IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella sp PADA BAGIAN LUAR TUBUH LALAT HIJAU (Chrysomya megacephala) DI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH AKHIR SUPIT URANG MALANG

(1)

KARYA TULIS AKHIR

IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella sp PADA BAGIAN LUAR TUBUH LALAT HIJAU (Chrysomya megacephala) DI TEMPAT PEMBUANGAN

SAMPAH AKHIR SUPIT URANG MALANG

Oleh :

‘AINUN JARIYAH MOCHTAR 201110330311056

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

(3)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta taufikNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis akhir yang bejudul “IDENTIFIKASI BAKTERI SALMONELLA SP PADA BAGIAN LUAR TUBUH LALAT HIJAU (CHRYSOMYA MEGACEPHALA) DI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH AKHIR SUPIT URANG MALANG” dengan baik. Karya tulis akhir ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir program sarjana Pendidikan Dokter Fakultas Uiversitas Muhammadiyah Malang.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. dr. Irma Suswati, M.Kes. beserta para pembantu dekan selaku Dewan Dekanat Fakultas Kedokteran UMM

2. Prof. Dr. dr. Soebaktiningsih, DTM&H. MSc.Trop.Med, Sp.Par.K. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan karya tulis akhir ini.

3. dr. Dian Yuliartha, Sp. PA. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan karya tulis akhir ini.

4. dr. Moch. Ma‟roef Sp.OG. selaku Dosen Penguji yang telah membantu dan

memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis akhir ini. 5. Seluruh dosen pengajar, staf Biomedik, staf TU Fakultas Kedokteran UMM yang


(4)

vi

6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda H. Mochtar Rasyid, MA dan Ibunda Hj. Siti Aminah, S.Pd beserta seluruh keluarga tercinta yang senantiasa setia mendukung penulis dalam menyelesaikan karya tulis akhir ini.

7. Teman - teman satu angkatan FK UMM 2011, kakak dan adek tingkat FK UMM, serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa “tak ada gading yang tak retak” masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan karya tulis akhir ini. Maka dari itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian untuk membuat karya tulis akhir ini menjadi lebih sempurna. Demikian terimakasih atas perhatiannya. Semoga karya tulis akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin Yaa Robbal „Alamin.


(5)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………..…………. i

LEMBAR PENGESAHAN………. ii

LEMBAR PENGUJIAN………. iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………. iv

KATA PENGANTAR ………..……… v

ABSTRAK ………..…….. vii

ABSTRACT ……….……. viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... ……. xiii

DAFTAR TABEL ……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN……… xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademik ... 3

1.4.2 Manfaat Klinis ... 4

1.4.3 Manfaat Masyarakat ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Lalat Hijau Chrysomya megacephala... 5

2.1.1 Klasifikasi………...…... 5

2.1.2 Morfologi ... 5


(6)

x

2.3 Kepentingan Medis ……... 13

2.4 Pengendalian ………... 16

2.5 Salmonella sp ...………... 18

2.5.1 Taksonomi………. 18

2.5.2 Morfologi………..………..…….. 18

2.5.3 Struktur Salmonella ………. 19

2.5.3.1 Kapsul ………... 19

2.5.3.2 Dinding sel ……….…………. 19

2.5.3.3 Membran Sitoplasma ………... 20

2.5.3.4 Inti Sel ………... 20

2.5.3.5 Pili (Fimbriae) ………...…... 21

2.5.3.6 Mesosom ………..………… 21

2.5.3.7 Flagella ……….……… 21

2.5.4 Daya Tahan ………... 22

2.5.5 Metabolisme Bakteri ……… 22

2.5.6 Struktur Antigen ……….. 22

2.5.7 Penentu Patogenitas ………...…... 23

2.5.8 Patogenesis ………. 24

2.5.9 Manifestasi Klinis ……….. 24

2.5.10 Epidemiologi ………..,……. 25

2.5.11 Diagnosis Laboratorium ……….. 26

2.5.11.1 Bahan Pemeriksaan ………..……… 26

2.5.11.2 Metode Isolasi………... 26

2.5.11.3 Metode Serologi ……….……….. 27

2.5.12 Pengobatan ……….…….. 28

2.6 Fly Net ………...………... 29

BAB 3 KERANGKA KONSEP ... 31

3.1 Kerangka Konsep ... 31

3.2 Hipotesis ... 32


(7)

