TEKNIK PEMBESARAN IKAN BAWAL (Colossomamacropomum) SECARA MONOKULTUR PADA KOLAM SEMI INTENSIF DI BALAI BENIH IKAN PURI - MOJOKERTO LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S1 BUDIDAYA PERAIRAN

  TEKNIK PEMBESARAN IKAN BAWAL (Colossomamacropomum) SECARA MONOKULTUR PADA KOLAM SEMI INTENSIF DI BALAI BENIH IKAN PURI - MOJOKERTO LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S1 BUDIDAYA PERAIRAN Oleh: MIFTACHUL ULUMIAH SIDOARJO – JAWA TIMUR FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

  RINGKASAN MIFTACHUL ULUMIAH. Teknik Pembesaran Ikan Bawal (Colossoma macropomum) secara Monokultur pada Kolam Semi Intensif di Balai Benih Ikan Puri Mojokerto. Dosen Pembimbing Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D.

  Ikan bawal (Colossoma macropomum) merupakan ikan konsumsi air tawar yang mempunyai nilai ekonomis penting di Indonesia. maka ketersediaan ikan untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia haruslah terjamin baik secara kuantitas maupun kualitas. Ikan bawal mempunyai pertumbuhan yang bisa dibilang cepat, mempunyai rasa daging yang enak dan lezat serta kandungan gizi yang cukup tinggi. Tidak heran jika minat masyarakat untuk membudidayakan ikan bawal cukup besar. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mempelajari, memahami dan mengikuti Praktek Kerja Lapangan di Balai Benih Ikan Mojokerto pada teknik pembesaran ikan bawal secara monokultur pada kolam semi intensif, serta mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dalam teknik pembesaran ikan bawal.

  Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan Puri Mojokerto mulai tanggal 12 Januari – 06 Februari 2014. Pengambilan data dilakukan melalui partisipasi aktif, observasi, wawancara dan studi pustaka.

  Teknik pembesaran ikan bawal meliputi persiapan kolam, seleksi dan tebar benih, pengamatan kualitas air, pemberian pakan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan. persiapan kolam yang dilakukan meliputi pengeringan, pembalikan tanah, pengapuran, pemupukan, dan pengairan. Pengeringan dilakukan dilakukan selama 3-7 hari. Pembalikan tanah dilakukan setelah tanah sudah mulai kering dan retak-retak dengan mencangkul sampai kedalaman 20 cm. Pengapuran menggunakan kapur tohor dengan dosis 30 gr/m². Pemupukan menggunakan pupuk kandang dari kotoran hewan ternak dengan dosis 2 kilogram/m².

  Seleksi dan penebaran benih ikan bawal yang dipelihara memiliki ukuran 3-5 cm memiliki kelengkapan organ, pergerakan lincah dan sehat. Sebelum di tebar dilakukan adaptasi terhadap kondisi lingkungan. Pakan yang diberikan adalah pakan tambahan dan pakan buatan. Pakan di berikan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Pakan buatan yang diberikan berupa pelet..

  Hasil pengamatan kualitas air sebagai berikut: pH 7,5-8, DO 8 mg/L, suhu 27-31 ˚C. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dengan sampling setiap 7 hari sekali. Nilai SR 80%. Pada saat PKL tidak ditemukan serangan penyakit pada ikan.

  iv

  SUMMARY MIFTACHUL ULUMIAH. Enlargement Techniques of Tambaqui (Colossoma macropomum) in monoculture of the semi-intensive at Fish Breeding Centers Puri Mojokerto . Academic Advisor Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D.

  Tambaqui (Colossoma macropomum) is a bream that could be consumed and has an economical currency in Indonesia. Consequently, the existence of tambaqui should be ensured for either quality or quantity regards to the tambaqui growth rapidly, the delicious steak and the high nutrient. The benefits of this Field Work Practice are in order to learn, comprehend, and follow the practical works in Mojokerto fish breeding. Not only knowing about the fish growth, it is also useful or knowing what kinds of factors that may influence tambaqui progress. In this fish breeding, they integrate monoculture techniques for the tambaqui growth of semi-intensive ponds.

  The practical works has been held in Puri-Mojokerto fish breeding on 12 January to 6 February 2015. The data was collected by active participation, observation, interview, and review of related literature.

  The growth of tambaqui techniques are preparing ponds, selection, fish seeding, water quality monitoring, fish feeding, pest controls, and harvesting. Firstly, preparing ponds could be did through drying, land reversal, liming, and irrigation. Drying has done for approximately 3-7 days. Reversal of land is demonstrated after the soil began to dry and cracked, then hoes to a depth of 20-cm. The calcification or liming was using calcium oxide at a dose of 30 gr/m². The fertilization utilized livestock manure at a dose of 2 kg/m².

