Studi Perbandingan Penggunaan Rangka Atap Baja Ringan Dengan Rangka Atap Pryda Pada Bangunan Persegi Panjang Ditinjau Dari Segi Biaya.

(1)

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN

RANGKA ATAP BAJA RINGAN

DENGAN RANGKA ATAP PRYDA

PADA BANGUNAN PERSEGI PANJANG

DITINJAU DARI SEGI BIAYA

Tjetjep Mutaqin

NRP : 0121019

Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata, MT UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BANDUNG

ABSTRAK

Atap adalah penutup rumah sebelah atas. Atap berfungsi melindungi bangunan dan yang ada dibawahnya dari pengaruh cuaca seperti hujan dan sengatan matahari. Dalam penulisan tugas akhir ini, dibahas mengenai perbandingan penggunaan rangka atap baja ringan dengan rangka atap pryda pada bangunan persegi panjang ditinjau dari segi biaya untuk bentang kuda-kuda 10, 11, 12, 13, dan 14m.

Rangka atap baja ringan dan rangka atap pryda memiliki keunggulan dan kerugian masing-masing diantaranya rangka atap baja ringan memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan dengan rangka atap pryda, tetapi untuk bentang kuda-kuda lebih dari 12m tanpa ada tumpuan tambahan seperti kolom atau dinding diantara bentangnya harus menggunakan balok beton tambahan karena apabila tidak menggunakan balok beton tambahan kekuatan bahan baja ringan tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan.

Studi kasus yang dilakukan oleh penulis adalah merencanakan dan membuat sendiri denah rumah tinggal 1 lantai (fiktif), kemudian denah dan data-data yang diperlukan untuk desain diberikan pada perusahaan rangka atap untuk dihitung volume untuk bahan baja ringan dan bahan kayu pryda.

Dari analisis masalah yang dilakukan oleh penulis didapatkan bahwa rangka atap baja ringan lebih mahal dari pada rangka atap pryda meskipun biayanya lebih mahal tetapi rangka atap baja ringan memiliki kelebihan antara lain anti rayap, lebih ringan dibandingkan rangka atap pryda, lebih tahan terhadap api, anti jamur dan pelapukan, sehingga memberikan keuntungan yang lebih bagi pengguna rangka atap baja ringan.

Kesimpulan yang didapatkan adalah rangka atap baja ringan memerlukan biaya yang lebih besar daripada rangka atap pryda. Penulis menyarankan untuk dilakukan analisis dengan menggunakan bentuk atap yang berbeda.


(2)

DAFTAR ISI

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ...i

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ...ii

ABSTRAK ...iii

PRAKATA ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR TABEL...xii

DAFTAR LAMPIRAN………...……xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah……….1

1.2Tujuan Penelitian……….………...…2

1.3Ruang Lingkup Pembahasan………..3

1.4Sistematika Penulisan……….3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Berbagai Macam Bentuk Atap………..5

2.2 Konstruksi Atap………11

2.2.1 Rangka Atap………...11

2.2.2 Penutup Atap………..19

2.3 Rangka Atap Baja Ringan………21

2.3.1 Pengertian Rangka Atap Baja Ringan………21


(3)

2.3.3 Sambungan dan Alat Penyambung……….….……...24

2.3.4 Kekhususan Penggunaan Rangka Atap Baja Ringan…….…....25

2.3.5 Keuntungan dan Kerugian Rangka Atap Baja Ringan……...…25

2.4 Rangka Atap Pryda………..…26

2.4.1 Pengertian Rangka Atap Pryda………..…26

2.4.2 Sifat-Sifat dan Tegangan Kayu………..…26

2.4.3 Sambungan dan Alat Penyambung………....28

2.4.4 Kekhususan Penggunaan Rangka Atap Pryda……….…..29

2.4.5 Keuntungan dan Kerugian Rangka Atap Pryda……….29

2.5 Manajemen Pengadaan Rangka Atap Baja Ringan Dan Rangka Atap Pryda……….……31

2.6 Proses Pembuatan Rangka Atap………..34

2.6.1 Proses Pembuatan Rangka Atap Baja Ringan ………..…34

2.6.2 Proses Pembuatan Rangka Atap Pryda……….….35

2.7 Pengertian Volume Pekerjaan dan Harga satuan……….…36

BAB 3 STUDI KASUS 3.1 Data Umum Proyek ………38

3.2 Hasil Desain Rangka Atap………..…39

3.2.1 Hasil Desain Rangka Atap Baja Ringan ………..39

3.2.2 Hasil Desain Rangka Atap Pryda……….46

BAB 4 ANALISA MASALAH 4.1 Analisa Biaya Rangka Atap Baja Ringan……….……….55

4.1.1 Biaya Bahan Rangka Atap Baja Ringan………...56


(4)

