HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V MADRASAH IBTIDAIYAH GEYONGAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI

  

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V

MADRASAH IBTIDAIYAH GEYONGAN BAWEN

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

JOKO ISTIYANDOKO PRASETYO

  N IM : 11407035 JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  SALATIGA 2009

  

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V

MADRASAH IBTIDAIYAH GEYONGAN BAWEN

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

JOKO ISTIYANDOKO PRASETYO

  

N IM : 11407035

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  SALATIGA 2009 ii

  S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A IN ) S A L A T IG A D E P A R T E M E N A G A M A RI Jl Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721 httD e-m ail :akademik(®stainsalatiea.ac.id

  Drs. Djuz’an, M,Hum DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING

  Hal : Naskah skripsi Saudara JOKOISTIYANDOKO PRASETYO

  Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  A s s a la m u 'a la ik u m . W r. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : JOKO ISTIYANDOKO PRASETYO NIM : 11407035 Jurusan / Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Judul : HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA

  DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS

  IV DAN

  V MADRASAH

  IBTIDAIYAH GEYONGAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009. Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  W a s s a la m u ’a la ik u m , W r. W b

  Salatiga, 10 Agustus 2009 Pembimbing

  NIP. 19611024 198903 1 002 m

  DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN) SALATIGA J1 Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 3237063323433 Salatiga 50721 http//e-mail :akademik @stainsalatiga ac.id

PE N G E SA H A N

  SKRIPSI Saudara : Joko Istiyandoko Prasetyo dengan Nomor Induk M ahasiswa : 11407035 yang berjudul HUBUNGAN PERHATIAN ORANG

  

TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V

MADRASAH

IBTIDAIYAH GEYONGAN BAWEN KABUPATEN

  

SEMARANG TAHUN 2009 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian,

  Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari pada tanggal 29 Agustus 2009 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

  8 Ramadhan 1430 H Salatiga,

  29 Agustus 2009 Panitia Ujian

  Sekretaris H. Agus W aluyo, IVf.Ag.

  198703 1 001 NIP. 19750211 20003 1 001

  Pembimbing

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

  : Joko Istiyandoko Prasetyo NIM :11407035 Jurusan : Tarbiyah Program Studi: Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 10 Agustus 2009 Yang menyatakan, J „ ------------ tyo

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO p e r t e m a n l a b k e p a b a o r a n g - o r a n g p a n g b e r k a t a b e n a r , b u k a n o r a n g p a n g m e m b e n a r k a n k a t a - k a t a a n b a ! PERSEMBAHAN

  JCedua onang tuaku, yang, detia dengan da'a agan aku dapat menaifi cita-cita yang aku fuvtapkan Jdtniku tmcinta yang detia menemaniku ketika aku dafam keadaan telak iTeman-teman depenjuangan makodidwa

  SJCUJV S alatiga angkatan tafum 2CC7 iPemkimhing dan iDo^en SJCLJJV Salatiga

  VI

KATA PENGANTAR

  Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan tiada suatu halangan apapun, sholawat serta salam mudah-mudahan tetap tersanjung pada Nabi terakhir Rosul Muhammad SAW, yang padanya kita selalu berharap syafa'atnya.

  Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada:

  1. Bapak Drs. Imam Stomo, M.Ag. selaku ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Drs. Sa'adi, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

  3. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku ketua program Ekstensi STAIN Salatiga

  4. Bapak Drs. Djuz'an, M. Hum. Selaku dosen pembimbing

  5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga

  6. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang, Bapak Muchson, A.Md.

  7. Rekan-rekan Guru dan Staf Pengaj ar Madrasah Ibtidaiyah Geyongan

  8. Ayah dan Ibu tercinta sekeluarga

  9. Istriku tercinta

  10. Teman-teman yang telah banyak membantu terselesaikannya skripsi ini Penulis berdo'a, semoga amal baik Bapak, Ibu dan Teman semuanya mendapat imbalan dari Allah SWT, melebihi apa yang penulis terima amin. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, maka kepada para pembaca kiranya berkenan memberikan saran serta kritikan untuk penyempurnaan tulisan skripsi ini.

  Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat membawa manfa'at bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

  Penulis vu

  

ABSTRAK

  Prasetyo, Joko Istiyandoko. 2009. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan

  Motivasi Belajar Siswa kelas IV dan V Madrasah lbtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009. Skripsi, Jurusan Tarbiyah.

  Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Djuz'an, M.Hum

  K ata Kunci: perhatian orang tua dan motivasi belajar Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah lbtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah perhatian orang tua siswa terhadap anaknya? (2) Bagaimanakah motivasi belajar anak mereka?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakanpendekatan kuantitatif.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan perhatian penuh dari orang tua seperti pemenuhan kebutuhan belajar, pembimbingan belajar, perawatan kesehatan mereka, penyediaan waktu untuk berkomunikasi, serta pemecahan setiap persoalan yang mereka hadapi ternyata mereka mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Di antara motivasi belajar tersebut dapat di identifikasi melalui beberapa hal, yaitu: Anak tersebut gemar membaca dan mencatat materi pelajaran, bertanya terhadap hal-hal yang belum diketahui, tertib mengerjakan tugas, aktif mengikuti kegiatan ekstra, serta aktif berkunjung ke perpustakaan.

  Berbeda halnya dengan anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua mereka, seperti tidak terpenuhinya kebutuhan belajar, kurangnya bimbingan belajar, serta kurangnya waktu yang diberikan orang tua untuk berkomunikasi serta membantu memecahkan persoalan yang dihadapi anak-anak mereka, ternyata mereka mempunyai motivasi belajar yang rendah. Hal tersebut dapat diketahui melalui beberapa hal seperti, tidak pernah bertanya kepada guru terhadap materi pelajaran yang belum paham, tidak aktif kegiatan ekstra, serta kurang aktif berkunjung ke perpustakaan. viii

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   IX

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar..

  44

  5. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Motivasi

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   x

  3. Data tentang Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa........ 56

  

  

  

  

  

  

  

   xi

  

DAFTAR TABEL

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

xii

  

DAFTAR LAMPIRAN

  

  

  

   Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian.............................................. xiii

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Seperti telah diketahui bahwa hati kedua orang tua itu secara fitrah akan mencintai anak-anaknya dan akan tumbuh perasaan kejiwaan, perasaan keibuan dan kebapakan untuk memelihara, mengasihi, menyayangi dan memperhatikan.

  Setiap orang tua akan membina anaknya agar menjadi orang yang baik, mempunyai motivasi yang kuat, sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji. Semuanya itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik yang formal maupun yang informal.

  Kaitannya dengan kegiatan di bidang pendidikan, keluarga merupakan lembaga pendidikan informal yang utama dan pertama dan mencetak generasi penerus, dan orang tua merupakan pribadi yang utama dalam hidup anak.

  Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Zakiah Daradjat, sebagai berikut "Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.

  Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang akan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang bertumbuh itu".1

  Setiap orang tua tentu tidak ingin anaknya teijerumus dalam kesusahan, kebodohan maupun kesesatan. Orang tua akan selalu memberikan perhatian 1

1 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1970, him: 56

  1

  2

  kepada anaknya baik fisik maupun non fisik guna mengarahkan perkembangan sang anak, maka orang tua harus memberikan motivasi yang berguna bagi anak.

  Kaitannya dengan kegiatan belajar, adanya motivasi dalam diri anak akan menggerakkan timbulnya kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki subjek belajar dapat tercapai, Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakanoleh

  Sardiman, AM. Dalam kegiatan belajar , maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang akan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar, itu dapat tercapai.2

  Selanjutnya yang perlu kita sadari bahwa motivasi belajar muncul dari dalam diri manusia tetapi kemunculannya karena terangsang adanya unsur lain. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Sardiman AM. Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.3

  Di dalam penelitiannya, penulis melakukan pengamatan sementara tentang tingkat motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009. Hasil dari pengamatan sementara penulis yaitu bahwa tingkat motivasi belajar siswa di sekolah ini cukup tinggi.

  Berangkat dari masalah tersebut penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan harapan dapat mengetahui ada tidaknya hubungan perhatian

  2 Sardinian, AM Interaksi dan M otivasi Belajar M engajar, Raja Grafmdo Persada, Jakarta, 2003, him .75

3 Sardiman op.cit, him. 75

  3

  orang tua dengan motivasi belajar siswa dalam suatu judul, "Hubungan

  Perhatian Orang Tua dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2009".

B. Penegasan Istilah

  Suatu istilah seringkah menimbulkan perbedaan penafsiran, maka untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami permasalahan yang penulis teliti terlebih dahulu penulis jelaskan mengenai beberapa istilah dalam judul di atas.

1. Perhatian Orang Tua

  Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.4 Orang tua adalah orang yang melahirkan, mendidik, merawat, dan mengasuh sang anak . Perhatian orang tua adalah pemusatan konsentrasi dari selumh aktivitas orang tua yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek, dalam hal ini adalah siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009.