  Secondly, selection and tambaqui feeding was organized to the maintenance fish with the categories as follows: have three until five centimeter as a size, complete of fish organ, agile movement, and sufficient health. Before the fish was stocked, tambaqui need to be adapted to the ambient temperature. The given feed to the tambaqui are in both additive and artificial, and it worked for twice a day in the morning and afternoon. For the artificial feed was given in the forms of pellets

  Observing of water quality was reported accordingly: pH 7,5-8, DO 8mg/L, temperature 27-31 ˚C. The progress of tambaqui observation was done oncein 7 days by sampling. The SR score showed 80%. The report shows that there did not attack in tambaqui pest during the practical works held.

  v

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan Praktek Kerja Lapang dengan judul Teknik Pembesaran Ikan Bawal (Colossomamacropomum.)Secara Monokultur Pada Kolam Semi Intensif di Balai Benih Ikan Puri Mojokerto dapat terselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan yang dilakukan

diBalaiBenihIkanPuriMojokertopada tanggal 12 Januari – 06 Februari 2015.

  Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan laporan yang selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi bagi semua pihak.

  Surabaya, Mei 2015 Penulis viii

UCAPAN TERIMA KASIH

  ix

  Penyelesaian kegiatan dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapang ini penulis mendapatkan banyak masukan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, berkat rahmat dan hidayah-Nya

  

dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapang dan penyusunan laporan;

  2. Kedua orang tua tercinta Bapak H. Hasyim As’ari dan Ibu Hj. Sumiati Afifah,

  atas doa yang selalu terlantun dan nasehat bijak yang menjadi penguat dalam kelancaran Praktek Kerja Lapang yang dilakukan penulis;

  3. Adik dan Nenek tersayang, atas doa dan dukungan yang selalu diberikan.

  4. Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh. DEA., selaku Dekan Fakultas Perikanan dan

  Kelautan Universitas Airlangga Surabaya;

  5. Bapak Sapto Andriyono, S.Pi., M.Si., selaku dosen wali yang telah

  memberikan saran, bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi yang membangun;

  6. Bapak Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D.

  selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan, arahan dan nasehat sejak penyusunan usulan hingga selesainya penyusunan laporan PKL ini; 7. Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D., Prof. Sri Subekti, drh, DEA., dan DR.

  Kismiyati. Ir., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, arahan dan nasehat dalam laporan PKL ini;

  8. Bapak Agustono, Ir., M. Kes., selaku Koordinator Praktek Kerja Lapang, serta

  seluruh staf pengajar, dan staf bagian akademik kemahasiswaan yang telah banyak membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan laporan.

  9. Bapak komari, segenap staf dan pegawai Balai Benih Ikan Puri Mojokerto yang bersedia membimbing di lapangan.

  10. Audia, Rosalia, Mega, Nanik, Zaki, Dahlia, Andri, Nabila, Ferry, dan Alfian

  selaku teman seperjuangan PPKMB Barracuda. Telah banyak memberikan semangat untuk pemulisan laporan.

  11. Angkatan Baracuda’12 yang telah membantu dan memberikan semangat sehingga laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat terselesaikan.

  Semoga Allah Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang melimpahkan berkat- Nya, dan membalas segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis.

  Surabaya, Mei 2015 Penulis x

  vii

  2.3 Habitat ………………..………………………………………………...... 5

  2.7 Sarana dan Prasarana……………………………………………………..14

  2.6 Hama dan Penyakit……………………………………………………… 13

  2.5.2 Perbedan Kolam Intensif, Semi Intensif dan Tradisional……..……12

  2.5.1 Perbedaan Sistem Monokultur dan Polikultur………..………….…11

  2.5 Teknik Pembesaran Ikan Bawal…………………..……………….………8

  2.4 Reproduksi dan Kebiasaan Makan………………………….......................5

  2.2 Morfologi……………………………………………………..................... 4

  DAFTAR ISI Halaman

  2.1 KlasifikasiIkan Bawal……………...…………………………………….. 4

  II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………... 4

  1.3 Manfaat …………………………………………………………………... 3

  1.2 Tujuan ……………………………………………………………………. 2

  1.1 LatarBelakang …………………………………………………………… 1

  I. PENDAHULUAN …………………………………………...…………...…..1

  RINGKASAN …………………………………………………………………... iv SUMMARY ……………………………………………………………………... v KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. vi UCAPAN TERIMA KASIH ………………………………………………….... vii DAFTAR ISI …………………………………………………………………... viii DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… ix DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….……….....x DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….……….xi

