PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BISIK BERANTAI DI KELOMPOK B TK TUT WURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BISIK BERANTAI DI KELOMPOK B

TK TUT WURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG

Oleh HarvinaAchmad

Permasalahan yang ditemukan saat proses pembelajaran di TK Tut Wuri Handayani di kelompok B berusia 4-5 tahun masih banyak anak yang sulit mengembangkan kemampuan berbahasa lisan. Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak usia dini melalui permainan bisik berantai yang menggunakan berbagai media. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian ternyata menunjukkan bahwa dengan menggunakan permainan bisik berantai kemampuan berbahasa lisan anak dapat meningkat. Hal ini terbukti dari persentase perkembangan siklus pertama terdapat 13% anak berkembang sangat baik, siklus kedua meningkat menjadi 45%, sedangkan siklus ketiga meningkat menjadi 77% sehingga kriteria yang diharapkan dapat tercapai yaitu berkembang sangat baik (BSB).


(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BISIK BERANTAI DI KELOMPOK B

TK TUT WURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG

Oleh

HARVINA ACHMAD

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 7 Oktober 1986 di Bandar Lampung. Anak kedua dari tiga bersaudara dan merupakan pasangan bapak Yulyanko dan ibu Holida Syarief.

Pendidikan yang ditempuh oleh penulis sebagai berikut :

1. TK Tut Wuri Handayani Bandar Lampung selesai pada tahun 1992. 2. SD Negeri 2 Gunung Terang Bandar Lampung selesai pada tahun 1998. 3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 10 Bandar Lampung

selesai pada tahun 2001.

4. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 7 Bandar Lampung selesai pada tahun 2004.

5. D2 PG-TK Universitas Lampung selesai pada tahun 2008.

Penulis juga memulai karir sebagai guru di TK.Tut Wuri Handayani pada bulan Juli tahun 2006 sampai dengan sekarang.

Pada tahun 2013 penulis melanjutkan studi pada program S1 PG-PAUD pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(7)

PERSEMBAHAN

Peneliti panjatkan puji hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Dengan rasa syukur dan tulus ikhlas penulis mempersembahkan skripsi ini kepada :

1. Ayah dan Ibuku, kakak, adikku yang aku sayangi yang telah memberi dukungan kepadaku dalam menyelesaikan studiku.

2. Doni Ferdian (Suami) dan Alia Putri Vido (Anak) tersayang yang selalu memberikan dukungan serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Rekan kerjaku dan sahabat seperjuangan yang telah memberikan

semangatnya.


(8)

MOTO

Kegagalan merupakan cambuk


(9)

SANWANCANA

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat serta hidayahNya maka peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai tugas akhir sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

PTK yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Anak Usia Dini melalui Permainan Bisik Berantai di Kelompok B TK. Tut Wuri Handayani Bandar Lampung”. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang terhormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor di Universitas Lampung (Unila).

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Keguruan Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Universitas Lampung.

4. Ibu Dr. Een Y. Haenilah, M.Pd, selaku dosen pembimbing.

5. Ibu Ari Sofia, S.Psi., MA.Psi, selaku Plt Ketua Program Studi PG-PAUD dan dosen pembahas.


(10)

6. Bapak dan Ibu dosen Program S1 PG-PAUD yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama menuntut ilmu di UNILA.

7. Ibu Nining Mulyati, M.Pd, selaku Kepala Sekolah di TK Tut Wuri Handayani yang telah membantu selama mengadakan penelitian.

8. Rekan kerja yang ada di TK Tut Wuri Handayani yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam melaksanakan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya apabila ada saran dan kritik yang membangun. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca satu profesi.

Bandar Lampung, 20 April 2015 Peneliti,

Harvina Achmad NPM 1213254016


(11)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN SKRIPSI ... iv

RIWAYAT HIDUP ...v

MOTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

SANWANCANA ... viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...5

C. Rumusan Masalah ...5

D. PemecahanMasalah ...6

E. Tujuan Penelitian ...6

F. Manfaat Penelitian ...6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Teori Pendidikan Anak Usia dini ...8

B. Teori Belajar Pembelajaran ...10

C. Teori Berbahasa Anak Usia Dini ...11

D. Model – Model Permainan ...12

E. Kerangka Pikir Penelitian ...14

F. Hipotesis Tindakan ...15

BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ...16


(12)

