PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANSAMBEL CAMPURAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 PERCUT SEI TUAN TAHUN AJARAN 2013/2014.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
ANSAMBEL CAMPURAN PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 6 PERCUT SEI TUAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
INNEKE FITRYA
NIM. 209142021
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Medan .
Dalam proses penelitian skripsi, banyak pihak yang membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Prof Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2.
Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.
3.
Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik yang memberikan motivasi
dalam penyelesaian Skripsi ini.
4.
Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik dan selaku Dosen
Pembimbing Skripsi II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyelesaian Skripsi ini.
5.
Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Prodi Seni Musik yang juga telah banyak membantu
dan memberikan motivasi.
6.
Dra. Pita H.D Silitonga, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas semua
bimbingan dan arahan kepada penulis sejak mulai perkuliahan sampai akhirnya
Skripsi ini.
7.
Dra. Theodora Sinaga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian Skripsi ini.
ii
8.
Seluruh Dosen Sendratasik selaku sumber ilmu bagi penulis dari semester awal
hingga penghujung.
9.
Kepala Sekolah, Bapak/ Ibu Guru SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan yang telah
membantu dan memberikan izin penelitian.
10. Teristimewa Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tuaku tersayang,
yang sangat aku kasihi dan aku banggakan Ayahanda Polin Sitorus dan Ibunda
Riama Sirait, S.Pd, serta adik-adikku Deddy Irvan Fahri Sitorus, Febry Cynthia
Sitorus, Irwan Dwi Putra Sitorus.
11. Terkhusus buat Janri Mahasan Sihotang, S.Pd yang senantiasa sabar, setia dan
semangat dalam memotivasi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
12. Buat seluruh teman-teman stambuk 2009 dan teman-teman seperjuangan dalam
penyusunan Skripsi, saya bangga bisa kenal kalian dan terimakasih untuk
kebersamaan kalian semua (Rika Juliana Sihotang, S.Pd, Jessica Manullang, S.Pd,
Dhesy Emalia Bangun, S.Pd, Gufran Nurman, S.Pd)
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua, terkhusus bagi guru Seni Budaya di SMP.
Medan ,
April 2014
Penulis
Inneke Fitrya
NIM . 209142021
iii
ABSTRAK
Inneke Fitrya NIM. 209142021. Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Ansambel Campuran Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri
6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar ansambel campuran pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar ansambel campuran siswa kelas VII melalui
pembelajaran sinektik.
Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa
”penerapan adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan” Dalam penerapan model
pembelajaran sinektik media guru dituntut untuk mengetahui dan mampu menerapkan
bagaimana media model pembelajaran sinektik dilaksanakan kepada siswa siswi untuk dapat
mengetahui secara teori dan praktik tentang ansambel campuran dalam pembelajaran musik
khususnya seni budaya.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014
dengan subjek siswa kelas VIII-4 yang berjumlah 36 siswa. Dalam pengumpulan data teknikl
digunakan tes hasil belajar, wawancara, observasi, analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelasnya adalah 74,58.
Pada siklus II nilai rata-rata kelasnya adalah 82,75, menunjukkan terjadi sebesar 8,17. Dan
kelulusan secara klasikal pada siklus I mencapai 69% (25 siswa yang tuntas) sedangkan pada
siklus II mencapai 86% (31 siswa yang tuntas). Dengan demikian model pembelajaran
sinektik dapat meningkatkan hasil belajar ansambel campuran pada siswa kelas VIII.
Dapat disimpulkan bahwa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar ansambel campuran
siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014 adalah cara
mengajar guru yang membosankan, guru cenderung menggunakan model pembelajaran
konvensional sehingga siswa merasa bosan, malas belajar dan keadaan seperti ini
menyebabkan siswa belajar secara individu dan kelompok, kurang melibatkan interaksi sosial
yang dapat menimbulkan kebosanan siswa yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar
ansambel campuran siswa, dan cara meningkatkan hasil belajar ansambel campuran pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014 adalah dengan cara
menerapkan salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran sinektik. Dan melalui
model pembelajaran sinektik dapat meningkatkan hasil belajar ansambel campuran pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014.
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...........................................................................
ii
DAFTAR ISI .........................................................................................
iv
DAFTAR FOTO ......................................................................................
vii
DAFTAR TABEL....................................................................................
viii
DAFTAR GRAFIK ..............................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................
1
A. Latar Belakang ........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .................................................................
8
C. Pembatasan Masalah ................................................................
9
D. Perumusan Masalah .................................................................
9
E. Tujuan Penelitian .....................................................................
10
F. Manfaat Penelitian ...................................................................
11
BAB II LANDASAN TEORITIS ......................................................
12
A. Landasan Teoretis ......................................................................
12
1. Pengertian Penerapan….....................................................
12
2. Pengertian Belajar…………….........................................
13
3. Pengertian Pembelajaran....................................................
15
4. Pengertian Hasil Belajar……….........................................
16
iv
5. Pengetian Model Pembelajaran.........................................
19
5.1 Jenis-Jenis Model Pembelajaran ................................
20
5.2 Model Pembelajaran Sinektik ....................................
20
5.3 Tahap-Tahap Model Pembelajaran Sinektik .............
25
5.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Sinektik
26
6. Pengertian Musik .................................................................
27
7. Pengertian Ansambel Musik .............................................
32
B. Penelitian yang relavan………………………………………......
36
C. Kerangka Konseptual...................................................................
38
D. Hipotesis Tindakan……………………………………………….
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN .........................................
41
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................
41
B. Subjek dan Objek Penelitian .....................................................
41
C. Metode Penelitian ......................................................................
42
D. Desain Penelitian .......................................................................
43
E. Prosedur Penelitian ....................................................................
44
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................
49
1. Observasi ..........................................................................
50
2. Tes Hasil Belajar ................................................................
50
3. Dokumentasi ......................................................................
52
4. Wawancara ........................................................................
52
G. Teknik Analisis Data .................................................................
53
H. Indikator Kerja ..........................................................................
55
v
BAB IV HASIL PENELITIAN .....................................................
56
A. Deskripsi penelitian……………………………………………......
56
B. Analisis Data.................................................................................
57
C. Temuan Penelitian……………….................................................
84
D. Pembahasan Penelitian……………………………………………
84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................
89
A. Kesimpulan .............................................................................
89
B.Saran ........................................................................................