  2.8 Analisis Usaha……………………………………………………………15

  III PELAKSANAAN KEGIATAN………………………………………………18

  3.1 Tempat dan Waktu ...…..………………………………………………...18

  3.2 Metode Kerja …………………………………………………………….18

  3.3 Metode Pengumpulan Data………………………………………………18

  3.4 Jenis Data …...………………………………………………………….. 20

  3.4.1 Data Primer ……………………………………………….……….20

  3.4.2 Data Sekunder………………...…………..……………………….20

  IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………… 21

  4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang ………………………….21

  4.1.1 Letak Geografis dan Topografi………………..…………………..21

  4.1.2 Latar Belakang Berdirinya Balai Benih Ikan ……………………...21

  4.1.3 Struktur Organisasi Balai Benih Ikan…………………...………...22

  4.1.4 Tugas Dan Fungsi………………………………………………… 23

  4.1.5 Sarana dan Prasarana………………………………………………23

  4.2 Teknik Pembesaran …………………………………………………….. 25

  4.2.1 Persiapan Kolam………………………………………………..…25

  4.2.2 Seleksi dan Tebar Benih …………………………………………..27

  4.2.3 Pemberian Pakan ………………………………………………... 28

  4.2.4 Kontrol Kualitas Air ……………………………………………… 31

  4.2.5 Pengendalian Hama dan Penyakit ………………………………. 33

  4.2.6 Pemanenandan Pemasaran……………………………………… 33

  4.3 Permasalahan dan Kemungkinan Pengembangan Usaha ……………… 34

  4.4 Analisi Usana ..…………………………………………………………35

  V KESIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Kesimpulan ………………………………………………………….. 37

  5.2 Saran ………………………………………………………………… 37 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

  DAFTAR TABEL TABEL Halaman

  4.1. Dosis Pemberian Pakan Berdasarkan Umur .................................................. 30

  ix

  PKL PKL PKL TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ... TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ... MIFTACHUL ULUMIAH

  DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman

  1. Morfologi Ikan Bawal (Colossoma macropomum) ............................................ 4

  2. Persebaran Ikan Bawal dicekungan Amazon ...................................................... 6

  3.Kolam Pembesaran Ikan Bawal ......................................................................... 26

  4. Benih Ikan Bawal .............................................................................................. 27

  5.Kolam adaptasi................................................................................................... 28

  6.Pelet PF- 1000 .................................................................................................... 30

  xi

  PKL PKL PKL TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ... TEKNIK PEMBESARAN BAWAL ... MIFTACHUL ULUMIAH

  ivx DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

  Halaman 1. Peta Lokasi Praktek Kerja Lapang ...................................................

  39

  2 .

  Bagan Struktur Organisasi BBI PURI ..............................................

  40 3. Dosis Pemberian Pakan dan Nilai SR, GRdan FCR ........................

  41 4. Data Sampling BeratBadanIkanBawal .............................................

  42 5. Kontrol Kualitas Air ..........................................................................

  43 6. Analisis Usaha..................................................................................

  44 7. Dokumentasi ....................................................................................

  45

  I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Ikan bawal (Colossoma macropomum) merupakan ikan konsumsi air tawar.Ikan bawal memiliki badan memanjang, pipih ke samping dan lunak.Ikan bawal sudah dibudidayakan sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina.Ikan bawal di Indonesia mulai dibudidayakan sekitar tahun 1920.Ikan bawal yang terdapat di Indonesia merupakan ikan bawal yang berasal dari Cina, Eropa, Taiwan, dan Jepang.Ikan bawal Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia.Saat ini di Indonesia sudah terdapat 10 jenis ikan bawal yang dapat diidentifikasi berdasarkan morfologinya (Asnawi, 1983).

  Ikan bawal sebenarnya masih cukup baru diperkenalkan di industri perikanan tanah air, namun karena hasil penyebarannya mendapat respon dari para petani ikan.Jumlah konsumsi ikan bawal semakin hari meningkat.Ikan bawal memiliki rasa daging yang gurih dan enak, meski cukup banyak duri pada dagingnya.Sebagai ikan konsumsi ikan ini sekarang menjadi alternatif baru (Alfiansyah, 2010).

  Usaha pembesaran dilakukan dengan tujuanuntuk memperoleh ikan ukuran konsumsi.Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan di kolam tanah maupun kolam permanen, baik secara monokultur maupun polikultur.Bawal air tawar saat ini banyak diminati sebagai ikan konsumsi yang mempunyai beberapa keistimewaan diantaranya, ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik, selain itu rasa daging ikan bawal yang enak seperti daging ikan gurami (Alfiansyah, 2010).

  Meningkatnya permintaan ikan bawal baik dari dalam negeri maupun luar negeri harus diimbangi dengan jumlah produksi, sampai sekarang ini jumlah produksi ikan bawal belum dapat memenuhi permintaan konsumen.Belum terpenuhinya permintaan konsumen merupakan sebuah kerugian karena ikan ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Peningkatan jumlah produksi dapat dilakukan salah satunya dengan melakukan kegiatan pembesaran secara benar, sehingga dalam kegiatan PKL ini akan dipelajari mengenai kegiatan teknik pembesaran ikan bawal.

