Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Melalui Permainan Petak Umpet Pada Anak Usia Dini Di TK.El-Da’is Kids Bandar Lampung

(1)

ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang

Bilangan Melalui Permainan Petak Umpet Pada Anak Usia Dini

Di TK.El-

Da’is Kids Bandar Lampung

OLEH :

DWI MAY LESTARI NPM1213254008

Masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak usia dini yang belum berkembang secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui permainan petak umpet. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri empat tahapan,yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak III siklus yang setiap siklusnya ada dua kali pertemuan. Teknik yang di gunakan dalam pengumpulan data penelitian tindakan adalah observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran melalui permainan petak umpet dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan di Tk. El- Da’is Kids Kecamatan Kemiling Bandar Lampung. Peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan ini terlihat dari rata - rata peningkatan yang semula pada siklus I hanya 36,67 persen meningkat menjadi 48,33 persen pada siklus II dan meningkat kembali sebesar 79,99 persen pada siklus III. Dengan demikian maka hendaknya penggunaan permainan petak umpet dalam pembelajaran lebih di tingkatkan khususnya upaya meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan.


(2)

Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang

Bilangan Melalui Permainan Petak Umpet Pada Anak Usia Dini

Di Tk.El-

Da’is Kids Bandar Lampung

Oleh :

DWI MAY LESTARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

S1 PG PAUD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 17 Mei1987, sebagai anak ke dua dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak Sadikun dan Ibu Harmiati.

Pendidikan Awal adalah masuk Sekolah Dasar (SD) di selesaikan di SDN 4 Sumberjo Kemiling pada tahun 1999, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) di selesaikan di SMPN 13 Bandar Lampung pada tahun 2002, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di selesaikan di SMA Perintis Bandar lampung pada tahun 2005.

Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Study D2 PGTK, di Universitas Lampung dan di selesaikan pada tahun 2010, untuk melengkapi profesi sebagai sarjana peneliti melanjutkan menjadi mahasiswa untuk kedua kalinya pada tahun 2012 sebagai mahasiswa konversi S1 PG-PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Universitas Lampung juga, selama menjadi mahasiswa D2 PG-TK dan S1 PG-PAUD peneliti mengabdikan diri di TK. Al huda - I sebagai tenaga pengajar di Taman Kanak- kanak dari tahun 2007 - 2010, kemudian peneliti mencoba mencari pengalaman yang lebih baik yaitu di Taman Kanak - Kanak El - Da’is Kids Bandar lampung sebagai tenaga pengajar.


(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini di persembahkan untuk :

1) Ayanda dan ibunda tersayang yang selalu berdo’a ,berkorban moril dan materil demi keberhasilanku.

2) Suamiku tercinta Teguh Nur Kholis yang selalu memberikan motivasi untuk keberhasilanku.

3) Adik - adikku yang membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 4) Rekan - rekan yang telah bersama - sama belajar menyelesaikan tugas

akhir ini, semoga keberhasilan menyertai langkah kita. 5) Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan tugas akhir.


(8)

MOTO

Bukan karena siapa - siapa yang membuat saya sukses tetapi karena impian saya yang membuat saya sukses


(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis telah berusaha secara maksimal untuk menyusun Penelitian Tindakan Kelas ini, namun sekiranya terdapat kekeliruan dan kekurangan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sehingga dapat memotivasi peneliti untuk dapat lebih baik lagi.

Penyusun tugas akhir ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Ibu Ari Sofia, S.Psi, MA. Psi selaku Ketua Program Study S1 PG-PAUD Universitas Lampung.


(10)

4. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Pembimbing Skripsi dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

5. Ibu Dra. Sasmiati M.Hum selaku dosen Pembahas dalam Penyusunan Skripsi dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

6. Bapak/Ibu Dosen Program S1 PG-PAUD yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

7. Bapak Pembina yayasan Pendidikan TK. El- Da’is Kids Bandar lampung beserta Ibu Kepala TK. El- Da’is Kids dan Bapak / Ibu dewan Guru TK. El- Da’is Kids yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan Skripsi dan Penelitian Tindakan Kelas ini.

Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi banyak harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya untuk program S1 PG-PAUD amiiin Yarobbal Alamin.

