestesi Obstetri
Magister Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Rupi'i

Spesialis Anestesiologi Konsultan lntensive Care
ICU RS PantiWilasa Semarang

Sri Rahardjo

Doktor Anestesiologi
Spesialis Anestesiologi Konsultan Neuroanestesi
Konsultan Anestesi Obstetri
Departemen Anestesiologi dan Terapi lntensif
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
RSUP dr. Sardjito Yogjakarta

Syafri KamsulArif

Doktor Anestesiologi
Spesialis Anestesiologi Konsultan lntensive Care,
Konsultan Anestesi Kardiovaskuler
Departemen Anestesiologi, Terapi lntensif &
Manajemen Nyeri
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

How to Keep Professionalism cnd Putient Sufeti: in Limitations?

Yutu Solihat

Spesialis Anestesiologi
Konsultan Anestesi Kardiovaskuler
Departemen Anestesiologi dan Terapi lntensif
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
RSUP H. Adam Malik Medan

Zulkifli

Kandidat Doctor of Philosoph\r
Spesialis Anestesiologi Konsultan lntensive Care
:

Magister Kesehatan
Magister Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

vl

Hort

l'o Keep

Professionslism und Pntient Safeq' in Lirnitations?

PEDOMAN BAGI PENULIS

Keep Professionalism and Patient Safety in Limitations
berisi kumpulan materi Kongres Nasional Xl PERDATIN 2016
Buku

iow to

merupakan salah satu bentuk media publikasi ilmiah Buku ini
1
menerima tinjauan pustaka, laporan kasus' dan artikel penelitian

yang akan dibawakan qi pertemuan ilmiah KONAS PERDATIN
dengan ketentuan sebagai berikut:

Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi kajian mengenai suatu topik dalam bidang
ilmu Anestesiologi dan Terapi lntensif. Format tinjauan pustaka terdiri

dari judul dalam Bahasa lndonesia dan Bahasa lnggris, abstrak
dalam Bahasa lndonesia dan Bahasa lnggris, Pendahuluan, lsi,
Daftar Pustaka.

Laporan Kasus
Laporan kasus berisi tulisan mengenai kasus klinik menarik di bidang
ilmu Anestesiologi dan Terapi lntensif. Format laporan kasus terdiri

atas judul dalam Bahasa lndonesia dan Bahasa lnggris, abstrak
dalam Bahasa lndonesia dan Bahasa lnggris, Pendahuluan, Kasus,
Pembahasan, Simpulan, dan Daftar Pustaka.

Artikel Penelitian
Artikel penelitian berisi penelitian asli di bidang ilmu Anestesiologi
dan Terapi lntensif. Format artikel penelitian terdiri atas judul dalam
Bahasa lndonesia dan Bahasa lnggris, abstrak dalam Bahasa
lndonesia dan Bahasa lnggris, Pendahuluan, Subjek dan Metode

Penelitian, Hasil Penelitian, Pembahasan, Simpulan, dan Daftar
Pustaka.

How to Eeep Professionulism ctnd Patient Sufety in Limitutions?

Petunjuk Umum
Naskah diketik dengan format *.doc atau *.docx pada kertas A4
dengan jarak kertas dari tepi kiri dan atas 4 cm serta di tepi kanan

dan bawah 3 cm, jenis huruf Times New Roman ukuran 12,

isi

naskah ditulis dengan spasi rangkap. Setiap halaman diberi nomor

secara berurutan dimulai dari halaman pdrtama sampai halaman
terakhir.
\

Judul

Judul dibuat dalam Bahasa lndonesia dan Bahasa lnggris, nama
penulis, nama institusi, nama dan alamat korespondensi, nomor
telepon, nomor faksimili, dan aramat e-mail. Judul bersifat ringkas,
informatif, dan deskriptif. Judul ditulis dengan huruf besar (kapital)
dan istilah asing ditulis dengan huruf miring (italic).

I

i

k
,,

Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak ditulis dalam Bahasa lndonesia dan Bahasa lnggris.
Abstrak
bersifat konsisten dengan isi dan meliputi latar belakang secara
ringkas, tujuan, teori, bahan dan metode yang digunakan,
hasir
temuan dan simpuran. Abstrak dituris daram jarak 1 spasi

dengan
jumlah kata tidak rebih dari 200 kata untuk
abstrak Bahasa rndonesia
dan 250 kata untuk abstrak Bahasa rnggris. Abstrak dilengkapi
3-S
kata kunci yang disusun berdasarkan abjad.

gi

Tabel

m

Tabel diberi judul singkat dan jelas di bagian atas. penjelasan
dan
singkatan ditempatkan di bagian bawah tabel (keterangan

>cl

tabel).

de

Judul dan keterangan tabel diberi ukuran 11 dan isi
tabel diberi

tar

ukuran 10.

Hoty to l{eep Prhfessionulism untl Pslient snfety in Limilations?

Gambar

Gambar atau foto dilengkapi dengan judul gambar di bagian atas.
Nama penulis, sumber gambar atau keterangan gambar ditempatkan

.'

di bagian bawah. Judul dan keterangan gambar diberi ukuran 11.

Daftar

Pustaka

1

Daftar pustaka ditulis sequai aturan penulisan Vancouver, diberi
nomor urut sesuai dengan pemunculan dalam tulisan (bukan
berdasarkan abjad). Cantumkan nama penulis maksimal 6 orang dan
apabila lebih maka cantumkan 6 orang pertama selanjutnya dkkRujukan diambil dari terbitan 10 tahun terakhir dan diupayakan dari
jurnal. Rujukan yang diambil dari buku ajar maksimal20%.

