Prop PTK TK-B (Mengenal Konsep Waktu Menggunakan Alat Peraga)

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WAKTU MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

DI KELOMPOK B TK PGRI NUPABOMBA A. Latar Belakang

Taman kanak-kanak (TK) merupakan tahap awal proses pendididkan yang diselenggarakan secara terencana dalam pemberian stimulasi termasuk pembinaan dan pelatihan, agar anak kelak dapat menjadi generasi yang handal, yang mampu bernalar dan memilih informasi yang tepat sehingga dapat membawa kemajuan diberbagai bidang dan mampu membangun bangsanya serta memiliki harkat dan martabat yang mampu bersaing dengan bangsa lain.

Untuk menghasilkan generasi yang handal, maka diperlukan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas merupakan gabungan dari berbagai elemen penting yang bersatu dengan elemen lainnya. Usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya mengembangkan berbagai potensi ini dapat dilakukan dengan berbagi cara termasuk melalui pengenalan konsep waktu. Pengenalan konsep waktu di TK diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik dan bervariasi.

Alat peraga merupakan media atau alat bantu pembelajaran sehingga materi pembelajaran akan lebih mudah dicerna atau diserap dalam pemikiran


(2)

si anak, karena dengan alat peraga itu si anak bisa menentukan hasil dari peragaan itu.misalkan pada pengenalan konsep waktu pagi, siang dan malam disesuaikan pada tema yang ada di TK yaitu alam semesta. Dengan menggunakan gambar hasil peragaan itu nantinya akan terjawab secara lisan. Oleh karena itu guru dituntut agar memilih alat pembelajaran pada pengenalan konsep waktu yang tepat.

Adapun alat pembelajaran konsep waktu yang dimaksud adalah mengupayakan keterlibatan anak secara aktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam memahami konsep waktu misalnya pagi,siang dan malam. Guru merupakan sumber yang memberikan pengajaran kepada anak didiknya. Begitu pula di TK PGRI Nupabomba, yang merupakan sarana pendidikan prasekolah yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar. Penulis melakukan penelitian ini dikarenakan penulis ingin mengetahui apakah ada hubungan antara alat peraga dengan peningkatan kemampuan kognitif anak, pada pengenalan konsep waktu.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana penggunaan alat peraga dalam upaya meningkatkan kemampuan anak mengenal konsep waktu di kelompok B TK PGRI Nupabomba”.


(3)

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan pengguanaan alat peraga dalam upaya meningkatkan kemampuan anak mengenal konsep waktu dikelompok B TK.PGRI Nupabomba.

D. Manfaat peneltian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat : a. Bagi Anak: Meningkatkan kemampuan anak mengenal konsep waktu

dengan menggunakan alat peraga sebagai alat bantu dalam pembelajaran.

b. Bagi Guru : Dengan adanya hasil dari penalitian ini, merupakan masukan bagi guru TK dalam memilih dan menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran.

c. Bagi peneliti : sebagai bahan masukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dimasa yang akan datang.

d. Bagi sekolah: Hasil penelitian ini merupakan sumbangan yang baik khususnya dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar. Dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan proses pembelajaran. E. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpenafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penulisan ini, maka diberikan batasan istilah sebagai berikut :

1. Kemampuan anak mengenal konsep waktu meliputi:


(4)

c. Konsep waktu adalah pengenalan atau batasan terhadap seluruh saat sesuatu keadaan berada atau berlangsung.

2. Alat peraga yang akan digunakan peneliti selama pembelajaran berlangsung yaitu alat peraga berupa gambar konsep waktu pagi, siang dan malam.


(5)

F. Kajian Pustaka

1. Kemampuan Kognitif

Depdiknas (2007:3), kemampuan kognitif merupakan salah satu dari bidang pengembangan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan agar anak mampu megolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternative pemecahan masalah, pengembangan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah dan mengelompokkan, dan persiapan pengembangan kemampuan berpikir teliti.

2. Ciri-ciri Prilaku Kognitif

Depdiknas (2007: 3). adapun ciri-ciri perilaku kognitif sebagai berikut: a) berpikir lancer yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang

relevan dan arus pemikiran lancar.

b) berikir luwes yaitu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam, mampu mengubah cara atau pendekatan dan arah pemikiran yang berbeda-beda.

c) berpikir orisinal yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim atau lain dari yang lain yang jarang diberikan kebanyakan orang lain.

d) berpikir terperinci (elaborasi) yaitu mengembangkan menambah, memperkaya suatu gagasan memperinci detail-detail dan memperluas suatu gagasan-gagasan.