C. Pendekatan Penelitian ...17

D. Rencana Penelitian ...18

E. Tekhnik Pengumpulan Data ...19

F. Tekhnik Analisis Data ...20

G. Definisi Konseptual dan Operasional Berbahasa ...22

H. Indikator Keberhasilan ...23

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...24

1. Pelaksanaan Siklus 1 ...24

2. Pelaksanaan Siklus II ...30

3. Pelaksanaan Siklus III ...34

B. Pembahasan ...42

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...46

B. Saran ...47 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Persentase Kategori Penilaian ... 23

4.1. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus 1 ... 30

4.2. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus 2 ... 35

4.3. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus 3 ... 39


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Izin Penelitian... ...49

2. Surat Keterangan ... 50

3. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus 1 ... 51

4. Kisi-Kisi Penilaian Siklus 1 ... 52

5. Rubrik Penilaian Proses Kegiatan Belajar Siklus 1 ... 53

6. Jumlah Persentase keseluruhan Rubrik Penilaian Siklus 1 ... 55

7. Foto Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus 1 ... 56

8. Instrumen Penilaian Guru (IPKG I) Siklus I ... 59

9. Instrumen Penilaian Guru (IPKG II) Siklus I ... 61

10. Refleksi Individu ... 63

11.Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus 2... 64

12.Kisi-Kisi Penilaian Siklus 2 ... 65

13.Rubrik Penilaian Proses Kegiatan Belajar Siklus 2 ... 66

14.Jumlah Persentase keseluruhan Rubrik Penilaian Siklus 2 ... 68

15.Foto Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus 2 ... 69

16.Instrumen Penilaian Guru (IPKG I) Siklus 2 ... 73

17.Instrumen Penilaian Guru (IPKG II) Siklus 2 ... 75

18. Refleksi Individu ... 77

19..Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus 3 ... 78

20.Kisi-Kisi Penilaian Siklus 3 ... 80

21.Rubrik Penilaian Proses Kegiatan Belajar Siklus 3 ... 81

22.Jumlah Persentase Keseluruhan Rubrik Penilaian Siklus 3 ... 83

23.Foto Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus 3 ... 84

24.Instrumen Penilaian Guru (IPKG I) Siklus 3 ... 87

25.Instrumen Penilaian Guru (IPKG II) Siklus 3 ... 89


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1. Kerangka Pikir Penelitian ... 14 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas ... 18


(16)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman 4.1. Persentase Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Anak Usia Dini dan Kriteria Keberhasilan Tindakan ... ... 45


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan salah satu anugerah yang yang terbesar dan sangat berharga yang diberikan oleh ALLAH SWT kepada setiap manusia. Setiap anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa. Mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan. Mereka seolah–olah tidak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak memiliki sifat egosentris, rasa ingin tahu secara alamiah selain itu anak merupakan mahluk sosial yang unik, kaya dengan fantasi dan sedang mengalami masa yang paling potensial untuk belajar.

Pendidikan anak usia dini adalah pembinaan yang diberikan kepada sosok individu yang baru lahir hingga berusia 6 tahun, pada usia ini anak sedang mengalami proses perkembangan sangat pesat yang dapat bermanfaat bagi kehidupan anak selanjutnya, hal ini lebih lanjut dijabarkan dalamUndang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistemPendidikanNasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu


(18)

2

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembangkan potensi atau kemampuan diri yang dimiliki oleh setiap anak sejak lahir. Pendidikan yang baik pada setiap anak dapat berguna untuk diri anak itu sendiri, masyarakat, bangsa dan negaranya. Dalam hal ini, anak diharapkan dapat mengembangkan potensi dirinya agar memiliki landasan yang kuat baik itu spiritual, mental maupun intelektualnya demi tercapainya potensi yang ada dalam diri anak dan dapat dimulai sejak anak berusia dini.

Perkembangan kemampuan yang ada dalam diri anak dapat digambarkan melalui pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu, perkembangan yang dapat dicapai oleh anak terintegrasi pada aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial-emosional.

Salah satu kemampuan yang dapat dikembangkan dalam diri anak yaitu kemampuan berbahasa. Menurut Johnson, dalam Munandar (2009:153), menyatakan bahwa kemampuan berbahasa anak usia dini yaitu mempunyai ingatan yang luar biasa, mendeklamasikan luar kepala, mempunyai perbendaharaan kata yang luas, suka memberikan pendapat, bicara terus menerus, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga selalu mengajukan pertanyaan.

Berdasarkan kutipan di atas, kemampuan berbahasa anak dapat dilihat melalui perkataannya baik secara lisan pada saat ia bercerita ataupun saat ia berkomunikasi. Perkembangan berbahasa anak dapat langsung disesuaikan dengan kemampuan yang ada dalam diri anak itu sendiri dan perkembangan


(19)

3

bahasa yang dimiliki oleh anak dapat kita lihat melalui proses perkembangan yang dialaminya setiap hari, seperti halnya anak mengalami perubahan dalam perkembangan berbahasa dan kemampuan berbicaranya, akan tetapi perkembangan yang dialami oleh setiap anak berbeda-beda.

Perkembangan berbahasa anak usia dini merupakan suatu perkembangan awalyang memiliki peran penting bagi anak untuk meningkatkan kecerdasannya didalam pertumbuhan dan orientasi dirinya terhadap lingkungan, karena perkembangan bahasa pada anak usia dini perlu diperhatikan ketepatan bahasa dan intonasi yang akan digunakannya dalam setiap berbicara. Perkembangan bahasa dalam diri anak merupakan salah satu bukti yang dapat menjadi dasar pembentukan penalaran otaknya.

Perkembangan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak dapat kita kembangkan melalui pemberian stimulasi yang tepat.Menurut Bennett dkk, dalam Sujiono, (2011:138), menyatakan bahwa “pengembangan program pembelajaran adalah pengembangan sejumlah pengalaman belajar melalui kegiatan bermain yang dapat meningkat pengalaman anak dalam berbagai hal”.

Pendidikan yang diberikan kepada anak usia dini adalah upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan ketrampilan anak yang sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini itu sendiri, maka dari itu penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini harus disesuaikan dengan tahap– tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan yang diberikan kepada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya tindakan yang


(20)

4

dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses pengembangan, perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak usia dini dengan tujuan agar anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan tempat tinggal, maupun lingkungan sekolahnya dengan cara yang dimiliki oleh anak seperti mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang – ulang sehingga dapat melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.

