HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK Hubungan Antara Harga Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa.
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN
PROKRASTINASI AKADEMIK
PADA MAHASISWA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar
derajat sarjana S-1 Psikologi
Disusun oleh :
ERMA
F. 100 040 117
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN
PROKRASTINASI AKADEMIK
PADA MAHASISWA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh:
ERMA
F. 100 040 117
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PROKRASTINAS
AKADEMIK PADA MAHASISWA
Diajukan oleh:
ERMA
F.100.040.117
Talah disetujui oleh:
iii
AI
IS'nl'lsd's'ouorvlna
o.Qesng
t3o1o4rs4
ep€{urns quflp
w
_@
w
1ere.(s
Isd'tr4l'8un[ur1ro11 rrs nusl1\
118urdruupue4 r[nEue4
unz(n
l
1n1o"rqez.etr
Surdruepue4 rin8ue4
19.uurul1uq.sr(
€tu€ln rln8ue4
r{nuorrreu r{BIe} ue>le}e,(urp uep
: 1e33uei epe4
r[n8ue4 uu,/i\eq uedep rp u€{u€qepadlp qEIeJ
l,II'0r0'00I'c
wm
:qelo uery{bp Suea
Y,&\SISYHYW Y(IYd XUAI g(\tXV
SYNITSYUXOUd NYCNItr(I IUI(I YCUYH YUYINV NYCNNflNH
ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN
PROKRASTINASI AKADEMIK
PADA MAHASISWA
Salah satu permasalahan yang sering dilakukan mahasiswa dalam
perkuliahan berkaitan dengan pengelolaan waktu atau disiplin waktu.
Prokrastinasi merupakan istilah dalam literatur ilmiah psikologi yang
menunjukkan pada perilaku ketidakdisiplinan terhadap
waktu. Indikasi
terdapatnya prokrastinasi pada mahasiswa adalah lamanya selalu menunda-nunda
mengerjakan tugas-tugas akademik yang harus diselesaikan. Banyak faktor yang
mempengaruhi prokrastinasi akademik, salah satunya yaitu harga diri. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Hubungan antara harga diri dengan
prokrastinasi akademik; 2) Sumbangan atau peranan harga diri terhadap
prokrastinasi akademik.; 3) Tingkat atau kondisi harga diri subjek penelitian dan
4) Tingkat atau kondisi prokrastinasi akademik.
subjek penelitian adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi UMS tahun
akademik 2007-2008-2009 berjumlah 90 orang, pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling.Metode pengumpulan data
menggunakan skala harga diri dan skala prokrastinasi akademik. Metode analisis
data menggunakan teknik korelasi product moment.
Hasil analisis product moment diperoleh nilai r = -0,528; p = 0,000
(p < 0,01). Artinaya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara harga diri
dengan prokrastinasi akademik. Semakin tinggi harga diri maka semakin rendah
prokrastinasi akademik, sebaliknya semakin rendah harga diri maka semakin
tinggi prokrastinasi akademik. Nilai koefisien determinan (r2) sebesar 0,279. Hal
ini berarti sumbangan harga diri terhadap prokrastinasi akademik sebesar 27,9%,
maka masih terdapat 72,1% faktor-faktor lain yang mempengaruhi prokrastinasi
akademik selain variabel harga diri misalnya kelelahan dan kondisi psikologis,
ketidaksenangan terhadap tugas, manajemen waktu, gaya pengasuhan orang tua
dan faktor lingkungan yang lunak atau longgar pengawasannya. Berdasarkan
kategorisasi diketahui harga diri pada subjek penelitian tergolong sedang
ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) = 94,567 dan rerata hipotetik (RH) = 92,5.
Prokrastinasi akademik pada subjek penelitian tergolong sedang, ditunjukkan oleh
rerata empirik (RE) = 106,933 dan rerata hipotetik (RH) = 112,5.
Kata kunci: harga diri, prokrastinasi akademik.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
belajar
dan
membuat
pengerjaan
mahasiswa
tugas
cenderung
Memasuki perguruan tinggi setelah
menggunakan pendekatan surface
lulus
dalam belajar, yaitu hanya menghafal
dari
sekolah
menengah,
merupakan salah satu perubahan
materi
yang dialami oleh individu dalam
memahaminya.
masa emerging adulthood. Selain
kemampuan untuk menentukan cara
perbedaan
dan waktu belajar atau mengerjakan
karakteristik
belajar,
tanpa
benar-benar
Kekurangannya
individu juga harus menyesuaikan
tugas
secara
mandiri
juga
diri terhadap karakteristik perguruan
menyebabkan
mahasiswa
sering
tinggi lainnya, seperti mahasiswa
menunda-nunda
belajar
atau
lain yang berasal dari beraneka
mengerjakan tugasnya hingga saat
ragam latar belakang lingkungan,
terakhir(Sukadji,2000).
Lay(dalamLee,2006)
budaya kemahasiswaan yang berbeda
dari budaya masyarakat umum, serta
mendefinisikan
para staf pengajar yang menjadi role
kecenderungan untuk menunda hal-hal
model baru (Papalia dkk,2007).
yang
Kenyataan yang ada untuk
menyelesaikan studi tidak mudah,
kesulitan
menyesuaikan
mahasiswa
diri
perubahan-perubahan
menyebabkan
dalam
terhadap
ini
banyak
seharusnya
mencapai
tujuan
sebagai
dilakukan
untuk
tertentu,
lebih
spesifiknya lagi, prokrastinasi akademik
adalah
perilaku
menunda-nunda
mengerjakan atau menyelesaikan tugas
akademik(Ferrari
dkk
dalam
dapat
Nugrasanti,2006). Dan biasanya tugas
masalah,
baru mulai dikerjakan pada saat-saat
bahkan kegagalan dalam kehidupan
terakhir
akademiknya.
2003).
Menurut
prokrastinasi
Rahardi
(dalam Yulistia,2003), mahasiswa
pengumpulan
Ferrari
tugas(Wolters,
(1995)
pada umumnya belajar menggunakan
banyak
pendekatan deep, yaitu usaha untuk
individu melakukan prokrastinasi.
benar-benar memahami materi secara
Faktor
mendalam. Namun adanya persepsi
eksternal
akan
eksternal adalah lingkungan yang
keterbatasan
waktu
dalam
faktor
tersebut
dan
yang
berpendapat
mendasari
adalah
faktor
internal.
Faktor
berada diluar individu. Lingkungan
1. Mengetahui hubungan antara
di luar individu tersebut meliputi
harga
kondisi
prokrastinasi akademik.
lingkungan
yang
diri
dengan
mendasarkan pada hasil akhir dan
2. Mengetahui sumbangan atau
lingkungan yang laten. Sedangkan
peranan harga diri terhadap
faktor internal meliputi kondisi fisik
prokrastinasi akademik.
dapat digambarkan sebagai riwayat
kesehatan
yang
penyakit
yang
dimiliki
pernah
atau
dialami.
3. Mengetahui
tingkat
kondisi harga diri
atau
subjek
penelitian.
Sedangkan yang dimaksud kondisi
Mengetahui tingkat atau kondisi
psikologis
prokrastinasi
individu
mencakup
wilayah aspek kepribadian yang
dimiliki seseorang.
Santrock
evaluasi
harga
individu
2010)
1. Bagi Mahasiswa.
adalah
Hasil
terhadap
dirinya
diharapkan
Individu yang memiliki harga diri positif
akan menerima dirinya sendiri dan
menghargai dirinya sebagaimana adanya
serta tidak cepat-cepat menyalahkan
atas
penelitian
diri
sendiri secara positif atau negatif.
dirinya
subjek
C. Manfaat Penelitian
(Desmita,
mengemukakan
akademik
kekurangan
dan
dari
penelitian
ini
dapat
menjadi
masukan
sebagai
wacana
pemikiran
yang
berkaitan
dengan harga diri
prokrastinasi
dengan
akademik,
sehingga mahasiswa dapat
ketidaksempurnaan dirinya. Sebaliknya,
memahami bagaimana cara
individu yang memiliki harga diri
yang tepat untuk menyikapi
negatif merasa dirinya tidak berguna,
setiap
tidak berharga dan selalu menyalahkan
tanggung jawabnya sebagai
dirinya atas ketidaksempurnaan dirinya.
insan
tugas
akademis
maupun
sehingga
B. Tujuan Penelitian
dapat
Penelitian ini dilakukan dengan
bahkan mencegah melakukan
tujuan :
mengurangi
prokrastinasi akademik.
atau
2. Pihak pimpinan universitas.
Hasil
dari
ini
Menurut Silver, prokrastinator tidak
dapat
bermaksud untuk menghindari tugas
sumbangan
yang dihadapi tetapi hanya menunda
penelitian
diharapkan
memberikan
informasi menggenai harga
diri
dengan prokrastinasi
akademik sehingga pimpinan
universitas dapat mengambil
untuk
mengerjakannya.
menyebabkan
ia
Prokrastinasi
gagal
dalam
menyelesaikan tugas tepat waktu. Selain
itu, perilaku prokrastinasi juga dapat
dikatakan sebagai keengganan untuk
kebijakan-kebijakan
mengerjakan
akademis yang tepat sebagai
menyenangkan.
upaya
2. Jenis-jenis prokrastinasi akademik
mencegah
prokrastinasi akademik pada
Bagi
tugas
yang
tidak
pada mahasiswa.
Ferrari (1995) membagi prokrastinasi
mahasiswa.
peneliti
selanjutnya.
menjadi
dua
functional
yaitu
Hasil penelitian ini dapat
procrastination
dijadikan sebagai acuan dan
fungsional)
sumber
informasi
procrastination (prokrastinasi tidak
refrensi
dalam
serta
(prokrastinasi
dysfunctional
dan
Functional
penelitian
fungsional).
khususnya
procrastination adalah penundaan
berkaitan dengan harga diri
mengerjakan tugas yang bertujuan
dan prokastinasi akademik
untuk memperoleh informasi yang
pada mahasiswa.
lengkap dan akurat. Dysfunctional
LANDASAN TEORI
procrastination adalah penundaan
psikologi
II.
disebut dengan istilah procrastinator.