Jurnal
Hoge CW, McGurk D, Thomas JL, Cox AL, Engel CC, Castro CA.
Mild traumatic brain injury in U.S. Soldiers returning from lraq. N Engl
J Med 2008; 358 (5):453-63.

Votumen dengan Supplemen

Lien CA. Development and potential clinical impact of ultra-short
acting neuromuscular blocking agents. Br. J. Anaesth. 2011 Des 1;
107 Suppl 1:i60-i71.

Edisi dengan Suplemen

Erickson KM, Cole DJ. Carotid artery disease: stenting vs
endarteretomy. Br. J. Anaesth . 2010 Des 1 ; 105 (suppl 1): i34-i49.

How to'Keep Prrfessionalism untl Patient S$ety in Limitations?

Buku dan Monograf Lain

Levin M, Ward TN. Headache. Dalam: Silver JM, McAllister TW,
Yudofsky SC, eds. Textbook of traumatic brain injury, edisi ke-2.
Washington:.American Psychiatric Pub lnc; 2011, 343-50.
Bab dalam Buku

a

Akhtar S. lschemic Heart Disease. Dalam: Hines Lr, Marschall KE,
penyunting. Anesthesia and Coexisting Disease. China: Elsevier, lnc.
2012. Hlm 1-30.

Makalah dalam Konferensi

Heru DJ. Discharge from Recovery Room: What

Should

Anesthesiologist do. Dalam: lndonesia Society of Anesthesiologists
and Reanimation (lDSAI) West Java, penyunting. lndonesian Society

of Anesthesiologits and Reanimation (lDSAI) West Java. The

Sth

lndonesia Symposium of Pediatric Anesthesia and Critical Care; 2010
Mei 14-15; Bandung, lndonesia. Bandung; 2010.H\m.7-12.

Prosiding Konferensi

Asean Society for Neuroanesthesia and Critical Care (ASNACC)
Denpasar. Proceeding of the 3rd Asian Society for Neuroanesthesia

and Critical Care; 2013 Februari 20-23; Bali. lndonesia: ASNACC;
2013.

Disertasi
S Rahardjo. Pengaruh Saat Pemberian MgSO4 Bolus Terhadap Lias

Nekrosis, Caspase-3, B Cell Lymphoma-2 (Bcl-2) dan lndeks
Apoptosis pada Tikus Model Cedera Otak Traumatik [disertasi].
Bandung: Universitas Padjajaran; 2009.

und Pulient Safety in Lindtutions?
Hort to Keep Professionalisnt

Kata Pengantar
Ketua Pengurus Pusat
PERDATIN
Assalamu'alaikum Wr Wb'
:

Para sejawat Yang saYa hoimati'

Perhimpunanparadokterspesialisanestesiologidanterapi

peran penting dalam kemajuan layanan
intensif rndonesia memegang
kesehatan di wilaYah lndonesia'
ilmiah mengenai How to Keep
Buku ini berisi kumpulan naskah

ProfessionalismandPatientSafetyinLimitations.Denganterbitnya
lr
l
I

l

bukuini,sayaberharapdapatmeningkatkankualitaslayanandi

bidanganestesisehinggaprofesionalitastetapterjagadan
walaupun dalam keterbatasan'
keselamatan pasien tetap terjamin

Wassalamu'alaikum Wr Wb'
KIC' MARS
dr. AndiWahyuningsih Attas, SpAn'
Ketua Pengurus Pusat PERDATIN

xl

How to Keep Professionalism and Petient Sofety in Limitstions?

Kata Pengantar
Ketua Panitia Pelaksana
KONAS ke-Xl PERDATTN
Assalamu'alaikum Wr

Wb.
1

Puji syukur yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada
Allah swr, karena atas izin dan ridho-Nya jua buku How to'Keep
Professionalism anit patient safety in' Limitations? yang berisi
kumpulan materi Konas-Xl PERDATIN palembang 2016 dapat

selesai dan diterbitkan tepat pada waktunya.
Perhimpunan_para dokter spesialis Anestesiologi dan Terapi
lntensif lndonesia (PERDATIN) memegang peran penting dalam
kemajuan layanan kesehatan di wirayah lndonesia. Melalui korunsPERDATIN ini, seluruh dokter spesialis anestesi di lndonesia
diharapkan mampu memperoleh segara informasi yang dibutuhkan
dari berbagai bidang ilmu dan kondisi yang berbeda di lndonesia.
Tema Konas-XI PERDATIN adalah How
Keep
Professionalism and patient safety in Limitations. Buku ini berisi
tentang kumpulan naskah ilmiah mengenai update dan refresh ilmu
anestesi dan terapi intensif yang sering ditemukan dalam praktek
sehari-hari.
Demi hasil yang terbaik, kritik dan saran sangat diharapkan.
ucapan terima kasih kamisampaikan kepada para peiulis yang telah
menyumbangkan tulisannya sehingga buku ini dapat selLsai- pada
waktunya.
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.

xl

to

Wassalamu'alaikum Wr Wb.