  1.2 Tujuan

  Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Balai Benih Ikan Mojokerto adalah sebagai berikut :

  1. Mempelajari, memahami dan mengikuti Praktek Kerja Lapangan di Balai Benih Ikan Mojokertopada teknik pembesaran ikan bawal secara monokultur pada kolam semi intensif.

  2. Mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dalam teknik pembesaran ikan bawal.

  1.3 Manfaat

  Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini memberikan manfaat berupa informasi, mampu meningkatkan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan mahasiswamengenai teknik pembesaran ikan bawal (C.

  macropomum )secara monokultur pada kolam semi intensif, yang dilakukan di

  Balai Benih Ikan Puri Mojokerto, dengan cara memadukan teori yang diterima dan kenyataan yang ada di lapang,serta mampu mengatasi permasalahan yang timbul dan nantinya akan menambah informasi untuk penelitian yang lebih lanjut tentang teknik pembesaran ikan bawal.

II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Klasifikasi Ikan Bawal

  Menurut Bryner dalam Arie (2006), mengemukakan sistematika ikan bawal air tawar sebagai berikut : Filum : Chordata Sub filum : Craniata Kelas : Pisces Sub kelas : Neopterygii Ordo : Cypriniformes Sub ordo : Cyprinoida Famili : Characidae Genus : Colossoma Spesies : Colossoma macropomum

  Gambar 1.Morfologi Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) (2010)

  2.2 Morfologi

  Menurut Cope (1871) dalam Luis (2005) ikan bawal adalah spesies

  characid dari Amazon dan cekungan sungai di Amerika Selatan. Bawal umumnya

  disebut ikan bawal air tawar di Brazil ,cachama negra di Kolombia , cachama di Venezuela , dan gami tana di Peru . Identifikasi spesies diketahui setelah umur 6 bulan.C. macropomum memiliki panjang tulang sirip adiposa yang mengandung sinar kecil, berwarna abu-abu / perunggu atau bagian punggung lebih hitam di bandingkan dengan sekitar daerah perut memutih, dan sedikit warna hitam sering ditemukan di daerah anal dan sirip ekor.Morfologi ikan bawal dapat dilihat pada Gambar 1.

  Bawal adalah ikan terbesar skala kedua setelah Osteoglossidae di cekungan Amazon dan mencapai setidaknya total panjang satu meter dan berat badan 30 kg. Ikan bawal memiliki kombinasi gigi molariform yang unik, digunakan untuk menghancurkan kacang-kacangan dan gillrakers yang panjang yang digunakan untuk menangkap zooplankton.C. macropomum juga memiliki gillrakers kecil dan adanya gigi pada tulang rahang atas (Goulding dan Carvalho, 1982).

2.3 Habitat

  Menurut Low-McConell (1975) dalam Luis (2005) Bawal tersebar luas di Amerika selatan, mulai dari Rio de La Plata sampai sungai Orinoco. Spesies ini mendiami danau yang berbatasan dengan sungai Arung bergolak dan berwarna coklat yang kaya nutrisi dan sedimen dari sungai Andes. Selama periode air surut, ikan meninggalkan danau dan masuk ke sungai terutama pada saat memijah, kemudian ketika air berada pada kondisi pasang ikan bawal akan kembali ke danau.Dapat dilihat pada Gambar 2.

  Gambar 2. Habitat dan persebaran ikan bawal pada cekungan Amazon (Sumber:www.scielo.com)

2.4 Reproduksi dan Kebiasaan Makan

  Membedakan bawal jantan dan betina pada saat masih kecil memang sulit.Beberapa tanda yang bisa dilihat adalah bawal betina memiliki tubuh yang lebih gemuk, sedangkan bawal jantan selain lebih langsing dan warna merah pada perutnya lebih menyala. Apabila sudah matang gonad, perut betina akan terlihat gendut dan gerakannya lamban. Bawal jantan selain agresif juga akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu bila dipijat ke arah anus. Ikan bawal memijah pada awal dan selama musim hujan. Di Brazil dan Venezuela, pemijahan ikan bawal terjadi pada bulan Juni dan Juli.Di negara-negara lainnya, pemijahan bawal dapat mengikuti musim yang ada, misalnya di Indonesia pemijahan bawal terjadi pada bulan Oktober sampai April (Hasan, 2002).

