Jenis Kapang Sampel Hari
7. LAMPIRAN Lampiran 1. PENGAMATAN JENIS KOLONI KAPANG SELAMA PENYIMPANAN PADA ROTI TAWAR DENGAN PENAMBAHAN ESTER SUKROSA
Perlakuan Jumlah Penampakan Koloni Inokulasi Jenis Kapang
Species Kapang Sampel Hari Warna hijau lumut tua, permukaan seperti Penicillium sp 2 beludru Warna putih, 3 permukaan licin dan Aureobasidium sp 1 mengkilap Warna pink, permukaan licin dan Aureobasidium sp 3 mengkilap Warna hitam, permukaan serabut Aspergillus sp 1 berserbuk
1
2 Warna hijau lumut, permukaan serabut Aspergillus sp 2 S berserbuk
E Warna hitam, permukaan serabut
Aspergillus sp 1 00% berserbuk
0, Warna hijau lumut, ar
2 3 permukaan serabut Aspergillus sp 2 aw berserbuk
T i Warna abu
- – abu putih,
ot permukaan berserabut Mucor sp
R seperti kapas Warna cokelat oranye,
3 1 permukaan berupa Aspergillus sp 4 serabut halus Warna hijau lumut,
- Warna putih,
1 1 permukaan licin dan Aureobasidium sp 1
mengkilap
Warna hitam, permukaan serabut Aspergillus sp 1S
berserbuk
E
2
2 Warna hijau lumut, 25% permukaan serabut Aspergillus sp 2
berserbuk
0, ar Warna hijau lumut, aw permukaan serabut Aspergillus sp 2
T
berserbuk
i ot3
2 Warna putih, R permukaan licin dan Aureobasidium sp 1
mengkilap
Warna hijau lumut, permukaan serabut Aspergillus sp 2berserbuk
Warna putih, permukaan licin dan Aureobasidium sp 1mengkilap
4
4 Warna cokelat tua, permukaan licin dan Aureobasidium sp 4
mengkilap
Warna hijau lumut tua, permukaan sepertiPenicillium sp 2
beludru Warna putih,
1 Permukaan berupa Fusarium sp 2
serabut halus Warna hijau lumut, permukaan serabut Aspergillus sp 2berserbuk
1
2 Warna cokelat, Permukaan berserabut Cladosporium sp 2 halus, bagian tengah koloni menonjol
S Warna hitam,
E permukaan serabut Aspergillus sp 1
berserbuk
50% Warna hijau lumut,
0, ar 2 3 permukaan serabut Aspergillus sp 2
berserbuk
aw TWarna putih, i ot
Permukaan seperti Aspergillus sp 6 R
beludru
Warna hijau lumut, permukaan serabut Aspergillus sp 2berserbuk
3 Warna hijau lumut tua, permukaan seperti Penicillium sp 2
beludru
Warna hitam, permukaan serabut Aspergillus sp 1berserbuk
4
2 Warna abu
- – abu putih, permukaan berserabut Mucor sp seperti kapas
S E
- - -
75% 0, ar
- – abu putih, permukaan berserabut seperti kapas
2 Warna hitam, permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2 Warna putih, permukaan licin dan
mengkilap
2 Warna hijau lumut, permukaan serabut
berserbuk
2
Aspergillus sp 2
Aspergillus sp 1 Warna hijau lumut, permukaan serabut
berserbuk
2 Warna hitam, permukaan serabut
berserbuk
1
00 % E S
Aspergillus sp 2 R ot i T aw ar 1,
Aspergillus sp 1 Warna hijau lumut, permukaan serabut
berserbuk
4
Aureobasidium sp 1
Aspergillus sp 2 Warna putih, permukaan licin dan
mengkilap
2 Warna hijau lumut, permukaan serabut
berserbuk
3
Mucor sp
Aureobasidium sp 1
Warna abu
Aspergillus sp 1 Warna putih, permukaan licin dan
mengkilap
3 Warna hitam, permukaan serabut
berserbuk
2
R ot i T aw ar 0, 75% E S
- - -
Aureobasidium sp 1
Warna abu
- – abu putih,
- – abu putih, permukaan berserabut seperti kapas
R ot i T aw ar
1,
00 % E S
4
1 Warna abu
Mucor sp
Lampiran 2. KARAKTERISTIK DAN MORFOLOGI KAPANG YANG TUMBUH PADA ROTI TAWAR DENGAN PENAMBAHAN ESTER SUKROSA
ISOLAT 1 a b
Gambar 25. Penampakan Koloni Aspergillus sp 1 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidia konidiofora nonseptate Perbesaran : 40 x 10 Perbesaran : 100 x 10
Gambar 26. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 1 Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 1 memiliki penampakan koloni berwarna hitam pada bagian atas media dan putih pada bagian bawah (Gambar 25). Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni serabut berserbuk dengan tipe pertumbuhan koloni velvety. Hal yang menentukan kapang ini termasuk ke dalam genus Aspergillus adalah ditemukannya hifa berseptat, sel kaki, dan vesikel pada ujung konidiofora. Selain itu, kapang ini memiliki ciri
- – ciri lain yaitu konidiofora yang tidak berseptat dan tidak bercabang, serta konidia yang berbentuk globose (Gambar 26). Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 untuk melihat tipe pertumbuhan koloni, dan pada perbesaran 100 x 10 untuk melihat secara lebih jelas
ISOLAT 2 a b
Gambar 27. Penampakan Koloni Aspergillus sp 2 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidia vesikel konidiofora nonseptate sel kaki
Perbesaran : 40 x 10 Perbesaran : 10 x 10 Gambar 28. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 2 Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 2 memiliki penampakan koloni berwarna hijau lumut pada bagian atas media dan putih kekuningan pada bagian bawah (Gambar 27). Sama seperti isolat sebelumnya, isolat 2 memiliki permukaan koloni serabut berserbuk. Namun yang membedakan adalah isolat 2 memiliki tipe pertumbuhan koloni lanose. Adanya hifa berseptat, sel kaki, dan vesikel pada ujung konidiofora merupakan alasan mengapa jenis kapang ini juga dikelompokkan ke dalam genus Aspergillus . Selain itu, kapang ini memiliki ciri
