IDENTIFIKASI Salmonella sp. PADA LALAT RUMAH (Musca domestica) DAN LALAT HIJAU (Chrysomya megachepala) DI PASAR LEGI CITRA NIAGA JOMBANG - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

IDENTIFIKASI Salmonella sp. PADA LALAT RUMAH (Musca

domestica) DAN LALAT HIJAU (Chrysomya megachepala)

DI PASAR LEGI CITRA NIAGA JOMBANG

  

(Studi kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)

KARYA TULIS ILMIAH

ENDANG SETIYORINI

  

14.131.0048

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

  

IDENTIFIKASI Salmonella sp. PADA LALAT RUMAH (Musca

domestica) DAN LALAT HIJAU (Chrysomya megachepala)

DI PASAR LEGI CITRA NIAGA JOMBANG

  

(Studi Kasus di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang)

  Karya Tulis Ilmiah: Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan

  Menyelesaikan Studi di Program Studi Diploma III Analis Kesehatan ENDANG SETIYORINI

  14.131.0048

  

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

  

ABSTRAK

  

IDENTIFIKASI Salmonella sp. PADA LALAT RUMAH (Musca domestica)

DAN LALAT HIJAU (Chrysomya megachepala) DI PASAR LEGI CITRA

NIAGA JOMBANG

Oleh :

  

Endang Setiyorini*Erni Setiyorini**Anthofani Farhan***

141310048

Kehadiran lalat di lingkungan dapat menimbulkan persoalan bagi kesehatan

masyarakat karena lalat merupakan penyebab penyakit salah satunya membawa kuman

yang berbahaya, virus, protozoa, dan cacing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

adanya bakteri Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau

(Chrysomya megachepala).

Jenis penelitian ini bersifat Deskriftif, jumlah populasi didapatkan dari Pasar Legi

Citra Niaga Jombang dengan varian tempat di TPS, pedagang buah, dan pedagang ikan.

Teknik sampling dengan Quota Sampling, dengan jumlah sampel 10 lalat rumah

(Muscadomestica) dan 10 lalat hijau (Chrysomya megachepala). Variabel penelitian pada

penelitian ini adalah identifikasi Salmonella sp. Teknik identifikasi secara langsung dan

pengecatan gram. Analisa data dengan coding dan tabulating.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari 20 sampel lalat yang diambil dari tiga

lokasi pengambilan sampel yaitu dari tempat pembuangan sampah (TPS), pedagang

buah, dan pedagang ikan, terdapat 2 sampel lalat rumah yang positif bakteri Salmonella

sp. yang diambil dari lokasi pedagang ikan dan terdapat 2 sampel lalat hijau yang positif

bakteri Salmonella sp. yang diambil dari tempat pembuangan sampah (TPS).

  

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat sebagian kecil (2 sampel) positif bakteri

Salmonella sp. dari jenis lalat hijau dan sebagian kecil (2 sampel) positif bakteri

Salmonella sp. dari jenis lalat rumah. Bagi pedagang pasar dan dinas pasar diharapkan

untuk menjaga kebersihan lingkungan dan dilakukan perbaikan sanitasi untuk

pengendalian vektor penyebaran bakteri agar tercipta lingkungan yang bersih, indah,

aman, nyaman dan damai.

  

Kata kunci : Chrysomya megachepala, Musca domestica, Salmonella sp.

  

ABSTRACT

  

IDENTIFICATION Salmonella sp. ON THE HOUSE FLAG (Musca

domestica) AND GREEN FLY (Chrysomya megachepala) IN THE LEGI

CITRA NIAGA JOMBANG

  

By:

Endang Setiyorini*Erni Setiyorini**Anthofani Farhan***

141310048

  The presence of flies in the environment can cause problems for public health

because flies are the cause of the disease one of which carries dangerous germs,

viruses, protozoa, and worms. This study aims to determine the presence of bacteria

Salmonella sp. On house flies (Musca domestica) and greenflies (Chrysomya

megachepala).

  

The type of this research is Descriptive, the population is obtained from Legi Citra

Niaga Market Jombang with variant place in TPS, fruit merchant, and fish trader.

Sampling technique with Quota Sampling, with sample number 10 house fly (Musca

domestica) and 10 green fly (Chrysomya megachepala).The research variable in this

research is identification of Salmonella sp. Direct identification techniques and gram

staining, Analyze data with coding and tabulating.

  

Based on a study conducted from 20 samples of flies taken from three sampling

sites ie from landfills (TPS), fruit traders, and fish traders, there are 2 samples of house

fly positive Salmonella sp bacteria. Taken from the location of fish traders and there are 2

samples of green fly positive Salmonella sp bacteria. Taken from landfills (TPS).

