BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran - Muhammad Fauzi Fattabiq Al Khoir Bab II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari kata Latin “medius” yang artinya “tengah”. Secara umum, media adalah semua bentuk perantara untuk menyebar,

  membawa atau menyampaikan sesuatu pesan dan gagasan kepada penerima (Arsyad, 2010: 74).

  Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran (Hermawan, 2014: 223). Menurut Arsyad (2015: 4) media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud- maksud pengajaran.

  Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar. Guru tidaklah dipahami sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi dengan posisinya sebagai peran penggiat guru pun harus mampu merencanakan dan menciptakan sumber-sumber belajar lainnya sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh para guru, biasanya dikenal sebagai media pembelajaran (Munadhi, 2013: 5).

  Berdasarkan uraian di atas, media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Munadhi, 2013: 7). Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi terciptanya tujuan pedidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah khususnya.

2. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran

  Ada empat landasan pemikiran tentang penggunaan media pembelajaran. Keempat landasan tersebut menurut Mujib (2011: 66) adalah :

  a. Landasan empiris, yaitu alasan dipergunakan media pembelajran ditinjau dari kondisi pembelajar dan proses belajar itu sendiri.

  b. Landasan historis, yaitu alasan penggunaan media pembelajaran ditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam pembelajaran. c. Landasan berupa alasan penggunaan media yang didasarkan pada karakteristik pelajar.

  d. Landasan teknologis, yaitu alasan penggunaan media yang didasarkan pada kemudahan teknik.

3. Urgensi Media Pembelajaran

  Kegiatan belajar mengajar akan efektif dan efisien apabila dalam kegiatannya disertai dengan penggunaan media sebagai alat pembelajaran. Pengertian media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa, serta perhatian siswa dalam proses belajar mengajar (Khalilullah, 2012: 25).

  Hasil penelitian telah menunjukkan keunggulan media membantu pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan lebih mudah ditangkap oleh siswa serta dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan media akan lebih menarik perhatian siswa sehingga bisa menumbuhkan minatnya terhadap pelajaran tersebut. Pengajar bisa menggunakan berbagai metode, tidak semata-mata komunikasi melalui kata-kata, serta siswa bisa lebih banyak melakukan aktifitas seperti mengamati, melakukan atau mendemonstrasikan dan lain-lain (Khalilullah, 2012: 25).

  Dengan media ini diharapkan suasana pembelajaran tidak membosankan dan menjadi lebih menarik sehingga bisa menumbuhkan minat siswa untuk belajar pelajaran tersebut dan yang lebih penting adalah tercapainya tujuan kegiatan belajar mengajar dan kurikulum.

  Dalam hal ini media adalah sasaran yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Karena fungsi dari media adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan atau materi pembelajaran, maka keberaadaan media akan turut mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Media pembelajaran itu penting sekali mengingat beberapa unsur (Khalilullah, 2012: 27) : a. Menarik minat siswa

  b. Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran

  c. Memberikan data yang kuat dan terpercaya

  d. Memadatkan informasi

  e. Memudahkan menafsirkan data 4.

   Ciri-Ciri Media Pembelajaran yang Efektif

  Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar menajar di kelas merupakan sutu dunia komunikasi tersendiri dimaa guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien (Khalilullah, 2012: 143).

  Salah satu untuk mengatasi keadaan demikian ialah menguasai penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut untuk meningkatkan keserasian dalam menerima informasi. Agar media pembelajaran dapat berfungsi secara efektif, terdapat beberapa kriteria yang harus terpenuhi menurut Khalilullah (2012: 143) :

  a. Ketetapan dengan tujuan pengajaran, artinya bahan pelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

  b. Dukungan terhadap isi bahan pegajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prisip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

  c. Kemudahan dalam memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh.

  d. Keterampilan guru dalam menggunakan, apapun jenis media yang diperlukan syarat utamanya adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran.

  e. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga dapat bermanfaat bagi siswa.

  f. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makan yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.