90
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
vi
91
DAFTAR FOTO
Halaman
Foto 4.1 Sekolah Tempat Penelitian
56
Foto 4.2 Guru Melakukan Proses Belajar Mengajar Pada Siklus I
67
Foto 4.3 Siswa Membentuk Kelompok Pada Siklus I
68
Foto 4.4 Proses Belajar Mengajar Sedang Berlangsung
69
Foto 4.5 Guru Menyampaikan Apersepsi Kepada Siswa Pada Siklus II
80
Foto 4.6 Siswa Membentuk Kelompok Pada Siklus II
81
vii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Perolehan Nilai Pre Test
59
Grafik 4.2 Perolehan Nilai Siklus I
70
Grafik 4.3 Perolehan Nilai Siklus II
83
Grafik 4.4 Nilai Rata-Rata Siswa Pre Test, Siklus I, Siklus II
86
Grafik 4.5 Presentase Ketuntasan Siswa Pada Pre Test, Siklus I, Siklus II
87
Grafik 4.6 Presentase Ketidaktuntasan Siswa Pada Pre Test, Siklus I, Siklus II
88
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran
93
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
95
Lampiran 3. Dokumentasi Alat Musik dan wawancara
103
Lampiran 5. Partitur Lagu
106
Lampiran 6. Perolehan Nilai Pada Penelitian Tindakan Kelas
111
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik
agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota
masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.
Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi
lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara
menyeluruh sehingga anak lebih dewasa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan demi meningkatkan sumber daya manusia
Indonesia, mulai dari meningkatkan kualitas pendidikan seperti penguasaan guru
terhadap konsep yang akan diajarkan, pelaksanaan strategi pembelajaran yang
efektif dan efisien, pembaharuan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan, penataran guru, dan sebagainya.
Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga
pendidik sampai pada usaha peningkatan mutu pendidikan. Kemampuan seorang
guru sangatlah berperan terhadap pembentukan anak didik, baik dalam
merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran tersebut. Suatu strategi
belajar mengajar yang sesuai materi harus dapat dibuat oleh seorang guru. Sering
siswa kurang berminat terhadap pelajaran yang disampaikan guru. Hal ini dapat
dilihat dari sikap siswa dalam menerima pelajaran. Beberapa diantaranya adalah
kebiasaan siswa berbicara di dalam kelas pada saat guru menjelaskan materi,
siswa jarang memperhatikan guru menjelaskan di depan kelas dan siswa sering
1
2
permisi pada saat pelajaran berlangsung di dalam kelas. Ini disebabkan cara
penyajian atau metode yang digunakan oleh guru kurang tepat atau tidak sesuai
dengan materi yang disajikan.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah satu tempat untuk
menuntut ilmu dan merupakan bagian dari jenjang pendidikan. Rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan mata pelajaran serta yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan belajar di SMP adalah kurikulum pendidikan yang
memuat program kurikuler dan ekstrakurikuler. Salah satu program kurikuler
pendidikan SMP pada jenjang kelas VII, VIII, IX adalah pembelajaran seni
budaya yang terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater.
Pendidikan seni memegang peranan penting dalam pelajaran karena merancang
siswa untuk meningkatkan kreativitasnya dengan membuat sesuatu yang baru dari
diri mereka sendiri. Kreativitas tersebut didapat dari cara ia berfikir, merasa dan
melihat lalu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Seni Budaya merupakan salah satu bidang studi yang ada di Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Salah satu materi pembelajarannya yaitu Ansambel
Musik. Ansambel musik merupakan suatu penyajian dengan menggunakan alat
musik sederhana. Menurut penyajian musik ansambel dibagi menjadi 2 yaitu
musik ansambel sejenis dan musik ansambel campuran. Musik ansambel sejenis
bentuk penyajian musik dengan menggunakan alat-alat musik sejenis, contoh:
ansambel rekorder. Sedangkan musik ansambel campuran bentuk penyajian musik
yang menggunakan beberapa macam alat musik, contoh: ansambel campuran
(pianika, rekorder, gitar dll). Dalam penyajian musik ansambel terjalin kerja sama
yang harmonis antara berbagai sifat instrumen melodis yang diiringi serta diatur
3
perjalanannya oleh suara ritmis. Penyajian musik ansambel memang sangat
menarik karena terjalin kerja sama dari berbagai sumber suara instrumen dengan
cara menyuarakannya yang berbeda-beda, ada yang dipukul, dipetik, diketuk,
ditekan, ataupun ditiup.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di SMP Negeri 6 Percut
Sei Tuan, terdapat beberapa kendala pada pelaksanaan pembelajaran ansambel
musik, salah satunya yaitu penerapan pembelajaran konvesional yang proses
pembelajarannya guru mendominasi peserta didik dan menjadi pelaku tunggal
sehingga keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat kurang.
Guru cenderung memberikan atau memindahkan informasi sebanyak-banyaknya
kepada siswa, aturan-aturan dalam pembelajaran ditentukan oleh guru, tidak ada
kebebasan bagi siswa untuk berekspresi dan mengembangkan gagasannya dalam
berkarya.
Cara belajar konvensional seperti ini menghambat daya kreativitas siswa
karena selalu dituntut untuk mengikuti apa yang ditentukan oleh guru dan
diajarkan untuk membuat sesuatu yang sama tanpa berekspresi. Selain itu, cara
belajar konvensional ini membuat siswa merasa bosan belajar di kelas.
Sikap aktif, kreatif dan inovatif dapat terwujud dengan menempatkan siswa
sebagai subjek pendidikan. Guru hendaknya melibatkan siswa siswa secara aktif
dalam
proses
pembelajaran,
diberi
kesempatan
untuk
mengungkapkan
pendapatnya dan mengembangkan gagasannya. Dalam hal ini guru dituntut
menggunakan model pembelajaran yang tidak berpusat pada guru agar siswa tidak
merasa bosan selama kegiatan belajar berlangsung dan kreativitas semakin
meningkat. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa yang di capai belum
4
memuaskan, mengingat masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah
KKM (Kriteria Kelulusan Maksimal) yaitu nilai 70.
Salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan dengan tujuan agar
pembelajaran berjalan dengan produktif dan bermakna bagi siswa adalah strategi
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang selanjutnya
disebut CTL. Strategi CTL fokus pada siswa sebagai pembelajar yang aktif, dan
memberikan rentang yang luas tentang peluang-peluang belajar bagi mereka yang
menggunakan kemampuan-kemampuan akademik mereka untuk memecahkan
masalah-masalah kehidupan nyata yang kompleks. Pendekatan konstektual
merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan
kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan
komponen
komponen
pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya.
Dengan bermain ansambel musik di sekolah, manfaat yang dapat diperoleh
dengan menggunakan pendekatan kontekstual adalah mengajarkan siswa untuk
berlatih bekerja sama (cooperatif learning), karena ansambel musik bukan
permainan individu. Dalam permainan sebuah ansambel yang terdiri dari beberapa
pemain, tentu mengajarkan anak-anak berada dalam sebuah team work. Mereka
akan merasa bertanggung jawab pada setiap tugas yang dipercayakan kepadanya
dan mengerjakan dengan tekun, cermat, bersemangat dan berkualitas. Para siswa
akan mempunyai kepekaan, kepedulian terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.
5
Kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup.
Tanpa kerja sama, tidak akan ada keluarga, organisasi, ataupun sekolah. Dengan
demikian, tanpa adanya kerja sama di antara siswa, maka permainan ansambel
musik yang baik di sekolah tidak akan terwujud. Dengan kebiasaan dalam
bermain ansambel musik, siswa akan mempunyai sikap disiplin yang tinggi.
Kebiasaan meletakkan dan mengembalikan alat-alat musik setelah bermain, juga
akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di rumahnya. Demikian juga sikap
sportif dalam mengakui kesalahan dan mau menerima pendapat orang lain, akan
didapatkan juga dengan bermain musik secara kelompok.
Model pembelajaran yang harus dikembangkan agar kemampuan siswa
dapat berkembang adalah model pembelajaran yang berbasis kepada siswa atau
keaktifan dan kreativitas siswa, yaitu pembelajaran yang memandang siswa
sebagai subjek belajar yang dinamis sedangkan guru hanya berfungsi sebagai
fasilitator dan motivator. Beberapa macam model pembelajaran tersebut antara
lain dikemukakan oleh Joyce, Weil dan Calhoun dalam Aunurrahman, kategori
model pembelajaran
Joyce, Weil dan Calhoun mengemukakan empat model
pembelajaran, yaitu: kelompok model sosial (sosial family), kelompok pengolahan
informasi (information processing family), kelompok model personal (personal
family), kelompok model sistem perilaku (behavior system family). Kelompok
Pengolahan Informasi (The Informasion Processing Family) terdiri dari 7 macam
yaitu : model berfikir induktif, model pencapai konsep, model memorisasi, model
latihan inkuiri, model pengatur awal, model pengembangan intelek, model
sinektik. Kelompok Model Pengolahan Informasi, model pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau
6
pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabalitas siswa melalui proses
pembelajaran.
Model pembelajaran sinektik merupakan suatu pendekatan yang menarik
guna mengembangkan kreativitas telah dirancang oleh Gordon. Model sinektik
biasa digunakan untuk keperluan mengembangkan “aktivitas kelompok” dalam
organisasi, di mana individu dilatih untuk mampu bekerja sama satu dengan yang
lain. Model sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk
mengembangkan kemampuan kreatif (Joyce dan Weil).
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, bermain ansambel di sekolah
selama ini masih belum maksimal dan optimal, baik dari hasil akhir maupun
prosesnya. Kecenderungan guru selama ini masih menggunakan model yang
tradisional yang belum inovatif dan kreatif. Keberhasilan pengajaran ansambel
sangat ditentukan oleh model dan media pengajaran ansambel itu sendiri. Yaitu
proses bagaimana guru mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna
dan dihayati siswa. Oleh karena itu ansambel yang merupakan salah satu
komponen pelajaran bidang studi seni musik yang didalamnya menekankan pada
kekompakan individu didalam sebuah team cukup perlu dilakukan sesering
mungkin. Pemahaman mata pelajaran ansambel ini merupakan kemampuan dalam
mempraktekkan kedalam kelompok yang integrative. Dalam pelajaran tersebut
sangat diperlukan model pembelajaran yang dapat membangun kreativitas dalam
berkelompok. Hal ini dikarenakan siswa dituntut lebih kreatif di dalam kelas.
Untuk memecahkan masalah diatas, tindakan yang akan dilakukan oleh
penulis adalah dengan menggunakan model sinektik. Model pembelajaran
sinektik menekankan siswa pada pentingnya membangun pengetahuan dan
7
keterampilan mereka sendiri lewat keterlibatan aktif selama proses belajar
mengajar. Selain itu, sinektik lebih mengarah kepada aktivitas kelempok dimana
individu dilatih mampu bekerja sama satu dengan yang lain. Model pembelajaran
sinektik menjadi solusi yang tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam melakukan aktivitas musik, contohnya dalam mata pelajaran
ansambel musik. Didalam mata pelajaran ansambel musik ini siswa dituntut
melakukan aktivitas musik dalam bentuk berkelompok. Sehingga pelajaran
ansambel musik yang semula membosankan bagi siswa akan menjadi pelajaran
yang lebih menarik dengan menggunakan model sinektik.
Berdasarkan uraian di atas,
menarik
untuk diteliti yaitu bagaimana
ada
beberapa permasalahan
yang
“Penerapan Model Pembelajaran
Sinektik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ansambel Campuran Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014”.
8
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari
uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan
lingkup permasalahan yang lebih luas. Menurut Stonner dalam Sugiono (2008:52)
mengemukakan bahwa: “Setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu
berangkat dari masalah”. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian
yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu
luas.
Sesuai dengan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan diatas,
identifikasi masalah dalam penelitian yang terdapat disekitar judul ini antara lain:
1.
Bagaimanakah pembelajaran ansambel musik di SMP Negeri 6 Percut Sei
Tuan ?
2.
Bagaimanakah proses penerapan model pembelajaran sinektik di SMP Negeri
6 Percut Sei Tuan ?
3.
Apakah model belajar sinektik dapat meningkatkan hasil belajar ansambel ?
4.
Bagaimanakah hasil belajar ansambel setelah menggunakan model sinektik ?
5.
Bagaimana keterlibatan siswa dalam proses belajar dengan menggunakan
model pembelajaran sinektik ?
