HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONSEP FISIKA DAN KREATIVITAS DENGAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI POKOK LISTRIK STATIS.
Volume : 20
Nomor : 1
Bln/Thn: Maret 2014
JURNAL PENELITIAN
BIDANG PENDIDIKAN
ISSN: 0852 – 0151
Pembina
Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M,Si. (Rektor Unimed)
Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd
Ketua Dewan Editor
Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc, Ph.D.
Sekretaris Dewan Editor
Dra. Martina Restuati, M.Si.
Dewan Editor
Prof. Dr. Idrus Afandi, S.H. (UPI)
Prof. Dr. Kasmadi, M.Pd. (UNNES)
Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. (UNIMED)
Prof. Drs. Kristian H. Sugiarto, M.Sc. Ph.D. (UNY)
Prof. Dr. Amrin Saragih, M.A. (UNIMED)
Prof. Drs. Hamzah Upu, M.Ed. (UNM)
Prof. Dr. Amat Mukhadis, M.Pd. (UM)
Dr. Ismet Basuki, M.Pd. (UNESA)
Editor Teknik
Drs. Makmur Sirait, M.Si
Dra. Rosidah
Alamat Redaksi Tata Usaha: Gedung Lembaga Penelitian UNIMED Lantai II
Jln. Willem Iskandar Pasar V Medan (20221) Telp: (061) 6636757; Fax (061) 6613319, 6614002
Email: [email protected]
Penyunting menerima sumbangan artikel yang belum pernah dipublikasikan dalam media lain.
Naskah diketik di atas kertas HVS A4, spasi 1½ maksimum 17 halaman, dengan format seperti
tercantum pada halaman kulit dalam belakang.
Naskah akan dimuat dalam jurnal ini setelah lulus evaluasi dari tim editor
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
ISSN: 0852-0151
Volume: 20, Nomor 1, Bln/Thn:Maret 2014
DAFTAR ISI
Peningkatan Keterampilan Berbicara Sapaan Formal Bahasa Jerman Dengan
Menggunakan Metode Role Play
Resti Saragih …….……………….................................................................................
1-7
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Yang Diajar
Menggunakan Multimedia Berbasis Komputer Pada Materi Sistem Reproduksi
Manusia
Nanda Pratiwi dan Martina Restuati ................................................................................
8-15
Hubungan Penggunaan Sumber Belajar Dan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar
Pengukuran Dasar Survey
Dedek Suhendro dan Kristian ….......................................................................................
16-21
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat Dan Pendekatan Konvensional Pada Materi Pokok Kalor Dan
Perpindahan
Henok Siagian dan Asiroha Siboro..................................................................................
22-29
Penguasaan Teknik Pemesinan Ditinjau Dari Hasil Belajar Menggambar Teknik,
Kemandirian Belajar, Dan Minat Berwirausaha
Benyamin Situmorang dan Kurnia Sandro A. Sembiring ............................................
30-40
Inovasi Pembelajaran Metode Konvensional Dikombinasikan Dengan Strategi Peta Konsep
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Mariaty Sipayung …………………………………………….………...................................................
41-49
Pengembangan Pembelajaran Judo Teknik Bantingan Kyu - 4 Dengan Media VCD
Rahman Situmeang ……………..........................................................................................
50-56
Faktor-Faktor Penentu Kepuasan Kerja Guru SD
Paningkat Siburian .............................................................................................................
57-64
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika Dan Kreativitas Dengan Kemampuan
Memecahkan Masalah Pada Materi Pokok Listrik Statis
Bajongga Silaban ..................................................................................................................
65-75
Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dalam Pengajaran Matematika
Di SD dengan Menggunakan LKS Berbasis Masalah
Adi Suarman Situmorang ..................................................................................................... 76-82
ISSN 0852-0151
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20(1): 65 - 75, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONSEP FISIKA DAN
KREATIVITAS DENGAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN
MASALAH PADA MATERI POKOK LISTRIK STATIS
Bajongga Silaban
Dosen Kopertis Wlayah I DPK pada USBM Medan.
Diterima 25 Januari 2014, disetujui untuk publikasi 26 Februari 2014
Abstract This research are aimed to know what was the correlation between
mastery of physics concepts with problem-solving ability, creativity with problemsolving ability and. mastery of physics concept and creativity with problem-solving
ability on statics electricity on SMA Nasrani 1 Medan. The samples are students
of class XII IPA who had studied a statics electricity as subject consisted of 25
students were selected using purposive random sampling. The type of research is a
correlation research by mastery of physic concept and creativity as an independent
variable and problem-solving ability as a dependent variable. The data of mastery of
physics concept and problem-solving ability were gathered by using subjectif test,
meanwhile the data of creativity was gathered by using the questionnaires. Based on
results of data analysis be obtained that mastery of physic concept and problemsolving ability be good-classified, meanwhile the student’s creativity be mediumclassified and problem-solving ability be best-classified. Furthermore based on the
test of linier regression between mastery of physics concepts with problem-solving
ability and creativity with problem-solving ability be obtained regression equation
are Y = 0.992X1 + 5.369 for F = 34.771 and Y = 0.523X2 + 41.77 for F = 27.291,
respectively. Where as multiple regression equation between of mastery of physics
concepts and creativity simultaneously with problem-solving ability is Y = 0.694X1
+ 0.296X2 + 6.487 for F = 27.291 which was indicated that its regession linear. The
correlation coefficients between mastery of physics concepts with problem-solving
ability and creativity with problem-solving ability are r(x1, y)= 0.776 and r(x2, y)=
0.763 and based on t-test be obtained are t1= 5.893 and t2 = 4.947 for the sig. (p value)
< 0.05, respectively, meanwhile the coefficient of multiple correlation between
mastery of physics concepts and creativity simultaneously with problem-solving
ability is (Rx1x2, y) = 0.844 and based on t-test be obtained t1= 3.866 and t2 = 2.918 for
sig. (pvalue) < 0.05. The conclution of hypothesis, there are strength of positif
correlations which is significant between mastery of physics concept with problemsolving ability, creativity with problem-solving ability, and mastery of physics
concepts and creativity simultaneously with problem-solving ability on the subject
of statics electricity for class XII IPA SMA Nasrani 1 Medan.
.
Lembaga Penelitian
Universitas Negeri Medan
Kata kunci: mastery
of physics concepts,
creativity, ability of
problem solving,
statics electricity,
.
.
65
Bajongga Silaban
Pendahuluan
Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
dituangkan
tujuan
mata
pelajaran fisika SMA adalah agar peserta
didik
memiliki
kemampuan
untuk
membentuk sikap positif terhadap fisika
dengan
menyadari
keteraturan
dan
keindahan alam serta mengagungkan
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; memupuk
sikap ilmiah jujur, objektif, terbuka, ulet,
kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang
lain; memperoleh pengalaman dalam
menerapkan
metode
ilmiah
melalui
percobaan atau eksperimen; meningkatkan
kesadaran tentang terapan fisika yang dapat
bermanfaat dan juga merugikan bagi
individu, masyarakat, dan lingkungan serta
menyadari pentingnya mengelola dan
melestarikan
lingkungan
demi
kesejahteraan masyarakat;
memahami
konsep, prinsip, hukum dan teori fisika
serta
saling
keterkaitannya
dan
penerapannya
untuk
menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
teknologi (Mulyasa, 2006).
Berdasarkan hasil Ujian Nasional
tahun pelajaran 2012/2013 di SMA Nasrani 1
Medan untuk 3 mata pelajaran IPA
diperoleh nilai rata-rata fisika 6,90; nilai
rata-rata kimia 7,24 dan nilai rata-rata
biologi 7,95 (Nasrani 1, 2013). Hal ini
mengindikasikan bahwa masih banyak
siswa yang tidak menguasai konsep dalam
memecahkan soal fisika dan tidak
memunculkan rasa kreativitas yang tinggi
sehingga gagal dalam menyelesaikan soalsoal fisika yang secara langsung berdampak
pada pencapaian nilai siswa yang hanya
berada dibawah 7,0. Nilai tersebut sedikit
masih
kurang
memenuhi
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) Fisika yang
telah ditetapkan oleh SMA Nasrani 1 Medan
sebesar 7,00-7,50 yang menunjukkan bahwa
tingkat penguasaan siswa pada mata
pelajaran fisika tergolong rendah.
Selama ini terdapat anggapan dan
kesan dari sebagian besar siswa SMA,
bahwa mata pelajaran fisika itu sulit, rumit
dan memerlukan daya penalaran yang lebih
66
tinggi di samping penguasaan matematika
sebagai alat bantu dalam memecahkan soalsoal, sehingga menjadikan siswa tidak
tertarik untuk mempelajarinya. Hal ini
merupakan suatu tantangan bagi guru fisika
untuk berbenah diri dalam meningkatkan
kualitas penyampaian materi pelajaran.
Karena apabila siswa sudah tidak berminat
lagi terhadap pelajaran fisika ditambah
dengan guru yang tidak menarik dalam
menyampaikan materi pelajaran, maka
jangan diharapkan pada diri siswa akan
tertanam penguasaan konsep yang baik dan
kreativitas dalam memecahkan masalah
(soal) fisika.
Listrik statis merupakan bagian fisika
yang mempelajari tentang gejala alam,
khususnya tentang daerah medan listrik,
jenis muatan listrik dan sebagainya.
Kebanyakan soal-soal tentang listrik statis
erat kaitannya dengan penggunaan Hukum
Coulomb sekaligus sebagai pemecahannya.
Namun juga ada beberapa rumus atau
hukum
yang
dapat
menyelesaikan
persoalan tentang listrik statis. Meskipun
demikian tetap ada juga siswa yang banyak
mengalami kesulitan tentang listrik statis
ini.