Berdasarkan hasil studi penelitian pada TK Tut Wuri Handayani di kelompok B penulis menjumpai dari 22 anak yang berusia 4-5 tahun ada sekitar 13 orang anak yang mengalami kesulitan berbahasa saat berkomunikasi secara lisan, perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak masih sedikit, anak kurang mampu berbahasa anak hanya mengucapkan kata terakhirnya saja dan sebagian besar anak sulit untuk mengutarakan perasaannya.

Selama ini dalam kegiatan pembelajaran guru masih menggunakan metode – metode yang konvensional untuk anak usia dini, seperti metode ceramah dan metode pembelajaran yang berpusat pada gurunya saja. Pada hal anak usia dini masih memerlukan pembelajaran yang dapat membawa mereka dalam pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna sesuai dengan pemikiran mereka serta memandang segala sesuatu secara utuh. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu pembelajaran dengan metode yang menyenangkan dan menarik minat anak sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam berbahasa


(21)

5

Melihat keadaan yang terjadi pada TK Tut Wuri Handayani maka peneliti ingin mengembangkan kemampuan berbahasa lisan anak usia dini dengan pendekatan yang menggunakan permainan bisik berantai. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak dengan baik. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan perbaikan pembelajaran yang berkenaan dengan kemampuan berbahasa anak usia dini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah sebelumnya maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan berkomunikasi secara lisan anak belum berkembang sehingga anak sering mengucapkan kata yang terakhirnya saja.

2. Kemampuan anak dalam mengungkapkan perasaannya belum berkembang.

3. Belum mampu menceritakan pengalaman atau kejadian yang baru dialaminya karena perbendaharaan kata yang dimiliki masih sedikit.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak usia dini melalui permainan bisik berantai di TK Tut Wuri Handayani Bandar Lampung”?


(22)

6

D. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan berbahasalisan anak dengan menggunakan permainan bisik berantai di TK Tut Wuri Handayani.

E. TujuanPenelitian

Tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui proses peningkatan kemampuan berbahasa lisan anak usia dini dapat ditingkatkan dengan menggunakan permainan bisik berantai.

F. ManfaatPenelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat bagi siswa

a. Menambah perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak.

b. Mengembangkan kemampuan anak dalam berbahasa lisan baik saat berkomunikasi maupun saat bercerita

2. Manfaat bagi guru

a. Mengembangkan profesionalitas kerja guru dalam proses pembelajaran mengungkapkan bahasa.

b. Menjadikan guru lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam menentukan dan mengembangkan permainan yang digunakan untuk kemampuan bahasa lisan.


(23)

7

3. Manfaat bagi sekolah

Memberikan masukan kepada guru untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan berbahasa lisan anak usia dini.


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Pendidikan Anak Usia Dini

Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, mereka selalu aktif, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah–olah tidak pernah berhenti untuk bereksplorasi dan belajar. Pendidikan anak usia dini merupakan masa dimana anak masih belajar secara non formal, pada masa usia dini anak memiliki pengembangan potensi secara terarah yang dapat berdampak pada masa depan anak tersebut, seperti yang tertuang dalam teori dari Marjory Ebbeck dalam Isjoni (2011:19) menyatakan pendidikan usia dini adalah pelayanan kepada anak mulai dari lahir sampai umur enam tahun.

Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan yang ada dalam diri anak dapat berkembang dengan baik diberbagai aspek perkembangan, sehingga anak pada masa ini dapat mengalami perkembangan yang cepat, proses pembelajaran anak usia dini merupakan salah satu bentuk perlakuan yang diberikan kepada anak dan harus memperhatikan karakteristik dari masing-masing perkembangan anak.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu tempat layanan pendidikan kepada anak yang baru lahir hingga anak berusia enam tahun dengan cara


(25)

9

memberikan rangsangan kepada seluruh kemampuan perkembangan yang dimiliki setiap anak baik kemampuan fisik ataupun kemampuuan non fisik.

Keilmuan PAUD bersifat isomorfologis, menurut Yuliani dalam Suyadi dkk (2013:1) yang artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu diantaranya : Psikologi, fisiologi, ilmu pendidikan anak, kesehatan, gizi dan ilmu tentang perkembangan otak manusia. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan bagi anak usia dini merupakan salah satu upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan kepada anak dan dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam diri anak yang sesuai dengan kemampuan, keunikan dan pertumbuhan anak itu sendiri.

Penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak. Selain itu, upaya PAUD bukan hanya mengembangkan dari sisi pendidikannya saja, akan tetapi termasuk upaya pemberian gizi dan kesehatan anak sehingga dalam pelaksanaan PAUD dilakukan secara terpadu.

Pendidikan pada masa usia dini merupakan pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan yang dapat berguna untuk keberhasilan pada masa yang akan datang, berdasarkan aspek perkembangannya, seorang anak dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi dan mereka merasa aman dan nyaman secara psikologis. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah bahwa anak membangun pengetahuannya sendiri, anak dapat belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa atau teman sebayanya, anak belajar melalui bermain, minat anak dan rasa keingintahuannya memotivasinya untuk belajar sambil bermain serta terdapat variasi individual dalam perkembangan dan belajar.