xi

4.1 Rancangan Penelitian ... 33

4.2 Lokasi dan Waktu ... 33

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

4.3.1 Kriteria Inklusi ……… 33

4.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 33

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 34

4.5.1 Variabel Penelitian ………..……….. 34

4.5.2 Definisi Operasional ……….………. 34

4.6 Alat dan Bahan Penelitian... 34

4.6.1 Alat ... 34

4.6.2 Bahan ... 35

4.7 Prosedur Penelitian ... 35

4.7.1 Lokasi Pengambilan Sampel ... 35

4.7.2 Metode Pengumpulan Sampel Lalat ... 35

4.7.3 Metode Identifikasi Chrysomya megacephala…... 36

4.7.4 Metode isolasi dan Identifikasi Salmonella …………..………. 36

4.8 Alur Kerja Penelitian ……... 37

4.9 Sajian Data ... 38

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA... 39

5.1 Hasil Penelitian ……….. 39

5.2 Analisa Data ……….. 41

BAB 6 PEMBAHASAN ……… 43

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ……… 47

7.1 Kesimpulan ………... 47

7.2 Saran ……….. 47


(8)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman


(9)

48

DAFTAR PUSTAKA

Afrensi, D., O. 2007. Pengaruh Minyak Atsiri Kemangi (Ocimum basilicum forma citratum) Terhadap Investasi Larva Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio). Skripsi. Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

Agoes, R. 2005. Myasis. Dalam: Nuning (Ed). Parasitologi Kedokteran Ditinjau Dari Organ Tubuh Yang Diserang. EGC. pp. 325-328.

Arkive. 2005. Chrysomya megacephala.

http:// http://www.arkive.org/chrysomniae/image-A6960.html 22 September 2014

Aru WS, Bambang S, Idrus Alwi, dkk. 2010. Dalam buku ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III Edisi V. Internal Publishing. Jakarta. pp 2797-2801

Bajan. 2005. Control Flies Safely in Industrial and Public Facilities. Rincon-Vitova Insectataries. pp 34 – 41.

Battan, M.H., Peretti, A.V. 2011. Enviromental conditions influence allometric patterns in blow fly. Journal of Insect Science 136 – 148.

Borror, DJ., Triplehom. CA., and Jonhson N.F., 1992. An introduction to the insect terjemahan Partosoedjono, S dan Mukayat, D.B. Gajah Mada Universitas Press. Yogyakarta.

Chaiwong, T., Srivoramas, T., Suebsamran, P., Sukontason, K., Sanford M.R., dan Sukontason, K.L. 2014. The blowfly, Chrysomya megacephala, and the house fly, Musca domestica, as mechanical vectors of pathogenic bacteriae in Northeast Thailand. Tropical Biomedicine. pp 336–346 Crump JA, Luby SP, Mintz ED. 2004. The Global burden of Typhoid Fever. Bull

WHO 82. pp 346-353.

Dahlem, G. 2003. House Fly (Musca domestica). Dalam : V Resh, R Carde (editor). Encyclopedia of Insects. Academic Press. San Diego. pp. 532-534.

Darmawati S. 2009. Keanekaragaman Genetik Salmonella typhi.

http://www.jurnal.unismus.ac.id/index.php/Analis/article/download/225/27 20 Agustus 2014

Devi NS. 2001. Manajemen Pengendalian Lalat. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2013. Laporan Kesehatan 2013. Surabaya Dinas Kesehatan Kota Malang. 2013. Laporan Kesehatan 2013. Malang


(10)

49

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang. 2014. Laporan TPA Supit Urang Malang. Malang

Dzen Sjoekoer M.; Roekistiningsih; Santaso Sanarto; Winarsih Sri. 2003. Bakteriologi Medik, Banyumedia Publishing. Malang

Fleischmann,W., M. Grassberger, dan R. Sherman. 2004. Maggot Theraphy (A Handbook of Maggot-Assisted Wound Healing). Thieme. pp. 3-14.

Gibb, T.J., Oseto, C.Y. 2014. How to Make an Awesome Insect Collection. Entomology Extension at Purdue University.

http://extension.entm.purdue.edu/401Book/default.php?page=catching_ins ects

20 Juli 2014.

Goff, L. 2013. Forensic Entomology. Dalam: V.H. Resh, R.T. Carde (editor). Encyclopedia of Insects. Academic Press. Amsterdam. pp. 919 – 926. Greenwood, David, Richard, dkk. 2007. Medical Microbiology. Elsevier. USA. pp

260-262

Hastutik, P., Fitri. L.E.. 2007. Potensi Musca Domestica Linn. Sebagai vektor beberapa penyakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya 23(3):125-135.