- – ciri lain yaitu konidiofora yang tidak berseptat dan tidak bercabang, serta konidia yang berbentuk globose (Gambar 28). Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 untuk melihat secara lebih jelas penampakan bagian
- – bagian mikroskopik jenis kapang ini. Pengamatan juga dilakukan pada perbesaran 10 x 10, dimana pada perbesaran ini ditemukan adanya sel
ISOLAT 3 a b
Gambar 29. Penampakan Koloni Aspergillus sp 3 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidia vesikel
konidiofora nonseptate
sel kakiPerbesaran : 40 x 10 Gambar 30. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 3 Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 3 memiliki penampakan koloni berwarna hijau lumut pada bagian atas media dan putih kekuningan pada bagian bawah (Gambar 29). Jenis kapang ini juga memiliki permukaan koloni serabut berserbuk dan tipe pertumbuhan koloni lanose. Adanya hifa berseptat, sel kaki, dan vesikel pada ujung konidiofora merupakan alasan mengapa jenis kapang ini juga dikelompokkan ke dalam genus Aspergillus. Selain itu, kapang ini memiliki ciri
- – ciri lain yaitu konidiofora yang tidak berseptat dan tidak bercabang, serta konidia yang berbentuk globose (Gambar 30). Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 untuk melihat secara lebih jelas penampakan bagian
- – bagian mikroskopik jenis kapang ini. Pengamatan koloni pada media PDA dan penampakan mikroskopik
Aspergillus sp 3 memiliki ciri yang sama dengan Aspergillus sp 2. Akan tetapi, dapat
ISOLAT 4 a b
Gambar 31. Penampakan Koloni Aspergillus sp 4 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidiofora nonseptate vesikel fialida konidia
Perbesaran : 40 x 10 Gambar 32. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 4 Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 4 memiliki penampakan koloni berwarna cokelat oranye pada bagian atas maupun bagian bawah media (Gambar 31). Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni serabut halus dengan tipe pertumbuhan koloni lanose. Hal yang menentukan kapang ini termasuk ke dalam genus Aspergillus adalah ditemukannya hifa berseptat, sel kaki, dan vesikel pada ujung konidiofora. Selain itu, kapang ini memiliki ciri
- – ciri lain yaitu konidiofora yang tidak berseptat dan tidak bercabang, adanya fialida, serta konidia yang berbentuk globose (Gambar 32). Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 untuk melihat penampakan bagian – bagian mikroskopik kapang jenis ini.
ISOLAT 5 a b
Gambar 33. Penampakan Koloni Aspergillus sp 5 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidia konidiofora nonseptate vesikel sel kaki
Perbesaran : 40 x 10 Gambar 34. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 5 Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 5 memiliki penampakan koloni berwarna cokelat tua pada bagian atas dan cokelat krem bagian bawah media (Gambar 33). Hal yang membedakan species ini dengan species - species Aspergillus sebelumnya adalah permukaan koloni yang seperti beludru dan kompak. Jenis kapang ini juga memiliki tipe pertumbuhan koloni lanose. Hal yang juga menentukan kapang ini termasuk ke dalam genus Aspergillus adalah ditemukannya hifa berseptat, sel kaki, dan vesikel pada ujung konidiofora. Selain itu, kapang ini memiliki ciri
- – ciri lain yaitu konidiofora yang tidak berseptat dan tidak bercabang, serta konidia yang berbentuk
globose (Gambar 34). Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 untuk melihat penampakan bagian
– bagian mikroskopik kapang jenis ini.
ISOLAT 6 a b
Gambar 35. Penampakan Koloni Aspergillus sp 6 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
fialida vesikel konidia konidiofora nonseptate sel kaki Perbesaran : 40 x 10
Gambar 36. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 6 Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 6 memiliki penampakan koloni berwarna putih pada bagian atas maupun bagian bawah media (Gambar 35). Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni yang seperti beludru dan tipe pertumbuhan koloni lanose. Hal yang juga menentukan kapang ini termasuk ke dalam genus Aspergillus adalah ditemukannya hifa berseptat, sel kaki, dan vesikel pada ujung konidiofora. Selain itu, kapang ini memiliki ciri
- – ciri lain yaitu konidiofora yang tidak berseptat dan tidak bercabang, adanya fialida, serta konidia yang berbentuk globose (Gambar 36). Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 untuk melihat penampakan bagian – bagian mikroskopik kapang jenis ini.