(26)

10

B. Teori Belajar Pembelajaran

Setiap anak pastilah memiliki rasa dan keinginan untuk bermain, bagi anak bermain adalah suatu aktivitas yang khas dan menyenangkan bagi setiap anak. Terkadang dalam bermain anak akan mengembangkan aktivitas atau prilakuyangdianggap melebihi dirinya sendiri sehingga dalam bermain kegiatan yang dilakukan anak sangat berbeda dengan aktivitas lain.

Mayesty dalam Sujiono (2011:134) bagi seorang anak, bermain adalah kegiatan yang mereka lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Anak belum dapat membedakan antara bermain, belajar dan bekerja, pada umumnya anak sangat menikmati setiap permainan-permainan yang mereka lakukan dan mereka akan terus melakukannya dimanapun mereka berada dan kapanpun saat mereka memiliki kesempatan, sehingga bermain adalah suatu cara untuk anak usia dini untuk mengembangkan kemampuannya, sehingga pada akhirnya anak mampu mengenal semua peristiwa yang terjadi disekitarnya.

Kegiatan bermain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak secara berulang– ulang dan dapat menimbulkan rasa senang atau kepuasan dalam diri anak, bermain juga dapat digunakan sebagai sarana untuk anak bersosialisasi sehingga melalui bermain anak diharapkan dapat bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain juga dapat membantu anak mengenal dirinya sendiri dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

Pendidikan anak usia dini berupaya untuk melakukan pembinaan terhadap anak-anak, melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk mengembangkan


(27)

11

kemampuan jasmani maupun rohani dan membantu pertumbuhan anak. Selain itu pembelajaran yang dilakukan di PAUD menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan daya pikir, kecerdasan, daya cipta, spiritual, berbahasa/berkomunikasi serta bersosialisasi.

Pembelajaran di PAUD dilandasi oleh dua teori belajar, menurut Conny dalam Isjoni (2011:75) behaviorisme adalah aliran psikologi yang memandang bahwa manusia belajar dipengaruhi oleh lingkungan. Belajar seraya bermain bagi anak merupakan suatu kegiatan yang dapat menimbulkan kenikmatan walaupun bermain tidak sama dengan bekerja akan tetapi anak menganggap bermain merupakan sesuatu yang serius yang dapat digunakan untuk tempat belajar, bermain dapat membantu perkembangan yang dimiliki anak secara langsung sejak anak mulai bermain pura–pura, maka anak menjadi mampu berpikir tentang makna–makna objek yang mereka representasikan secara independen. Kegiatan pembelajaran bertujuan mengembangkan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak.

C. Teori Berbahasa Anak Usia Dini

Bahasa memegang peranan yang sangat penting didalam perkembangan anak, bahasa digunakananak untuk menerjemahkan pengalaman kedalam simbol-simbol yang digunakan untuk berkomunikasidan berfikir. Menurut Vygotsky dalam Susanto (2011:73) menyatakan bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide


(28)

12

dan bertanya selain itu bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori-kategori untuk berpikir, perkembangan bahasa dapat berkembang melalui peniruan bunyi. Bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan diri dan berkomunikasi dalam perkembangan anak, mengenai hal ini sesuai dengan peraturan menteri nomor 58 tahun 2006 tentang capaian perkembangan mengungkapkan bahasa anak usia 4-5 tahun antara lain mau menjawab pertanyaan pertanyaan, menyebutkan berbagai bunyi, menyebutkan kata yang memiliki suku kata awalan yang sama, dapat mengurutkan dan menceritakan isi gambar atau kejadian secara sederhana. Sehingga stimulasi perkembangan yang tepat diberikan kepada anak usia dini agar mudah mencapai tujuan perkembangannya adalahmelalui bermain.

D. Model-Model Permainan

Model–model permainan yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran anak usia dini dapat digolongkan kedalam beberapa model permainan seperti yang dikemukakan oleh Jefree dkk dalam Sujiono (2011:146) yakni :

1. Permainan Eksploratoris

Manfaat permainan eksplorasi memberikan kesempatan pada setiap anak untuk menemukan hal baru, merangsang rasa ingin tahu anak, eksplorasi membantu anak mengembangkan keterampilannya, mendorong anak untuk mempelajari keterampilan baru.

2. Permainan Sosial

Manfaat permainan sosial menjadikan anak terlibat interaksi dengan orang lain selain dirinya, interaksi dapat diartikan secara sederhana dengan merespons pada prilaku orang lain. Bermain sosial merupakan dasar dari seluruh pembelajaran sosial adalah interaksi antara dua orang atau lebih


(29)

13

manfaat permainan sosial :

Sebagai sarana bagi anak untuk belajar dari orang lain, mengembangkan kemampuan anak untuk berkomunikasi, membuat anak lebih mampu bersosialisasi, membantu anak untuk mengembangkan persahabatan. 3. Permainan bisik berantai

Permainan bisik berantai berarti setiap pemain membisikkan sebuah kalimat kepada teman kelompoknya secara berurutan, pemain pertama menerima bisikan dari guru kemudian pemain tersebut menyampaikan kepada pemain kedua tentang apa yang telah didengarnya, kemudian anak kedua menyampaikan ke anak ketiga demikian seterusnya. Pemain yang terakhir kemudian menyampaikan kepada guru atau semua teman yang ada.