A. Prokrastinasi Akademik
mengerjakan
tugas
Pengertian prokrastinasi akademik
bertujuan,
Ferrari
menimbulkan masalah.
dkk
(1995),
mendefinisikan
prokrastinasi sebagai penundaan yang
disengaja,
biasanya
disertai
berakibat
Ferrari
dengan
bahwa
tidak
penundaan,
Para
pelaku
prokrastinasi menurut Burka dan Yuen,
tidak
buruk
dan
3. Ciri-ciri prokrastinasi akademik.
melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan.
yang
sebagai
(1995)
mengatakan
suatu
perilaku
prokrastinasi
akademik
dapat termanifestasikan dalam indikator
tertentu yang dapat diukur dan diamati
melakukan
ciri-ciri tertentu berupa:
menjadi ciri yang utama dalam
1. Penundaan untuk memulai maupun
prokrastinasi akademik.
menyelesaikan kerja pada tugas
yang
dihadapi.
Seseorang
yang
suatu
tugas
dapat
3. Kesenjangan waktu antara rencana
dan
kinerja
aktual.
Seorang
melakukan prokrastinasi tahu bahwa
prokrastinator mempunyai kesulitan
tugas yang dihadapinya harus segera
untuk melakukan sesuatu sesuai
diselesaikan
dengan batas waktu yang telah
dan
berguna
bagi
dirinya, akan tetapi dia menunda-
ditentukan
nunda untuk mulai mengerjakannya
prokrastinator
sering
mengalami
atau
keterlambatan
dalam
memenuhi
menunda-nunda
untuk
sebelumnya.
Seorang
menyelesaikan sampai tuntas jika
deadline yang telah ditentukan, baik
dia
oleh orang lain maupun rencana-
sudah
mulai
mengerjakan
rencana yang telah dia tentukan
sebelumnya.
2. Keterlambatan dalam mengerjakan
tugas.
Orang
yang
melakukan
sendiri. Seseorang mungkin telah
merencanakan
untuk
mulai
waktu
mengerjakan tugas pada waktu yang
yang lebih lama daripada waktu
telah ia tentukan sendiri. Seseorang
yang dibutuhkan pada umumnya
mungkin telah merencanakan untuk
dalam mengerjakan suatu tugas.
mulai
Seorang
waktu yang telah ia tentukan sendiri,
prokrastinasi
memerlukan
prokrastinator
mengerjakan
tugas
pada
yang
akan tetapi ketika saatnya tiba dia
dimilikinya untuk mempersiapkan
tidak juga melakukannya sesuai
diri
dengan apa yang telah direncanakan,
menghabiskan
waktu
secara
berlebihan,
maupun
menyebabkan
hal-hal
yang
dibutuhkan
dalam
penyelesaian
keterlambatan maupun kegagalan
suatu tugas, tanpa memperhitungkan
untuk menyelesaikan tugas secara
keterbatasan
memadai.
waktu
tidak
sehingga
melakukan
yang
dimilikinya.
Kadang-kadang
4. Melakukan aktivitas lain yang lebih
tindakan
mengakibatkan
menyenangkan daripada melakukan
tersebut
seseorang
menyelesaikan
tidak
tugasnya
berhasil
secara
tugas
Seorang
yang
harus
dikerjakan.
prokrastinator
dengan
memadai. Kelambanan, dalam arti
sengaja tidak segera melakukan
lambannya kerja seseorang dalam
tugasnya, akan tetapi menggunakan
waktu
yang
melakukan
dia
miliki
untuk
lain
yang
aktivitas
dipandang lebih menyenangkan dan
mendatangkan
hiburan,
seperti
membaca (koran, majalah, atau buku
2. Karakteristik harga diri.
Coopersmit membagi tingkat self esteem
individu
menjadi
masing-masing
3
golongan
tingkatan
dan
memiliki
karakteristiknya yaitu:
cerita lainnya), nonton, ngobrol,
jalan, mendengarkan musik, dan
sebagainya, sehingga menyita waktu
Individu dengan self esteem tinggi dan
karakteristiknya adalah:
yang dia miliki untuk mengerjakan
Aktif dan dapat mengekspresikan diri
tugas yang harus diselesaikannya.
dengan baik
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
prokrastinasi akademik
Menurut
dalam
bidang
akademik,
terlebih dalam mengadakan hubungan
Solomon
dan
Rothblum(1994) faktor-faktor yang
mempengaruhi
Berhasil
sosial.
Dapat menerima kritikan dengan baik.
prokrastinasi
akademik, terdiri dari faktor internal
Percaya
pada
persepsi
dan
reaksi
dirinya.
dan faktor eksternal.
Tidak terpaku pada diri sendiri atau
A. Harga Diri
hanya memikirkan kesulitan sendiri.
1. Pengertian harga diri
Harga diri dalam berkembang dan
Keyakinan dirinya tidak didasarkan atas
terbentuk berdasarkan alasan yang
fantasi, karena mempunyai kemampuan,
realistis
kecakapan dan kualitas diri yang tinggi.
dari interaksi individu
dalam lingkungan dan atas sejumlah
Tidak terpengaruh pada penelitian orang
penghargaan orang lain terhadap
lain tentang kepribadiannya baik itu
dirinya. Semakin tinggi harga diri
yang positif maupun negatif.
maka semakin mudah ia dalam
Tidak mudah menyesuaikan diri dengan
beradaptasi
lingkungan yang jelas.
dengan
lingkungan
sekitarnya. Bradshaw (Rice, 1998)
Lebih banyak menghasilkan
mengatakan bahwa harga diri adalah
yang berhubungan dengan kesukaan
jaringan pengalaman seseorang dan
sehingga tercipta tingkat kecemasan
akan
yang rendah dan memiliki pertahanan
menimbulkan
positif atau negatif.
konsep
diri
yang seimbang.
suasaan
Individu dengan self esteem sedang dan
karakteristiknya adalah:
Karaktersistik
individu
Mudah mengaku kesalahan.
Berdasarkan karakteristik tersebut, maka
dengan
self
disimpulkan bahwa tingkat self esteem
esteem sedang hampir sama dengan
seseorang akan berpengaruh pada pola
individu yang memiliki self esteem
perilakunya
tinggi, terutama dalam kualitas, perilaku
maupun dalam berhubungan dengan
dan sikap. Namun terkadang individu
orang lain.
dengan self esteem sedang merasa
kurang yakin dalam menilai dirinya
baik
terhadap
3. Faktor-faktor
dirinya
yang
mempengaruhi harga diri.
sehingga membutuhkan dukungan yang
kuat dan penerimaan dari lingkungan.
Selain itu, individu dengan self esteem
sedang cenderung memandang dirinya
Menurut
Koentjoro
(1989)
menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan harga diri
antara lain :
lebih baik dari kebanyakan orang.
a. Lingkungan keluarga; lingkungan
Individu dengan self esteen rendah dan
karakteristiknyan:
keluarga
merupakan
bersosialisasi
tempat
pertama
bagi
Memiliki perasaan inferior.
seseorang. Hal ini berkaitan dengan
Takut gagal dalam membina hubungan
sikap orang tua yang merupakan
sosial.
faktor yang mempengaruhi harga
diri.
Terlihat sebagai orang yang putus asa
dan depresi.
Merasa
diasingkan
dan
tidak
diperhatikan.
Kurang dapat mengekspresikan diri.
Perlakuan
adil,
pemberian
kesepakatan
untuk
aktif
pendidikan
yang
demokratis
didapatkan
pada
dan
individu
yang
memiliki harga diri yang tinggi.
b. Lingkungan sosial ; lingkungan
sekitar individu yang berinteraksi
Sangat bergantung pada lingkungan.
mempunyai
pengaruh
bagi
Tidak konsisten.
pembentukan harga diri individu.
Secara pasif akan mengikuti apa yang
Pembentukan harga diri individu
ada di lingkungan.
dimulai
Menggunakan banyak taktik defence
mechanisme.
sejak
individu
mulai
menyadari bahwa dirinya berharga
sebagai
individu,
lingkungannya,
dengan
penerimaan,
penghargaan serta perlakuan orang
a. Power (kekuatan), yaitu kemampuan
lainterhadap
tersebut,
untuk bisa mengatur dan mengontrol
dengan kata lain pembentukan harga
tingkah laku orang lain. Ditandai dengan
diri ditentukan oleh lingkungan
kemampuan
sosial.
Mengatur
individu
sebagai
dan
berikut.
mengontrol
(1)
perilaku
;
orang lain; (2) Pengakuan dan rasa
peneriamaan diri akan mengerahkan
hormat dari orang lain; (3) Mengontrol
individu
perilaku diri sendiri.
c. Faktor-faktor
psikologis
tersebut
ke
pemikiran
Significance
tentang dirinya yang lebih kuat dan
b.
mendalam dan pembentukan harga
adanya kepedulian, perhatian dan afeksi
diri
akan
yang diterima dari orang lain. Ditandai
menentukan arah dirinya saat mulai
dengan kemampuan sebagai berikut. (1)
memasuki
bermasyarakat
Penerimaan diri (2) Penerimaan dari
sebagai anggota masyarakat yang
orang tua (keluarga); (3) Penerimaan
sudah dewasa.
dari teman; (4) Popularitas diri;
sehingga
individu
hidup
(Keberartian),
yaitu
d. Jenis kelamin ; perbedaan jenis
c. Virtue (Kebajikan), yaitu ketaatan
kelamin mengakibatkan terjadinya
atau mengikuti standar moral dan etika.
perbedaan dalam pola berpikir, cara
Ditandai dengan kemampuan sebagai
berpikir, dan bertindak antara laki-
berikut. (1) Taat kepada etika moral; (2)
laki dan perempuan akan berbeda.
Taat pada aturan/ prinsip agama; (3)
Keadaan ini dimungkinkan melihat
Kepedulian terhadap orang lain
cara
c.
perlakuan
orang
tua
dan
Competence
(Kompetensi),
yaitu
harapan masyarakat yang berbeda-
kemampuan untuk sukses memenuhi
beda pada kedua jenis kelamin.
tuntutan
4. Aspek-aspek harga diri.
kemampuan sebagai berikut. (1) Mampu
Aspek-aspek
harga
diri
menurut
Coopersmith (1967) meliputi: power
(kekuatan); significance (keberartian);
virtue
(kebajikan)
(kompetensi).
dan
Secara
competence
lebih
rinci,
kemampuan tersebut diuraikan sebagai
berikut.
prestasi.
melaksanakan
Ditandai
tugas/
dengan
tanggungjawab
dengan baik (2) Mampu menghadapi
situasi social; (3) Mampu berprestasi
dengan baik; (4) Mampu menyelesaikan
masalahnya
sendiri;
(5)
Mampu
mengambil keputusan sendiri.
B. Hubungan antara Harga
Diri dengan Prokrastinasi
Akademik
interaksi dengan lingkungan terdekatnya
Pada Mahasiswa.
dan
dari
sejumlah
penghargaan,
banyak
penerimaan, dan perlakuan orang lain.
individu
Mahasiswa yang memiliki harga diri
melakukan prokrastinasi. Faktor tersebut
rendah cenderung melakukan tindakan
adalah faktor eksternal dan internal.
yang negatif,
Faktor eksternal adalah lingkungan yang
tugas, misalnya membuat paper atau
berada di luar individu. Lingkungan di
makalah, membuat laporan praktikum
luar individu tersebut meliputi kondisi
individu
lingkungan yang mendasarkan pada
membaca atau meriview buku, belajar
hasil akhir dan lingkungan yang laten.
untuk menghadapi ujian semester dan
Sedangkan
tugas-tugas lain yang berkaitan dengan
Ferrari
(1995)
berpendapat
faktor
yang
mendasari
faktor
internal
meliputi
yaitu penundaan dalam
maupun
kelompok,
kondisi fisik dan kondisi psikologis
mata kuliah yang diajarkan dosen.
individu. Kondisi fisik mahasiswa dapat
III.
digambarkan sebagai riwayat kesehatan
tugas
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
yang dimiliki atau penyakit yang pernah
Populasi dalam penelitian ini
dialami. Sedangkan yang dimaksud
adalah mahasiswa Fakultas Psikologi
kondisi psikologis individu mencakup
Universitas Muhammadiyah Surakarta,
wilayah aspek kepribadian yang dimiliki
dengan alasan ada beberapa fenomena
seorang misalnya, motivasi, harga diri,
yang
tingkat kecemasan, self control dan
prokrastinasi akademik pada sebagian
efikasi diri.
mahasiswa fakultas psikologi UMS.
menunjukkan
terjadinya
(2006)
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 90
menyatakan harga diri merupakan salah
mahasiswa dari angkatan 2007-2009.
satu
Teknik
Penelitian
Umarianti
aspek
pengambilan
sampel
yang
dari
kepribadian
dan
suatu
landasan
yang
digunakan adalah incidental non random
meyakinkan demi keberhasilan suatu
sampling yaitu pengambilan subjek
proses belajar. Harga diri didefinisikan
secara kebetulan ditemui di sekitar
rasa menyukai dan menghargai diri
lingkungan UMS.
merupakan
sendiri dengan berdasarkan pada hal-hal
B. Metode Pengumpulan Data
yang praktis di mana perasaan ini
Alat dalam penelitian ini adalah skala
biasanya mempengaruhi proses berfikir,
prokrastinasi akademik dan skala harga
perasaan,
diri.
keinginan,
nilai,
maupun
tujuan hidupnya, yang diperoleh dari
Yani Tromol Pos 1.
C. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah cara
Psikologi
Fakultas
Universitas
seorang peneliti dalam mengelola
Muhammadiyah Surakarta Surakarta
data
sehingga
berdiri pada tahun 1983. Fakultas
mendapatkan suatu kesimpulan dari
psikoogi universitas muhammadiah
penelitiannya. Metode analisis yang
surakarta terdiri dari lima lantai dan
digunakan
ini
basment, kantin basment. Lantai satu
statistik.
Untuk
terdiri dari hall selatan, TU, ruang
digunakan
sesuai
dosen, ruang dekan, ruang sidang
penelitiannya.
skripsi dan biro skripsi. Hall tengah,
Statistik mempunyai tiga ciri pokok
BKPP, lab komputer, UKM, kantin
yaitu :
koe dan ruang foto kopi. Lantai dua
1. Statistik bekerja dengan angka
terdiri dari ruang kuliah, perpus S1,
dan dapat menunjukkan frekuensi
TU profesi, ruang dosen profesi, lab
serta nilai atau angka.
praktikum. Lantai tiga terdiri dari
yang
terkumpul
dalam
penelitian
berupa
analisis
analisis
yang
dengan
rancangan
2. Statistik bersifat objektif, artinya
ruang kuliah S1 dan S2, perpus S2,
statistik sebagai suatu alat penilai
ruang fotokopi, lab komputer S2.
kenyataan, tidak dapat berbicara
Lantai empat terdiri dari kantin pasca
yang lain kecuali apa adanya.
sarjana, TU pasca sarjana. Raung
3. Statistik bersifat universal, dalam
pimpinan Pasca sarjana, ruang kuliah
arti
dapat
semua
dalam
pasca sarjana, dan kamar mandi.
penyelidikan
Lantai lima terdapat raung seminar.
digunakan
bidang
Pada saat penelitian ini diadakan
(Hadi, 2000).
Metode analisis statistik yang
digunakan
adalah
korelasi
product
moment
IV.
dipimpin
selaku
oleh
dekan.
penelitian
LAPORAN PENELITIAN
ini
Susatyo
Yuwono
Sampel
adalah
pada
mahasiwa
psikologi tahun akademik 2007,
A. Persiapan penelitian.
2008 dan 2009. Jumlah sampel yang
1. Orientasi Kancah
diambil dari angkatan 2007 terdapat
Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang beralamat di Jalan A.
26subjek, terdiri dari 13subjek lakilaki
dan
13subjek
perempuan.
Angkatan 2008 terdapat 42subjek,
Perhitungan
terdiri dari 17subjek laki-laki dan
Reliabilitas.
25subjek perempuan. Dan angkatan
I.
Validitas
dan
Skala harga diri
2009 terdapat 23subjek, terdiri dari
Perhitungan validitas skala motivasi
10subjek laki-laki dan 13perempuan.
berprestasi yang diperoleh, yaitu
pada taraf signifikansi 5% terdapat
37 aitem yang valid dan 3 aitem yang
2. Pelaksanaan Try Out.
Uji coba alat ukur dilaksanakan pada
dinyatakan gugur yaitu aitem nomor
tanggal 10 Juli 2012. Populasi dalam
7, 21, dan 40 aitem yang diujikan,
penelitian ini adalah Mahasiswa
dengan rtt=0, =947. Aitem yang valid
Fakultas
mempunyai
Psikologi
UMS
akademik 2007-2008-2009.
pengambilam
sampel
tahun
Teknik
secara
0,920 dengan p
subjek
skala,
0,05), dan variabel prokrastinasi
semuanya terkumpul kembali dan
akademik diperoleh nilai kai kuadrat
memenuhi syarat untuk diskor dan
= 8,320; p = 0,502 (p > 0,05) berarti
dianalisis.
kedua variabel memenuhi sebaran
yang
dipergunakan
dibagikan
Data
inilah
untuk
yang
menghitung
data normal.
validitas dan reliabilitas alat ukur
2. Uji linearitas
tersebut.
Uji linieritas hubungan bertujuan untuk
3. Pelaksanaan Skoring
mengetahui linieritas hubungan antara
Setelah data terkumpul maka
langkah
selanjutnya
adalah
melakukan skoring untuk keperluan
analisis data. Skor aitem berkisar dari
1 sampai 4.
variabel bebas dan variabel tergantung.
Variabel harga diri dengan variabel
prokrastinasi
akademik
mempunyai
korelasi linier ditunjukkan nilai Fbeda
sebesar 0,291; p= 0,598(p > 0,05).
II.
Analisis Data
1. Uji hipotesis
Berdasarkan
hasil
perhitungan
diperoleh nilai koefisien korelasi r =
-0,528, p = 0,000 (p < 0,01). Hasil
ini
menunjukkan
ada
diri
dengan
prokrastinasi
akademik. Artinya semakin tinggi
harga diri maka semakin rendah
prokrastinasi akademik, sebaliknya
semakin rendah harga diri maka
semakin
tinggi
pengawasannya.
3. Kategorisasi.
hubungan
negatif yang sangat signifikan antara
harga
lingkungan yang lunak atau longgar
prokrastinasi
Berdasarkan hasil analisis diketahui
harga diri pada subjek penelitian
tergolong sedang ditunjukkan oleh
rerata empirik (RE) = 94,567 dan
rerata
hipotetik
(RH)
=
92,5.
Prokrastinasi akademik pada subjek
penelitian
tergolong
sedang,
ditunjukkan oleh rerata empirik (RE)
akademik.
= 106,933 dan rerata hipotetik (RH)
2. Sumbangan efektif
= 112,5.
Sumbangan efektif atau koefisien
III.
Pembahasan
menunjukkan seberapa besar peran
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
atau prosentase pengaruh variabel
nilai koefisien korelasi r = -0,528, p =
bebas terhadap variabel tergantung.
0,000 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan
(r2)
ada hubungan negatif yang sangat
Hasil
koefisien
sebesar
0,279.
sumbangan
determinan
Hal
harga
prokrastinasi
ini
berarti
diri
terhadap
akademik
sebesar
27,9%, maka masih terdapat 72,1%
faktor-faktor
lain
mempengaruhi
yang
prokrastinasi
akademik selain variabel harga diri
misalnya
kelelahan
dan
kondisi
psikologis, ketidaksenangan terhadap
tugas,
manajemen
waktu,
gaya
pengasuhan orang tua dan faktor
signifikan antara harga diri dengan
prokrastinasi
akademik.
Artinya
semakin tinggi harga diri maka semakin
rendah
prokrastinasi
akademik,
sebaliknya semakin rendah harga diri
maka
semakin
tinggi
prokrastinasi
akademik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
hipotesis yang telah penulis ajukan
sebelumnya yaitu “ ada hubungan
negatif antara harga diri dengan
prokrastinasi
akademik.
Semakin
tinggi harga diri maka semakin
rendah
prokrastinasi
akademik,
dirinya.
Sebaliknya,
individu
yang
sebaliknya semakin rendah harga diri
memiliki harga diri negatif merasa
maka semakin tinggi prokrastinasi
dirinya tidak berguna, tidak berharga
akademi.
dan selalu menyalahkan dirinya atas
ketidaksempurnaan
Ferrari
(1995)
berpendapat
banyak faktor yang mendasari individu
melakukan prokrastinasi. Faktor tersebut
adalah faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal adalah lingkungan yang
berada di luar individu. Lingkungan di
luar individu tersebut meliputi kondisi
lingkungan yang mendasarkan pada
hasil akhir dan lingkungan yang laten.
Sedangkan
faktor
internal
meliputi
kondisi fisik dan kondisi psikologis
individu. Kondisi fisik mahasiswa dapat
digambarkan sebagai riwayat kesehatan
yang dimiliki atau penyakit yang pernah
dialami. Sedangkan yang dimaksud
kondisi psikologis individu mencakup
cenderung tidak percaya diri melakukan
setiap tugas dan tidak yakin dengan ideide
tingkat kecemasan, self control dan
efikasi diri.
(Desmita,
mengemukakan
sendiri
harga
individu
seara
2010)
diri
adalah
terhadap
dirinya
positif
atau
negatif.
Individu yang memiliki harga diri positif
akan menerima dan menghargai dirinya
sebagaimana adanya serta tidak cepatcepat
menyalahkan
kekurangan
dimilikinya.
Menurut
harga diri
yang tinggi cenderung
memiliki karakteristik kepribadian yang
dapat
mengarahkannya
pada
kemandirian sosial dan kreativitas yang
tinggi. Individu yang memiliki harga diri
tinggi cenderung lebih mampu dalam
mengatasi
kesulitan-kesulitan
yang
dihadapainya, mampu mencapai tujuantujuan pribadi secara realistik dan aktif,
dengan kata lain mereka lebih efektif
dan efisien dalam menghadapi tantangan
kehidupan lebih lanjut.
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Rola (Surya, 2003) menunjukkan
bahwa harga diri mempunyai pengaruh
positif terhadap motivasi berprestasi
Santrock
evaluasi
yang
Coopersmith (1986) individu dengan
wilayah aspek kepribadian yang dimiliki
seorang misalnya, motivasi, harga diri,
dirinya. Individu
dan
dirinya
atas
ketidaksempurnaan
pada remaja artinya semakin tinggi
harga diri yang dimiliki maka semakin
tinggi pula motivasi berprestasinya,
semakin
rendah
konsep
diri
yang
dimiliki maka semakin rendah pula
motivasi berprestasinya. Oleh karena itu
mahasiswa yang memiliki harga diri
tinggi
(positif)
diharapkan
bersikap
positif dalam sikap dan perilakunya,
individu
mampu
berharga,
melihat
dirinya
ditunjukkan oleh rerata empirik (RE)
bahwa
dirinya
= 94,567 dan rerata hipotetik (RH) =
percaya
mampu, penting, berhasil, sehingga akan
92,5.
menghindari
kategorisasi dan frekuensi diketahui
perilaku
penundaan
terhadap tugas-tugas akademik, karena
mahasiswa yang memiliki harga diri
tinggi
atau
positif
menginginkan
penilaian dan pandangan yang positif
dari orang lain, bahwa ia mampu
Berdasarkan
tingkat
dari 90 subjek, terdapat 24,4% atau
22 subjek memiliki harga diri rendah,
terdapat 45,6% atau 41 subjek
memiliki harga diri sedang dan
mencapai kesuksesan dalam setiap aspek
terdapat 30% atau 27
kehidupan terhadap dalam studi, salah
memiliki harga diri tinggi. Kondisi
satu cara yang ditempuh yaitu dengan
ini menunjukkan mayoritas subjek
tidak melakukan prokrastinasi akademik
penelitian masih memiliki harga diri
atau penundaan tugas-tugas akademik.
yang sedang, artinya aspek-aspek
Sumbangan
efektif
subjek
atau
yang ada dalam variabel harga diri,
koefisien menunjukkan seberapa besar
yaitu: power (kekuatan); significance
peran atau prosentase pengaruh variabel
bebas terhadap variabel tergantung.
Hasil koefisien determinan (r2) sebesar
0,279. Hal ini berarti sumbangan harga
diri terhadap prokrastinasi akademik
sebesar 27,9%, maka masih terdapat
(keberartian); virtue (kebajikan) dan
competence
(kompetensi)
seluruhnya
menjadi
belum
bagian
dari
karakter kepribadian subjek.
Prokrastinasi akademik pada
yang
subjek penelitian tergolong sedang,
mempengaruhi prokrastinasi akademik
ditunjukkan oleh rerata empirik (RE)
selain variabel harga diri misalnya
= 106,933 dan rerata hipotetik (RH)
kelelahan
psikologis
= 112,5. Berdasarkan perhitungan
tugas,
tingkat kategorisasi dan frekuensi
manajemen waktu, gaya pengasuhan
diketahui dari 90 subjek, terdapat
72,1%
faktor-faktor
dan
ketidaksenangan
lain
kondisi
terhadap
orang tua dan faktor lingkungan yang
lunak atau longgar pengawasannya.
Berdasarkan hasil analisis
38,9% atau 35 subjek memiliki
prokrastinasi
akademik
rendah,
terdapat 48,9% atau 44 subjek
diketahui harga diri pada subjek
memiliki
penelitian
sedang dan terdapat 12,2% atau 11
tergolong
sedang
prokrastinasi
akademik
subjek
memiliki
akademik
tinggi.
prokrastinasi
kurang bertenaga atau rasa
Hasil
malas.
ini
menunjukkan mayoritas prokrastinasi
2. Faktor exsternal faktor yang
berada
dalam
berada diluar individu yaitu
sehingga
dapat
pola asuh orang tua, kondisi
diartikan masih ada perilaku yang
lingkungan yang lorient atau
mencerminkan adanya prokrastinasi
longgar
akademik pada subjek penelitian
dilingkungan
sesuai dengan teori yang dikemuakan
cenderung
oleh Solomon dan Rothblum (1994)
melakukan
faktor
akademik,
akademik
kategori
subjek
sedang,
yang
mempengaruhi
orang
berada
yang
lebih
lunak
besar
prokrastinasi
dan
faktor
manajemen waktu juga dapat
prokrastinasi akademik yaitu:
mempengaruhi prokrastinasi
1. Faktor internal faktor yang
terdapat dalam diri individu
akademik.
yang
Hasil
mempengaruhi
penelitian
prokrastinasi, yang meliputi
menunjukkan ada hubungan yang
kondisi fisik antara lain faktor
sangat signifikan antara harga diri
kelelahan
dengan
dan
kondisi
prokrastinasi
akademik
psikologis antara lain self
namun ada beberapa keterbatasan
efficacy dan loutus of control.
penelitian yang perlu diperhatikan,
Ada
yaitu:
dua
alasan
utama
prokrastinasi
a. Generalisasi dari hasil-
akademik adalah takut gagal
hasil penelitian ini terbatas pada
(fear of failure) yang meliputi
populasi dimana penelitian dilakukan
kecemasan, perfeksionis dan
sehingga
percaya diri yang rendah dan
lingkup yang lebih luas dengan
ketidaksenangan
terhadap
karakteristik yang berbeda kiranya
tugas (aversevenees of the
perlu dilakukan penelitian ulang
task) yang meliputi tidak suka
dengan
menggunakan
atau
pada aktivitas akademik dan
menambah
variabel-variabel
lain
terjadinya
yang
penerapan
belum
pada
disertakan
ruang
dalam
penelitian
ini
ataupun
dengan
meminimalisir
menambah dan memperluas ruang
prokrastinasi
lingkup penelitian.
dan menumbuhkan harga
b. cara pengambilan sampel
tidak
efekti
atau
tidak
efisien
akademik
diri yang positif.
2. Bagi
Universitas,
sehingga membutuhkan waktu yang
khususnya pimpinan, staf
lama penyebaran skalanya
dosen
IV.
KESIMPULAN
DAN
SARAN.
Berdasarkan
hasil
analisis
data
pengajar
karyawan universitas:
Diharapkan
memberi
motivasi
memberi
dan
penelitian, maka diambil kesimpulan
bimbingan
sebagai
mahasiswa
berikut:
ada
hubungan
dan
kepada
agar
dapat
negatif yang sangat signifikan antara
menumbuhkan
harga
kepercayaan diri sehingga
diri
dengan
prokrastinasi
akademik. Artinya semakin tinggi
mahasiswa
harga diri maka semakin rendah
berprestasi.
prokrastinasi akademik, sebaliknya
dapat
3. Bagi peneliti selanjutnya:
rendah harga diri maka semakin
Diharapkan
tinggi prokrastinasi akademik.
meningkatkan
kualitas
penelitian
dengan
Berpijak pada hasil penelitian
dapat
yang diperoleh maka ada beberapa
menyempurnakan metode
saran
pengumpulan
yang
ingin
dikemukakan
adalah sebagai berikut:
untuk
1. Bagi Subyek Penelitian:
mengatasi
kelemahan metode skala
Diharapkan subyek dapat
yang
memperbaiki konsep diri,
mengungkap
manajemen
mendalam
waktu
dan
datanya
kurang
dapat
secara
atau
bahasa
cara belajar yang tepat
yang terlalu susah untuk
agar
mendapatkan
dipahami dan oleh karena
pencapaian akademik yg
itu peneliti selanjutnya
baik,sehingga
melengkapi dengan teknik
pengumpulan data yang
lain,
misalnya
teknik
wawancara dan observasi.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas. 2007. “hubungan antara
konsep diri akademik dengan
prokrastinasi akademik”. Skripsi
sarjana S1. Jakarta : fakultas.
Psi. UI, 2007
Coopersmith, S. 1967. The Antensendent
of Self Esteem. San Fransisco :
WH Freeaman and Company
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Cetakan kedua.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya Offset
Ferrari, J.R. 1995. Parental Authority
and The Development of
Female
Disfunctional
Procrastination. Journal of
Research in Personality. 28,
p. 87-100.
Hadi, S. 2000. Panduan Seri Program
Statistik
(SPS-2000).
Yogyakarta : Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
______. 2004. Metodologi Riset II
Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
Koentjoro, 1989. Perbedaan Harga Diri
Remaja di Daerah Miskin
Penghasil Pelacur dan Bukan
Penghasil Pelacur : Laporan
Penelitian. (tidak diterbitkan).
Yogyakarta. Fakultas Psikologi
UGM.
Kurniawatiy, Y. (). Hubungan stres
dengan
prokrastinasi
akademik pada mahasiswa
yang sedang mengerjakan
skripsi( studi pada mahasiswa
fakultas
psikologi
UIN
SUSKA
Riau)
:
skripsi.(jurnal
psikologi).
Riau. Fakultas psikologi UIN
SUSKA Riau.
Rice, F. P. 1998. The Adolescent:
Development,
Relationships,
th
and Culture (10 ed.). Boston:
Allyn and Bacon.
Solomon, L.J. & Rothblum, E.D. 1994.
Academic
Procrastination:
Frequency
and
Cognitive
Behavioral Correlates. Journal
of Counseling Psychology, 31,
503-509
Surya, N, 2003. Psikologi Konseling.
Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Umarianti, T. 2006. Hubungan antara
Harga Diri dan Prestasi Belajar
pada Remaja Mahasiswa Semester
III Akademi. Laporan Penelitian.
Akademi Kebidanan Mitra Husada
Karanganyar.
PROKRASTINASI AKADEMIK
PADA MAHASISWA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar
derajat sarjana S-1 Psikologi
Disusun oleh :
ERMA
F. 100 040 117
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN
PROKRASTINASI AKADEMIK
PADA MAHASISWA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh:
ERMA
F. 100 040 117
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ii
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PROKRASTINAS
AKADEMIK PADA MAHASISWA
Diajukan oleh:
ERMA
F.100.040.117
Talah disetujui oleh:
iii
AI
IS'nl'lsd's'ouorvlna
o.Qesng
t3o1o4rs4
ep€{urns quflp
w
_@
w
1ere.(s
Isd'tr4l'8un[ur1ro11 rrs nusl1\
118urdruupue4 r[nEue4
unz(n
l
1n1o"rqez.etr
Surdruepue4 rin8ue4
19.uurul1uq.sr(
€tu€ln rln8ue4
r{nuorrreu r{BIe} ue>le}e,(urp uep
: 1e33uei epe4
r[n8ue4 uu,/i\eq uedep rp u€{u€qepadlp qEIeJ
l,II'0r0'00I'c
wm
:qelo uery{bp Suea
Y,&\SISYHYW Y(IYd XUAI g(\tXV
SYNITSYUXOUd NYCNItr(I IUI(I YCUYH YUYINV NYCNNflNH
ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN
PROKRASTINASI AKADEMIK
PADA MAHASISWA
Salah satu permasalahan yang sering dilakukan mahasiswa dalam
perkuliahan berkaitan dengan pengelolaan waktu atau disiplin waktu.
Prokrastinasi merupakan istilah dalam literatur ilmiah psikologi yang
menunjukkan pada perilaku ketidakdisiplinan terhadap
waktu. Indikasi
terdapatnya prokrastinasi pada mahasiswa adalah lamanya selalu menunda-nunda
mengerjakan tugas-tugas akademik yang harus diselesaikan. Banyak faktor yang
mempengaruhi prokrastinasi akademik, salah satunya yaitu harga diri. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Hubungan antara harga diri dengan
prokrastinasi akademik; 2) Sumbangan atau peranan harga diri terhadap
prokrastinasi akademik.; 3) Tingkat atau kondisi harga diri subjek penelitian dan
4) Tingkat atau kondisi prokrastinasi akademik.
subjek penelitian adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi UMS tahun
akademik 2007-2008-2009 berjumlah 90 orang, pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling.Metode pengumpulan data
menggunakan skala harga diri dan skala prokrastinasi akademik. Metode analisis
data menggunakan teknik korelasi product moment.
Hasil analisis product moment diperoleh nilai r = -0,528; p = 0,000
(p < 0,01). Artinaya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara harga diri
dengan prokrastinasi akademik. Semakin tinggi harga diri maka semakin rendah
prokrastinasi akademik, sebaliknya semakin rendah harga diri maka semakin
tinggi prokrastinasi akademik. Nilai koefisien determinan (r2) sebesar 0,279. Hal
ini berarti sumbangan harga diri terhadap prokrastinasi akademik sebesar 27,9%,
maka masih terdapat 72,1% faktor-faktor lain yang mempengaruhi prokrastinasi
akademik selain variabel harga diri misalnya kelelahan dan kondisi psikologis,
ketidaksenangan terhadap tugas, manajemen waktu, gaya pengasuhan orang tua
dan faktor lingkungan yang lunak atau longgar pengawasannya. Berdasarkan
kategorisasi diketahui harga diri pada subjek penelitian tergolong sedang
ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) = 94,567 dan rerata hipotetik (RH) = 92,5.
Prokrastinasi akademik pada subjek penelitian tergolong sedang, ditunjukkan oleh
rerata empirik (RE) = 106,933 dan rerata hipotetik (RH) = 112,5.
Kata kunci: harga diri, prokrastinasi akademik.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
belajar
dan
membuat
pengerjaan
mahasiswa
tugas
cenderung
Memasuki perguruan tinggi setelah
menggunakan pendekatan surface
lulus
dalam belajar, yaitu hanya menghafal
dari
sekolah
menengah,
merupakan salah satu perubahan
materi
yang dialami oleh individu dalam
memahaminya.
masa emerging adulthood. Selain
kemampuan untuk menentukan cara
perbedaan
dan waktu belajar atau mengerjakan
karakteristik
belajar,
tanpa
benar-benar
Kekurangannya
individu juga harus menyesuaikan
tugas
secara
mandiri
juga
diri terhadap karakteristik perguruan
menyebabkan
mahasiswa
sering
tinggi lainnya, seperti mahasiswa
menunda-nunda
belajar
atau
lain yang berasal dari beraneka
mengerjakan tugasnya hingga saat
ragam latar belakang lingkungan,
terakhir(Sukadji,2000).
Lay(dalamLee,2006)
budaya kemahasiswaan yang berbeda
dari budaya masyarakat umum, serta
mendefinisikan
para staf pengajar yang menjadi role
kecenderungan untuk menunda hal-hal
model baru (Papalia dkk,2007).
yang
Kenyataan yang ada untuk
menyelesaikan studi tidak mudah,
kesulitan
menyesuaikan
mahasiswa
diri
perubahan-perubahan
menyebabkan
dalam
terhadap
ini
banyak
seharusnya
mencapai
tujuan
sebagai
dilakukan
untuk
tertentu,
lebih
spesifiknya lagi, prokrastinasi akademik
adalah
perilaku
menunda-nunda
mengerjakan atau menyelesaikan tugas
akademik(Ferrari
dkk
dalam
dapat
Nugrasanti,2006). Dan biasanya tugas
masalah,
baru mulai dikerjakan pada saat-saat
bahkan kegagalan dalam kehidupan
terakhir
akademiknya.
2003).
Menurut
prokrastinasi
Rahardi
(dalam Yulistia,2003), mahasiswa
pengumpulan
Ferrari
tugas(Wolters,
(1995)
pada umumnya belajar menggunakan
banyak
pendekatan deep, yaitu usaha untuk
individu melakukan prokrastinasi.
benar-benar memahami materi secara
Faktor
mendalam. Namun adanya persepsi
eksternal
akan
eksternal adalah lingkungan yang
keterbatasan
waktu
dalam
faktor
tersebut
dan
yang
berpendapat
mendasari
adalah
faktor
internal.
Faktor
berada diluar individu. Lingkungan
1. Mengetahui hubungan antara
di luar individu tersebut meliputi
harga
kondisi
prokrastinasi akademik.
lingkungan
yang
diri
dengan
mendasarkan pada hasil akhir dan
2. Mengetahui sumbangan atau
lingkungan yang laten. Sedangkan
peranan harga diri terhadap
faktor internal meliputi kondisi fisik
prokrastinasi akademik.
dapat digambarkan sebagai riwayat
kesehatan
yang
penyakit
yang
dimiliki
pernah
atau
dialami.
3. Mengetahui
tingkat
kondisi harga diri
atau
subjek
penelitian.
Sedangkan yang dimaksud kondisi
Mengetahui tingkat atau kondisi
psikologis
prokrastinasi
individu
mencakup
wilayah aspek kepribadian yang
dimiliki seseorang.
Santrock
evaluasi
harga
individu
2010)
1. Bagi Mahasiswa.
adalah
Hasil
terhadap
dirinya
diharapkan
Individu yang memiliki harga diri positif
akan menerima dirinya sendiri dan
menghargai dirinya sebagaimana adanya
serta tidak cepat-cepat menyalahkan
atas
penelitian
diri
sendiri secara positif atau negatif.
dirinya
subjek
C. Manfaat Penelitian
(Desmita,
mengemukakan
akademik
kekurangan
dan
dari
penelitian
ini
dapat
menjadi
masukan
sebagai
wacana
pemikiran
yang
berkaitan
dengan harga diri
prokrastinasi
dengan
akademik,
sehingga mahasiswa dapat
ketidaksempurnaan dirinya. Sebaliknya,
memahami bagaimana cara
individu yang memiliki harga diri
yang tepat untuk menyikapi
negatif merasa dirinya tidak berguna,
setiap
tidak berharga dan selalu menyalahkan
tanggung jawabnya sebagai
dirinya atas ketidaksempurnaan dirinya.
insan
tugas
akademis
maupun
sehingga
B. Tujuan Penelitian
dapat
Penelitian ini dilakukan dengan
bahkan mencegah melakukan
tujuan :
mengurangi
prokrastinasi akademik.
atau
2. Pihak pimpinan universitas.
Hasil
dari
ini
Menurut Silver, prokrastinator tidak
dapat
bermaksud untuk menghindari tugas
sumbangan
yang dihadapi tetapi hanya menunda
penelitian
diharapkan
memberikan
informasi menggenai harga
diri
dengan prokrastinasi
akademik sehingga pimpinan
universitas dapat mengambil
untuk
mengerjakannya.
menyebabkan
ia
Prokrastinasi
gagal
dalam
menyelesaikan tugas tepat waktu. Selain
itu, perilaku prokrastinasi juga dapat
dikatakan sebagai keengganan untuk
kebijakan-kebijakan
mengerjakan
akademis yang tepat sebagai
menyenangkan.
upaya
2. Jenis-jenis prokrastinasi akademik
mencegah
prokrastinasi akademik pada
Bagi
tugas
yang
tidak
pada mahasiswa.
Ferrari (1995) membagi prokrastinasi
mahasiswa.
peneliti
selanjutnya.
menjadi
dua
functional
yaitu
Hasil penelitian ini dapat
procrastination
dijadikan sebagai acuan dan
fungsional)
sumber
informasi
procrastination (prokrastinasi tidak
refrensi
dalam
serta
(prokrastinasi
dysfunctional
dan
Functional
penelitian
fungsional).
khususnya
procrastination adalah penundaan
berkaitan dengan harga diri
mengerjakan tugas yang bertujuan
dan prokastinasi akademik
untuk memperoleh informasi yang
pada mahasiswa.
lengkap dan akurat. Dysfunctional
LANDASAN TEORI
procrastination adalah penundaan
psikologi
II.
disebut dengan istilah procrastinator.
A. Prokrastinasi Akademik
mengerjakan
tugas
Pengertian prokrastinasi akademik
bertujuan,
Ferrari
menimbulkan masalah.
dkk
(1995),
mendefinisikan
prokrastinasi sebagai penundaan yang
disengaja,
biasanya
disertai
berakibat
Ferrari
dengan
bahwa
tidak
penundaan,
Para
pelaku
prokrastinasi menurut Burka dan Yuen,
tidak
buruk
dan
3. Ciri-ciri prokrastinasi akademik.
melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan.
yang
sebagai
(1995)
mengatakan
suatu
perilaku
prokrastinasi
akademik
dapat termanifestasikan dalam indikator
tertentu yang dapat diukur dan diamati
melakukan
ciri-ciri tertentu berupa:
menjadi ciri yang utama dalam
1. Penundaan untuk memulai maupun
prokrastinasi akademik.
menyelesaikan kerja pada tugas
yang
dihadapi.
Seseorang
yang
suatu
tugas
dapat
3. Kesenjangan waktu antara rencana
dan
kinerja
aktual.
Seorang
melakukan prokrastinasi tahu bahwa
prokrastinator mempunyai kesulitan
tugas yang dihadapinya harus segera
untuk melakukan sesuatu sesuai
diselesaikan
dengan batas waktu yang telah
dan
berguna
bagi
dirinya, akan tetapi dia menunda-
ditentukan
nunda untuk mulai mengerjakannya
prokrastinator
sering
mengalami
atau
keterlambatan
dalam
memenuhi
menunda-nunda
untuk
sebelumnya.
Seorang
menyelesaikan sampai tuntas jika
deadline yang telah ditentukan, baik
dia
oleh orang lain maupun rencana-
sudah
mulai
mengerjakan
rencana yang telah dia tentukan
sebelumnya.
2. Keterlambatan dalam mengerjakan
tugas.
Orang
yang
melakukan
sendiri. Seseorang mungkin telah
merencanakan
untuk
mulai
waktu
mengerjakan tugas pada waktu yang
yang lebih lama daripada waktu
telah ia tentukan sendiri. Seseorang
yang dibutuhkan pada umumnya
mungkin telah merencanakan untuk
dalam mengerjakan suatu tugas.
mulai
Seorang
waktu yang telah ia tentukan sendiri,
prokrastinasi
memerlukan
prokrastinator
mengerjakan
tugas
pada
yang
akan tetapi ketika saatnya tiba dia
dimilikinya untuk mempersiapkan
tidak juga melakukannya sesuai
diri
dengan apa yang telah direncanakan,
menghabiskan
waktu
secara
berlebihan,
maupun
menyebabkan
hal-hal
yang
dibutuhkan
dalam
penyelesaian
keterlambatan maupun kegagalan
suatu tugas, tanpa memperhitungkan
untuk menyelesaikan tugas secara
keterbatasan
memadai.
waktu
tidak
sehingga
melakukan
yang
dimilikinya.
Kadang-kadang
4. Melakukan aktivitas lain yang lebih
tindakan
mengakibatkan
menyenangkan daripada melakukan
tersebut
seseorang
menyelesaikan
tidak
tugasnya
berhasil
secara
tugas
Seorang
yang
harus
dikerjakan.
prokrastinator
dengan
memadai. Kelambanan, dalam arti
sengaja tidak segera melakukan
lambannya kerja seseorang dalam
tugasnya, akan tetapi menggunakan
waktu
yang
melakukan
dia
miliki
untuk
lain
yang
aktivitas
dipandang lebih menyenangkan dan
mendatangkan
hiburan,
seperti
membaca (koran, majalah, atau buku
2. Karakteristik harga diri.
Coopersmit membagi tingkat self esteem
individu
menjadi
masing-masing
3
golongan
tingkatan
dan
memiliki
karakteristiknya yaitu:
cerita lainnya), nonton, ngobrol,
jalan, mendengarkan musik, dan
sebagainya, sehingga menyita waktu
Individu dengan self esteem tinggi dan
karakteristiknya adalah:
yang dia miliki untuk mengerjakan
Aktif dan dapat mengekspresikan diri
tugas yang harus diselesaikannya.
dengan baik
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
prokrastinasi akademik
Menurut
dalam
bidang
akademik,
terlebih dalam mengadakan hubungan
Solomon
dan
Rothblum(1994) faktor-faktor yang
mempengaruhi
Berhasil
sosial.
Dapat menerima kritikan dengan baik.
prokrastinasi
akademik, terdiri dari faktor internal
Percaya
pada
persepsi
dan
reaksi
dirinya.
dan faktor eksternal.
Tidak terpaku pada diri sendiri atau
A. Harga Diri
hanya memikirkan kesulitan sendiri.
1. Pengertian harga diri
Harga diri dalam berkembang dan
Keyakinan dirinya tidak didasarkan atas
terbentuk berdasarkan alasan yang
fantasi, karena mempunyai kemampuan,
realistis
kecakapan dan kualitas diri yang tinggi.
dari interaksi individu
dalam lingkungan dan atas sejumlah
Tidak terpengaruh pada penelitian orang
penghargaan orang lain terhadap
lain tentang kepribadiannya baik itu
dirinya. Semakin tinggi harga diri
yang positif maupun negatif.
maka semakin mudah ia dalam
Tidak mudah menyesuaikan diri dengan
beradaptasi
lingkungan yang jelas.
dengan
lingkungan
sekitarnya. Bradshaw (Rice, 1998)
Lebih banyak menghasilkan
mengatakan bahwa harga diri adalah
yang berhubungan dengan kesukaan
jaringan pengalaman seseorang dan
sehingga tercipta tingkat kecemasan
akan
yang rendah dan memiliki pertahanan
menimbulkan
positif atau negatif.
konsep
diri
yang seimbang.
suasaan
Individu dengan self esteem sedang dan
karakteristiknya adalah:
Karaktersistik
individu
Mudah mengaku kesalahan.
Berdasarkan karakteristik tersebut, maka
dengan
self
disimpulkan bahwa tingkat self esteem
esteem sedang hampir sama dengan
seseorang akan berpengaruh pada pola
individu yang memiliki self esteem
perilakunya
tinggi, terutama dalam kualitas, perilaku
maupun dalam berhubungan dengan
dan sikap. Namun terkadang individu
orang lain.
dengan self esteem sedang merasa
kurang yakin dalam menilai dirinya
baik
terhadap
3. Faktor-faktor
dirinya
yang
mempengaruhi harga diri.
sehingga membutuhkan dukungan yang
kuat dan penerimaan dari lingkungan.
Selain itu, individu dengan self esteem
sedang cenderung memandang dirinya
Menurut
Koentjoro
(1989)
menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan harga diri
antara lain :
lebih baik dari kebanyakan orang.
a. Lingkungan keluarga; lingkungan
Individu dengan self esteen rendah dan
karakteristiknyan:
keluarga
merupakan
bersosialisasi
tempat
pertama
bagi
Memiliki perasaan inferior.
seseorang. Hal ini berkaitan dengan
Takut gagal dalam membina hubungan
sikap orang tua yang merupakan
sosial.
faktor yang mempengaruhi harga
diri.
Terlihat sebagai orang yang putus asa
dan depresi.
Merasa
diasingkan
dan
tidak
diperhatikan.
Kurang dapat mengekspresikan diri.
Perlakuan
adil,
pemberian
kesepakatan
untuk
aktif
pendidikan
yang
demokratis
didapatkan
pada
dan
individu
yang
memiliki harga diri yang tinggi.
b. Lingkungan sosial ; lingkungan
sekitar individu yang berinteraksi
Sangat bergantung pada lingkungan.
mempunyai
pengaruh
bagi
Tidak konsisten.
pembentukan harga diri individu.
Secara pasif akan mengikuti apa yang
Pembentukan harga diri individu
ada di lingkungan.
dimulai
Menggunakan banyak taktik defence
mechanisme.
sejak
individu
mulai
menyadari bahwa dirinya berharga
sebagai
individu,
lingkungannya,
dengan
penerimaan,
penghargaan serta perlakuan orang
a. Power (kekuatan), yaitu kemampuan
lainterhadap
tersebut,
untuk bisa mengatur dan mengontrol
dengan kata lain pembentukan harga
tingkah laku orang lain. Ditandai dengan
diri ditentukan oleh lingkungan
kemampuan
sosial.
Mengatur
individu
sebagai
dan
berikut.
mengontrol
(1)
perilaku
;
orang lain; (2) Pengakuan dan rasa
peneriamaan diri akan mengerahkan
hormat dari orang lain; (3) Mengontrol
individu
perilaku diri sendiri.
c. Faktor-faktor
psikologis
tersebut
ke
pemikiran
Significance
tentang dirinya yang lebih kuat dan
b.
mendalam dan pembentukan harga
adanya kepedulian, perhatian dan afeksi
diri
akan
yang diterima dari orang lain. Ditandai
menentukan arah dirinya saat mulai
dengan kemampuan sebagai berikut. (1)
memasuki
bermasyarakat
Penerimaan diri (2) Penerimaan dari
sebagai anggota masyarakat yang
orang tua (keluarga); (3) Penerimaan
sudah dewasa.
dari teman; (4) Popularitas diri;
sehingga
individu
hidup
(Keberartian),
yaitu
d. Jenis kelamin ; perbedaan jenis
c. Virtue (Kebajikan), yaitu ketaatan
kelamin mengakibatkan terjadinya
atau mengikuti standar moral dan etika.
perbedaan dalam pola berpikir, cara
Ditandai dengan kemampuan sebagai
berpikir, dan bertindak antara laki-
berikut. (1) Taat kepada etika moral; (2)
laki dan perempuan akan berbeda.
Taat pada aturan/ prinsip agama; (3)
Keadaan ini dimungkinkan melihat
Kepedulian terhadap orang lain
cara
c.
perlakuan
orang
tua
dan
Competence
(Kompetensi),
yaitu
harapan masyarakat yang berbeda-
kemampuan untuk sukses memenuhi
beda pada kedua jenis kelamin.
tuntutan
4. Aspek-aspek harga diri.
kemampuan sebagai berikut. (1) Mampu
Aspek-aspek
harga
diri
menurut
Coopersmith (1967) meliputi: power
(kekuatan); significance (keberartian);
virtue
(kebajikan)
(kompetensi).
dan
Secara
competence
lebih
rinci,
kemampuan tersebut diuraikan sebagai
berikut.
prestasi.
melaksanakan
Ditandai
tugas/
dengan
tanggungjawab
dengan baik (2) Mampu menghadapi
situasi social; (3) Mampu berprestasi
dengan baik; (4) Mampu menyelesaikan
masalahnya
sendiri;
(5)
Mampu
mengambil keputusan sendiri.