   So it can be concluded that there is a small part (2 samples) positive bacteria Salmonella sp. Of the type of green fly and a small part (2 samples) positive bacteria

Salmonella sp. Of the type of house fly. Market traders and market officials are expected

to maintain environmental hygiene and sanitation improvements for the control of bacterial vector distribution in order to create a clean, beautiful, safe, comfortable and peaceful environment.

  Keywords: Chrysomya megachepala, Musca domestica, Salmonella sp.

RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Bojonegoro pada tanggal 28 April 1995dari ayah yang bernamaParlan dan ibu yang bernama Sariatun, penulis merupakan putri bungsu dari dua bersaudara.

  Tahun 2007penulis lulus dari SDN 1 Tondomulo, tahun 2010penulis lulus dari MTs Muhammadiyah 2 Kedungadem, tahun 2013penulis lulus dari SMAN 1 Kedungadem Bojonegoro dan pada tahun 2014 lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendekia Medika Jombang melalui jalur PMDK. Penulis memilih program studi Diploma III Analis Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes ICME Jombang.

  Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

  Jombang, Juli 2017

  Endang Setiyorini 14.131.0048

  

MOTTO

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

  

Istiqomah dalam menghadapi cobaan

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak

Walaupun demikian air laut tetap masuk ke dalam pori-porinya

  

PERSEMBAHAN

  Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya sederhanaku ini untuk orang-orang yang kusayangi: Kepada Almarhum Ayahanda Parlan yang sangat ku cintai dan ku rindukan,

  Ibunda Sariatun dan Kakak Mulyadi tercinta yang telah memberikan bantuan secara materi, yang senantiasa tulus ikhlas mendidik dan membimbingku dengan penuh rasa sayang dan sabar. Juga memotivasi, menasehati, serta memanjatkan doa dalam setiap sujudnya untuk keberhasilan dan kesuksesanku.

  Untuk seluruh keluarga besar ku yang selalu mendo’akan ku, membantu serta mendukung segala hal yang terbaik buat ku. Terimakasih...

  Dosen pembimbing serta dosen penguji saya Ibu Erni Setiyorini, S.KM., MM, Bapak Anthofani Farhan, S.Pd, M.Si, Ibu Evi Rosita, S.SiT.,M.M, yang telah banyak memberi pengarahan, masukan serta motivasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Seluruh sahabatku, teman-temanku, Guru-guruku, orang-orang yang aku sayangi serta orang-orang yang menyayangiku, yang telah memberikan semangat, membantu baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan saran dan dorongan sehingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. Tetaplah menjadi sahabat yang terbaik, semoga persahabatan kita membawa kebaikan di dunia akhirat.

KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya, atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul:

  Identifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat

  hijau (Chrysomya megachepala) di pasar legi citra niaga Jombang

   sebagai

  salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada Bambang Tutuko, S.H., S.Kep.Ns. MH., Erni Setyorini, S.KM., MM., Anthofani Farhan, S.Pd, M.Si, Evi Rosita, S.SiT.,M.M, ayah & ibu, kakak, keluarga, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyusunanKarya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Karya Tulis Ilmiah yang penulis susun ini masih memerlukan penyempurnaan. Kritikdan saran sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan karya ini. Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

  Jombang, Juli 2017 Penulis,

  Endang Setiyorini

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii ABSTRAK......... ........................................................................................ iii ABSTRACT ................................................................................................ iv LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... v HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... vi SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ vii RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... viii MOTTO ..................................................................................................... ix PERSEMBAHAN ........................................................................................ x KATA PENGANTAR ................................................................................... xi DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................

  5 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................

  5 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................

  5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Salmonella sp. ........................................................................

  7 2.2 Lalat .......................................................................................

  10 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kehadiran Lalat ...........................

  15

  2.4 Cara Pencegahan ..................................................................

  24 4.7 Teknik Pengumpulan Data ......................................................

  37 6.2 Saran .....................................................................................

  34 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ............................................................................

  32 5.3 Pembahasan ..........................................................................

  32 5.2 Data Hasil Penelitian ..............................................................

  28 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................

  28 4.8 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ............................

  23 4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian ..............................

  16 2.5 Cara Diagnosa Laboratorium ..................................................

  23 4.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel .............................

  22 4.4 Populasi, Sampel dan Sampling .............................................

  21 4.3 Kerangka Kerja ......................................................................

  21 4.2 Desain Penelitian ...................................................................

  20 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................

  19 3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ..........................................

  16 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual .............................................................

