Apoteker Belum Terakreditasi.
Pikiran Rakyat
o Selasa 0 Rabu 0
5
6
7
8
~ 21 22 23
4
.Mar
OApr
OMei
Kamis
9
OJun
10
24
.
25
OJul
Jumat
11
o Sabtu o Minggu
12
26
14
13
27
0 Ags OSep
28
OOkt
15
29
ONov
16
30
ODes
ADE BAYU INDRA/"PR"
PEI1JGAS menunjukkan contoh tablet yang sudah dilapisi obat sebagai daya tarik penampilan, menjaga kelembapan, dan membantu pelepasan obat di salah satu stan pameran Gebyar 50
Tahun Farmasi Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata, Jln. Dipati Ukur, Kota
Bandung, Kamis (19/3).Selainpameran,juga digelarseminar nasjonaldan temu alumni. *
Apoteker Belum Terakreditasi
BANDUNG, (PR).Di Indonesia, belum satu pun
~ndidikan profesi apoteker terakreditasi. Akibatnya, tingkat
kompetensi dan standar kualitas
lulusan pun sangat beragam.
Hal ini beipengaruh pada kualitas layanan terhadap masyarakat.
Data Asosiasi Pendidikan
Tinggi Farmasi
Indonesia
(APTFI) mencatat, saat ini terdapat 63 PfF di seluruh Indonesia dan barn dua beIas di antaranya berakreditasi A Untuk program' apoteker, sama sekali belum ada yang terakreditasi. Delapan tahun terakhir, dihasilkan
lebih dari 17.000smjana funnasi
~an ~6.11Lapoteker atau ~~~~P_,.
Kliping
tahun rata-rata meluluskan
Menyikapi persoalan ini, ISF!
bekeIja sama dengan APTFI
3.500 orang..,!<
"Kualitas lulusan apoteker sangat bervariasi. Belum ada stan-
dar baku kerena sistem ujian
dan sarana prasarana yang dipakai juga berbeda-beda," kata
Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan
Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) Arel St. S. Iskandar, ditemui
seusai seminar nasional, Kamis
(19/3), di Grha Sanusi Hardjadinata Kampus Universitas Padjadjaran Jln. Dipati Ukur, Bandung.
Bervariasinya kualitas lulusan
program apoteker, menurut
Arel, akan berimbas pada kompetensi pelayanannya di masya-
rakat
Hum as
Unpad
2009
dall Dire~orat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)
mempersiapkan pelaksanaan
program akreditasi. Proses akreditasi tidak hanya mencakup
institusi dan program pendidikanoya, tetapi juga sarana dan
prasarananya.
Selain itu, mulai tahun depan
akan diadakan sertifikasi kompetensi profesi apoteker (SKPA).
Pada kesempatan itu hadir
StafAhliBidangTeknologi Kesehatan dan Globalisasi Depkes,
Rosita Suryo Subandoro yang
membacakan sambutan tertulis
Menteri Kesehatan Siti Fadilah
Supari.
~ " (A-16S)***
~ -
31
o Selasa 0 Rabu 0
5
6
7
8
~ 21 22 23
4
.Mar
OApr
OMei
Kamis
9
OJun
10
24
.
25
OJul
Jumat
11
o Sabtu o Minggu
12
26
14
13
27
0 Ags OSep
28
OOkt
15
29
ONov
16
30
ODes
ADE BAYU INDRA/"PR"
PEI1JGAS menunjukkan contoh tablet yang sudah dilapisi obat sebagai daya tarik penampilan, menjaga kelembapan, dan membantu pelepasan obat di salah satu stan pameran Gebyar 50
Tahun Farmasi Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata, Jln. Dipati Ukur, Kota
Bandung, Kamis (19/3).Selainpameran,juga digelarseminar nasjonaldan temu alumni. *
Apoteker Belum Terakreditasi
BANDUNG, (PR).Di Indonesia, belum satu pun
~ndidikan profesi apoteker terakreditasi. Akibatnya, tingkat
kompetensi dan standar kualitas
lulusan pun sangat beragam.
Hal ini beipengaruh pada kualitas layanan terhadap masyarakat.
Data Asosiasi Pendidikan
Tinggi Farmasi
Indonesia
(APTFI) mencatat, saat ini terdapat 63 PfF di seluruh Indonesia dan barn dua beIas di antaranya berakreditasi A Untuk program' apoteker, sama sekali belum ada yang terakreditasi. Delapan tahun terakhir, dihasilkan
lebih dari 17.000smjana funnasi
~an ~6.11Lapoteker atau ~~~~P_,.
Kliping
tahun rata-rata meluluskan
Menyikapi persoalan ini, ISF!
bekeIja sama dengan APTFI
3.500 orang..,!<
"Kualitas lulusan apoteker sangat bervariasi. Belum ada stan-
dar baku kerena sistem ujian
dan sarana prasarana yang dipakai juga berbeda-beda," kata
Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan
Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) Arel St. S. Iskandar, ditemui
seusai seminar nasional, Kamis
(19/3), di Grha Sanusi Hardjadinata Kampus Universitas Padjadjaran Jln. Dipati Ukur, Bandung.
Bervariasinya kualitas lulusan
program apoteker, menurut
Arel, akan berimbas pada kompetensi pelayanannya di masya-
rakat
Hum as
Unpad
2009
dall Dire~orat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)
mempersiapkan pelaksanaan
program akreditasi. Proses akreditasi tidak hanya mencakup
institusi dan program pendidikanoya, tetapi juga sarana dan
prasarananya.
Selain itu, mulai tahun depan
akan diadakan sertifikasi kompetensi profesi apoteker (SKPA).
Pada kesempatan itu hadir
StafAhliBidangTeknologi Kesehatan dan Globalisasi Depkes,
Rosita Suryo Subandoro yang
membacakan sambutan tertulis
Menteri Kesehatan Siti Fadilah
Supari.
~ " (A-16S)***
~ -
31