UPAYA MENIGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI PERMAINAN SIMPAI (HULAHOP) PADA ANAK TK B DI KBI-RA Upaya Menigkatkan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Simpai (Hulahop) Pada Anak TK B Di Kbi-Ra Taqiyya Kartasura, Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/201

UPAYA MENIGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI
PERMAINAN SIMPAI (HULAHOP) PADA ANAK TK B DI KBI-RA
TAQIYYA KARTASURA, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :
APRILIA DWI NUGRAHAENI
A520080135

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2011/2012

PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI
PERMAINAN SIMPAI (HULAHOP) PADA ANAK TK B DI KBI-RA
TAQIYYA KARTASURA, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012

Diajukan Oleh :
APRILIA DWI NUGRAHAENI

A520080135
Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji
Pada Tanggal : 25 Juli 2012
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
1. Drs. Ilham Sunaryo, M. Pd.

(

)

2. Drs. Haryono Yowono, SE.

(

)

3. Aryati Prasetyarini, M. Pd

(


)

Surakarta,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan

Drs. H. Sofyan Anif, M. Si
NIK.547

2

ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI
PERMAINAN SIMPAI (HULAHOP) PADA ANAK TK B di KBI-RA
TAQIYYA KARTASURA, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012
Aprilia Dwi Nugrahaeni, A520080135, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2012, 65 halaman

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan fisik
motorik anak melalui permainan simpai (hulahop). Penelitian ini dirancang dengan
penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari 2 siklus yang pada setiap siklusnya terdiri
dari "perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengumpulan data (observasing),
refleksi (reflecting)".Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti dan guru kelas.
Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi.
Subyek penelitian ini adalah anak dan guru KBI-RA Taqiyya Kartasura. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan fisik motorik anak melalui
permainan simpai (hulahop). Pada siklus I peningkatan mencapai 8,57% dan
diperoleh rata-rata penilaian anak dalam pembelajaran kemampuan fisik motorik anak
sebesar 59,42%, pada siklus II peningkatan mencapai 25,15% dan diperoleh rata-rata
penilaian sebesar 84,57%. Hal ini dapat dilihat dari prosentase rata-rata hasil
pembelajaran kemampuan fisik motorik anak dalam satu kelas sebelum tindakan
adalah 50,85%, Siklus I mencapai 59,42%, siklis II mencapai 84,57%. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah permainan simpai (hulahop) dapat meningkatkan
kemampuan fisik motorik anak kelompok B di KBI-RA Taqiyya Kartasura.Kata
kunci : Fisik Motorik, Permainan Simpai (hulahop)
Pendahuluan
Dunia anak adalah dunia bermain sehingga dekati dengan berbagai macam media
yang membuat mereka belajar gerak dengan cara yang menyenangkan (learning for

fun) berikan anak-anak kesempatan seluas-luasnya untuk mencoba berbagai macam
cara

untuk

memainkanya

(learning

for

try)

dengan

mencoba

kemudian

mengembangkannya maka pada tahapan tertentu dan pada usia tertentu ia akan

meraih atau mencapai apa yang diharapkan oleh dirinya (learning for competition,
and learning for win) mencerdaskan kemampuan gerak anak sejak dini sangat
penting karena bagaimanapun juga prestasi tidak pernah bisa dilahirkan melainkan