  37 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 4.1 Definisi Operasional Identifikasi Salmonella sp. Pada Lalat

  Rumah (Musca domestica ) dan Lalat Hijau (Chrysomyamegachepala) di Pasar Legi Citra Niaga Jombang

  24 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Lalat Hijau Berdasarkan Tempat Pengambilan Sampel

  32 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Identifikasi Rumah Berdasarkan Tempat Pengambilan Sampel

  33 tTabel 5.3 Distribusi Frekuensi Identifikasi Salmonella sp. pada Lalat Rumah dan Lalat Hijau

  33

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 2.1 Bakteri Salmonella sp. ..............................................

  9 Gambar 2.2 Lalat Rumah (Musca domestica) .............................

  12 Gambar 2.3 Lalat Hijau (Chrysomya megachepala) ...................

  13 Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Identifikasi Salmonella sp.

  19 Pada Lalat rumah (Musca domestica) dan Lalat Hijau (Chrysomya megachepala) di Pasar Legi Citra Niaga Jombang..........................................................

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Identifikasi Salmonella sp. Pada

  22 Lalat rumah (Musca domestica) dan Lalat Hijau (Chrysomya megachepala) di Pasar Legi Citra Niaga Jombang....................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Hasil Identifikasi Salmonella sp. pada Lalat Rumah dan Lalat Hijau Lampiran 2. Lembar Konsultasi Lampiran 3. Lembar Formulir Penggunaan Laboratorium Lampiran 4. Lembar Persetujuan Penggunaan Laboratorium Lampiran 5. Lembar Pemberitahuan Siap Seminar Proposal Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian Lampiran 7. Dokumentasi Lampiran 8. Surat Pernyataan Bebas Plagiasi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

  Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang disertai dengan adanya transaksi baik berupa barang ataupun jasa.

  Pada pasar tradisional menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan berupa ikan, buah, sayur mayur, telur, daging, pakaian, dan lain-lain. Namun pada umumnya kondisi pasar tradisional terlihat tidak tertata rapi, kurang bersih, dan tidak memiliki sanitasi yang baik. Kondisi tersebut memberikan peluang bagi organisme-organisme lain untuk berkembang biak, salah satunya adalah lalat (Utama, 2008).

  Kehadiran lalat di lingkungan selain mengganggu kenyamanan dan merusak pemandangan, dari segi estetika juga menimbulkan persoalan bagi kesehatan masyarakat karena lalat dapat membawa bermacam-macam mikroba penyebab penyakit atau kuman yang berbahaya, virus, protozoa, dan cacing. Mikroorganisme penyakit biasanya terbawa oleh lalat dari berbagai sumber seperti sisa-sisa kotoran, tempat pembuangan sampah, pembuangan kotoran manusia, dan sumber-sumber kotoran yang lain yang kemudian mikroorganisme yang melekat pada mulut dan bagian-bagian tubuh lainnya dipindahkan ke makanan manusia (Sembel, 2009).

  Jenis lalat yang banyak merugikan manusia adalah jenis lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau ( Chrysomya megacephala).

  Lalat ini suka hinggap pada makanan dan peralatan makanan seperti sendok, piring, garpu, dan perkakas lainnya. Selain meninggalkan bakteri

  1 yang menempel pada tubuhnya, lalat juga mengeluarkan kotoran pada setiap tempat yang dihinggapinya (Hidayati, 2010).

  Bakteri-bakteri patogen yang disebarkan oleh lalat antara lain

  

Salmonella sp, Shigella disentri, Clostridium perfringen, Vibrio cholera

  (Maryantuti, 2008). Salmonella typhi (S. Typhi) dan Salmonella paratyphi

  A, B,C adalah strain bakteri anggota Salmonella yang menyebabkan demam enterik seperti demam tipoid dan demam paratipoid serta penyakit foodborne pada manusia (Mansjoer, 2006).

  Dari penelitian Suraini (2011) di TPA kota Padang, diperoleh isolat bakteri dari permukaan luar tubuh lalat M. domestica dan lalat C.

  

megacephala didapatkan jenis bakteri Enterobacter aerogenes,

Escherichia coli, Proteus sp, Bacillus sp, Serratia marcescens .

  Selanjutnya dari penelitian Hastutiek dan Fitri (2007), dari tubuh lalat

  

Musca domestica ditemukan bakteri Acinetobacter sp, Cirtobacter

freundii, Enterobacter aerogenes, Enterobacter agglomerans, Hafnia

alvei, Klebsiella pneumoniae, Morganella morganii, Proteus vulgaris,

Pseudomonas sp, Salmonella sp, Listeria sp, Shigella sp, Vibrio cholera,

Staphylococcus aureus dan M. Leprae (Yunita Panca Putri, 2015).

  Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2003, terdapat 17 juta kasus demam tipoid di seluruh dunia dengan angka kematian mencapai 600.000 kasus. Di negara berkembang, kasus demam tipoid dilaporkan 95% adalah rawat jalan. Di Indonesia terdapat 900.000 kasus dengan angka kematian sekitar 20.000 kasus. Menurut data Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, demam tipoid menyebabkan 1,6% kematian penduduk Indonesia untuk semua umur (Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009). Menurut data Dinas Kesehatan (DINKES) Kabupaten Jombang tahun 2015, terdapat 7.891 kasus demam tipoid di seluruh kabupaten Jombang (Menkes, 2015).

  Demam tipoid merupakan infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Sedangkan demam paratipoid adalah penyakit sejenis yang disebabkan oleh Salmonella paratyphi A,B,C. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella sp. disebut salmonellosis. Semua jenis Salmonella merupakan patogen fakultatif intrasluler dan dianggap sangat patogenik dan dapat menyerang

  

macrophages, dendritic dan sel epitel (Bhunia, 2008). Infeksi terjadi

karena makan makanan yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut.

  Setelah masuk dalam saluran pencernaan maka bakteri ini akan menyerang dinding usus yang menyebabkan kerusakan dan peradangan.

  Infeksi ini dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah karena dapat menembus dinding usus ke organ-organ lain seperti hati, paru- paru, limpa, tulang-tulang sendi, plasenta dan dapat menembusnya sehingga menyerang fetus pada wanita hamil, dan juga membran yang menyelubungi otak. Substansi racun diproduksi dan dilepaskan oleh bakteri, sehingga mempengaruhi keseimbangan tubuh (Gunawan, 2009).

  Musca (lalat) adalah jenis Arthropoda yang termasuk ke dalam ordo diptera dari kelas insekta yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membran dan saat ini diseluruh dunia dapat dijumpai sekitar 60.000-100.000 spesies lalat (Santi, 2001). Sebagai vektor mekanis lalat membawa bibit-bibit penyakit melalui anggota tubuh seperti rambut- rambut pada kaki, badan, sayap dan mulut.

  Pasar Legi Citra Niaga adalah salah satu pasar tradisional di Kabupaten Jombang. Kondisi pasar terlihat kurang rapi dan kurang memiliki sanitasi yang baik, sehingga memungkinkan lalat untuk berada pada lingkungan sekitar pasar. Masalah umum yang dihadapi dalam bidang kesehatan adalah jumlah penduduk yang besar dengan angka pertumbuhan yang cukup tinggi dan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang masih rendah. Dengan demikian, pengetahuan masyarakat mengenai dampak lalat sebagai vektor sangatlah kurang. Keadaan ini dapat menyebabkan lingkungan fisik dan biologis yang tidak memadai sehingga memungkinkan berkembang biaknya vektor penyakit (Menkes, 2010).

  Penelitian yang terkait dengan jenis lalat dan bakteri yang disebabkan oleh lalat merupakan suatu usaha untuk pengendalian wabah penyakit terutama yang disebabkan oleh lalat. Dalam pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan pembasmian secara tuntas, yang mungkin dapat dilakukan adalah usaha mengurangi dan menurunkan populasi, sehingga melibatkan masyarakat secara keseluruhan.

  Pengendalian vektor dapat dimulai dengan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, bagi pedagang untuk menjaga barang dagangannya agar tetap higinis, membuang sampah pada tempatnya, membangun tempat pembuangan sampah (TPS) yang berjarak jauh dari tempat perdagangan agar tidak mudah bagi lalat untuk hinggap setelah dari sampah (Anwar, 2010).

  Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian yang mengkaji keterkaitan antara bakteri pada lalat, dimana Pasar dijadikan lokasi yang tepat untuk penelitian.Sehingga peneliti akan melakukan identifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca

  domestica ) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar.

  1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut, Apakah terdapat bakteri Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Citra Niaga Jombang.

  1.3.Tujuan Penelitian

  Identifikasi bakteri Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala) di Pasar Legi Citra Niaga Jombang.

  1.4. Manfaat Penelitian

  1.4.1. Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu kesehatan khususnya di bidang Bakteriologi.

  1.4.2. Manfaat Praktis

  1. Bagi Peneliti Dapat menjadi acuan dan bahan kajian bagi peneliti lain untuk menambah wawasan dan mendeteksi bakteri lain pada lalat rumah

  (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala).

  2. Bagi Institusi Dapat digunakan sebagai masukan untuk lebih meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa STIKes ICMe Jombang tentang bakteriSalmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala).