Menurut Dahar (1989) kemampuan
memahami
suatu
konsep
sangat
dipengaruhi oleh kesanggupan berpikir
seseorang. Sedangkan tingkat penguasaan
konsep yang diharapkan tergantung pada
kompleksitas
konsep
dan
tingkat
perkembangan kognitif siswa. Senada
dengan itu Winkel (1991) mengartikan
penguasaan
konsep
sebagai
suatu
pemahaman dengan menggunakan konsep,
kaidah dan prinsip. Sedangkan Dahar (1989)
mendefinisikan penguasaan konsep sebagai
kemampuan siswa dalam memahami
makna secara ilmiah baik teori maupun
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya Bloom (dalam Rustaman,
dkk. 2013) mengemukakan penguasaan
konsep merupakan suatu kemampuan
menangkap pengertian-pengertian seperti
mampu mengungkapkan suatu materi yang
disajikan ke dalam bentuk yang lebih
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika Dan Kreativitas Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada
Materi Pokok Listrik Statis
dipahami, mampu memberikan interpretasi
dan mampu mengaplikasikannya.
Berdasarkan berbagai pendapat di
atas dapat dikatakan bahwa penguasaan
konsep adalah usaha yang harus dilakukan
oleh siswa dalam merekam dan mentransfer
kembali sejumlah informasi dari suatu
materi pelajaran tertentu khususnya materi
pokok
listrik
statis
yang
dapat
dipergunakan dalam memecahkan masalah,
menganalisa, menginterpetasikan pada
suatu kejadian tertentu. Lebih ringkasnya
penguasaan konsep adalah hasil dari
kegiatan intelektual. Selain siswa mampu
menguasai suatu konsep, kreativitas juga
sangat diperlukan dalam memecahkan
masalah.
Menurut Semiawan (1990) kreativitas
dapat dipandang sebagai suatu proses
pemikiran
berbagai
gagasan
dalam
menghadapi suatu persoalan atau masalah.
Di dalam proses
bermain
dengan
gagasan-gagasan atau unsur-unsur dalam
pikiran akan merupakan keasyikan yang
menyenangkan dan menantang siswa.
Dalam hal ini kreativitas merupakan proses
berpikir di mana siswa berusaha untuk
menemukan hubungan-hubungan baru,
mendapatkan jawaban, metode atau cara
baru dalam memecahkan masalah. Di dalam
mengembangkan kreativitas anak didik
meliputi beberapa segi yaitu: kognitif,
afekktif, dan psikomotor.
Munandar (1990) menyatakan bahwa
kreativitas adalah
kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data,
informasi atau unsur-unsur yang ada . Selain
itu disebutkan bahwa kepribadian yang
kreatif diperoleh urutan ciri-ciri sebagai
berikut mempunyai daya imajinasi yang
kuat,
mempunyai inisiatif, mempunyai
minat yang luwes, bebas dalam berpikir,
bersifat ingin tahu, selalu ingin mendapat
pengalaman-pengalaman baru, percaya pada
diri sendiri, penuh semangat (energik), berani
mengambil resiko (tidak takut membuat
kesalahan), berani dalam pendapat dan
keyakinan
(tidak
ragu-ragu
dalam
menyatakan pendapat meskipun kritik dan
berani mempertahankan pendapat yang
menjadi keyakinannya). Berdasarkan definisi
dan batasan yang telah diuraikan di atas
maka dalam penelitian ini kreativitas adalah
kemampuan menggunakan data atau
informasi yang tersedia untuk menemukan
banyak kemungkinan jawaban terhadap
suatu masalah, di mana penekanannya pada
kualitas, kuantitas, ketepatgunaan dan
keragaman jawaban, yang mempunyai ciriciri memiliki sifat ingin tahu, imajinatif,
tertantang
oleh
kemajemukan,
berani
mengambil risiko, dan menghargai.
Sund menyatakan ciri-ciri individu
yang memiliki potensi kreatif adalah sebagai
berikut memiliki hasrat ingin tahu, panjang
akal, berkeinginan untuk menemukan atau
meneliti, lebih suka melakukan tugas-tugas
yang berat, senang menyelesaikan masalah,
bergerak dan penuh dedikasi dalam
melakukan pekerjaan, bersifat fleksibel,
cepat
menanggapi
atau
menjawab
pertanyaan
dan
memiliki
kebiasaan
memberikan
jawaban
lebih
banyak
dibanding dengan orang lain, mampu
melakukan situasi dan melihat implikasiimplikasi yang baru, memiliki semangat
inquiry , dan memiliki latar belakang
kemampuan membaca yang luas (Slameto,
1995).
Dalam
memecahkan
masalah
prosesnya terutama terletak dalam diri siswa,
sehingga kreativitas siswa banyak berperan
dalam
menemukan
jawaban
masalah
berdasarkan data atau informasi yang ada.
Siswa yang kreatif akan mampu untuk
membuat
kombinasi-kombinasi
baru
berdasarkan data, informasi atau unsurunsur yang ada, kemudian digunakan
sebagai dasar pemecahan masalah. Untuk
memecahkan masalah secara kreatif, proses
pemecahan berlangsung dalam lima tahap,
yaitu : (a) pengumpulan data, (b)
menemukan masalah, (c) menemukan
gagasan, (d) menemukan jawaban, (e)
menemukan penerimaan.
Menurut
Benard
dan
Obourn
kemampuan memecahkan masalah adalah
merupakan salah satu unsur keterampilan
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
67
Bajongga Silaban
proses. Untuk itu program sains seharusnya
mengembangkan berbagai kemampuan
menemukan elemen dalam masalah fisika
dan hubungan antar elemen, menggunakan
hukum,
rumus,
operasi
matematik,
penggunaan sistem satuan dan memahami
istilah-istilah (Nur, 1987).
Berdasarkan uraian di atas, dapat
dikatakan bahwa adanya hubungan yang
positif dan signifikan antara penguasaan
konsep dengan kemampuan memecahkan
masalah. Dengan kata lain, konsep-konsep
fisika yang dimiliki atau yang telah ada
pada diri siswa, tidak akan dapat dikuasai
dengan baik tanpa latihan memecahkan
masalah atau soal-soal yang berkaitan
dengan bahasan yang dipelajari. Artinya,
dengan
mempertinggi
kemampuan
memecahkan masalah, siswa akan lebih
menguasai konsep-konsep yang terdapat
dalam struktur kognitifnya serta melatih
kemampuan berpikir sehingga akan dapat
memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Mengingat pentingnya kreativitas
dalam memecahkan masalah (soal), maka
guru dalam menyampaikan materi pelajaran
dituntut untuk menggunakan pendekatanpendekatan
yang
dapat
memberi
kesempatan kepada siswa mengembangkan
kreativitas dimaksud. Metode yang dapat
dilakukan guru boleh dengan cara
melakukan
demonstrasi,
pengamatan,
percobaan atau menyajikan contoh-contoh
soal dan dilanjutkan dengan penugasan
jenis-jenis soal lain yang mirip dengan soal
tersebut yang dapat menantang siswa untuk
mengembangkan kreativitasnya.
Kreativitas
pembelajaran
fisika
khususnya pada materi pokok listrik statis
harus disampaikan dengan menarik dan
menyenangkan sehingga siswa tidak akan
merasa
bosan
untuk
mengikuti
pembelajaran tersebut. Dengan sendirinya
secara perlahan-lahan akan tertarik terus
dengan
materi
tersebut
dan
akan
membiasakan diri menjadi kreatif dalam
memecahkan masalah (soal).
Berdasarkan uraian di atas, untuk
meningkatkan kreativitas siswa diperlukan
68
waktu dan kesabaran membimbing dari
hal-hal yang sangat mendasar ke tingkat
yang lebih tinggi. Selanjutnya bimbingan
harus dilakukan secara kontinu dan
dikaitkan
dengan
kehidupan
nyata,
sehingga siswa akan tertarik memecahkan
masalah dimaksud. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa antara kreativitas
dengan kemampuan memecahkan masalah
memiliki hubungan yang kuat dan
signifikan.
Konsep-konsep fisika dapat dikuasai
dengan baik oleh siswa maka seorang guru
dalam
pembelajaran
tidak
hanya
memberikan materi pelajaran yang sesuai
dengan
garis-garis
besar
program
pengajaran saja, melainkan harus dapat
menciptakan proses belajar mengajar yang
efektif. Konsep belajar mengajar yang efektif
hanya akan terjadi jika siswa terlibat secara
aktif dalam proses persepsi terhadap hal
atau masalah yang memberikan stimulus
pelajarannya. Dengan mengembangkan
kreativitas pada diri siswa itu sendiri maka
akan
mampu
menemukan
dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep,
serta pemecahan masalah.
Berdasarkan pengertian kreativitas
yaitu kemampuan menggunakan data atau
informasi yang tersedia untuk menemukan
banyak kemungkinan jawaban terhadap
suatu masalah, di mana penekanannya pada
kualitas, kuantitas, ketepatgunaan dan
keragaman jawaban, maka kreativitas dapat
ditinjau dari segi produk maupun dari segi
proses kreatif.
Ditinjau dari segi produk kreatif,
maka
hasil
yang
diperoleh
dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
mengatasi
kesulitan,
dan
dapat
mendatangkan sesuatu yang lebih baik. Dari
segi proses kreatif, seorang siswa yang
kreatif mampu mengorganisasi kembali
pengalaman-pengalaman yang pernah ia
terima. Pengalaman-pengalaman tersebut
dapat berupa konsep-konsep, prinsip,
maupun hukum fisika. Pengalamanpengalaman itu diperoleh setelah siswa
melakukan proses belajar dan dapat dengan
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika Dan Kreativitas Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada
Materi Pokok Listrik Statis
mudah dipelajari bila siswa banyak
memecahkan masalah, sebagaimana para
ilmuan menemukan konsep, hukum,
maupun prinsip.