(6)

3. Tahap Perkembangan Kognitif

Piaget (Depdiknas, 2007: 3) membagi 4 tingkat perkembangan kemampuan otak untuk berpikir mengembangkan pengetahuan (kognitif), yaitu tahapan sensori motorik, praoperasional kongkrit, operasional kongkrit, dan operasional formal. Anak Taman kanak-kanak berada pada tahapan pra operasional (2-7 tahun). Di katakana pra operasional karena anak telah menggunakan logika pada tempatnya. Lebih lanjut, tahapan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan serta mempersepsikan dengan gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Dalam kenyataannya, pra operasional adalah kemampuan anak untuk mengantisipasi pengaruh dari satu kejadian dalam kejadian yang lain. b. Perkembangan pra operasional anak, memungkinkan anak berpikir

dan menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau kejadian tertentu walaupun benda atau kejadian itu berada di luar pandangan, pendengaran, atau jangkauan tangannya.

c. Anak mengerti bahwa perusahaan dalam satu factor disebabkan oleh perubahan dalam satu faktor disebabkan oleh perubahan dalam faktor lain. Misalnya dua buah gelas yang berkapasitas sama tetapi berbeda bentuk dituangi air dengan jumlah yang sama maka anak akan cenderung menebak isi gelas yang tinggi lebih banyak daripada isi gelas yang pendek, karena anak hanya mampu melihat pada


(7)

ketinggian pada gelas air yang tinggi tanpa memperhitungkan kuantitas atau volume yang sama pada gelas yang pendek tetapi besar. d. Pada tahap ini anak memiliki angan-angan karena ia berpikir secara

intuitif yakni berpikir dengan berdasarkan ilham.

4. Teori Pembelajaran Konsep Waktu

Menurut pandangan psikologi kognitif, yang bermakna itu lebih dipahami anak dari pada yang tidak bermakna. Bermakna disini dimaksudkan bahwa informasi yang baru mempunyai kaitan dengan informasi yang sudah tersimpan dalam memori.

Adapun teori-teori tersebut akan diuraikan sebagai berikut : a. Teori Piaget

Piaget (Hudojo,1998:45), berpendapat bahwa “proses berfikir manusia sabagai suatu perkembangan yang bertahap dari berfikir intelektual konkrit dan abstrak”.

Lebih lanjut menurut piaget (Dahar, 1988 : 181), menyatakan bahwa : perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan organisme kemampuan untuk mensistematikan atau mengorganisasi proses-proses fisik atau proses-proses-proses-proses psikologi menjadi system-system yang teratur dan hubungan. Sedangkan adaptasi berbeda antara organisme yang satu dengan organisme yang lain. Adaptasi terhadap lingkungan dapat dilakukan melalui dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi.


(8)

Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki seseorang. Adapun akomodasi adalah proses menstrukturkan kembali mental sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman yang baru tadi.

Anderson (Idar, 2004 : 27-28 ) menjelaskan bahwa “ teori perkembangan intelektual piaget menggambarkan tentang kontruktivisme. Piaget memandang perkembangan kognitif (intelektual) sebagai suatu proses dimana anak secara berkesinambungan dengan melakukan asimilasi dan akomodasi terhadap informasi-informasi baru yang diterima”.

Kulas (Hijriati, 2004:18) mengemukakan implikasi teori Piaget dalam pembelajarannya yaitu sebagai berikut: (1) Memusatkan perhatian pada proses berfikir anak bukan sekedar pada hasilnya, (2) Menekankan pada pentingnya peran anak dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatannya secara aktif dalam pembelajaran, (3) Memaklumi adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan intelektualnya, sehingga guru harus melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk individu-individu atau kelompok-kelompok kecil.

Uraian diatas menunjukan teori piaget mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pengenalan waktu, karena disajikan kepada anak didik berupa suatu proses bukan sebagai barang yang jadi yang siap


(9)

disajikan. Selain itu sangat mengutamakan keaktifan anak,dalam hal ini bebas untuk mengeluarkan pendapatnya dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahanyang diberikan oleh guru.

b. Teori Bruner

Menurut Bruner pada dasarnya belajar merupakan proses belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada tiga proses yang terjadi dalam belajar,yaitu (1) Proses perolehan informasi baru, (2) Proses mentrasformasikan informasi yang diterimah dan, (3) Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.

Pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan intelektual anak maka materi pembelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif anak yang meliputi tahap enactive, iconic, dan symbolic. Selanjutnya, ketiga tahap perkembangan kognitif ini oleh bruner disebut sebagai model dalam menyajikan pelajaran. Ketiga model penyajian ini digambarkan sebagai berikut: (1) Penyajian enactive adalah penyajian yang dilakukan melalui tindakan, memiliki karakter manipulasi yang tinggi. Penyajian seperti ini sangat diperlukan oleh anak-anak yang dapat memahami beberapa aspek realita/kejadian tanpa menggunakan imajinasinya atau kata-kata. Ia akan dapat memahami sesuatu dari berbuat atau melakukan sesuatu, (2) Penyajian iconic dapat dilakukan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik


(10)

yang menggambarkan suatu konsep tetapi tidak mendefinisikannya. Penyajian ini bergantung pada visual organisasi sensorik anak, (3) Penyajian symbolik, penyajian symbolik ini dibuktikan oleh kemampuan seseorang untuk memikirkan proporsi dibandingkan obyek, pada tahap ini anak dapat memanipulasi symbol-symbol secara langsung dan tidak lagi ada kaitannya dengan obyek-obyek.

Sebagaimana yang dikemukakan diatas, peserta didik dalam belajar konsep waktu harus berperan aktif, terlibat secara mental yaitu dengan mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur pengenalan waktu yang dipelajari, yang menekankan pada keaktifan anak dalam mengkonstrusikan sendiri pengetahuan mereka, yang berawal dari pemahaman masalah hingga penyelesaian masalah konsektual.

c. Teori Ausubel

Inti teori belajar dari ausubel ialah belajar bermakna. Menurutnya, belajar bermakna merupakan proses mengaitkan informasi suatu materi baru dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif. Suatu konsep mempunyai arti bila sama dengan ide yang telah dimiliki yang ada dalam struktur kognitifnya. Agar konsep-konsep yang diajarkan berarti harus ada sesuatu didalam kesadaran anak yang biasa disamakan. Sesuatu itu adalah “struktur kognitif “. Belajar bermakna adalah belajar yang disertai pengertian. Belajar bermakna akan terjadi apabila informasi yang


(11)

baru diterima anak mempunyai kaitan erat dengan konsep yang sudah ada/diterima sebelumnya dan tersimpan dalam struktur kognitifnya.

Menurut teori Ausubel diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konsep waktu adalah belajar bermakna yang disertai pengertian bukan Cuma hafalan, dalam hal ini anak menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri, guru memotivasi mereka untuk menyelesaikan masalah dengan memberikan persetujuan dan saran dengan cara menjelaskan hubungan antara konsep-konsep.

5. Pengertian Konsep Waktu

Apa konsep itu? Tampaknya sulit mendapatkan definisi konsep yang dipandang akurat. Hal-hal yang banyak dikemukakan orang berkenan dengan definisi konsep adalah sesuatu yang diterima dalam pikiran atau ide yang umum dan abstrak. Kesulitan pencarian definisi konsep dikarenakan oleh proses terjadinya konsep itu sendiri. Suatu konsep muncul dari pengalaman interaksi individu lingkungannya, dan pengalaman tersebut tidak ada yang persis sama. Artinya semua orang dengan setiap stimulusnya mengembangkan konsep-konsep tertentu. Meskin pendefinisian konsep dianggap sulit, tetapi ada juga seorang ahli menyatakan bahwa konsep ialah sesuatu abstrak yang mewakili suatu kelas obyek-obyek, kejadian-kejadian,kegiatan-kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama (Croser,1984: 22). Flavell


(12)

(1970: 9) mengemukakan tujuan dimensi konsep yaitu (a) atribut, (b) struktur, (c) keabstrakan, (d) keinklusifan, (e) generalitas/keumuman. (f) ketepatan, dan (g) kekuatan atau power.