4.1.3 Biaya pelat Dan Sambungan Rangka Atap Baja Ringan………69

4.1.4 Biaya Total Balok Beton Tambahan Khusus Untuk Rangka Atap Baja Ringan……….70

4.1.5 Biaya Total Rangka Atap Baja Ringan………..71

4.2 Analisa Biaya Rangka Atap Pryda………..73

4.2.1 Biaya Bahan Rangka Atap Pryda………..73

4.2.2 Biaya Pemasangan Rangka Atap Pryda……….85

4.2.3 Biaya Pelat Dan Sambungan Rangka Atap Pryda……….86

4.2.4 Biaya Total Rangka Atap Pryda………86

4.3 Analisa Perbandingan Biaya Rangka Atap Baja Ringan Dengan Rangka Atap Pryda ………..90

4.3.1 Analisis Perbandingan Biaya Total Rangka Atap Baja Ringan Dengan Rangka Atap Pryda……….90

4.3.2 Analisis Perbandingan Biaya Per m² Rangka Atap Baja Ringan Dengan Rangka Atap Pryda………91

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….…….94

5.2 Saran………95

DAFTAR PUSTAKA……….….96


(5)

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

BC Restraint = Bottom Chord Restraint = Jarak pengaku batang bawah C1, C2 = Creeper = kuda-kuda mono yang menopang pada bidang jurai H1 = Hip = kuda-kuda yang membentuk jurai

J1 = Jack = kuda-kuda mono yang menopang pada girder KN = Kilo Newton

m = meter mm = millimeter MPa = Mega pascal Pa = Pascal

P/ Bd = Plasterd Board = Plafon gypsum Std = Standar

TC Pitch = Top Chord Pitch = Kemiringan sisi atap

TC Restraint = Top Chord Restraint = Jarak pengaku bagian atas

TG = Truncated girder = kuda-kuda yang menanggung beban lain T1, T2, T3 = Truncated

U.O.N = Unless Other Note = Kecuali ada catatan lain VGH = Visually Graded Hardwood


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Atap datar ...6

Gambar 2.2 Atap pelana ...7

Gambar 2.3 Atap perisai...7

Gambar 2.4 Atap miring...8

Gambar 2.5 Atap tenda...8

Gambar 2.6 Atap runcing...9

Gambar 2.7 Atap kerucut...9

Gambar 2.8 Atap melengkung...10

Gambar 2.9 Atap peluru...10

Gambar 2.10 Atap gergaji...11

Gambar 2.11 Berbagai jenis kuda-kuda yang biasa digunakan...12

Gambar 2.12 Kaki kuda-kuda (split)...13

Gambar 2.13 Balok datar (bim balk)...13

Gambar 2.14 Balok penggantung (hanger) ...14

Gambar 2.15 Balok pengokong ( skoor) ...14

Gambar 2.16 Balok gapit, gording, bubungan, dan balok tembok………..15

Gambar 2.17 Usuk, reng dan papan bubungan...16

Gambar 2.18 Jurai luar dan jurai dalam...18

Gambar 2.19 Contoh rangka atap baja ringan...21

Gambar 2.20 Profil baja ringan...23

Gambar 2.21 Sekrup khusus...24


(7)

Gambar 2.23 Jenis pelat dan sambungan rangka atap pryda ...28 Gambar 2.24 Alur lingkup kegiatan pada perusahaan rangka atap...33 Gambar 4.1 Grafik hubungan biaya total dan bentang untuk

rangka atap baja ringan...……...…72 Gambar 4.2 Grafik hubungan biaya total dan bentang untuk

rangka atap pryda………..…88 Gambar 4.3 Grafik perbandingan biaya total rangka atap baja ringan

dengan rangka atap pryda……...….89 Gambar 4.4 Grafik perbandingan biaya per m² rangka atap baja ringan