Kemampuan
seseorang
dalam
menguasai
pengalaman-pengalamannya
berupa konsep, prinsip, maupun hukum
fisika sebagai informasi yang pernah
diberikan kepadanya dapat diketahui
melalui proses belajar berupa penguasaan
konsep fisika. Dengan demikian siswa yang
memiliki kreativitas yang tinggi diharapkan
memiliki penguasaan konsep yang baik dan
berkaitan langsung dengan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah. Dalam
penelitian ini ada tiga variabel yang
dianggap saling berhubungan antara
penguasaan konsep dengan kemampuan
memecahkan masalah, antara kreativitas
dengan kemampuan memecahkan masalah
serta antara penguasaan konsep dan
kreativitas
secara
bersama
dengan
kemampuan memecahkan masalah.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui korelasi antara penguasaan
konsep
fisika
dengan
kemampuan
memecahkan masalah; kreativitas dengan
kemampuan
memecahkan
masalah;
penguasaan konsep dan kreativitas dengan
kemampuan memecahkan masalah pada
materi pokok listrik statis di kelas XII IPA
SMA Nasrani 1 Medan.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Nasrani
1 Medan pada tahun pelajaran 2013/2014
dengan jenis penelitian korelasi. Variabel
penelitian yaitu penguasaan konsep (X1) dan
kreativitas (X2) yang disebut sebagai
variabel bebas. Variabel terikat adalah
kemampuan
memecahkan masalah (Y).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas XII SMA Nasrani 1 Medan dan
sampel adalah siswa kelas XII IPA sebanyak
25 orang yang pengambilannya dilakukan
dengan cara teknik purposive sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian meliputi tes
penguasaan konsep fisika sebanyak 20 butir
yang penyusunannya berdasarkan pada
tujuan pembelajaran pada pokok bahasan
gaya coulomb, potensial listrik, medan
listrik dan energi kapasitor serta rangkaian
kapasitor.
Sebelum
instrumen
tes
penguasaan konsep diujicobakan, terlebih
dahulu dilakukan penyekoran, dengan
memberi angka satu (1) untuk jawaban yang
benar sempurna dan angka nol (0) untuk
jawaban yang salah. Analisis item ini
berguna untuk menentukan koefisien
validitas dan reliabilitas tes penguasaan
konsep. Skor mentah diubah menjadi skor
baku
dengan
menggunakan
rumus
Arikunto (2001: N =
x c ; dengan: N = nilai
baku,
a = skor perolehan, b = skor
maksimum dan c = bobot.
Angket kreativitas sebanyak 27
pertanyaan dengan 5 alternatif pilihan
jawaban dan mengacu pada skala Likert
sebagai berikut: 1) Sangat Setuju (SS), 2)
Setuju (S), 3) Ragu-ragu (R) , 4) Tidak Setuju
(TS), 5) Sangat Tidak Setuju (STS).
Pengembangan angket kreativitas ini
dilakukan sendiri oleh peneliti berdasarkan
indikator kreativitas. Dalam penelitian ini
perumusan pernyataan dilakukan dalam
dua bentuk yakni pernyataan yang positif
(favorable) dengan bobot 0, 1, 2, 3 dan 4 dan
pernyataan negative (unfavorable) dengan
bobot 4, 3, 2, 1, dan 0. Sedangkan tes
kemampuan
memecahkan
masalah
sebanyak 20 butir berbentuk subjektif tes,
yang disusun sesuai dengan materi pokok
listrik statis. Sesuai dengan tujuan tes yaitu
untuk mengukur kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah, maka butir–butir
soal yang dibuat ditekankan pada klasifikasi
aplikasi, analisis dan sintesis. Namun
klasifikasi pengetahuan dan pemahaman
juga digunakan sebelum sampai pada
penyelesaian masalah. Aturan penilaian
yang diberikan adalah sebagai berikut: Jika
soal dijawab dengan baik dan benar nilainya
satu, kemudian apabila soal dijawab benar
tetapi belum sempurna nilainya setengah,
serta apabila soal dijawab tetapi salah atau
soal tidak dijawab maka nilainya nol.
Rumus pengubahan skor mentah menjadi
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
69
Bajongga Silaban
skor baku juga sama dengan menggunakan
rumus pada tes penguasaan konsep.
Untuk menentukan besarnya koefisien
validitas dan reliabilitas ketiga instrumen
terlebih dahulu diujicobakan ke siswa SMA
Methodist 1 Medan sebanyak 26 orang.
Menurut Wijaya (2000)
uji validitas
ditentukan dengan mencari koefisien
korelasi product moment Pearson. Syarat
suatu item tes dikatakan valid jika rXY>rtabel
dan nilai sig.(p value) < 0,05 maka item
valid, dan koefisien reliabilitas instrumen
yang digunakan adalah teknik koefisien
Split-Half Gutmann (teknik belah dua)
karena skor penilaiannya adalah 1 dan 0
dengan syarat suatu instrumen dikatakan
reliabel jika rXY>rtabel.. Sedangkan untuk
angket kreativitas dan tes kemampuan
memecahkan masalah digunakan rumus
teknik Cronbach Alpha karena skor
penilaiannya adalah 0.0, 0.5, 1.0, 2.0, 3.0 dan
4.0. Menurut Ghozali (2001)
jika nilai
Cronbach Alpa > 0,60 maka pertanyaanpertanyaan untuk mengukur variabel yang
diamati reliabel dan jika nilai Cronbach
Alpa < 0,60 maka pertanyaan-pertanyaan
untuk mengukur variabel yang diamati
tidak reliabel .
Sebelum dilakukan uji hipotesis,
maka data nilai penguasaan konsep fisika,
angket
kreativitas
dan
kemampuan
memecahkan masalah diuji normalitasnya
dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov.
Menurut Bama (2013) langkah-langkah
penganalisisan uji normalitas data dengan
SPSS adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan
Ho dan Ha sebagai berikut, Ho: Sampel
berasal dari populasi yang
berdistribusi
normal dan Ha: Sampel tidak berasal dari
populasi yang berdistribusi normal, 2)
Menetapkan taraf signifikansi α = , 5, 3)
Membandingkan sig. (p value dengan α =
0,05, 4) Jika sig. (p value > α = , 5, maka
sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal sebaliknya jika sig. (p
value < α = , 5, maka sampel tidak berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
70
Uji Multikolinieritas berguna untuk
melihat apakah pada variabel bebas terjadi
gejala multikolinieritas dengan variabel lain.
Menurut Chalil (2008) jika nilai Variance
Inflation Factor (VIF) yang lebih besar dari 2
biasanya
telah
terjadi
masalah
multikolinieritas.
Uji linieritas variabel bebas dengan
variabel terikat bertujuan untuk mengetahui
linieritas korelasi. Untuk maksud tersebut,
peneliti melakukan uji kelinieran garis-garis
regresi yang mungkin diperoleh. Menurut
Bambang (2013) langkah-langkah analisis
regresi dengan SPSS adalah sebagai berikut,
1) uji normalitas data setiap variabel
(khususnya variabel tak bebas), gunakan uji
Kolmogorov Smirnov, 2) menghitung nilainilai dari koefisien regresi, sehingga
persamaan regresi Y = a + bX . 3) Uji
keberartian persamaan regresi dengan uji
ANOVA dengan kriteria, jika Fh > Ftabel,
maka persamaan regresi berarti pada α yang
dipilih. Jika sebaliknya tidak berarti atau
jika sig. (p value) < α, maka persamaan
regresi berarti, sebaliknya persamaan regresi
tidak berarti dan 4) Uji keberartian regresi
dengan kriteria, jika th > ttabel, maka koefisien
regresi berarti pada α yang dipilih. Jika
sebaliknya koefisien regresi tidak berarti
atau jika sebaliknya sig. (p value) < α maka
koefisien regresi tidak berarti.
Uji Heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam suatu regresi
terjadi ketidaksamaan varians residual dari
suatu pengamatan. Jika varians dari residual
antara pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homokedastisitas, tetapi jika varians
berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
menganalisis penyebaran titik-titik yang
terdapat pada scatterplot yang dihasilkan
melalui output SPSS 18.0 dengan dasar
pengambilan keputusan.
Menurut Santoso (dalam Pakpahan,
2006) ada dua pola regresi yang
menunjukkan gejala heteroskedastisitas
yaitu (1) Jika ada pola tertentu seperti titiktitik yang membentuk suatu pola tertentu
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika Dan Kreativitas Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada
Materi Pokok Listrik Statis
yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit) maka telah terjadi
heteroskedastisitas, (2) Jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Keseluruhan uji ini dianalisis dengan
menggunakan bantuan software SPSS 18.0.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis diperoleh
koefisien validitas dan reliabilitas masingmasing instrumen disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rangkuman Koefisien Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen
Tes Penguasaan
Konsep Fisika
Angket Kreativitas
Tes Kemampuan
Memecahkan
Masalah
Koefisien
Validitas
Reliabilitas
0,776
0,961
(rata-rata)
0,716
0,759
(rata-rata)
0,583
(rata-rata)
0.733
Berdasarkan Tabel 1 tampak bahwa
seluruh instrumen sudah valid dan reliabel.