5. Manfaat Media Pembelajaran

  Media pembelajaran mempunyai manfaat yang utama adalah membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Menurut Khalilullah (2012: 79) media pembelajaran mempunyai manfaat yang lebih luas, di antaranya : a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

  b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

  c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jika guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

  d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain- lain.

  e. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.

  f. Memperbesar perhatian siswa.

  g. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

  h. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa. i. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu terutama melalui gambar hidup. j. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan berbahasa. k. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

  Menurut Rosyidi (2009: 31) secara umum media pembelajaran mempunyai manfaat sebagai berikut: a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata tertulis atau lisan).

  b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

  c. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif peserta didik.

  Uraian di atas, dapatlah disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, sebagai berikut (Arsyad, 2015: 29) :

  a. Media pembelajaran dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

  b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa untuk belajar sendiri- sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

  d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya, misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

6. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

  Tujuan utama penggunaan media pembelajaran adalah agar pesan atau informasi yang dikomunikasi tersebut dapat diserap semaksimal mungkin oleh siswa sebagai penerima informasi (Rosyidi, 2009: 30).

7. Tips dalam Memilih Media Pembelajaran

  Khalilullah (2012: 31) menyajikan beberapa tips atau pertimbangan-pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam melakukan seleksi terhadap media pembelajaran yang akan digunakan :

  a. Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Kurikulum Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan maka perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh media pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah tentang jenis media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki tersebut. Karena salah satu prinsip umum pemilihan/pemanfaatan media adalah bahwa tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat untuk menyajikan semua materi pelajaran.

  b. Keterjangkauan dalam Pembiayaan Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada. Jika seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran, maka hendaknya dipikirkan apakah ada di antara sesama guru mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan. Pilihan lain adalah apabila kebutuan media pembelajaran itu masih berjangka panjang sehingga masih memungkinkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pembuatan media yang dikehendaki.

  c. Ketersediaan Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media Pembelajaran

  Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih apapun kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas. Pemilihan media pembelajaran sederhana (seperti: media kaset audio) untuk dirancang dan dikembangkan akan sangat bermanfaat karena peralatan/fasilitas pemanfaatannya tersedia di sekolah atau mudah diperoleh di masyarakat. Dari segi keahlian yang dibutuhkan untuk mengembangkan media sederhana tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya. Tidak terlalu sulit juga untuk mempelajari cara-cara perancangan dan pengembangan media sederhana.

  d. Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran Karena promosi dan peragaan yang sangat mengagumkan atau menjanjikan, misalnya sekolah langsung tertarik untuk membeli media pembelajaran yang ditawarkan. Dapat saja terjadi bahwa media pembelajaran yang telah dipesan dan dipelajari, kandungan materi pelajarannya sedikit sekali yang relevan dengan kebutuhan peserta didik. Sebaliknya, dapat juga terjadi bahwa materi yang dikemas di dalam media pembelajaran sangat cocok dari membantu mempermudah siswa memahami materi pelajaran. Namun, yang menjadi masalah adalah bahwa media pembelajaran tersebut sulit didapatkan di pasaran.

  e. Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran Aspek lain yang tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah kemudahan guru atau peserta didik memanfaatkannya. Tidak akan terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan sendiri ternyata tidak mudah dimanfaatkan, baik oleh guru atau peserta didik. Media yang dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai pajangan saja di sekolah.

  8. Pemilihan Media Pembelajaran

  Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, maka dari itulah diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Adapun dalam memilih media perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Khalilullah, 2012: 34) : a. Memahami karakteristik setiap media.

  b. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

  c. Sesuai dengan metode pengajaran yang digunakan.

  d. Sesuai dengan materi yang dikomunikasikan.

  e. Sesuai dengan keadaan siswa.

  f. Sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan, kemudahan memperoleh media.

  g. Sesuai keterampilan guru dalam menggunakannya.

  h. Ketersediaan waktu dalam menggunakannya. i. Sesuai dengan taraf berpikir siswa.

  9. Teknik Pemilihan Media Pembelajaran

  a. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran Secara garis besar beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran menurut Khalilullah (2012:

  34), yaitu :

  1) Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong.