1

harus diciptakan atau di disaen sedemikian rupa sehingga pada saat nanti ia akan
mencapai prestasi sesuai dengan apa yang diharapkan, prestasi itu mahal harganya.
Menurut para pakar pendidikan saat ini, anak yang cerdas bukan hanya anak yang
lancar membaca atau menjadi seperti Albert Einstein. Anak yang cerdas adalah anak
yang berkembang secara baik seluruh kemampuan dirinya, baik aspek kognitifnya,
moralnya, sosialemosionalnya, dan juga fisik motorikyang baik dan memungkinkan
anak dapat terampil bergerak. Seorang anak yang mempunyai fisik motorik yang baik
akan memungkinkan anak suka dan dapat bergerak, misalnya dengan bermain bola,
memanjat, berlari, mengambar atau meronce manik-manik menjadi sebuah kalung
yang indah.
Banyaknya manfaat pengembangan fisik motorik anak tentunya memerlukan arahan
yang tepat dari para pendidik di TK selain dari orang tua anak-anak itu sendiri. Selain
itu seorang pendidik (guru) di Taman Kanak-kanak (TK) perlu merangsang minat
anak untuk membantu anak-anak tersebut tumbuh menjadi yang cerdas, mandiri, dan

sehat. Hal itu tentunya dapat dilakukan melalui penerapan sebagai metode
pembelajaran yang sesuai
Dalam merencanakan kegiatan fisik motorik seorang guru membutuhkan latar
belakang yang kuat untuk memilih kegiatan fisik motorik yang bermakna dan sesuai
untuk anak didiknya. Guru juga perlu menentukan tingkat keberhasilan yang sesuai
dengan kemampuan anak. Jika ia menentukan tingkat keberhasilan yang terlalu tinggi
sehingga anak sulit mencapainya maka anak akan merasa tertekan karena ia tak dapat
melakukan kegiatan tersebut. Oleh sebab itu, guru perlu mempelajai tingkat
kemampuan anak didiknya sehingga dapat menentukan jenis kegiatan dan ukuran
keberhasilan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Upaya tersebut tidaklah mudah, oleh sebab itu para pendidik harus membekali diri
mereka dengan kemampuan merancang serta melaksanakan program kegiatan yang
utuh yang dapat dicapai melalui permainan-permainan yang menarik dan beraneka
ragam, yang mendukung minat, kebutuhan dan perkembangan anak. Karena bermain
2

merupakan cara anak belajar, maka di prasekolah anak-anak belajar melalui
pengalaman

yang


menyenangkan

berdasarkan

permainan.

Melaui

bermain

pengembangn fisik motorik dan sensitivitas anak dapat dikembangkan. Di sekolah,
gurulah yang menentukan apa aktivitas fisik atau olah raga yang dapat dilakukan
anak sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatan kemampuan fisik
motorik pada anak di KBI-RA Taqiyya Kartasura, Sukoharjo melalui permainan
simpai (hulahop). Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah Memberikan
sumbangan ilmiah dalam ilmu pendidikan anak usia dini tentang Upaya
Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Simpai (hulahop) Pada
Anak TK B di KBI-RA Taqiyya Kartasura, Sukoharjo dan Sebagai referensi bagi

peneliti lain yang ingin mendapatkan bahan dalam melakukan penelitian tentang
Upaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Simpai
(hulahop) Pada Anak TK B di KBI-RA Taqiyya Kartasura, Sukoharjo,sedangkan
manfaat praktisnya adalah Untuk melatih keseimbangan dan dasar ketrampilan gerak
pada anak, dan dapat memberikan kegiatan yang lebih bervariasi, sehingga anak tidak
bosan dan jenuh dalam kegiatan pembelajaran dan meningkatkan kemampuan fisik
motorik anak.

Landasan Teori
Kemampuan menurut Poewadarminta (1994:628), "kemampuan adalah kesanggupan,
kecakapan, kekuatan dalam melakukan sesuatu tindakan atau kegiatan." Sedangkan
menurut Wijaya (1992:8) kemampuan merupakan perilaku yang rasional untuk
mencapai tujuan yang diisyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Perkembangan fisik motorik adalah perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat
saraf, urat saraf dan otak yang berkoordinasi. Gerakan tersebut berasal dari
perkembangan refleks dan kegiatan yang telah ada sejak lahir, dengan demikian
sebelum perkembangan gerak motorik ini mulai berproses, maka anak-anak tetap tak