Palembang, Agustus 201 6
dr. Zulkifli, SpAn, KlC, MKes, MARS
Ketua Panitia Pelaksana Konas Xl PERDATIN

xu

and Pdient Sofety in Limilations?
Horo to Keep Professionulisnr
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kontributor Buku"

""

-

B

'

Pedoman Penulis""""
Kata Pengantar Ketua PP

Pr

PERDATIN"""

i

Konas XI PERDATIN
Kata Pengantar Ketua Panitia

BAB

I

Ar

B

REGIONALANESTHES'A

& Manajemen Nyeri
dengan Anestesia Regional
Komplikasi Neurologis berhubungan

c

KAR
Prof. dr. Darto Satoto' SPAn'
Pr

BAB II AMBIJLATORY ANESTHES'A
in ambul atory surgerfl
s there a place for Spinal Ane'sthesia
I

dr. Arif H.M' Marsaban'

l

1r

li

lr

""

"

SPAn(K)

l

Patient
Discharge Ambulatory Surgery
Pain Strategies forThe Immediate
KMN
dr. Mahmud, SPAn' MSc'

i

ll
li

li

BAB III INTENSIVE CARE
Vasopresin
tn Sepfic Shock : Focus On
The Rote Of Vasoactive Agent
dr. Zulkifli, KlC, MKes' MARS
CanAnesthesio/ogistReducedThelncidenceofPostoperativelnfection-sepsis?.........
KtC' KAIO/
Dr. dr. SyafriK' Arif, SpAn'
en tCtJ-Acquired Weakness
Patofisiologi dan Manajem

""" "' """'

SPAn' KIC
dr. Bambang Pujo Semedi'
ANESTHESIA
BAB IV CARDIOVASCULAR
Drug ln Different Situation
Cardiovascular Drugs, Different

KAKV
dr. Yutu Solihat, SPAn' KIC'

BABV CRITICAL CARE
D

am age Control Resuscitatlon

dr. RuPi'1, SPAn, KIC

Br
Sr

n"

,*

to Keep

professktnarism und putient sufety in Limitations?

in citically ill,patient''' "' "''
Klc
''""-iror.dr. Achsanuddin Hanafie' spAn'
Disnatenia

*^t'i::l:
ffi
#i^:;;:;;;;;"'"':::i1i':*isahanKembarsiam
Utariani' SPAn' l(AP
vt

B Ap

P E D t Ar

Rt

c

^

(

Or. Or. Rrie

nnesnetic

Management

in

Neona-tat

'

'

.a'0.::o':::'^tepsis

Melati Ma'as' SpAn' KIC' KAP
dr. Endang

BAB

VII OBSTETRIC ANESIHES'A

Catdiovascularapproachforanesthesiainpreeclampsia/ectampsia.''.......159
Dr. dr.

Yusmein UYun' SPAn' KAO

PerananBupivacainterhadapBiologiMolekulerPre-Eklampsia......'..........181
Wiryana' SpAn' KIC' KAO
Prof. Dr. dr. Made

VIII NEUROANESTHES'A & NEUROCRITICAL
for Severe TBI Patient
Safe lranspo rtation
SpAn' KNA' KAO' MARS
Dr. dr. Rose Mafiana'

CARE

BAB

Thenpeutic Hypothermia

i

Dr. dr.

in

severe TBt

;

Pharmacologic and Non Pharmacologic'

'r

''

'

oA

"' " ' " ' '204

SriRahardjo, SPAn' KNA' IGO

IXPA'N MANAGEMENT
Opioid

in

Acute and Chronic

-

Cancer Pain : ts it Different?

229

Dr. dr. A.M.Takdir Musba, SPAn, KMN

Postoperative Pain Management

"'

Prof. dr. A. HusniTanra, Ph.D, SpAn, KIC' KMN

X PROFESS IONAL PRACTICE

Patient Safety ln Anesfhesia Practice
Prof. Dr. dr. Herkutanto, Sp.F (K), SH, LLM' FACLM

274

Salety in Limitations?
How to Keep Pro.fessionalism and Patient
BAB V!
PEDIATRIC ANESTHESIA
Pemisahah Kembar Siam
Pengelolaan Anestesi Pada Pembedahan
Arie Utariani

Pendahuluan

maupun yang lahir mati
Jumlah dari kembar siam yang lahir hidup

sebenarnyatidakdiketahuisecarapasti,namuninsidendiseluruhdunia
1: 200.000 kelahiran hidupl{' lnsiden
diperkirakan antara 1: 50.000 sampai
s'
di Afrika, yaitu'1: 14'000 dan di Asia' 1: 25'00b
lebih tinggi dijumpai

Kembarsiammerupakankembaridentik(monozyboticdanmonokorion)
dari ovum yang dibuahi
yang berkembang dengan satu plasenta' berasal
yang sama' Sekitar 75o/o dari
tunggal serta dengan jenis kelamin dan ras
rasio perempuan dan
kembar siam adalah perempuan' dengan
pasangan

40% tahir mati, dan 60% lahir hidup
laki-laki 3:14. Dari keseluruhan, sekitar
1'
kandidat untuk operasi
menjadi
dan
lama
cukup
hidup
25%
hanya sekitar

DilndonesiasendirikhususnyadiRumahSakitDrSoetomoSurabaya'

adalah sebanyak
jumlah kasus yang sudah ditangani sejak tahun 1g75-2015

dan 32 (45o/o\ kasus
kasus, dimana 39 (55%) kasus non survive,
(69%) kasus dan lakiJaki 22
survived, berjenis kelamin perempuan 49

71

(31%)kasus,sedangkantindakanyangdilakukanpemisahansecaraelektif

21(65.6%)kasus,emergencys(25.%)kasusdantidikdapatdipisahkan3
RSUD Dr
(sumber: Pusat Pelayanan Terpadu Kembar Siam
(9,4o/o)kasus.