Hestiningsih, R., Martini dan L. Santoso. 2003. Potensi lalat sinantropik sebagai vektor mekanis gastrointestinal disease (kajian deskriptif dan aspek mikrobiologi). Laporan penelitian dosen muda. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro.

Islam MN, Rahman ME, Rouf MA, Khaleque MA, Siddika M. 2007. Efficacy of azithromycin in the treatment of childhood Typhoid fever. Mymensingh Med J. Jul 2007:16(2):149-153

Jawetz, Melnik. Adelberg, 2008. Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: EGC, pp 12-24, 260-263.

Kabkaew, LS., M. Bunchoo., Banyong K., Somsak P., Yupha R., dan Kom Sukontason. 2007 Comparison between Musca domestica and Chrysomya megacephala as carriers of bacteria in northern Thailand. Faculty of Tropical Medicine. Mahidol University. Bangkok. Thailand

Kano, R. Shinonaga, S. 1968. Fauna Japonica Colliphoridae. Biogeographical Society of Japan, National Science Museum.pp 106 – 108

Maryantuti. 2008. Bakteri Patogen yang disebabkan oleh Lalat rumah di RS Kota Pekanbaru. Skripsi. FKIP Universitas Riau, Pekanbaru.


(11)

50

McKenzie, Kevin. 2010. Fly Mouthparts.

http://bugs.bio.usyd.edu.au/learning/resources/Entomology/externalMorph ology/imagePages/mouth_fly.html 20 September 2014

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta. pp 125-126.

Pelezar dan Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI press. Jakarta. pp 187-198 Purba, D.M., 2004. Pengaruh Serbuk Biji Bengkuang (Pachyrhizus erosus)

Terhadap Perkembangan Stadia Pradewasa Lalat Rumah (Musca domestica). Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rampengan. 2008. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Jakarta. EGC.

Refaat, M.G., Fatma, K.A., Hsin Chi. 2005. Life table of Chrysomya megacephala (Fabricius) (Diptera: Calliphoridae). International Journal of Ecology. Acta Oecologica 27. pp 179 – 183.

Santi, D.N., 2007. Manajemen Pengendalian Lalat. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. pp. 1-3.

Sanchez. 2008. Entomology and Nematology. University of Florida.

http://entnemdept.ufl.edu/creatures/urban/flies/house_fly. 29 Agustus 2014 (17.00).

Sigit, H.S., F.X. Koesharto, U.K. Hadi, D.J. Gunandini, dan S. Soviana. 2006. Hama Pemukiman Indonesia, Pengenalan, Biologi dan Pengendalian. Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman (UKPHP). Fakultas Kedokteran Hewan IPB.Bogor.

Soebaktiningsih. 2011. Diktat Parasitologi Kedokteran. Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Malang . pp. 11-24.

Soewandjojo E., Suharto, Usman H., Nasronudin. 2007. Demam Tifoid Deteksi Dini dan Tata Laksana. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya : Airlangga University Press. pp 293-300.

Suraini. 2011. Jenis – Jenis Lalat (Diphtera) dan Bakteri (Enterobacteriae) yang Terdapat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Kota Padang. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.

Tobing, Imran SL. 2005 . Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan Dan Manusia. Skripsi. Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta

Todar, Kenneth. 2009. Online Textbook of Bacteriology.


(12)

51

Ugbogu, O.C., N.C. Nwachukwu., and U.N. Ogbuagu. 2006. Isolation of

Salmonella and Shigella species from house flies (Musca domestica L.) in Uturu, Nigeria. African Journal of Biotechnology Vol. 5. pp 1090-1091. West, L.S. 1951. The House Fly (Its Natural History,Medical Importance, and

Control). Comstock Publishing Company. Ithaca New York. pp 584. Widodo, D. 2009. Demam Tifoid. Dalam buku ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III


(13)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi. Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah strain bakteri anggota Salmonella. Salmonellosis ditularkan melalui makanan dan minuman yang tekontaminasi oleh kotoran atau tinja dari penderita demam tifoid. Penyakit ini dianggap serius karena dapat disertai berbagai penyakit dan juga mempunyai angka kematian yang cukup tinggi, yaitu 1-5 % dari penderita (Darmawati, 2009).

Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2013 penyakit demam tifoid merupakan 10 penyakit terbanyak yang di derita di Provinsi Jawa Timur. Terdapat 1774 penderita demam tifoid klinis dan sebanyak 1489 penderita dengan widal positif. Di Kota Malang pada tahun 2013 terdapat 350 penderita demam tifoid klinis dan sebanyak 344 penderita dengan widal positif. Hal ini menunjukkan bahwa prevalensi penyakit demam tifoid di Kota Malang masih tinggi yakni 20 % dari jumlah penderita demam tifoid di Provinsi Jawa Timur.

Lalat merupakan spesies yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran pencernaan seperti : kolera, typhus, disentri, dan lain lain (Devi, 2001). Lalat berkembang biak pada media berupa tinja atau feses, carcas, sampah, kotoran hewan dan limbah buangan yang banyak mengandung agen penyakit, dengan demikian lalat mudah tercemari oleh agen


(14)

2

penyakit baik di dalam perut, bagian mulut dan kaki (Hastutik, 2007) .Lalat hijau (Chrysomya megacephala) juga dapat berperan sebagai vektor mekanis. Penularan secara mekanis terjadi melalui tubuh lalat. Kaki-kaki lalat yang kotor merupakan tempat menempelnya mikroorganisme yang kemudian hinggap pada makanan dan mengeluarkan air liurnya yang mengandung bakteri patogen. Bakteri patogen yang disebarkan oleh lalat adalah antara lain Salmonella typhi, Vibrio cholera, Shigella disentry, Clostridium pefringens (Maryantuti, 2008). Dari tempat yang kotor lalat akan hinggap pada makanan yang terbuka, peralatan makan seperti sendok, garpu, piring dan perkakas makan lainnya. Disini lalat akan meninggalkan bakteri patogen yang terbawa oleh tubuhnya terutama pada bagian kakinya. Seekor lalat dapat membawa 6.500.000 jasad renik (Hestiningsih, 2003).

Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Supit Urang merupakan tempat pembuangan sampah yang menampung sampah dari 79 lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di kota Malang. Volume sampah di tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Supit Urang sebanyak 1.642,50 atau 420,48 ton per hari. (Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Malang, 2013). Lingkungan yang kotor dan bau adalah tempat yang sangat disukai lalat. Tempat pembuangan sampah akhir adalah salah satu habitat lalat. Sampah merupakan sumber penyakit, baik secara langsung maupun tak langsung, secara langsung sampah merupakan tempat berkembangnya berbagai mikroorganisme secara tak langsung sampah merupakan sarang berbagai vektor (pembawa penyakit) seperti tikus, kecoa, lalat. Berbagai penyakit yang dapat muncul karena sampah yang tidak dikelola antara lain adalah diare, disentri, dan cacingan (Tobing, 2005).


(15)

3

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian dengan judul “Identifikasi bakteri Salmonella sp pada bagian luar tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala) di tempat pembuangan sampah akhir Supit Urang Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah bakteri Salmonella sp pada bagian luar tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala) di tempat pembuangan sampah akhir Supit Urang Malang?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi bakteri Salmonella sp pada bagian luar tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala) di tempat pembuangan sampah akhir Supit Urang Malang.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui jumlah lalat hijau (Chrysomya megacephala) jantan dan betina yang ditangkap dengan fly net di tempat pembuangan sampah akhir Supit Urang Malang.

2. Mengetahui prevalensi bakteri Salmonella sp yang ada pada bagian luar tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala) di tempat pembuangan sampah akhir Supit Urang Malang.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademik

1. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama pendidikan terutama dalam bidang Parasitologi Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.


(16)

4

2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan menjadi referensi penelitian selanjutnya.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan untuk mengembangkan penelitian lainnya terutama dalam upaya menurunkan prevalensi infeksi oleh bakteri Salmonella sp yang disebarkan oleh lalat. 1.4.2. Manfaat Klinis

1. Memberi informasi dan gambaran dalam penanganan penyakit infeksi Salmonella sp serta kaitannya dengan keberadaan lalat hijau Chrysomya megacephala.

2. Memberi masukan untuk pemahaman konsep penyebaran dan penularan berbagai macam penyakit infeksi oleh lalat.

3. Memberi informasi bahwa lalat Chrysomya megacephala sering berperan sebagai vektor mekanis mikroorganisme (bakteri, virus, kista protozoa, telur cacing) yang menyebabkan penyakit bagi manusia.