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi bahan baja ringan...23

Tabel 2.2 Spesifikasi sekrup khusus...24

Tabel 2.3 Tegangan yang diperkenankan untu kayu mutu A...27

Tabel 2.4 Modulus kenyal (E) kayu sejajar serat ...28

Tabel 2.5 Perbedaan rangka atap pryda dengan rangka atap baja ringan...30

Tabel 4.1 Volume kuda-kuda baja ringan untuk bentang 10m………....…57

Tabel 4.2 Volume kuda-kuda baja ringan untuk bentang 11m………...…58

Tabel 4.3 Volume kuda-kuda baja ringan untuk bentang 12m………...…60

Tabel 4.4 Volume kuda-kuda baja ringan untuk bentang 13m………...…62

Tabel 4.5 Volume kuda-kuda baja ringan untuk bentang 14m………..…64

Tabel 4.6 Volume reng baja ringan...…67

Tabel 4.7 Volume murplat dan volume bracing baja ringan...…67

Tabel 4.8 Biaya total bahan baja ringan...…68

Tabel 4.9 Biaya pemasangan rangka atap baja ringan...…69

Tabel 4.10 Biaya pelat dan sambungan rangka atap baja ringan...…69

Tabel 4.11 Biaya balok tambahan dengan panjang 7m untuk masing-masing rangka atap baja ringan...……...…70

Tabel 4.12 Biaya total rangka atap baja ringan………..…...…….…….71

Tabrl 4.13 Volume kuda-kuda kayu pryda untuk bentang 10m……..……...…74

Tabel 4.14 Volume kuda-kuda kayu pryda untuk bentang 11m……….…76

Tabel 4.15 Volume kuda-kuda kayu pryda untuk bentang 12m……….…78


(9)

Tabel 4.17 Volume kuda-kuda kayu pryda untuk bentang 14m………..…82

Tabel 4.18 Volume reng kayu pryda...…84

Tabel 4.19 Volume murplat dan volume bracing kayu pryda...…84

Tabel 4.20 Biaya total bahan kayu pryda...…85

Tabel 4.21 Biaya pemasangan rangka atap pryda...…86

Tabel 4.22 Biaya pelat dan sambungan rangka atap pryda...…86

Tabel 4.23 Biaya total rangka atap pryda ………..……….87

Tabel 4.24 Perbandingan biaya total rangka atap baja ringan dengan rangka atap pryda………...……….90

Tabel 4.25 Biaya rangka atap baja ringan dan rangka atap pryda per m²…….91

Tabel 4.26 Perbandingan biaya per m² rangka atap baja ringan dengan Rangka atap pryda………...93


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1……….…97 Lampiran 2………...126 Lampiran 3………...160


(11)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ( Alam Nasyrah 94:6 )

Kupersembahkan untuk papah, mamah


(12)

97


(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

(28)

(29)

(30)

(31)

(32)

(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

(41)

126


(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

160

Lampiran 3

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN

BALOK BETON TAMBAHAN

Volume Balok 45/20 = 0,45 x 0,20 x 7 = 0,63 m³

1) Pekerjaan Pembesian

* Besi D16 = ( 4x7m ) x 1,58 Kg/m = 44,24 Kg

* Tulang sengkang 8-120mm ( Selimut beton = 1/10 x h = 4,5 cm ) Panjang 1 tul. Sengkang = 2 x [(45-9) + (20-9)]

= 94 cm = 0,94 cm

Banyaknya sengkang = ( 700 cm / 12 cm ) = 58.33 = 59 bh * Berat sengkang = 59 x 0,94 x 0,4 = 22,184 Kg

* Berat tulangan untuk 1m³ balok = 1/0,63 x ( 44,24 + 22,184 ) = 105,435 Kg


(76)

161

Biaya bahan besi beton per m³

Besi beton = 105,435 x 1,05 x Rp. 5.789 = Rp. 640.881,- Kawat beton = 105,435 x 0,01 x Rp. 9.250 = Rp. 9.753,- Peralatan spencer = 105,435 x 1x Rp. 275 = Rp. 28.995,-