Soetomo SurabaYa-lndonesia)'

Tujuan Pembedahan Pemisahan
bayi kembar siam secara umum
ada dua. Tujuan Pertama adalah
aar kedua baYi daPat hiduP dan

diharaPkan berkembang sePerti
bayi-baYi normal lain dan kedua
adalah untuk menYelamatkan salah

satu baYi bila baYi Yang

t42

lain

I

IIaw to

Keep ProJessianslism oxd Patienl Se{bty

in Linitstions?

menjelek'sehingga memPengaruhi

mengalami kegawatan sehingga

bayi

perlu tindakan resusitasi.

lainnya.NamunPada

baYi

kembar siam, seringkali

kita

dihadapkan pada kelainan-kelainan

bawaan yang tidak

Pertimbangan Etis dan Moral
Dampak

tunggal,

keingintahuan

sistem

masyarakat awam dan kalangan

fisiologis,

medis tentang kelahiran dan

farmakologi, maupun psikologinya.

perkembangan kembar siam telah

Adanya organ tubuh Yang menYatu

sehingga mempengaruhi

tubuh baik secara

organ tubuh yang lain

juga

membawa konsekuensi beban
mental bagi tim yang menangani.
Dengan demikian tim medis yang

mengharuskan seorang

ahli

terlibat sebaiknya bekerja lebih hati

seperti jantung, liver,

mauPun

anestesi untuk berfikir secara bijak

hati dan selalu

dalam memilih teknik anestesi
atupun obalobat anestesi Yang
tepat. Dengan demikian ahli
anestesi seharusnya selalu ikut

sesuatu hal secara matang. Ada

mempersiaPkan

beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menangani
kasus kembar siam ini.

terlibat dari sejak awal dalam setiap

tahapan prosedur Perawatan
maupun dalam pengambilan

Komunikasi

keputusan medis

Yang

dibentuk dengan pembagian tugas

direncanakan untuk bayi kembar

dan jadwal tugas yang jelas sejak

siam. Dalam tahap

seorang ahli anestesi seharusnya

saat pasien masuk rumah sakit.
Komunikasi antar anggota tim

ikut terlibat secara aktif, baik dalam

medis yang efektif juga sebaiknYa

hal pembiusan atau sedasi untuk

dibangun. Kontak dengan media

kelancaran prosedur diagnostik
tersebut maupun bila sewaktu-

masa sebaiknya diatur dengan hati

waktu

yang berlebihan dan

diagnostik,

bayi-bayi

Tim medis seharusnya segera

hati, agar tidak terjadi pemberitaan

tersebut

tidak

terkendali sehingga menYebabkan

L43

How to Keep Pt'o.fessionalisrtt and Patient Sofety in Limitations?

kebingungan

dan frustasi

Pada

ini

Banyak dari masalah

telah

2.

orang tua dan .tim medik Yang
terlibat. Tim yang dibentuk dalam
menangani kembar siam ini terdiri
dari beberapa disiPlin ilmu. Oleh

dibahas dalam literatur

karena banyaknya tenaga medik

kembar siam ini tentunya menjadi

dan paramedik yang terlibat, maka

topik berita yang menarik sehingga

setiap personel dituntut untuk
mematuhi tata kerja Yang telah

selalu dikejar-kejar media masa.
Hal seperti ini tentu bisa menjadi

disusun. Masing-masing anggota

beban mental bagi

tim harus menghaYati sePenuhnYa

menanganinya. Pertimbangan etis

peran

demi

harus dipikirkan dalam setiap
pengambilan keputusan dan

keberhasilan penanganan bayi

sebaiknya selalu melibatkan peran

kembar siam ini.

Setiap

orang tua dan keluarga, sehingga

pengambilan keputusan medis
sebaiknya dikomunikasikan ke

komunikasi dengan keluarga harus

masing-masing

sesuai

disiplin ilmuannYa

setiap disiplin ilmu yang terlibat.

Akhir-akhir

ini sangat

marak

pemberitaan mengenai medikolegal

yang terjadi, dan adanya bayi

tim

Yang

tetap terjalin. Surat ijin keluarga
harus dibuat, baik Yang terkait
dengan pemberitaan mauPun untuk

Etik dan KepercaYaan

Dalam arti luas, etika adalah

tindakan-tindakan Yang akan
dilakukan. Agar tim bisa bekeria

seperangkat standar Perilaku
professionalo. - Setiap kali

yang bisa teriadi

direncanakan pemisahan kembar

dijelaskan secara detail kePada

siam dan ada kemungkinan bahwa

keluarga, dan tertuang atau tertulis

salah satu kembar tidak dapat
bertahan hidup, maka Prosedur,

dalam suatu kertas perjanjian guna

argumen moral, etika, dan hukum

hari. Keluarga sebaiknya

harub selalu

didampingi oleh rohaniawan atau

dengan tenang, maka risiko-risiko

menghindari tuntutan

diPertimbangkan.

seharusnya

di

kemudian

juga

psikiater sehingga mentalnya Pun

144

IIow to Keep Pro{bssionrtristu

nrtt{

menjadi siap menghadapi apapun

patient safetv in Litttitutions?