6.
Apa kendala yang dihadapi peneliti dalam menerapkan model pembelajaran
sinektik ?
7.
Bagaimana tanggapan peserta didik dengan penerapan model pembelajaran
sinektik?
9
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dan dana dan
kemampuan teoritis, maka penulis merasa perlu mengadakan pembatasan masalah
untuk memudahkan pecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sugiono (2009:286) yang mengatakan bahwa:
”Pembatasan
dalam penelitian kulialitatif lebih didasarkan pada tingkat
kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan tenaga, dana, dan waktu”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis membatasi masalah tersebut
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses penerapan model pembelajaran sinektik di SMP
Negeri 6 Percut Sei Tuan ?
2. Apakah model belajar sinektik dapat meningkatkan hasil belajar
ansambel?
3. Bagaimanakah hasil belajar ansambel setelah menggunakan model
sinektik ?
4. Apa kendala yang terjadi melalui penerapan model pembelajaran sinektik?
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan jabaran yang rinci dari sebuah topik
penelitian. Menurut Sugiono (2009:55): “Bahwa rumusan masalah itu merupakan
suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
Berdasakan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta
pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskansebagai berikut “ Bagaimana
Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
10
Ansambel Campuran Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan
Tahun Ajaran 2013/2014”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang hasil yang akan dicapai. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah
kegiatan yang dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai
dalam kegiatan tersebut. Maka dapat disimpulkan stiap penelitian akan tertuju
kepada tujuan tertentu, untuk melihat berhasil tidaknya suatu kegiatan, dapat
dilihat tercapainya tujuan yang telah diterapkan.
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh penulis ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui penerapan model pembelajaran
sinektik dengan
pembelajaran konvensional pada ansambel campuran kelas VIII tahun ajaran
2013/2014.
2.
Untuk mengetahui model sinektik dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam ansambel.
3.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam proses belajar dengan
menggunakan model pembelajaran sinektik.
4.
Untuk mengetahui kendala yang terjadi melalui penerapan model sinektik.
11
F. Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka akan diharapkan dapat
memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat luas.
Hasil penelitian ini diharapkan :
1.
Sebagai pedoman bagi peneliti sebagai calon guru seni musik dalam
melaksanakan pengajaran dengan menggunakan model pembelajarn sinektik
untuk nantinya diterapkan dilapangan.
2.
Sebagai usaha pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang
pelajaran seni budaya khususnya mata pelajaran seni musik.
3.
Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya.
4.
Sumber kepustakaan di prodi Pendidikan Seni Musik jurusan Sendratasik.
5.
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir peneliti.
6.
Menambah wawasan penulis dalam menuangkan gagasan, ide ke dalam karya
tulis.
91
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanto, Henro Manurung. 2012. Pembelajaran Ansambel Musik Dalam
Meningkatkan Minat Belajar Seni Musik Siswa Kelas V SD Swasta
Methodist 9 Medan: Skripsi untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan UNIMED.
Aunurrahman.2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.
Aqib, Z.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Yrama Widya.
Banoe, Pono.2003.Kamus Musik. Yogyakarta:Kanisius.
Bailey,
W. 2004. The Complete Marching Band
Philadelphia:University of Pennsylvania Press
Resource
Manual.
Bungin, Burhan.2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta:Kencana
Dick & Carey, 2001. The Systematic Design of Instruction. New York: Wesley
Educational.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Azwa Zain. (2006), Strategi Belajar Mengajar,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Gordon, William. J.J. 2006. Model - Model Pembelajaran Inovatif. Terjemahan.
Udin Winata Putra. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hamalik, O, (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
PT Bumi Aksara, Jakarta.
Hurd, Michael.2002.Music Theory.New York:Barners and Noble Books.
Jones, George Thaddens. 2000.Music Theory. London:Barner & Noble Books
Joyce, Bruce, dkk. 2009. Models of Teaching, Eight Edition. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kodijat, Latifah. Istilah-istilah Musik. Penerbit Djambatan.
Kennedy, Michael. 2000.The Voncise oxford dictionary of Music. Britain:Richard
Clay (the cancer press)
Lestari, A.2008. Materi Diskusi: Model – Model Pembelajaran.
http://ailestari21blogspot.com/2008/i0/makalah-u-pa-uus-modelmodel.html. Diakses 19 Maret 2013.
Lydon, M. 2004. Songwritting Success. New York: Routledge.
92
Maryeni 2005. Metode Penelitian Kebudayaan, Jakarta: Bumi Aksara
Muttaqin, Kustap. 2008. Musik Klasik (Pengantar Musikologi Untuk SMK)
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Nurgroho, Dwi Prasetyo. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooeperatif tipe
STAD (Student Teams Achiement Division) Dalam Meningkatkan
Kemampuan Bermain Musik Dalam Bentuk Ansambel Campuran Pada
Siswa Kelas XI Darma Wangsa Medan: Skripsi Untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan UNIMED.
Nurhady, (2004), Perubahan Kurikulum, PT. Grasindo, Jakarta.
Sanjaya, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman, (2007), Aktivitas Belajar Siswa, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Siahaan, Friskila. 2012. Penerapan Bertukar Pasangan Pada Pembelajaran Seni
Musik Siswa Kelas SMK YAPIM Taruna MarelanTahun Pelajaran
2011/2012: Skripsi Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
UNIMED.
Sitinjak, Daniel. 2012. Metode Pembelajaran Musik Ensambel Di SMA Negeri 6
Medan: Skripsi Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
UNIMED.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2002), Metode Statistik, Tarsito, Bandung.
Sugiyanto dkk, 2004, Ansambel jilid I, Jakarta:Elangga.
Supranto,J.2004. Proposal Penelitian Dan Contoh. Jakarta:Universitas Indonesia
(UI-PRESS).
Syaiful, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Trianto,
(2007),
Model-model
Pembelajaran
Inovatif
Konstruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.
Berorientasi
Widian, Margaretha. 2011. Kontribusi Model Belajar Kooperatif Pada
Pembelajaran Ansambel Campuran Siswa Kelas VIII -1 SMP Swasta
Free Methodist 1 Helvetia Medan: Skripsi Untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan UNIMED.
Widoyoko, S.E.P., (2009), Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis
Bagi Pendidik dan Calon Pendidik, Bima Bayu Atijah, Yogyakarta.
