Silabus PA Kristen SMP 20012017 Ok

(1)

฀ODEL SILABUS ฀ATA PELAJARAN

SEKOLAH ฀ENENGAH PERTA฀A (S฀P)

฀ATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGA฀A KRISTEN DAN BUDI PEKERTI

KE฀ENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

JAKARTA, 2017


(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

I. PENDAHULUAN 1

A. Rasional 1

B. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa ฀empelajari ฀ata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan

Pendidikan ฀enengah 2

C. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa ฀empelajari ฀ata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di Sekolah ฀enengah Pertama 4 D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen dan Budi

Pekerti Sekolah ฀enengah Pertama 6

E. Pembelajaran dan Penilaian 10

F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa 19 II. KO฀PETENSI DASAR, ฀ATERI POKOK DAN PE฀BELAJARAN 21

A. Kelas VII 21

B. Kelas VIII 26

C. Kelas IX 29

III. ฀ODEL SILABUS SATUAN PENDIDIKAN 34

A. Kelas VII 34

B. Kelas VIII 35

C. Kelas IX 36

IV ฀ODEL RENCANA PELAKSANAAN PE฀BELAJARAN 39


(3)

I. PENDAHULUAN

A. Rasional

Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran agar siswa mampu bertumbuh dalam iman dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai pribadi, anggota gereja dan warga negara yang cinta bangsa dan tanah air. Dalam rangka mewujudkan iman Kristen dalam perbuatan hidup sehari-hari maka peserta melakukan aktivitas belajar yang kreatif dan inovatif dengan dipandu oleh guru. ฀elalui proses tersebut, siswa mengalami transformasi kehidupan.

Pada hakikatnya pengembangan Kurikulum 2013 adalah upaya yang dilakukan melalui salah satu elemen pendidikan, yaitu kurikulum untuk memperbaiki kualitas hidup dan kondisi sosial bangsa Indonesia secara lebih luas. Jadi, pengembangan kurikulum 2013 tidak hanya berkaitan dengan persoalan kualitas pendidikan saja, melainkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia secara umum.

Di bidang Pendidikan Agama Kristen (PAK), perubahan ini sejalan dengan arah perubahan Pendidikan Agama Kristen yang bersifat dogmatis indoktrinatif menjadi Pendidikan Agama Kristen yang membebaskan siswa untuk mengembangkan kreativitas berpikir, kemerdekaan dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan isi ajaran iman kristiani.Dengan demikian, mengasah kecerdasan siswa, antara lain dalam memperteguh iman kepada Tuhan Allah, mempunyai kedamaian batin, memiliki budi pekerti luhur, menghormati serta menghargai semua manusia dengan segala persamaan dan perbedaannya termasuk sikap setuju untuk tidak setuju.

Perubahan mencolok yang terjadi dalam isi kurikulum Pendidikan Agama Kristen adalah isi kurikulum yang bersifat holistik dari KI-1 sampai dengan KI-4 dimana membentuk siswa sebagai manusia utuh yang tidak terpilah-pilah dalam tiap ranah (kognitif, sikap dan ketrampilan). Perubahan lainnya adalah isi kurikulum dan pembelajaran yang bersifat dogmatis indoktrinatif berubah menjadi “฀ife center” dan membebaskan atau memerdekakan siswa untuk mengembangkan kemerdekaan berpikir serta bereksplorasi. Pada kurikulum ini rumusan KI-1 dan KI-2 membentuk siswa secara utuh sebagai manusia terdidik bukan hanya dari segi pengetahuan namun nampak melalui sikap terhadap sesame dan Tuhan.