  2) Karakteristik media pembelajaran. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki dalam kaitannya dengan pemilihan media pembelajaran. Di samping itu, hal ini memberikan kemungkinan bagi kita untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara bervariasi. 3) Alternatif pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan.

  b. Karakteristik Media Pembelajaran Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai.

  Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal ini Kemp menyatakan, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media. Karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu.

  Tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut menurut (Khalilullah, 2012: 35) adalah:

  1) Ciri fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. 2) Ciri manipulatif, yaitu kemampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh urut-urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut. 3) Ciri dishibusif, yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.

  c. Pemilihan Media Instruksional Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep, bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media menurut Khalilullah (2012: 38) adalah :

  1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.

  3) Praktis, luwes, dan bertahan. 4) Guru terampil menggunakannya.

10. Kriteria Media Pembelajaran yang Efektif Efektif artinya mencapai target yang ditetapkan dalam rencana.

  Oleh karena itu perencanaan pembelajaran yang efektif adalah yang menetapkan kriteria target dan guru melakukan pengukuran pencapaian.

  Jadi, mengajar yang efektif itu jika pelaksanaannya terdapat instrumen untuk mengukur keberhasilan dan melaksanakan pengukuran. Media pembelajaran yang efektif dapat juga dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, media pembelajaran dianggap efektif jika siswa terlibat secara aktif melaksanakan tahapan-tahapan prosedur pembelajaran. Dari segi hasil, dianggap efektif jika tujuan pembelajaran dikuasai siswa secara tuntas diakses

  pada tanggal 8 Juni 2017).

B. Media Flip Chart 1. Pengertian Flip Chart

  Flip chart adalah lembaran kertas manila atau flano yang berisi

  pesan atau bahan pelajaran. Lembaran kertas manila atau flano tersebut dapat digantungkan pada sebuah gantungan, sehingga memudahkan untuk dibalikkan. Flip chart mempermudah pengajar untuk menerangkan pelajaran atau informasi lain, baik gambar maupun tulisan. Bahan pelajaran atau gambar pada flip chart dapat dijelaskan secara berurutan atau tahap demi tahap. Setiap flip chart yang berisi bahan pelajaran atau gambar dapat diberi nomor seri (Khalilullah, 2012: 79).

2. Penggunaan dalam Proses Pembelajaran

  Menurut Khalilullah (2012: 80) flip chart mempermudah pengajar untuk menjelaskan pelajaran secara bertahap, yaitu : a. Pengajar dapat menerangkan suatu bahan pelajaran flip chart, kemudian flip chart tersebut dibalik untuk menerangkan pelajaran pada tahap kedua dan seterusnya.

  b. Pada waktu pengajar menjelaskan bahan pelajaran di flip chart, usahakan harus berdiri di samping kanan atau kiri flip chart, agar tidak menghalangi pandangan pelajar.

  c. Gunakan alat penunjuk untuk menunjuk pada pesan atau bahan pelajaran atau pada detail gambar di flip chart. Suatu bahan pelajaran atau informasi yang akan dijelaskan pada pelajar dengan menggunakan flip chart, mungkin memerlukan 10 sampai dengan 12 gambar atau disesuaikan dengan kebutuhan bahan pelajaran dan waktu.

  d. Flip chart dapat digantungkan pada sebuah gantungan kayu atau besi yang berkaki. e. Materi pelajaran dapat dijelaskan secara bertahap, mulai dari halaman judul pelajaran, kemudian dilanjutkan dengan bahan pelajaran pada flip chart tahap dua dan seterusnya.