  Adapun indikator-indikator dari perhatian orang tua yaitu:

  a. Orang tua memenuhi kebutuhan belajar anak

  b. Orang tua membimbing belajar anak

  c. Orang tua merawat kesehatan anak

  4 Bimo Waigito, Psikologi Umum, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1985 him. 80

  4

  d. Orang tua menyediakan waktu bagi anak untuk berkomunikasi

  e. Orang tua membicarakan setiap persoalan dan hal-hal penting anak dalam keluarga dengan bijaksana

  2. Motivasi Belajar

  Motivasi ialah hal-hal yang timbul dari dalam diri atau rangsangan dari luar yang mendorong, menggerakkan dan mengarahkan aktivitas, tindakan, perilaku dan perbuatan seseorang.5 Belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya 6 Jadi motivasi belajar adalah hal-hal yang ditimbul dari dalam diri atau rangsangan dari luar yang mendorong , menggerakkan dan mengarahkan aktivitas, tindakan, perilaku dan perbuatan seseorang untuk belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono kekuatan yang mendorong terjadinya belajar disebut motivasi belajar.7

  Adapun indikator-indikator dari motivasi belajar anak yaitu:

  a. Anak gemar membaca dan mencatat terhadap materi pelajaran

  b. Anak gemar bertanya terhadap hal yang belum diketahui

  c. Anak tertib mengerjakan tugas yang diberikan guru

  d. Aktif mengikuti kegiatan ekstra

  e. Aktif berkunjung ke perpustakaan

  5 Oemar Hamalik, Sistem Internsip Kependidikan Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung, 1990, him. 140.

  6 Sardinian, op.cit, him. 22

  

7 Dimyati. Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Asdi Mahasatya, Jakarta, 2006, him. 80

  5 C. Rumusan Masalah Sehubungan dengan alasan penelitian judul tersebut di atas, maka timbullah beberapa permasalahan menurut penulis, yaitu:

  1. Bagaimanakah perhatian orang tua terhadap siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009?

  2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009?

  3. Bagaimanakah hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Kabupaten Semarang tahun 2009?

D. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan perumusan masalah yang telah di kemukakan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

  1. Tingkat perhatian orang tua siswa terhadap anaknya

  2. Tingkat motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009

  3. Adanya hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar anak

  E. Hipotesis Sebagai arahan dalam penelitian perlu adanya hipotesis agar data relevan secara definitif. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah

  6 penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.8 Menurut Iqbal Hasan, hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris (hipotesis berasal dari kata hipo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti kebenaran).9 Hipotesis dibuktikan melalui angka-angka sebagai dasar pengambilan keputusan terhadap suatu hipotesis dinyatakan dengan pernyataan ditolak atau diterima.

  Hipotesis yang penulis ajukan untuk penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban yang bersifat sementara. Maka penulis mengajukan hepotesa sebagai berikut "Ada hubungan positif antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009".

F. Metodologi Penelitian

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

  Yang dimaksud dengan populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti.10 Menurut Masri Singarimbun, populasi adalah jumlah

8 Sumadi Suryabrata, M etode Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, him. 69

  

9 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Bumi Aksara, Jakarta, 2004,

him. 31

  10 Iqbal Hasan, Pokok Pokok M ateri M etodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002, him: 58

  7 keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.11 Apabila seseorang ingin meneliti keseluruhan elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.1

  1 penelitian penulis yaitu siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009

  12 Populasi dari

b. Sampel

  Sampel adalah bagian dari populasi, sehingga sampel yang representatif benar-benar mencerminkan ciri-ciri dari populasi.13 Sasaran penelitian penulis adalah seluruh anggota populasi, dikarenakan jumlah subjek penelitian kecil, yaitu 20 siswa. Kelas IV beijumlah 8 siswa yang terdiri dari 2 laki-laki dan 6 perempuan, dan kelas V beijumlah 12 siswa yang terdiri dari 4 laki-laki dan 8 perempuan. Penulis mengambil subjek penelitian kelas tinggi yaitu kelas IV dan V karena dari sisi usia mereka sudah dapat berfikir dengan logis, sehingga dapat menentukan jawaban instrumen angket dari peneliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

2. Metode Pengumpulan Data

  Dalam mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut.

  

11 Masri Singarimbun, M etode penelitian Survai, Pustaka LP3S Indonesia, Jakarta, 1987,

him. 152

  12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, h im . 69 131 Made Putrawan, Pengujian Hipotesis dalam Penelitian-Penelitian Sosial, Rineka Cipta, Jakarta, 1990, h im . 35

  8

  a. Kuisioner / Angket Kuisioner atau sering pula disebut angket merupakan suatu cara atau metode penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab orang yang kenai, atau disebut responden.14 Jenis angket yang penulis pilih untuk melaksanakan penelitian adalah angket tertutup. Angket tertutup merupakan angket yang pertanyaannya atau pemyatannya tidak memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka.15

  Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui tingkat perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madarasah Ibtidaiyah Geyongan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2009.

b. Metode Dokumentasi

  Metode dokumentasi yaitu, mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda, dan sebagainya.16

  Metode ini digunakan untuk mengetahui keadaan umum daerah penelitian tentang keberadan Madrasah Ibtidaiyah Geyongan yang meliputi, letak geografis, sejarah berdirinya, sarana

  14 Bimo Walgito, Psikologi Sosial, Andi Offset, Yogyakarta, 1990, him. 35

  15 Hasan, op.cit, him. 84-85

  

16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,

Jakarta, 1995, him . 236

  9 prasarana sekolah, struktur organisasi, dan keadaan guru, karyawan serta siswanya.