yang terjadi. Daftal tim yang terlibat

serta kepercayaan dari orang tua.
Jika perlu mengorbankan salah

sesuai dengan disiplin ilmu masing-

satu agar yang lainnya

masing penting untuk dibuat. Tim
harus membuat rencana kerja yang

bertahan hidfop, maka penting
untuk diketahui semua bahwa
keputusan pemisahan tersebut
dilakukan agar keduanya tidak

jelas. Setiap disiplin ilmu niembuat

rencana kerja sesuai

standar dan

dengan

bisa

kompetensinya.

meninggal. Jadi dengan pemisahan

Pemeriksaan penunjang lainnya

maka setidaknya salah satu akan

juga harus terjadwal secara jelas.

bertahan hidup

Pertanyaan yang paling sering

dilontarkan adalah

apakah

Tim RS Dr
mempunyai

dibenarkan untuk mengorbankan

pembedahan

satu

kembar siam

kehidupan

untuk

rrieilyelamatkan yang

lain,

Soetomo

tiga

kategori

pemisahan

bayi

'11'12,13

atau

lebih baik dibiarkan keduanya
meninggal secara alami saja
daripada mengorbankan yang

lainnya. Jawaban

8'e'10.

o ELEKTIF

(terencana): bila
kedua bayi tidak mempunyai
masalah medis yang serius,

tidak sederhana, karena setiap

atau bila salah satu bayi
mempunyai kelainan yang
kompleks atau potensial

kasus kembar siam tidak selalu

mengancam jiwa namun masih

pertanyaan seperti

terhadap

itu seringkali

sama, sehingga
keputusan

' bisa

seharusnya
selalu

dipertahankan,

pemilihan

maka'

prosedur

mempertimbangkan kondisi bayi
dan kemampuan tim serta rumah

dilaksanakan secara terencana

sakit itu sendiri. Keputusan medis

sesuai kriteria pemisahan yang

Yang diambil sangat tergantung
pada jenis, kompleksitas kelainan
bayi, hukum negara, dan agama

sudah

pembedahan

-_

disepakati

distandarisasi oleh tim.

L45

akan

Hov,to Kery llrofexionalisnt und Putient S$fe\,in Limitations?
TJRGENT

: bila

operasi pemisahan bayi kembar
siam ada beberapa tahapan yang

dalam

perjalanannya salah satu bayi

harus dilalui, antara lain tahap
resusitasi, dtabilisasi, diagnostik

memburuk namun masih dapat

a

dipertahankan hidup, maka
pembedahan bisa , ditunda
beberapa jam sampai sampai

2-3 hari, sehingga tim

dan difinitif.

Pada tahap resusitasi semua

tindakan medis yang dilakukan
bertujuan untuk menyelamatkan

bisa

mempersiapkan lebih optimal

untuk menyelamatkan

kedua bayi. Tahap ini biasanya
dimulai saat ada laporan bayi

kedua

bayi atau salah satu bayi

: bila salah

satu

kembar siam yang baru lahir dari

kembar siam tidak dapat (tidak

suatu tempat pelayanan kesehatan

bisa) bertahan hidup, maka
prosedur pemisahan harus

atau RS dengan

dilakukan secara darurat saat

laporan seperti itu maka tim kembar

itu juga untuk menyelamatkan

siam di RS pusat rujukan sebaiknya

bayiyang lain.

memberikan arahan tentang
langkah-langkah yang harus

EMERGENS/

fasilitas

pelayanannya kurang. Bila ada

dilakukan saat merujuk, meliputi

Kelangsungan hidup bayi

kembar siam ditentukan oleh
kondisi premorbid, kemungkinan
untuk bisa dilakukan pemisahan

:

1) menjaga suhu tubuh bayi tetap

hangat, memberikan

bantuan

atau tidak, serta keinginan orang

oksigen sampai memasang pipa
trakea bila bayi yang dilaporkan

tua untuk menerima atau menolak

sesak atau mengalami

prosedur pemisahan.

12'14

pernafasan berat,

2)

depresi

memastikan

akses i.v berjalan lancar sebelum

dirujuk,

PERIOPERATIF

Praoperatif

Dalam

3)

optimalisasi sistem
sirkulasi terlebih dahulu. Namun
tahap bisa juga dilakukan di pusat

PENATALAKSANAAN

rujukan pelayanan

penatalaksanaan

L46

kesehatan

IIo*,ttt

e

./-

Keep Pro/'essiortslism cnd Fstient Safetl,

in Lirnitations?

apabila bayi kembar siam yang

pemeriksaan

akan dilahirkan sirdah terpantau
sebelumnya mempunyai kelinan

ultrasonografi,

echocardiograflr. arteriogafl dan

pada saat prenatal.

prosedur evaluasi

Tahap stabilisasi, Setelah
tahap resusitasi dilalui, maka

Gambaran radiologis yang akurat

radiologis,

CT Scan, MRl,
lainnya.

sangat menunjang penentuan

selanjutnya dapat dilakukan
pemeriksaan fisik ulang- dan

tindakan selanjutnya. Dengan

pemeriksaan penunjang non invasif

mencari informasi yang berharga.

anatomi maka ahli bedah dan
anestesi akan mampu meranqang
strategi yang tepat pada periode

Dari hasil investigasi tersebut maka

perioperatif sehingga

rencana perawatan jangka pendek

menghasilkan outcome yang lebih

dan menengah yang rasional bisa

baik pulals.