Menurut Dahar (1996: 79 ) konsep-konsep itu menyediakan skema-skema terorganisasi untuk mengasimilasikan stimulus-stimulus baru dan untuk menentukan hubungan didalam dan diantara kategori-kategori. Jika ditelusuri secara mendalam konsep-konsep yang ada didalam struktur kognitif individu merupakan hasil pengalaman yang ia peroleh

Jika demikian, sebagai konsep-konsep yang dimiliki individu merupakan hasil dari proses belajar. Sebagai hasil belajar konsep-konsep tersebut akan menjadi fondasi berpikir individu. Konsep-konsep itulah yang dijadikan dasar oleh seseorang dalam memecahkan masalah, mengetahui aturan-aturan yang relevan dan hal-hal lain yang ada keterlidatannya dengan apa yang harus dilakukan individu.

Dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu abstark mental dari pengalaman-pengalaman responsive terhadap stimulus-stimulus. Untuk membantu anak didik berhasil dalam hal konsep kegiatatan pembelajaran, guru hendaknya melaksanakan hal-hal berikut : a) menyajikan konsep yang akan dipelajari baik secara lisan maupun tulisan. Pernyataan tentang konsep ini akan masuk ke dalan sistim ingatan. Anak dinyatakan berhasil dalam belajar konsep tersebut apabila anak mampu mengungkapkan kembali konsep tersebut dari sistim


(13)

ingatan. b) menyajikan contoh dan non contoh ketika membahas konsep yang harus dikuasai anak. Dengan adanya contoh dan non contoh ini, penguasaan anak terhadap konsep yang dipelajari akan lebih cepat dibandingkan apabila guru tidak memberikan contoh dan non contoh, c) apabila anak telah menguasai konsep yang dipelajari, guru perlu memberikan kepada anak. Pengetahuan ini diberikan segera setelah anak menunjukkan kemampuannya. Kesegaran pemberian penguatan ini berpengaruh terhadap kecepatan anak menguasai konsep yang dipelajari, dengan adanya penguatan yang segera, anak tidak perlu terlalu lama melakukan kegiatan untuk menguasai konsep yang dipelajari. Waktu adalah seluruh rangkaian saat sesuatu keadaan berada atau berlangsung,jadi konsep waktu adalah pengenalan batasan terhadap sesluruh saat sesuatu keadaan berada atu berlangsung misalnya: pagi, siang dan malam.

6. Metode Pengenalan Konsep Waktu

Metode adalah cara menyampaikan/mentransfer ilmu yang tepat sesuai dengan anak usia TK, sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal kepada anak didik. Metode yang digunakan oleh guru adalah suatu kunci pokok didalam keberhasilan suatu kegiatan belajar yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan penguasaan konsep, dengan berbagai variasi materi, media bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Adapun metode yang akan digunakan antara lain:


(14)

a. Metode bercerita

Adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan kepada anak secara lisan, jenisnya antara lain bercerita dengan alaat peraga atau tanpa alat peraga.

b. Metode bercakap-cakap

Adalah suatu cara penyampaian bahan pengembangan yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk Tanya jawab antara anak dengan guru atau anak dengan anak lain: bercakap-cakap bebas, berdasarkan gambar seri atau berdasarkan tema.

c. Metode Tanya jawab

Dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memberikan rangsangan anak agar kreatif untuk berfikir melalui pertanyaan guru, anak akan berusaha untuk memahaminya dan menunjukkan jawabannya.

d. Metode pemberian tugas

Adalah pemberian kegiatan belajar mengajar dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah disiapkan oleh guru.

e. Metode demonstrasi

Adalah suatu cara untuk menunjukkan atau memperagakan suatu objek atau proses dari suatu kejadian atau peristiwa.


(15)

7. Alat peraga/media pembelajaran TK

Alat peraga atau media pembelajaran adalah suatu alat sebagai perantara sumber pesan (guru) dengan penerima pesan (anak) dimana sebagai media saluran komunikasi antara guru dan murid. Alat peraga sebagai salah satu sarana penunjang keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar di TK sangat diperlukan penyediaannya. Alat peraga yang dibuat hendaknya memenuhi persyaratan baik dari segi edukatif, maupun segi estetika. Alat tersebut mempunyai bentuk, warna yang baik sehingga alat tersebut menarik bagi anak.

