Hubungan Picky Eater dengan Status Gizi pada Anak Usia 1-3 Tahun di Puskesmas Grogol, Sukoharjo.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting
dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia. Banyak aspek yang
berpengaruh terhadap status gizi antara lain aspek pola pangan,
sosiobudaya, dan pengaruh konsumsi pangan (Suharjo, 2003). Status gizi
yang baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup
zat-zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan
secara umum (Almatsier, 2011). Pada negara berkembang, beberapa studi
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan linear pada Balita yaitu 52%
mengalami tubuh pendek, sangat pendek 22%, kurus 16%, dan sangat
kurus 3% (Sawadogo et al., 2006), sedangkan penelitian yang dilakukan di
Uganda anak mengalami tubuh pendek sebanyak 25% (Warmani et al.,
2005). Pada tahun 2010 prevalensi Balita gizi kurang dan gizi buruk di
Indonesia adalah 17,9% (Riskesdas, 2010). Dampak jangka pendek gizi
kurang atau buruk pada masa Batita adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan otak, otot, komposisi tubuh, metabolic programming
glukosa, lemak, dan protein. Dampak jangka panjang dapat berupa

rendahnya kemampuan nalar prestasi pendidikan, kekebalan tubuh, dan

1

2

produktifitas kerja (Sjarif et al., 2011). Menurut Hadi et al. (2005), Balita
yang kurang gizi mempunyai risiko meninggal dunia lebih tinggi
dibandingkan Balita yang tidak kurang gizi. Sebanyak 53% kematian pada
anak di negara berkembang berhubungan dengan kekurangan gizi.
Malnutrisi yang terjadi pada masa awal kehidupan akan berkonsekuensi
jangka panjang pada kualitas hidup dan kesehatan terutama berisiko tinggi
terkena penyakit kronis yang berkaitan dengan gizi di masa dewasa (Uauy
et al., 2008).
Penyebab timbulnya gizi kurang pada anak Balita menurut
Soekirman (2000), dapat dilihat dari beberapa faktor penyebab di
antaranya penyebab langsung, penyebab tidak langsung, akar masalah, dan
pokok masalah. Faktor penyebab langsung yaitu makanan dan penyakit
infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab tidak langsung di antaranya
adalah ketahanan pangan di kalangan keluarga, pola pengasuhan anak,

pelayanan kesehatan, serta kesehatan lingkungan. Pemberian makan
merupakan bagian penting dari kehidupan bayi dan anak kecil. Hal ini
dikarenakan sebagian besar interaksi orang tua dan anak terjadi pada saat
pemberian makan (Bernard-Bonnin, 2006). Pemberian makan pada bayi
dan anak kecil dianggap sebagai proses yang natural, namun demikian
sekitar 50-60% orang tua melaporkan bahwa anak mengalami masalah
makan. Kesulitan makan berdampak buruk terhadap kesehatan anak,
seperti gangguan pertumbuhan, rentan terhadap infeksi, dan bahkan
kematian (Manikam&Perman, 2000). Anak normal mengalami neofobia

3

dalam fase perkembangannya, yaitu seuatu penolakan yang bersifat normal
terhadap makanan baru (Birch et al., 1995). Neofobia yang merupakan fase
normal dalam perkembangan seorang anak dapat berlanjut menjadi
penolakan berkepanjangan dan konsisten terhadap makanan tertentu
sehingga menimbulkan masalah makan berupa picky eater (Dovey et al.,
2008).
Penelitian terhadap anak prasekolah usia 4-6 tahun di Jakarta
didapatkan prevalensi kesulitan makan sebesar 33,6%, 44,5% di antaranya

menderita malnutrisi ringan-sedang, serta 79% telah berlangsung lebih dari
tiga bulan (Amirani, 1998). Terdapat beberapa studi yang mempelajari
kasus picky eater, sehingga dapat diasumsikan bahwa Sensory food
aversion secara umum terjadi di beberapa populasi dan hal ini terus

berlanjut (Chatoor, 2009). Dovey mendefinisikan picky eater sebagai anak
yang mengonsumsi variasi makanan yang terbatas dan menolak sejumlah
makanan tertentu, baik makanan baru maupun makanan yang telah
dikenal, hal ini dikaitkan dengan rendahnya status gizi pada anak (Gregory
et al., 2010).
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut mendukung
pendapat beberapa ahli mengenai dampak status gizi pada anak dengan
picky eater . Anak-anak yang picky eater cenderung mengalami gizi kurang

karena asupan nutrisi yang menurun. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
meneliti hubungan picky eater dengan status gizi pada anak usia 1-3 tahun.

4

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan picky eater dengan status gizi pada usia1-3
tahun?

C. Tujuan Penelitian
Membuktikan adanya hubungan picky eater dengan status gizi
pada anak usia 1-3 tahun.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai hubungan
antara picky eater dengan status gizi pada anak usia 1-3 tahun.
2. Manfaat Aplikatif
Penelitian ini bermanfaat untuk mendorong masyarakat, klinisi,
dan pihak terkait untuk lebih memperhatikan pola makan pada anak
dalam hal peningkatan status gizi, sehingga anak dapat tumbuh
kembang secara optimal.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN HIGIENE PERSONAL DAN KEJADIAN INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN Hubungan Higiene Personal dan Kejadian Infeksi dengan Status Gizi pada Anak Usia Sekolah di SDN Telukan 03 Grogol Sukoharjo.

0 3 18

HUBUNGAN HIGIENE PERSONAL DAN KEJADIAN INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA SEKOLAH Hubungan Higiene Personal dan Kejadian Infeksi dengan Status Gizi pada Anak Usia Sekolah di SDN Telukan 03 Grogol Sukoharjo.

0 3 18

GAMBARAN PERILAKU PICKY EATER, POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK AUTIS DI SLB NEGERI SEMARANG Gambaran Perilaku Picky Eater, Pola Makan Dan Status Gizi Anak Autis Di Slb Negeri Semarang.

0 4 16

SKRIPSI Gambaran Perilaku Picky Eater, Pola Makan Dan Status Gizi Anak Autis Di Slb Negeri Semarang.

3 13 18

Pengaruh pemberian asi eksklusif terhadap perilaku picky eater pada anak usia 1 sampai 3 tahun di surakarta.

1 2 5

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN PICKY EATER PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI SURAKARTA.

0 0 5

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PICKY EATER PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA.

0 1 10

Tekanan untuk makan dengan kejadian picky eater pada anak usia 2-3 tahun | Cerdasari | Jurnal Gizi Klinik Indonesia 24169 49010 1 PB

1 2 9

DETERMINAN “PICKY EATER” (PILIH-PILIH MAKANAN) PADA ANAK USIA 1- 3 TAHUN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Jabon Sidoarjo) Niken Kusumawardhani

1 1 29

HUBUNGAN PERILAKU PICKY EATER DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK PRA SEKOLAH TK ISLAM NURUL IZZAH KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

1 2 16