3


berdaya. Selanjutnya selama masa pendidikan prasekolah, anak akan terus melakukan
integrasi terhadap pola-pola tersebut sehingga menjadi semakin kompleks.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak.
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan
yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan
motorik meliputi motorik kasar dan halus.
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan
sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,
menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut
sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau
kematangan fisik anak, Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika
motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen &
whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan
motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi

mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk
bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika
anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya
bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan
sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil
mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan
sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru
tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf,
4

kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang
memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan
kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya
sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin
berjalan untuk mengambil mainannya. (Endah, http://parentingislami.wordpress.com)
Sedangkan arti lain dari perkembangan fisik motorik anak adalah sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ketrampilan
motorik kasar diawali dengan bermain yang merupakan gerakan kasar. Pada usia 3
tahun sesuai dengan tahap perkembangan, anak pada umumnya sudah menguasai

sebagian besar ketrampilan motorik kasar. Sementara ketrampilan motorik halus baru
mulai berkembang, yang diawali dengan kegiatan yang amat sederhana seperti
memegang sendok, memegang pensil, mengaduk. Ketrampilan motorik halus lebih
lama pencapaiannya dari pada ketrampilan motorik kasar karena ketrampilan motorik
halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrol,
kehati-hatian, dan kondisi otot tubuh yang satu dengan yang lain.
Ketrampilan motorik anak pada usia 4-6 tahun mempunyai perbedaan dengan orang
tua

dalam

hal

(1)

cara

memegang,

(2)

cara

berjalan

dan

(3)

cara

menyepak/menendang. Pada anak cara mamegang dilakukan dengan asal saja,
sedangkan orang dewasa memegang benda dengan cara yang khas, agar dapat
dipergunakan secara optimal. Ketika orang dewasa berjalan, hanya memerlukan ototototnya yang diperlukan saja, sedangkan anak-anak berjalan seolah-olah semua
tubuhnya ikut bergerak. Dalam menyepak/menendang, anak-anak menyepak bola
diikuti dengan kedua belah tangannya yang ikut maju kedepan secara berlebihan.
Masa lima tahun pertama adalah masa emas bagi motorik anak.
Perkembangan ketrampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi
perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan. Elizabeth Hurlock (1956)
mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi
perkembangan individu, yaitu sebagai berikut :

5

1). Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang, seperti anak merasa senang dengan memiliki ketrampilan
memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat
lainnya.
2). Melalui ketrampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi helplessness (tidak
berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang independence
(bebas tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang
lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang
perkembangan self confidence (rasa percaya diri).
3). Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia TK atau pra sekolah, anak sudah
dapat dilatih menulis, menggambar, mewarnai dll.
4). Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain
atau bergaul dengan teman sebayanya,

sedangkan yang tidak normal akan

menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan
dikucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
5). Perkembangan ketrampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self
concept atau kurang konsep diri/kepribadian anak.(Nurul blog perkembangan-fisikdan-motorik-anak.html)
Sebelum seorang pendidik atau guru di TK melaksanakan program kegiatan
belajarnya maka terlebih dahulu perlu memperhatikan tujuan program kegiatan
belajar anak TK.
Dalam Standar Kompetensi Kurikulum TK tercantum bahwa tujuan pendidikan di
Taman Kanak-kanak adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baig
pisikis dan fisik ysng meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif,
bahasa, fisik motorik,kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikan dasar.
Untuk pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan fisik
motoriknya maka guru TK akan membantu meningkatkan ketrampilan fisik motorik
anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik halus dan kasar anak,
6

meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi,
serta meningkatkan ketrampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat
menunjang petumbuhan jasmani yang kuat sehat dan terampil.
Sedangkan kompetensi dasar motorik anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan
guru saat anak memasuki lembaga prasekolah/TK Sujiono,dkk (2010:2.10) adalah
anak mampu:
1). Melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan
persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan dan melatih keberanian.
2). Mengespresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan
menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.
Menurut Sumantri (2005) faktor perkembangan motorik anak yaitu:
1). Pekembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantitas pada
struktur tulang-belulang, proporsi tinggi kepala dan badan secara keseluruhan.
Perkembangan motorik pada anak diperlihatkan dengan bertambahnya jumlah tulangbelulang yang berpengaruh pada semakin meningkatnya proporsi tinggi kepala dan
berat badan pada anak tersebut
2). Perkembangan fisiologis ditandai dengan adanya perubahan secara kuantitatif,
kualitatif dan fungsional dari sistem kerja hayati seperti kontraksi otot, peredaran
darah dan pernafasan, persyarafan, produksi, kelenjar dan pencernaan. Pada anak otot
berfungsi sebagai pengontrol motorik dan denyut jantung frekuensinya sekitar 140
denyut per menit. Seiring dengan bertambahnya usia anak, maka fungsi organ tubuh
anak berubah menjadi lebih mantap.
3). Perilaku motorik memerlukan adanya koordinasi fungsional antara persyarafan
dan otot serta fungsi kognitif, afektif dan koleratif. Dua macam perilaku motorik
utama yang bersifat umum harus dikuasai oleh setiap anak, yaitu : (a) Berjalan dan
memegang benda merupakan jenis ketrampilan motorik dasar. (b) Bermain dan
bekerja merupakan ketrampilan motorik penunjang.
Menurut Daeng (dalam Ismail, 2009: 17) permainan adalah bagian mutlak dari
kehidupan anak dan permainan merupakan bagian integral dari proses pembentukan
7

kepribadian anak. Selanjutnya Ismail (2009: 26) menuturkan bahwa permainan ada
dua pengertian.
Pertama, permainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan
tanpa mencari menang atau kalah.
Kedua, permainan diartikan sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka
mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai pencarian menang-kalah.
Menurut Kimpraswil (dalam As’adi Muhammad, 2009: 26) mengatakan bahwa
definisi permaina adalah usaha olah diri (olah pikiran dan olah fisik) yang sangat
bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja, dan prestasi
dalam melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi dengan lebih baik.
Lain halnya dengan Freeman dan Munandar (dalam Ismail, 2009: 27) mendefinisikan
permainan sebagai suatu aktifitas yang membantu anak mencapai perkembangan
yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional.
Menurut beberapa pendapat para ahli tersebut peneliti menyimpulkan definisi
permainan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh beberapa anak untuk mencari
kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak dan membantu anak
mencapai perkembangan fisik, intelektuan, sosial, moral dan emosional.
Adapun pengertian dari permainan Simpai (hulahop) adalah suatu alat yang
berbentuk

lingkaran

dengan

bahan

lunak

yang

dapat

digunakan

untuk

mengembangkan berbagai macam aktivitas gerak atau permainan yang bisa dilakukan
secara perorangan atau berpasangan bahkan kelompok, dan secara umum dapat
dilakukan dimana saja. Hulahop sangat mudah digunakan pada aktivitas gerak
tertentu yang berkaitan dengan pengembangan kelincahan (agility), kelenturan
(flexibility) dan juga daya tahan (endurance), serta mengembangakan aspek lainnya
seperti ritme gerakan.
Gerakan-gerakan yang bervariasi akan menjadikan bagian dari dunia bermain anakanak, sehingga mereka tidak bosan dengan permainan yang variatif tersebut. Secara
umum hulahop digunakan untuk mengembangkan kelincahan dan kelenturan
diletakakn dipinggang kemudian digerakan sedemikian rupa dengan bantuan
8