Alat peraga yang akan digunakan peneliti adalah gambar pada waktu pagi, siang dan malam. Guru menjelaskan kepada anak tentang konsep waktu “pagi” yang ditandai dengan matahari terbit dari ufuk timur dan ayam berkokok, begitu pula diwaktu siang yang ditandai dengan matahari diatas kepala, sedangkan diwaktu malam ditandai dengan telah terbenamnya matahari dan munculnya bulan dan bintang. Dengan gambar tersebut anak dapat memahami konsep waktu pagi, siang, dan malam.


(16)

a 1

2 3

4

0

b 7

6 8

5 Keterangan

0: Pratindakan 1:Rencana siklus 1 2:Pelaksanaan siklus 1 3:Observasi siklus 1 4:Refleksi siklus 1 5:Rencana siklus 2 6: Pelaksanaan siklus 2 7:Observasi siklus 2 8:Refleksi siklus 2 a:Siklus 1

b:Siklus 2 G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian a. Desain penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas direncanakan, dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yang mengacu pada model Kemmis dan MC Taggart yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi. (Nurmalia, 2011: 17) Stephen Kemmis menggambarkan tahap-tahap tersebut dalam siklus sebagai berikut:


(17)

b. Setting penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK PGRI Nupabomba. Dengan Jumlah siswa 16 orang yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan pada tahun pelajaran 2011/2012.

c. Rencana Tindakan

Rencana penelitian tindakan kelas ini pada persiapan awal penulis merencanakan kegiatan dengan menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), penetapan waktu, cara penyajian, media pembelajaran yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan, pemahaman dan partisipasi anak, mencantumkan alternatif tindakan yang diharapkan dapat dicapai, menyusun rencana tindakan, serta menyiapkan pedoman pengamatan tentang peningkatan kemampuan anak pada pengenalan konsep waktu.

2. Jenis Data

Data penelitian ini terdiri dari 2 (dua) yaitu :

1. Data tentang cara guru mengajar dengan menggunakan alat peraga. 2. Data tentang peningkatan kemampuan anak mengenal konsep waktu.

Data peningkatan ini terdiri dari:

a. Menyebutkan waktu sesuai dengan gambar. b. Menghubungkan waktu dengan gambar. c. Menyebutkan waktu tanpa melalui gambar

3. Cara Pengumpulan Data

Untuk kepentingan pengumpulan data, maka penelitian ini menggunakan :


(18)

Penggunaan observasi dimaksudkan untuk mengadakan pengamatan langsung aktivitas guru dan anak didik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas

b. Tes perbuatan dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pemahaman anak mengenal konsep waktu.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan oleh penulis terhadap subyek (anak Taman Kanak-kanak) PGRI Nupabomba di kelompok B yang diteliti. Adapun kriteria dari analisis tiap evaluasi akan diberi symbol lingkaran penuh ( ) dengan nilai baik, lingkaran setengah ( ) dengan nilai cukup , dan lingkaran kosong ( ) dengan nilai kurang.

P= f

N x100 (Riyanto, 1996:23) Keterangan :

P = Angka persentase

f = Jumlah anak yang menjawab setiap alternatif jawaban N = Jumlah sampel

Perhitungan persentase tersebut digunakan pada pengolahan data selanjutnya setelah dilaksanakan tindakan.

5. Indikator Kinarja


(19)

a. Adanya peningkatan minat anak mengikuti pembelajaran yang diukur oleh peneliti melalui lembar observasi anak dalam memahami konsep waktu pagi, siang dan malam.

b. Nilai hasil belajar anak pada tiap pertemuan selama satu siklus. c. Pada akhir siklus, hasil belajar anak mancapai daya serap minimal

65% dan observasi keaktifan anak berada dalam kategori baik. 6. Prosedur Penelitian

a. Pra Tindakan

Memberikan tes awal kepada anak sebagai upaya peneliti mengetahui permasalahan yang dihadapi anak-anak TK PGRI Nupabomba Kelompok B dalam mengenal konsep waktu.

b. Pelaksanaan tindakan Siklus I

1) Perencanaan meliputi :

a. Refleksi awal sebagai langkah identifikasi permasalahan yang dihadapi anak pemberian tugas penetapan subjek penelitian.

b. Merumuskan rencana tindakan meliputi pembelajaran, penyiapan instrument observasi, Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang disesuaikan dengan perkembangan anak dikelas.