3. Tekhnik Analisis Data

  a. Untuk mengetahui data tentang variasi perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa digunakan analisis presentase (%) untuk itu dicari lebih dahulu intervalnya dengan rumus sebagai berikut.

  1 ( X t - X r ) +

  1 = ---------3---------

  i : interval Xt : skor total tertinggi Xr : skor total terendah

  b. Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Geyongan digunakan rumus sebagai berikut.

  2XY (E X ) ( E Y) r —

  • xy j o > 2 - ^ j o > 2 -

  Keterangan: : Angka indeks "r" product moment rxy

  X : Variabel perhatian orang tua

  Y : Variabel motivasi belajar siswa N

  : Jumlah responden

  10 Untuk melihat keeratan atau kuat tidaknya hubungan antara perhatian orang tua (X) dengan motivasi belajar siswa (Y) dapat dipedomi klasifikasi dari korelasi sebagai berikut.

  a. R = 1, hubungan X dan Y sempurna positif (mendakati 1 hubungan sangat kuat dan positif) b. R = 0, hubungan X dan Y sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali c. R = -1, Hubungan X dan Y sempurna negatif (mendekati -1 hubungan sangat kuat dan negatif)

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Agar terjadi pemikiran yang urut dalam memahami skripsi ini, maka diketahui tata cara urutan tersebut sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan Pada bab ini disajikan mulai dari latar belakang masalah alasan pemilihan

  judul, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Landasan Teori Bab ini berisi tentang, A. Perhatian Orang Tua, meliputi pengertian perhatian orang tua,

  pentingnya perhatian orang tua, bentuk-bentuk perhatian orang tua, fungsi dan peran orang tua , tanggung jawab orang tua, dan tipe orang tua.

  11 B. Motivasi Belajar, meliputi pengertian motivasi belajar, jenis dan macam motivasi belajar, fungsi dan pentingnya motivasi dalam belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, hubungan perhatian orang tua dengan motivasi belajar siswa.

BAB III Laporan Hasil Penelitian Bab ini meliputi antara lain: letak geografis, sejarah berdirinya, sarana

  prasaran sekolah, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan, siswa,dan memuat data-data penelitian yang diperoleh.

BAB IV Analisis Data Bab ini berisi pembahasan mengenai analisis pendahuluan, analisis lanjut dan analisis hipotesis. BAB V Penutup Penutup berisikan pembahasan yang meliputi kesimpulan saran dan penutup.

BAB II LANDASAN TEORI A. Perhatian Orang Tua

1. Pengertian Perhatian Orang Tua

  Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar diri kita.1 Jadi perhatian orang tua dapat diartikan sebagai keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa orang tua yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar kita.

  Dalam rangka untuk mencapai keberhasilan di dalam pendidikan anak, pengaruh orang tua sangatlah besar dalam mendorong anak dan memperhatikan anaknya dalam belajar. Anak tidak bisa lepas dari kesalahan dan kesulitan, oleh karena itu anak membutuhkan perhatian dari orang tua. Orang tua perlu memberikan perhatian khusus kepada anaknya karena itu merupakan salah satu upaya untuk membimbing dan mengarahkan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh anak.

  Dapat disimpulkan bahwa pemberian bantuan dan perhatian orang tua sangatlah membantu kegiatan belajar anak dan melatih tangung jawab serta mampu mengatasi segala permasalahan dalam proses belajar

1 Daki r, Dasar Dasar Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1993, him. 114

  13 mengajar anak di sekolah. Bagi orang tua harus dapat membimbing, mengarahkan dan memberi nasehat yang baik.

2. Pentingnya Perhatian Orang Tua

  Orang tua harus dapat memperlakukan anak sedemikian rupa, sehingga ia merasa diperhatikan dan disayangi oleh orang tuanya, walaupun ia dimarahi waktu bersalah. Tetapi dangan marahnya orang tua itu, masih dapat dirasakan kesayangan dan dapat menyadari bahwa ia salah dan patut dimarahi. Di samping anak merasa bahwa ia disayangi harus pula dapat merasakan bahwa tidak ada yang menakutkan atau yang membingungkan dalam keluarga.