Selanjutnya nilai rata-rata dan standar
deviasi data sampel penelitian penguasaan
konsep (PK) dan kreativitas (Kr) tergolong
sedang
sedangkan
kemampuan
memecahkan masalah (KMM) tergolong
baik. Hasil uji normalitas terhadap ketiga
Nilai rtabel
Keterangan
r(23)(0,05) = 0,413
r(26)(0,05) = 0,388
valid
dan reliabel
r(22)(0,05) = 0,423
data hasil penelitian diperoleh nilai sig. (p
value) > 0,05 yang berarti bahwa sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Rangkuman hasil ujinormalitas
ketiga variabel tersebut disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Nilai rata-rata, Standar deviasi dan Uji Normalitas Sampel Penelitian
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
PK
25
74.0000
5.20416
.216
.184
-.216
1.081
.193
Kr
25
70.8000
9.14239
.203
.203
-.149
1.016
.253
KMM
25
78.8000
6.65833
.268
.268
-.164
1.342
.054
Melalui uji multikolinieritas diperoleh nilai VIP yang sama untuk kedua variabel bebas
yaitu sebesar 1.490 yang mengindikasikan tidak terjadinya gejala multikolinieritas. Rangkuman
koefisien multikolinieritas kedua variabel bebas tersebut disajikan pada Tabel 3.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
71
Bajongga Silaban
Tabel 3. Nilai Koefisien Uji Multikolonieritas Variabel Bebas
Coefficientsa
Standardized
Coefficients
Beta
Unstandardized
Collinearity
Coefficients
Statistics
t
Sig.
B
Std. Error
Tolerance
VIF
1
(Constant)
6.487
10.851
.598
.556
PK
.694
.178
.542
3.886
.001
.671
1.490
Kr
.296
.102
.407
2.918
.008
.671
1.490
a. Dependent Variable: KMM
PK
: Penguasaan Konsep
Kr
: Kreativitas
Berdasarkan analisis data diperoleh nilai konstanta (b), t dan sig. dan disajikan pada Tabel 4.
Model
Tabel 4. Uji Signifikansi Hipotesis Penelitian
Hipotesis
1
2
3
Persamaan Regresi
Y=5,369+0,992X1
Y=41,77+0,523X2
Y=6,487+0,694X1+0,296X2
Dari Tabel 4, ketiga Ho ditolak sebaliknya
Ha diterima, yang berarti ada hubungan
yang berarti dan signifikan antara
penguasaan
konsep
fisika
dengan
kemampuan memecahkan masalah, antara
kreativitas
dengan
kemampuan
t
5,893
4,497
3,886
2,918
Sig.
0,000
0,000
0,000
0,008
H0
ditolak
ditolak
ditolak
ditolak
memecahkan
masalah
dan
antara
penguasaan konsep fisika dan kreativitas
secara bersama dengan kemampuan
memecahkan masalah. Selanjutnya hasil
analisis koefisien korelasi ditampilkan pada
Tabel 5.
Tabel 5. Koefisien Korelasi
Variabel
X 1, Y
X 2, Y
(X1, X2),Y
R
RSquare
0,776
0,763
0,844
0,602
0,582
0,713
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa koefisien
korelasi, sumbangan antara penguasaan
konsep
fisika
dengan
kemampuan
memecahkan
masalah
dan
antara
kreativitas
dengan
kemampuan
memecahkan
masalah
masing-masing
secara berurut adalah 0,776 dan 0,763
tergolong sedang; 60,2%, 58,2 %; dan
antara
penguasaan konsep fisika dan
kreativitas
secara
bersama
dengan
kemampuan memecahkan masalah adalah
0,844 tergolong kuat, 71,3%;. Sedangkan
72
Adjusted
R Square
0,584
0,559
0,687
Std Error
of Estimate
4,29338
6,49087
3,72741
nilai Adjusted RSquare yang menjelaskan
kemampuan sampel penelitian tinggi
ketepatannya dalam mencari jawaban yang
dibutuhkan dari populasi masing-masing
adalah 0,584 (58,2%), 0,559 (55,9%), dan
0,687 (68,7%).
Analisis of Varians (ANOVA) yang
berguna untuk melihat apakah varians
linier atau tidak disajikan pada Tabel 6.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika Dan Kreativitas Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada
Materi Pokok Listrik Statis
Tabel 6. Rangkuman ANOVA
Prediktor
Penguasaan
Konsep Fisika
Kreativitas
Penguasaan
Konsep Fisika
dan Kreativitas
Model
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Sum of
Square
640.038
423.962
1064.000
548.555
515.445
1064.000
758.342
305.658
1064.000
df
1
23
24
1
23
24
2
22
24
Mean
Square
640.038
18.433
F
Sig.
34.722
.000a
548.555
22.411
24.477
.000a
379.171
13.894
27.291
.000a
Dari Tabel 6 terlihat bahwa nilai sig. (pvalue)
< 0,05 yang menyatakan bahwa masingmasing korelasi kedua varians variabel
linier.
Uji Heteroskedastisitas diperoleh
dan dapat dilihat melalui Scatterplot pada
Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3, yang
memperlihatkan
bahwa
titik-titik
menyebar
secara
acak
dan
tidak
membentuk suatu pola tertentu yang jelas,
serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka nol pada sumbu Regression
Studenttized Deleted (Press) Residual (Y)
yang
berarti
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 2. Scatterplot Kreativitas Siswa
Gambar 1. Scatterplot Tes Penguasaan
Konsep Fisika
Gambar 3. Scatterplot Tes Penguasaan
Konsep Fisika dan Kreativitas
Siswa
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
73
Bajongga Silaban
Simpulan dan Saran
Berdasarkan pengujian hipotesis dan
analisa data penelitian serta interpretasi
hasil penelitian, maka dalam penelitian ini
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
(1) Besarnya nilai rata-rata penguasaan
konsep adalah 74,0 dengan standar deviasi
5,20, kreativitas 70,8 dengan standar deviasi
9,14
dan
kemampuan
memecahkan
masalah 78,8 dengan standar deviasi 6,66.
(2) Terdapat hubungan positif dan
signifikan antara penguasaan konsep fisika
dengan kemampuan memecahkan masalah
pada pokok materi listrik statis siswa kelas
XII IPA SMA Nasrani 1 Medan, di mana
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,776
dan persamaan garis regresi linier Y = 5.369
+ 0.992 X1 dengan sumbangan sebesar
60,2%. (3) Terdapat hubungan positif dan
signifikan antara kreativitas dengan
kemampuan memecahkan masalah pada
pokok materi listrik statis siswa kelas XII
IPA SMA Nasrani 1 Medan, di mana
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,763
dan persamaan garis regresi linier Y = 41,77
+ 0,523X2 dengan sumbangan sebesar
58,2%. (4) Terdapat hubungan positif dan
signifikan antara penguasaan konsep fisika
dan kreativitas secara bersama dengan
kemampuan memecahkan masalah pada
pokok materi listrik statis siswa kelas XII
IPA SMA Nasrani 1 Medan, di mana
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,844
dan persamaan garis regresi linier ganda Y
= 6,487 + 0,694 X1 + 0,296 X2 dengan
sumbangan sebesar 71,32%.
Sesuai dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan, agar prestasi belajar fisika
siswa memberikan hasil yang optimal,
khususnya
melalui
peningkatan
penguasaan konsep, kreativitas siswa dan
kemampuan memecahkan masalah pada
materi pokok listrik statis, maka peneliti
menyarankan sebagai berikut: untuk
meningkatkan penguasaan konsep listrik
statis, kepada guru fisika disarankan agar
lebih memotivasi siswanya lebih aktif
dalam belajar.
74
Guru selalu mengupayakan peningkatan
kemampuan memecahkan masalah dengan
cara melatih kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal fisika yang
sekaligus dapat merangsang siswa untuk
berpikir aktif dan kreatif.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara
Bama. 2013. Uji Normalitas dengan SPSS
(online).
http://normalitasicebender.blogspot.c
om, diakses 12 Pebruari 2014.
Bambang. Analisis Regresi SPSS 15 (online).
File-upiedu/Direktori/FPMIPA/Jur.
Pend.
Matematika.BAP/AnalisisRegresi/ PDF. diakses 22 Pebruari
2014.
Chalil, Diana. 2008. Analisis Korelasi dan
Regresi dalam SPSS 15. Disampaikan
pada
pelatihan
Peningkatan
Kemampuan
Dosen
dalam
Intepretasi Data Penelitian bagi
Dosen PTS Kopertis Wilayah I di
Medan, tanggal 26-27 Maret 2008.
Dahar, R.W. 1989.
Teori-Teori Belajar.
Jakarta: Erlangga
Ghozali, Imam. 2001. SPSS Aplikasi Analisis
Multivariate, Edisi II. UNDIP.
Kamajaya. 2013. Fisika Untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas. Bandung :
Grafindo Media Pratama
Kemp. Jerrold E., Morrison G., Ross, SM.
1994. Designing Effective Instruction.
New York: Macmillan College
Publishing Company.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Munandar, S.C.U. 1987. Mengembangkan
Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta : Gramedia
Nasrani , SMA.
. Print Out Daftar
Nilai Ujian Nasional (UN) SMA
Nasrani 1 Medan Tahun Pelajaran
/
. Medan
Nur,
Muhamad.
1987.
Pendekatan
Keterampilan Proses dalam Pendidikan
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika Dan Kreativitas Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada
Materi Pokok Listrik Statis
Sains, sebagai Acuan Pendekatan
Keterampilan Proses dalam Pendidikan
Kejuruan. Makalah disampaikan
dalam diskusi tentang PKP di FPTK
IKIP Surabaya, 4 Mei 1987
Pakpahan , M. 2006. Pengaruh Gaji ,
Kemampuan Individu dan Persepsi
terhadap Kinerja PT Nusa Cipta
Rancana
Medan ,
Akademia
ISSN1410-1315, Vol. 10 (3):32.
Semiawan, C. 1990. Memupuk Bakat dan
Kreativitas Siswa Sekolah Menegah.
Jakarta: Gramedia.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Winkel, WS. 1991. Psikologi Pengajaran.