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
ANSAMBEL CAMPURAN PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 6 PERCUT SEI TUAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
INNEKE FITRYA
NIM. 209142021
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Medan .
Dalam proses penelitian skripsi, banyak pihak yang membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Prof Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2.
Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.
3.
Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik yang memberikan motivasi
dalam penyelesaian Skripsi ini.
4.
Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik dan selaku Dosen
Pembimbing Skripsi II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyelesaian Skripsi ini.
5.
Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Prodi Seni Musik yang juga telah banyak membantu
dan memberikan motivasi.
6.
Dra. Pita H.D Silitonga, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas semua
bimbingan dan arahan kepada penulis sejak mulai perkuliahan sampai akhirnya
Skripsi ini.
7.
Dra. Theodora Sinaga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian Skripsi ini.
ii
8.
Seluruh Dosen Sendratasik selaku sumber ilmu bagi penulis dari semester awal
hingga penghujung.
9.
Kepala Sekolah, Bapak/ Ibu Guru SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan yang telah
membantu dan memberikan izin penelitian.
10. Teristimewa Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tuaku tersayang,
yang sangat aku kasihi dan aku banggakan Ayahanda Polin Sitorus dan Ibunda
Riama Sirait, S.Pd, serta adik-adikku Deddy Irvan Fahri Sitorus, Febry Cynthia
Sitorus, Irwan Dwi Putra Sitorus.
11. Terkhusus buat Janri Mahasan Sihotang, S.Pd yang senantiasa sabar, setia dan
semangat dalam memotivasi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
12. Buat seluruh teman-teman stambuk 2009 dan teman-teman seperjuangan dalam
penyusunan Skripsi, saya bangga bisa kenal kalian dan terimakasih untuk
kebersamaan kalian semua (Rika Juliana Sihotang, S.Pd, Jessica Manullang, S.Pd,
Dhesy Emalia Bangun, S.Pd, Gufran Nurman, S.Pd)
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua, terkhusus bagi guru Seni Budaya di SMP.
Medan ,
April 2014
Penulis
Inneke Fitrya
NIM . 209142021
iii
ABSTRAK
Inneke Fitrya NIM. 209142021. Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Ansambel Campuran Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri
6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar ansambel campuran pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar ansambel campuran siswa kelas VII melalui
pembelajaran sinektik.
Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa
”penerapan adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan” Dalam penerapan model
pembelajaran sinektik media guru dituntut untuk mengetahui dan mampu menerapkan
bagaimana media model pembelajaran sinektik dilaksanakan kepada siswa siswi untuk dapat
mengetahui secara teori dan praktik tentang ansambel campuran dalam pembelajaran musik
khususnya seni budaya.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014
dengan subjek siswa kelas VIII-4 yang berjumlah 36 siswa. Dalam pengumpulan data teknikl
digunakan tes hasil belajar, wawancara, observasi, analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelasnya adalah 74,58.
Pada siklus II nilai rata-rata kelasnya adalah 82,75, menunjukkan terjadi sebesar 8,17. Dan
kelulusan secara klasikal pada siklus I mencapai 69% (25 siswa yang tuntas) sedangkan pada
siklus II mencapai 86% (31 siswa yang tuntas). Dengan demikian model pembelajaran
sinektik dapat meningkatkan hasil belajar ansambel campuran pada siswa kelas VIII.
Dapat disimpulkan bahwa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar ansambel campuran
siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014 adalah cara
mengajar guru yang membosankan, guru cenderung menggunakan model pembelajaran
konvensional sehingga siswa merasa bosan, malas belajar dan keadaan seperti ini
menyebabkan siswa belajar secara individu dan kelompok, kurang melibatkan interaksi sosial
yang dapat menimbulkan kebosanan siswa yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar
ansambel campuran siswa, dan cara meningkatkan hasil belajar ansambel campuran pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014 adalah dengan cara
menerapkan salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran sinektik. Dan melalui
model pembelajaran sinektik dapat meningkatkan hasil belajar ansambel campuran pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014.
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...........................................................................
ii
DAFTAR ISI .........................................................................................
iv
DAFTAR FOTO ......................................................................................
vii
DAFTAR TABEL....................................................................................
viii
DAFTAR GRAFIK ..............................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................
1
A. Latar Belakang ........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .................................................................
8
C. Pembatasan Masalah ................................................................
9
D. Perumusan Masalah .................................................................
9
E. Tujuan Penelitian .....................................................................
10
F. Manfaat Penelitian ...................................................................
11
BAB II LANDASAN TEORITIS ......................................................
12
A. Landasan Teoretis ......................................................................
12
1. Pengertian Penerapan….....................................................
12
2. Pengertian Belajar…………….........................................
13
3. Pengertian Pembelajaran....................................................
15
4. Pengertian Hasil Belajar……….........................................
16
iv
5. Pengetian Model Pembelajaran.........................................
19
5.1 Jenis-Jenis Model Pembelajaran ................................
20
5.2 Model Pembelajaran Sinektik ....................................
20
5.3 Tahap-Tahap Model Pembelajaran Sinektik .............
25
5.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Sinektik
26
6. Pengertian Musik .................................................................
27
7. Pengertian Ansambel Musik .............................................
32
B. Penelitian yang relavan………………………………………......
36
C. Kerangka Konseptual...................................................................
38
D. Hipotesis Tindakan……………………………………………….
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN .........................................
41
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................
41
B. Subjek dan Objek Penelitian .....................................................
41
C. Metode Penelitian ......................................................................
42
D. Desain Penelitian .......................................................................
43
E. Prosedur Penelitian ....................................................................
44
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................
49
1. Observasi ..........................................................................
50
2. Tes Hasil Belajar ................................................................
50
3. Dokumentasi ......................................................................
52
4. Wawancara ........................................................................
52
G. Teknik Analisis Data .................................................................
53
H. Indikator Kerja ..........................................................................
55
v
BAB IV HASIL PENELITIAN .....................................................
56
A. Deskripsi penelitian……………………………………………......
56
B. Analisis Data.................................................................................
57
C. Temuan Penelitian……………….................................................
84
D. Pembahasan Penelitian……………………………………………
84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................
89
A. Kesimpulan .............................................................................
89
B.Saran ........................................................................................