3. Cara Membuat Flip Chart

  Menurut Khalilullah (2012: 80) cara membuat flip chart untuk kepentingan proses pembelajaran di kelas, sebagai berikut : a. Membuat tempat gantungan dari kayu atau besi disebut rangka gantungan atau standar flip chart.

  b. Menggunakan kertas manila atau flano dengan ukuran standar untuk menulis pesan atau bahan pelajaran.

  c. Apabila pengajar menulis atau menuangkan pesan bahan pelajaran di

  flip chart harus menggunakan huruf dengan ukuran besar atau

  standar. Hal ini memudahkan pelajar dapat melihat pesan bahan pelajaran di flip chart tersebut dengan baik, walaupun pelajar yang posisi tempat duduknya di bagian belakang akan dapat melihat pesan bahan pelajaran tersebut dengan baik.

  d. Apabila pengajar menggunakan gambar, harus sesuai dengan materi pelajaran dan tujuan pembelajaran. Artinya, gambar tersebut dari sisi seninya bagus, dan sesuai dengan materi pelajaran dan juga mendukung tujuan pembelajaran.

  e. Pesan bahan pelajaran yang dituangkan pada flip chart, berisi materi yang pokok-pokok saja dan tidak perlu detail. f. Flip chart harus memiliki unsur keindahan, kerapihan, kesederhanaan, keseimbangan, dan penonjolan.

  g. Untuk mendukung keindahan flip chart, dapat menggunkan spidol warna, asal jangan warna-warni.

  h. Pada bagian pelajaran tertentu yang dianggap penting, dapat menggunakan warna tertentu atau tanda-tanda tertentu sebagai unsur penonjolan dari suatu informasi yang dituangkan pada flip chart. i. Pengajar menggantung flip chart yang telah berisi pesan atau bahan pelajaran ke rangka gantungan atau standar flip chart untuk dijelaskan kepada pelajar. j. Semua flip chart yang telah berisi pesan, baik berupa gambar atau pesan berupa tulisan harus sama besar. k. Apabila pengajar tidak dapat menggambar dengan baik, dapat mengambil gambar dari buku-buku, majalah, dan koran, kemudian diperbesar, atau pengajar dapat menggambar sendiri apabila dapat menggambar dengan baik.

4. Kelebihan dan Kelemahan Flip Chart

  Media flip chart memudahkan pengajar menerangkan materi pelajaran atau informasi baik berupa gambar atau penjelasan dalam bentuk kata-kata dan dapat disampaikan secara bertahap. Tetapi, media inipun memiliki kelebihan dan kelemahan, menurut (Khalilullah, 2012: 81) sebagai berikut : a. Kelebihan Media Flip Chart Media flip chart memiliki kelebihan, di antaranya adalah :

  1) Flip chart bermanfaat untuk bahan pelajaran yang disajikan dengan menggunakan gambar seri, sehingga secara bertahap satu demi satu bahan pelajaran tersebut disampaikan kepada pelajar.

  2) Gambar-gambar yang telah digunakan dapat disimpan dengan baik, dan gambar-gambar tersebut dapat dipakai lagi berulang- ulang. 3) Dengan menggunakan flip chart, tidak banyak waktu terbuang dalam menyajikan materi pelajaran atau suatu informasi, karena pengajar telah menyiapkan materi pelajaran pada flip chart di rumah dan ketika akan menggunakan baru pengajar dapat menggantungkannya pada tempat gantungan flip chart. 4) Lambaran balik, lebih menarik perhatian, minat pelajar, karena materi pelajaran diberikan secara berseri.

  5) Flip chart bila akan digunakan baru dipasang pada gantungannya.

  6) Apabila ruangan kelas memungkinkan, setelah pengajar menyampaikan materi pelajaran, flip chart itu dipisah-pisahkan dan dapat digantungkan di dinding, agar pelajar dapat membaca kembali materi pelajaran yang telah disajikan. b. Kelemahan Media Flip Chart Media flip chart memiliki kelemahan, di antaranya adalah :

  1) Pengajar merasa berat untuk menyiapkan flip chart di rumah, karena persoalan waktu, biaya, dan tenaga.

  2) Pengajar merasa kurang ahli untuk menulis yang baik dan indah di flip chart.

  3) Mungkin pengajar merasa tidak memiliki keahlian untuk membuat tempat rangka gantungan atau standar untuk menggantungkan flip chart.