_____________________+

Total = Rp. 679.629,-

Upah pekerjaan pembesian per m³

Tukang setengah terampil = 105,435 x 0,025 x Rp.34.000 = Rp. 89.620,- Tukang besi terampil = 105,435 x 0,015 x Rp.37.500 = Rp. 59.307,- Kepala tukang besi beton = 105,435 x 0,01 x Rp.35.000 = Rp. 36.902,- Mandor = 105,435 x 0.005 x Rp.36.500 = Rp. 19.242,- _________________+ Total = Rp.205.071,-

Total harga bahan dan upah pekerjaan pembesian per m³ = Rp. 679.629,- + Rp. 205.071,-

= Rp. 884.700,-

2) Pekerjaan beton

Bahan balok beton tambahan per 1m³ ( cor beton site mix K 175 ) Portland Cement = 6,8 zak x Rp. 34.000,- = Rp. 231.200,- Split pecah mesin 2/3 = 0,83 x Rp. 101.903,50,- = Rp. 84.580,- Pasir beton = 0,54 x Rp. 101.013,50,- = Rp. 54.547,- Alat Bantu = 1 x Rp. 20.000,- = Rp. 20.000,-

________________+ Total = Rp. 390.327,-


(77)

162

Upah pekerjaan beton per m³

Pekerjaan = 3 org x Rp. 23.500,- = Rp. 70.500,- Tukang batu setengah terampil = 0,5 org x Rp. 30.000,- = Rp. 15.000,- Kepala tukang batu = 0,05 org x Rp. 35.000,- = Rp. 1.500,- Mandor = 0,01 org x Rp. 36.500,- = Rp. 365,- _________________+ Total Rp. 87.365,- Total harga bahan dan upah pekerja beton per m³

= Rp. 390.327,- + Rp. 87.365,- = Rp. 477.692,-

3) Pekerjaan Bekisting

Bahan untuk bekisting a. Multiplek t = 12 mm


(78)

163

Luas multiplek untuk bekisting 1 buah balok = (2 x 0,45 x 7) + (0,20 x 7) = 7,7 m²

Luas multiplek untuk 1 m³ balok = 1/0,63 x 7,7 m² = 12,222 m²

Harga multiplek untuk 1 m³ untuk balok = 12,222/ 2,88 x Rp. 124.500,- = Rp. 528.347,-

b. Kaso 5/7

Volume kaso untuk bekisting 1 buah balok beton

= (6 x 0,05 x 0,07 x 7 ) + [ 2 x ( 700/50 x 0,05 x 0,07 x 0,45) ] + (700/50x 0,05 x 0,07 x 0,5) + [ 700/50 x 0,05 x 0,07 x 0,75 ]

= 0,260 m³

Volume kaso bekisting 1 m³ ring balok = 1/ 0,63 x 0,260 = 0,413 Harga kaso untuk bekisting 1 m³ ring balok = 0,413 x Rp. 1.875.000

= Rp. 774.375,- c. Dolken

Jumlah dolken untuk 1 buah balok = 2 x 700/50 = 28 batang

Jumlah dolken untuk 1 m³ balok = 1/0,63 x 28 = 44,44 = 45 batang Harga dolken untuk 1 m³ balok = 45 x Rp. 15.000/batang

= Rp. 675.000 d. Paku

Paku = 0,4 x 12,222 x Rp 8.500, = Rp. 41.555,-


(79)

164

Total harga bahan pekerjaan bekisting per m³

= Rp. 528.347,- + Rp. 774.375,- + Rp. 41.555,- + Rp. 6.75.000,- = Rp. 2.019.277,-

Upah pekerjaan bekisting :

Pekerja = 0,12 x 12,222 x Rp. 23.500 = Rp. 34.466,- Tukang setengah terampil = 0,15 x 12,222 x 31.000 = Rp. 56.833,- Kepala tukang kayu = 0,15 x 12,222 x Rp. 35.000 = Rp. 64.166,- Mandor = 0,05 x 12,222 x RP.36.500 = Rp. 22.305,- Tukang kayu ½ terampil = 0,12 x 12,222 x Rp. 31.000 = Rp. 45.466,- _______________+ Total = Rp. 223.235,-

Total harga bahan dan upah pekerjaan bekisting per m³ adalah = Rp. 2.019.277,- + Rp. 223.235,-

= Rp. 2.242.512,-

Total harga satuan pekerjaan balok beton tambahan per m³ : Perkerjaan pembesian = Rp. 884.700,-