  Kondisi seperti ini sangat mendukung bagi kelangsungan belajar si anak, karena ia merasa senang nyaman dan tentram hidup bersama keluarga. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ahmadi dan Supriyono dalam bukunya yang beijudul Psikologi Belajar, beliau mengatakan bahwa suasana rumah yang menyenangkan , tentram , damai, harmonis akan membuat anak betah di rumah. Keadaan itu akan menguntungkan bagi kemajuan belajar anak.2 Dan dengan adanya perhatian itu, maka oarang tua pun akan memahami apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan anak, diantaranya yaitu:

a. Kebutuhan akan rasa kasih sayang

  Dalam menjalani kehidupan sehari-harinya anak memerlukan 2 kasih sayang orang tua. Dengan adanya kasih sayang tersebut

  

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, him. 81

  14 membuat perkembangan mental anak tumbuh dengan sehat. Kesehatan mental tersebut akan berpengaruh kepada motivasi dan proses belajar anak. Hubungan kesehatan mental dan belajar adalah timbal balik.3 Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan berpengaruh pola pikir anak untuk selalu maju d aim bidang pendidikan dan hal ini akan menumbuhkan motivasi belajar pada anak.

  Hal itu dapat terwujud apabila kebutuhan akan rasa kasih sayang anak terpenuhi. Namun kasih sayang tidak akan dirasakan oleh anak apabila dalam hidupnya mengalami hal-hal sebagai berikut:

1) Kehilangan pemeliharaan orang tua

  Anak-anak sangat membutuhkan pemeliharan langsung dari orang tua mereka, akan tetapi tidak semua orang tua dapat memberikan pemeliharaan langsung kepada anak. Berbagai kesibukan dapat menjadi penyebab teikendalanya pemeliharaan langsung orang tua kepada anak-anaknya, ataupun keadan rumah tangga yang selalu cekcok dapat juga menghalangi pemeliharaan tersebut terutama pemeliharaan dari ibu kandungnya sendiri. Menurut Zakiah Daradjat ada faktor yang yang menghalangi ibu untuk menumpahkan perhatiannya kepada si anak, yaitu suasana rumah tangga yang tidak tenang, misalnya si bapak kurang menghargai ibu, kurang setia atau sering cekcok, sehingga

  %

3 Ibid, him. 80

  15 hilanglah ketenangan jiwa si ibu, yang menyebabkan berkurangnya perhatian terhadap pemeliharaan anaknya.

  Bagi ibu yang tidak bekeija di luar rumah, dalam arti hanya sebagai ibu ramah tangga saja, tentu ia akan selalu bersama-sama anaknya, dalam kesibukan rumah tangganya. Hal itu juga dapat menjadi masalah tersendiri bagi anak, dengan tenang. Zakiah Daradjat mengatakan,

  "Ibu yang tiada bekeija di luar rumah, tentunya selalu berada di tengah tengah anak-anaknya, dalam kesibukan rumah tangga. Keadaan dan suasana yang di hadapinya, selalu itu-itu saja, sehingga ia akan merasa bosan melihat suasana yang tidak pernah berubah-ubah itu. Kebosanan itu makin lama akan makin mencekam jiwanya dan akhirnya ia akan gelisah, dan timbul ketidakpuasan apa saja. Jika ia seorang yang agresif, mungkin sekali anak-anaknya akan sering dimarahi, ditegur dinasehati dan sebagainya, karena jiwanya merasa kosong dan bosan."

2) Si anak merasa tidak diperhatikan

  Pada tahun-tahun pertama anak sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang tuanya, disebabkan karena ia masih lemah, namun seringkah orang tua memperlakukan anaknya dengan cara yang menyebabkan si anak merasa tidak disenangi atau diperhatikan, diantaranya yaitu:

  a) Mengabaikan pemeliharaan anak, misalnya makannya kurang diurus, pakaiannya kurang diperhtikan.

  b) Mengancamnya dengan berbagai hukuman

4 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, Gunung Agung, Jakarta, 1968, him. 77

  16

  c) Terlalu banyak peringatan dan nasehat terhadap si anak

  d) Ibu yang sering marah atau menggerutu waktu menolong si anak e) Menghina atau mengolok-olok anak.5

  Kemungkinan akibat yang terjadi kepada anak apabila tidak disayangi atau diperhatikan yaitu tertaganggu kesehatan mentalnya.

  Diantara gejala-gejala kelakuan yang dapat terlihat dengan nyata yaitu, anak sering memperhatikan gerak gerik orang tua, melakukan hal-hal yang menarik perhatian orang tua, mungkin ia akan berbuat hal yang melukai dirinya sendiri, misalnya mogok makan, tidak mau bicara dan sebagainya.

3) Toleransi orang tua yang berlebih-lebihan

  Toleransi yang berlebihan terhadap anak berpengaruh yang tidak baik bagi pertumbuhannya. Anak yang terlalu diberi toleransi akan mempunyai sikap terlalu manja, karena terlalu diberi ruang kebebasan tanpa pengawasan yang ketat dari orang tua.