B. Hubungan antara Harga
Diri dengan Prokrastinasi
Akademik
interaksi dengan lingkungan terdekatnya
Pada Mahasiswa.
dan
dari
sejumlah
penghargaan,
banyak
penerimaan, dan perlakuan orang lain.
individu
Mahasiswa yang memiliki harga diri
melakukan prokrastinasi. Faktor tersebut
rendah cenderung melakukan tindakan
adalah faktor eksternal dan internal.
yang negatif,
Faktor eksternal adalah lingkungan yang
tugas, misalnya membuat paper atau
berada di luar individu. Lingkungan di
makalah, membuat laporan praktikum
luar individu tersebut meliputi kondisi
individu
lingkungan yang mendasarkan pada
membaca atau meriview buku, belajar
hasil akhir dan lingkungan yang laten.
untuk menghadapi ujian semester dan
Sedangkan
tugas-tugas lain yang berkaitan dengan
Ferrari
(1995)
berpendapat
faktor
yang
mendasari
faktor
internal
meliputi
yaitu penundaan dalam
maupun
kelompok,
kondisi fisik dan kondisi psikologis
mata kuliah yang diajarkan dosen.
individu. Kondisi fisik mahasiswa dapat
III.
digambarkan sebagai riwayat kesehatan
tugas
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
yang dimiliki atau penyakit yang pernah
Populasi dalam penelitian ini
dialami. Sedangkan yang dimaksud
adalah mahasiswa Fakultas Psikologi
kondisi psikologis individu mencakup
Universitas Muhammadiyah Surakarta,
wilayah aspek kepribadian yang dimiliki
dengan alasan ada beberapa fenomena
seorang misalnya, motivasi, harga diri,
yang
tingkat kecemasan, self control dan
prokrastinasi akademik pada sebagian
efikasi diri.
mahasiswa fakultas psikologi UMS.
menunjukkan
terjadinya
(2006)
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 90
menyatakan harga diri merupakan salah
mahasiswa dari angkatan 2007-2009.
satu
Teknik
Penelitian
Umarianti
aspek
pengambilan
sampel
yang
dari
kepribadian
dan
suatu
landasan
yang
digunakan adalah incidental non random
meyakinkan demi keberhasilan suatu
sampling yaitu pengambilan subjek
proses belajar. Harga diri didefinisikan
secara kebetulan ditemui di sekitar
rasa menyukai dan menghargai diri
lingkungan UMS.
merupakan
sendiri dengan berdasarkan pada hal-hal
B. Metode Pengumpulan Data
yang praktis di mana perasaan ini
Alat dalam penelitian ini adalah skala
biasanya mempengaruhi proses berfikir,
prokrastinasi akademik dan skala harga
perasaan,
diri.
keinginan,
nilai,
maupun
tujuan hidupnya, yang diperoleh dari
Yani Tromol Pos 1.
C. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah cara
Psikologi
Fakultas
Universitas
seorang peneliti dalam mengelola
Muhammadiyah Surakarta Surakarta
data
sehingga
berdiri pada tahun 1983. Fakultas
mendapatkan suatu kesimpulan dari
psikoogi universitas muhammadiah
penelitiannya. Metode analisis yang
surakarta terdiri dari lima lantai dan
digunakan
ini
basment, kantin basment. Lantai satu
statistik.
Untuk
terdiri dari hall selatan, TU, ruang
digunakan
sesuai
dosen, ruang dekan, ruang sidang
penelitiannya.
skripsi dan biro skripsi. Hall tengah,
Statistik mempunyai tiga ciri pokok
BKPP, lab komputer, UKM, kantin
yaitu :
koe dan ruang foto kopi. Lantai dua
1. Statistik bekerja dengan angka
terdiri dari ruang kuliah, perpus S1,
dan dapat menunjukkan frekuensi
TU profesi, ruang dosen profesi, lab
serta nilai atau angka.
praktikum. Lantai tiga terdiri dari
yang
terkumpul
dalam
penelitian
berupa
analisis
analisis
yang
dengan
rancangan
2. Statistik bersifat objektif, artinya
ruang kuliah S1 dan S2, perpus S2,
statistik sebagai suatu alat penilai
ruang fotokopi, lab komputer S2.
kenyataan, tidak dapat berbicara
Lantai empat terdiri dari kantin pasca
yang lain kecuali apa adanya.
sarjana, TU pasca sarjana. Raung
3. Statistik bersifat universal, dalam
pimpinan Pasca sarjana, ruang kuliah
arti
dapat
semua
dalam
pasca sarjana, dan kamar mandi.
penyelidikan
Lantai lima terdapat raung seminar.
digunakan
bidang
Pada saat penelitian ini diadakan
(Hadi, 2000).
Metode analisis statistik yang
digunakan
adalah
korelasi
product
moment
IV.
dipimpin
selaku
oleh
dekan.
penelitian
LAPORAN PENELITIAN
ini
Susatyo
Yuwono
Sampel
adalah
pada
mahasiwa
psikologi tahun akademik 2007,
A. Persiapan penelitian.
2008 dan 2009. Jumlah sampel yang
1. Orientasi Kancah
diambil dari angkatan 2007 terdapat
Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang beralamat di Jalan A.
26subjek, terdiri dari 13subjek lakilaki
dan
13subjek
perempuan.
Angkatan 2008 terdapat 42subjek,
Perhitungan
terdiri dari 17subjek laki-laki dan
Reliabilitas.
25subjek perempuan. Dan angkatan
I.
Validitas
dan
Skala harga diri
2009 terdapat 23subjek, terdiri dari
Perhitungan validitas skala motivasi
10subjek laki-laki dan 13perempuan.
berprestasi yang diperoleh, yaitu
pada taraf signifikansi 5% terdapat
37 aitem yang valid dan 3 aitem yang
2. Pelaksanaan Try Out.
Uji coba alat ukur dilaksanakan pada
dinyatakan gugur yaitu aitem nomor
tanggal 10 Juli 2012. Populasi dalam
7, 21, dan 40 aitem yang diujikan,
penelitian ini adalah Mahasiswa
dengan rtt=0, =947. Aitem yang valid
Fakultas
mempunyai
Psikologi
UMS
akademik 2007-2008-2009.
pengambilam
sampel
tahun
Teknik
secara
0,920 dengan p
subjek
skala,
0,05), dan variabel prokrastinasi
semuanya terkumpul kembali dan
akademik diperoleh nilai kai kuadrat
memenuhi syarat untuk diskor dan
= 8,320; p = 0,502 (p > 0,05) berarti
dianalisis.
kedua variabel memenuhi sebaran
yang
dipergunakan
dibagikan
Data
inilah
untuk
yang
menghitung
data normal.
validitas dan reliabilitas alat ukur
2. Uji linearitas
tersebut.
Uji linieritas hubungan bertujuan untuk
3. Pelaksanaan Skoring
mengetahui linieritas hubungan antara
Setelah data terkumpul maka
langkah
selanjutnya
adalah
melakukan skoring untuk keperluan
analisis data. Skor aitem berkisar dari
1 sampai 4.
variabel bebas dan variabel tergantung.
Variabel harga diri dengan variabel
prokrastinasi
akademik
mempunyai
korelasi linier ditunjukkan nilai Fbeda
sebesar 0,291; p= 0,598(p > 0,05).
II.
Analisis Data
1. Uji hipotesis
Berdasarkan
hasil
perhitungan
diperoleh nilai koefisien korelasi r =
-0,528, p = 0,000 (p < 0,01). Hasil
ini
menunjukkan
ada
diri
dengan
prokrastinasi
akademik. Artinya semakin tinggi
harga diri maka semakin rendah
prokrastinasi akademik, sebaliknya
semakin rendah harga diri maka
semakin
tinggi
pengawasannya.
3. Kategorisasi.
hubungan
negatif yang sangat signifikan antara
harga
lingkungan yang lunak atau longgar
prokrastinasi
Berdasarkan hasil analisis diketahui
harga diri pada subjek penelitian
tergolong sedang ditunjukkan oleh
rerata empirik (RE) = 94,567 dan
rerata
hipotetik
(RH)
=
92,5.
Prokrastinasi akademik pada subjek
penelitian
tergolong
sedang,
ditunjukkan oleh rerata empirik (RE)
akademik.
= 106,933 dan rerata hipotetik (RH)
2. Sumbangan efektif
= 112,5.
Sumbangan efektif atau koefisien
III.
Pembahasan
menunjukkan seberapa besar peran
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
atau prosentase pengaruh variabel
nilai koefisien korelasi r = -0,528, p =
bebas terhadap variabel tergantung.
0,000 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan
(r2)
ada hubungan negatif yang sangat
Hasil
koefisien
sebesar
0,279.
sumbangan
determinan
Hal
harga
prokrastinasi
ini
berarti
diri
terhadap
akademik
sebesar
27,9%, maka masih terdapat 72,1%
faktor-faktor
lain
mempengaruhi
yang
prokrastinasi
akademik selain variabel harga diri
misalnya
kelelahan
dan
kondisi
psikologis, ketidaksenangan terhadap
tugas,
manajemen
waktu,
gaya
pengasuhan orang tua dan faktor
signifikan antara harga diri dengan
prokrastinasi
akademik.
Artinya
semakin tinggi harga diri maka semakin
rendah
prokrastinasi
akademik,
sebaliknya semakin rendah harga diri
maka
semakin
tinggi
prokrastinasi
akademik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
hipotesis yang telah penulis ajukan
sebelumnya yaitu “ ada hubungan
negatif antara harga diri dengan
prokrastinasi
akademik.
Semakin
tinggi harga diri maka semakin
rendah
prokrastinasi
akademik,
dirinya.
Sebaliknya,
individu
yang
sebaliknya semakin rendah harga diri
memiliki harga diri negatif merasa
maka semakin tinggi prokrastinasi
dirinya tidak berguna, tidak berharga
akademi.
dan selalu menyalahkan dirinya atas
ketidaksempurnaan
Ferrari
(1995)
berpendapat
banyak faktor yang mendasari individu
melakukan prokrastinasi. Faktor tersebut
adalah faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal adalah lingkungan yang
berada di luar individu. Lingkungan di
luar individu tersebut meliputi kondisi
lingkungan yang mendasarkan pada
hasil akhir dan lingkungan yang laten.
Sedangkan
faktor
internal
meliputi
kondisi fisik dan kondisi psikologis
individu. Kondisi fisik mahasiswa dapat
digambarkan sebagai riwayat kesehatan
yang dimiliki atau penyakit yang pernah
dialami. Sedangkan yang dimaksud
kondisi psikologis individu mencakup
cenderung tidak percaya diri melakukan
setiap tugas dan tidak yakin dengan ideide
tingkat kecemasan, self control dan
efikasi diri.