Perkerjaan beton = Rp. 477.692,- Perkerjaan bekisting = Rp. 2.242.512,-

_________________+ Total Rp. 3.604.904,-

Biaya pekerjaan balok beton sepanjang 7 m : = Volume balok beton x Rp. 3.604.904,-

= 0,63 x Rp. 3.604.904,- = Rp. 2.271.090,-


(80)

165 165


(81)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bangunan adalah susunan dari beberapa bahan yang disatukan dan diberi suatu bentuk yang berdiri melekat diatas tanah dan bertumpu pada batu-batu landasannya kemudian diberi atap. Ditinjau dari strukturnya, sebuah bangunan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah adalah bagian bangunan yang berada di bawah permukaan tanah, khususnya yang dimaksud di sini adalah fondasinya. Struktur atas adalah bagian


(82)

2

bangunan yang berada dipermukaan tanah, terdiri atas dua bagian, yaitu rangka bangunan dan atap. Dalam tugas akhir ini penulis membahas atap khususnya rangka atap.

Atap menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penutup rumah (bangunan) sebelah atas. Atap berfungsi melindungi bangunan dan yang ada dibawahnya dari pengaruh cuaca seperti hujan dan sengatan matahari. Bentuk atap berbagai macam diantaranya atap datar, pelana, perisai, joglo, tenda dan lain sebagainya. Konstruksi atap harus dapat menahan beban – beban yang bekerja baik beban mati, hidup, air hujan, angin, dan gempa.

Rangka atap dipilih sesuai dengan keinginan pemilik dan biaya yang tersedia serta ditinjau juga dari waktu yang diperlukan untuk pemasangan dilapangan sehingga dapat mempermudah dan mempercepat selesainya suatu proyek. Oleh karena itu penulis membahas tentang perbandingan penggunaan rangka atap baja ringan dengan rangka atap pryda pada bangunan persegi panjang di tinjau dari segi biaya.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk memperoleh analisis tentang perbandingan penggunaan rangka atap baja ringan dengan rangka atap pryda pada bangunan persegi panjang ditinjau dari segi biaya untuk bentang kuda-kuda 10, 11, 12, 13, 14 m .


(83)

3

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup Pembahasan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Penutup atap yang digunakan adalah genteng beton. 2. Plafon yang digunakan adalah gypsum

3. Sudut kemiringan atap 30°

4. Bentuk atap yang digunakan adalah atap perisai dengan bentang kuda-kuda 10, 11, 12, 13 dan 14 m.

5. Denah yang digunakan untuk bangunan persegi panjang berukuran 10x20m, 11x20m, 12x20m, 13x20m, dan 14x20m

6. Biaya yang dihitung adalah biaya bahan, biaya pemasangan, biaya pelat dan sambungan rangka atap.

7. Material yang ditinjau untuk rangka atap adalah :

a. Baja ringan untuk rangka atap baja ringan produk dari PT. Multi Trussindo Perkasa dengan nama steelfast.

b. Kayu kelas 1 yaitu kayu kempas dari sumatera untuk rangka atap pryda Produk dari PT. Multi Trussindo Perkasa dengan nama timber pryda.

1.4 Sistematika Penulisan Bab 1 Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan.


(84)

4

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini merupakan studi pustaka dari beberapa litelatur dan data perusahaan yang digunakan sebagai acuan dan untuk menambah wawasan dalam penulisan. Tinjauan pustaka ini membahas mengenai berbagai macam bentuk atap, konstruksi atap, rangka atap baja ringan, rangka atap pryda, manajemen pengadaan rangka atap baja ringan dan rangka atap pryda, proses pembuatan rangka atap dan pengertian volume pekerjaan dan harga satuan

Bab 3 Studi Kasus

Bab ini berisi hasil desain yang dikeluarkan oleh perusahaan rangka atap untuk rangka atap baja ringan dan rangka atap pryda pada bangunan persegi panjang.

Bab 4 Analisa Masalah

Dalam bab ini diuraikan mengenai analisa biaya yang diperlukan untuk rangka atap baja ringan dan rangka atap pryda.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran dari analisa masalah yang telah dibahas pada bab 4.


(85)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis mengenai biaya rangka atap baja ringan dan rangka atap pryda dengan bentang kuda-kuda 10m, 11m, 12m, 13m, 14m maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Biaya rangka atap baja ringan mengalami kenaikan untuk setiap bentangnya. Untuk bentang 13m dan 14m ada kenaikan yang tajam karena ada biaya untuk pemasangan balok beton tambahan.