  Akibat lain adanya toleransi yang berlebihan dari orang tua adalah emosi tidak matang, selalu ingin marah jika keinginannya tidak tercapai, tak akan pandai mengisi waktu, tidak dapat menghargai tanggung jawab dan tidak bisa diberi tanggung jawab,

3 Ibid, him. 79

  17 tidak akan sanggup menghadapi kesukaran dengan cara yang w ajar6

4) Orang tua terlalu keras

  Masih banyak pandangan orang tua yang beranggapan bahwa berlaku keras kepada anak berarti mendidik anak dengan baik. Bermacam alasan yang mendorong orang tua berbuat keras kepada anaknya, agar belajar disiplin, hidup teratur sejak kecil, dan patuh kepada orang tua. Sebenarnya perlakuan terlalu keras contoh, banyak melarang, memerintah, menegur dan sebagainya malah akan membuat anak kurang berinisiatif dan kurang mempunyai gagasan atau pendapat bahkan akan membuat ia "minder".

  Zakiah Daradjat berpendapat bahwa terlalu banyak perintah, larangan, teguran dan tidak mengindahkan keinginan si anak, banyak pula menyebabkan gangguan terhadap ketegangan si anak. Ia tidak sanggup mengeluarka pendapat, kadang-kadang terlalu sopan dan tunduk kepada orang yang berkuasa, kurang mempunyai inisiatif dan spontanitas dan tidak percaya pada dirinya sendiri ,7

b. Kebutuhan akan Rasa Aman

  Setiap anak ingin merasakan aman sepanjang kariernya dalam kehidupan rumah tangga. Tentunya ia selalu menginginkan adanya tempat berlindung dari segala ancaman dari luar yang dapat

  6 Ibid, him. 83

  7 Ibid him. 84

  18 mengganggu aktivitas kesehariannya. Rasa aman itu tidak terlepas dari adanya kasih sayang, ketentraman dan penerimaan. Maka anak yang merasa sungguh-sungguh dicintai oleh orang tua dan keluarganya, pada umumnya akan merasa bahagia dan aman sehingga dampaknya dalam pendidikan mempunyai gairah dan minat atau motivasi dalam belajarnya.

  Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuanya. Bila ia merasa bahwa kepentingannya diperhatikan, serta merasa bahwa ada hubungan yang erat antara ia dan keluarganya.8 Menurut Andrew McGhie, kebutuhan terbesar anak selama perkembangan adalah rasa aman yang timbul dari kesadaran bahwa ia diinginkan dan disayang oleh orang dewasa tempatnya bergantung.9

c. Kebutuhan Akan Rasa Kebebasan

  Banyak orang tua beranggapan bahwa jika anak diberi kebebasan, tentu ia akan menjadi orang yang tidak baik nanti, karena anak-anak biasanya cenderung melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang.

  Kebebasan yang kita maksud di sini adalah kebebasan yang terikat oleh batas-batas kewajaran, bukan kebebasan tanpa batas.

  Kondisi seperti ini akan memicu anak mencari pengalamannya sendiri. Dalam hal permaianan misalnya, janganlah orang tua menentukan jenis permainan apa yang cocok bagi dia. Anak-anak pada umur antara dua

8 Ibid, him. 90

  9 Andrew McGhie, Penerapan Psikologi dalam Perawatan, Yayasan Essentia Medica, Andi .Yogyakarta, 1986, him. 21

  19 dan empat tahun, permainannya bertujuan menumbuhkan dan memperkuat otot-ototnya. Untuk itu ia akan mendorong-dorong kursi, turun naik tangga, memanjat-manjat, melompat-lompat, jungkir balik dan sebagainya.10 Orang tua tidak mengerti bahwa permainan itu untuk memperkuat otot-ototnya mungkin akan marah atau membatasi aktivitas anak.

  d. Kebutuhan Akan Rasa Sukses Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan dari padanya, dapat dilakukan dam ia merasa sukses mencapai sesuatu yang diinginkannya dan diinginkan oleh orang tuanya. Sesungguhnya belajar suatu kepandaian bagi si anak adalah tergantung pada dua faktor penting, yaitu kematangan dan latihan.

  Karena rasa sukses yang ingin dicapai oleh si anak di waktu kecil akan mempengaruhi hidupnya di kemudian hari. Anak yang biasa mendapatkan apa yang ia inginkan secara wajar dan tidak berlebih- lebihan, akan mempunyai pandangan hidup optimis dikala ia besar nanti dan hidupnya penuh dengan semangat dan kegembiraan.