untuk

mengindentifikasi

dan

mengetahui lebih detail gambaran

akan

segera dibuat secara optimal. Bila

kondisi

ini bayi memungkinkan

Teknik sedasl untuk investigasi

Untuk dapat

maka dapat segera dirujuk ke pusat

pelayanan

atau ke RS

mempunyai fasilitas lebih baik, atau

segera membentuk

tim

kembar

siam yang terdiri dari multi disiplin

bila tetap berada

melakukan

evaluasi anatomi kembar siam
secara komprehensif diperlukan
beberapa tes diagnostik yang
mungkin memerlukan pemberian
sedasi atau anestesi. Terlepas

yang

di rumah sakit

tersebut.

apapun pilihannya, maka evaluasi

Tahap diagnostik bertujuan
mencari lebih detail masalahmasalah yang terkait dengan

sedasi pra anestesi

dilakukan. Pemilihan teknik sedasi

anatomi. Dalam tahap ini biasanya

atau anestesi tergantung

dilakukan pemeriksaan penunjang

faktor-faktor berikut:

untuk memperjelas

.

komprehensif

gambaran

struktur anatomi

melalui

L47

secara

mutlak harus
pada

Usia dan ukuran kembar siam

Limitations?
Hotr to Keep Profcssionalism cntl 'Palient Safe$' in

Tempat &

kompleksitas

aman mungkin

hubungannYii kembar siam

Anatomi ialan nafas kembar
siam
Area dilakukannYa Prgsedur

Aksesibilitas untuk monitoring
kembar siam

Tingkat rasa sakit

Yang

disebabkan oleh Prosedur

Panjang waktu

Yang

dibutuhkan untuk Prosedur

Ketersedian dan kesulitan dari

tindakan Pemasangan kateter
intravena

BeberaPa Persiapan

untuk

sedasi mencakuP Puasa sebelum

CT atau MRl, Pemberian sukrosa
pada dot, swaddling dan dukungan

fisik, chloral hidrat' trimeqmzine
(dengan atau tanpa droperidol),
midazolam.ll'16 Dua ahli
anestesi Pediatrik minimal harus
hadir saat investigasi awal ini, dan

dan

tidak hanya siap dipanggil bila
situasi berubah menjadi darurat

Obat-obatan Yang umumnya
digunakan termasuk Propofol'
ketamine, fentanyl

e,

d ex m e

deto m id i n

namun obat-obat

Untuk evaluasi MRl, Pilihan Paling

inhalasi

seharusnya juga sudah disiapkan'

menggunakan

anestesi umum untuk memasiikan
kontrol jalan
prosedur.2'3

Penggunaan sungkuP laring
(LMA) mungkin tidak selalu meniadi

pilihan untuk Pengamanan ialan
nafas yang ideal Pada baYi kembar

siam, hal ini karena saat Prosedur

diagnostik dilakukan

Potensi

terjadinya komplikasi sangat tinggi

yang mungkin membutuhkan
tindakan Penyelamatan dalam hal
ini.8

TahaP definitif meruPakan hal

krusial dan

dilakukansetelah

melalui tahap

diagnostik'

Keputusan apakah bayi kembar
siam ini daPat dipisahkan atau
tetap dipertahankan bersatu harus
sudah ditentukan dalam tahaP ini,
dan seringkali tim dihadapkan pada
dilematis'
keputusan

Yang
Pemisahan kembar

siam

merupakan salah satu hal Yang
sangat rumit dan informasi tentang
pemisahan hanya dilakukan setelah

mempertimbangkin

dari

segala

aspek baik fisik, etika, dan damPak

IIa*, to Keep Pratessionalis*t and Fatient
psikologis akibat pemisahan. Hal ini
e

keberhasilan operasi pemisahan
kembar siam. Diperlukan minimal

tentunya memerlukan pendekatan

tim secara

multidisiplin sengan

satu ahli anestesi untuk setiap anak

melibatkan semua tim medis.
Beberapa kali pertemuan dan

sehingga peltu duplikasi untuk
semua peralatan anestesi dan

diskusi dengan semua' doktur
spesialis & staf pendukung yang

monitoring, obat-obatan maupun
tim perawat anestesi yang bekerja

terlibat mungkin perlu dilakukan.

dalam tiap ruangan

Keterlibatan orang

tua sangat
diperlukan dalam tahap ini.

Monitoring yang cermat dan detail

Konseling psikososial orang tua
perlu dilakukan terutama bila ada
kemungkinan menunda operasi

serta kewaspadaan yang tinggi
saat operasi pemisahan sangat
penting sehingga perlu dibuat
daftar perencanaan semua

karena ditemukan bahawa jantung

komponen yang

bayi tunggal, hati menyatu secara

sebelum operasi dilaksanakan.
Perencanaan sebaiknya dibuat

luas atau adanya anomalies lain
sehingga proses pemisahan bisa

Setiap anggota tim bedah yang

adalah

terlibat terdiri dari beberapa disiplin

ilmu bedah, tim

berdasarkan keputusan yang dibuat
oleh orang tua.