(86)

2. Biaya rangka atap pryda mengalami kenaikan biaya untuk tiap bentangnya, untuk bentang 13m dan 14m ada kenaikan yang cukup tajam karena pada bentang ini ada kuda-kuda yang dipasang ganda sehingga memperbesar volume kuda-kuda.

3. Hasil dari analisis perbandingan biaya rangka atap baja ringan dengan rangka atap pryda didapatkan biaya rangka atap baja ringan lebih mahal, tetapi memiliki kelebihan seperti anti rayap, beratnya lebih ringan, lebih tahan terhadap api, anti jamur dan pelapukan. Terutama untuk bentang 13m dan 14m terjadi perbedaan biaya yang besar hal ini diterjadi karena rangka atap baja ringan memerlukan balok beton tambahan .

4. Biaya per m² untuk rangka atap baja ringan dan rangka atap pryda tergantung dari denah bangunan yang digunakan, sehingga apabila denah bangunannya berbeda maka biaya per m² untuk denah itu berbeda pula.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan :

1. Penggunaaan rangka atap baja ringan untuk bentang lebih dari 12m tanpa ada tumpuan ditengah bentang sebaiknya dihindari, karena akan ada biaya tambahan untuk pembuatan balok beton tambahan.

2. Untuk analisis lebih lanjut dapat dilakukan pada bentuk atap yang berbeda.


(87)

96

DAFTAR PUSTAKA

1. Dinas Bangunan.(2005), Analisa harga satuan pekerjaan kota Bandung

2005, Pemerintah Kota Bandung.

2. Hasil desain rangka atap dan wawancara pada perusahaan rangka atap,

PT Multi Trussindo Perkasa Bandung.

3. Ibrahim, H.Bachtiar. (2001), Rencana dan Estimasi Real of Cost, Cetakan ke 3, Penerbitan Bumi Aksara Jakarta.

4. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961. (1961), Departemen

Pekerjaan Umum.

5. Puspantoro, Benny. (1996), Konstruksi Bangunan Gedung Tidak Bertingkat, Edisi Kelima, Penerbit Universitas Atma Jaya Jogyakarta.

6. Tugas akhir pembanding Kurniawan, Andi. (2001), Studi penggunaan rangka atap pryda ditinjau dari segi biaya, Universitas Kristen Maranatha Bandung.

7. Watson, A. Dan. (1978), Construction Material and Processes, Second edition, Mc. Grow Hill States of America.


(1)

bangunan yang berada dipermukaan tanah, terdiri atas dua bagian, yaitu rangka bangunan dan atap. Dalam tugas akhir ini penulis membahas atap khususnya rangka atap.

Atap menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penutup rumah (bangunan) sebelah atas. Atap berfungsi melindungi bangunan dan yang ada dibawahnya dari pengaruh cuaca seperti hujan dan sengatan matahari. Bentuk atap berbagai macam diantaranya atap datar, pelana, perisai, joglo, tenda dan lain sebagainya. Konstruksi atap harus dapat menahan beban – beban yang bekerja baik beban mati, hidup, air hujan, angin, dan gempa.

Rangka atap dipilih sesuai dengan keinginan pemilik dan biaya yang tersedia serta ditinjau juga dari waktu yang diperlukan untuk pemasangan dilapangan sehingga dapat mempermudah dan mempercepat selesainya suatu proyek. Oleh karena itu penulis membahas tentang perbandingan penggunaan rangka atap baja ringan dengan rangka atap pryda pada bangunan persegi panjang di tinjau dari segi biaya.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk memperoleh analisis tentang perbandingan penggunaan rangka atap baja ringan dengan rangka atap pryda pada bangunan persegi panjang ditinjau dari segi biaya untuk bentang kuda-kuda 10, 11, 12, 13, 14 m .