5. Langkah Menggunakan Media Pembelajaran Flip Chart

  Langkah-langkah menggunakan media pembelajaran flip chart,

  

  sebagai berikut

  diakses pada tanggal 18 Juni 2017)

  :

  a. Mempersiapkan diri Guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan baik dan memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut.

  b. Penempatan yang tepat Posisi penampilan aturlah sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dengan baik oleh semua siswa dalam ruangan kelas tersebut.

  c. Pengaturan siswa Untuk hasil yang lebih baik tempat duduk siswa dapat dibentuk menjadi setengah lingkaran, perhatikan juga siswa dengan baik agar memperoleh pandangan yang baik. d. Perkenalan pokok materi Materi diperkenalkan kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran.

  e. Sajikan gambar Setelah masuk pada materi mulailah perlihatkan lembaran-lembaran flipchart dan berikan keterangan yang cukup jelas, gunakan bahasa sederhana agar mudah dipahami siswa.

  f. Beri kesempatan siswa untuk bertanya Hendaknya guru memberikan stimulus agar siswa mau bertanya, mintalah klarifikasi apakah materi yang disampaikan jelas dan dipahami atau kurang jelas.

  g. Menyimpulkan materi Pada umumnya kegiatan pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan, tidak harus guru yang menyimpulkan namun siswa juga dapat menyimpulkan materi.

C. Prestasi Belajar 1. Pengertian Pretasi Belajar

  Menurut Alwi (2007: 895) prestasi adalah hasil yang dicapai (dari hasil yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh siswa maka akan terjadi perubahan perilaku dari diri seseorang. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor (Djamarah, 2009: 141).

  Hakikat belajar adalah perubahan dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas maknanya, yakni mengalami. Sehingga akan memperoleh hasil sesuai dengan standar kompetensi yang ingin dicapai.

  Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah terjadinya proses belajar yang dapat diketahui melalui evaluasi dan diwujudkan dalam bentuk angka (nilai raport). Hasil atau prestasi yang dicapai oleh siswa akan berpengaruh pada diri siswa dan mengalami perubahan tingkah laku dan kepribadian kearah yang lebih baik.

2. Faktor-faktor Prestasi Belajar

  Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar atau prestasi belajar. Orangtuapun untuk mengatahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar pada anak mereka, sehingga orangtua dapat mengenali penyebab dan pendukung anak dalam berprestasi. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan menurut Ahmadi (1991: 74-88): a. Faktor dalam diri, mencakup: 1) Intelegensi Semakin tinggi IQ seseorang akan semakin cerdas pula.

  Tingkat intelegensi yang tinggi akan semakin besar meraih peluang kesuksesan (Muhibbin, 2008: 134).

  2) Minat Tidak adanya minat seorang anak tehadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak dalam menemukan problema pada dirinya. Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin, 2008: 36).

  3) Motivasi Motivasi sebagai faktor inner atau batin berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar.

  Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya dalam memecahkan masalah.

  4) Kesehatan mental Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang.

  b. Faktor dari lingkungan, mencakup : 1) Keluarga

  Keluarga merupakan faktor pusat pendidikan yang utama dan pertama tetapi juga dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajar, seperti pendidikan orangtua, suasana rumah/keluarga, dan keadaan ekonomi.

  2) Sekolah Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, alat, kondisi gedung, kurikulum, waktu sekolah juga mempengaruhi anak dalam proses belajar. 3) Massa dan lingkungan sosial

  Media massa meliputi: radio, TV, surat kabar, majalah, buku- buku komik yang ada disekitar kita. Hal ini dapat menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang digunakan untuk itu, sehingga lupa akan tugas belajar. Lingkungan sosial meliputi: teman bergaul, lingkungan tetangga, akitivitas dalam masyarakat sangat berpengaruh terhadap semangat belajar anak.

3. Prestasi Belajar Al-Qur’an

  Prestasi itu tidak mungkin diacapai atau dihasilkan oleh seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh atau dengan perjuangan yang gigih. Perjuangan dan berbagai rintangan dan hambatan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan, kegigihan dan optimisme prestasi itu dapat tercapai.