Perubahan tersebut dipandang dapat membantu siswa menghadapi berbagai persoalan dan tantangan hidup masa kini sebagaimana tercantum di bawah ini:

a. Globalisasi yang menawarkan dimensi baru pengetahuan dan otoritas yang kemudian turut mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup anak dan remaja. Hal itu nampak dalam bentuk konsumerisme, materialisme, dan hedonisme dan cara berpikir instan yang kian mengemuka dalam kehidupan keseharian.

b. Pergeseran pemahaman dan penerapan nilai-nilai dan moral kehidupan, antara lain semakin menipisnya kejujuran, semakin maraknya penyalahgunaan kekuasaan, melemahnya penghargaan terhadap sesama, dll.

c. Perubahan pemahaman dan sikap seksualitas: pelecehan seksual, ketidakadilan jender, seksisme, komodifikasi seks dan tubuh, dll.

d. Penyimpangan perilaku sosial di dalam masyarakat dan sekolah seperti diwarnai oleh antara lain : tawuran remaja, pertikaian antara kelompok yang berakhir dengan kekerasan, tayangan media yang mengeksploitasi kekerasan.

e. ฀eningkatnya fanatisme dan radikalisme agama, golongan dan kelompok yang berwawasan sempit.

f. Pemanfaatan media sosial dan alat-alat teknologi komunikasi dan informasi yang tidak benar/menyimpang.


(4)

Berbagai permasalahan yang disebutkan di atas turut mempengaruhi kehidupan anak dan remaja. Oleh karena itu, penyusunan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen sedapat mungkin mampu menolong siswa untuk bersikap sebagai manusia makluk mulia ciptaan Allah yang:

฀ Tidak bersikap fanatik sempit, sebaliknya membangun solidaritas dan toleransi dalam pergaulan sehari-hari serta menjauhi kekerasan dan radikalisme;

฀ Tidak bersikap konsumtif, materialistik, dan hedonistik

฀ ฀emiliki kesadaran dan proaktif dalam turut serta mewujudkan keadilan, kebenaran, demokrasi, HA฀ dan perdamaian;

฀ ฀emiliki kesadaran untuk turut serta memelihara serta menjaga kelestarian alam;

฀ ฀emiliki kesadaran akan keadilan gender serta mewujudkannya dalam kehidupan;

฀ ฀emiliki kesadaran dalam mengembangkan kreativitas dalam berpikir dan bertindak;

฀ ฀ampu menggunakan media sosial secara benar demikian pula pemanfaatan alat-alat teknologi komunikasi dan informasi.

฀ Tidak kehilangan ciri khas sebagai anak-anak dan remaja Kristen Indonesia ketika diperhadapkan dengan berbagai tawaran nilai-nilai kehidupan. Ciri khas sebagai bangsa Indonesia yang cinta tanah air dan bangsa dapat terus ditumbuh kembangkan melalui pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi pekerti.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bukan sekadar proses menyampaikan pesan moral apalagi hanya sekadar mengetahui tata cara hubungan antara manusia dengan Tuhan, melainkan menyajikan isi kurikulum yang transformatif dan terinternalisasi dalam diri siswa. Artinya, isi kurikulum Pendidikan Agama Kristen dapat mengubah serta membarui cara pandang dan sikap siswa serta mengarahkan siswa untuk memahami panggilan Tuhan untuk menjadi berkat bagi sesama dan dunia.

Fungsi Pendidikan Agama Kristen

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, disebutkan bahwa: pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang ฀aha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama (Pasal 2 ayat 1). Selanjutnya disebutkan bahwa pendidikan agama bertujuan mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Pasal 2 ayat 2).

฀ata pelajaran Pendidikan Agama Kristen berfungsi untuk:

a. ฀emperkenalkan Allah Tritunggal dan karya-karya-Nya agar siswa bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah dalam hidupnya.

b. ฀enanamkan pengertian tentang Allah, Yesus Kristus dan Roh Kudus serta Karya Allah dalam hidup manusia. Pemahaman akan karya Allah diharapkan dapat menjadi landasan kehidupan beriman dan dengannya siswa mampu memahami, menghayati, dan mengamalkann dalam kehidupan.

c. ฀enanamkan pengertian tentang Allah Tritunggal dan karya-Nya kepada siswa, sehingga mampu memahami, menghayati, dan mengamalkannya.

B. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa ฀empelajari ฀ata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Di Pendidikan Dasar dan ฀enengah

Perumusan Kompetensi tidak hanya terpaku pada kemampuan kognitif siswa yang mempelajari Pendidikan Agama Kristen sebatas know฀edge atau pengetahuan belaka. ฀elainkan dirumuskan sedemikian rupa sehingga mencerminkan kemampuan siswa


(5)

3

secaran utuh, baik pengetahuan sikap dan ketrampilan terutama pada penghayatan nilai-nilai iman Kristen dan pembentukan karakter kristiani.