(2)

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup Pembahasan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Penutup atap yang digunakan adalah genteng beton. 2. Plafon yang digunakan adalah gypsum

3. Sudut kemiringan atap 30°

4. Bentuk atap yang digunakan adalah atap perisai dengan bentang kuda-kuda 10, 11, 12, 13 dan 14 m.

5. Denah yang digunakan untuk bangunan persegi panjang berukuran 10x20m, 11x20m, 12x20m, 13x20m, dan 14x20m

6. Biaya yang dihitung adalah biaya bahan, biaya pemasangan, biaya pelat dan sambungan rangka atap.

7. Material yang ditinjau untuk rangka atap adalah :

a. Baja ringan untuk rangka atap baja ringan produk dari PT. Multi Trussindo Perkasa dengan nama steelfast.

b. Kayu kelas 1 yaitu kayu kempas dari sumatera untuk rangka atap pryda Produk dari PT. Multi Trussindo Perkasa dengan nama timber pryda.

1.4 Sistematika Penulisan Bab 1 Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan.


(3)

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini merupakan studi pustaka dari beberapa litelatur dan data perusahaan yang digunakan sebagai acuan dan untuk menambah wawasan dalam penulisan. Tinjauan pustaka ini membahas mengenai berbagai macam bentuk atap, konstruksi atap, rangka atap baja ringan, rangka atap pryda, manajemen pengadaan rangka atap baja ringan dan rangka atap pryda, proses pembuatan rangka atap dan pengertian volume pekerjaan dan harga satuan

Bab 3 Studi Kasus

Bab ini berisi hasil desain yang dikeluarkan oleh perusahaan rangka atap untuk rangka atap baja ringan dan rangka atap pryda pada bangunan persegi panjang.

Bab 4 Analisa Masalah

Dalam bab ini diuraikan mengenai analisa biaya yang diperlukan untuk rangka atap baja ringan dan rangka atap pryda.

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran dari analisa masalah yang telah dibahas pada bab 4.


(4)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis mengenai biaya rangka atap baja ringan dan rangka atap pryda dengan bentang kuda-kuda 10m, 11m, 12m, 13m, 14m maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Biaya rangka atap baja ringan mengalami kenaikan untuk setiap bentangnya. Untuk bentang 13m dan 14m ada kenaikan yang tajam karena ada biaya untuk pemasangan balok beton tambahan.


(5)

2. Biaya rangka atap pryda mengalami kenaikan biaya untuk tiap bentangnya, untuk bentang 13m dan 14m ada kenaikan yang cukup tajam karena pada bentang ini ada kuda-kuda yang dipasang ganda sehingga memperbesar volume kuda-kuda.

3. Hasil dari analisis perbandingan biaya rangka atap baja ringan dengan rangka atap pryda didapatkan biaya rangka atap baja ringan lebih mahal, tetapi memiliki kelebihan seperti anti rayap, beratnya lebih ringan, lebih tahan terhadap api, anti jamur dan pelapukan. Terutama untuk bentang 13m dan 14m terjadi perbedaan biaya yang besar hal ini diterjadi karena rangka atap baja ringan memerlukan balok beton tambahan .

4. Biaya per m² untuk rangka atap baja ringan dan rangka atap pryda tergantung dari denah bangunan yang digunakan, sehingga apabila denah bangunannya berbeda maka biaya per m² untuk denah itu berbeda pula.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan :

1. Penggunaaan rangka atap baja ringan untuk bentang lebih dari 12m tanpa ada tumpuan ditengah bentang sebaiknya dihindari, karena akan ada biaya tambahan untuk pembuatan balok beton tambahan.

2. Untuk analisis lebih lanjut dapat dilakukan pada bentuk atap yang berbeda.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dinas Bangunan.(2005), Analisa harga satuan pekerjaan kota Bandung

2005, Pemerintah Kota Bandung.

2. Hasil desain rangka atap dan wawancara pada perusahaan rangka atap,

PT Multi Trussindo Perkasa Bandung.

3. Ibrahim, H.Bachtiar. (2001), Rencana dan Estimasi Real of Cost, Cetakan ke 3, Penerbitan Bumi Aksara Jakarta.

4. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961. (1961), Departemen

Pekerjaan Umum.

5. Puspantoro, Benny. (1996), Konstruksi Bangunan Gedung Tidak Bertingkat, Edisi Kelima, Penerbit Universitas Atma Jaya Jogyakarta.

6. Tugas akhir pembanding Kurniawan, Andi. (2001), Studi penggunaan rangka atap pryda ditinjau dari segi biaya, Universitas Kristen Maranatha Bandung.

7. Watson, A. Dan. (1978), Construction Material and Processes, Second edition, Mc. Grow Hill States of America.