  Belajar Al- Qur’an merupakan kewajiban yang utama bagi setiap mukmin. Belajar Al-

  Qur’an hendaklah dari kecil sebagaimana Al- Qur’an memerintahkan kepada umat Islam untuk belajar sejak pertama kali ayat pertama diturunkan kepada Nabi. Al-Qur'an sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW memberikan perhatian serius terhadap ilmu pengetahuan. Prestasi belajar Al-

  Qur’an ditandai oleh semangat membaca Al-Qur'an dan cara membaca Al-Qur'an secara baik sesuai dengan hukum tajwidnya.

D. Mata Pelajaran Al-Qur’an 1. Pengertian Al-Qur’an

  Al- Qur’an menurut bahasa berarti bacaan atau yang dibaca, sedangkan Al-

  Qur’an secara istilah adalah wahyu Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, Al- Qur’an di turunkan dengan mengunakan Bahasa Arab dan merupakan mukjizat terbesar bagi rasul. Orang yang membaca Al-

  Qur’an akan mendapat pahala dan hidayah dari Allah SWT (Departemen Agama RI, 2004: 18). Dalam pendapat lain definisi Al- Qur’an adalah kalam atau Firman

  Allah yang di turukan kepada Nabi Muhammad SAW, yang membacanya merupakan suatu ibadah. Menurut Mudzakir (2001: 17) isi kandungan Al-

  Qur’an antara lain :

  a. Hukum yang berkaitan dengan akidah, yakni ketetapan tentang wajib beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari akhir dan qada qadar.

  b. Tuntunan yang berkaitan dengan akhlak (budi pekerti), yakni ajaran agar orang muslim memiliki sifat-sifat mulia dan memenuhi segala sifat tercela.

  c. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia, terdiri dari ucapan, perbuatan, perjanjian dan sebagainya. Hukum yang berkaitan dengan perbuatan ini dibagi menjadi dua, yaitu (Departemen Agama RI, 2004: 18) :

  1) Hukum yang berkaitan dengan amal ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, haji, nadzar, sumpah dan lain sbagainya.

  2) Hukum yang berkaitan dengan alam kemasyarakatan (muamalah) seperi perjanjian-perjanjian, hukum (pidana), perekonomian, pendidikan, ilmu pengetahuan, perkawinan dan lain sebagainya. Mata pelajaran Al-

  Qur’an merupakan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran membaca dan mengartikan atau menafsirkan ayat- ayat Al-

  Qur’an tertentu, yang sesuai dengan kepentingan siswa menurut tingkat-tingkat madrasah yang bersangkutan, sehingga dapat dijadikan modal kemampuan untuk mempelajari, meresapi dan menghayati pokok- pokok Al-

  Qur’an dan menarik hikmah yang terkandung di dalammya secara keseluruhan.

2. Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an

  Tujuan kita ketika mempelajari Al- Qur’an adalah agar dapat memahami dan mengerti kandungannya dan dapat melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, sehingga kita bisa hidup rukun, damai, dan sejahtera sesuai dengan nilai-nilai Al-

  Qur’an serta hidup penuh pengabdian kepada Sang Pencipta. Sedangkan tujuan mata pelajaran Al-

  Qur’an di madrasah adalah memberi motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi Al- Qur’an, dengan demikian para siswa diharapkan dapat mewujudkan perilaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai manivestasi iman dan taqwa kepada Allah SWT. Mata pelajaran Al-

  Qur’an di sekolah juga bertujuan untuk

  diakses pada tanggal 6 Juni 2017)

  :

  a. Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap al- Qur’an dan hadits

  b. Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al- Qur’an dan hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan c. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan al- Qur’an dan hadits yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang al-

  Qur’an dan hadits.

3. Dasar dan Fungsi Mempelajari Al-Qur’an

  a. Dasar Mempelajari Al- Qur’an

  Memahami Al- Qur’an hukumnya adalah wajib berdasarkan ayat berikut :

         

  Artinya: “Maka mengapakah mereka tidak mau mentadabburi Al- Qur’an ? Apakah karena hati mereka terkunci mati ?” (QS.