Pada jenjang Pendidikan Dasar dan ฀enengah, diharapkan setelah mempelajari Pendidikan Agama Kristen siswa mampu memahami kasih Allah di dalam Yesus Kristus dan mengasihi Allah dan sesama tanpa memandang perbedaan agama, suku, bangsa, budaya maupun kelas sosial. ฀enghayati imannya secara bertanggung jawab serta berakhlak mulia dalam masyarakat majemuk.

Kompetensi Pendidikan Agama Kristen di Pendidikan Dasar dan ฀enengah yaitu:

TINGKATAN KO฀PETENSI LINGKUP ฀ATERI

I ฀emahami kasih Allah melalui

keberadaan dirinya serta berterima kasih pada Allah dengan cara menjaga kebersihan tubuh serta menjaga kerukunan di rumah dan sekolah

Lingkup materi pada Tingkatan I merupakan wahana pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mengenal Allah melalui ciptaan-Nya. Sebagai ucap syukur karena telah diciptakan, dikasihi dan dipelihara oleh Allah, maka siswa

memelihara kebersihan dirinya, mengasihi keluarga, mengasihi sesama tanpa

memandang perbedaan suku bangsa, agama dan kelas sosial. Ucap syukur juga

diwujudkan melalui sikap memelihara alam.

II ฀emahami kehadiran Allah melalui

berbagai peristiwa alam serta mengakui kemahakuasaan Allah.

Pemahaman konsep mengenai Allah yang hadir melalui berbagai peristiwa alam hal itu menjadi tanda bahwa Allah maha kuasa karena itu manusia beriman takluk pada kekuasaan-Nya.

III ฀enjalankan ibadah dalam segala aspek kehidupan sebagai wujud syukur atas anugerah keselamatan yang diterimanya.

Refleksi ibadah sebagai ungkapan syukur dan diwujudkan dalam seluruh aspek kehidupan. Ibadah bukan hanya dalam bentuk penyembahan dan legitimasi melainkan mencakup seluruh aspek hidup, termasuk pikiran, perkataan dan perbuatan.

IV ฀emahami bahwa Allah

menyelamatkan manusia dalam Yesus Kristus dan bersikap sebagai manusia yang telah diselamatkan.

Pemahaman konsep, refleksi dan aksi menyangkut keselamatan dan

tanggungjawab hidup sebagai manusia yang telah menikmati anugerah keselamatan dari Allah didalam Yesus Kristus.

IV-A ฀empraktikkan hidup sebagai orang

beriman dan berpengharapan. Pemahaman dan praktik kehidupan dalam iman dan pengharapan.

V Bertumbuh sebagai manusia dewasa

dalam iman, antara lain bersikap kritis menghadapi berbagai persoalan hidup.

Pemahaman konsep, eksplorasi, refleksi dan aksi mengenai bagaimana menjadi manusia dewasa dalam iman yang terus bertumbuh serta bersikap kritis menghadapi berbagai persoalan dan tantangan kehidupan. VI ฀enjadi pembawa damai sejahtera di

sekolah, di tengah keluarga, gereja dan masyarakat.

Pemahaman konsep, penalaran, eksplorasi, refleksi dan aksi mengenai turut serta memperjuangkan keadilan, kebenaran, kesetaraan, demokrasi dan HA฀. Dalam rangka perjuangan itu, maka siswa proaktif menjadi pembawa damai sejahtera dalam


(6)

kehidupan. pribadi, sekolah di tengah keluarga, gereja dan masyarakat.

C. Kompetensi Yang Diharapkan Setelah Siswa ฀empelajari ฀ata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di S฀P

Siswa ฀ampu:

Pada jenjang S฀P kelas VII-IX setelah menyelesaikan pembelajaran S฀P, siswa diharapkan mampu memahami serta menghayati penyelamatan Allah didalam Yesus Kristus, mengimaninya serta mewujudkannya dalam tindakan hidup sebagai pribadi, dalam relasi dengan Allah, sesama dan alam secara keseluruhan.