(20)

Peneliti dan teman guru bersama-sama anak kelompok B melaksanakan pembelajaran berdasarkan RKH yang telah dibuat dengan menggunakan alat peraga berupa gambar waktu pagi, siang dan malam.

3) Observasi/evaluasi

Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap observasi diadakan refleksi yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama tindakan berlangsung dengan maksud untuk dijadikan perencanaan pada siklus berikutnya. Siklus II

Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada siklus ini, prosedur pelaksanaannya sama dengan prosedur pada siklus I, hanya saja mungkin berbeda dari arah rancangan pemberian tindakan yang disediakan berdasarkan hasil tindakan pada siklus I untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

1) Perencanaan

Dalam tahap ini perencanaan sama seperti perencanaan siklus I, namun lebih dulu diawali dengan mempelajari hasil refleksi pada siklus I sebagai dasar untuk memberi revisi


(21)

rancangan (rencana tindakan baru) bagi tindakan yang dianggap kurang pada siklus I.

2) Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan semua rencana yang telah ditetapkan yakni meningkatkan kemempuan anak pada pengenalan konsep waktu menggunakan alat peraga pada kelompok B di TK PGRI Nupabomba.

3) Observasi/evaluasi

Observasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti bersama teman guru pada kelompok B yang diteliti dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Mengamati proses pembelajaran dan pengumpulan data mengenai segala yang terjadi pada proses pembelajaran baik yang terjadi pada anak maupun situasi kelas.

4) Refleksi

Refleksi didasarkan pada hasil observasi siklus II, wawancara dengan subjek peneliti dan hasil pengamatan akhir siklus II untuk kemudian dianalisi. Refleksi yang dilakukan dalam siklus ini, berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan selama pelaksanaan tindakan penelitian yang kemudian untuk disampaikan dalam penyusunan laporan akhir penelitian.


(22)

Admin, 2008. Mendidik Anak Menjadi Mandiri. Jakarta : Buletin. Dahar, R.W, 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas, 2005. Pedoman Pembelajaran di TK. Jakarta: Dirken Dikdasmen. Depdiknas, 2007. Pedoman Pembelajaan Bidang pengembangan Kognitif di

Taman Kanak-kanak. Jakarta : Dirjen Dikdasmen.

Ali Mohammad, 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa.

Nurmalia, 2011. Meningkatkan Aktivitas Belajar Anak Melalui Penggunaan Metode Tanya Jawab pada Kelompok B TK Bungamputi DWP Untad Palu. Palu : Universitas Tadulako.

Riyanto, Mulan, 1996, Dasar-Dasar Statistik Deskriptif. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sujiono, Yuliana Nuraini, dkk, 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

Subagio, 1998. Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar. Jakarta : Depdikbud.

Usman HB, 2005. Pedoman Penyusunan dan Penelitian Karya Ilmiah. Palu : Universitas Tadulako

Winata putra, Udin S, dkk, 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.


(23)

Kelompok : B Semester/Minggu : II/I

Tema/Sub Tema : Alam Semesta/Matahari, Bulan dan Bintang Hari/Tanggal :

Indikator PembelajaranKegiatan Alat/SumberBelajar Penilaian

-Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan dengar tertib (Sp.1.1) -Mengenal konsep waktu (Kog. 7.28) -Memantulkan bola sedang dan bola kecil sambil berjalan (FM. 2.13 -Menyatakan dan membedakan waktu pagi, siang, dan malam (kog. 7.25) -Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana

I. Kegiatan Awal (±30 menit)

- Salam dan doa

- Bercakap-cakap tentang kapan matahari, bulan dan bintang tampak dilihat

- Pl. memantulkan bola kecil sambil berjalan

II.Kegiatan Inti (±60 Menit)

- Menyebutkan dan menunjukkan waktu pagi, siang, dan malam.

- Menghubungkan waktu pagi, siang dan malam

- Gambar

- Bola kecil

- Gambar - Lembar kerja anak - Observasi - Observas - Penugasan/ unjuk kerja


(24)

yang melambangkan nya -Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan dengan tertib (Sp.1.1)

III. Istirahat (±30 menit)

- Mencuci tangan

- Berdoa sebelum dan sesudah makan - bermain IV. Kegiatan Penutup (±30 menit) - Evaluasi

- D’oa dan salam

- Air dan lap tangan

- Guru dan anak

- Guru dan anak - observasi - Observasi - observasi Nupabomba, Peneliti MISDAR Mengetahui,

Kepala TK PGRI Nupabomba

Hj. SUMARNI. L NIP. ………..