  Sebelum musim pemijahan tiba, induk yang sudah matang akan mencari tempat yang cocok untuk melakukan pemijahan. Daerah yang paling disukai adalah hulu sungai yang biasanya pada musim kemarau kering, sedangkan pada musim hujan tergenang.Daerah yang seperti ini memberikan rangsangan dalam memijah.saat pemijahan berlangsung, induk jantan akan mengejar induk betina. Induk betina kerap kali akan membalas dengan cara menempelkan perut ke kepala induk jantan. Apabila telah sampai puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telur dan induk jantan akan mengeluarkan sperma. Telur yang telah keluar akan dibuahi dalam air di luar tubuh (Asnawi, 1983).

  Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita inginkan.Kualitas pakan yang baik adalah pakan yang mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral.Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung (Chobiyah, 2001).

  Bawal air tawar dapat memanfaatkan pakan nabati 75-100% dan menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pakan nabati 50% (Bittner,1989). Hal ini juga biasa dilakukan oleh para petani dalam memberi pakan pada ikan bawal yang terdiri dari campuran pelet dan hijauan segar dengan frekuensi 3-5 kali sehari. Kebutuhan protein pada ikan bawal air tawar berkisar 25-37%. Sedangkan menurut Pras (1993), pada ikan bawal hasil pendederan kedua (ukuran 50 gram), dapat diberikan pelet dengan kandungan protein 27%.

  Ditinjau dari karakteristik saluran pencernaannya, ikan bawal air tawar mempunyai potensi tumbuh yang cukup tinggi, karena bagian organ pencernaannya cukup lengkap. Ikan ini mempunyai gigi yang berfungsi memotong dan menghancurkan pakan, seperti halnya ikan Grass carp dan

  Piranha sehingga ikan ini mampu beradaptasi terhadap segala jenis makanan,

  termasuk hijauan kasar seperti daun-daunan. Lambung ikan ini berbentuk U dengan kapasitas cukup besar. Ususnya panjang, dan pada bagian anteriornya dilengkapi dengan piloric saeca yang didalamnya terjadi proses pencernaan enzimatis seperti halnya pada usus dan lambung. Bagian akhir dari usus terjadi diferensiasi usus yang lebih lebar yang disebut rectum.Pada bagian ini tidak lagi terjadi pencernaan, fungsinya selain sebagai alat ekskresi, juga membantu osmoregulasi (Hoar, 1979).

2.5 Teknik Pembesaran Ikan Bawal

  Arie (2006) menyatakan ada beberapa tahapan teknik pembesaran ikan bawal sebagai berikut: a. Persiapan Kolam

  Kolam untuk pemeliharaan ikan bawal dipersiapkan seperti halnya ikan air tawar lainnya.Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup.Mula-mula kolam dikeringkan sehingga tanah dasarnya benar-benar kering.Tujuannya untuk membasmi ikan-ikan liar yang bersifat predator atau kompetitor (penyaing makanan), mengurangi senyawa-

  2

  senyawa asam sulfida (H S) dan senyawa beracun lainnya yang terbentuk selama kolam terendam.memungkinkan terjadinya pertukaran udara (aerasi) dipelataran

  2

  kolam, dalam proses ini gas-gas oksigen (O ) mengisi celah-celah dan pori-pori tanah.

  Menunggu tanah dasar kolam kering, pematang kolam diperbaiki dan diperkuat untuk menutup kebocoran-kebocoran yang ada.Kolam ditambal dengan menggunakan semen dan pasir.Setelah dasar kolam kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kilogram/ 100 m².

  Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan.Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan.Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang agar tidak menjadi racun bagi ikan. Pupuk yang akan digunakan dalam pepupukan kolam adalah pupuk kandang dari kotoran sapi. Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan.Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7-10 hari setelah pemupukan).

  b. Penebaran Benih Menurut Febrianto (2011) Sebelum benih ditebar perlu diadaptasi, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stress saat berada dalam kolam.Cara adaptasi benih ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar atau dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.Penebaran benih dilakukan pada pagi hari atau pada saat cuaca teduh sehingga ikan tidak terlalu mengalami

  2

  kelonjakan suhu yang drastis.Dalam kolam 100m dapat ditebari 2500-5000 ekor

  2

  ikan bawal. Agar tidak terlalu padat, untuk kolam 100m akan ditebar benih sebanyak 2500 ekor.

  c. Pemberian Pakan Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita inginkan.Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral.Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % dari berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung. Pakan diberikan 2 kali sehari, pagi (07.30), siang (12.30) dan sore (17.00). Selain pemberiaan pakan pengontrolan terhadapkolam dan ikan pun harus terus dilakukan agar ikan tetap terjaga.

  d. Kualitas air Air atau media pemeliharaan merupakan faktor utama untuk kehidupan ikan.Kualitasnya menentukan kesehatan maupun pertumbuhan ikan, bahkan mampu mempengaruhi warna ikan.Secara alami, air merupakan pelarut yang baik sehingga hampir semua material dapat larut didalamnya. Menurut Standar

  Nasional Indonesia (SNI) (1999) kualitas air yang sesuai untuk benih ikan adalah, suhu 25-30°C, pH 6.5-8.5, oksigen terlarut lebih dari 5 mg/L, amoniak kurang dari 0.02 mg/L, dan kecerahan lebih dari 30 cm.

  e. Pemanenan Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-5 bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m2 . Biasanya alat yang digunakan berupa waring bemata lebar.Ikan bawal hasil pemanenan sebaiknya penampungannya dilakukan ditempat yang luas (tidak sempit) dan keadaan airnya selalu mengalir.