3. Bentuk-Bentuk Perhatian Orang Tua

  Orang tua dapat memberikan perhatian kepada anak-anaknya guna menumbuhkan motivasi anak dalam belajar. Realisasi dari perhatian tersebut dapat berbentuk antara lain:

10 Daradjat, op.cit, him. 94

  20

  a. Orang tua memenuhi kebutuhan belajar anak

  Bentuk perhatian orang tua terhadap kebutuhan belajar anak- anaknya ialah dengan cara mencukupi kebutuhan anak, misalnya buku tulis, buku diktat, buku LKS, pensil, bol poin, tas sekolah sepatu, seragam, dan peralatan lainnya yang dapat menunjang keberhasilan anak. Hal tersebut dapat mendorong anak untuk lebih semangat dalam belajar. Sebaliknya jika orang tua enggan memenuhi kebutuhan belajar anak, maka anak menjadi malas dan tidak mempunyai motivasi dalam belajar. Dengan alat yang serba tidak lengkap inilah maka hati anak- anak menjadi kecawa, mundur, putus asa sehingga dorongan belajar mereka kurang sekali.11

  b. Orang tua membimbing belajar anak

  Sebagai bentuk perhatian terhadap anak di rumah, orang tua haruslah senantiasa mau dan mampu memberikan bantuan bimbingan kepada anak, agar potensi anak mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Karena tujuan utama pemberian bimbingan ialah agar individu dapat mandiri, menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat.

  Menurut Dewa Ketut Sukardi, bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu (seseorang) atau kelompok (sekelompok orang) agar mereka itu dapat mandiri, melalui berbagai bahan, interaksi,

11 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, him. 290

  21 nasehat, gagasan, alat dan asuhan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.12

  Yang dimaksud bimbingan di sini adalah berupa bantuan psikologis terhadap anak, baik yang berhubungan dengan kesehatan mental / rohani anak maupun yang lainya. Pemberian bantuan tersebut dapat dilakukan dengan melalui berbagai cara serta dengan menggunakan berbagai saluran dan bahan yang ada. Salah satu bahan yang bisa dipakai, misalnya mereka diberikan kesempatan untuk membaca dan menelaah sebuah buku tentang sopan santun, tata tertib, disiplin, cara belajar yang efektif, membimbing anak selalu mengerjakan shalat, berdo'a mengaji, berkata sopan, mengerjakan pekerjaan rumah, tugas-tugas dari sekolah dan yang lain.

  Cara atau saluran yang amat penting untuk memberikan bantuan pada seseorang siswa melalui apa yang disebut dengan interaksi adalah hubungan dengan orang lain, baik hubungan itu bersifat resmi maupun tidak resmi, secara tatap muka maupun jarak jauh, dalam suasana perorangan atau kelompok,

c. Orang tua merawat kesehatan anak Cinta orang tua kepada anaknya adalah cinta yang fitrah.

  Seorang ibu selama masih hamil, melahirkan dan menyusui secara terikat secara psikologis dengan anaknya. Keterkaitan yang kuat inilah yang akan memberikan pengaruh yang besar bagi seorang ibu hingga ia

  12 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, him. 3

  22 mampu mencintai dan merawat anak-anaknya dengan penuh cinta dan kasihnya.

  Kesehatan adalah faktor penting di dalam kehidupan seorang anak. Karena badan yang sehat akan mendukung setiap aktivitas atau kegiatan seorang anak, lebih-lebih sebagai seorang pelajar atau siswa. Pelajar atau mahasiswa, yang tidak sehat badannya, tentu tidak dapat belajar dengan baik, konsentrasinya akan terganggu dan pelajaran sukar masuk.I3Jadi kewajiban orang tua adalah meneliti, apakah ada penyakit atau gangguan-gangguan lain pada anak. Dan jika ternyata ada, hendaknya segera memeriksakan ke dokter agar tidak terlambat, baik kesehatan badan ataupun kemajuan belajarnya.

  Hal lain yang tak kalah penting adalah pemenuhan gizi yang cukup dan seimbang dalam hal kebutuhan makan anak. Orang tua yang perhatian tentunya memberikan makanan yang mengandung unsur zat makanan sehat seperti nasi, sayuran, dan lauk pauk yang berprotein,

d. Orang tua menyediakan waktu bagi anak untuk berkomunikasi

  Salah satu bentuk perhatian orang tua kepada anaknya adalah menyediakan waktunya dapat berkomunikasi. Dalam hal ini orang tua bisa mengadakan acara rutinitas yang melibatkan seluruh anggota keluarga. Misalnya adalah makan pagi, atau malam secara bersama- sama, shalat berjamaah yang dilanjutkan dengan kultum atau saling bercerita, musyawarah keluarga, liburan bersama, dan kegiatan lain

13 Musafir bin said Az-Zahrani, Konseling Terapi, Gema Insani, Jakarta, 2005, him. 228

  23 yang menunjang keharmonisan dalam keluraga. Dalam suasana seperti ini, anak akan selalu dapat berkomunikasi serta mencurahkan hati kepada orang tuanya.