Bandar lampung, Mei 2015 Penulis

Dwi May Lestari NPM. 1213254008


(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

PERSEMBAHAN ... x

DAFTAR ISI... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 4

1.3.Rumusan Masalah & Permasalahan ... 4

1.4.Tujuan Penelitian ... 5

1.5.Manfaat/Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian Kognitif Pada Anak Usia Dini ... 6

2.2Bermain dan Permainan ... 8

2.2.1 Permainan Bermain ... 9

2.2.2 Fungsi Bermain ... 11

2.2.3 Manfaat Bermain ... 12

2.3Permainan Petak Umpet ... 12

2.4 Kerangka Pikir Penelitian ... 16


(12)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian ... 18

3.2 Setting Penelitian ... 18

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 18

3.3 Waktu Penelitian ... 19

3.4 Subjek Penelitian ... 19

3.5 Model PTK ... 19

3.6 Tahapan Penelitian Tindakan Kelas ... 20

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.7.1 Tes ... 20

3.7.2 Observasi ... 21

3.8 Teknik Analisis Data ... 21

3.9 Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa ... 22

3.10 Indikator Keberhasilan ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1Profil TK ... 23

4.1.1 Sejarah Berdirinya TK ... 23

4.1.2 Letak Geografis ... 24

4.1.3 Visi dan Misi TK ... 24

4.2Hasil Penelitian ... 25

4.2.1 Hasil Penelitian Siklus I ... 25

4.2.2 Hasil Penelitian Siklus II ... 29

4.2.3 Hasil Penelitian Siklus III ... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 40

5.2Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.2.1. Aktivitas Bermain Petak Umpet Siklus I ... 36 Tabel 4.2.2. Persentasi Pengenalan Lambang Bilangan I ... 37 Tabel 4.3.1. Aktivitas Bermain Petak Umpet Siklus II ... 40 Tabel 4.3.2. Persentasi Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Siklus II 41 Tabel 4.3.3. Hasil Obsevasi Peningkatan Lambang Bilangan Siklus I dan II 42 Tabel 4.4.1. Aktivitas Bernain Petak Umpet Siklus III... 46 Tabel 4.4.2. Persentasi Pengenlan Lambang Bilangan Siklus III ... 46 Tabel 4.4.3. Hasil Obsevasi Peningkatan Lambang Bilangan Siklus II dan III 47


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah pendidikan yang di selenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/TK memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kepribadiannya, pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya menstimulasi, membimbing, mengasuh dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi motorik halus dan kasar, kecerdasan emosi, kecerdasan jamak (multiple integences), maupun kecerdasan spiritual. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini, penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini di sesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini (Masitoh,2007).

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang di kenal oleh anak, sesuai dengan karakteristik anak usia TK sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat dan sangat


(15)

2

fundamental bagi kehidupan selanjutnya, anak pada saat ini memiliki karakteristik tersendiri dimana anak sangat aktif, dinamis, memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi terhadap apa yang di lihat dan apa yang di dengarnya serta seakan tidak berhenti untuk belajar (Masitoh,2007).

Pada jenjang pendidikan anak usia dini, salah satu aspek yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah kesiapan anak dini, baik jasmani maupun rohani dalam memasuki pendidikan, dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa pendidikan usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut (Permen No.58 Tahun 2009).

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh anak didik PAUD adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat.Kemampuan dasar yang di kembangkan di PAUD meliputi kemampuan bahasa, fisik motorik, seni dan kemampuan kognitif, pengembangan kemampuan kognitif bertujuan meningkatkan kemampuan berfikir anak, pada kemampuan kognitif tersebut anak diharapkan dapat mengenal lambang bilangan sederhana.


(16)

3

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di TK.El-Da’is Kids ternyata masih banyak ditemukan masalah terutama berkaitan dengan lambang bilangan dimana sampai saat ini banyak anak yang belum bisa menunjukkan lambang bilangan. Dari jumlah 12 peserta anak didik yang terdiri dari 6 laki-laki dan 6 anak perempuan, hanya 25% anak yang mampu mengenal lambang bilangan.

Hal ini disebabkan karena guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, kurangnya media pembelajaran yang dapat mendorong anak untuk melakukan kegiatan, guru masih menggunakan kegiatan pembelajaran yang bersifat akademik. Maka dalam pembelajaran ini berdampak pada kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak oleh sebab itu maka perlu adanya suatu pembelajaran yang dapat membantu anak untuk mengenal lambang bilangan. Adapun salah satu pembelajaran yang di anggap tepat untuk membantu meninggkatkan kemampuan lambang bilangan pada anak yaitu dengan Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Melalui Permainan Petak Umpet Pada Anak usia Dini.

Pendidikan yang berorientasi akademik yang banyak terjadi di PAUD dengan cara memaksa sehingga anak kurang berminat dalam menerima pembelajaran,termasuk pengenalan lambang bilangan, akibatnya hasil yang diharapkan belum tercapai, mengingat pengenalan lambang bilangan yang diberikan di kelas, tidak dilakukan dengan cara bermain padahal usia dini adalah usia bermain. Dengan bermain anak tidak merasa dipaksa dalam mengikuti kegiatan. Oleh sebab itu perlu ada upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan salah satu upaya yang dianggap bisa meningkatkan mengenal lambang bilangan


(17)

4

adalah bermain petak umpet. Mengingat bermain petak umpet merupakan permainan yang sangat digemari oleh anak-anak dan petak umpet sangat mudah dimainkan oleh anak sehingga anak merasa antusias untuk melakukan permainan ini, semakin banyak anak yang ikut bermain dalam permainan petak umpet ini maka akan terasa semakin mengasyikan.

Atas dasar tersebut peneliti mengambil judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Melalui Permainan Petak Umpet Pada Anak Usia Dini di Tk. El –Da’is Kids Bandar Lampung.

1.2. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, masalah sementara yang teridentifikasi adalah sebagai berikut :

1) Kemampuan anak mengenal lambang bilangan masih rendah.

2) Guru masih melaksanakan pembelajaran yang bersifat akademik. 3) Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik bagi anak.

1.3. Rumusan masalah dan Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu :

Kemampuan mengenal lambang bilangan masih rendah. Atas dasar permasalahan pada anak usia dini di TK.El-Da’is Kids maka permasalahan penelitian adalah : Bagaimana model permainan petak umpet dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak Tk.El-Da’is Kids ?


(18)

5

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

Untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui permainan petak umpet di TK.El-Da’is Kids.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat bagi anak Dapat membantu anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal

lambang bilangan melalui permainan petak umpet. 1.5.2. Manfaat penelitian bagi guru

Membantu guru dalam meningkatkan kwalitas pembelajaran sebagai upaya kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan melalui permainan petak umpet dan memotivasi guru-guru untuk menerapkan

metode yang bervarias dalam pengajaran. 1.5.3. Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan masukan dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar, khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kognitif Pada Anak Usia Dini

Kognitif adalah suatu proses yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa , proses kognitif ini berhubungan dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama kepada ide - ide dan belajar.

Susanto (2011) mengemukakan bahwa inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan atau lebih, lebih lanjut Susanto mengajukan konsep pluralistis dari intelegensi dan membedakannya kepada delapan jenis intelegensi dalam kehidupan sehari-hari, intelegensi itu tidak berfungsi dalam bentuk murni, tetapi setiap individu memiliki campuran yang unik dari sejumlah intelegensi yaitu intelegensi linguistik, logis, spasial, musik, kinestetika, intrapribadi dan antarpribadi, dan naturalistis (Susanto,2011).

Dengan demikian, melalui perkembangan kognitif fungsi fikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi situasi untuk memecahkan suatu masalah. Adapun teori dasar perkembangan kognitif menurut Jean Piaget yaitu :

a. Teori Dasar Perkembangan Kognitif 1) Teori Kognitif Jean Piaget

Piaget berpendapat bahwa, anak pada rentang usia dini, masuk dalam perkembangan berfikir pra oprasional kongkrit. Pada saat ini sifat egosentris pada anak semakin nyata , anak mulai memiliki perspektif yang berbeda dengan orang lain disekitar orang tua


(20)

7

menganggap periode ini sebagai masa sulit karena anak menjadi susah diatur, suka membantah dan banyak bertanya.

Piaget mengemukakan atau mengidentifikasikan tiga tahapan proses membangun pengetahuan yaitu:

1) Asimilasi

Proses asimilasi berupa proses aktif dalam menggunakan skema untuk merespons lingkungan. Proses asimilasi adalah proses penyatuan informasi baru ke stuktur kognitif yang sudah ada dalam benak anak.

2) Akomodasi

Akomodasi merupakan penyesuaian aplikasi skema yang cocok dengan lingkungan yang direspons, atau penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru.

3) Equilibrium

Equilibrium adalah keseimbangan antara skema yang digunakan dengan lingkungan yang direspons sebagai hasil ketepatan akomodasi, atau penyesuaian antara asimilasi dan akomodasinya (Mudjito,2007).

b. Karakteristik Perkembangan Kognitif

Karakteristik perkembangan kognitif ada sembilan bagian yaitu :

1) Dapat memahami konsep makna yang berlawanan seperti kosong-penuh, ringan-berat suatu benda.

2) Dapat memadankan bentuk geometri (lingkaran, persegi dan segitiga) dengan obyek nyata atau melalui visualisasi gambar,


(21)

8

3) Dapat menumpuk balok atau gelang - gelang sesuai ukurannya secara berurutan.

4) Dapat mengelompokkan benda yang memiliki persamaan warna, bentuk, dan ukuran.

5) Dapat menyebutkan pasangan benda, mampu memahami sebab akibat. 6) Dapat merangkai kegiatan sehari-hari dan menunjukkan kapan setiap

kegiatan dilakukan.

7) Menceritakan kembali 3 gagasan utama dari suatu cerita.

8) Mengenali dan membaca tulisan melalui gambar yang sering dilihat di rumah atau di sekolah.

Mengenali dan menyebutkan angka 1-10 (Mudjito,2007). c. Klasifikasi Pengembangan Kognitif

Klasifikasi pengembangan kognitif dimaksudkan untuk mempermudah guru dan untuk menstimulasi kemampuan kognitif anak, sehingga akan tercapai optimalisasi potensi pada masing-masing anak, lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut ;

1) Pengembangan Auditory

Perkembangan auditory yang berhubungan dengan bunyi atau indera pendengaran anak.

2) Pengembangan Visual

Pengembangan visual berhubungan dengan penglihatan, pengamatan, perhatian, tanggapan dan persepsi anak terhadap lingkungan sekitar.

3) Pengembangan Taktil


(22)

9

4) Pengembangan Kinestetik

Pengembangan kinestetik yang berhubungan dengan kelancaran gerak tangan/ keterampilan tangan atau motorik halus yang mempengaruhi perkembangan kognitif.

5) Pengembangan Aritmatika

Pengembangan aritmatika berhubungan dengan kemampuan yang diarahkan untuk kemampuan berhitung atau konsep berhitung permulaan. 6) Pengembangan Geometri

Pengembangan geometri berhubungan dengan pengembangan konsep bentuk dan ukuran.

7) Pengembangan Sains Permulaan

Pengembangan sains permulaan berhubungan dengan berbagai percobaan atau demonstrasi (Mudjito,2007).

2.2. Bermain dan Permainan 2.2.1. Pengertian Bermain

Bermain adalah suatu kegiatan yang bersifat volunter, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran secara intrinsik, menyenangkan, aktif dan fleksibel M.Solehuddin dalam Masitoh (2007). Hampir senada dengan pendapat Solehuddin, Sue Dockett & Marilyn Fleer dalam Masitoh (2007) mengemukkan bahwa bermain bagi anak usia dini memiliki karakteristik simbolik, bermakna, aktif, menyenangkan, suka rela atau voluntir, episodik, dan ditentukan aturan.


(23)

10

Selanjutnya Froebel mengemukakan bahwa bermain sebagai bentuk kegiatan belajar di TK adalah bermain yang kreatif, anak dapat mengembangkan serta mengintegrasikan semua kemampuannya anak lebih banyak belajar melalui bermain dan melakukan eksplorasi terhadap objek-objek dan pengalaman, anak juga dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksi sosial dengan orang dewasa pada saat mereka memahaminya dengan bahasa dan gerakan sehingga tumbuh secara kognitif ke arah berfikir verbal (Masitoh,2007).

Bermain yang selalu menyenangkan mempunyai ciri-ciri misalnya bermain dengan ciri-ciri menikmati atau mengembirakan. Tanda-tanda kesenangan anak dalam bermain tetaplah bernilai positif bagi para pemainnya. Bermain bersifat spontan dan sukarela, kegiatan bermain di lakukan bukan karena terpaksa. Bermain tidak bersifat wajib melainkan di pilih sendiri oleh anak, ini berarti saat bermain di tentukan seketika anak menginginkan dan dilakukan dengan suka hati tanpa ada keterpaksaan, bermain melibatkan peran aktif semua peserta. Kegiatan bermain karena adanya keterlibatan semua anak sesuai peran dan giliran masing-masing. Oleh karena itulah, dapat di katagorikan sebagai bermain di karenakan tidak ada keikutsertaan secara aktif.

Berikut ini adalah uraian tentang karakteristik bermain tersebut yaitu : 1) Simbolik

Simbolik dalam bermain mengandung arti bahwa ketika bermain anak-anak memberikan simbol-simbol tertentu kepada benda manusia atau ide. 2) Bermakna

Melalui bermain anak-anak memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya .


(24)

11

3) Bermain adalah aktif

Bermain melibatkan berbagai aktivitas baik fisik maupun mental,melalui bermain anak menggunakan tubuhnya untuk bergerak, berlari, berjalan, melompat, memegang, melempar,dan sebaginya. Melalui bermain anak-anak juga menggunakan kemampuan psikisnya seperti mengamati, berimajinasi dan berfikir.

4) Bermain adalah kegiatan yang menyenangkan

Bermain adalah suatu pengalaman yang menyenangkan bagi anak sehingga pendidik dapat menggunakan kegiatan bermain sebagai sarana belajar, karena sesuatu yang menyenangkan bagi seorang anak mungkin tidak menyenangkan bagi anak lain.

5) Bermain adalah kegiatan sukarela atau volunter

Keterlibatan anak-anak dalam bermain didasarkan pada motivasi intrinsic (Masitoh,2007).

2.2.2. Fungsi Bermain

Fungsi bermain bagi anak TK adalah menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa atau bermain peran yang ada di kehidupan nyata. Terdapat lima fungsi bagi anak menurut Hartley dalam Masitoh (2007) yaitu :

1) Menirukan apa yang dilakukan orang dewasa seperti dokter mengobati orang sakit, ibu memasak di dapur dll.

2) Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul kaleng, bertepuk tangann dan sebagainya.

3) Untuk mencerminkan hubungan keluarga dan pengalaman hidup yang nyata.


(25)

12

4) Mencerminkan pertumbuhan misal bertambah tinggi, semakin gemuk badannya, semakin berlari dengan cepat.

5) Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah seperti menghias ruangan menyiapkan makanan dll.

2.2.3. Manfaat Bermain

Melalui bermain anak dapat melakukan koordinasi otot kasar bermacam cara dan teknik dalam kegiatan ini. Adapun beberapa manfaat bermain meliputi tiga macam yaitu:

1) Fisik motorik anak akan terlatih motorik kasar dan halusnya dengan bergerak ia akan memiliki otot-otot tubuh yang terbentuk secara baik dan lebih sehat secara fisiknya.

2) Sosial emosional anak akan merasa senang karena ada teman bermainnya orang tua merupakan teman bermain yang utama bagi anak. Ini membuatnya merasa di sayang dan merasa di perhatikan.

3) Kognisi anak belajar mengenal atau mempunyai pengalaman kasar, halus, rasa asam, manis, pedas, asin, ia pun belajar perbendaharan kata, bahasa dan berkomuniksai timbal balik.

2.3. Permainan Petak Umpet

Petak umpet merupakan salah satu permainan tradisional yang sangat popular di berbagai wilayah di Indonesia, petak umpet juga sangat digemari oleh anak-anak di berbagai negara. Petak umpet sangat mudah dimainakan, pada prinsipnya permainan ini adalah menemukan teman yang bersembunyi makin banyak anak yang ikut bermain permainan petak umpet akan terasa semakin mengasyikan.


(26)

13

Menurut James Danandjaja dalam Achroni (2012) permainan tradisional merupakan salah satu bentuk permainan tradisional secara turun-temurun sebagai salah satu wujud dari satu generasi ke generasi berikutnya, permainan tradisional memiliki berbagai kelebihan dan manfaat.

Macam-macam permainan tradisional yaitu : Benteng - bentengan, conglak, kelereng, galasing atau gobak sodor, gangsing, kasti, layang - layang, petak umpet, kelereng dll. Berbagai kelebihan dan manfaat dari permainan tradisional antara lain sebagai berikut ada 11 bagian yaitu:

1) Tidak memerlukan biaya untuk memainkannya

Permainan tradisional dapat dipraktikan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar dan menggunakan barang - barang bekas.

2) Melatih kreativitas anak

Anak-anak menciptakan dan memodifikasi sendiri peralatan atau mainan yang mereka miliki.

3) Mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional anak

Permainan anak dimainkan secara berinteraksi, bekerjasama, saling mendukung, saling percaya dan saling menolong, serta membangun kepercayaan diri.

4) Mendekatkan anak-anak kepada alam

Bahan yang digunakan untuk bermain di ambil dari alam, seperti batu, rumput, kayu dan daun.

5) Sebagai media pembelajaran nilai-nilai

Permainan anak harus memiliki kejujuran, tanggung jawab semangat berkompetisi secara sehat, kesabaran, sportifitas.


(27)

14

6) Mengembangkan kemampuan motorik anak

Permainan anak ini menggunakan gerakan seperti melompat, berlari, berjalan, dengan alat, gerakan tubuh atau gerakan tangan, gerakan-gerakan ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan motorik anak, baik motorik halus maupun kasar.

7) Bermanfaat untuk kesehatan

Permainan ini membuat pertumbuhan fisik dan kesehatan anak menjadi baik.

8) Mengoktimalkan kemampuan kognitif anak

Sejumlah permainan tradisional anak bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak, seperti melatih konsentrasi dan kemampuan berhitung pada permainan petak umpet.

9) Memberikan kegembiraan dan keceriaan

Permainan tradisional mampu memberikan kegembiraan dan keceriaan ada anak-anak pada saat bermain.

10)Dapat dimainkan lintas usia

Permainan tradisional dapat dimainkan oleh semua anak. 11)Mengasah kepekaan seni anak

Beberapa permainan tradisional dimainkan bersamaan dengan menyanyikan sebuah lagu.

Cara bermain petak umpet adalah sebagai berikut:

1) Anak-anak yang ikut bermain melakukan hompimpah untuk menentukan siapa yang mendapat giliran jaga.


(28)

15

2) Anak yang jaga memejamkan mata atau menghadap ke tembok, pohon, atau apa saja yang membuatnya tidak dapat melihat gerakan temannya yang akan bersembunyi, tempat jaga ini memiliki sebutan galiung.

3) Anak yang jaga menghitung 1 hingga 10.

4) Selama anak yang jaga menghitung anak-anak lain yang ikut dalam perminan mencari tempat persembunyian.

5) Setelah menyebutkan hitungan terakhir misalnya 10 anak yang jaga segera bergerak mencari tempat persembunyian teman-temannya.

6) Setiap kali berhasil menemukan temannya yang bersembunyi anak yang jaga harus secepatnya berlari ke benteng sambil meneriakkan nama anak yang baru saja ditemukan. Jika anak yang jaga hanya meneriakkan nama temannya, ia di anggap kalah dan harus kembali jaga. Permainan diulang dari awal dan harus kembali jaga. Begitu pula anak yang ditemukan lebih dahulu sampai di benteng dan menyentuh benteng, anak yang jaga harus kembali jaga.

7) Jika selama anak yang jaga mencari teman-temannya yang bersembunyi lalu ada seorang temannya yag berhasil menendap-endap menuju benteng dan menyentuh benteng anak-anak lain yang sedang bersembunyi dibebaskan anak yang jaga harus kembali berjaga dan mengulang permainan dari awal.

8) Jika anak-anak bersembunyi telah di temukan semua maka permainan di lanjutkan, yang mendapat giliran sebagai pencarian atau yang jaga adalah anak yang pertama ditemukan oleh anak yang jaga sebelumnya.


(29)

16

2.4. KERANGKA PIKIR PENELITIAN

Adapun kerangka pikir penelitian yaitu:

Gambar 1 : Kerangka Pikir Penelitian

KONDISI AWAL TINDAKAN KELAS KONDISI AKHIR Guru/Peneliti Belum melakukan pembelajaran melalui bermain

Siswa/yang di teliti Kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan masih rendah Pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan permainan petak umpet

Siklus I Menerapkan

permainan petak umpet untuk mengenalkan lambang bilangan

Siklus II Menerapkan permainan petak umpetuntuk mengenalkan lambang bilangan dengan variasi

Siklus III Menerapkan permainan petak umpet untuk mengenalkan lambang bilangan dengan variasi Melalui permainan petak umpet

kemampuan mengenal lambang bilangan dapat meningkat


(30)

17

2.5. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas maka hipotesis yang di ajukan adalah sebagai berikut jika pembelajaran dilaksanakan melalui permainan petak umpet maka kemampuan mengenal lambang bilangan akan meningkat.


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Peneliti menggunakan penilaian PTK untuk memperbaiki proses belajar mengajar, dengan memberikan suatu penilaian kepada masing - masing anak dengan menggunakan suatu kriteria dari kemampuan anak untuk mengenal lambangan bilangan melalui permainan petak umpet. Guru pada saat melakukan PTK memiliki dua tugas yaitu sebagai pendidik dan peneliti, karena guru bukan hanya melaksanakan pembelajaran semata - mata melainkan berperan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari tahap perencanaan sampai pada tahap evaluasi. Dan selain itu juga guru memberikan refleksi sebagai hasil dari suatu tindakan yang telah dilakukan anak - anak.

3.2. Setting Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK.EL-Da’is Kids Bandar Lampung yang beralamat di jalan Cempaka Gg. Sedap Malam Giri Jaya Kec. Kemiling Kota Bandar Lampung.


(32)

19

3.3. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014 – 2015.

3.4. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelompok B TK.EL-Da’is Kids kecamatan kemiling, yang berjumlah 12 anak yang terdiri dari 6 (enam) anak laki – laki dan 6 (enam) anak perempuan.

3.5. Model PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Sumber Arikonto, ( 2006 :16)

Gambar Model PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN


(33)

20

3.6. Tahapan Penelitian Tindakan kelas 1. Tahap Perencanaan

Adapun tahap perencanaan tidakan sebagai berikut yaitu : a. Merancang jadwal penelitian

b. Merencankan TPP dan indikator yang akan dicapai c. Merencanakan tema yang akan di bahas

d. Merancang media yang akan digunakan e. Merancang skenario pembelajaran

f. Menyusun instrumen penelitian baik untuk guru dan siswa.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran dilakukan berdasarkan pada rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan.

3. Pengamatan dan pengumpulan data

Pengamatan dan pengumpulan data ini di lakukan oleh mitra dengan menggunakan intrumen penilaian.

4.Refleksi

Pada tahap refleksi guru bersama mitra untuk mengobservasi jika indikator keberhasilan belum tercapai maka akan di perbaiki pada siklus 2 dan 3.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa alat teknik dalam pengumpulan data sebagai berikut :

3.7.1. Tes

Untuk mengumpulkan pengembangan data dalam pembelajaran kemapuan mengenal lambang bilangan dapat dilakukan dengan cara pengetesan terhadap


(34)

21

anak misal dengan cara tanya jawab terhadap anak itu sendiri sehingga anak merespon pertanyaan yang di berikan.

3.7.2. Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk menilai hasil belajar anak berupa keterampilan nyata atau performa. Observasi atau pengamatan merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengamati prilaku dan aktivitas anak dalam suatu waktu dalam kegiatan pembelajaran mengenal lambang bilangan. Dalam hal ini melakukan observasi ini dapat dilengkapi dengan teknik daftar ceklis.

3.8. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh untuk mengukur keberhasilan dari suatu penelitian, peneliti memberi tanda check list (v) pada kolom kriteria penilaian yang telah disediakan sebagai lembar pengamatan. Lembar daftar cek evaluasi dan hasil observasi penilaian proses atau produk dalam suatu penilaian digunakan untuk menghitung peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia dini. Pengamatan terhadap anak pada lembar penilaian dibagi menjadi empat kriteria penilaian diantaranya: (Dimayati,2013:106 )

1) Belum berkembang (BB) 2) Mulai berkembang (MB)

3) Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 4) Berkembang Sangat Baik (BSB)

Adapun peningkatan perolehan dapat dilakukan pada kemampuan teknik analisis data disesuaikan dengan datanya. Pada umumnya data yang berbentuk kuantitatif dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan data


(35)

22

kuantitatif dari kondisi awal, siklus I, siklus II, dan siklus III, dengan rumus sebagai berikut :

NA = Skor yang diperoleh X 100 % Total skor yang seharusnya

3.9. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa

Data berbentuk bilangan / kuantitaif dianalisis secara deskriptif yaitu dengan membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal, yaitu dari siklus ke 1 sampai siklus ke III.

Data yang berbentuk kualitatif dianalisis secara kualitatif berdasarkan hasil observasi/ pengamatan dan refleksi dari kondisi awal yaitu siklus ke I sampai siklus ke III.

3.10. Indikator keberhasilan

Dalam penelitian ini di katakan berhasil apabila 75% anak sudah mampu mengenal lambang bilangan dalam semua aspek yang meliputi :

1) Mampu menyebutkan lambang bilangan. 2) Mampu menunjukan lambang bilangan. 3) Mampu membedakan lambang bilangan. 4) Mampu mengurutkan lambang bilangan.


(36)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan melalui permainan petak umpet dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas pembelajaran pada setiap siklusnya dan berdampak pada peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan yang semula pada siklus I hanya 36,67 persen meningkat menjadi 48,33 persen pada siklus II dan 79,99 persen pada siklus III .

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Guru hendaknya lebih meningkatkan penggunaan permainan dalam upaya dalam mengenal lambang bilangan.

2) Permainan petak umpet bisa dijadikan salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Achroni, Keen. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui

Permainan Tradisional. Jogjakarta : Javalitera.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Beaty. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenadamedia Grup.

Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Pemerintah No.58. Standar

Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas.

Dimayati, Jhoni. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya

Pada Pendidikan Anak usia Dini ( PAUD ). Jakarta : Kencana.

Lestari. 2011. Konsep Matematika Untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Tut Wuri Handayani.

Masitoh. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka. Mudjito. 2007. Bidang Perkebangan Kognitif. Jakarta: Tut Wuri Handayani Santoso, Soegeng. 2007. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta : Universitas Terbuka.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.


(1)

3.3. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014 – 2015.

3.4. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelompok B TK.EL-Da’is Kids kecamatan kemiling, yang berjumlah 12 anak yang terdiri dari 6 (enam) anak laki – laki dan 6 (enam) anak perempuan.

3.5. Model PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Sumber Arikonto, ( 2006 :16)

Gambar Model PTK (Penelitian Tindakan Kelas) PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN


(2)

20

3.6. Tahapan Penelitian Tindakan kelas 1. Tahap Perencanaan

Adapun tahap perencanaan tidakan sebagai berikut yaitu : a. Merancang jadwal penelitian

b. Merencankan TPP dan indikator yang akan dicapai c. Merencanakan tema yang akan di bahas

d. Merancang media yang akan digunakan e. Merancang skenario pembelajaran

f. Menyusun instrumen penelitian baik untuk guru dan siswa.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran dilakukan berdasarkan pada rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan.

3. Pengamatan dan pengumpulan data

Pengamatan dan pengumpulan data ini di lakukan oleh mitra dengan menggunakan intrumen penilaian.

4.Refleksi

Pada tahap refleksi guru bersama mitra untuk mengobservasi jika indikator keberhasilan belum tercapai maka akan di perbaiki pada siklus 2 dan 3.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa alat teknik dalam pengumpulan data sebagai berikut : 3.7.1. Tes

Untuk mengumpulkan pengembangan data dalam pembelajaran kemapuan mengenal lambang bilangan dapat dilakukan dengan cara pengetesan terhadap


(3)

anak misal dengan cara tanya jawab terhadap anak itu sendiri sehingga anak merespon pertanyaan yang di berikan.

3.7.2. Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk menilai hasil belajar anak berupa keterampilan nyata atau performa. Observasi atau pengamatan merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengamati prilaku dan aktivitas anak dalam suatu waktu dalam kegiatan pembelajaran mengenal lambang bilangan. Dalam hal ini melakukan observasi ini dapat dilengkapi dengan teknik daftar ceklis.

3.8. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh untuk mengukur keberhasilan dari suatu penelitian, peneliti memberi tanda check list (v) pada kolom kriteria penilaian yang telah disediakan sebagai lembar pengamatan. Lembar daftar cek evaluasi dan hasil observasi penilaian proses atau produk dalam suatu penilaian digunakan untuk menghitung peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia dini. Pengamatan terhadap anak pada lembar penilaian dibagi menjadi empat kriteria penilaian diantaranya: (Dimayati,2013:106 )

1) Belum berkembang (BB) 2) Mulai berkembang (MB)

3) Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 4) Berkembang Sangat Baik (BSB)

Adapun peningkatan perolehan dapat dilakukan pada kemampuan teknik analisis data disesuaikan dengan datanya. Pada umumnya data yang berbentuk kuantitatif dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan data


(4)

22

kuantitatif dari kondisi awal, siklus I, siklus II, dan siklus III, dengan rumus sebagai berikut :

NA = Skor yang diperoleh X 100 % Total skor yang seharusnya

3.9. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa

Data berbentuk bilangan / kuantitaif dianalisis secara deskriptif yaitu dengan membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal, yaitu dari siklus ke 1 sampai siklus ke III.

Data yang berbentuk kualitatif dianalisis secara kualitatif berdasarkan hasil observasi/ pengamatan dan refleksi dari kondisi awal yaitu siklus ke I sampai siklus ke III.

3.10. Indikator keberhasilan

Dalam penelitian ini di katakan berhasil apabila 75% anak sudah mampu mengenal lambang bilangan dalam semua aspek yang meliputi :

1) Mampu menyebutkan lambang bilangan. 2) Mampu menunjukan lambang bilangan. 3) Mampu membedakan lambang bilangan. 4) Mampu mengurutkan lambang bilangan.


(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan melalui permainan petak umpet dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas pembelajaran pada setiap siklusnya dan berdampak pada peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan yang semula pada siklus I hanya 36,67 persen meningkat menjadi 48,33 persen pada siklus II dan 79,99 persen pada siklus III .

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Guru hendaknya lebih meningkatkan penggunaan permainan dalam upaya dalam mengenal lambang bilangan.

2) Permainan petak umpet bisa dijadikan salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Achroni, Keen. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan Tradisional. Jogjakarta : Javalitera.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Beaty. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenadamedia Grup.

Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Pemerintah No.58. Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas.

Dimayati, Jhoni. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak usia Dini ( PAUD ). Jakarta : Kencana.

Lestari. 2011. Konsep Matematika Untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Tut Wuri Handayani.

Masitoh. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka. Mudjito. 2007. Bidang Perkebangan Kognitif. Jakarta: Tut Wuri Handayani Santoso, Soegeng. 2007. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta : Universitas Terbuka.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK USIA DINI DI TK B DARMA BANGSA BANDAR LAMPUNG

3 34 50

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN BIJI PADA ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK AL-AZHAR 2 WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

4 44 46

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG HURUF MELALUI PERMAINAN POHON HURUF DI PAUD TERATAI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016

0 29 50

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DI PAUD TERATAI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016

1 9 59

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN KELERENG PADA PAUD HARAPAN BUNDA KECAMAT SUKABUMI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016

0 14 64

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF

2 12 69

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Permainan Balok Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi Bentak Sidoharjo Sragen Tahun 2013/2014.

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN DENGAN BERMAIN KARTU BILANGAN PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Dengan Bermain Kartu Bilangan Pada Anak Kelompok B1 TKIT Al-Uswah Delanggu, Klaten Tahun Pelajaran 2012

0 1 12

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN MEDIA KARTU ANGKA PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK.

0 1 59

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DETEKTIF PADA ANAK USIA KELOMPOK A DI TK ABA CANDI PURWOBINANGUN PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA.

0 5 172