  3. Bagi Masyarakat Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kapada masyarakat bahwa lalat merupakan vektor penyebaran bakteri

  

Salmonella sp., sebagai penyebab demam tipoid, sehingga dapat

dilakukan perbaikan sanitasi dan menjaga kebersihan lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Salmonella sp.

2.1.1. Pengertian

  Salmonella sp. adalah bakteri gram negatif, berbentuk batang

  lurus, dengan ukuran 0,7-1,5 x 2-5 µm, pada umumnya bergerak dengan menggunakan flagel peritrika (peritrichous flagella), memiliki tipe fermentasi Non Lactosa Fermenter (NLF). Tumbuh optimal pada suhu 37ºC. Mampu mengkatabolisme glukosa dengan menghasilkan asam, pada species tertentu dapat menghasilkan gas. Species-species

  Salmonella mampu menghasilkan hidrogen sulfide (H2S), namun ada beberapa species dari Salmonella yang tidak dapat menghasilkan H2S.

  Salmonella sp. dapat ditemukan pada manusia, hewan berdarah panas

  maupun dingin, makanan dan lingkungan. Bersifat patogen untuk manusia dan beberapa jenis hewan (Holt, 2004). Salmonella sp. mudah tumbuh pada medium sederhana, tetapi hampir tidak pernah memfermentasi laktosa dan sukrosa (Jawetz, 2004).

  Salmonella ini diberi nama oleh Daniel Edward Salmon, ahli

  patologi Amerika Serikat. Meskipun sebenarnya rekannya Theobald Smith yang pertama kali menemukan bakteri ini pada tahun 1885 pada tubuh babi. Salmonella sp. digolongkan ke dalam bakteri gram negatif sebab Salmonella sp. adalah jenis bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan gram.

  Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan

  7 gram, suatu pewarna penutup yakni safranin yang ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat gram negatif berwarna pink (Prasetyo, 2008).

  2.1.2. Klasifikasi Salmonella sp.

  Taksonomi dari Salmonella sp. adalah sebagai berikut :

  Kerajaan : Bacteria Filum : Proteobakteria Kelas : Gamma Proteobakteria Ordo : Enterobakteriales Famili : Enterobakteriaceae Genus : Salmonella Spesies :S. enterica dan S. bongori

  (S umber: D’aoust, 2011)

  2.1.3. Morfologi Salmonella sp. merupakan bakteri batang lurus, Gram negatif,

  tidak berspora, dan bergerak dengan flagel peritrik kecuali Salmonella

  pullorum dan Salmonella gallinarum (Jawet

  ’z, 2005). Bakteri ini bersifat fakultatif anaerob (dapat hidup dengan oksigen atau tanpa oksigen) yang

  o

  dapat tumbuh pada suhu dengan kisaran 5-45 C dengan suhu optimum

  o

  35-37 C dan akan mati pada pH di bawah 4,1. Salmonella tidak tahan terhadap kadar garam tinggi dan akan mati jika berada pada media dengan kadar garam di atas 9%. Salmonella berbentuk bacillus dan berupa rantai filamen panjang ketika berada pada suhu ekstrim yaitu 4-

  o o

  8 C atau pada suhu 45 C dengan kondisi pH 4.4 atau 9.4. Panjang rata- rata Salmonella 2-5 µm dengan lebar 0.8-1.5 µm (Jay, 2005). Ciri-ciri lainnya yaitu berkembang biak dengan cara membelah diri, mudah tumbuh pada medium sederhana, resisten terhadap bahan kimia tertentu (misal; brilian hijau, natrium tetrationat, natrium deoksikolat) yang menghambat bakteri enterik lain, oleh karena itu senyawa-senyawa tersebut berguna untuk inokulasi isolat Salmonella dari feses pada medium, serta struktur sel bakteri Salmonella terdiri dari inti (nukleus), sitoplasma, dan dinding sel. Karena dinding sel bakteri ini bersifat Gram negatif, maka memiliki struktur kimia yang berbeda dengan bakteri Gram positif (Pratiwi, 2011).

Gambar 2.1. Bakteri Salmonella sp. (Aguskrisno, 2012).

2.1.4. Patogenesis Salmonella sp.

  Organisme ini hampir selalu masuk melalui oral, biasanya bersama makanan atau minuman yang terkontaminasi. Dosis infektif rata- rata untuk dapat menimbulkan infeksi klinis atau subklinis pada manusia

  5

  8

  3

  adalah 10 -10 Salmonella (mungkin cukup dengan 10 organisme

  Salmonella typhi ). Beberapa faktor penjamu yang menimbulkan resistensi

  terhadap infekai Salmonella sp. adalah keasaman lambung, flora mikroba normal usus, dan kekebalan usus setempat (Jawetz, 2004). Salmonella menginvasi mukosa usus, bermultiplikasi secara lokal dan menyebabkan inflamasi serta sekresi cairan (Mandal, 2002). Salmonella sp. menyebabkan tiga penyakit utama pada manusia, yakni demam enterik seperti tipoid dan paratipoid, bakterikemia dengan lesi fokal, dan enterokolitis. Tetapi sering juga ditemukan bentuk campuran (Jawetz, 2004).