ISOLAT 7 a b
Gambar 37. Penampakan Koloni Aspergillus sp 7 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidia fialida vesikel konidiofora nonseptate
Perbesaran : 40 x 10 Gambar 38. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 7 Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 7 memiliki penampakan koloni berwarna hijau lumut muda dengan warna putih di bagian pinggir pada bagian atas media dan putih kehijauan pada bagian bawah media (Gambar 37). Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni yang sama dengan Aspergillus sp 5 yaitu seperti beludru dan kompak. Tipe pertumbuhan koloni jenis kapang ini adalah velvety. Adanya hifa berseptat, sel kaki, vesikel pada ujung konidiofora, konidiofora yang cenderung tidak berseptat, fialida, dan spora yang berupa konidia berbentuk globose membuat kapang ini dikelompokkan ke dalam genus Aspergillus (Gambar 38). Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 untuk mengamati penampakan bagian
- – bagian mikroskopik kapang jenis ini.
ISOLAT 8 a b
Gambar 39. Penampakan Koloni Aureobasidium sp 1 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
hifa berseptat hyaline konidiofora Perbesaran : 40 x 10 Perbesaran : 100 x 10
Gambar 40. Penampakan Mikroskopik Aureobasidium sp 1 Berdasarkan penampakan yang diamati pada media PDA, isolat 8 memiliki penampakan koloni berwarna putih pada bagian atas maupun bagian bawah media (Gambar 39). Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni yang licin dan mengkilap. Hal yang menjadi alasan jenis kapang ini dikelompokkan ke dalam genus Aureobasidium adalah adanya konidia berbentuk oval yang disebut hyaline, hifa berseptat, dan bentuk konidiofora yang simple dan pendek (Gambar 40). Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 dan 100 x 10.
ISOLAT 9 a b
Gambar 41. Penampakan Koloni Aureobasidium sp 2 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
hifa berseptat hyaline
Perbesaran : 40 x 10 Perbesaran : 100 x 10 Gambar 42. Penampakan Mikroskopik Aureobasidium sp 2 Berdasarkan penampakan yang diamati pada media PDA, isolat 9 memiliki penampakan koloni berwarna cokelat krem pada bagian atas maupun bagian bawah media (Gambar 41). Sama seperti jenis Aureobasidium sebelumnya, jenis kapang ini juga memiliki permukaan koloni yang licin dan mengkilap. Hal yang menjadi alasan jenis kapang ini dikelompokkan ke dalam genus Aureobasidium adalah adanya konidia berbentuk oval yang disebut hyaline dan hifa berseptat (Gambar 42). Meski tidak terlihat pada Gambar 35, Aureobasidium sp 2 juga memiliki bentuk konidiofora yang simple dan pendek.
Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 dan 100 x 10.
ISOLAT 10 a b
Gambar 43. Penampakan Koloni Aureobasidium sp 3 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
hifa berseptat konidiofora hyaline
Perbesaran : 40 x 10 Perbesaran : 100 x 10 Gambar 44. Penampakan Mikroskopik Aureobasidium sp 3 Berdasarkan penampakan yang diamati pada media PDA, isolat 10 memiliki penampakan koloni berwarna pink pada bagian atas maupun bagian bawah media (Gambar 43). Sama seperti jenis
- – jenis Aureobasidium sebelumnya, jenis kapang ini memiliki permukaan koloni yang licin dan mengkilap. Adanya konidia berbentuk oval yang disebut hyaline, hifa berseptat, dan bentuk konidiofora yang simple dan pendek juga menjadi alasan mengapa kapang jenis ini dikelompokkan ke dalam genus
Aureobasidium (Gambar 44). Pengamatan mikroskop jenis kapang ini juga dilakukan pada perbesaran 40 x 10 dan 100 x 10.
ISOLAT 11 a b
Gambar 45. Penampakan Koloni Aureobasidium sp 4 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
hifa berseptat konidiofora hyaline
Perbesaran : 40 x 10 Perbesaran : 100 x 10 Gambar 46. Penampakan Mikroskopik Aureobasidium sp 4 Isolat 11 memiliki penampakan koloni berwarna putih krem sampai cokelat tua pada bagian atas maupun pada bagian bawah media PDA (Gambar 45). Jenis kapang ini juga memiliki permukaan koloni yang licin dan mengkilap. Hal
- – hal yang menjadi alasan mengapa jenis kapang ini juga dikelompokkan ke dalam genus Aureobasidium adalah adanya konidia berbentuk oval yang disebut hyaline, hifa berseptat, dan bentuk konidiofora yang simple dan pendek (Gambar 46). Pengamatan mikroskop juga dilakukan pada perbesaran 40 x 10 dan 100 x 10.
ISOLAT 12 a b
Gambar 47. Penampakan Koloni Cladosporium sp 1 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
rantai konidial hifa berseptat sel kaki Perbesaran : 40 x 10
Gambar 48. Penampakan Mikroskopik Cladosporium sp 1 Berdasarkan penampakan yang diamati pada media PDA, isolat 12 memiliki penampakan koloni yang berwarna cokelat pada bagian atas dan hitam kehijauan pada bagian bawah media (Gambar 47). Isolat 12 merupakan koloni kapang yang memiliki permukaan seperti beludru dan terdapat tonjolan pada bagian tengah. Jenis kapang ini memiliki hifa berseptat dan sel kaki. Hal
- – hal yang menjadi alasan bahwa kapang ini dikelompokkan ke dalam genus Cladosporium adalah adanya konidiofora berseptat dan bercabang, serta spora yang berupa konidia berbentuk oval dan berentetan membentuk rantai konidial (Gambar 48). Pengamatan untuk melihat penampakan mikroskopik janis kapang ini dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
ISOLAT 13 a b
Gambar 49. Penampakan Koloni Cladosporium sp 2 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
rantai konidial konidiofora berseptat sel kaki hifa berseptat
Perbesaran : 40 x 10 Gambar 50. Penampakan Mikroskopik Cladosporium sp 2 Sama seperti isolat sebelumnya, isolat 13 juga dikelompokkan ke dalam genus
Cladosporium. Hal ini dapat dilihat dari penampakan yang dilihat pada media PDA, bahwa isolat ini memiliki permukaan koloni yang menonjol pada bagian tengahnya.