90
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
vi
91
DAFTAR FOTO
Halaman
Foto 4.1 Sekolah Tempat Penelitian
56
Foto 4.2 Guru Melakukan Proses Belajar Mengajar Pada Siklus I
67
Foto 4.3 Siswa Membentuk Kelompok Pada Siklus I
68
Foto 4.4 Proses Belajar Mengajar Sedang Berlangsung
69
Foto 4.5 Guru Menyampaikan Apersepsi Kepada Siswa Pada Siklus II
80
Foto 4.6 Siswa Membentuk Kelompok Pada Siklus II
81
vii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Perolehan Nilai Pre Test
59
Grafik 4.2 Perolehan Nilai Siklus I
70
Grafik 4.3 Perolehan Nilai Siklus II
83
Grafik 4.4 Nilai Rata-Rata Siswa Pre Test, Siklus I, Siklus II
86
Grafik 4.5 Presentase Ketuntasan Siswa Pada Pre Test, Siklus I, Siklus II
87
Grafik 4.6 Presentase Ketidaktuntasan Siswa Pada Pre Test, Siklus I, Siklus II
88
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran
93
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
95
Lampiran 3. Dokumentasi Alat Musik dan wawancara
103
Lampiran 5. Partitur Lagu
106
Lampiran 6. Perolehan Nilai Pada Penelitian Tindakan Kelas
111
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik
agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota
masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.
Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi
lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara
menyeluruh sehingga anak lebih dewasa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan demi meningkatkan sumber daya manusia
Indonesia, mulai dari meningkatkan kualitas pendidikan seperti penguasaan guru
terhadap konsep yang akan diajarkan, pelaksanaan strategi pembelajaran yang
efektif dan efisien, pembaharuan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan, penataran guru, dan sebagainya.
Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga
pendidik sampai pada usaha peningkatan mutu pendidikan. Kemampuan seorang
guru sangatlah berperan terhadap pembentukan anak didik, baik dalam
merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran tersebut. Suatu strategi
belajar mengajar yang sesuai materi harus dapat dibuat oleh seorang guru. Sering
siswa kurang berminat terhadap pelajaran yang disampaikan guru. Hal ini dapat
dilihat dari sikap siswa dalam menerima pelajaran. Beberapa diantaranya adalah
kebiasaan siswa berbicara di dalam kelas pada saat guru menjelaskan materi,
siswa jarang memperhatikan guru menjelaskan di depan kelas dan siswa sering
1
2
permisi pada saat pelajaran berlangsung di dalam kelas. Ini disebabkan cara
penyajian atau metode yang digunakan oleh guru kurang tepat atau tidak sesuai
dengan materi yang disajikan.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah satu tempat untuk
menuntut ilmu dan merupakan bagian dari jenjang pendidikan. Rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan mata pelajaran serta yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan belajar di SMP adalah kurikulum pendidikan yang
memuat program kurikuler dan ekstrakurikuler. Salah satu program kurikuler
pendidikan SMP pada jenjang kelas VII, VIII, IX adalah pembelajaran seni
budaya yang terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater.
Pendidikan seni memegang peranan penting dalam pelajaran karena merancang
siswa untuk meningkatkan kreativitasnya dengan membuat sesuatu yang baru dari
diri mereka sendiri. Kreativitas tersebut didapat dari cara ia berfikir, merasa dan
melihat lalu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Seni Budaya merupakan salah satu bidang studi yang ada di Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Salah satu materi pembelajarannya yaitu Ansambel
Musik. Ansambel musik merupakan suatu penyajian dengan menggunakan alat
musik sederhana. Menurut penyajian musik ansambel dibagi menjadi 2 yaitu
musik ansambel sejenis dan musik ansambel campuran. Musik ansambel sejenis
bentuk penyajian musik dengan menggunakan alat-alat musik sejenis, contoh:
ansambel rekorder. Sedangkan musik ansambel campuran bentuk penyajian musik
yang menggunakan beberapa macam alat musik, contoh: ansambel campuran
(pianika, rekorder, gitar dll). Dalam penyajian musik ansambel terjalin kerja sama
yang harmonis antara berbagai sifat instrumen melodis yang diiringi serta diatur
3
perjalanannya oleh suara ritmis. Penyajian musik ansambel memang sangat
menarik karena terjalin kerja sama dari berbagai sumber suara instrumen dengan
cara menyuarakannya yang berbeda-beda, ada yang dipukul, dipetik, diketuk,
ditekan, ataupun ditiup.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di SMP Negeri 6 Percut
Sei Tuan, terdapat beberapa kendala pada pelaksanaan pembelajaran ansambel
musik, salah satunya yaitu penerapan pembelajaran konvesional yang proses
pembelajarannya guru mendominasi peserta didik dan menjadi pelaku tunggal
sehingga keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat kurang.
Guru cenderung memberikan atau memindahkan informasi sebanyak-banyaknya
kepada siswa, aturan-aturan dalam pembelajaran ditentukan oleh guru, tidak ada
kebebasan bagi siswa untuk berekspresi dan mengembangkan gagasannya dalam
berkarya.
Cara belajar konvensional seperti ini menghambat daya kreativitas siswa
karena selalu dituntut untuk mengikuti apa yang ditentukan oleh guru dan
diajarkan untuk membuat sesuatu yang sama tanpa berekspresi. Selain itu, cara
belajar konvensional ini membuat siswa merasa bosan belajar di kelas.
Sikap aktif, kreatif dan inovatif dapat terwujud dengan menempatkan siswa
sebagai subjek pendidikan. Guru hendaknya melibatkan siswa siswa secara aktif
dalam
proses
pembelajaran,
diberi
kesempatan
untuk
mengungkapkan
pendapatnya dan mengembangkan gagasannya. Dalam hal ini guru dituntut
menggunakan model pembelajaran yang tidak berpusat pada guru agar siswa tidak
merasa bosan selama kegiatan belajar berlangsung dan kreativitas semakin
meningkat. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa yang di capai belum
4
memuaskan, mengingat masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah
KKM (Kriteria Kelulusan Maksimal) yaitu nilai 70.
Salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan dengan tujuan agar
pembelajaran berjalan dengan produktif dan bermakna bagi siswa adalah strategi
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang selanjutnya
disebut CTL. Strategi CTL fokus pada siswa sebagai pembelajar yang aktif, dan
memberikan rentang yang luas tentang peluang-peluang belajar bagi mereka yang
menggunakan kemampuan-kemampuan akademik mereka untuk memecahkan
masalah-masalah kehidupan nyata yang kompleks. Pendekatan konstektual
merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan
kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan
komponen
komponen
pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya.
Dengan bermain ansambel musik di sekolah, manfaat yang dapat diperoleh
dengan menggunakan pendekatan kontekstual adalah mengajarkan siswa untuk
berlatih bekerja sama (cooperatif learning), karena ansambel musik bukan
permainan individu. Dalam permainan sebuah ansambel yang terdiri dari beberapa
pemain, tentu mengajarkan anak-anak berada dalam sebuah team work. Mereka
akan merasa bertanggung jawab pada setiap tugas yang dipercayakan kepadanya
dan mengerjakan dengan tekun, cermat, bersemangat dan berkualitas. Para siswa
akan mempunyai kepekaan, kepedulian terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.
5
Kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup.
Tanpa kerja sama, tidak akan ada keluarga, organisasi, ataupun sekolah. Dengan
demikian, tanpa adanya kerja sama di antara siswa, maka permainan ansambel
musik yang baik di sekolah tidak akan terwujud. Dengan kebiasaan dalam
bermain ansambel musik, siswa akan mempunyai sikap disiplin yang tinggi.
Kebiasaan meletakkan dan mengembalikan alat-alat musik setelah bermain, juga
akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di rumahnya. Demikian juga sikap
sportif dalam mengakui kesalahan dan mau menerima pendapat orang lain, akan
didapatkan juga dengan bermain musik secara kelompok.
Model pembelajaran yang harus dikembangkan agar kemampuan siswa
dapat berkembang adalah model pembelajaran yang berbasis kepada siswa atau
keaktifan dan kreativitas siswa, yaitu pembelajaran yang memandang siswa
sebagai subjek belajar yang dinamis sedangkan guru hanya berfungsi sebagai
fasilitator dan motivator. Beberapa macam model pembelajaran tersebut antara
lain dikemukakan oleh Joyce, Weil dan Calhoun dalam Aunurrahman, kategori
model pembelajaran
Joyce, Weil dan Calhoun mengemukakan empat model
pembelajaran, yaitu: kelompok model sosial (sosial family), kelompok pengolahan
informasi (information processing family), kelompok model personal (personal
family), kelompok model sistem perilaku (behavior system family). Kelompok
Pengolahan Informasi (The Informasion Processing Family) terdiri dari 7 macam
yaitu : model berfikir induktif, model pencapai konsep, model memorisasi, model
latihan inkuiri, model pengatur awal, model pengembangan intelek, model
sinektik. Kelompok Model Pengolahan Informasi, model pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau
6
pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabalitas siswa melalui proses
pembelajaran.
Model pembelajaran sinektik merupakan suatu pendekatan yang menarik
guna mengembangkan kreativitas telah dirancang oleh Gordon. Model sinektik
biasa digunakan untuk keperluan mengembangkan “aktivitas kelompok” dalam
organisasi, di mana individu dilatih untuk mampu bekerja sama satu dengan yang
lain. Model sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk
mengembangkan kemampuan kreatif (Joyce dan Weil).
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, bermain ansambel di sekolah
selama ini masih belum maksimal dan optimal, baik dari hasil akhir maupun
prosesnya. Kecenderungan guru selama ini masih menggunakan model yang
tradisional yang belum inovatif dan kreatif. Keberhasilan pengajaran ansambel
sangat ditentukan oleh model dan media pengajaran ansambel itu sendiri. Yaitu
proses bagaimana guru mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna
dan dihayati siswa. Oleh karena itu ansambel yang merupakan salah satu
komponen pelajaran bidang studi seni musik yang didalamnya menekankan pada
kekompakan individu didalam sebuah team cukup perlu dilakukan sesering
mungkin. Pemahaman mata pelajaran ansambel ini merupakan kemampuan dalam
mempraktekkan kedalam kelompok yang integrative. Dalam pelajaran tersebut
sangat diperlukan model pembelajaran yang dapat membangun kreativitas dalam
berkelompok. Hal ini dikarenakan siswa dituntut lebih kreatif di dalam kelas.
Untuk memecahkan masalah diatas, tindakan yang akan dilakukan oleh
penulis adalah dengan menggunakan model sinektik. Model pembelajaran
sinektik menekankan siswa pada pentingnya membangun pengetahuan dan
7
keterampilan mereka sendiri lewat keterlibatan aktif selama proses belajar
mengajar. Selain itu, sinektik lebih mengarah kepada aktivitas kelempok dimana
individu dilatih mampu bekerja sama satu dengan yang lain. Model pembelajaran
sinektik menjadi solusi yang tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam melakukan aktivitas musik, contohnya dalam mata pelajaran
ansambel musik. Didalam mata pelajaran ansambel musik ini siswa dituntut
melakukan aktivitas musik dalam bentuk berkelompok. Sehingga pelajaran
ansambel musik yang semula membosankan bagi siswa akan menjadi pelajaran
yang lebih menarik dengan menggunakan model sinektik.
Berdasarkan uraian di atas,
menarik
untuk diteliti yaitu bagaimana
ada
beberapa permasalahan
yang
“Penerapan Model Pembelajaran
Sinektik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ansambel Campuran Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014”.
8
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari
uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan
lingkup permasalahan yang lebih luas. Menurut Stonner dalam Sugiono (2008:52)
mengemukakan bahwa: “Setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu
berangkat dari masalah”. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian
yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu
luas.
Sesuai dengan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan diatas,
identifikasi masalah dalam penelitian yang terdapat disekitar judul ini antara lain:
1.
Bagaimanakah pembelajaran ansambel musik di SMP Negeri 6 Percut Sei
Tuan ?
2.
Bagaimanakah proses penerapan model pembelajaran sinektik di SMP Negeri
6 Percut Sei Tuan ?
3.
Apakah model belajar sinektik dapat meningkatkan hasil belajar ansambel ?
4.
Bagaimanakah hasil belajar ansambel setelah menggunakan model sinektik ?
5.
Bagaimana keterlibatan siswa dalam proses belajar dengan menggunakan
model pembelajaran sinektik ?
6.