Jakarta;
PT
Grafindo.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
75
Nomor : 1
Bln/Thn: Maret 2014
JURNAL PENELITIAN
BIDANG PENDIDIKAN
ISSN: 0852 – 0151
Pembina
Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M,Si. (Rektor Unimed)
Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd
Ketua Dewan Editor
Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc, Ph.D.
Sekretaris Dewan Editor
Dra. Martina Restuati, M.Si.
Dewan Editor
Prof. Dr. Idrus Afandi, S.H. (UPI)
Prof. Dr. Kasmadi, M.Pd. (UNNES)
Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. (UNIMED)
Prof. Drs. Kristian H. Sugiarto, M.Sc. Ph.D. (UNY)
Prof. Dr. Amrin Saragih, M.A. (UNIMED)
Prof. Drs. Hamzah Upu, M.Ed. (UNM)
Prof. Dr. Amat Mukhadis, M.Pd. (UM)
Dr. Ismet Basuki, M.Pd. (UNESA)
Editor Teknik
Drs. Makmur Sirait, M.Si
Dra. Rosidah
Alamat Redaksi Tata Usaha: Gedung Lembaga Penelitian UNIMED Lantai II
Jln. Willem Iskandar Pasar V Medan (20221) Telp: (061) 6636757; Fax (061) 6613319, 6614002
Email: [email protected]
Penyunting menerima sumbangan artikel yang belum pernah dipublikasikan dalam media lain.
Naskah diketik di atas kertas HVS A4, spasi 1½ maksimum 17 halaman, dengan format seperti
tercantum pada halaman kulit dalam belakang.
Naskah akan dimuat dalam jurnal ini setelah lulus evaluasi dari tim editor
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
ISSN: 0852-0151
Volume: 20, Nomor 1, Bln/Thn:Maret 2014
DAFTAR ISI
Peningkatan Keterampilan Berbicara Sapaan Formal Bahasa Jerman Dengan
Menggunakan Metode Role Play
Resti Saragih …….……………….................................................................................
1-7
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Yang Diajar
Menggunakan Multimedia Berbasis Komputer Pada Materi Sistem Reproduksi
Manusia
Nanda Pratiwi dan Martina Restuati ................................................................................
8-15
Hubungan Penggunaan Sumber Belajar Dan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar
Pengukuran Dasar Survey
Dedek Suhendro dan Kristian ….......................................................................................
16-21
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat Dan Pendekatan Konvensional Pada Materi Pokok Kalor Dan
Perpindahan
Henok Siagian dan Asiroha Siboro..................................................................................
22-29
Penguasaan Teknik Pemesinan Ditinjau Dari Hasil Belajar Menggambar Teknik,
Kemandirian Belajar, Dan Minat Berwirausaha
Benyamin Situmorang dan Kurnia Sandro A. Sembiring ............................................
30-40
Inovasi Pembelajaran Metode Konvensional Dikombinasikan Dengan Strategi Peta Konsep
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Mariaty Sipayung …………………………………………….………...................................................
41-49
Pengembangan Pembelajaran Judo Teknik Bantingan Kyu - 4 Dengan Media VCD
Rahman Situmeang ……………..........................................................................................
50-56
Faktor-Faktor Penentu Kepuasan Kerja Guru SD
Paningkat Siburian .............................................................................................................
57-64
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika Dan Kreativitas Dengan Kemampuan
Memecahkan Masalah Pada Materi Pokok Listrik Statis
Bajongga Silaban ..................................................................................................................
65-75
Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dalam Pengajaran Matematika
Di SD dengan Menggunakan LKS Berbasis Masalah
Adi Suarman Situmorang ..................................................................................................... 76-82
ISSN 0852-0151
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20(1): 65 - 75, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONSEP FISIKA DAN
KREATIVITAS DENGAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN
MASALAH PADA MATERI POKOK LISTRIK STATIS
Bajongga Silaban
Dosen Kopertis Wlayah I DPK pada USBM Medan.
Diterima 25 Januari 2014, disetujui untuk publikasi 26 Februari 2014
Abstract This research are aimed to know what was the correlation between
mastery of physics concepts with problem-solving ability, creativity with problemsolving ability and. mastery of physics concept and creativity with problem-solving
ability on statics electricity on SMA Nasrani 1 Medan. The samples are students
of class XII IPA who had studied a statics electricity as subject consisted of 25
students were selected using purposive random sampling. The type of research is a
correlation research by mastery of physic concept and creativity as an independent
variable and problem-solving ability as a dependent variable. The data of mastery of
physics concept and problem-solving ability were gathered by using subjectif test,
meanwhile the data of creativity was gathered by using the questionnaires. Based on
results of data analysis be obtained that mastery of physic concept and problemsolving ability be good-classified, meanwhile the student’s creativity be mediumclassified and problem-solving ability be best-classified. Furthermore based on the
test of linier regression between mastery of physics concepts with problem-solving
ability and creativity with problem-solving ability be obtained regression equation
are Y = 0.992X1 + 5.369 for F = 34.771 and Y = 0.523X2 + 41.77 for F = 27.291,
respectively. Where as multiple regression equation between of mastery of physics
concepts and creativity simultaneously with problem-solving ability is Y = 0.694X1
+ 0.296X2 + 6.487 for F = 27.291 which was indicated that its regession linear. The
correlation coefficients between mastery of physics concepts with problem-solving
ability and creativity with problem-solving ability are r(x1, y)= 0.776 and r(x2, y)=
0.763 and based on t-test be obtained are t1= 5.893 and t2 = 4.947 for the sig. (p value)
< 0.05, respectively, meanwhile the coefficient of multiple correlation between
mastery of physics concepts and creativity simultaneously with problem-solving
ability is (Rx1x2, y) = 0.844 and based on t-test be obtained t1= 3.866 and t2 = 2.918 for
sig. (pvalue) < 0.05. The conclution of hypothesis, there are strength of positif
correlations which is significant between mastery of physics concept with problemsolving ability, creativity with problem-solving ability, and mastery of physics
concepts and creativity simultaneously with problem-solving ability on the subject
of statics electricity for class XII IPA SMA Nasrani 1 Medan.
.
Lembaga Penelitian
Universitas Negeri Medan
Kata kunci: mastery
of physics concepts,
creativity, ability of
problem solving,
statics electricity,
.
.
65
Bajongga Silaban
Pendahuluan
Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
dituangkan
tujuan
mata
pelajaran fisika SMA adalah agar peserta
didik
memiliki
kemampuan
untuk
membentuk sikap positif terhadap fisika
dengan
menyadari
keteraturan
dan
keindahan alam serta mengagungkan
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; memupuk
sikap ilmiah jujur, objektif, terbuka, ulet,
kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang
lain; memperoleh pengalaman dalam
menerapkan
metode
ilmiah
melalui
percobaan atau eksperimen; meningkatkan
kesadaran tentang terapan fisika yang dapat
bermanfaat dan juga merugikan bagi
individu, masyarakat, dan lingkungan serta
menyadari pentingnya mengelola dan
melestarikan
lingkungan
demi
kesejahteraan masyarakat;
memahami
konsep, prinsip, hukum dan teori fisika
serta
saling
keterkaitannya
dan
penerapannya
untuk
menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
teknologi (Mulyasa, 2006).
Berdasarkan hasil Ujian Nasional
tahun pelajaran 2012/2013 di SMA Nasrani 1
Medan untuk 3 mata pelajaran IPA
diperoleh nilai rata-rata fisika 6,90; nilai
rata-rata kimia 7,24 dan nilai rata-rata
biologi 7,95 (Nasrani 1, 2013). Hal ini
mengindikasikan bahwa masih banyak
siswa yang tidak menguasai konsep dalam
memecahkan soal fisika dan tidak
memunculkan rasa kreativitas yang tinggi
sehingga gagal dalam menyelesaikan soalsoal fisika yang secara langsung berdampak
pada pencapaian nilai siswa yang hanya
berada dibawah 7,0. Nilai tersebut sedikit
masih
kurang
memenuhi
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) Fisika yang
telah ditetapkan oleh SMA Nasrani 1 Medan
sebesar 7,00-7,50 yang menunjukkan bahwa
tingkat penguasaan siswa pada mata
pelajaran fisika tergolong rendah.
Selama ini terdapat anggapan dan
kesan dari sebagian besar siswa SMA,
bahwa mata pelajaran fisika itu sulit, rumit
dan memerlukan daya penalaran yang lebih
66
tinggi di samping penguasaan matematika
sebagai alat bantu dalam memecahkan soalsoal, sehingga menjadikan siswa tidak
tertarik untuk mempelajarinya. Hal ini
merupakan suatu tantangan bagi guru fisika
untuk berbenah diri dalam meningkatkan
kualitas penyampaian materi pelajaran.
Karena apabila siswa sudah tidak berminat
lagi terhadap pelajaran fisika ditambah
dengan guru yang tidak menarik dalam
menyampaikan materi pelajaran, maka
jangan diharapkan pada diri siswa akan
tertanam penguasaan konsep yang baik dan
kreativitas dalam memecahkan masalah
(soal) fisika.
Listrik statis merupakan bagian fisika
yang mempelajari tentang gejala alam,
khususnya tentang daerah medan listrik,
jenis muatan listrik dan sebagainya.
Kebanyakan soal-soal tentang listrik statis
erat kaitannya dengan penggunaan Hukum
Coulomb sekaligus sebagai pemecahannya.
Namun juga ada beberapa rumus atau
hukum
yang
dapat
menyelesaikan
persoalan tentang listrik statis. Meskipun
demikian tetap ada juga siswa yang banyak
mengalami kesulitan tentang listrik statis
ini.