2.1.5. Epidemiologi

  Penyebaran infeksi Salmonella terkait dengan pemasukan makanan dan air yang terkontaminasi oleh manusia dan kotoran binatang (Lenge, 2008). Salmonellosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri

  Salmonella sp. Dari sekitar 2000 serotipe, hanya sejumlah kecil serotipe

  yang berperan dalam sebagian besar infeksi pada manusia. Infeksi ini merupakan penyebab tersering kedua diare bakterial di negara maju, dimana insidensinya meningkat secara bermakna dalam tiga dekade terakhir. Sebagian besar kasus disebabkan oleh S. Enteritidis dan S.

  Typhi yang timbul akibat penggunaan antibiotik dalam lingkungan hewan,

  penyakit ini lebih sering menjadi berat dan invasif. Penularannya melalui konsumsi daging terkontaminasi yang dimasak kurang matang, telur ayam, dan susu mentah. Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi. Sebagian besar wabah dalam intuisi berhubungan dengan makanan, namun dapat terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan diare yang tidak terdiagnosa. Hanya sedikit yang diketahui mengenai epidemiologi di negara berkembang, namun insidennya mengikat di sejumlah negara Timur Tengah dan Asia Tenggara. Wabah

  Salmonella yang resisten terhadap banyak obat di rumah sakit yang

  ditularkan secara nosokomial jarang terjadi di Afrika dan India (Mandal, 2002).

2.2. Lalat

  Lalat adalah insekta yang lebih banyak bergerak menggunakan sayap (terbang) yang berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak menggunakan kakinya. Oleh karenanya daerah jajahan lalat cukup luas. Pada saat ini telah ditemukan tidak kurang dari 60.000-100.000 spesies (Maryantuti, 2008).

  Jenis lalat yang banyak merugikan manusia diantaranya adalah lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala).

  Lalat ini tersebar secara kosmopolitan dan memiliki ketergantungan yang tinggi dengan manusia karena zat-zat makanan yang dibutuhkan lalat seperti glukosa dan sedikit protein bagi pertumbuhannya sebagian besar ada pada makanan manusia (Sitanggang, 2001).

2.2.1. Klasifikasi

  A. Lalat rumah (Musca domestica) Klasifikasi lalat rumah (Musca domestica) menurut Borror et

  al., ( 1992) sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Diptera Famili : Muscidae Genus : Musca Spesies : Musca domestica

  B. Lalat hijau (Chrysomya megachepala) Klasifikasi lalat hijau (Chrysomya megachepala) menurut Borror et al., (1992) sebagai berikut :

  Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Hexapoda Ordo : Diptera Famili : Calliphoridae Genus : Chrysomy Spesies : Chrysomya megachepala

2.2.2. Jenis Lalat

  1) Lalat Rumah (Musca domestica) Lalat rumah (Musca domestica) merupakan lalat yang paling umum dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup dan berasosiasi dengan manusia. Lalat ini berukuran medium, yaitu memiliki panjang 6-9 mm, berwarna abu-abu, dan mempunyai empat pita yang berupa garis memanjang pada permukaan torak (Sembel,2009).

Gambar 2.2. Lalat Rumah (Yunita, 2015).

   Bionomik Lalat Rumah (Musca domestica)  Kebiasaan Hidup Lalat Musca domestica tidak menggigit, karena mempunyai tipe mulut menjilat. Lalat ini paling dominan banyak ditemukan di timbunan sampah.

   Tempat Perindukan

  Musca domestica mudah berkembang biak, tempat

  perindukannya di timbunan sampah, tinja manusia dan binatang.  Jarak Terbang Jarak terbangnya rata-rata 10 km dari tempat berkembang biak.

   Tempat Hidup Lalat Biasanya tempat istirahatnya terletak berdekatan dengan tempat makanan dan tempat berbiak.

   Siklus Hidup Siklus hidup lalat berlangsung melalui metamorphose sempurna dari telur, larva, pupa dan akhirnya menjadi dewasa. Setiap 3-4 hari seekor lalat betina bertelur dalam 5-6 kelompok yang masing-masing berisi 75-150 butir telur (Utama, 2008).