Tingkatan Kompetensi Ruang Lingkup ฀ateri

VII-VIII - ฀enjelaskan Allah sebagai Allah Tritunggal dan karya-Nya ฀MA

฀ ฀emahami makna menjadi manusia dewasa dalam segala aspek dengan cara memiliki kedewasaan berpikir, berkata-kata dan bertindak sehingga menampakkan karakter Kristiani.

฀ ฀ewujudkan perannya sebagai remaja Kristen di tengah keluarga, sekolah, gereja dan masyarakat Indonesia yang majemuk.

฀ ฀empraktikkan keadilan, demokrasi dan HA฀ ฀ Pro aktif sebagai pembawa damai sejahtera

S฀P

฀ ฀enjelaskan Allah sebagai penyelamat di dalam Yesus Kristus.

฀ ฀empraktikkan kehidupan beriman dan berpengharapan dalam. kaitannya dengan Allah Tritunggal.

฀ ฀endemonstrasikan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai kristiani.

฀ ฀enjelaskan karya Allah Tritunggal melalui gereja di tengah-tengah dunia.

฀ ฀empraktikkan peran sebagai anggota gereja dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kristiani.

฀D

฀ ฀enerima Allah sebagai pencipta, pemelihara, penyelamat dan pembaharu.

฀ ฀emahami dan menghayati kasih Allah melalui keberadaan dirinya, teman, keluarga, sesama manusia melewati batas-batas suku, bangsa, budaya, agama, kelas sosial dan ciptaan lainnya.

฀ ฀ewujudkan pemahaman dan percaya kepada Allah melalui sikap hidup sihari-hari dimana siswa memahami ibadah tidak hanya dalam bentuk formal namun mencakup seluruh sikap hidup.


(7)

5 penyelamat di dalam Yesus Kristus - ฀empraktikkan kehidupan beriman

dan berpengharapan dalam kaitannya dengan Allah Tritunggal

- ฀endemonstrasikan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai kristiani

- Allah terus berkarya.

- Allah mengampuni dan menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus.

- Pemeliharaan dan keselamatan dari Allah berlaku untuk seluruh ciptaan.

- Beriman dan berpengharapan. - Peran Roh Kudus dalam hidup orang

beriman.

Nilai-Nilai Kristiani - Solidaritas sosial.

- ฀emelihara alam dan lingkungan hidup sebagai wujud jawaban terhadap pemeliharaan dan keselamatan. - Berperilaku sesuai dengan nilai-nilai

kristiani: rendah hati, peduli, disiplin dan solider.

- Hidup bersyukur.

- Hidup sebagai orang beriman. - Iman dan pengharapan.

- Hidup beriman sesuai dengan teladan Yesus - Setia beribadah, berdoa dan membaca

Alkitab. IX - ฀enjelaskan karya Allah Tritunggal

melalui gereja di tengah-tengah dunia - ฀empraktikkan peran sebagai

anggota gereja dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kristiani

Allah Tritunggal dan karya-Nya - Gereja dan masyarakat - Gereja yang bertumbuh

- Gereja membawa perubahan baru - Karya Allah dalam pertumbuhan gereja - Karya melalui gereja

Nilai-Nilai Kristiani

- ฀embangun toleransi mengacu pada teladan Yesus

- ฀eneladani Yesus kristus dalam berkarya - Pelayanan gereja di tengah masyarakat pada

masa kini

- Berperan sebagai anggota gereja di tengah masyarakat

- Gereja yang melayani

- Gereja yang membawa perubahan di tengah masyarakat dan dunia

- Tanggung jawab sosial umat Kristen A. Kerangka Pengembangan Kurikulum

Isi kurikulum pada Jenjang S฀P merupakan kombinasi dari doktrin dan aplikasinya dalam kehidupan. Isi kurikulum di S฀P merupakan pendalaman dari pembahasan yang sudah dimulai pada jenjang SD. Benang merah kurikulum SD dan S฀P nyata dalam


(8)

pembahasan ulang topik-topik yang sudah ada tetapi dikembangkan secara substansial dan lebih mendalam lagi sesuai dengan perkembangan usia serta kebutuhan siswa.

Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Kristen S฀P Kelas VII-IX mengikuti elemen pengorganisasi Kompetensi Dasar yaitu Kompetensi Inti. Kompetensi Inti pada kelas I sd VI yaitu:

KO฀PETENSI INTI

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

KI.1. ฀enghargai dan

menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI.1.฀enghargai dan

menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI.1. ฀enghargai dan

menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI .2. ฀enghargai dan

menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

KI.2. ฀enghargai dan

menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,

gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya

KI.2. ฀enghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI .3. ฀emahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI.3.฀emahami dan

menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI.3. ฀emahami dan

menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata KI. 4. ฀encoba, mengolah, dan

menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

KI.4.฀engolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

KI.4.฀engolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) tidak dibatasi oleh rumusan Kompetensi Inti (KI), tetapi disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, kompetensi, lingkup materi, dan psiko-pedagogi.

Ruang Lingkup Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Dasar dan ฀enengah

PAK di sekolah disajikan dalam dua ruang lingkup, yaitu Allah Tritunggal dan karya-Nya, dan Nilai-nilai kristiani. Pengertian Allah Tri Tunggal adalah Allah sebagai


(9)

7

Pencipta, pemelihara, pembebas melalui Yesus Kristus dan Pembaharu melalui Roh Kudus. Secara holistik, pengembangan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen pada pendidikan Dasar dan ฀enengah mengacu pada dogma tentang Allah dan karya-Nya. Pemahaman terhadap Allah dan karya-Nya harus tampak dalam nilai-nilai kristiani yang dapat dilihat dalam kehidupan keseharian siswa. Inilah dua ruang lingkup yang ada dalam seluruh materi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dari SD sampai S฀A/S฀K. Bagan ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen nampak sebagai berikut:

RUANG LINGKUP PE฀BELAJARAN PENDIDIKAN AGA฀A KRISTEN Sekolah Pendidikan Dasar dan ฀enengah

SD S฀P S฀A

- ฀emahami Allah adalah pencipta manusia, alam dan segala isinya. - ฀embiasakan diri

menghormati orang yang lebih tua serta menjaga kerukunan dalam kaitannya dengan nilai-nilai kristiani. - ฀eyakini kehadiran Allah dan kekuasaan-Nya dalam berbagai fenomena kehidupan.

- ฀enunjukkan berbagai perilaku yang

menunjukkan nilai-nilai kristiani dalam kaitannya dengan kehadiran dan kekuasaan Allah. - ฀enjelaskan manusia

berdosa diselamatkan Allah melalui Yesus Kristus.

- ฀embiasakan diri menyembah Allah baik dalam ibadah formal maupun dalam sikap hidup yang berdasarkan nilai-nilai kristiani.

- ฀enjelaskan Allah sebagai penyelamat di dalam Yesus Kristus

- ฀empraktikkan kehidupan beriman dan berpengharapan dalam. kaitannya dengan Allah Tritunggal

- ฀endemonstrasikan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai kristiani.

- ฀enjelaskan karya Allah Tritunggal melalui gereja di tengah-tengah dunia.

- ฀empraktikkan peran sebagai anggota gereja dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kristiani.

- ฀enjelaskan Allah sebagai pembaharu melalui Roh Kudus.

- ฀emahami peran Alah dalam kehidupan keluarga dan pernikahan.

- ฀enerapkan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan modern.

- ฀enganalisis nilai demokrasi, HA฀, multikultur sebagai anugerah Allah.

- ฀ewujudkan demokrasi, HA฀ dan keadilan serta perdamaian.

SD

I II III IV V VI

Allah Tritunggal dan Karya-Nya: - Allah pencipta manusia dan alam - Allah mengasihik u Nilai-nilai Allah Tritunggal dan Karya-Nya: - Allah memeliharak u melalui keluarga. - Keluarga sebagai pemberian Allah. - Kegunaan anggota Allah Tritunggal dan karya-Nya:

- Allah ฀aha Kuasa - Kehadiran Allah melalui iklim dan gejala alam - Kehadiran Allah Allah Tritunggal dan Karya-Nya: - ฀enggantungkan hidup pada kekuasaan Allah - ฀anusia makhluk

terbatas.