Menurut Dahar (1989) kemampuan
memahami
suatu
konsep
sangat
dipengaruhi oleh kesanggupan berpikir
seseorang. Sedangkan tingkat penguasaan
konsep yang diharapkan tergantung pada
kompleksitas
konsep
dan
tingkat
perkembangan kognitif siswa. Senada
dengan itu Winkel (1991) mengartikan
penguasaan
konsep
sebagai
suatu
pemahaman dengan menggunakan konsep,
kaidah dan prinsip. Sedangkan Dahar (1989)
mendefinisikan penguasaan konsep sebagai
kemampuan siswa dalam memahami
makna secara ilmiah baik teori maupun
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya Bloom (dalam Rustaman,
dkk. 2013) mengemukakan penguasaan
konsep merupakan suatu kemampuan
menangkap pengertian-pengertian seperti
mampu mengungkapkan suatu materi yang
disajikan ke dalam bentuk yang lebih
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika Dan Kreativitas Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada
Materi Pokok Listrik Statis
dipahami, mampu memberikan interpretasi
dan mampu mengaplikasikannya.
Berdasarkan berbagai pendapat di
atas dapat dikatakan bahwa penguasaan
konsep adalah usaha yang harus dilakukan
oleh siswa dalam merekam dan mentransfer
kembali sejumlah informasi dari suatu
materi pelajaran tertentu khususnya materi
pokok
listrik
statis
yang
dapat
dipergunakan dalam memecahkan masalah,
menganalisa, menginterpetasikan pada
suatu kejadian tertentu. Lebih ringkasnya
penguasaan konsep adalah hasil dari
kegiatan intelektual. Selain siswa mampu
menguasai suatu konsep, kreativitas juga
sangat diperlukan dalam memecahkan
masalah.
Menurut Semiawan (1990) kreativitas
dapat dipandang sebagai suatu proses
pemikiran
berbagai
gagasan
dalam
menghadapi suatu persoalan atau masalah.
Di dalam proses
bermain
dengan
gagasan-gagasan atau unsur-unsur dalam
pikiran akan merupakan keasyikan yang
menyenangkan dan menantang siswa.
Dalam hal ini kreativitas merupakan proses
berpikir di mana siswa berusaha untuk
menemukan hubungan-hubungan baru,
mendapatkan jawaban, metode atau cara
baru dalam memecahkan masalah. Di dalam
mengembangkan kreativitas anak didik
meliputi beberapa segi yaitu: kognitif,
afekktif, dan psikomotor.
Munandar (1990) menyatakan bahwa
kreativitas adalah
kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data,
informasi atau unsur-unsur yang ada . Selain
itu disebutkan bahwa kepribadian yang
kreatif diperoleh urutan ciri-ciri sebagai
berikut mempunyai daya imajinasi yang
kuat,
mempunyai inisiatif, mempunyai
minat yang luwes, bebas dalam berpikir,
bersifat ingin tahu, selalu ingin mendapat
pengalaman-pengalaman baru, percaya pada
diri sendiri, penuh semangat (energik), berani
mengambil resiko (tidak takut membuat
kesalahan), berani dalam pendapat dan
keyakinan
(tidak
ragu-ragu
dalam
menyatakan pendapat meskipun kritik dan
berani mempertahankan pendapat yang
menjadi keyakinannya). Berdasarkan definisi
dan batasan yang telah diuraikan di atas
maka dalam penelitian ini kreativitas adalah
kemampuan menggunakan data atau
informasi yang tersedia untuk menemukan
banyak kemungkinan jawaban terhadap
suatu masalah, di mana penekanannya pada
kualitas, kuantitas, ketepatgunaan dan
keragaman jawaban, yang mempunyai ciriciri memiliki sifat ingin tahu, imajinatif,
tertantang
oleh
kemajemukan,
berani
mengambil risiko, dan menghargai.
Sund menyatakan ciri-ciri individu
yang memiliki potensi kreatif adalah sebagai
berikut memiliki hasrat ingin tahu, panjang
akal, berkeinginan untuk menemukan atau
meneliti, lebih suka melakukan tugas-tugas
yang berat, senang menyelesaikan masalah,
bergerak dan penuh dedikasi dalam
melakukan pekerjaan, bersifat fleksibel,
cepat
menanggapi
atau
menjawab
pertanyaan
dan
memiliki
kebiasaan
memberikan
jawaban
lebih
banyak
dibanding dengan orang lain, mampu
melakukan situasi dan melihat implikasiimplikasi yang baru, memiliki semangat
inquiry , dan memiliki latar belakang
kemampuan membaca yang luas (Slameto,
1995).
Dalam
memecahkan
masalah
prosesnya terutama terletak dalam diri siswa,
sehingga kreativitas siswa banyak berperan
dalam
menemukan
jawaban
masalah
berdasarkan data atau informasi yang ada.
Siswa yang kreatif akan mampu untuk
membuat
kombinasi-kombinasi
baru
berdasarkan data, informasi atau unsurunsur yang ada, kemudian digunakan
sebagai dasar pemecahan masalah. Untuk
memecahkan masalah secara kreatif, proses
pemecahan berlangsung dalam lima tahap,
yaitu : (a) pengumpulan data, (b)
menemukan masalah, (c) menemukan
gagasan, (d) menemukan jawaban, (e)
menemukan penerimaan.
Menurut
Benard
dan
Obourn
kemampuan memecahkan masalah adalah
merupakan salah satu unsur keterampilan
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
67
Bajongga Silaban
proses. Untuk itu program sains seharusnya
mengembangkan berbagai kemampuan
menemukan elemen dalam masalah fisika
dan hubungan antar elemen, menggunakan
hukum,
rumus,
operasi
matematik,
penggunaan sistem satuan dan memahami
istilah-istilah (Nur, 1987).
Berdasarkan uraian di atas, dapat
dikatakan bahwa adanya hubungan yang
positif dan signifikan antara penguasaan
konsep dengan kemampuan memecahkan
masalah. Dengan kata lain, konsep-konsep
fisika yang dimiliki atau yang telah ada
pada diri siswa, tidak akan dapat dikuasai
dengan baik tanpa latihan memecahkan
masalah atau soal-soal yang berkaitan
dengan bahasan yang dipelajari. Artinya,
dengan
mempertinggi
kemampuan
memecahkan masalah, siswa akan lebih
menguasai konsep-konsep yang terdapat
dalam struktur kognitifnya serta melatih
kemampuan berpikir sehingga akan dapat
memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Mengingat pentingnya kreativitas
dalam memecahkan masalah (soal), maka
guru dalam menyampaikan materi pelajaran
dituntut untuk menggunakan pendekatanpendekatan
yang
dapat
memberi
kesempatan kepada siswa mengembangkan
kreativitas dimaksud. Metode yang dapat
dilakukan guru boleh dengan cara
melakukan
demonstrasi,
pengamatan,
percobaan atau menyajikan contoh-contoh
soal dan dilanjutkan dengan penugasan
jenis-jenis soal lain yang mirip dengan soal
tersebut yang dapat menantang siswa untuk
mengembangkan kreativitasnya.
Kreativitas
pembelajaran
fisika
khususnya pada materi pokok listrik statis
harus disampaikan dengan menarik dan
menyenangkan sehingga siswa tidak akan
merasa
bosan
untuk
mengikuti
pembelajaran tersebut. Dengan sendirinya
secara perlahan-lahan akan tertarik terus
dengan
materi
tersebut
dan
akan
membiasakan diri menjadi kreatif dalam
memecahkan masalah (soal).
Berdasarkan uraian di atas, untuk
meningkatkan kreativitas siswa diperlukan
68
waktu dan kesabaran membimbing dari
hal-hal yang sangat mendasar ke tingkat
yang lebih tinggi. Selanjutnya bimbingan
harus dilakukan secara kontinu dan
dikaitkan
dengan
kehidupan
nyata,
sehingga siswa akan tertarik memecahkan
masalah dimaksud. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa antara kreativitas
dengan kemampuan memecahkan masalah
memiliki hubungan yang kuat dan
signifikan.
Konsep-konsep fisika dapat dikuasai
dengan baik oleh siswa maka seorang guru
dalam
pembelajaran
tidak
hanya
memberikan materi pelajaran yang sesuai
dengan
garis-garis
besar
program
pengajaran saja, melainkan harus dapat
menciptakan proses belajar mengajar yang
efektif. Konsep belajar mengajar yang efektif
hanya akan terjadi jika siswa terlibat secara
aktif dalam proses persepsi terhadap hal
atau masalah yang memberikan stimulus
pelajarannya. Dengan mengembangkan
kreativitas pada diri siswa itu sendiri maka
akan
mampu
menemukan
dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep,
serta pemecahan masalah.
Berdasarkan pengertian kreativitas
yaitu kemampuan menggunakan data atau
informasi yang tersedia untuk menemukan
banyak kemungkinan jawaban terhadap
suatu masalah, di mana penekanannya pada
kualitas, kuantitas, ketepatgunaan dan
keragaman jawaban, maka kreativitas dapat
ditinjau dari segi produk maupun dari segi
proses kreatif.
Ditinjau dari segi produk kreatif,
maka
hasil
yang
diperoleh
dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
mengatasi
kesulitan,
dan
dapat
mendatangkan sesuatu yang lebih baik. Dari
segi proses kreatif, seorang siswa yang
kreatif mampu mengorganisasi kembali
pengalaman-pengalaman yang pernah ia
terima. Pengalaman-pengalaman tersebut
dapat berupa konsep-konsep, prinsip,
maupun hukum fisika. Pengalamanpengalaman itu diperoleh setelah siswa
melakukan proses belajar dan dapat dengan
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika Dan Kreativitas Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada
Materi Pokok Listrik Statis
mudah dipelajari bila siswa banyak
memecahkan masalah, sebagaimana para
ilmuan menemukan konsep, hukum,
maupun prinsip.