Langkah- langkah bermainnya :

a. Permainan bisik berantai ini terdiri atas minimal dua kelompok. b. Masing- masing kelompok terdiri atas minimal 3- 4 orang.

c. Guru membisikkan kosakata atau kalimat yang dibisikkan kepada peserta didik yang paling depan pada masing- masig kelompok.

d. Kosakata tersebut selanjutnya dibisikkan kepada peserta didik di belakangnya demikian sampai peserta didik terakhir.

e. Kelompok yang tercepat dan benar maka dialah yang menjadi pemenangnya.

Manfaat dari permainan ini dapat melatih kecepatan dan ketepatan dalam menerima informasi dari orang lain yang sekaligus memperhatikan ketepatan dan keakuratan informasi tersebut, informasi yang diterima berupa kata atau kalimat.


(30)

14

E. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan hasil studi pendekatan di TK Tut Wuri Handayani, peneliti menjumpai rendahnya kemampuan anak dalam berbicara, anak belum mampu berkomunikasi secara lisan sehingga anak hanya mengucapkan kata terakhirnya saja, perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak masih sedikit.

Guru belum memanfaatkan permainan bisik berantai sebagai cara menarik minat anak selain itu guru belum menggunakan APE sebagai sarana yang tepat untuk pembelajaran anak. Sehingga dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan memanfaatkan permainan bisik berantai yang bertujuan untuk dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak.

Berikut merupakan kerangka pikir dari penelitian yang akan dilakukan :

Gambar 1.Kerangka Pikir Penelitian Sasaran penelitian Rendahnya

kemampuan anak KONDISI

AWAL

Diharapkan melalui permainan bisik berantai dapat

meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak

Memanfaatkan permainan bisik berantai TINDAKAN DI KELAS KONDISI AKHIR


(31)

15

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka diajukan hipotesis dari penelitian tindakan kelas ini adalah melalui permainan bisik berantai dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini di kelompok B2 TK Tut Wuri Handayani 2014-2015.


(32)

BAB III

METODE PENELITAN

A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelompok B2 TK Tut Wuri Handayani yang beralamat di Perumnas Griya Sejahtera Blok P. No 3 Kelurahan Gunung Terang Kecamatan Langkapura Bandar Lampung.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada awal semester dua tahun ajaran 2014/2015. Pada waktu tersebut anak sudah mulai aktif belajar di sekolah, selain itu anak telah dapat beradaptasi dengan lingkungan dan orang – orang yang baru dikenal sehingga guru perlu memberikan stimulasi yang tepat agar anak merasa senang berangkat ke sekolah. Salah satu stimulasi yang diberikan adalah dengan bermain bisik berantai.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah anak kelompok B2, berusia 4-5 tahun di TK Tut Wuri Handayani yang berjumlah 22 orang yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Peneliti memilih kelompok B2 sebagai tempat penelitian dikarenakan peneliti melihat dari 22 orang siswa ada sekitar 13 orang anak atau sekitar 85% anak mengalami kesulitan berbahasa lisan.


(33)

17

C. Pendekatan Penelitian

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru untuk memperbaiki berbagai kegiatan yang ada di sekolah, penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan yang berhubungan langsung dengan tugas guru di lapangan yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada di sekolah dengan kata lain penelitian yang dilakukan dapat memperbaiki pembelajaran di kelas, upaya perbaikan pelaksanan pembelajaran dapat mencari jawaban atas segala permasalahan yang dialami sehari-hari saat pembelajaran berlangsung.

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan serta situasi tempat bekerja menurut Kemmis & Carr dalam Kasbolah (1999:13). Melalui penelitian tindakan kelas guru dapat ikut terlibat dalam pelaksanaan penelitian yang dapat merubah pembelajaran menjadi lebih baik, namun demikian secara tidak langsung guru akan belajar tentang proses perubahan pembelajaran itu sendiri selain itu penelitian tindakan kelas merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki pembelajaran dengan cara melakukan tindakan praktis serta merefleksi dari tindakan yang telah dilakukan.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan yang di dalam siklus tersebut terdapat informasi balikan dari siklus sebelumnya, selain itu penelitian juga dapat memberikan kesempatan pada guru untuk melaksanakan beberapa tindakan melalui beberapa siklus agar kegiatan pembelajaran dapat berfungsi secara efektif, siklus pembelajaran dapat digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dan di dalam siklus tersebut


(34)

18

terdapat empat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Siklus tersebut dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Rencana Rencana

Refleksi Tindakan Refleksi Tindakan

Observasi Observasi

Gambar 2.Siklus PTK

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan menggunakan siklus pembelajaran di atas bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

D. Rencana Penelitian

Rencana penelitian sebagai berikut : 1. Rancangan Kegiatan

a. Menentukan pencapaian perkembangan b. Menentukan APE

c. Membuat skenario kegiatan d. Membuat kisi-kisi penilaian 2 Pelaksanaan kegiatan

Terdiri dari tiga tahapan a. Observasi

Observasi pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung, melalui observasi peneliti dapat secara langsung melihat, mengamati lalu mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya.


(35)

19

b. Refleksi

Refleksi digunakan setelah selesai melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan anak setelah mengikuti kegiatan yang dilakukan.

c. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan pada kegiatan yang telah dilakukan setelah itu peneliti dapat menentukan kegiatan yang lebih baik dari sebelumnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah non tes yaitu alat pengukur yang mempunyai standar penilaian yang objektif sehingga dapat mengukur dan membandingkan keadaan dan perubahan yang terjadi pada peserta didik. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data diantaranya adalah observasi. Menurut Guma dan Lincoln dalam Hamdani dan Hermala (2008:70) manfaat dari menggunakan observasi sebagai bahan dasar penilaian dalam penelitian adalah pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung, melalui observasi peneliti dapat secara langsung melihat, mengamati lalu mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya, selain itu melalui observasi peneliti dapat mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang diperoleh dari pengamatan menggunakan daftar cek, daftar cek digunakan pada saat kegiatan sedang atau telah berlangsung dengan cara memberi check list pada kisi-kisi penilaian secara terperinci yang disesuaikan dengan pencapaian perkembangan anak usia dini.


(36)

20

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan analisis triangulasi, analisis triangulasi adalah gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang perspektif yang berbeda, sehingga peneliti dapat merefleksi dirinya sendiri dengan menggunakan pendapat dari anak, teman sejawat, dan refleksi individu yang berguna untuk menindak lanjuti permasalahan yang ada. Selain menggunakan teknik penilaian triangulasi peneliti juga menganalisis data yang berbentuk bilangan / kualitatif dianalisis secara deskriptif yaitu dengan membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal yaitu dari siklus ke 1 sampai siklus ke 3.

Data yang berbentuk kualitatif dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil observasi, refleksi dari kondisi awal yaitu dari siklus ke 1 sampai siklus ke 3, pengumpulan data dilakukan selama aktivitas pembelajaran berlangsung melalui observasi/pengamatan menggunakan lembar observasi / rubrik.

Pada kolom criteria penilaian peneliti memberi tanda check list ( √ ) yang telah disediakan sebagai lembar pengamatan pencapaian perkembangan anak, menggunakan lembar daftar cek dari hasil observasi yang telah dilakukan. Kriteria penilaian yang digunakan untuk menghitung peningkatan kemampuan berbahasa lisan anak usia dini, criteria penilaian dibagi menjadi 4 diantaranya:

1. Belum Berkembang (BB)

2. Mulai Berkembang (MB)


(37)

21

4. Berkembang Sangat Baik (BSB)

Setelah data dianalasis peneliti akan menghitung jumlah presentase setiap anak, menurut Isaac dalam Muslich (2012:162) menemukan bahwa analisis persentase dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

X% = Persentase yang dicari

n = Jumlah kemampuan yang diperoleh N = Skor maksimal

Data dianalisis menggunakan rumus persentase tersebut, kemudian peneliti memberikan indikator keberhasilan peningkatan kemampuan berbahasa anak usia dini sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak. Tabel di bawah ini adalah rentang nilai yang menjadi indikator penilaian peneliti :

Tabel 1. Persentase Indikator Penilaian

JenisPenilaian NilaiPersentase BB ( Belum Berkembang )

MB ( Mulai Berkembang )

BSH ( Berkembang Sesuai Harapan ) BSB (Berkembang Sangat Baik)

0% - 25% 26% - 50% 51% - 75% 76% - 100%

Data yang diperoleh untuk mengetahui keberhasilan pada kategori penilaian yang diberikan :

1.) Anak dikategorikan Belum Berkembang (BB) apabila perkembangan yang diperolehnya 0%- 25%.


(38)

22

2.) Anak dikategorikan Mulai Berkembang (MB) apabila perkembangan yang diperolehnya 26% -50%.

3.) Anak dikategorikan Berkembang Sesuai Harapan (BSH) apabila perkembangan yang diperolehnya 51%- 75%.

4.) Anak dikategorikan Berkembang Sangat Baik (BSB) apabila perkembangan yang diperolehnya (76% - 100%).

G. Definisi Konseptual Dan Operasional Berbahasa 1. Definisi Konseptual Berbahasa

Bahasa memegang peranan yang sangat penting di dalam perkembangan anak, bahasa digunakan anak untuk menerjemahkan pengalaman kedalam simbol-simbol yang digunakan untuk berkomunikasidan berfikir. Menurut Vygotsky dalam Susanto (2011:73) menyatakan bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide, bertanya dan bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori-kategori untuk berpikir, perkembangan bahasa dapat berkembang melalui peniruan bunyi, bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan diri dan berkomunikasi dalam perkembangan anak.

2. Definisi Operasional Berbahasa

Pengembangan kemampuan bahasa lisan adalah pengembangan bahasa untuk anak usia dini terbagi menjadi tiga aspek perkembangan yaitu mengungkapkan bahasa, menerima bahasa dan keaksaraan. Pengembangan kemampuan mengungkapkan bahasa memungkinkan anak untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam suku kata yang dirangkai menjadi kalimat sederhana serta dapat digunakan untuk berkomunikasi, selain itu juga perkembangan


(39)

23

bahasa berhubungan erat dengan kemampuan untuk bersosialisasi, alat untuk berfikir yang dapat memahami suatu proses kegiatan berkomunikasi dengan orang lain.

H. Indikator Keberhasilan

Pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila tingkat pencapaian perkembangan anak dalam meningkatkan kemampuan berbahasa lisan sesuai pada kategori penilaian,yang sesuai dengan indikator yang telah ditentukan dan mencapai pada kriteria penilaian yang yaitu 51% -75% dapat dikatakan BSH (Berkembang Sesuai Harapan).