Apa kendala yang dihadapi peneliti dalam menerapkan model pembelajaran
sinektik ?
7.
Bagaimana tanggapan peserta didik dengan penerapan model pembelajaran
sinektik?
9
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dan dana dan
kemampuan teoritis, maka penulis merasa perlu mengadakan pembatasan masalah
untuk memudahkan pecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sugiono (2009:286) yang mengatakan bahwa:
”Pembatasan
dalam penelitian kulialitatif lebih didasarkan pada tingkat
kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan tenaga, dana, dan waktu”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis membatasi masalah tersebut
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses penerapan model pembelajaran sinektik di SMP
Negeri 6 Percut Sei Tuan ?
2. Apakah model belajar sinektik dapat meningkatkan hasil belajar
ansambel?
3. Bagaimanakah hasil belajar ansambel setelah menggunakan model
sinektik ?
4. Apa kendala yang terjadi melalui penerapan model pembelajaran sinektik?
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan jabaran yang rinci dari sebuah topik
penelitian. Menurut Sugiono (2009:55): “Bahwa rumusan masalah itu merupakan
suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
Berdasakan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta
pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskansebagai berikut “ Bagaimana
Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
10
Ansambel Campuran Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Percut Sei Tuan
Tahun Ajaran 2013/2014”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang hasil yang akan dicapai. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah
kegiatan yang dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai
dalam kegiatan tersebut. Maka dapat disimpulkan stiap penelitian akan tertuju
kepada tujuan tertentu, untuk melihat berhasil tidaknya suatu kegiatan, dapat
dilihat tercapainya tujuan yang telah diterapkan.
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh penulis ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui penerapan model pembelajaran
sinektik dengan
pembelajaran konvensional pada ansambel campuran kelas VIII tahun ajaran
2013/2014.
2.
Untuk mengetahui model sinektik dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam ansambel.
3.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam proses belajar dengan
menggunakan model pembelajaran sinektik.
4.
Untuk mengetahui kendala yang terjadi melalui penerapan model sinektik.
11
F. Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka akan diharapkan dapat
memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat luas.
Hasil penelitian ini diharapkan :
1.
Sebagai pedoman bagi peneliti sebagai calon guru seni musik dalam
melaksanakan pengajaran dengan menggunakan model pembelajarn sinektik
untuk nantinya diterapkan dilapangan.
2.
Sebagai usaha pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang
pelajaran seni budaya khususnya mata pelajaran seni musik.
3.
Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya.
4.
Sumber kepustakaan di prodi Pendidikan Seni Musik jurusan Sendratasik.
5.
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir peneliti.
6.
Menambah wawasan penulis dalam menuangkan gagasan, ide ke dalam karya
tulis.
91
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanto, Henro Manurung. 2012. Pembelajaran Ansambel Musik Dalam
Meningkatkan Minat Belajar Seni Musik Siswa Kelas V SD Swasta
Methodist 9 Medan: Skripsi untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan UNIMED.
Aunurrahman.2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.
Aqib, Z.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Yrama Widya.
Banoe, Pono.2003.Kamus Musik. Yogyakarta:Kanisius.
Bailey,
W. 2004. The Complete Marching Band
Philadelphia:University of Pennsylvania Press
Resource
Manual.
Bungin, Burhan.2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta:Kencana
Dick & Carey, 2001. The Systematic Design of Instruction. New York: Wesley
Educational.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Azwa Zain. (2006), Strategi Belajar Mengajar,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Gordon, William. J.J. 2006. Model - Model Pembelajaran Inovatif. Terjemahan.
Udin Winata Putra. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hamalik, O, (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
PT Bumi Aksara, Jakarta.
Hurd, Michael.2002.Music Theory.New York:Barners and Noble Books.
Jones, George Thaddens. 2000.Music Theory. London:Barner & Noble Books
Joyce, Bruce, dkk. 2009. Models of Teaching, Eight Edition. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kodijat, Latifah. Istilah-istilah Musik. Penerbit Djambatan.
Kennedy, Michael. 2000.The Voncise oxford dictionary of Music. Britain:Richard
Clay (the cancer press)
Lestari, A.2008. Materi Diskusi: Model – Model Pembelajaran.
http://ailestari21blogspot.com/2008/i0/makalah-u-pa-uus-modelmodel.html. Diakses 19 Maret 2013.
Lydon, M. 2004. Songwritting Success. New York: Routledge.
92
Maryeni 2005. Metode Penelitian Kebudayaan, Jakarta: Bumi Aksara
Muttaqin, Kustap. 2008. Musik Klasik (Pengantar Musikologi Untuk SMK)
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Nurgroho, Dwi Prasetyo. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooeperatif tipe
STAD (Student Teams Achiement Division) Dalam Meningkatkan
Kemampuan Bermain Musik Dalam Bentuk Ansambel Campuran Pada
Siswa Kelas XI Darma Wangsa Medan: Skripsi Untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan UNIMED.
Nurhady, (2004), Perubahan Kurikulum, PT. Grasindo, Jakarta.
Sanjaya, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman, (2007), Aktivitas Belajar Siswa, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Siahaan, Friskila. 2012. Penerapan Bertukar Pasangan Pada Pembelajaran Seni
Musik Siswa Kelas SMK YAPIM Taruna MarelanTahun Pelajaran
2011/2012: Skripsi Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
UNIMED.
Sitinjak, Daniel. 2012. Metode Pembelajaran Musik Ensambel Di SMA Negeri 6
Medan: Skripsi Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
UNIMED.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2002), Metode Statistik, Tarsito, Bandung.
Sugiyanto dkk, 2004, Ansambel jilid I, Jakarta:Elangga.
Supranto,J.2004. Proposal Penelitian Dan Contoh. Jakarta:Universitas Indonesia
(UI-PRESS).
Syaiful, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Trianto,
(2007),
Model-model
Pembelajaran
Inovatif
Konstruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.
Berorientasi
Widian, Margaretha. 2011. Kontribusi Model Belajar Kooperatif Pada
Pembelajaran Ansambel Campuran Siswa Kelas VIII -1 SMP Swasta
Free Methodist 1 Helvetia Medan: Skripsi Untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan UNIMED.
Widoyoko, S.E.P., (2009), Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis
Bagi Pendidik dan Calon Pendidik, Bima Bayu Atijah, Yogyakarta.