  2) Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) Lalat hijau (Chrysomya megacephala) atau dalam bahasa inggris disebut sebagai Blow flies memiliki ukuran yang lebih besar dari pada lalat rumah. Lalat ini memiliki tubuh yang berwarna hijau metalik, dan memiliki kepala besar dengan mata yang berwarna merah.

  Chrysomya megacephala meletakkan telur dalam

  daging yang sudah membusuk, ikan, tempat pembuangan kotoran/sampah dan hewan yang sudah mati (Sembel, 2009).

Gambar 2.3. Lalat Hijau (Yunita, 2015).

  Lalat hijau (Chrysomya megacephala) adalah sejenis serangga yang termasuk dalam famili Caliphoridae yang mempunyai arti penting dalam bidang kedokteran dan veteriner, karena diantara larvanya ada yang menyerang dan makan jaringan hidup pada kulit, mukosa, dan organ-organ dalam, serta menimbulkan kondisi patologis yang disebut myasis (Mardihusodo, 2005).  Bionomik Lalat Hijau (Chrysomya megachepala)

   Kebiasaan Hidup Kebanyakan lalat hijau adalah pemakan zat-zat organik yang membusuk.

   Tempat Perindukan Lalat hijau berkembangbiak di dalam bangkai dan meletakkan telurnya pada tubuh hewan yang mati dan larva makan dari jaringan-jaringan yang membusuk.

   Jarak Terbang Jarak terbang mencapai 19-20 km dari tempat berkembangbiak.

   Tempat Hidup Lalat Pada siang hari bila lalat tidak makan, mereka akan beristirahat pada lantai, dinding, langit-langit, jemuran pakaian dan rumput-rumput.

   Siklus Hidup Siklus hidup lalat berlangsung melalui metamorphose sempurna dari telur, larva, pupa dan akhirnya menjadi dewasa. Dalam waktu 3-4 hari, seekor lalat betina mampu menghasilkan telur sebanyak 500 butir (Utama, 2008).

  Lalat rumah dan lalat hijau juga dapat berperan sebagai vektor mekanis dan biologis. Penularan secara mekanis terjadi melalui kulit tubuh. Kaki-kaki lalat yang kotor merupakan tempat menempelnya mikroorganisme yang kemudian hinggap pada makanan. Penularan secara biologis yaitu dengan hinggap pada makanan dan mengeluarkan air liurnya yang mengandung bakteri patogen. Bakteri patogen yang disebarkan oleh lalat adalah antara lain Salmonella

  typhi, Vibrio cholera, Shigella disentry, Clostridium perfringens (Maryantuti, 2008).

2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kehadiran Lalat

  Kehadiran lalat di lingkungan dapat menimbulkan persoalan bagi kesehatan masyarakat karena lalat dapat membawa bermacam-macam mikroba penyebab penyakit. Kehadiran lalat tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sisa-sisa makanan yang tidak dibuang pada tempat sampah dan berserakan di tempat umum, kurangnya menjaga kebersihan lingkungan karena masih membuang sampah sembarangan, tempat pembuangan sampah yang berdekatan dengan tempat berjualan dan penjual juga tidak menutup barang dagangannya sehingga memudahkan lalat untuk hinggap, dan sumber-sumber kotoran yang lain yang kemudian mikroorganisme melekat pada mulut dan bagian-bagian tubuh lainnya sehingga dapat dipindahkan ke makanan manusia (Sembel, 2009).

  2.4. Cara Pencegahan

  Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan secara fisik atau mekanis, penggunaan agen biotik kimiawi, baik terhadap vektor maupun tempat perkembangbiakan dan perubahan perilaku masyarakat. Dalam pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan pembasmian secara tuntas, yang mungkin dapat dilakukan adalah usaha mengurangi dan menurunkan populasi. Sampah sangat erat hubungannya dengan timbul dan berkembangnya lalat itu sendiri. Oleh karena itu pemberantasan lalat akan melibatkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sampah, maka masalah lalat juga merupakan masalah sosial. Hal yang harus dilakukan yaitu antara lain menjaga kebersihan secara umum, menempatkan sampah pada container yang tertutup rapat sebelum sampah diangkut dan dibuang ke TPA, mengadakan TPS sampah yang dilengkapi dengan kontainer-kontainer besar yang tertutup rapat (Antoni, 2008).

  2.5. Cara Diagnosa Laboratorium

2.5.1. Cara Penangkapan Lalat

  Menyiapkan kertas lem lalat kemudian meletakkan di tempat- tempat yang diinginkan pada lokasi penelitian. Mengambil lalat yang sudah terperangkap dengan menggunakan pincet. Menyediakan 2 tabung reaksi yang masing-masing di isi dengan aquadest steril kurang lebih 3 ml, kemudian memasukkan beberapa lalat dengan memisahkan antara lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala) dengan melihat ciri-ciri morfologi dari masing-masing lalat. Lalat tersebut diremdam dalam aquadest dengan maksud mencuci dengan aquades tersebut selama 30 menit. Kemudian mengangkat lalat dari dalam tabung reaksi.