(25)

Tes Awal (Observasi awal) Tema : Alam semesta

Sub Tema : Matahari, bulan, dan bintang Kelompok : B

Semester/minggu : II/I Hari/tanggal :

Langkah-langkah tes awal:

1. Guru memperlihatkan kepada anak gambar diwaktu pagi, siang dan m,alam. 2. Guru bercerita tentang gambar diwaktu pagi, ditandai dengan metahari mulai

muncul dari arah timur, dan ayam mulai berkokok, begitupula diwaktu siang yang ditandai dengan matahari diatas kepala sedangkan diwaktu malam ditandai dengan munculnya bulan dan bintang.


(26)

TES AKHIR Tema : Alam semesta

Sub Tema : Matahari, bulan, dan bintang Kelompok : B

Semester/minggu : II/I Hari/tanggal :

Langkah-langkah tes akhir:

1. Guru meminta anak

menyebut dan menunjuk waktu pagi, siang dan malam.

2. Guru meminta anak

menghubungkan waktu pagi, siang dan malam dengan gambar

3. Sebelum pulang guru mengingatkan kembali pelajaran yang dilaksanakan selama satu hari, kemudian guru meminta anak menyebutkan waktu pagi, siang dan malam tanpa melalui gambar.

Pagi

Siang


(27)

- Bila matahari muncul dan suara ayam berkokok diwaktu pagi, siang atau ,malam ?

- Bila matahari berada diatas kepala diwaktu pagi, siang atau malam ?


(28)

Sub Tema : Matahari, bulan dan bintang Petunjuk pengisian : 1. Pengamatan ditujukan kepada guru

2. Memberi tanda ceklis ( √ ) pada kolom skor yang sesuai dengan pengamatan pada aspek yang diamati.

Tahap Aspek Yang Diamati 3 Skor2 1

Awal

Penampilan guru Menyampaikan salam

Menyampaikan tema dan sub tema Menyiapkan alat peraga

Memberi motivasi Melakukan apresepsi

Memanfaatkan berbagai teknik dan pertanyaan bervariasi untuk menggali pengetahuan anak

Inti

Menggunakan alat peraga sesuai dengan tema Metode yang digunakan sesuai dengan materi Memberikan penjelasan sebelum memberi tugas yang akan dikerjakan

Memberi perhatian yang sama kepada semua anak

Akhir

Menyimpulkan hasil pembelajaran Evaluasi pembelajaran

Memberikan pujian

Memotivasi belajar dirumah Salam penutup

Keterampilan menggunakan alat Volume suara dalam menyampaikan

Jumlah

Keterangan : Nupabomba, 1 = kurang Pengamat 2 = cukup

3 = baik


(29)

TK PGRI Nupabomba

Tema :

Hari/Tanggal :

Petunjuk : Berilah tanda cek ( ) pada kolom yang disediakan sesuai dengan hasil penilaian peningkatan kemampuan anak pada pengenalan konsep waktu melalui alat peraga

No Nama

Menyebutkan waktu bulan, bintang dan matahari dapat

dilihat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Peneliti MISDAR Keterangan : = Baik = Cukup = Kurang Mengetahui,

Kepala TK PGRI Nupabomba


(30)

Lembar Penilaian Tes Akhir pada Anak Kelompok B TK PGRI Nupabomba

Tema :

Hari/Tanggal :

Petunjuk : Berilah tanda cek ( ) pada kolom yang disediakan sesuai dengan hasil penilaian peningkatan kemampuan anak pada pengenalan konsep waktu melalui alat peraga

No Nama

Peningkatan kemampuan anak mengenal konsep waktu

Menyebutkan waktu sesuai

dengan gambar

Menghubungkan waktu dengan gambar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Jumlah Peneliti MISDAR Keterangan : = Baik = Cukup = Kurang Mengetahui,

Kepala TK PGRI Nupabomba


(31)

Tabel Deskripsi Penilaian Peningkatan Kemampuan Anak Mengenal Konsep Waktu di TK PGRI Nupabomba

1. Aspek Menyebutkan Waktu Sesuai dengan Gambar Tand

a

Kategor

i Deskripsi

Baik Jika anak sudah dapat menyebut dan menunjukkan waktu(pagi, siang dan malam)

Cukup Jika anak hanya dapat menyebutkan dan menunjukkan duawaktu (pagi, siang dan malam)

Kurang Jika anak hanya dapat menyebutkan dan menunjukkan satu waktu (pagi, siang dan malam)

2. Aspek Menghubungkan Waktu Pagi, Siang dan Malam Tand

a

Kategor

i Deskripsi

Baik Jika anak sudah dapat menghubungkan tiga konsep waktu (pagi, siang dan malam).