(Desmita,
mengemukakan
sendiri
harga
individu
seara
2010)
diri
adalah
terhadap
dirinya
positif
atau
negatif.
Individu yang memiliki harga diri positif
akan menerima dan menghargai dirinya
sebagaimana adanya serta tidak cepatcepat
menyalahkan
kekurangan
dimilikinya.
Menurut
harga diri
yang tinggi cenderung
memiliki karakteristik kepribadian yang
dapat
mengarahkannya
pada
kemandirian sosial dan kreativitas yang
tinggi. Individu yang memiliki harga diri
tinggi cenderung lebih mampu dalam
mengatasi
kesulitan-kesulitan
yang
dihadapainya, mampu mencapai tujuantujuan pribadi secara realistik dan aktif,
dengan kata lain mereka lebih efektif
dan efisien dalam menghadapi tantangan
kehidupan lebih lanjut.
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Rola (Surya, 2003) menunjukkan
bahwa harga diri mempunyai pengaruh
positif terhadap motivasi berprestasi
Santrock
evaluasi
yang
Coopersmith (1986) individu dengan
wilayah aspek kepribadian yang dimiliki
seorang misalnya, motivasi, harga diri,
dirinya. Individu
dan
dirinya
atas
ketidaksempurnaan
pada remaja artinya semakin tinggi
harga diri yang dimiliki maka semakin
tinggi pula motivasi berprestasinya,
semakin
rendah
konsep
diri
yang
dimiliki maka semakin rendah pula
motivasi berprestasinya. Oleh karena itu
mahasiswa yang memiliki harga diri
tinggi
(positif)
diharapkan
bersikap
positif dalam sikap dan perilakunya,
individu
mampu
berharga,
melihat
dirinya
ditunjukkan oleh rerata empirik (RE)
bahwa
dirinya
= 94,567 dan rerata hipotetik (RH) =
percaya
mampu, penting, berhasil, sehingga akan
92,5.
menghindari
kategorisasi dan frekuensi diketahui
perilaku
penundaan
terhadap tugas-tugas akademik, karena
mahasiswa yang memiliki harga diri
tinggi
atau
positif
menginginkan
penilaian dan pandangan yang positif
dari orang lain, bahwa ia mampu
Berdasarkan
tingkat
dari 90 subjek, terdapat 24,4% atau
22 subjek memiliki harga diri rendah,
terdapat 45,6% atau 41 subjek
memiliki harga diri sedang dan
mencapai kesuksesan dalam setiap aspek
terdapat 30% atau 27
kehidupan terhadap dalam studi, salah
memiliki harga diri tinggi. Kondisi
satu cara yang ditempuh yaitu dengan
ini menunjukkan mayoritas subjek
tidak melakukan prokrastinasi akademik
penelitian masih memiliki harga diri
atau penundaan tugas-tugas akademik.
yang sedang, artinya aspek-aspek
Sumbangan
efektif
subjek
atau
yang ada dalam variabel harga diri,
koefisien menunjukkan seberapa besar
yaitu: power (kekuatan); significance
peran atau prosentase pengaruh variabel
bebas terhadap variabel tergantung.
Hasil koefisien determinan (r2) sebesar
0,279. Hal ini berarti sumbangan harga
diri terhadap prokrastinasi akademik
sebesar 27,9%, maka masih terdapat
(keberartian); virtue (kebajikan) dan
competence
(kompetensi)
seluruhnya
menjadi
belum
bagian
dari
karakter kepribadian subjek.
Prokrastinasi akademik pada
yang
subjek penelitian tergolong sedang,
mempengaruhi prokrastinasi akademik
ditunjukkan oleh rerata empirik (RE)
selain variabel harga diri misalnya
= 106,933 dan rerata hipotetik (RH)
kelelahan
psikologis
= 112,5. Berdasarkan perhitungan
tugas,
tingkat kategorisasi dan frekuensi
manajemen waktu, gaya pengasuhan
diketahui dari 90 subjek, terdapat
72,1%
faktor-faktor
dan
ketidaksenangan
lain
kondisi
terhadap
orang tua dan faktor lingkungan yang
lunak atau longgar pengawasannya.
Berdasarkan hasil analisis
38,9% atau 35 subjek memiliki
prokrastinasi
akademik
rendah,
terdapat 48,9% atau 44 subjek
diketahui harga diri pada subjek
memiliki
penelitian
sedang dan terdapat 12,2% atau 11
tergolong
sedang
prokrastinasi
akademik
subjek
memiliki
akademik
tinggi.
prokrastinasi
kurang bertenaga atau rasa
Hasil
malas.
ini
menunjukkan mayoritas prokrastinasi
2. Faktor exsternal faktor yang
berada
dalam
berada diluar individu yaitu
sehingga
dapat
pola asuh orang tua, kondisi
diartikan masih ada perilaku yang
lingkungan yang lorient atau
mencerminkan adanya prokrastinasi
longgar
akademik pada subjek penelitian
dilingkungan
sesuai dengan teori yang dikemuakan
cenderung
oleh Solomon dan Rothblum (1994)
melakukan
faktor
akademik,
akademik
kategori
subjek
sedang,
yang
mempengaruhi
orang
berada
yang
lebih
lunak
besar
prokrastinasi
dan
faktor
manajemen waktu juga dapat
prokrastinasi akademik yaitu:
mempengaruhi prokrastinasi
1. Faktor internal faktor yang
terdapat dalam diri individu
akademik.
yang
Hasil
mempengaruhi
penelitian
prokrastinasi, yang meliputi
menunjukkan ada hubungan yang
kondisi fisik antara lain faktor
sangat signifikan antara harga diri
kelelahan
dengan
dan
kondisi
prokrastinasi
akademik
psikologis antara lain self
namun ada beberapa keterbatasan
efficacy dan loutus of control.
penelitian yang perlu diperhatikan,
Ada
yaitu:
dua
alasan
utama
prokrastinasi
a. Generalisasi dari hasil-
akademik adalah takut gagal
hasil penelitian ini terbatas pada
(fear of failure) yang meliputi
populasi dimana penelitian dilakukan
kecemasan, perfeksionis dan
sehingga
percaya diri yang rendah dan
lingkup yang lebih luas dengan
ketidaksenangan
terhadap
karakteristik yang berbeda kiranya
tugas (aversevenees of the
perlu dilakukan penelitian ulang
task) yang meliputi tidak suka
dengan
menggunakan
atau
pada aktivitas akademik dan
menambah
variabel-variabel
lain
terjadinya
yang
penerapan
belum
pada
disertakan
ruang
dalam
penelitian
ini
ataupun
dengan
meminimalisir
menambah dan memperluas ruang
prokrastinasi
lingkup penelitian.
dan menumbuhkan harga
b. cara pengambilan sampel
tidak
efekti
atau
tidak
efisien
akademik
diri yang positif.
2. Bagi
Universitas,
sehingga membutuhkan waktu yang
khususnya pimpinan, staf
lama penyebaran skalanya
dosen
IV.
KESIMPULAN
DAN
SARAN.
Berdasarkan
hasil
analisis
data
pengajar
karyawan universitas:
Diharapkan
memberi
motivasi
memberi
dan
penelitian, maka diambil kesimpulan
bimbingan
sebagai
mahasiswa
berikut:
ada
hubungan
dan
kepada
agar
dapat
negatif yang sangat signifikan antara
menumbuhkan
harga
kepercayaan diri sehingga
diri
dengan
prokrastinasi
akademik. Artinya semakin tinggi
mahasiswa
harga diri maka semakin rendah
berprestasi.
prokrastinasi akademik, sebaliknya
dapat
3. Bagi peneliti selanjutnya:
rendah harga diri maka semakin
Diharapkan
tinggi prokrastinasi akademik.
meningkatkan
kualitas
penelitian
dengan
Berpijak pada hasil penelitian
dapat
yang diperoleh maka ada beberapa
menyempurnakan metode
saran
pengumpulan
yang
ingin
dikemukakan
adalah sebagai berikut:
untuk
1. Bagi Subyek Penelitian:
mengatasi
kelemahan metode skala
Diharapkan subyek dapat
yang
memperbaiki konsep diri,
mengungkap
manajemen
mendalam
waktu
dan
datanya
kurang
dapat
secara
atau
bahasa
cara belajar yang tepat
yang terlalu susah untuk
agar
mendapatkan
dipahami dan oleh karena
pencapaian akademik yg
itu peneliti selanjutnya
baik,sehingga
melengkapi dengan teknik
pengumpulan data yang
lain,
misalnya
teknik
wawancara dan observasi.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas. 2007. “hubungan antara
konsep diri akademik dengan
prokrastinasi akademik”. Skripsi
sarjana S1. Jakarta : fakultas.
Psi. UI, 2007
Coopersmith, S. 1967. The Antensendent
of Self Esteem. San Fransisco :
WH Freeaman and Company
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Cetakan kedua.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya Offset
Ferrari, J.R. 1995. Parental Authority
and The Development of
Female
Disfunctional
Procrastination. Journal of
Research in Personality. 28,
p. 87-100.
Hadi, S. 2000. Panduan Seri Program
Statistik
(SPS-2000).
Yogyakarta : Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
______. 2004. Metodologi Riset II
Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
Koentjoro, 1989. Perbedaan Harga Diri
Remaja di Daerah Miskin
Penghasil Pelacur dan Bukan
Penghasil Pelacur : Laporan
Penelitian. (tidak diterbitkan).
Yogyakarta. Fakultas Psikologi
UGM.
Kurniawatiy, Y. (). Hubungan stres
dengan
prokrastinasi
akademik pada mahasiswa
yang sedang mengerjakan
skripsi( studi pada mahasiswa
fakultas
psikologi
UIN
SUSKA
Riau)
:
skripsi.(jurnal
psikologi).
Riau. Fakultas psikologi UIN
SUSKA Riau.
Rice, F. P. 1998. The Adolescent:
Development,
Relationships,
th
and Culture (10 ed.). Boston:
Allyn and Bacon.
Solomon, L.J. & Rothblum, E.D. 1994.
Academic
Procrastination:
Frequency
and
Cognitive
Behavioral Correlates. Journal
of Counseling Psychology, 31,
503-509
Surya, N, 2003. Psikologi Konseling.
Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Umarianti, T. 2006. Hubungan antara
Harga Diri dan Prestasi Belajar
pada Remaja Mahasiswa Semester
III Akademi. Laporan Penelitian.
Akademi Kebidanan Mitra Husada
Karanganyar.