  Menurut penelitian Yunita (2015) penangkapan lalat dengan menggunakan insect net, diambil sebanyak 3x penangkapan. Dilakukan 1 minggu sekali, selama 3 minggu, dan menggunakan kertas umpan berperekat yang diletakkan pada setiap titik pengambilan sampel di masing-masing lokasi penelitian dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB. Untuk keperluan identifikasi lalat, digunakan kunci identifikasi menggunakan buku Borror et al, (1992) dan Kalshoven (1981). Identifikasi lalat dikerjakan secara makroskopis dan mikroskopis (dengan Stereomikroskop) dan didasarkan pada semua gambaran dalam struktur anatomis luar tubuh lalat. Identifikasi bakteri berdasarkan buku

  Bergey’s th

  Manual of Determinative Bacteriology 8 Edition (Gibbons and Buchanan, th

  1974),

   Edition (Holt et Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9 al., 1994).

2.5.2. Identifikasi Jenis Bakteri

  Mengambil tabung reaksi yang berisi aquadest hasil cucian lalat, kemudian mensentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.

  Substansi hasil sentrifuse terbagi menjadi dua, yaitu supernatan (berupa cairan) dan pelet (mengendap di bawah). Kemudian mengambil bagian supernatan dan membuang, lalu menyisakan bagian pelet untuk melakuan penelitian. Membersihkan kaca obyek dengan alkohol dan memanaskan jarum ose. Kemudian mengambil pelet di dalam tabung reaksi dengan jarum ose dan membuat preparat dengan menggoreskan jarum ose diatas kaca obyek. Langkah berikutnya mengeringkan preparat di udara, kemudian difiksasi di atas api. Setalah itu melakukan pengecatan Gram. Lalu mengeringkan preparat di udara, kemudian mengamati preparat dengan mikroskop perbesaran lensa obyektif 100x dengan minyak imersi. Mendokumentasikan hasil pengecatan dan mengamati bentuk, susunan dan warna bakteri.

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010).

  Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

  Faktor yang mempengaruhi kehadiran lalat :

  Lalat

  1. Makanan 2.

  Lingkungan

  Identifikasi

  3. Sampah

  Langsung Tidak langsung Penanaman pada Medium

  10 Lalat rumah Pengecatan Salmonella sp.

  Gram

  10 Lalat hijau Negatif

  Positif Keterangan : : Diteliti

  : Tidak diteliti

  Gambar 3.1

  Kerangka konseptual tentang “Identifikasi Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya

  megachepala) di Pasar Legi Citra Niaga Jombang”.

3.2. Penjelasan Kerangka Konseptual

  Berdasarkan kerangka konsep di atas, terdapat variabel yang diteliti dan variabel yang tidak diteliti. Variabel yang tidak diteliti yaitu faktor yang mempengaruhi kehadiran lalat antara lain makanan, lingkungan, dan sampah. Sebagai vektor mekanis lalat dapat membawa bibit-bibit penyakit, sehingga dilakukan identifikasi. Pada identifikasi lalat terdapat metode dua variabel, yaitu variabel yang diteliti dan variabel yang tidak diteliti. Variabel yang diteliti yaitu identifikasi lalat dengan metode pemeriksaan langsung, yaitu dengan sampel 10 lalat rumah dan 10 lalat hijau, kemudian melakukan pengecatan gram. Identifikasi lalat dengan metode pemeriksaan langsung maupun metode penanaman pada medium ini bertujuan untuk mengetahui adanya bakteri Salmonella sp. pada lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megachepala) yang diteliti. Sehingga dapat mengetahui hasilnya antara positif (terdapat bakteri Salmonella sp.) atau negatif (tidak terdapat bakteri Salmonella sp.).

BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

  pengetahuan atau pemecahan suatu masalah (Notoatmodjo, 2010). Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang meliputi:

4.1. Waktu Dan Tempat Penelitian

4.1.1 Waktu Penelitian

  Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari penyusunan proposal sampai dengan penyusunan laporan akhir yaitu pada bulan Desember 2016 sampai dengan Agustus2017.

4.1.2 Tempat Penelitian

  Tempat pengambilan sampel pada penelitian ini di Pasar Legi Citra Niaga Kabupaten Jombang dan sampel diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi Program D-III Analis Kesehatan STIKes

  ICMe Jombang Jalan Kemuning No.57 A Candimulyo, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur.