PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Melalui Permainan Balok Pada Anak Kelompok B TK ABA Tambakboyo Pedan Klaten Semester I Tahun Ajaran 2012/2013.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Usia Taman Kanak-kanak merupakan usia emas bagi anak, pada usia
tersebut anak mengalami masa peka untuk menerima suatu rangsangan atau
stimulus, untuk itu seharusnya cara belajar anak dibuat yang menyenangkan.
Berdasarkan Permendiknas No. 58 Tahun 2009 muatan Kurikulum TK
meliputi bidang pengembangan pembiasaan dan kemampuan dasar. Bidang
pengembangan pembiasaan meliputi aspek perkembangan moral dan nilainilai agama, aspek perkembangan sosial emosional dan kemandirian.
Pengembangan kemampuan dasar mencakup kemampuan berbahasa, kognitif,
dan fisik motorik.
Taman Kanak-kanak harus mampu menyediakan fasilitas yang dapat
mengembangkan potensi anak didik sehingga dapat teraktualisasikan. Tidak
hanya fasilitas alat permainan saja melainkan fasilitas kegiatan belajar
mengajar yang dapat memberi rangsangan berkembangnya potensi anak.
Kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak harus mampu membekali anak
didik supaya mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan untuk dapat mengatasi masalah sehari-hari dibutuhkan
kemampuan berfikir yang baik. Dalam hal ini kemampuan yang dimaksud
adalah kemampuan kognitif.
Kemampuan kognitif di TK perlu dikembangkan karena dengan
kemampuan kognitif
anak dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat
2
menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak
untuk mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan
akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah,
mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir
teliti. Kemampuan kognitif juga dapat melatih anak untuk memecahkan
masalah yang terjadi sehari-hari. Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak
dalam rangka mengembangkan pengetahuan tentang apa yang dilihat,
didengar, dirasa, diraba atau dicium melalui alat indera. Pengembangan
kognitif pada dasarnya dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi
terhadap dunia sekitar. Untuk melakukan itu semua memerlukan kemampuan
kognitif yang baik. Apabila kognitif anak tidak dikembangkan, maka fungsi
pikir tidak dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi situasi
dalam rangka memecahkan masalah. Sehingga anak akan mengalami kesulitan
dalam menghadapi masalah sehari-hari. Dengan demikian kemampuan
inisiatif dan bertindak akan mengalami hambatan. Sebelum bertindak dan
berinisiatif memerlukan proses berfikir atau kemampuan kognitif.
Kegiatan pembelajaran kognitif di Taman Kanak-kanak kelompok usia
5-6 tahun tidak hanya terbatas pada kegiatan berhitung saja. Banyak sekali
kegiatan dalam pembelajaran kognitif, seperti mengelompokkan, mengenal
bentuk, membandingkan, mengukur, menyusun, membedakan, memperkirakan
urutan dan sebagainya. Sedangkan kemampuan kognitif anak kelompok B yang
berhubungan dengan mengenal konsep bentuk dan ukuran, terdiri dari
kemampuan mengelompokkan bentuk dan ukuran balok, membedakan bentuk
3
dan ukuran balok, dan menyebutkan benda di sekitar yang mempunyai bentuk
dan ukuran tertentu. Pengembangan kegiatan mengenal bentuk dan ukuran
dapat dilakukan dengan berbagai metode. Sebagai guru harus mampu
menciptakan strategi pembelajaran yang kreatif supaya anak tidak jenuh dan
bosan dalam mengikuti pembelajaran.
Kondisi awal kemampuan anak dalam mengenal konsep bentuk dan
ukuran dengan media balok di TK ABA Tambakboyo sampai saat ini masih
sangat rendah. Hal ini terlihat saat anak disuruh bermain dengan balok,
sebagian besar anak hanya diam atau membuat berantakan balok-balok tanpa
tahu penggunaanya. Anak-anak saat disediakan alat peraga balok justru terlihat
bingung dan pasif. Waktu yang disediakan dalam pembelajaran tersisa banyak,
karena anak tidak mampu mengeksplorasi balok untuk bermain. Hal ini
disebabkan guru di TK ABA Tambakboyo Pedan Klaten tidak terbiasa
memanfaatkan media balok untuk mengenalkan bentuk dan ukuran. Guru
masih menggunakan model pembelajaran tradisional tanpa alat peraga yang
nyata, sehingga anak mengalami kesulitan dalam memahami konsep bentuk
dan ukuran.
Dalam pembelajaran guru hanya menggantungkan pada buku majalah
atau lembar kerja anak. Dimana anak-anak selalu diberi kegiatan pembelajaran
yang memanfaatkan majalah saja tanpa menampilan alat peraga langsung.
Dalam kegiatan mengenal bentuk dan ukuran, anak hanya diberikan soal dalam
buku majalah saja. Misalnya anak diminta memberi tanda centang (√) untuk
4
bentuk balok segitiga dan tanda silang (x) untuk balok yang berbentuk
segiempat. Sehingga membatasi anak untuk berfikir secara langsung.
Seharusnya dalam pembelajaran guru membawa peraga langsung,
dimana setiap anak dapat melakukan kegiatan secara langsung dan berfikir
kemudian dapat menyimpulkan apa yang telah dilakukan. Kegiatan di TK
ABA Tambakboyo Pedan untuk kegiatan pembelajaran kognitif belum
menggunakan teknik bermain seperti prinsip pembelajaran di TK bermain
seraya belajar dan belajar seraya belajar. Dengan bermain anak-anak akan
mencoba memecahkan masalah dalam permainan yang sedang dikerjakan.
Selain itu bermain juga memudahkan melakukan tindakan dan memperluas
kemampuan melalui eksplorasi yang dilakukan anak melalui panca inderanya.
Dengan demikian akan semakin banyak hal yang ketahui.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
akan melakukan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Kognitif Melalui Permainan Balok Pada Anak
Kelompok
B TK ABA
Tambakboyo Pedan Klaten Semester I Tahun Ajaran 2012/2013”
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih
mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah
yang dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Kemampuan kognitif anak terbatas dalam pengembangan kemampuan
geometri yang berhubungan dengan konsep bentuk dan ukuran.
5
2. Pelaksanaan permainan balok terbatas pada tahapan memancang balok atau
menidurkan balok di lantai.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
”Apakah melalui permainan balok dapat meningkatkan kemampuan
kognitif anak kelompok B TK ABA Tambakboyo Pedan Klaten Semester I
Tahun Ajaran 2012/2013”.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
kognitif anak kelompok B TK ABA Tambakboyo Pedan Klaten Semester I
Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Tujuan khusus
Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok
B TK ABA
Tambakboyo Pedan Klaten Semester I Tahun Ajaran 2012/2013 melalui
permainan balok.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan anak usia
dini. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut
6
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan kepada lembaga pendidikan tentang manfaat permainan balok
dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan kepada guru PAUD dalam meningkatkan
kemampuan kognitif anak.
b. Dengan penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan pemahaman
bagi orang tua mengenai cara meningkatkan kemampuan kognitif
anak.
c. Memberikan masukan kepada pemerhati pendidikan anak usia dini
supaya dapat memberikan stimulasi permainan yang tepat sesuai tahap
kemampuan anak.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Usia Taman Kanak-kanak merupakan usia emas bagi anak, pada usia
tersebut anak mengalami masa peka untuk menerima suatu rangsangan atau
stimulus, untuk itu seharusnya cara belajar anak dibuat yang menyenangkan.
Berdasarkan Permendiknas No. 58 Tahun 2009 muatan Kurikulum TK
meliputi bidang pengembangan pembiasaan dan kemampuan dasar. Bidang
pengembangan pembiasaan meliputi aspek perkembangan moral dan nilainilai agama, aspek perkembangan sosial emosional dan kemandirian.
Pengembangan kemampuan dasar mencakup kemampuan berbahasa, kognitif,
dan fisik motorik.
Taman Kanak-kanak harus mampu menyediakan fasilitas yang dapat
mengembangkan potensi anak didik sehingga dapat teraktualisasikan. Tidak
hanya fasilitas alat permainan saja melainkan fasilitas kegiatan belajar
mengajar yang dapat memberi rangsangan berkembangnya potensi anak.
Kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak harus mampu membekali anak
didik supaya mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan untuk dapat mengatasi masalah sehari-hari dibutuhkan
kemampuan berfikir yang baik. Dalam hal ini kemampuan yang dimaksud
adalah kemampuan kognitif.
Kemampuan kognitif di TK perlu dikembangkan karena dengan
kemampuan kognitif
anak dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat
2
menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak
untuk mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan
akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah,
mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir
teliti. Kemampuan kognitif juga dapat melatih anak untuk memecahkan
masalah yang terjadi sehari-hari. Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak
dalam rangka mengembangkan pengetahuan tentang apa yang dilihat,
didengar, dirasa, diraba atau dicium melalui alat indera. Pengembangan
kognitif pada dasarnya dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi
terhadap dunia sekitar. Untuk melakukan itu semua memerlukan kemampuan
kognitif yang baik. Apabila kognitif anak tidak dikembangkan, maka fungsi
pikir tidak dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi situasi
dalam rangka memecahkan masalah. Sehingga anak akan mengalami kesulitan
dalam menghadapi masalah sehari-hari. Dengan demikian kemampuan
inisiatif dan bertindak akan mengalami hambatan. Sebelum bertindak dan
berinisiatif memerlukan proses berfikir atau kemampuan kognitif.
