BAJA DAN KONSTRUKSI DAN BANGUNAN.docx

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini kami susun agar pembaca dapat
mengetahui dan mengerti tentang konstruksi atap baja ringan yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Konstruksi Atap Baja Ringan” dan sengaja dipilih karena
menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua
pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen mata kuliah bahan bangunan yang telah banyak membantu penyusun agar
dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun mohon untuk sarannya.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Konstruksi rangka umumnya dibuat dari bahan kayu, dan digunakan pada
bangunan yang memiliki sistem struktur atap, seperti bangunan sekolah,
perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruang serba guna, pabrik,
dan lain-lain; dengan bahan penutup atap dari genteng, seng, asbes, maupun metal
sheet. Kayu kamper, kayu bengkirai, kayu keruing, kayu meranti, dan kayu kelapa
adalah jenis material kayu yang telah lama dikenal dan umum digunakan, tetapi
memiliki kelemahan-kelemahan antara lain kualitas kayu yang tidak merata,
pelapukan yang disebabkan oleh serangan rayap, memuai ataupun menyusut
karena perubahan cuaca, mudah terbakar dan langkanya material kayu saat
ini.Banyaknya kelebihan yang dimiliki oleh baja ringan memberikan alternatif
yang efektif dan efisien dalam hal kegunaannya sebagai rangka atap. Saat ini baja
ringan menjadi material bangunan yang sedang tren, rangka atap baja ringan lebih
dominan terkenal dibanding material baja ringan untuk struktur lainnya.
Penggunaan baja ringan sebagai rangka atap menarik untuk dikaji. Banyaknya
kelebihan baja ringan dibandingkan material lain yang biasa digunakan untuk
struktur rangka atap hendaknya menjadikan baja ringan sebagai pilihan utama
masyarakat dalam hal pembuatan rangka atap untuk bangunan-bangunan gedung

mereka. Munculnya tren baru penggunaan baja ringan sebagai material pembuatan
rangka atap mendorong nalar kami untuk mengkaji lebih dalam fenomena ini
dalam suatu tulisan yang berjudul “PENGGUNAAN BAJA RINGAN
SEBAGAI KONSTRUKSI PENGGANTI KAYU”.

1.2

Rumusan Masalah
Berpijak pada latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan masalah yang
menjadi pedoman bagi penulis dalam penyusunan makalah ini:

1.

Apa itu kayu dan baja ringan?

2.

Bagaimana perbandingan kayu dengan baja ringan?

1.3


Tujuan Penulisan

1.

Mendeskripsikan kayudan baja ringan.

2.

Mendeskripsikan alasan menggunakan baja ringan.

BAB II
DASAR TEORI
Di zaman yang serba praktis, dinamis, dan cepat ini rumah bukan sekadar tempat
tumpukan perabot hias dan ornamen berkelas. Sesuai dengan fungsinya, rumah yang
ideal harus memberikan kenyamanan, keamanan, sekaligus higienitas. Esensi inilah
yang melahirkan tren minimalis. (kompas.com). Sejak dulu, penggunaan kayu sebagai
kerangka bangunan memang sangat lazim digunakan, apalagi di Indonesia sendiri
terdapat berbagai jenis kayu dengan kualitas dan harga yang berbeda-beda. Namun,
untuk sekarang ini sudah ada alternatif pengganti kayu yang biasa digunakan sebagai

kerangka konstruksi, yaitu baja ringan adalah salah satunya. Bangunan yang
berkelanjutan adalah bangunan yang memakai metode dan bahan bangunan yang sangat
memprioritaskan kualitas lingkungan, vitalitas ekonomi dan keuntungan sosial melalui
perencanaan pembangunan, operasional bangunan, perawatan dan dekonstruksi
lingkungan binaan tersebut. Bangunan yang berkelanjutan menekankan pada
lingkungan, ekonomi dan pengaruh sosial pada proyek pembangunan sebagai suatu
integrasi yang utuh dan bukan memandang salah satu faktor sebagai individu yang
berlainan.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Kayu
Kayu adalah bagian keras Tanaman yang digolongkan kepada Pohon dan
Semak belukar. Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak,
membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap),
bahan kertas, dan banyak lagi.
Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan
sebagainya. Secara kimia, kayu tersusun atas beberapa bagian utama yaitu

