Upaya Memuliakan Desa.

Pikiran Rakyat
o Senin o Sel,lsa o Rabu o Kamis o Jumat
1
17

2
18

OJan

3
19
OPeb

456

€>

21

o Mar OApr


7
22

8
23

OMei

9

8Jun

10
25

;:4

OJul


.

Sabtu

12

11
26

27

OSep

OAgs

13
28

o Ok!


Upaya Memuliakan Desa
pakan stimulan yang membangkitkan swadaya. Iniadalah
upaya lokalisasi pembangunan,
masyaylkat hanya diberi ruang
dan prosedur birokrasi), dan
yang sempit untuk mengeJola
teknokratis. Partisipasi masyapembangunan prasarana fisik
rakat (dalam kategori kritis)tiyang berskala kecil, sehingga
dak dikenal sebagai menu utamereka tidak perlu berpikir
ma perencanaan. Tercatat, dadan menyentuh pembangunan
lam empat dekade terakhir, pedesa yang berskala lebih besar.
merintah melalui skema pemKetiga, pembangunan yang
bangunan nasional dan daerah,
digerakkan oleh modal, sering
disebut kapitalisasi atau indusgiat melancarkan
berbagai
program melancarkan transfortrialisasi desa. Memang ada inmasi ekonomi desa. Sebut saja
dustrialisasi yang berskala 10pembangunan des a terpadu
kal-kecil yang digerakkan sensampai dengan penanggulangdiri olehmasyarakat (home inan kemiskinan desa. Pembadustry) misalnya konveksi, kangunan prasarana fisik spasial
in, batu-bata, makanan lokal,

desa (perhubungan, ekonomi,
genting, agroindustri, dan banyak lagi. Model industri ini lesosial, dan pemasaran) menjabih bersifat padat karya. Tetapi
di ikon utama pembangunan
yang lebih krusial untuk dicerdesa, yang didanai secara terpusat melalui Inpres Bandes,
mati adalah industri padat modal berskala besar yang betulmulai 1969 sampai 1999.
betul melakukan eksploitasi
Kedua, pembangunan yang
digerakkan masyarakat. Di saterhadap tanah maupun sumber daya alam di wilayah pedetu sisi, warga, orang per orang,
mengembangkan prakarsa dan
saan. Misalnya, industri pariwisata, pengolahan hasil pertanipotensi dirinya masing-masing
tanpa digerakkan secara langan perkebunan (gula, kayu lapis, rokok, minyak goreng, masung oleh negara. Ada warga
kanan, tepung terigu, dan lainyang mengembangkan pertanilain), pengolahan
sampah,
an, berbisnis, berdagang, bersepengolahan air minum, real eskolah, merantau ke kota, dan
tate (perumahan mewah), perseterusnya. Banyak warga desa
tokoan besar (ma!), pertamyang sukses meningkatkan mobilitas sosial, karena usaha mebangan, dan manufaktur, yang
reka sendiri atau karena mesemuanya beroperasi di wilayah dan komunitas desa.
manfaatkan dampak positif
Kegagalan modernisasi perpembangunan yang digerakkan'
desaan menyebabkan

desa
negara. Pemerintah selalu memengalami
ketertinggalan
perngatakan, bantuan
de1iameru.=.
- ----""

Oleh DEDE MARIANA

M

ASALAH
pembangunan desa sering
hanya dilihat dari
perspektif ekonomi, yang mengaitkan konsep pembangunan
dengan pencapaian indikatorindikator pertumbuhan ekonomi, termasuk salah satunya peningkatan daya belL Padahal,
dalam konteks desa-desa di JaWa Barat, terdapat aspek politik, sosial, dan budaya yang
perlu menjadi perhatian. Pandangan romantisme yang melihat desa sebagai wilayah yang
lugu, belum terjamah, dan masih kental dengan pola hidup
tradisional, tampaknya tidak lagi relevan untuk melihat kondisi perdesaan dewasa ini. Kenyataannya, desa-desa di seluruh

wilayah Indonesia, termasuk di
Jawa Barat, mengalami politisasi dari kekuatan-kekuatan
supradesa, baik yang berwujud
sebagai kekuatan politik maupun kekuatan kapitalis.
Setidaknya ada tiga skema
besar dalam pembangunan desa. Pertama, pembangunan desa yang dibimbing langsung
oleh negara. Negara melancarkan pembangunan dan pemberdayaan
melalui
skema
"pembangunan nasional" dan
"pembangunan daerah", sebagai master plan yang direncanakan secara sentralistik, birokratis
institusi
-- - (dikendalikan
~
~~-

-----.-

Kliping


Humas

Unpad

2009--'
--

tumbuhan dibandingkan dengan kawasan-kawasan perkotaan, sehingga memicu urbanisasi. Desa mengalami brain
drain karena sumber daya manusia yang produktif meninggalkan desa untuk mencari nafkah di sektor industri di perkotaan atau bermigrasi sebagai
tenaga kerja ke luar negeri.
Upaya untuk menarik kembali
SDM produktif untuk kembali
ke desa atau tetap bertahan di
desa dapat dilakukan melalui
penciptaan faktor-faktor penarik, antara lain dengan kegiatan
ekonomiproduktif di perdesaan yang berbasis potensi desa.
Keberadaan desa hampir tidak lepas dari kebijakan pemerintah maupun kaitan ekonomi
antara desa dan kota. Program
Pembaharuan Desa, termasuk
desentralisasi dan demokratisasi desa, hampir tidak pernah

menyentuh isu kaitan desa kota
itu. Ekonomi desa tidak memperoleh nilai tambah yang proporsional akibat dari wilayah
perkotaan sekadar menjadi pipa
pemasarandari arus komoditas
primer dari desa. Wajar apabila
terjadi pengurasan sumber daya (backwash effect) oleh kota
terhadap desa secara sistematis
dan kota hanya mengambil keuntungan darijasa distribusi semata, sehingga sering terjadi
kebocoran wilayah (regional leakages) yang merugikan pertumbuhan ekonomi daerah.
Oleh karena itu, isu ketimpangan desa kota dalam konteks hu-

bungan produksi distribusi tersebut perlu pula menjadi agenda strategis yang diperjuangkan
dalam pembangunan desa.
Keputusan untuk membuka
hadirnya investasi (industrialisasi) ke desa merupakan kewenangan pemerintah supradesa,
sementara desa hanya menjadi
wilayah projek industrialisasi.
Desa secara kelembagaan tidak
punya kewenangan mengambil
keputusan dalam proses awal

masuknya investasi ke desa, dan
masyarakat tidak memperoleh
ruang partisipasi untuk mengontrol proses ekonomi politik
yang sangat elitis itu. Karena tidak adanya governance refonn
(reformasi pemerintahan) dalam tata kelola industrialisasi
desa, yang terjadi industrialisasi
tidak menguntungkan desa, malah menimbulkan kerugian besar, meminggirkan dan memiskinkan masyarakat desa, serta
tidakjarang memunculkan konflik antara masyarakat setempat
dan perusahaan. Pergerakan industrialisasi desa tentu perlu dipahami sebagai tantangan mendasar yang perlu-dijawab secara
antisipatif kritis saat ini dan di
masa-masa mendatang. Memadukan industrialisasi desa, kesejahteraan warga, dan democratic governance (pemerintahan
yang demokratis). ***
PenuHs, dosen Jurusan Ilmu
Pemerintahan FISIP Unpad serta Kapuslit Kebijakan Publik dan
Kewilayahan LPP~ Unpad.