2.5.1 Perbedaan Sistem Polikultur dan Monokultur

  Afrianto dan Liviawati (2005) menyatakan, monolkultur adalah sistem pemeliharaan dimana dalam suatu kolam, hanya ada satu spesies saja yang dipelihara, pemeliharaan secara monokultur ini banyak dilakukan petani ikan di Malaysia, Filipina, dan Taiwan.

  Sistem polikultur yaitu pada satu kolam dipelihara berbagai jenis ikan yang membutuhkan jenis makanan yang berbeda sehingga setiap jenis ikan tidak akan bersaing dalam mencari makanan. Untuk meningkatkan produktifitas kolam banyak petani ikan menerapkan sistem polikultur ini.Usaha budidaya ikan secara polikultur membutuhkan teknik dan manajemen tertentu.Untuk mendapatkan hasil panen yang baik kita perlu memperhatikan tahapan-tahapan dalam budidaya ikan.Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari tahap persiapan, tahap penebaran, tahap pemeliharaan, dan tahap pemanenan. Dalam pemeliharaan, kita perlu memperhatikan tentang manajemen pakan, kualitas air, dan monitoring terhadap hama dan penyakit ikan.

  Dengan mempertahankan setiap tahap dalam budidaya ikan dapat memaksimalkan produktivitas ikan dan menghasilkan survival rate yang tinggi. Pemilihan spesies atau kultivan dalam budidaya polikultur juga menjadi faktor penentu keberhasilan budidaya polikultur. Spesies atau kultivan yang akan dibudidayakan hendaknya memiliki habitat hidup yang berbeda. Sebab, tujuan dari budidaya polikultur adalah memaksimalkan daya dukung kolam (carrying

  capacity ) dengan memanfaatkan seluruh kolom air pada kolam.

2.5.2 Perbedaan Kolam Intensif, Semi Intensif dan Tradisional.

  Jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung pada sistem budidaya yang akan diterapkan. Ada tiga sistem budidaya ikan air yang biasa dilakukan yaitu, tradisional/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah.Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya (dinding pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah.Intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam terdiri dari tembok (Aminah, 2011).

  Jenis-jenis kolam berdasarkan sumber air yang digunakan adalah kolam air mengalir atau running water dengan sumber air berasal dari sungai atau saluran irigasi dimana pada kolam tersebut selalu terjadi aliran air yang debitnya cukup besar (50 L/detik) dan kolam air tenang ataustagnantwater dengan sumber air yang digunakan untuk kegiatan budidaya adalah sungai, saluran irigasi, mata air, hujan dan lain-lain tetapi aliran air yang masuk ke dalam kolam sangat sedikit debit airnya (0,5 – 5 L/detik) dan hanya berfungsi menggantikan air yang meresap dan menguap (Aminah, 2011).

2.6 Hama dan Penyakit

  Rochdianto (2000) mengemukakan bahwa hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia.

  Istilah hama dapat digunakan untuk semua organisme, tetapi dalam praktik paling sering dipakai hanya kepada hewan. Hama yang sering ditemui ditempat budidaya bawal adalah berang-berang, tikus sawah, dan ular sawah.

  Penyakit adalah terganggunya kesehatan ikan yang diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat mematikan ikan.Secara garis besar penyakit yang menyerang ikan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu penyakit infeksi (penyakit menular) dan non infeksi (penyakit tidak menular).

  a) Jenis Parasit Menurut Djarijah (1994) Jenis parasit ada beberapa macam yaitu endoparasit dan ektoparasit. Jenis parasit yang termasuk dalam endoparasit antara lain adalah protozoa dan trematoda, sedangkan ektoparasit adalah crustacean. Pemahaman tentang berbagai jenis penyakit infeksi dan cara para pembudidaya melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan pada ikan yang terserang penyakit, maka harus dipahami terlebih dahulu tentang morfologi dari macam- macam penyakit tersebut. Oleh karena itu dalam penjelasan berikut akan diuraikan tentang biologi dan morfologi dari berbagai jenis penyakit yang biasa menyerang ikan budidaya.