selulosa dan lignin. (wikipedia.com). Pengertian kayu secara umum adalah suatu
bahan konstruksi yang pertama dalam sejarah umat manusia. Dalam pemakaianya
kayu tersebut harus memenuhi syarat: mampu menahan bermacam- macam beban
yang bekerja dengan aman dalam jangka waktu yang direncanakan; mempunyai
ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya; serta
mempunyai ukiran penampang dan panjang yang sesuai dengan pemakainya
dalam konstruksi.
Kayu mempuyai kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah, mempunyai
daya penahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik, dapat mudah dikerjakan,
relatif murah, dapat diganti dengan mudah, dan bisa dalam waktu singkat.
Abdurachman dan Nurwaati Hadjib dalam Makalahnya Pemanfaatan Kayu Hutan
Rakyat Untuk Komponen Bangunan. (2006) menuliskan tentang bahan konstruksi
dari kayu. Bahan konstruksi adalah bahan yang dipergunakan untuk mendukung
beban dalm arti memerlukan perhitungan yang cukup cermat, dan untuk kayu
mencakup bahan-bahan untuk kuda-kuda, jembatan ,tiang pancang dan
sebagainya. Wirjomartono (1977) menunjukan bahwa penggunaan kuda-kuda
kayu dapat menghemat biaya sekitar 40-50% dibandingkan dengan menggunakan
baja IWF. Diperkirakan sekitar 80% konsumsi kayu diperuntukan pada bangunan
rumah/gedung. Sedangkan yang 20% untuk perancang jembatan, dermaga dan
lain-lain. Penggunaan kayu untuk pembangunan jembatan dan tiang pancang tidak

lebih dari 5%. Jika kita akan bicaraa tentang kayu sebagai bahan struktur

bangunan, maka yang harus diperhatikan antara lain adalah kekuatan dan
keawetan kayu, karena tujuan umum para pemilik bangunan maupun perencana
adalah membangun/mempunyai gedung yang aman dan kuat konstruksinya biaya
konstuksinya murah, umur bangunan cukup lama serta pemeliharaanya ringan.
(Wildensyah 2010:24).

3.2

Baja Ringan
Baja ringanatau disebut juga Cold Formed Steel (baja canai dingin) adalah
komponen struktur baja dari lembaran atau pelat baja dengan proses pengerjaan
dingin. Baja menjadi material bangunan yang sedang tren saat ini. Rangka atap
baja ringan lebih dominan terkenal dibanding baja ringan untuk struktur lainnya.
Hal ini karena gencarnya iklan-iklan yang menawarkan produk rangka atap baja
ringan menggantikan rangka atap baja ringan menjadi satu pilihan para kontarktor
atau owner dalam membangun rumah. Selain karena faktor keawetan dan tahan
rayap dan karat, rangka atap baja ringan mempunyai kelebihan yaitu kekuatan
struktur yang lebih bagus, seperti kuat dan lebih kaku. (Wildensyah 2010:28).

Baja adalah logam campuran yang tediri dari besi (Fe) dan karbon (C). Jadi
baja berbeda dengan besi (Fe), alumunium (Al), seng (Zn), tembagga (Cu), dan
titanium (Ti)yang merumakan logam murni. Dalam senyawa antaa besi dan
karbon (unsur nonlogam) terrsebut besi menjadi unsur yang lebih dominan
dibanding karbon. Kandungan kabon berkisar antara 0,2 – 2,1% dari berat baja,
tergantung tingkatannya. Secara sederhana, fungsi karbon adalah meningkatkan
kwalitas baja, yaitu daya tariknya (tensile strength) dan tingkat kekerasannya
(hardness). Selain karbon, sering juga ditambahkan unsur chrom (Cr), nikel (Ni),
vanadium (V), molybdaen (Mo) untuk mendapatkan sifat lain sesuai aplikasi
dilapangan seperti antikorosi, tahan panas, dan tahan temperatur tinggi. Besi
ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM Tahun 1100 SM, Bangsa
hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh
bangsa asia barat, pada tahun tersebut proses peleburan besi mulai diketahui
secara luas. Tahun 1000 SM, Bangsa Yunani, Mesir, Jews, Roma, Carhaginians