Isolat 13 juga memiliki koloni yang berwarna cokelat pada bagian atas media dan hitam kehijauan pada bagian bawah media. Namun yang membedakan dengan jenis Cladosporium sebelumnya adalah jenis ini memiliki koloni yang berserabut halus (Gambar 49). Hal lainnya yang menyebabkan isolat ini dikelompokkan ke dalam genus Cladosporium adalah adanya konidiofora berseptat dan bercabang, serta spora yang berupa konidia berbentuk oval dan berentetan membentuk rantai konidial. Ciri
- – ciri
ISOLAT 14 a b
Gambar 51. Penampakan Koloni Drechslera sp 1 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidia konidiofora berseptat hifa berseptat sel kaki
Perbesaran : 40 x 10 Gambar 52. Penampakan Mikroskopik Drechslera sp 1 Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 14 memiliki penampakan koloni yang berwarna hitam dengan tonjolan pada bagian tengahnya pada bagian atas media dan warna hitam dengan pinggiran koloni berwarna putih pada bagian bawah media (Gambar 51). Isolat 14 merupakan koloni kapang yang permukaannya kompak dan seperti beludru. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan mikroskop, isolat 14 dikelompokkan ke dalam kapang genus Drechslera. Hal ini disebabkan karena isolat 14 memiliki penampakan mikroskop sebagai berikut; yaitu memiliki konidiofora berseptat namun tidak bercabang dan spora berupa konidia berbentuk silinder, berwarna cokelat tua, dan adanya garis melintang (Gambar 52). Ciri
- – ciri mikroskopik lainnya adalah hifa berseptat dan adanya sel kaki. Pengamatan untuk
ISOLAT 15 a b
Gambar 53. Penampakan Koloni Drechslera sp 2 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidia konidiofora berseptat sel kaki hifa berseptat
Perbesaran : 10 x 10 Perbesaran : 40 x 10 Gambar 54. Penampakan Mikroskopik Drechslera sp 2 Berbeda dengan isolat 14, isolat 15 memiliki penampakan koloni berwarna cokelat tua keabu
- – abuan pada bagian atas media dan warna hitam pada bagian bawah media dengan warna putih pada bagian pinggir koloni (Gambar 53). Selain itu, isolat 15 memiliki permukaan koloni yang kompak dan cenderung berukuran kecil. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan mikroskop, isolat 15 juga dikelompokkan ke dalam kapang genus Drechslera. Hal ini disebabkan karena jenis kapang ini memiliki penampakan mikroskop sebagai berikut; yaitu memiliki konidiofora berseptat namun tidak bercabang dan spora berupa konidia berbentuk silinder, berwarna cokelat tua, dan adanya garis melintang (Gambar 54). Ciri – ciri mikroskopik lainnya yang juga dimiliki isolat 15 adalah hifa berseptat dan adanya sel kaki. Pengamatan untuk melihat
ISOLAT 16 a b
Gambar 55. Penampakan Koloni Fusarium sp 1 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
microconidia konidiofora hifa berseptat
Perbesaran : 40 x 10 Gambar 56. Penampakan Mikroskopik Fusarium sp 1 Pada Gambar 55 dapat dilihat bahwa isolat 16 memiliki penampakan koloni berwarna abu
- – abu tua pada bagian atas media dan pink pada bagian bawah media PDA. Isolat 16 merupakan jenis kapang yang memiliki permukaan koloni yang berserabut seperti kapas. Beberapa hal yang menunjukkan bahwa isolat 16 termasuk ke dalam genus
Fusarium adalah adanya spora yang berupa microconidia berbentuk oval, silinder. Ciri
- – ciri mikroskopik lainnya yang dimiliki jenis kapang ini adalah hifa dan konidiofora berseptat (Gambar 56). Pengamatan mikroskop untuk jenis kapang ini juga dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
ISOLAT 17 a b
Gambar 57. Penampakan Koloni Fusarium sp 2 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
hifa berseptat konidiofora macroconidia multiseptate
Perbesaran : 40 x 10 Gambar 58. Penampakan Mikroskopik Fusarium sp 2 Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 17 memiliki penampakan koloni yang hampir sama dengan isolat 16. Isolat 17 memiliki koloni yang juga berrwarna pink pada bagian bawah media. Namun pada bagian atas media, kapang ini memiliki koloni berwarna putih dan permukaan koloni berupa serabut halus (Gambar 57). Pada penampakan mikroskopik, isolat 17 memiliki spora yang berupa
(Gambar 58). Hal inilah yang merupakan salah satu alasan macroconidia multiseptate kapang ini dikelompokkan ke dalam genus Fusarium. Ciri
- – ciri mikroskopik lainnya yang dimiliki jenis kapang ini tidak jauh berbeda dengan jenis Fusarium sebelumnya, yaitu adanya hifa dan konidiofora berseptat. Pengamatan mikroskop untuk kapang jenis ini juga dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
ISOLAT 18 a b
Gambar 59. Penampakan Koloni Mucor sp pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
sporangium sporangia columella sporangiofora stolon
Perbesaran : 40 x 10 Gambar 60. Penampakan Mikroskopik Mucor sp Isolat 18 merupakan jenis kapang yang memiliki koloni yang berwarna abu