Berdasarkan kriteria di atas maka indikator yang mendukung agar kemampuan berbahasa anak usia dini berhasil sebagai berikut :

1. Anak dapat menyebutkan 4-5suku kata

2. Anak mampu menceritakan pengalamannya secara sederhana.


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian perkembangan berbahasa lisan anak usia dini pada siklus pertama, kedua dan ketiga terjadi peningkatan pada setiap siklusnya, seiring dengan penyempurnaan pembelajaran dan penyempurnaan strategi permainan yang digunakan oleh peneliti, media pembelajaran pada setiap siklusnya berbeda-beda disesuaikan dengan minat anak.

Hasil kegiatan pada siklus pertama belum terlalu berkembang terlihat hanya 13% anak yang berkembang sangat baik dikarenakan anak masih baru mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode permainan, pada siklus kedua secara keseluruhan sudah mulai terlihat peningkatan menjadi 45% anak berkembang sangat baik dan pada siklus ketiga keberhasilan dalam peningkatan kemampuan berbahasa lisan anak semakin meningkat terlihat 77% anak berkembang sangat baik dikarenakan anak sudah mengenal kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan permainan bisik berantai dan media yang digunakan berbeda.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini, peneliti melihat dari proses belajar yang dilakukan dari pada hasil belajarnya dan sesuai dengan kriteria yang diharapkan yaitu BSB (Berkembang Sangat Baik).


(41)

47

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran anak pada kemampuan bahasa anak dalam mengungkapkan bahasa anak adalah :

1. Guru dapat menggunakan suatu permainan untuk mengembangkan pencapaian perkembangan anak, selain itu juga melalui permainan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa lisan yang ada dalam diri anak. 2. Guru sebaiknya lebih bervariasi lagi dalam menentukan media

pembelajaran yang akan digunakan, sehingga kemampuan berbahasa lisan anak usia dini dapat lebih berkembang sesuai dengan perkembangan anak usia dini sehingga hasil yang diharapkan dapat berkembang secara optimal.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, 2012. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung : Alfabeta.

Hamdani, Alam, Nizar. 2008. Panduan Membuat Penelitian Tindakan Kelas.

Sukabumi : Rahayasa Training and Consulting.

Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung : Alfabeta.

Kasbolah. Kasihani. 1999.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta :

PT Rineka Cipta.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Muslich ,Masnur. 2012.Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta : Bumi Aksara.

Sawyer ,Roger. 2013.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Airlangga.

Sujiono. 2005. Mencerdaskan Prilaku Anak Usia Dini. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Sisdiknas.2006. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan. Bandung : Fokus media.

Sujiono, Nuraini, Y. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Indeks Permata Puri Media

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana.

Suyadi & Maulidya. 2013. Konsep Dasar Paud. Jakarta : PT. Remaja Rosda karya.


(1)

21

4. Berkembang Sangat Baik (BSB)

Setelah data dianalasis peneliti akan menghitung jumlah presentase setiap anak, menurut Isaac dalam Muslich (2012:162) menemukan bahwa analisis persentase dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

X% = Persentase yang dicari

n = Jumlah kemampuan yang diperoleh N = Skor maksimal

Data dianalisis menggunakan rumus persentase tersebut, kemudian peneliti memberikan indikator keberhasilan peningkatan kemampuan berbahasa anak usia dini sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak. Tabel di bawah ini adalah rentang nilai yang menjadi indikator penilaian peneliti :

Tabel 1. Persentase Indikator Penilaian

JenisPenilaian NilaiPersentase

BB ( Belum Berkembang ) MB ( Mulai Berkembang )

BSH ( Berkembang Sesuai Harapan ) BSB (Berkembang Sangat Baik)

0% - 25% 26% - 50% 51% - 75% 76% - 100%

Data yang diperoleh untuk mengetahui keberhasilan pada kategori penilaian yang diberikan :

1.) Anak dikategorikan Belum Berkembang (BB) apabila perkembangan yang diperolehnya 0%- 25%.


(2)

2.) Anak dikategorikan Mulai Berkembang (MB) apabila perkembangan yang diperolehnya 26% -50%.

3.) Anak dikategorikan Berkembang Sesuai Harapan (BSH) apabila perkembangan yang diperolehnya 51%- 75%.

4.) Anak dikategorikan Berkembang Sangat Baik (BSB) apabila perkembangan yang diperolehnya (76% - 100%).

G. Definisi Konseptual Dan Operasional Berbahasa 1. Definisi Konseptual Berbahasa

Bahasa memegang peranan yang sangat penting di dalam perkembangan anak, bahasa digunakan anak untuk menerjemahkan pengalaman kedalam simbol-simbol yang digunakan untuk berkomunikasidan berfikir. Menurut Vygotsky dalam Susanto (2011:73) menyatakan bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide, bertanya dan bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori-kategori untuk berpikir, perkembangan bahasa dapat berkembang melalui peniruan bunyi, bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan diri dan berkomunikasi dalam perkembangan anak.