1.4.3. Manfaat Masyarakat

1. Dapat dipakai sebagai bahan pengetahuan dan penyuluhan untuk masyarakat dalam menurunkan prevalensi penyakit infeksi Salmonella sp yang disebarkan oleh lalat, misalnya demam tifoid.

2. Memberi pengetahuan tentang pentingnya kebersihan dan sebagai bahan penyuluhan kesehatan lingkungan serta kesehatan masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit oleh Salmonella sp yang berkaitan dengan keberadaan lalat Chrysomya megacephala.


(1)

McKenzie, Kevin. 2010. Fly Mouthparts.

http://bugs.bio.usyd.edu.au/learning/resources/Entomology/externalMorph ology/imagePages/mouth_fly.html 20 September 2014

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta. pp 125-126.

Pelezar dan Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI press. Jakarta. pp 187-198 Purba, D.M., 2004. Pengaruh Serbuk Biji Bengkuang (Pachyrhizus erosus)

Terhadap Perkembangan Stadia Pradewasa Lalat Rumah (Musca

domestica). Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Rampengan. 2008. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Jakarta. EGC.

Refaat, M.G., Fatma, K.A., Hsin Chi. 2005. Life table of Chrysomya megacephala

(Fabricius) (Diptera: Calliphoridae). International Journal of Ecology.

Acta Oecologica 27. pp 179 – 183.

Santi, D.N., 2007. Manajemen Pengendalian Lalat. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. pp. 1-3.

Sanchez. 2008. Entomology and Nematology. University of Florida.

http://entnemdept.ufl.edu/creatures/urban/flies/house_fly. 29 Agustus 2014 (17.00).

Sigit, H.S., F.X. Koesharto, U.K. Hadi, D.J. Gunandini, dan S. Soviana. 2006. Hama Pemukiman Indonesia, Pengenalan, Biologi dan Pengendalian. Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman (UKPHP). Fakultas Kedokteran Hewan IPB.Bogor.

Soebaktiningsih. 2011. Diktat Parasitologi Kedokteran. Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Malang . pp. 11-24.

Soewandjojo E., Suharto, Usman H., Nasronudin. 2007. Demam Tifoid Deteksi Dini dan Tata Laksana. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya : Airlangga University Press. pp 293-300.

Suraini. 2011. Jenis – Jenis Lalat (Diphtera) dan Bakteri (Enterobacteriae) yang Terdapat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Kota Padang.

Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.

Tobing, Imran SL. 2005 . Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan Dan Manusia. Skripsi. Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta

Todar, Kenneth. 2009. Online Textbook of Bacteriology.


(2)

Ugbogu, O.C., N.C. Nwachukwu., and U.N. Ogbuagu. 2006. Isolation of

Salmonella and Shigella species from house flies (Musca domestica L.) in

Uturu, Nigeria. African Journal of BiotechnologyVol. 5. pp 1090-1091.

West, L.S. 1951. The House Fly (Its Natural History,Medical Importance, and Control). Comstock Publishing Company. Ithaca New York. pp 584. Widodo, D. 2009. Demam Tifoid. Dalam buku ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III


(3)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi. Salmonella typhi dan Salmonella

paratyphi adalah strain bakteri anggota Salmonella. Salmonellosis ditularkan melalui

makanan dan minuman yang tekontaminasi oleh kotoran atau tinja dari penderita demam tifoid. Penyakit ini dianggap serius karena dapat disertai berbagai penyakit dan juga mempunyai angka kematian yang cukup tinggi, yaitu 1-5 % dari penderita (Darmawati, 2009).

Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2013 penyakit demam tifoid merupakan 10 penyakit terbanyak yang di derita di Provinsi Jawa Timur. Terdapat 1774 penderita demam tifoid klinis dan sebanyak 1489 penderita dengan widal positif. Di Kota Malang pada tahun 2013 terdapat 350 penderita demam tifoid klinis dan sebanyak 344 penderita dengan widal positif. Hal ini menunjukkan bahwa prevalensi penyakit demam tifoid di Kota Malang masih tinggi yakni 20 % dari jumlah penderita demam tifoid di Provinsi Jawa Timur.