- – abu putih pada bagian atas media dan cokelat tua pada bagian bawah media PDA, serta memiliki penampakan koloni yang berserabut seperti kapas (Gambar 59). Isolat 18 dikelompokkan ke dalam genus Mucor karena memiliki ciri koloni yang tumbuh memenuhi cawan. Selain itu juga dapat ditinjau dari penampakan mikroskopik, dimana jenis kapang Mucor memiliki sporangia berbentuk bulat telur yang terkumpulkan menjadi satu di dalam kotak spora yang disebut sporangium, columella pada ujung sporangiofora, serta adanya hifa yang tidak berseptat, dan stolon (Gambar 60). Pengamatan mikroskop jenis kapang ini dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
ISOLAT 19 a b
Gambar 61. Penampakan Koloni Nigrospora sp pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidiofora berseptat sel kaki konidia hifa berseptat
Perbesaran : 40 x 10 Gambar 62. Penampakan Mikroskopik Nigrospora sp Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 19 memiliki koloni yang berwarna hijau lumut kehitaman pada bagian atas maupun bagian bawah media. Isolat 19 merupakan jenis kapang yang memiliki permukaan koloni yang kompak dan woolly (Gambar 61). Jenis kapang ini termasuk ke dalam genus Nigrospora. Hal ini disebabkan karena kapang ini memiliki ciri
- – ciri mikroskopik sebagai berikut; adanya spora yang berupa konidia berbentuk bulat besar dan berwarna hitam; serta konidiofora berseptat yang bergelombang dan bercabang (Gambar 62). Ciri – ciri mikroskopik lainnya yang dimiliki kapang jenis ini adalah adanya hifa berseptat dan sel kaki. Sama seperti pengamatan mikroskop kapang
- – kapang sebelumnya, jenis kapang ini juga diamati pada perbesaran 40 x 10.
ISOLAT 20 a b
Gambar 63. Penampakan Koloni Penicillium sp 1 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidia fialida konidiofora berseptat sel kaki
Perbesaran : 40 x 10 Gambar 64. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 1 Seperti pada Gambar 63, isolat 20 memiliki penampakan koloni yang berwarna hijau lumut muda dengan warna putih di bagian tengah dan pinggir koloni pada bagian atas media. Sedangkan pada bagian bawah media PDA, isolat ini memiliki koloni yang berwarna putih kekuningan. Isolat 20 merupakan jenis kapang yang memiliki permukaan koloni yang kompak dan seperti beludru. Kapang ini memiliki ciri
- – ciri penampakan mikroskopik sebagai berikut; hifa dan konidiofora berseptat dan bercabang, memiliki sel kaki; spora yang berupa konidia berbentuk globose, dan fialida (Gambar 64). Selain itu, jenis kapang ini memiliki tipe pertumbuhan koloni lanose. Berdasarkan penampakan koloni pada media PDA dan ciri
- – ciri mikroskopiknya, maka isolat 20 dikelompokkan ke dalam genus Penicillium. Pemgamatan mikroskop untuk mengamati kapang jenis ini dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
ISOLAT 21 a b
Gambar 65. Penampakan Koloni Penicillium sp 2 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidia
fialida
konidiofora berseptat sel kaki hifa berseptat Perbesaran : 40 x 10Gambar 66. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 2 Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 21 memiliki koloni yang berwarna hijau lumut tua dengan warna putih pada bagian pinggir koloni pada bagian atas media dan warna cokelat keputihan pada bagian bawah media (Gambar 65). Jenis kapang ini dikelompokkan ke dalam genus Penicillium. Selain karena penampakan koloni yang mengandung unsur warna hijau, jenis kapang ini memiliki penampakan mikroskopik yang termasuk ke dalam ciri
- – ciri kapang Penicillium sp. Ciri – ciri penampakan mikroskopik isolat 21 adalah sebagai berikut; hifa dan konidiofora berseptat, adanya sel kaki, fialida, dan spora yang berupa konidia berbentuk globose (Gambar 66). Pengamatan mikroskop kapang Penicillium jenis ini dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
ISOLAT 22 a b
Gambar 67. Penampakan Koloni Penicillium sp 3 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidia fialida metula konidiofora berseptat hifa berseptat Perbesaran : 40 x 10
Gambar 68. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 3 Hampir sama dengan dua isolat sebelumnya, isolat 22 juga memiliki penampakan koloni yang berwarna hijau lumut pada bagian atas maupun bagian bawah media PDA. Namun isolat ini memiliki warna hijau lumut yang lebih tua dibandingkan dengan isolat sebelumnya (Gambar 67). Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni yang kompak. Hal
- – hal yang membuat jenis kapang ini dikelompokkan ke dalam genus Penicillium adalah ciri
– ciri mikroskopiknya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 68. Kapang ini
memiliki hifa dan konidiofora berseptat, adanya sel kaki, fialida, metula, dan spora yang berupa konidia berbentuk globose. Penicillium sp 3 memiliki percabangan konidiofora yang sederhana dan pertumbuhan koloni lanose. Pengamatan mikroskop kapang
ISOLAT 23 a b
Gambar 69. Penampakan Koloni Penicillium sp 4 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
fialida metula konidia konidiofora berseptat
Perbesaran : 40 x 10 Gambar 70. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 4 Kapang Penicillium memang identik dengan penampakan koloni yang berwarna hijau.
Sama seperti kapang
- – kapang Penicillium sebelumnya, isolat 23 juga memiliki penampakan koloni yang berwarna hijau. Namun Penicillium jenis ini memiliki koloni yang berwarna hijau sedikit kekuningan, baik pada bagian atas maupun pada bagian bawah media PDA (Gambar 69). Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni serabut berserbuk halus. Ciri – ciri mikroskopik yang terlihat juga hampir sama dengan jenis – jenis Penicillium sebelumnya. Kapang ini memiliki hifa dan konidiofora berseptat, percabangan konidiofora yang sederhana, adanya fialida, metula, sel kaki, dan konidia yang berbentuk globose (Gambar 70). Namun Penicillium jenis ini memiliki tipe pertumbuhan koloni fasciculate. Pengamatan mikroskop kapang jenis ini juga dilakukan
ISOLAT 24 a b
Gambar 71. Penampakan Koloni Penicillium sp 5 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidia fialida konidiofora berseptat sel kaki hifa berseptat Perbesaran : 40 x 10
Gambar 72. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 5 Isolat 24 memiliki penampakan koloni pada media PDA yang berwarna hijau kekuningan baik pada bagian atas media maupun pada bagian bawah media (Gambar 71). Isolat ini juga dikelompokkan ke dalam genus Penicillium dengan permukaan koloni kapang yang berupa serabut halus. Sama dengan jenis
- – jenis Penicillium sebelumnya, isolat 24 memiliki ciri
- – ciri mikroskopik sebagai berikut; memiliki hifa dan konidiofora berseptat, tipe percabangan konidiofora sederhana, adanya sel kaki, fialida, dan konidia yang juga berbentuk globose (Gambar 72). Tipe pertumbuhan koloni kapang ini adalah lanose. Pengamatan mikroskop jenis kapang ini juga dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
ISOLAT 25 a b
Gambar 73. Penampakan Koloni Penicillium sp 6 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
hifa berseptat fialida konidia Perbesaran : 100 x 10
Gambar 74. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 6 Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 25 memiliki penampakan warna koloni yang hampir sama dengan penampakan warna koloni isolat
21. Pada bagian atas media PDA, isolat 25 juga memiliki koloni yang berwarna hijau namun sedikit kebiruan. Sedangkan pada bagian bawah media PDA, isolat ini juga memiliki warna koloni putih kekuningan (Gambar 73). Jenis kapang dengan permukaan koloni seperti beludru ini juga dikelompokkan ke dalam genus Penicillium. Hal ini disebabkan karena isolat ini memiliki penampakan mikroskopik sebagai berikut; terlihat adanya hifa dan konidiofora berseptat, sel kaki, fialida, dan konidia berbentuk globose (Gambar 74). Kapang ini memiliki tipe percabangan konidiofora yang sederhana dan tipe pertumbuhan koloni lanose. Pengamatan mikroskop jenis kapang ini dilakukan
ISOLAT 26 a b
Gambar 75. Penampakan Koloni Penicillium sp 7 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidia fialida metula konidiofora berseptat hifa berseptat
Perbesaran : 40 x 10 Gambar 76. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 7 Isolat berikutnya yang juga termasuk ke dalam genus Penicillium adalah isolat 26.
Berdasarkan penampakan koloni pada media PDA, isolat 26 memiliki koloni yang berwarna putih kehijauan pada bagian atas maupun bagian bawah media (Gambar 75). Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni seperti beludru dengan tonjolan di bagian tengahnya. Hal
- – hal yang juga menentukan isolat 26 dikelompokkan ke dalam genus adalah penampakan mikroskopiknya. Isolat 26 juga memiliki hifa dan
Penicillium konidiofora yang berseptat dan tipe percabangan konidiofora two stage branched. Jenis kapang ini juga memiliki sel kaki, fialida, metula, dan konidia yang berbentuk globose (Gambar 76). Tipe pertumbuhan koloni isolat ini adalah lanose. Dan pengamatan mikroskop juga dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
ISOLAT 27 a b
Gambar 77. Penampakan Koloni Syncephalastrum sp pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
merospora sporangia vesikel Perbesaran : 100 x 10 sporangiofora nonseptate hifa nonseptate
Perbesaran : 40 x 10 Gambar 78. Penampakan Mikroskopik Syncephalastrum sp Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 27 memiliki permukaan koloni berserabut seperti kapang berwarna abu
- – abu tua pada bagian atas media dan putih pada bagian bawah media (Gambar 77). Jenis kapang ini dikelompokkan ke dalam
genus Syncephalastrum karena memiliki hifa dan sporangiofora yang bercabang namun tidak berseptat. Terlebih lagi, pada pengamatan dengan perbesaran 100 x 10 dapat diliihat bahwa kapang ini memiliki vesikel, spora yang berupa merospora berbentuk globose yang tersusun dalam sporangia berbentuk fingerlike tubular, dan sel kaki (Gambar 78). Pengamatan mikroskop juga dilakukan dengan perbesaran 40 x 10 dilakukan untuk mengamati penampakan mikrokopik secara keseluruhan.
ISOLAT 28 a b
Gambar 79. Penampakan Koloni Verticillium sp pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
konidia fialida konidiofora berseptat hifa berseptat sel kaki Perbesaran : 100 x 10
Gambar 80. Penampakan Mikroskopik Verticillium sp Isolat 28 merupakan isolat kapang terakhir dalam penelitian ini. Isolat ini memiliki penampakan koloni pada bagian atas media PDA yang berwarna putih pada bagian pinggir koloni, kuning, dan hitam pada bagian tengah koloni. Sedangkan pada bagian bawah media PDA, isolat ini memiliki warna putih pada bagian pinggir dan kuning pada bagian tengah koloni (Gambar 79). Jenis kapang yang memiliki permukaan koloni seperti beludru ini dikelompokkan ke dalam genus Verticillium. Hal
- – hal yang menyebabkan jenis kapang ini dikelompokkan ke dalam genus Verticillium adalah karena kapang ini memiliki ciri penampakan mikroskopik yang hampir sama dengan
genus Penicillium . Namun terdapat perbedaan pada ukuran fialida yang panjang dan besar serta konidia yang cenderung berbentuk oval (Gambar 80). Pengamatan
Lampiran 3. ANALISA DATA UJI FISIK ROTI TAWAR POROSITAS Descriptives
Porositas 95% Confidence
Std. Interval for Mean N Mean Std. Error Minimum Maximum
Deviation Lower Upper Bound Bound
Roti Tawar 0,00% ES 10 ,27150 ,014018 ,004433 ,26147 ,28153 ,250 ,289 Roti Tawar 0,25% ES 10 ,22610 ,010482 ,003315 ,21860 ,23360 ,211 ,244 Roti Tawar 0,50% ES 10 ,20110 ,005971 ,001888 ,19683 ,20537 ,191 ,212 Roti Tawar 0,75% ES 10 ,18790 ,016169 ,005113 ,17633 ,19947 ,175 ,223 Roti Tawar 1,00% ES 10 ,17510 ,008774 ,002775 ,16882 ,18138 ,163 ,190 Total 50 ,21234 ,036175 ,005116 ,20206 ,22262 ,163 ,289
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Porositas
,111 50 ,168 ,919 50 ,002 a Lilliefors Significance Correction
ANOVA
Porositas Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,058 4 ,014 106,541 ,000
Within Groups ,006 45 ,000
Total ,064
49 Porositas Duncan
Subset for alpha = .05 Perlakuan N
1
2
3
4
5 Roti Tawar 1,00% ES 10 ,17510 Roti Tawar 0,75% ES 10 ,18790 Roti Tawar 0,50% ES 10 ,20110 Roti Tawar 0,25% ES 10 ,22610 Roti Tawar 0,00% ES
10 ,27150
BAKING LOSS
Descriptives
Baking_Loss 95% Confidence
Interval for Mean Std. N Mean Std. Error Minimum Maximum
Deviation Lower Upper Bound Bound
Roti Tawar 0,00% ES 10 ,19790 ,003665 ,001159 ,19528 ,20052 ,190 ,203 Roti Tawar 0,25% ES 10 ,19640 ,005542 ,001752 ,19244 ,20036 ,186 ,205 Roti Tawar 0,50% ES 10 ,20180 ,012891 ,004076 ,19258 ,21102 ,186 ,228 Roti Tawar 0,75% ES 10 ,21530 ,006183 ,001955 ,21088 ,21972 ,205 ,228 Roti Tawar 1,00% ES 10 ,19950 ,037212 ,011767 ,17288 ,22612 ,150 ,242 Total 50 ,20218 ,018633 ,002635 ,19688 ,20748 ,150 ,242
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Baking_Loss
,111 50 ,168 ,964 50 ,136 a Lilliefors Significance Correction
ANOVA
Baking_Loss Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,002 4 ,001 1,769 ,152
Within Groups ,015 45 ,000
Total ,017
49 Baking_Loss Duncan
Subset for alpha = .05 Perlakuan N
1
2 Roti Tawar 0,25% ES 10 ,19640 Roti Tawar 0,00% ES 10 ,19790 ,19790 Roti Tawar 1,00% ES 10 ,19950 ,19950 Roti Tawar 0,50% ES 10 ,20180 ,20180 Roti Tawar 0,75% ES 10 ,21530 Sig.
,549 ,054
VOLUME PENGEMBANGAN Descriptives
Volume_Pengembangan 95% Confidence
Std. Interval for Mean N Mean Std. Error Minimum Maximum
Deviation Lower Upper Bound Bound
Roti Tawar 0,00% ES 10 2,31560 ,386567 ,122243 2,03907 2,59213 1,857 3,000 Roti Tawar 0,25% ES 10 2,84510 ,111033 ,035112 2,76567 2,92453 2,607 3,000 Roti Tawar 0,50% ES 10 3,14020 ,170352 ,053870 3,01834 3,26206 2,893 3,407 Roti Tawar 0,75% ES 10 3,34190 ,245601 ,077666 3,16621 3,51759 3,040 3,680 Roti Tawar 1,00% ES 10 3,54980 ,220234 ,069644 3,39225 3,70735 3,111 3,815 Total 50 3,03852 ,493520 ,069794 2,89826 3,17878 1,857 3,815
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Volume_Pengembangan
,119 50 ,076 ,943 50 ,017 a Lilliefors Significance Correction
ANOVA
Volume_Pengembangan Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 9,238 4 2,310 38,543 ,000
Within Groups 2,696 45 ,060
Total 11,935
49 Volume_Pengembangan Duncan
Subset for alpha = .05 Perlakuan N
1
2
3
4 Roti Tawar 0,00% ES 10 2,31560 Roti Tawar 0,25% ES 10 2,84510 Roti Tawar 0,50% ES 10 3,14020 Roti Tawar 0,75% ES 10 3,34190 3,34190 Roti Tawar 1,00% ES 10 3,54980 Sig.