2. Definisi Operasional Berbahasa

Pengembangan kemampuan bahasa lisan adalah pengembangan bahasa untuk anak usia dini terbagi menjadi tiga aspek perkembangan yaitu mengungkapkan bahasa, menerima bahasa dan keaksaraan. Pengembangan kemampuan mengungkapkan bahasa memungkinkan anak untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam suku kata yang dirangkai menjadi kalimat sederhana serta dapat digunakan untuk berkomunikasi, selain itu juga perkembangan


(3)

23

bahasa berhubungan erat dengan kemampuan untuk bersosialisasi, alat untuk berfikir yang dapat memahami suatu proses kegiatan berkomunikasi dengan orang lain.

H. Indikator Keberhasilan

Pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila tingkat pencapaian perkembangan anak dalam meningkatkan kemampuan berbahasa lisan sesuai pada kategori penilaian,yang sesuai dengan indikator yang telah ditentukan dan mencapai pada kriteria penilaian yang yaitu 51% -75% dapat dikatakan BSH (Berkembang Sesuai Harapan).

Berdasarkan kriteria di atas maka indikator yang mendukung agar kemampuan berbahasa anak usia dini berhasil sebagai berikut :

1. Anak dapat menyebutkan 4-5suku kata

2. Anak mampu menceritakan pengalamannya secara sederhana.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian perkembangan berbahasa lisan anak usia dini pada siklus pertama, kedua dan ketiga terjadi peningkatan pada setiap siklusnya, seiring dengan penyempurnaan pembelajaran dan penyempurnaan strategi permainan yang digunakan oleh peneliti, media pembelajaran pada setiap siklusnya berbeda-beda disesuaikan dengan minat anak.

Hasil kegiatan pada siklus pertama belum terlalu berkembang terlihat hanya 13% anak yang berkembang sangat baik dikarenakan anak masih baru mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode permainan, pada siklus kedua secara keseluruhan sudah mulai terlihat peningkatan menjadi 45% anak berkembang sangat baik dan pada siklus ketiga keberhasilan dalam peningkatan kemampuan berbahasa lisan anak semakin meningkat terlihat 77% anak berkembang sangat baik dikarenakan anak sudah mengenal kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan permainan bisik berantai dan media yang digunakan berbeda.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini, peneliti melihat dari proses belajar yang dilakukan dari pada hasil belajarnya dan sesuai dengan kriteria yang diharapkan yaitu BSB (Berkembang Sangat Baik).


(5)

47

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran anak pada kemampuan bahasa anak dalam mengungkapkan bahasa anak adalah :

1. Guru dapat menggunakan suatu permainan untuk mengembangkan pencapaian perkembangan anak, selain itu juga melalui permainan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa lisan yang ada dalam diri anak. 2. Guru sebaiknya lebih bervariasi lagi dalam menentukan media

pembelajaran yang akan digunakan, sehingga kemampuan berbahasa lisan anak usia dini dapat lebih berkembang sesuai dengan perkembangan anak usia dini sehingga hasil yang diharapkan dapat berkembang secara optimal.


(6)

Aunurrahman, 2012. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung : Alfabeta.

Hamdani, Alam, Nizar. 2008. Panduan Membuat Penelitian Tindakan Kelas. Sukabumi : Rahayasa Training and Consulting.

Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung : Alfabeta.

Kasbolah. Kasihani. 1999.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta :

PT Rineka Cipta.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Muslich ,Masnur. 2012.Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta : Bumi Aksara.

Sawyer ,Roger. 2013.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Airlangga.

Sujiono. 2005. Mencerdaskan Prilaku Anak Usia Dini. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Sisdiknas.2006. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan. Bandung : Fokus media.

Sujiono, Nuraini, Y. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Indeks Permata Puri Media

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana.

Suyadi & Maulidya. 2013. Konsep Dasar Paud. Jakarta : PT. Remaja Rosda karya.


Dokumen yang terkait

Peningkatan kemampuan menyimak melalui penerapan metode permainan bisik berantai pada siswa kelas III MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 14 172

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK USIA DINI DI TK B DARMA BANGSA BANDAR LAMPUNG

3 34 50

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN BISIK BERANTAI PADA ANAK KELOMPOK B Pengembangan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Bisik Berantai Pada Anak Kelompok B Di TK Bakti I Gagaksipat Boyolali Tahun 2013/2014.

0 4 11

PENDAHULUAN Pengembangan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Bisik Berantai Pada Anak Kelompok B Di TK Bakti I Gagaksipat Boyolali Tahun 2013/2014.

0 1 7

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN BISIK BERANTAI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK BAKTI I Pengembangan Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Bisik Berantai Pada Anak Kelompok B Di TK Bakti I Gagaksipat Boyolali Tahun 2013/2014.

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN KUDA BISIK DI TK B AISYIYAH PABELAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Pada Anak Usia Dini Melalui Permainan Kuda Bisik Di TK B Aisyiyah Pabelan Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran

2 8 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN KUDA BISIK DI TK AISYIYAH PABELAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Pada Anak Usia Dini Melalui Permainan Kuda Bisik Di TK B Aisyiyah Pabelan Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 20

0 2 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN MELALUI LAGU PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI SIDOHARJO Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Melalui Lagu Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi Sidoharjo Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN MELALUI LAGU PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI SIDOHARJO Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Melalui Lagu Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi Sidoharjo Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 14

IMPLENTASI PERMAINAN TRADISIONAL SUNDA MANDA DALAM MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI KELOMPOK B1 DI TAMAN KANAK-KANAK TUT WURI HANDAYANI KECAMATAN LANGKA PURA BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 2 147