  Penyakit yang pernah ditemukan pada ikan bawal air tawar yang berumur satu bulan antara lain disebabkan oleh parasit, bakteri, dan kapang (jamur).

  a. Parasit

  Ichtyopthyrius atau White spot, biasanya menyerang ikan apabila suhu

  media pemeliharaan dingin, cara mengatasinya yaitu dengan menaikkan suhu (dengan water heater) sampai kurang lebih 29˚ dan pemberian formalin 25 ppm pada media pemeliharaannya.

  b. Bakteri

  Streptococcus sp. dan Kurthia sp. cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan antibiotik tetrasiklin dengan dosis 10 ppm.

  c. Kapang (Jamur) Jamur ini merupakan akibat dari adanya luka yang disebabkan penanganan

  (handling) yang kurang hati-hati.Cara mengatasinya dengan menggunakan Kalium Permanganat (KP) dengan dosis 2-3 ppm.

2.7 Sarana dan Prasarana

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sarana adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat atau media untuk mencapai maksud atau tujuan, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha atau pembangunan.

  Sarana yang digunakan saat pembesaran ikan bawal meliputi kolam pembesaran, saluran irigasi, serta alat dan bahan saat budidaya.Menurut Khairuman (2013), dalam budidaya juga harus ada prasarana untuk mendukung keberhasilan pembesaran. Berikut merupakan prasarana yang digunakan untuk keberhasilan dalam usaha pembesaran :

  a. Prasarana Penunjang Sarana penunjangnya berupa kolam pembesaran, alat dan bahan saat pembesaran, gudang pupuk, gudang pakan, gudang kimia dan obat-obatan, transportasi pengangkut dsb.

  b. Prasarana Pelengkap Sarana pelengkapnya berupa kantor, perumahan karyawan, toilet, ruang istirahat, dan rumah jaga. Sementara itu, prasarana utama yang mutlak tersedia adalah sumber air.

2.8 Analisis Usaha

  Anggraini (2003)berpendapat bahwa pada dasarnya analisis manfaat dan biaya dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu analisis finansial dan analisis biaya. Pengertian dari masing-masing tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Analisis finansial adalah penilaian proyek dari sudut bdan-badan atau orang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan sacara langsung dalam proyek.

  2. Analisis ekonomi adalah penilaian terhadap proyek dari sudut pandang perekonomian secaara keseluruhan.

  Pada analisis finansial harus memperhatikan waktu diperolehnya peneriamaan agar dapat menarik individu atau pengusaha yang bertindak sebagai investor untuk menanamkan modalnya. Sedangkan analisis ekonomi, hal yang perlu diperhatikan adalah hasil total, produktivitas, dan keuntungan yang dapat diperoleh dari semua faktor-faktor produksi dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa memperhatikan pihak yang terlibat langsung dalam proyek, baik dalam penyediaan sumber-sumber produksi atau manfaat proyek.

  Untuk menghitung analisis usaha yang dilakukan dapat digunakan rumus- rumus sebagai berikut : a. Pendapatan usaha tani (Net Cash) menurut Soetrisno (1981) dalam Kholifah et

  al. (2012), Pendapatan Bersih Petani (Net Cash), merupakan selisih antara seluruh

  penerimaan dengan seluruh pengeluaran selama proses produksi berlangsung dengan rumus: NC = TR – TC Keterangan : NC (Net Cash) = Pendapatan bersih petani.

  TR ( Total Revenue ) = Total penerimaan. TC ( Total Cost) = Total biaya.

  b. R/C ratio (Revenue Cost ratio) merupakan analisis kelayakan usaha untuk mengukur tingkat pengembalian usaha dalam menerapkan suatu teknologi, sebagai tolak ukur penerimaan dan biaya dengan rumus (Prasetya, 1990 dalam Kholifah et al. 2012).

  R/C = TC / TR

  Keterangan : TR ( Total Revenue ) = Total penerimaan.

  TC ( Total Cost) = Total biaya. Indikasi R/C ratio sebagai berikut.

  1. Jika R/C ratio > 1 maka usaha pembesaran ikan layak untuk diusahakan.

  2. Jika R/C ratio < 1, maka usaha pembesaran ikan tidak layak untuk diusahakan.

  3. Jika R/C ratio = 1, berarti usaha pembesaran hanya mampu menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan, berarti tidak untung dan tidak rugi.

  c. BEP (Break Even Point) analisis break even point digunakan untuk mengetahui berapa jumlah minimal perusahaan untuk memproduksi dan menjual agar tidak menderita kerugian dengan rumus (Sigit,1980dalam Kholifah et al. 2012).

  BEP = 1 – FC TVC TR

  Keterangan : BEP = (Break Event Point) Titik impas.

  FC = (Fixed Cost )Biaya tetap. TVC = ( Total Variable Cost ) Total biaya variabel. TR = ( Total Revenue ) Total penerimaan.