Cukup Jika anak hanya dapat menghubungkan dua konsep waktu(pagi, siang dan malam)


(32)

(1)

- Bila matahari muncul dan suara ayam berkokok diwaktu pagi, siang atau ,malam ?

- Bila matahari berada diatas kepala diwaktu pagi, siang atau malam ? - Bulan dan bintang dapat dilihat diwaktu siang atau malam


(2)

Sub Tema : Matahari, bulan dan bintang Petunjuk pengisian : 1. Pengamatan ditujukan kepada guru

2. Memberi tanda ceklis ( √ ) pada kolom skor yang sesuai dengan pengamatan pada aspek yang diamati.

Tahap Aspek Yang Diamati 3 Skor2 1

Awal

Penampilan guru Menyampaikan salam

Menyampaikan tema dan sub tema Menyiapkan alat peraga

Memberi motivasi Melakukan apresepsi

Memanfaatkan berbagai teknik dan pertanyaan bervariasi untuk menggali pengetahuan anak

Inti

Menggunakan alat peraga sesuai dengan tema Metode yang digunakan sesuai dengan materi Memberikan penjelasan sebelum memberi tugas yang akan dikerjakan

Memberi perhatian yang sama kepada semua anak

Akhir

Menyimpulkan hasil pembelajaran Evaluasi pembelajaran

Memberikan pujian

Memotivasi belajar dirumah Salam penutup

Keterampilan menggunakan alat Volume suara dalam menyampaikan

Jumlah

Keterangan : Nupabomba, 1 = kurang Pengamat 2 = cukup

3 = baik


(3)

TK PGRI Nupabomba

Tema :

Hari/Tanggal :

Petunjuk : Berilah tanda cek ( ) pada kolom yang disediakan sesuai dengan hasil penilaian peningkatan kemampuan anak pada pengenalan konsep waktu melalui alat peraga

No Nama

Menyebutkan waktu bulan, bintang dan matahari dapat

dilihat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Peneliti MISDAR Keterangan :

= Baik = Cukup = Kurang

Mengetahui,

Kepala TK PGRI Nupabomba


(4)

Lembar Penilaian Tes Akhir pada Anak Kelompok B TK PGRI Nupabomba

Tema :

Hari/Tanggal :

Petunjuk : Berilah tanda cek ( ) pada kolom yang disediakan sesuai dengan hasil penilaian peningkatan kemampuan anak pada pengenalan konsep waktu melalui alat peraga

No Nama

Peningkatan kemampuan anak mengenal konsep waktu

Menyebutkan waktu sesuai

dengan gambar

Menghubungkan waktu dengan gambar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Jumlah Peneliti MISDAR Keterangan :

= Baik = Cukup = Kurang

Mengetahui,

Kepala TK PGRI Nupabomba


(5)

Tabel Deskripsi Penilaian Peningkatan Kemampuan Anak Mengenal Konsep Waktu di TK PGRI Nupabomba

1. Aspek Menyebutkan Waktu Sesuai dengan Gambar Tand

a

Kategor

i Deskripsi

Baik Jika anak sudah dapat menyebut dan menunjukkan waktu(pagi, siang dan malam)

Cukup Jika anak hanya dapat menyebutkan dan menunjukkan duawaktu (pagi, siang dan malam)

Kurang Jika anak hanya dapat menyebutkan dan menunjukkan satu waktu (pagi, siang dan malam)

2. Aspek Menghubungkan Waktu Pagi, Siang dan Malam Tand

a

Kategor

i Deskripsi

Baik Jika anak sudah dapat menghubungkan tiga konsep waktu (pagi, siang dan malam).

Cukup Jika anak hanya dapat menghubungkan dua konsep waktu(pagi, siang dan malam)


(6)