Kemampuan
seseorang
dalam
menguasai
pengalaman-pengalamannya
berupa konsep, prinsip, maupun hukum
fisika sebagai informasi yang pernah
diberikan kepadanya dapat diketahui
melalui proses belajar berupa penguasaan
konsep fisika. Dengan demikian siswa yang
memiliki kreativitas yang tinggi diharapkan
memiliki penguasaan konsep yang baik dan
berkaitan langsung dengan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah. Dalam
penelitian ini ada tiga variabel yang
dianggap saling berhubungan antara
penguasaan konsep dengan kemampuan
memecahkan masalah, antara kreativitas
dengan kemampuan memecahkan masalah
serta antara penguasaan konsep dan
kreativitas
secara
bersama
dengan
kemampuan memecahkan masalah.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui korelasi antara penguasaan
konsep
fisika
dengan
kemampuan
memecahkan masalah; kreativitas dengan
kemampuan
memecahkan
masalah;
penguasaan konsep dan kreativitas dengan
kemampuan memecahkan masalah pada
materi pokok listrik statis di kelas XII IPA
SMA Nasrani 1 Medan.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Nasrani
1 Medan pada tahun pelajaran 2013/2014
dengan jenis penelitian korelasi. Variabel
penelitian yaitu penguasaan konsep (X1) dan
kreativitas (X2) yang disebut sebagai
variabel bebas. Variabel terikat adalah
kemampuan
memecahkan masalah (Y).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas XII SMA Nasrani 1 Medan dan
sampel adalah siswa kelas XII IPA sebanyak
25 orang yang pengambilannya dilakukan
dengan cara teknik purposive sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian meliputi tes
penguasaan konsep fisika sebanyak 20 butir
yang penyusunannya berdasarkan pada
tujuan pembelajaran pada pokok bahasan
gaya coulomb, potensial listrik, medan
listrik dan energi kapasitor serta rangkaian
kapasitor.
Sebelum
instrumen
tes
penguasaan konsep diujicobakan, terlebih
dahulu dilakukan penyekoran, dengan
memberi angka satu (1) untuk jawaban yang
benar sempurna dan angka nol (0) untuk
jawaban yang salah. Analisis item ini
berguna untuk menentukan koefisien
validitas dan reliabilitas tes penguasaan
konsep. Skor mentah diubah menjadi skor
baku
dengan
menggunakan
rumus
Arikunto (2001: N =
x c ; dengan: N = nilai
baku,
a = skor perolehan, b = skor
maksimum dan c = bobot.
Angket kreativitas sebanyak 27
pertanyaan dengan 5 alternatif pilihan
jawaban dan mengacu pada skala Likert
sebagai berikut: 1) Sangat Setuju (SS), 2)
Setuju (S), 3) Ragu-ragu (R) , 4) Tidak Setuju
(TS), 5) Sangat Tidak Setuju (STS).
Pengembangan angket kreativitas ini
dilakukan sendiri oleh peneliti berdasarkan
indikator kreativitas. Dalam penelitian ini
perumusan pernyataan dilakukan dalam
dua bentuk yakni pernyataan yang positif
(favorable) dengan bobot 0, 1, 2, 3 dan 4 dan
pernyataan negative (unfavorable) dengan
bobot 4, 3, 2, 1, dan 0. Sedangkan tes
kemampuan
memecahkan
masalah
sebanyak 20 butir berbentuk subjektif tes,
yang disusun sesuai dengan materi pokok
listrik statis. Sesuai dengan tujuan tes yaitu
untuk mengukur kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah, maka butir–butir
soal yang dibuat ditekankan pada klasifikasi
aplikasi, analisis dan sintesis. Namun
klasifikasi pengetahuan dan pemahaman
juga digunakan sebelum sampai pada
penyelesaian masalah. Aturan penilaian
yang diberikan adalah sebagai berikut: Jika
soal dijawab dengan baik dan benar nilainya
satu, kemudian apabila soal dijawab benar
tetapi belum sempurna nilainya setengah,
serta apabila soal dijawab tetapi salah atau
soal tidak dijawab maka nilainya nol.
Rumus pengubahan skor mentah menjadi
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
69
Bajongga Silaban
skor baku juga sama dengan menggunakan
rumus pada tes penguasaan konsep.
Untuk menentukan besarnya koefisien
validitas dan reliabilitas ketiga instrumen
terlebih dahulu diujicobakan ke siswa SMA
Methodist 1 Medan sebanyak 26 orang.
Menurut Wijaya (2000)
uji validitas
ditentukan dengan mencari koefisien
korelasi product moment Pearson. Syarat
suatu item tes dikatakan valid jika rXY>rtabel
dan nilai sig.(p value) < 0,05 maka item
valid, dan koefisien reliabilitas instrumen
yang digunakan adalah teknik koefisien
Split-Half Gutmann (teknik belah dua)
karena skor penilaiannya adalah 1 dan 0
dengan syarat suatu instrumen dikatakan
reliabel jika rXY>rtabel.. Sedangkan untuk
angket kreativitas dan tes kemampuan
memecahkan masalah digunakan rumus
teknik Cronbach Alpha karena skor
penilaiannya adalah 0.0, 0.5, 1.0, 2.0, 3.0 dan
4.0. Menurut Ghozali (2001)
jika nilai
Cronbach Alpa > 0,60 maka pertanyaanpertanyaan untuk mengukur variabel yang
diamati reliabel dan jika nilai Cronbach
Alpa < 0,60 maka pertanyaan-pertanyaan
untuk mengukur variabel yang diamati
tidak reliabel .
Sebelum dilakukan uji hipotesis,
maka data nilai penguasaan konsep fisika,
angket
kreativitas
dan
kemampuan
memecahkan masalah diuji normalitasnya
dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov.
Menurut Bama (2013) langkah-langkah
penganalisisan uji normalitas data dengan
SPSS adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan
Ho dan Ha sebagai berikut, Ho: Sampel
berasal dari populasi yang
berdistribusi
normal dan Ha: Sampel tidak berasal dari
populasi yang berdistribusi normal, 2)
Menetapkan taraf signifikansi α = , 5, 3)
Membandingkan sig. (p value dengan α =
0,05, 4) Jika sig. (p value > α = , 5, maka
sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal sebaliknya jika sig. (p
value < α = , 5, maka sampel tidak berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
70
Uji Multikolinieritas berguna untuk
melihat apakah pada variabel bebas terjadi
gejala multikolinieritas dengan variabel lain.
Menurut Chalil (2008) jika nilai Variance
Inflation Factor (VIF) yang lebih besar dari 2
biasanya
telah
terjadi
masalah
multikolinieritas.
Uji linieritas variabel bebas dengan
variabel terikat bertujuan untuk mengetahui
linieritas korelasi. Untuk maksud tersebut,
peneliti melakukan uji kelinieran garis-garis
regresi yang mungkin diperoleh. Menurut
Bambang (2013) langkah-langkah analisis
regresi dengan SPSS adalah sebagai berikut,
1) uji normalitas data setiap variabel
(khususnya variabel tak bebas), gunakan uji
Kolmogorov Smirnov, 2) menghitung nilainilai dari koefisien regresi, sehingga
persamaan regresi Y = a + bX . 3) Uji
keberartian persamaan regresi dengan uji
ANOVA dengan kriteria, jika Fh > Ftabel,
maka persamaan regresi berarti pada α yang
dipilih. Jika sebaliknya tidak berarti atau
jika sig. (p value) < α, maka persamaan
regresi berarti, sebaliknya persamaan regresi
tidak berarti dan 4) Uji keberartian regresi
dengan kriteria, jika th > ttabel, maka koefisien
regresi berarti pada α yang dipilih. Jika
sebaliknya koefisien regresi tidak berarti
atau jika sebaliknya sig. (p value) < α maka
koefisien regresi tidak berarti.
Uji Heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam suatu regresi
terjadi ketidaksamaan varians residual dari
suatu pengamatan. Jika varians dari residual
antara pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homokedastisitas, tetapi jika varians
berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
menganalisis penyebaran titik-titik yang
terdapat pada scatterplot yang dihasilkan
melalui output SPSS 18.0 dengan dasar
pengambilan keputusan.
Menurut Santoso (dalam Pakpahan,
2006) ada dua pola regresi yang
menunjukkan gejala heteroskedastisitas
yaitu (1) Jika ada pola tertentu seperti titiktitik yang membentuk suatu pola tertentu
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika Dan Kreativitas Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada
Materi Pokok Listrik Statis
yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit) maka telah terjadi
heteroskedastisitas, (2) Jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Keseluruhan uji ini dianalisis dengan
menggunakan bantuan software SPSS 18.0.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis diperoleh
koefisien validitas dan reliabilitas masingmasing instrumen disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rangkuman Koefisien Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen
Tes Penguasaan
Konsep Fisika
Angket Kreativitas
Tes Kemampuan
Memecahkan
Masalah
Koefisien
Validitas
Reliabilitas
0,776
0,961
(rata-rata)
0,716
0,759
(rata-rata)
0,583
(rata-rata)
0.733
Berdasarkan Tabel 1 tampak bahwa
seluruh instrumen sudah valid dan reliabel.