dan Asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam
kehidupannya.Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi
tuang untuk bentang lengkungan (arch) sepanjang 100 ft (30 m) yang dibangun di
Inggris pada tahun 1777-1779. Dalam kurun waktu 1780-1820. Dibangun lagi
sejumlah jembatan dari besi tuang, kebanyakan berbentuk lengkungan dengan

balok-balok utama dari potongan-potongan besi tuang indivudual yang
membentuk batang-batang atau kerangka (truss) konstruksi. Besi tuang juga
digunakan sebagai rantai penghubung pada jembatan-jembatan suspensi sampai
sekitar tahun 1840. (wordpress.com).
3.3

Perbandingan Kayu dan Baja Ringan
Secara sederhana dalam konteks lingkungan, dampak dan proses reduksinya
bisa dibandingkan sebagai berikut:
Kayu

Baja Ringan

Tidak mengalami perubahan dan Mengalami

perubahan

dan

proses


dapat dikembalikan kepada alam reduksinya

lama Terdegradasi

secara

(tereduksi cepat)Terdegradasi secara fisik(Non-recyclable)
biologis(Recyclable)
Tidak mencemari lingkungan

Limbah

B3

berpotensi

Mencemari

lingkungan.

Tersedia di lokasi, ketersediaannya Harus mendatangkan dari luar, proses
memadai jika regulasi pembalakan produksinya melalui beberapa tahap.
dilaksanakan dengan baik
Dari tabel ini bisa dilihat bagaimana kayu dan baja ringan memiliki beberapa
kondisi yang sangat bertolak belakang dalam kriteria bahan bangunan ramah
lingkungan. Kayu misalnya, berdasarkan kriteria bahan yang mudah tereduksi
sehingga masa kembali terurai di alam, Kayu memiliki waktu yang sangat cepat
tereduksi di bandingkan baja ringan. Dengan demikian kayu lebih ramah lingkungan
di bandingkan dengan baja ringan.

Kelemahan kayu ketika proses pasca konstruksi adalah tidak awet, ada
kecenderungan waktu pasca konstruksi lebih cepat rusak dibandingkan dengan
baja ringan. Tetapi ketersediaan kayu bisa menjadi alternatif untuk mengganti
sementara baja ringan, ketersediaannya terbatas karena masuk kategori sumber
daya alam tidak terbaharui.Sekilas tampak bahwa penggunaan kayu itu tidak
ramah lingkungan karena berpotensi merusak hutan, tetapi jika dikaji lebih dalam
proses penambangan baja dari bijih besi membutuhkan proses yang panjang dan
energi yang banyak. Selain itu ketersediaan bahan dari bijih besi terbatas.
Sementara kayu, dapat diperbaharui dengan melakukan reboisasi dalam jangka
waktu tertentu.

3.4 Alasan Memilih Rangka Baja Ringan Daripad Kayu
1. Rangka baja ringan tidak akan dimakan rayap.
Seperti kita ketahui, kualitas kayu yang banyak digunakan maupun yang ada di
pasaran saat ini adalah kayu dengan kualitas 3 kebawah atau kurang baik. Tidak
banyak lagi, bahkan sudah sangat jarang yang menyediakan atau menggunakan
kayu kualitas bagus seperti kayu jati untuk membangun sebuah bangunan. Oleh
karena itu, pemilihan rangka baja ringan merupakan hal mutlak jika rangka anda
ingin memiliki usia yang lebih awet
2. Baja ringan akan mempercepat durasi atau waktu pengerjaan suatu bangunan.
Baja ringan yang sudah siap pasang tentunya akan banyak menghemat waktu
pengerjaan berbagai proyek bangunan yang anda kerjakan. Bahkan sebuah
rumah dengan type 36 bisa diselesaikan dalam waktu kurang lebih 1 minggu
dengan menggunakan rangka baja ringan.
3. Struktur rangka baja ringan yang tentunya lebih ringan daripada jika
menggunakan kayu sebagai rangka bangunan.
4. Rangka baja ringan hemat biaya.
Baja ringan tidak mudah lapuk. Bayangkan berapa banyak uang yang bisa
dihemat dengan fitur baja ringan ini terutama dalam segi biaya perawatan