Kegiatan pembelajaran kognitif di Taman Kanak-kanak kelompok usia
5-6 tahun tidak hanya terbatas pada kegiatan berhitung saja. Banyak sekali
kegiatan dalam pembelajaran kognitif, seperti mengelompokkan, mengenal
bentuk, membandingkan, mengukur, menyusun, membedakan, memperkirakan
urutan dan sebagainya. Sedangkan kemampuan kognitif anak kelompok B yang
berhubungan dengan mengenal konsep bentuk dan ukuran, terdiri dari
kemampuan mengelompokkan bentuk dan ukuran balok, membedakan bentuk
3
dan ukuran balok, dan menyebutkan benda di sekitar yang mempunyai bentuk
dan ukuran tertentu. Pengembangan kegiatan mengenal bentuk dan ukuran
dapat dilakukan dengan berbagai metode. Sebagai guru harus mampu
menciptakan strategi pembelajaran yang kreatif supaya anak tidak jenuh dan
bosan dalam mengikuti pembelajaran.
Kondisi awal kemampuan anak dalam mengenal konsep bentuk dan
ukuran dengan media balok di TK ABA Tambakboyo sampai saat ini masih
sangat rendah. Hal ini terlihat saat anak disuruh bermain dengan balok,
sebagian besar anak hanya diam atau membuat berantakan balok-balok tanpa
tahu penggunaanya. Anak-anak saat disediakan alat peraga balok justru terlihat
bingung dan pasif. Waktu yang disediakan dalam pembelajaran tersisa banyak,
karena anak tidak mampu mengeksplorasi balok untuk bermain. Hal ini
disebabkan guru di TK ABA Tambakboyo Pedan Klaten tidak terbiasa
memanfaatkan media balok untuk mengenalkan bentuk dan ukuran. Guru
masih menggunakan model pembelajaran tradisional tanpa alat peraga yang
nyata, sehingga anak mengalami kesulitan dalam memahami konsep bentuk
dan ukuran.
Dalam pembelajaran guru hanya menggantungkan pada buku majalah
atau lembar kerja anak. Dimana anak-anak selalu diberi kegiatan pembelajaran
yang memanfaatkan majalah saja tanpa menampilan alat peraga langsung.
Dalam kegiatan mengenal bentuk dan ukuran, anak hanya diberikan soal dalam
buku majalah saja. Misalnya anak diminta memberi tanda centang (√) untuk
4
bentuk balok segitiga dan tanda silang (x) untuk balok yang berbentuk
segiempat. Sehingga membatasi anak untuk berfikir secara langsung.
Seharusnya dalam pembelajaran guru membawa peraga langsung,
dimana setiap anak dapat melakukan kegiatan secara langsung dan berfikir
kemudian dapat menyimpulkan apa yang telah dilakukan. Kegiatan di TK
ABA Tambakboyo Pedan untuk kegiatan pembelajaran kognitif belum
menggunakan teknik bermain seperti prinsip pembelajaran di TK bermain
seraya belajar dan belajar seraya belajar. Dengan bermain anak-anak akan
mencoba memecahkan masalah dalam permainan yang sedang dikerjakan.
Selain itu bermain juga memudahkan melakukan tindakan dan memperluas
kemampuan melalui eksplorasi yang dilakukan anak melalui panca inderanya.
Dengan demikian akan semakin banyak hal yang ketahui.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
akan melakukan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Kognitif Melalui Permainan Balok Pada Anak
Kelompok
B TK ABA
Tambakboyo Pedan Klaten Semester I Tahun Ajaran 2012/2013”
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih
mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah
yang dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Kemampuan kognitif anak terbatas dalam pengembangan kemampuan
geometri yang berhubungan dengan konsep bentuk dan ukuran.
5
2. Pelaksanaan permainan balok terbatas pada tahapan memancang balok atau
menidurkan balok di lantai.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
”Apakah melalui permainan balok dapat meningkatkan kemampuan
kognitif anak kelompok B TK ABA Tambakboyo Pedan Klaten Semester I
Tahun Ajaran 2012/2013”.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
kognitif anak kelompok B TK ABA Tambakboyo Pedan Klaten Semester I
Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Tujuan khusus
Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok
B TK ABA
Tambakboyo Pedan Klaten Semester I Tahun Ajaran 2012/2013 melalui
permainan balok.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan anak usia
dini. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut
6
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan kepada lembaga pendidikan tentang manfaat permainan balok
dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan kepada guru PAUD dalam meningkatkan
kemampuan kognitif anak.
b. Dengan penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan pemahaman
bagi orang tua mengenai cara meningkatkan kemampuan kognitif
anak.
c. Memberikan masukan kepada pemerhati pendidikan anak usia dini
supaya dapat memberikan stimulasi permainan yang tepat sesuai tahap
kemampuan anak.