Selanjutnya nilai rata-rata dan standar
deviasi data sampel penelitian penguasaan
konsep (PK) dan kreativitas (Kr) tergolong
sedang
sedangkan
kemampuan
memecahkan masalah (KMM) tergolong
baik. Hasil uji normalitas terhadap ketiga
Nilai rtabel
Keterangan
r(23)(0,05) = 0,413
r(26)(0,05) = 0,388
valid
dan reliabel
r(22)(0,05) = 0,423
data hasil penelitian diperoleh nilai sig. (p
value) > 0,05 yang berarti bahwa sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Rangkuman hasil ujinormalitas
ketiga variabel tersebut disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Nilai rata-rata, Standar deviasi dan Uji Normalitas Sampel Penelitian
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
PK
25
74.0000
5.20416
.216
.184
-.216
1.081
.193
Kr
25
70.8000
9.14239
.203
.203
-.149
1.016
.253
KMM
25
78.8000
6.65833
.268
.268
-.164
1.342
.054
Melalui uji multikolinieritas diperoleh nilai VIP yang sama untuk kedua variabel bebas
yaitu sebesar 1.490 yang mengindikasikan tidak terjadinya gejala multikolinieritas. Rangkuman
koefisien multikolinieritas kedua variabel bebas tersebut disajikan pada Tabel 3.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
71
Bajongga Silaban
Tabel 3. Nilai Koefisien Uji Multikolonieritas Variabel Bebas
Coefficientsa
Standardized
Coefficients
Beta
Unstandardized
Collinearity
Coefficients
Statistics
t
Sig.
B
Std. Error
Tolerance
VIF
1
(Constant)
6.487
10.851
.598
.556
PK
.694
.178
.542
3.886
.001
.671
1.490
Kr
.296
.102
.407
2.918
.008
.671
1.490
a. Dependent Variable: KMM
PK
: Penguasaan Konsep
Kr
: Kreativitas
Berdasarkan analisis data diperoleh nilai konstanta (b), t dan sig. dan disajikan pada Tabel 4.
Model
Tabel 4. Uji Signifikansi Hipotesis Penelitian
Hipotesis
1
2
3
Persamaan Regresi
Y=5,369+0,992X1
Y=41,77+0,523X2
Y=6,487+0,694X1+0,296X2
Dari Tabel 4, ketiga Ho ditolak sebaliknya
Ha diterima, yang berarti ada hubungan
yang berarti dan signifikan antara
penguasaan
konsep
fisika
dengan
kemampuan memecahkan masalah, antara
kreativitas
dengan
kemampuan
t
5,893
4,497
3,886
2,918
Sig.
0,000
0,000
0,000
0,008
H0
ditolak
ditolak
ditolak
ditolak
memecahkan
masalah
dan
antara
penguasaan konsep fisika dan kreativitas
secara bersama dengan kemampuan
memecahkan masalah. Selanjutnya hasil
analisis koefisien korelasi ditampilkan pada
Tabel 5.
Tabel 5. Koefisien Korelasi
Variabel
X 1, Y
X 2, Y
(X1, X2),Y
R
RSquare
0,776
0,763
0,844
0,602
0,582
0,713
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa koefisien
korelasi, sumbangan antara penguasaan
konsep
fisika
dengan
kemampuan
memecahkan
masalah
dan
antara
kreativitas
dengan
kemampuan
memecahkan
masalah
masing-masing
secara berurut adalah 0,776 dan 0,763
tergolong sedang; 60,2%, 58,2 %; dan
antara
penguasaan konsep fisika dan
kreativitas
secara
bersama
dengan
kemampuan memecahkan masalah adalah
0,844 tergolong kuat, 71,3%;. Sedangkan
72
Adjusted
R Square
0,584
0,559
0,687
Std Error
of Estimate
4,29338
6,49087
3,72741
nilai Adjusted RSquare yang menjelaskan
kemampuan sampel penelitian tinggi
ketepatannya dalam mencari jawaban yang
dibutuhkan dari populasi masing-masing
adalah 0,584 (58,2%), 0,559 (55,9%), dan
0,687 (68,7%).
Analisis of Varians (ANOVA) yang
berguna untuk melihat apakah varians
linier atau tidak disajikan pada Tabel 6.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika Dan Kreativitas Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada
Materi Pokok Listrik Statis
Tabel 6. Rangkuman ANOVA
Prediktor
Penguasaan
Konsep Fisika
Kreativitas
Penguasaan
Konsep Fisika
dan Kreativitas
Model
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Sum of
Square
640.038
423.962
1064.000
548.555
515.445
1064.000
758.342
305.658
1064.000
df
1
23
24
1
23
24
2
22
24
Mean
Square
640.038
18.433
F
Sig.
34.722
.000a
548.555
22.411
24.477
.000a
379.171
13.894
27.291
.000a
Dari Tabel 6 terlihat bahwa nilai sig. (pvalue)
< 0,05 yang menyatakan bahwa masingmasing korelasi kedua varians variabel
linier.
Uji Heteroskedastisitas diperoleh
dan dapat dilihat melalui Scatterplot pada
Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3, yang
memperlihatkan
bahwa
titik-titik
menyebar
secara
acak
dan
tidak
membentuk suatu pola tertentu yang jelas,
serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka nol pada sumbu Regression
Studenttized Deleted (Press) Residual (Y)
yang
berarti
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 2. Scatterplot Kreativitas Siswa
Gambar 1. Scatterplot Tes Penguasaan
Konsep Fisika
Gambar 3. Scatterplot Tes Penguasaan
Konsep Fisika dan Kreativitas
Siswa
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
73
Bajongga Silaban
Simpulan dan Saran
Berdasarkan pengujian hipotesis dan
analisa data penelitian serta interpretasi
hasil penelitian, maka dalam penelitian ini
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
(1) Besarnya nilai rata-rata penguasaan
konsep adalah 74,0 dengan standar deviasi
5,20, kreativitas 70,8 dengan standar deviasi
9,14
dan
kemampuan
memecahkan
masalah 78,8 dengan standar deviasi 6,66.
(2) Terdapat hubungan positif dan
signifikan antara penguasaan konsep fisika
dengan kemampuan memecahkan masalah
pada pokok materi listrik statis siswa kelas
XII IPA SMA Nasrani 1 Medan, di mana
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,776
dan persamaan garis regresi linier Y = 5.369
+ 0.992 X1 dengan sumbangan sebesar
60,2%. (3) Terdapat hubungan positif dan
signifikan antara kreativitas dengan
kemampuan memecahkan masalah pada
pokok materi listrik statis siswa kelas XII
IPA SMA Nasrani 1 Medan, di mana
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,763
dan persamaan garis regresi linier Y = 41,77
+ 0,523X2 dengan sumbangan sebesar
58,2%. (4) Terdapat hubungan positif dan
signifikan antara penguasaan konsep fisika
dan kreativitas secara bersama dengan
kemampuan memecahkan masalah pada
pokok materi listrik statis siswa kelas XII
IPA SMA Nasrani 1 Medan, di mana
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,844
dan persamaan garis regresi linier ganda Y
= 6,487 + 0,694 X1 + 0,296 X2 dengan
sumbangan sebesar 71,32%.
Sesuai dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan, agar prestasi belajar fisika
siswa memberikan hasil yang optimal,
khususnya
melalui
peningkatan
penguasaan konsep, kreativitas siswa dan
kemampuan memecahkan masalah pada
materi pokok listrik statis, maka peneliti
menyarankan sebagai berikut: untuk
meningkatkan penguasaan konsep listrik
statis, kepada guru fisika disarankan agar
lebih memotivasi siswanya lebih aktif
dalam belajar.
74
Guru selalu mengupayakan peningkatan
kemampuan memecahkan masalah dengan
cara melatih kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal fisika yang
sekaligus dapat merangsang siswa untuk
berpikir aktif dan kreatif.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara
Bama. 2013. Uji Normalitas dengan SPSS
(online).
http://normalitasicebender.blogspot.c
om, diakses 12 Pebruari 2014.
Bambang. Analisis Regresi SPSS 15 (online).
File-upiedu/Direktori/FPMIPA/Jur.
Pend.
Matematika.BAP/AnalisisRegresi/ PDF. diakses 22 Pebruari
2014.
Chalil, Diana. 2008. Analisis Korelasi dan
Regresi dalam SPSS 15. Disampaikan
pada
pelatihan
Peningkatan
Kemampuan
Dosen
dalam
Intepretasi Data Penelitian bagi
Dosen PTS Kopertis Wilayah I di
Medan, tanggal 26-27 Maret 2008.
Dahar, R.W. 1989.
Teori-Teori Belajar.
Jakarta: Erlangga
Ghozali, Imam. 2001. SPSS Aplikasi Analisis
Multivariate, Edisi II. UNDIP.
Kamajaya. 2013. Fisika Untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas. Bandung :
Grafindo Media Pratama
Kemp. Jerrold E., Morrison G., Ross, SM.
1994. Designing Effective Instruction.
New York: Macmillan College
Publishing Company.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Munandar, S.C.U. 1987. Mengembangkan
Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta : Gramedia
Nasrani , SMA.
. Print Out Daftar
Nilai Ujian Nasional (UN) SMA
Nasrani 1 Medan Tahun Pelajaran
/
. Medan
Nur,
Muhamad.
1987.
Pendekatan
Keterampilan Proses dalam Pendidikan
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika Dan Kreativitas Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada
Materi Pokok Listrik Statis
Sains, sebagai Acuan Pendekatan
Keterampilan Proses dalam Pendidikan
Kejuruan. Makalah disampaikan
dalam diskusi tentang PKP di FPTK
IKIP Surabaya, 4 Mei 1987
Pakpahan , M. 2006. Pengaruh Gaji ,
Kemampuan Individu dan Persepsi
terhadap Kinerja PT Nusa Cipta
Rancana
Medan ,
Akademia
ISSN1410-1315, Vol. 10 (3):32.
Semiawan, C. 1990. Memupuk Bakat dan
Kreativitas Siswa Sekolah Menegah.
Jakarta: Gramedia.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Winkel, WS. 1991. Psikologi Pengajaran.
Jakarta;
PT
Grafindo.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20 Nomor 1 Maret 2014
75