pinggang sehingga hulahop berputar dengan cepat atau juga dengan gerakan yang
lambat (show motion). Gerakan hulahop tidak hanya pada itu saja, dengan hulahop
anak-anak bisa mengembangkan aktivitas gerak yang bertujuan untuk keseimbangan
badan (body balance). Selain itu dengan alat ini bisa untuk koordinasi mata ,tangan
dan kaki (coordination). (M. Muhyi Faruq, 2008:2).
Pentingnya permainan simpai (hulahop) Menurut Faruq (2009:4) Beberapa alasan
mendasar mengapa simpai (hulahop) bisa dianggap penting untuk pengembangan
fisik motorik pada anak atau kekayaan pengalaman gerak dan pengembangan
kecerdasan gerak (smart move) antara lain: 1). Dengan satu media hulahop bisa
peroleh beragam aktivitas gerak yang menyenangkan bagi anak-anak. 2). Sangat
mudah, praktis dan aman penggunaannya. 3). Mempunyai tingkat keselamatan yang
relatif lebih aman bagi anak-anak. 4). Dapat dikembangkan dengan berbagai macam
aktivitas gerak yang tidak hanya untuk individu, berpasangan tetapi juga
berkelompok. 5). Mudah digunakan dan sekaligus dapat mengembangkan berbagai
macam gerakan-gerakan yang kreatif shingga ikut membantu mengembangkan
kreativitas anak. 6). Bisa digunakan diberbagai tempat diman saja tergantung dan
jenis kegiatan yang diinginkan.

Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikran pada hakekatnya bersumber dari kajian teori dan sering
diformulasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (2006:68) yang
dimaksud anggapan dasar adalah “sesuatu hal yang diyakini kebenarannya oleh
penelitian yang harus dirumuskan secara jelas”. Berdasarkan kajian teori
sebagaimana telah dipaparkan diatas, maka dalam penelitian ini dipandang perlu
mengajukan kerangka pemikiran sebagai berikut :
a). Penggunaan permainan simpai (hulahop) akan meningkatkan kemampuan fisik
motorik pada anak. b). Dengan penggunaan permainan simpai (hulahop) dapat
memberikan kegiatan permainan yang bervariasi untuk meningkatkan kemampuan

9

fisik motorik anak. c). Adanya keterkaitan antara penggunaan permainan simpai
(hulahop) dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik pada anak.

Hipotesis
Berdasarkan permasalahan diatas, maka diperoleh hipotesis tindakan yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu “Melalui permainan simpai (hulahop) dapat meningkatkan
perkembangan fisik motorik pada anak TK B di KBI-RA Taqiyya Kartasura,
Sukoharjo”
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di KBI-RA Taqiyya Kartasura, Mangkubumen, RT
02/RW 01, Kartasura, Sukoharjo pada kelompok TK B Tahun Pelajaran 2011/2012.
Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yakni pada bulan Maret sampai Juni
2012. Subjek penelitian adalah sebagian anak dari kelompok B di KBI-RA Taqiyya
Kartasura, Sukoharjo yang berjumlah 14 anak, yang terdiri dari 6 anak perempaun
dan 8 anak laki-laki. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindak Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan
kelas yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto,
2007). Proses penelitian ini berbentuk siklus yang berlangsung beberapa kali,
sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Dalam setiap siklus terdiri dari empat
pokok yaitu : 1). Perencanaan (Planning), 2). Pelaksanaan (Action), 3) Pengumpulan
Data, 4). Refleksi (Reflecting). Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini
yaitu : 1). Perencanaan Tindakan 2). Pelaksannan Tindakan 3). Pengamatan 4).
Refleksi. Jenis data dalam penelitian ini adalah kualitatif yang menggunakan
pendekatan deskriptif yang mana menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek studi atau menjawab pertanyaan berkaitan dengan objek studi saat
ini. Data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah tentang peningkatan
kemampuan fisik motorik anak dengan permainan simpai (hulahop).
10