bangunan anda kedepanya. Selain itu, menurut beberapa hasil survei yang ada,
rumah type 42 yang dibangun dengan struktur atap baja ringan dan dinding bata,
bisa dihemat biaya pembuatanya hingga di kisaran angka 31jutaan saja
5. Rangka baja ringan memiliki struktur atau material yang bisa disesuaikan dengan
keadaan geografis sebuah daerah.
Misalkan bangunan berada di pinggir laut atau pantai, maka rangka baja ringan
yang digunakan akan dilapisi dengan bahan tertentu yang akan menyesuaikan
dengan kontur wilayah pantai (tidak mudah berkarat tentunya).
6. Untuk menjaga lingkungan. Seperti yang kita tahu bahwa hutan di Indonesia
tidak sehijau dahulu kala akibat pembalakan liar. Oleh karena itu dengan kita
menggunakan baja ringan itu sama saja ikut menjaga lingkungan kita yang sudah
terlanjur rusak tidak menjadi lebih parah lagi.
3.5

Kelebihan atau Keuntungan Baja Ringan

1. Baja ringan tahan terhadap karat, rayap dan perubahan cuaca dan kelembaban.
2. Bila dibandingkan dengan rangka kayu atau baja konvensional, pemasangan
rangka baja ringan relatif lebih cepat.
3. Baja ringan bersifat tidak merambatkan atau membesarkan api (non-combustible).
Karena dalam baja ringan terdapat sistem proteksi khusus yang disebut fire
resistance yakni rakitan sistem struktur untuk membatasi penyebaran api pada
suatu daerah atau kemampuan untuk secara menerus berperan menahan struktur
ketika terpapar api.
4. Baja ringan juga tidak memiliki nilai muai susut sebagaimana material kayu.
5. Baja ringan lebih efisien dan ekonomis karena biaya pemeliharaan lebih kecil dan
memiliki daya tahan lebih lama karena tidak terkena rayap dan tidak lapuk
sehingga masa waktu manfaatnya menjadi lebih lama.

3.6

Kekurangan Baja Ringan

1. Sistem struktur rangka baja ringan tersusun rapat, padat dan terlihat ramai,
terhubung & terkait satu dengan lainnya, sehingga kurang menarik jika
diekspose.
2. Membutuhkan perhitungan yang benar-benar matang, karena sistem strukturnya
yang seperti rangka ruang tersebut maka bila ada salah satu bagian struktur yang
salah hitung, salah pasang, akan membuat perlemahan sehingga dapat
menyebabkan kegagalan total.

BAB IV
PENUTUP
4.1

KESIMPULAN
Penggunaan baja ringan sekarang ini banyak digunakan sebagai pengganti kayu

kerangka bangunan karena alasan lebih awet, efesien dan ekonomis dari pada kayu
tetapi struktur pengerjaanya lebih rumit karena menggunakan perhitungan.
4.2

SARAN
Penggunaan kayu itu tidak ramah lingkungan karena berpotensi merusak hutan.

Untuk menjaga kayu kita harus memperbaharui dengan reboisasi. Sedangkan
penggunaan bajamempunyai sifat yang ramah lingkungan, karena menggunakan
material yang bisa mengurangi pembalakan liar (illegal logging), namun dalam
prosesnya terlalu panjang dan ketersediaan bahan dari bijih besi terbatas.

DAFTAR PUSTAKA
Wildensyah, Iden. 2010. Rangka Atap Baja Ringan. Bandung: Alfabeta
Hardjapamekas, Eddy Djudy, Zulkifli Harahap, dan Hangga Situmorang. 2005. Dasardasar Konstruksi Bangunan. Jakarta: Erlangga
jasaproperty21.wordpress.com/.../kelebihan-dan-kekurangan-rangka
http://blog.propertykita.com/arsitektur/pengertian-baja-ringan-dan-beberapa-alasanmemilih-baja-ringan/
Kompas.com
Wikipedia.com

.