III PELAKSANAAN KEGIATAN

  3.1 Tempat dan Waktu

  Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan Puri Mojokerto, Desa Kebon Agung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur. Kegiatan ini dilaksanakan mulai 12 Januari – 6 Februari 2015.

  3.2 Metode Kerja

  Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah mengikuti secara langsung kegiatan yang dilakukan dalam teknik pembesaran ikan bawal (Colossoma macropomum) di Balai Benih Ikan Puri Mojokerto.

  3.3 Metode Pengumpulan Data

  Pengumpulan data merupakan suatu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu (Silalahi, 2010). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode pengumpulan data kualitatif melalui observasi, wawancara (Neuman, 2000 dalam Silalahi, 2010) dan partisipasi aktif.

  A. Observasi Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), obyek (benda), atau kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Penggunaan observasi langsung memungkinkan peneliti mengumpukan data mengenai perilaku dan kejadian secara detail dan akurat (Sangadji dan Sopiah, 2010). Observasi dalam Praktek Kerja Lapang ini dilakukan terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan Pada Praktek Kerja Lapang ini observasi akan dilakukan terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan teknik pembesaran ikan bawal meliputi kegiatan persiapan budidaya, kegiatan pengolahan tanah pada kolam yang akan di gunakan, penebaran benih, pemberian pakan, kontrol kualitas air, dan pemanenan.

  B. Wawancara Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden. Wawancara memerlukan komunikasi yang baik dan lancar antara pewawancara dengan responden sehingga responden mempunyai keinginan untuk menjawab serta didapatkan data yang dapat dipertanggung jawabkan secara keseluruhan (Nazir, 2011). Wawancara pada praktek kerja lapangan ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai teknik pembesaran, latar belakang melakukan pembesaran, struktur organisasi, permodalan, produksi, pemasaran, permasalahan serta hambatan yang dihadapi dalam proses kegiatan pembesaran ikan bawal (Colossoma macropomum).

  C. Partisipasi Aktif Partisipasi aktif adalah keterlibatan dalam suatu kegiatan secara langsung di lapangan (Nazir, 2011). Partisipasi aktif dilakukan dengan mengikuti secara langsung kegiatan yang dilakukan dalam pembesaran ikan bawal di Balai Benih Ikan Mojokerto.

3.4 Jenis Data

  Data yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini dapat diklasifikasikan menurut dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.

  3.4.1 Data Primer

  Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), dan kejadian atau kegiatan (Sangadji dan Sopiah, 2010).

  3.4.2 Data Sekunder

  Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia. Data sekunder biasanya berupa artikel- artikel dalam surat kabar, buku, artikel-artikel, jurnal-jurnal ilmiah, bulletin ilmiah, laporan-laporan, publikasi pemerintah, informasi yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan, dan analisis yang dibuat para ahli (Silalahi, 2010).

Dokumen yang terkait

MANAJEMEN PEMBESARAN IKAN BANDENG ( Chanos chanos) DENGAN SISTEM SEMI INTENSIF DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BBPBAP) JEPARA PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

0 4 14

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA PEMBESARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM TAMBAK BUDIDAYA INTENSIF DI BALAI LAYANAN USAHA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA (BLUPPB) KARAWANG, JAWA BARAT PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

0 3 78

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) PADA KOLAM SEMI INTENSIF DI BALAI PERBENIHAN DAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR (BPBIAT) MUNTILAN, KABUPATEN MAGELANG – JAWA TENGAH PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

0 2 14

TEKNIK PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN SISTEM BIOFLOK DI BALAI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN CANGKRINGAN, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

0 1 15

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN KERAPU CANTANG (Epinephelusfuscoguttatus-lanceolatus)DI UPT PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT SITUBONDO - JAWA TIMUR PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

0 0 15

TEKNIK PEMBESARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DAN IKAN KOI (Cyprinus carpio ) DENGAN SISTEM MINAPADI DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR, SUKABUMI, JAWA BARAT PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

0 0 14

TEKNIK PEMBESARAN IKAN MAS MAJALAYA PADA KOLAM AIR DERAS DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI, JAWA BARAT PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

0 0 16

TEKNIK PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)PADA TAMBAK INTENSIF DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM SEMI BIOFLOK DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BPBAP)GELUNG – SITUBONDO, JAWA TIMUR PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

0 0 15

TEKNIK KULTUR Tetraselmis chuii SKALA LABORATORIUM DAN SKALA SEMI MASSAL DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BBPBAP) JEPARA-JAWA TENGAH LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

0 0 14

TEKNIK PEMBESARAN IKAN NILA GENETIC MALE TILAPIA (GMT) DENGAN FERMENTASI PAKAN DI KOLAM INTENSIF INSTALASI BUDIDAYA AIR PAYAU, LAMONGAN PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S1 BUDIDAYA PERAIRAN

0 0 18