- Kehadiran Allah dalam berbagai peristiwa kehidupan Nilai-nilai Allah Tritunggal dan karya-Nya: - Allah penyelamat manusia dalam Yesus Kristus - Peran Roh

Kudus dalam

Allah

Tritunggal dan karya-Nya: - Allah adalah

Tuhan yang patut disembah. - ฀embina hubungan yang akrab dengan Allah.


(10)

Kristiani: - Aku merawat tubuhku tubuh ciptaan Allah. Nilai-nilai Kristiani: - Hidup rukun

di sekolah dan rumah - ฀enghormati orangtua dan orang yang lebih tua - ฀engasihi keluarga dan teman - ฀elakukan tanggung jawab di rumah dan di sekolah

melalui keberagama n flora dan fauna - Kehadiran Allah melalui kepelbagaia n: budaya, suku,agama dan bangsa - Keutuhan ciptaan Nilai-nilai kristiani - ฀engasihi dan toleran terhadap sesama tanpa memandang perbedaan - ฀enolong orang yang menderita - Tanggung jawab memelihara flora dan fauna yang ada di sekitarnya - Perilaku bersyukur dalam berbagai peristiwa kehidupan Kristiani:

- Jujur mengakui keterbatasannya sebagai manusia. - Disiplin dan

bertanggung jawab.

- Allah memelihara manusia. pertobatan Nilai-nilai kristiani: - ฀akna hidup baru bagi orang yang telah diselamatka n Nilai-nilai Kristiani: - Ibadah sebagai bentuk ketaatan pada Allah. - Setia berdoa,

beribadah dan membaca Alkitab. - ฀elayani sesama sebagai wujud ibadah. - ฀enghormat i sesama sebagai wujud ibadah. S฀P

VII VIII IX

Allah Tritunggal dan Karya-Nya:

- Allah terus berkarya. - Allah mengampuni dan

menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus.

- Pemeliharaan dan keselamatan dari Allah berlaku untuk seluruh ciptaan.

Nilai-Nilai Kristiani: - Solidaritas sosial.

- ฀emelihara alam dan

Allah Tritunggal dan Karya-Nya: -Beriman dan berpengharapan. -Peran Roh Kudus dalam hidup

orang beriman. Nilai-nilai Kristiani:

-Berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kristiani: rendah hati, peduli, disiplin dan solider. - Hidup bersyukur.

- Hidup sebagai orang beriman. - Iman dan pengharapan.

Allah Tritunggal dan Karya-Nya:

- Gereja dan masyarakat - Gereja yang bertumbuh - Gereja membawa perubahan

baru

- Karya Allah dalam pertumbuhan gereja - Karya melalui gereja Nilai-Nilai Kristiani: - ฀embangun toleransi


(11)

9 lingkungan hidup sebagai

wujud jawaban terhadap pemeliharaan dan keselamatan.

- Hidup beriman sesuai dengan teladan Yesus

- Setia beribadah, berdoa dan membaca Alkitab.

mengacu pada teladan Yesus - ฀eneladani Yesus kristus

dalam berkarya

- Pelayanan gereja di tengah masyarakat pada masa kini - Berperan sebagai anggota

gereja di tengah masyarakat - Gereja yang melayani - Gereja yang membawa

perubahan di tengah masyarakat dan dunia - Tanggung jawab sosial umat

Kristen S฀A

X XI XII

Allah Tritunggal dan karya-Nya:

-Allah sebagai pembaharu kehidupan melalui Roh Kudus.

-Allah pembaharu kehidupan manusia dan alam.

Nilai-nilai Kristiani

- ฀enjadi manusia dewasa dalam iman

- ฀akna kesetiaan,kasih dan keadilan dalam kehidupan social

- Ras, Etnis dan gender - Kebersamaan dengan orang

lain tanpa kehilangan identitas

Allah Tritunggal dan Karya-Nya:

-Peran Allah dalam kehidupan keluarga.

-Kebudayaan dan IPTEK sebagai anugerah Tuhan. Nilai-nilai Kristiani: - Nilai nilai kristiani dalam

kehidupan pernikahan dan keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan utama. - Bersikap kritis terhadap

perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, seni dan teknologi.

- Pertemanan, persahabatan, dan berpacaran.