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan untuk memperoleh dan
mengelola informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran
yang sama. Pembuatan instrumen disusun sebelum peneliti terjun kelapangan.
Instumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama mitra guru kelas dengan
menjaga validitas isi. Dilaksanakan melalui observasi dan wawancara.
Indikator Pencapaian
Penelitian ini dinyatakan berhasil atau telah selesai yaitu apabila telah dapat mencapai
prosentase minimal sebesar 75% dari jumlah siswa, dimana masing-masing anak
telah mencapai sekor/nilai minimal 80.
Hasil Penelitian
Sebelum melakukan tindakan pada siklus I, peneliti melakukan observasi prasiklus
yaitu dengan melakukan pengamatan untuk mengetahui kemampuan fisik motorik
anak sebelum dilaksanakan tindakan. Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada
kelompok B dengan jumlah murid 14 anak. Hasil pengamatan sebelum tindakan
diperoleh rata-rata prosentase peningkatan kemampuan fisik motorik anak diperoleh
50,85 %. Pada siklus I peningkatan kamampuan fisik motorik anak hanya 59,42%.
Hal ini dapat diketahui bahwa anak hanya dalam mampu membungkukkan badan,
mampu melompat kedepan melewati simpai yang disusun lurus dan zig-zag, mampu
mengelindingkan simpai sambil berjalan dan berlari, namun hal tersebut belum
maksimal sehingga guru dan peneliti perlu memperbaiki proses pembelajaran
berdasarkan hasil analisis. Oleh sebab itu peneliti dan guru membuat perencanaan
tindakan pada siklus berikutnya. Pada siklus II ini ada peningkatan yang signifikan
yaitu sebagian besar anak sudah mampu melaksanakan semua butir amatan dan sudah
mencapai skor sesuai yang ditargetkan peneliti yaitu 80%. Prosentase pembelajaran
pada siklus II sudah mengalami peningkatan mencapai 84,57% sehingga tidak

11

dilaksanakan siklus berikutnya. Hasil penelitian menjelaskan adanya peningkatan
dengan hipotesis yang berbunyi “melalui permainan simpai (hulahop) dapat
meningkatkan kemampuan fisik motorik anak pada kelompok B KBI-RA Taqiyya
Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012” diterima kebenarannya.

Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siklus I, dan siklus II dapat diketahui
bahwa kemampuan fisik motorik anak mengalami peningkatan pada prasiklus
50,85%, siklus I mencapai 59,42% dan pada siklus II mencapai 84,57%.
Prosentase kemampuan fisik motorik dari prasikus kesiklus I mengalami peningkatan
sebesar 8,57 %, hal ini dikarnakan pada siklus I anak masih dalam proses pengenalan
alat dan permainan yang digunakan di siklus I, kemampuan fisik motorik anak
dengan menggunakan permainan simpai (hulahop) masih pada tahap permulaan,
anak-anak masih banyak yang kurang berani dan kurang tertarik untuk mencoba
permainan tersebut, dan masih banyak anak yang ramai sendiri tidak memperhatikan
guru.
Prosentase peningkatan kemampuan fisik motorik anak dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 25,15 %, hal ini dikarenakan anak-anak
sudah berani dan tertarik untuk mencoba permainan menggunakan simpai, banyak
anak-anak yang antusias dan sangat senang menikmati kegiatan tersebut.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan melalui beberapa
tindakan, yaitu dari siklus I, dan siklus II serta berdasarkan hasil seluruh pembahasan
dan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Permainan simpai
(hulahop) dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik pada anak kelompok B di
KBI-RA Taqiyya Kartasura, Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012. Hal tersebut
dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa terjadi peningkatan
prosentase kemampuan fisik motorik pada setiap siklusnya. Prosentase kemampuan
12

fisik motorik anak sebelum tindakan adalah 50,85 %, Siklus I 59,42 %, dan siklus II
84,57 %.

Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian yang telah diuraikan, maka usaha untuk
meningkatkan kemampuan fisik motorik anak melalui permainan simpai (hulahop),
maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1). Kepada Guru
Guru kelas dalam memberikan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan
fisik motorik anak hendaknya dituntut untuk kreatif dalam memberikan kegiatan yang
bervariasi dan menarik agar anak tidak jenuh dan bosan dan disesuaikan dengan
kemampuan dan pertumbuhan anak.
2). Kepada Orang Tua Anak Didik
Orang tua hendaknya memberikan kebebasan dan motivasi pada anak, sehingga
terpenuhina ketrampilan gerak dan melatih keseimbangan anak, dapat juga diterapkan
saat anak berada dirumah.
3). Kepada Peneliti Berikutnya
Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang serupa, tetapi dengan materi
dan pendekatan yang berbeda untuk mendapatkan temuan yang lebih baik lagi.

13

DAFTAR PUSTAKA

Emiliyana, Danika Martuna.2010. Peranan Permainan Gobak Sodor Dalam
Pengembangan

Aspek

Motorik

dan

Kognitif.

Skripsi

Universitas

Muhammadiyah Surakarta ( tidak diterbitkan).
Femawati, Risa. 2011. Upaya Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Permainan
Melipat Kertas. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta (tidak
diterbitkan).
Poerwadarminta.1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Wijaya, Nur. 1992. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Jakarta: Balai Pustaka.
Faruq, M Muhyi. 2009. Permainan Pengembangan Kecerdasan Kinestetika Anak
Dengan Media Hulahop. Jakarta : Grasindo.
Sujiono, Bambang dkk. 2010. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Maxim, George W. 1993. The Very Young. Guiding Children From Infancy Througy
The Early Years.4th Edition. New York: Macmillan Publishing Company.
Semiawan, Conny R. 2003. Pengembangan Rambu-rambu Belajar Sambil Bermain
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Buletin PAUD Vol.2 No.01,April
2003,ISSN 1693-1947.
Seri Ayah Bunda.2001. Balita dan Masalah Perkembangan, Jakarta: Gaya Favorit
Press.
Montolalu, B. E. F. dkk. 2010. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Moelong, Lexy, J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya

14

Sumantri, MS, M. Pd. 2005. Model Pengembangan Ketrampilan Motorik Anak Usia
Dini. Jakarta: Diriktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan
Ketenagaan Perguruan Tinggi.
(http://Game (Permainan) Psikologi (Kokologi _ belajar psikologi.com.htm//)
Diakses Senin, 5 Maret 2012 Pukul 09:35 wib
deeantyshe.blogspot.comdiakses Jumat, 2 maret 2012 Pukul 18:00
(http://281-perkembangan-motorik-anak-usia-dini.htm/) Diakses Jum’at, 2 Maret
2012 Pukul 18:17 wib
(http://ifanjayadi1980.wordpress.com/2010/06/22/hulahop/) Diakses Selasa, 6 Maret
2012 Pukul 14:34 wib

15

Dokumen yang terkait

APLIKASI PERMAINAN ENGKLEK BERCAHAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA INDRIA 1 KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2015/2016

4 32 125

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK USIA DINI DI TK B DARMA BANGSA BANDAR LAMPUNG

3 34 50

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BISIK BERANTAI DI KELOMPOK B TK TUT WURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG

3 22 42

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUCING-KUCINGAN PADA ANAK KELOMPOK B TK RT 17 KEJURON KOTA MADIUN Indrawati TK RT 17 KEJURON

0 3 10

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Sunda Manda Pada Kelompok B TK Dharma Wanita Kelun Mariyati TK Dharma Wanita Kelun

0 1 8

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MEDIA POSTER PADA ANAK KELOMPOK B DI TK TUNAS BHAKTI Erna Sulismiyati TK TUNAS BHAKTI

1 3 11

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN GOBAK SODOR ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA DEMANGAN

1 3 9

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN EGRANG BATHOK KELAPA PADA ANAK KELOMPOK B TK KARTIKA IV-15

1 4 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK B Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK B Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 38