-

dan latihan

menyampaikan

teknik/tindakan

mempunyai

yang akan direncanakan. Tim inti

Komunikasi

yang terlibat langsung saat

1

iner yang baik

untuk

keperawatan, iniensivist, staf
penunjang lainnya masing-masing

tim yang mampu
tinggi.

anestesi,

pedukung ruang operasi, staf medis

Dalam melakukan perencanaan

sama dan

diperlukan

sampai periode pasca operasi di
unit perawatan intensif (lCU)..

maupun kedua bayi. Pada kasus
yang beresiko tinggi maka pilihan

medis yang diambil

operasi.

mulai dari ruangan, timbang terima

berdampak buruk bagi satu bayi

I

Sa{btl. in Limitatians?

pemisahan bisa sampai sekitar 4050 personil. Rencana pasca bedah

sangat

menunjang

L49

I

How

ttt Keep

Pro.fession*lism and Patient S&fety

diberikan sulfas atroPine atau
muscle relaxan Pada satu baYi
maka bisa dilihat Pe5rgaruhnYa
terhadaP baYi Yang lain' Untuk

pun,'Perlu ditentukan sebeumnYa

termasuk lokasi Perawatan'
intensivists Yang bertanggung
jawab, dan tim kePerawatan di
1

atau
ruang lCU. Pada kasus elektif

urgent bisa dilakukan gladi kotor

satu minggu sebelum Pemisahan
dan gladi bersih dua hari sebelum

pelaksanaan' Pada Proses

ini

digunakan boneka sebagai model'

Hal terakhir Yang

sebaiknYa

dilakukan adalah ulang mengecek
semua PersiaPan satu hari sebelum

operasi dan mungkin
penandatanganan

saat

informed

consentseluruh tim bisa hadir'

lntraoPeratif

Semua alat monitor dan obat
diberi warna Yang sama dengan

hijau dan

mencegah hiPotermi,

matras

penghangat, infus hangat, selimut

hangat, Pengaturan
kamar oPerasi sekitar

temPeratur

250 C5'7 '

UPaYa intubasi Pada baYi
kembar demPet dada abdomen'
dengan cara memegang satu baYi
di atas baYi Yang lain untuk

memPermudah intubasi

bisa

merupakan "kesalahan fatal" Dalam

posisi ini, kembar Yang di Posisi
atas daPat menjadi Pucat dan

apnea, sedangkan kondisi baYi
yang lebih rendah dengan cePat
memburuk dan karena terjadi

perpindahan cairan

Yang

baYi

berlebihan akibat gravitasi dari bayi

p

kuning'

yang diatasnYa. Dari Pengalaman

lit

kami, sebaiknYa baYi

AI

sebutan masing-masing
misalnYa

i* Limitations?

Pemantauan alat monitor standar
(EKG)'
meliputi: elektrokardiograf
NIBP/lBP, COz, SaOz' stetoskoP

precordial (bila memungkinkan)'
dan termometer sentral' tdentifikasi

diintubasi

dengan Posisi agak

miring

p€

menggunakan bantuan bantal Pada
salah satu sisi baYi sehingga

ya

Yang

ber

memungkinkan untuk melakukan
intubasi Pada baYi Yang lainnYa'

IIt€r

tem

digunakan

men

didapatkan Posisi

adanYa "sirkulasi silang" antara
biyi bisa dikonfirmasi Pada saat
pra induksi anestesi, dimana saat

LarYngoscoPe
150

mc

Yang

in Litnittttiorus?
Iloty to Keep PraJe,ssiolaJisn and Patient safety

Pemeliharaan

sebaiknya dgn gagang Pedek'
n

lnduksi bisa dimulai dengan
pemberian sevoflurane Pada kedua

bayi. Setelah cukuP dalam maka
dipasang kateter lV dengan kanula

no 20 Pada

Punggung tan$an
kanan di Kembar A dan tangan kiri
dari kembar B, sambil dilakukan

anestesi

dilakukan dengan oksigen 33Yo
dengan nitrous oxide atau udara
kamar. Bisa digunakan isoflurane
0.5-1,2% atau sevovlurane dengan

tambahan relaxan

dan

fentanil

dalam dosis 0,05 mcg/kg/jam untuk

masing-masing kembar. Ventilasi

pengambilair samPel darah untuk

mekanik dengan mode

cross match bila memungkinkan'
Pasang microburet (100 cc) atau

tekanan dengan target volume tidal

gunakan infusion PumP untuk
rumatan dan gunakan saline

tingkat normcapnic. Cairan seperti
D5 (D2,5) O,45% saline digunakan
memanfaatkan formula dari 4 + 2 +

normalyang sudah hangat' lntubasi
dilakukan secara bergantian'
Berikan AtroPin 0,02 mg/kg i'v dan
fentanyl 0,1 mcg/kg, NMBA

kontrol

dan frequesi nafas untuk mencaPai

1 ml per berat badan kg sebagai
cairan Pemeliharaan dan ringer
laktat digunakan sebagai cairan

sebelum intubasi. ETT difiksasi
dengan Plester dan NG tube
dipasang. Kemudian dilakukan

pengganti defisit. Kerugian larutan

pemasangan pemasangan arterial

Plasma

ringer adalah dengan cePat akan
keluar ke interstisial dalam keadaan

inflamasi. Sebagai

selanjutnYa

expander alternatif bisa digunakan
koloid sintetis (gelofusine) maupun

pemasangan kateter vena sentral

human albumin 4-5Yo atau Produk

yang bisa digunakan sebagai
monitoring kontinYu. Langkah

darah (PRBC). Cairan dan darah

berikutnya pemasangan urine untuk

diberikan.

line

untuk

arterial

mengukur

dan

tekanan

selalu dihangatkan

urine outpul dan Probe
nasofaring untuk
suhu.