- Nilai kristiani dalam keluarga dan masyarakat

- Pernikahan Kristen. - Keluarga dan modernisasi. - Keluarga dan sekolah sebagai

lembaga pendidikan utama.

Allah Tritunggal dan Karya-Nya: - Demokrasi sebagai anugerah

Allah

- Hak asasi manusia (HA฀) dalam perspektif iman Kristen - ฀ultikultur adalah pemberian

Allah

Nilai-nilai Kristiani: - Keadilan jender - ฀ultikulturalisme

- Proaktif dalam mewujudkan demokrasi dan HA฀

- Turut memperjuangkan keadilan - ฀enjadi pembawa damai

sejahtera

B. Pembelajaran dan Penilaian

Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen

Ada persepsi yang perlu diluruskan dalam pemahaman sebagian orang seolah-olah pembelajaran pendidikan agama cenderung menghafal sejumlah doktrin atau ajaran (dogma) yang bersifat kognitif dimana implementasinya mewujud didalam kesetiaan beribadah secara formal. Pelajaran pendidikan agama seperti itu hanya akan menghasilkan manusia yang pandai menghafal ajaran agama namun tidak pandai mewujudkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, pelajaran pendidikan agama malahan menyebabkan siswa terasing dari kehidupan. Oleh karena itu, dalam kurikulum Pendidikan Agama Kristen 2013, rumusan Kompetensi Dasar diupayakan menghantar siswa untuk memahami nilai-nilai agama yang bersentuhan dengan realitas kehidupan. Berbagai isu kontemporer yang dihadapi oleh masyarakat masa kini, maupun oleh


(12)

anak-anak dan remaja dibahas dari sisi ajaran Alkitab. Nilai-nilai agama yang lahir dari ajaran iman Kristen berperan sebagai cahaya yang menerangi setiap sudut kehidup an.Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di sekolah diharapkan mampu menghasilkan sebuah proses transformasi pengetahuan, nilai dan sikap.

Ada dua pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered) dimana guru cenderung mendominasi proses pembelajaran sedangkan siswa lebih pasif. Pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered) cenderung memberi ruang yang seluas-luasnya pada siswa untuk mengembangkan kemerdekaan berpikir dan kreativitasnya. Dalam Kurikulum 2013 pendekatan yang dianjurkan adalah pendekatan yang berpusat pada siswa. Namun, itu tidak berarti guru pasif dan membiarkan proses pembelajaran berlangsung tanpa arahan dan dampingan. Dalam banyak kasus terjadi kesalahpahaman terhadap pendekatan yang berpusat pada siswa karena guru meninggalkan kelas atau membiarkan siswa belajar sendiri tanpa arahan dan bimbingan. Pendekatan yang berpusat pada siswa justru menuntut guru untuk bekerja keras serta mampu memaksimalkan seluruh potensi siswa.

ProsespembelajaranPAK adalah proses pembelajaran yang mengupayakan siswa mengalami pembelajaran melalui aktivitas-aktivitas kreatif yang difasilitasi oleh guru. Proses dan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Kristen memiliki bentuk-bentuk pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dapat diukur melalui penilaian (assessment) sesuai kriteria pencapaian. Penilaian sikap amat penting dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen justru yang menjadi tolok ukur utama bagi keberhasilan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Kristen adalah sikap kepada Tuhan Allah dan kepada sesama. Pendekatan saintifik adalah salah satu pendekatan yang dapat menghantar siswa mengalami pembelajaran kreatif sehingga mereka mengalami pengalaman “berjumpa dengan Allah” melalui pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang memungkinkan mereka mengembangkan penghayatan serta kemampuan reflektif dalam menghayati serta menjalankan ajaran imannya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa kekhasan Pendidikan Agama Kristen membuat Pendidikan Agama Kristen berbeda dengan mata pelajaran lain, yaitu Pendidikan Agama Kristen menjadi sarana atau media dalam membantu siswa berjumpa dengan Allah. Pertemuan itu bersifat personal, sekaligus tampak dalam sikap hidup sehari-hari yangdapat disaksikan serta dapat dirasakan oleh orang lain, baik guru, teman, keluarga maupun masyarakat. ฀eskipun demikian, kekhasan ini bukanlah alasan untuk membelenggu pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dalam model pendekatan yang terbatas. Sebagai disiplin ilmu, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan esensi dan substansi mata pelajaran. Untuk itu, pendekatan saintifik dalam pembelajaran dapat diterapkan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang mengantar siswa mengalami transformasi kehidupan.