1,000 1,000 ,072 ,064
HARDNESS CRUST
Penyimpanan Hari ke 0 Descriptives
Hardness_Crust 95% Confidence Interval
Std. for Mean N Mean Std. Error Minimum Maximum
Deviation Lower Upper
Bound Bound Roti Tawar 0,00% ES 10 2836,41456 462,787236 146,346174 2505,35652 3167,47261 2214,914 3564,150 Roti Tawar 0,25% ES 10 2794,98550 548,928120 173,586313 2402,30597 3187,66502 1662,812 3474,632 Roti Tawar 0,50% ES 10 2694,17712 223,010762 70,522195 2534,64483 2853,70941 2208,400 2957,823 Roti Tawar 0,75% ES 10 2525,38422 336,633171 106,452756 2284,57135 2766,19708 2060,842 2992,022 Roti Tawar 1,00% ES 10 1921,05852 910,276231 287,854619 1269,88613 2572,23091 1067,964 3918,161 Total 50 2554,40398 625,210485 88,418115 2376,72113 2732,08684 1067,964 3918,161
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Hardness_Crust
,115 50 ,097 ,973 50 ,293 a Lilliefors Significance Correction
ANOVA
Hardness_Crust Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 5589145,822 4 1397286,455 4,636 ,003
Within Groups 13564373,530 45 301430,523
Total 19153519,352
49 Hardness_Crust Duncan
Subset for alpha = .05 Perlakuan N
1
2 Roti Tawar 1,00% ES 10 1921,05852 Roti Tawar 0,75% ES 10 2525,38422 Roti Tawar 0,50% ES 10 2694,17712 Roti Tawar 0,25% ES 10 2794,98550 Roti Tawar 0,00% ES 10 2836,41456
Penyimpanan Hari ke 1 Descriptives
Hardness_Crust 95% Confidence Interval
Std. for Mean N Mean Std. Error Minimum Maximum
Deviation Lower Upper Bound Bound
Roti Tawar 0,00% ES 10 2752,72710 518,332127 163,911011 2381,93463 3123,51957 2043,487 3666,513 Roti Tawar 0,25% ES 10 2212,12300 348,565209 110,225997 1962,77447 2461,47153 1708,022 2795,130 Roti Tawar 0,50% ES 10 2505,24720 473,567054 149,755052 2166,47774 2844,01666 1861,230 3036,049 Roti Tawar 0,75% ES 10 1835,76110 220,882708 69,849245 1677,75113 1993,77107 1519,661 2179,697 Roti Tawar 1,00% ES 10 1021,49500 276,886925 87,559334 823,42203 1219,56797 616,269 1573,199 Total 50 2065,47068 713,682869 100,929999 1862,64425 2268,29711 616,269 3666,513
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Hardness_Crust
,072 50 ,200(*) ,979 50 ,525 * This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
ANOVA
Hardness_Crust Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 18298833,889 4 4574708,472 30,915 ,000
Within Groups 6658984,747 45 147977,439
Total 24957818,636
49 Hardness_Crust Duncan
Subset for alpha = .05 Perlakuan N
1
2
3
4 Roti Tawar 1,00% ES 10 1021,49500 Roti Tawar 0,75% ES 10 1835,76110 Roti Tawar 0,25% ES 10 2212,12300 Roti Tawar 0,50% ES 10 2505,24720 2505,24720 Roti Tawar 0,00% ES 10 2752,72710
Penyimpanan Hari ke 2 Descriptives
Hardness_Crust 95% Confidence Interval
Std. for Mean Maximum N Mean Std. Error Minimum
Deviation Lower Upper Bound Bound
Roti Tawar 0,00% ES 10 2485,28240 663,269188 209,744134 2010,80821 2959,75659 1908,887 3648,118 Roti Tawar 0,25% ES 10 1866,25270 330,804246 104,609488 1629,60960 2102,89580 1487,755 2351,486 Roti Tawar 0,50% ES 10 2028,99580 514,768200 162,783998 1660,75281 2397,23879 1172,599 2595,196 Roti Tawar 0,75% ES 10 1414,88250 204,713280 64,736023 1268,43944 1561,32556 1097,044 1762,683 Roti Tawar 1,00% ES 10 801,32730 140,631187 44,471486 700,72581 901,92879 629,352 1092,288 Total 50 1719,34814 703,925594 99,550112 1519,29470 1919,40158 629,352 3648,118
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Hardness_Crust
,064 50 ,200(*) ,960 50 ,093 * This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
ANOVA
Hardness_Crust Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 16395795,023 4 4098948,756 23,395 ,000
Within Groups 7884255,801 45 175205,684
Total 24280050,824
49 Hardness_Crust Duncan
Subset for alpha = .05 Perlakuan N
1
2
3
4 Roti Tawar 1,00% ES 10 801,32730 Roti Tawar 0,75% ES 10 1414,88250 Roti Tawar 0,25% ES 10 1866,25270 Roti Tawar 0,50% ES 10 2028,99580 Roti Tawar 0,00% ES 10 2485,28240
Penyimpanan Hari ke 3 Descriptives