Lalat merupakan spesies yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran pencernaan seperti : kolera, typhus, disentri, dan lain lain (Devi, 2001). Lalat berkembang biak pada media berupa tinja atau feses, carcas, sampah, kotoran hewan dan limbah buangan yang banyak mengandung agen penyakit, dengan demikian lalat mudah tercemari oleh agen


(4)

penyakit baik di dalam perut, bagian mulut dan kaki (Hastutik, 2007) .Lalat hijau

(Chrysomya megacephala) juga dapat berperan sebagai vektor mekanis. Penularan

secara mekanis terjadi melalui tubuh lalat. Kaki-kaki lalat yang kotor merupakan tempat menempelnya mikroorganisme yang kemudian hinggap pada makanan dan mengeluarkan air liurnya yang mengandung bakteri patogen. Bakteri patogen yang disebarkan oleh lalat adalah antara lain Salmonella typhi, Vibrio cholera, Shigella

disentry, Clostridium pefringens (Maryantuti, 2008). Dari tempat yang kotor lalat

akan hinggap pada makanan yang terbuka, peralatan makan seperti sendok, garpu, piring dan perkakas makan lainnya. Disini lalat akan meninggalkan bakteri patogen yang terbawa oleh tubuhnya terutama pada bagian kakinya. Seekor lalat dapat membawa 6.500.000 jasad renik (Hestiningsih, 2003).

Tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Supit Urang merupakan tempat pembuangan sampah yang menampung sampah dari 79 lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di kota Malang. Volume sampah di tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Supit Urang sebanyak 1.642,50 atau 420,48 ton per hari. (Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Malang, 2013). Lingkungan yang kotor dan bau adalah tempat yang sangat disukai lalat. Tempat pembuangan sampah akhir adalah salah satu habitat lalat. Sampah merupakan sumber penyakit, baik secara langsung maupun tak langsung, secara langsung sampah merupakan tempat berkembangnya berbagai mikroorganisme secara tak langsung sampah merupakan sarang berbagai vektor (pembawa penyakit) seperti tikus, kecoa, lalat. Berbagai penyakit yang dapat muncul karena sampah yang tidak dikelola antara lain adalah diare, disentri, dan cacingan (Tobing, 2005).


(5)

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian dengan judul “Identifikasi bakteri Salmonella sp pada bagian luar tubuh lalat hijau (Chrysomya

megacephala)di tempat pembuangan sampah akhir Supit Urang Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah bakteri Salmonella sp pada bagian luar tubuh lalat hijau (Chrysomya

megacephala)di tempat pembuangan sampah akhir Supit Urang Malang?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi bakteri Salmonella sp pada bagian luar tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala) di tempat pembuangan sampah akhir Supit Urang Malang.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui jumlah lalat hijau (Chrysomya megacephala) jantan dan betina yang ditangkap dengan fly net di tempat pembuangan sampah akhir Supit Urang Malang.

2. Mengetahui prevalensi bakteri Salmonella sp yang ada pada bagian luar tubuh lalat hijau (Chrysomya megacephala) di tempat pembuangan sampah akhir Supit Urang Malang.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademik

1. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama pendidikan terutama dalam bidang Parasitologi Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.


(6)

2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan menjadi referensi penelitian selanjutnya.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan untuk mengembangkan penelitian lainnya terutama dalam upaya menurunkan prevalensi infeksi oleh bakteri Salmonella sp yang disebarkan oleh lalat. 1.4.2. Manfaat Klinis

1. Memberi informasi dan gambaran dalam penanganan penyakit infeksi

Salmonella sp serta kaitannya dengan keberadaan lalat hijau Chrysomya

megacephala.

2. Memberi masukan untuk pemahaman konsep penyebaran dan penularan berbagai macam penyakit infeksi oleh lalat.

3. Memberi informasi bahwa lalat Chrysomya megacephala sering berperan sebagai vektor mekanis mikroorganisme (bakteri, virus, kista protozoa, telur cacing) yang menyebabkan penyakit bagi manusia.

1.4.3. Manfaat Masyarakat

1. Dapat dipakai sebagai bahan pengetahuan dan penyuluhan untuk masyarakat dalam menurunkan prevalensi penyakit infeksi Salmonella sp yang disebarkan oleh lalat, misalnya demam tifoid.

2. Memberi pengetahuan tentang pentingnya kebersihan dan sebagai bahan penyuluhan kesehatan lingkungan serta kesehatan masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit oleh Salmonella sp yang berkaitan dengan keberadaan lalat Chrysomya megacephala.