151

sebelum

Jf'rlw

fr.r

Jieca: ftv.fesslnrlrsffsrt rsnid

Pemulihan dan Perawatan

ICU

f##e#f

lil l'jsrcjgslt

kardiosirkulasi:

pasca operasi

Perdarahan

resPons inflamasi

tetaP

dan

komplikasi infeksi

terintubasi saat dibawa ke ICU dan

o

didukung dengan ventilasi mekanik

gangguan Psikis:

terisolasi dalam

minimal semalam. Morfin sebagai
analgetik diberikan dengan dqsis 5-

akibat
ruang

perawatan (bisa terjadi Pada

mcgikg/jam (bisa dinaikkan

anak mauPun orang tuanYa).

o

sampai 20 mcg/kg/jam), ketorolak 2
x 0,25 mg/kg i.v (2 hari) bisa juga

digunakan (hati-hati

sistim

dan ganggqan sirkulasi akibat

Bayi Yang telah terPisah tetaP

sebaiknya diPertahankan

',sl

r gangguan

e

10

.)*rrfsrJ'

$an$$uan nutrisi

(hanya

sementara).

Pada

perdarahan masif dan Pada baYi).

Kesimpulan

Bila keadaan stabil, keduanYa
dapat diekstubasi Pagi hari

siam pada setiap kasus tidak selalu

berikutnya. Kedua baYi dengan
diberikan cairan sesuai kebutuhan

sama karena itu harus dilakukan
pendekatan teraPi, dan Perawatan

sehingga dicaPai

secara individual. Meskipun beban
mental dan stres Yang dihadaPi tim

hemodinamik

stabil dan oksigenasi jaringan yang
Pemeriksaan

adekwat.

laboratorium ulang dapat dilakukan
. untuk evaluasi

Pengelolan anestesi kembar

medis utamanYa seorang

ahli

anestesi yang terlibat sangat tinggi

namun hal tersebut - meruPakan

1o'11,

pengalaman luar biasa Yang sangat

Permasalahan

pascabedah

terlupakan.

10,11,'.tz,1s

.

menantang dan berharga serta tak

Agar

Pengelolaan

(sisa-sisa

perioperatif kembar siam bisa
optimal maka Perlu Pendekatan

pengaruh anestesi) edema

multidisiplin, team work Yang baik,

laring karena intubasi lama

serta kewasPadaan tinggi dan
monitoring Yang baik selama

gangguan sistim Pernafasan:
hipoventilasi

L52

I{ow to Keep praji:ssi*ttslisnt and patient

periode perioperatif.
perdarahan,

Masalah

elektrolit

of

hipotermi,

67:9p5-973.

dan

ditangani secara cepat

conjoined

twins.Anesthesiology

seimbangan

koagulopati yang
harus selalu dipantau dan segera

in Li*ritctiorts?

Perioperative management

hipoglikemia, hipoksia, hiperkarbia,

asidosis, ketidak

Sa{btv

1

9g7;

CrossRef,

Medline

6.

pada

periode pasca operasi.

Atkinson L. Ethics and
conjoined twins. Child,s
Nervous System. 2OO4;
20:504_5OZ

Kepustakaan

1.

7.

Hanson JW. lncidence of
conjoined twinning (letter).

thirteen conjoined twins.
Ann Surg. 19gg:299_310

Lancet 19TS;2:1251

2.

Spitzl. Conjoined twins. Br
J Surg .1996;
83;1028_

1030. CrossRef, Medline

3. Barth RA, Fiily
Goldberg

RA,

JD, Moore

p,

IPMC free artictel lpubMedl

8. Shank E, Manohar N,
Schmidt U. Anesthetic
management
for
thoracopagus twins with

Silverman NH. Conjoined
twins: prenatal diagnosis

complex cyanotic

of
associated malformations.
Radiotogy 1990; 177;201_

4.

Edmond

LD,

Conjoined twins
State,

Anesth
200S;

1

LaydepM.

twins. Childs Nerv

1970-1977.

lPubMedl
10.

153

Syst.

2004:20:538-546.

Teratology 1982; 25:301_

5. Diaz JH, Furman EB.

Thomas

Anaesthesia for conjoined

United

308. CrossRef, Medline

Analg.

00:361__4. lpubMed]

9. Jenny M.
in

heart

disease in the magnetic
resonance imaging suite.

and assessment

207

James O' Neill, JR, et al.
Surgical experience with

Chatam, K. S. (2009).
Anaesthetic Management

HowtoKeepProfessionalismandPqtientSafetyinLitritations?

of Conjoined Twins'
of Anaesthesia,

JM, LoPez JT'

Conjoined

twins'-

Journal

the

anesthetic management of
15 sets from 1991-2002'

Association

of

Surgeons.

2007',12:218-

Paediatr Anaesth. 2004;

220.

12. Constant

l. BIS use in

Spitz

pediatric anesthesia: where

are we? Can

J

L.

lmaging

in

the

preoPerative assessment of

Anaesth'

conjoined

2OO4;51 :41 1 -1 6 - IPubMedl

twins'

RadiograPhics.

13. Mark Grecnberg, David D'

Frankville, Mary Hilfiker'
Separation

Pediatric

15. Kingston CA, McHugh K,
Kumaradevan J, KielY EM,

14117-29- [PubMedl

2OO1:21

15. Thomas

of

1187-208'

JM- Anaesthesia

for conjoined twins' Childs

omphaloPagus conjoined

Nerv SYst 2004;20:538-546

twins using combined
caudal ePidural - general
anesthesia. Canadian
Journal of Anaesthesia'
2001;48:478 -482
IPubMedl

L54

1

RM,

Kumar KV. Successful
separation of XiPhoOmPhaloPagus twins'

53

(3), 2e4-301.

11. Thomas

Oak SN, Joshi

Sandesh Parelkarl, Satish

SurgerY.

Separation

Journal

14.

t

Y-l=