  Muhammad: 24).

  Sebaik-baik bacaan adalah Al- Qur’an dan sebaik-baik amalan adalah membaca Al-

  Qur’an. Karena itu biasakanlah diri kita untuk membaca Al- Qur’an. Di dunia, kita tidak akan pernah berbicara dengan Allah, sedang Al-

  Qur’an adalah perkataan Allah. Barang siapa yang membacanya maka seolah-olah dia berbicara kepada Allah.

  Di bawah ini adalah dalil yang menganjurkan agar seseorang membaca Al- Qur’an:

  هِباَحْصَلأ اًعيِفَش ِةَماَيِقْلا َمْوَ ي ىِتْأَي ُهَّنِإَف َنآْرُقْلا اوُءَرْ قا

  Artinya: “Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an)

akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi

orang- orang yang rajin membacanya.” (HR. Muslim 804)

  Sebagian ulama mengatakan, mendengarkan orang membaca Al- Qur’an pahalanya sama dengan orang yang membacanya. Sebagaimana firman Allah SWT:

          

  Artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah (baik-baik) dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapatkan rahmat”(QS. Al-A’raf: 204).

  b. Fungsi Mempelajari Al- Qur’an menurut Daradjat (2012: 29) adalah :

  1) Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca Al- Qur’an. 2) Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat Al-

  Qur’an melalui keteladananan dan pembiasaan.

  3) Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat Al- Qur’an.

  c. Fungsi mempelajari Al- untuk Qur’an di sekolah

  

  

  diakses pada tanggal 6 Juni 2017) :

  1) Menumbuh kembangkan kemampuan siswa membaca dan menulis Al- Qur’an.

  2) Mendorong, membimbing dan membina kegemaran siswa dalam kemauan membaca Al- Qur’an.

  3) Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandugan ayat-ayat Al- Qur’an dalam prilaku siswa sehari-hari.

E. Penelitian Terdahulu

  Tinjauan pustaka merupakan bagian yang membahas teori yang relevan dengan masalah yang diteliti. Dengan tinjauan pustaka ini penulis mendalami, mencermati, menelaah, mengindentifikasi penemuan-penemuan yang telah ada dan berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan untuk mengetahui apa yang ada dan belum ada. Selain itu tinjauan pustaka juga memaparkan hasil penelitian terdahulu yang bisa menjadi referensi dalam melakukan penelitian.

  Skripsi Saudari Eni Sulistyaningsih (2009) mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan judul skripsi “Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran pendidikan agama islam siswa kelas III SD Negeri 2 Kalibagor Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2008/2009.

  ” Skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rumus product

  

moment . Hasil dari penelitian ini bahwa ada korelasi sedang antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar mata pelajaran pendidikan agama islam. Persamaannya menggunakan rumus product moment dan perbedaannya peneliti ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah variabelnya.

  Pada penelitian ini variabelnya adalah korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajarnya. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti variabelnya adalah penerapan media flip chart dan mata pelajaran Al- Qur’an.

  Skripsi Saudari Afifah Intan Fadila (2017) mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab IAIN Purwokerto dengan judul “Penerapan Media Flip Chart Dalam Pembelajran Bahasa Arab di MTs Ma’arif NU 1 Karanglewas Banyumas”. Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif. hasil dari penelitian ini bahwa setelah menggunakan media flip chart dalam proses pembelajaran bahasa Arab siswa lebih memperhatikan dan fokus terhadap materi yang disajikan pada media flip chart, siswa lebih cepat menguasai materi, tercapainya tujuan pembelajaran dengan efektif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah terkait dengan media pembelajaran flip

  chart . Perbedaannya adalah pada jenis penelitian, mata pelajaran dan tempat

  penelitian, karena penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan di MTs Ma’arif NU 1 Karanglewas Banyumas mata pelajaran bahasa Arab. Sedangkan penelitian penulis menggunakan jenis penelitian kuantitaif yang dilakukan di SMP Muhammadiyah Ajibarang mata pelajaran Al- Qur’an.