  Dengan adanya komunikasi yang baik, orang tua memahami kondisi keinginan anak. Sehingga dapat membantu beban yang ada pada anak. Maurice Balson mengatakan, Seorang ibu yang berkomunikasi dengan anak akan dapat menangkap perasaan dan keinginan anaknya, sehingga dapat memahami keinginannnya dan ingin membantu memecahkan masalah yang ia rasakan.14

e. Orang tua membicarakan setiap persoalan dan hal-hal penting anak dalam keluarga dengan bijaksana

  Bila mana orang tua mampu menghindari diri dari dorongan perasaan yang kurang baik dan berhasil menerapkan pendekatan yang bersifat mendorong anak berbuat positif, pasti akan terjadi perbaikan- perbaikan yang berarti dalam perilaku anak-anaknya, sehingga akan berkembang rasa percaya diri, rasa tanggung jawab, kooperatif dan kemandirian dalam diri anak anaknya.15

  Dalam membicarakan setiap persoalan yang dihadapi anak, orang tua bisa menyiasati dengan mengadakan acara curhat rutin keluarga. Dengan begitu akan terjadi hubungan yang komprehensif antara anak dan orang tua, sehingga setiap anak ketika menghadapi persoalan, ia dapat mencurahkan isi hatinya tanpa malu-malu.

  14 Maurice Balson, Bagaimana M enjadi Orang Tua yang Baik, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, him. 132

15 Ibid, him. 123

  24

  4. Fungsi dan Peran O rang Tua Ketika anak dilahirkan di dunia ini dalam keadaan suci (Islam), seperti selembar kertas yang masih kosong tanpa ada coretan apapun.

  Namun dibalik semua itu ia sudah mempunyai sumber daya insani yang sering kita sebut dengan potensi atau bakat bawaan sejak lahir. Sumber daya insani tersebut tidak bisa berkembang secara baik tanpa pengaruh lingkungan. Keluarga adalah lingkungan yang terdekat dengan dia. Dan orang tua merupakan orang yang pertama di dalam keluarga dan memiliki peran utama bagi anak. Orang tua wajib mendidik anaknya cara beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Tidak semua pengaruh dari luar bersifat positif, bahkan kalau tanpa adanya perhatian banyak pengaruh dari luar yang tidak mendidik bagi perkembangan kepribadian anak.

  Sebagaimana hadist Rosulullah SAW Artinya; Tiada anak yang dilahirkan kecuali dalam keadaan suci (Islam).

  Kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan mereka anak itu Yahudi, Nasrani atau Majusi. (H.R. Bukhori )16

  Jadi perhatian orang tua sangat menentukan bagaimana potensi anak akan berkembang, maka orang tua wajib dapat dijadikan suri tauladan bagi anaknya, karena pendidikan yang pertama kali sangat

16 Zainuddin Hamizi, Shohih Bukhori, Widjaya, Jakarta, 1983, him. 103

  25

  penting dan besar pengaruhnya terhadap jalan kehidupan seseorang di masa depan.

  Ada beberapa fungsi dan peran orang tua

  a. Pelindung Hampir semua orang tua menyayangi anaknya, sehingga memberikan perlindungan jasm ani dan rohaninya kepada anaknya.

  Dengan begitu mereka selalu manjaga kepada anak dan memperhatikan anaknya. Perlindungan jasm ani dapat berupa pemberian rasa aman bagi keselamatan anak, dan perlindungan rohani dapat berupa pemberian nasehat yang baik bagi anak, misalnya memberi pelajaran kepada anaknya untuk dapat mengendalikan diri pada perbuatan-perbuatan, kelakuan-kelakuan dan ucapan-ucapan.

  Kewajiban memberikan perlindungan tersebut sebagaimana telah difirmankan oleh Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6, yang berbunyi:

  Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirim u dan

  keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya m alaikat-m alaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

  26

  diperintahkan - Nya kepada m ereka dan selalu mengerjakan

apa yang diperintahkan (Q.S A t-T ahrim : 6 )17

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KELAS 4 SDN LANGENHARJO 1 KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI

1 8 24

HUBUNGAN ANTARA JENJANG PENDIDIKAN DAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN REBALAS 01 KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI DI KECAMATAN TEMANGGUNG KOTATEMANGGUNG

2 60 212

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMAN 1 LABUHAN RATU LAMPUNG TIMUR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 18 77

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI ORANG TUA DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 18 52

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SE DABIN I KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

3 28 277

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJARIPS PADA SISWA KELAS V SDNDIGUGUS KI HAJAR DEWANTARA KABUPATEN SEMARANG

0 10 190

HUBUNGAN FASILITAS DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BANYUDONO

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS TEMAN SEBAYA DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

0 1 11

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS VH A SLTP N E G E R II GODONG TAHUN 2005 2006

0 0 66