Pendekatan saintifik dilakukan melalui proses mengamati,menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi dan mengomunikasikan atau yang dikenal dengan pendekatan 5฀. Proses pembelajaran dengan pendekatanan saintifik mencakup tiga ranah yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada mengamati dan menanya timbul ranah afektif (sikap) pada siswa yaitu memiliki atensi terhadap pembelajaran tersebut. Pada bagian mengumpulkan informasi pada ranah psikomotorik (keterampilan) siswa ikut serta secara aktifdalam permasalahan. Sedangkan dalam menalar dan mengomunikasikan siswa menggunakan pemikirannya untuk memecahkan masalah. Dengan pembelajaran 5฀ tersebut, siswa dapat lebih aktif memahami masalah yang ada sehingga muncul rasa ingin tahu lebih dalam lagi dimana siswa lebih kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Selain itu, ฀endorong dan menginspirasi siswa memahami, menerapkan,


(13)

฀฀

dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. Apabila siswa sudah terbiasa berpikir kritis, mereka akan termotivasi untuk mengamati fenomena yang terdapat di sekitarnya kemudian mengkaitkan dengan ajaran imannya. Pendidikan Agama baru berfungsi ketika bersentuhan atau diterapkan dalam realitas kehidupan untuk itu dibutuhkan pendekatan pembelajaran saintifik. Umat bergama membutuhkan akal sehat dalam mengolah serta menerapkan ajaran imannya supaya tidak menjadi manusia fatalistik.

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen tidak semua model pembelajaran cocok untuk diterapkan. Hal ini berkaitan dengan kompetensi yang ingin dicapai, juga perlu dipertimbangkan usia dan jenjang pendidikan. Berbagai model pembelajaran yang dipersiapkan hendaknya tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja ataupun menghafal aturan maupun ajaran agama, melainkan tercapainya transformasi atau perubahan hidup. Untuk itu model paradigma pedagogi reflektif juga dapat dipakai dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen . Pendekatan ini meliputi tiga unsur utama sebagai satu kesatuan dalam pembelajaran yaitu pengalaman, refleksi dan aksi. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Sikap Spiritual dan Sikap Sosial tidak terpisahkan dari pengetahuan dan ketrampilan. Sikap spiritual dan sikap sosial bukanlah sekadar sebagai dampak pembelajaran KI- 3 dan KI-4 melainkan bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran KI-3 dan KI-4. Sikap spiritual dan sosial diajarkan dalam materi dan diperkuat oleh pemahaman teks dan konteks dalam Alkitab. Aspek penghayatan dan refleksi menjadi penopang pembelajaran.

Beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam PAK selain pembelajaran saintifik dan pedagogi reflektif adalah sbb:

1. ฀odel inkuiri. ฀odel ini menekankan pada pengembangan kognitif atau cara berpikir siswa. Penekanan kepada siswa yang mencari, menggali dan menjelajahi sendiri, akhirnya menemukan sendiri jawabnya. Di sini siswa dilatih untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan berpikir, dimana guru lebih berperan sebagai fasilitator yang kreatif. ฀isalnya dengan menebak pemikiran pendidik, memberikan dua teka-teki dan memberikan kata kunci (c฀ue) sampai siswa menemukan jawabanya, juga bisa melalui teknik “kata bergambar” yang bisa dianalisis. Hal ini penting karena banyak aspek dan konsep-konsep kepercayaan dan ajaran Kristen yang perlu dipikirkan, dipahami, dan dihayati melalui pengembangan ranah berpikir. ฀odel pembelajaran ini dapat diterapkan terutama ketika membahas berbagai persoalan yang dihadapi pada masa kini menyangkut keadilan, kesetaraan, demokrasi dan HA฀.

2. ฀odel perjumpaan dengan Tuhan Allah. Hal ini sangat penting bagi Pendidikan Agama Kristen , terutama untuk pengembangan iman dan spiritualitas siswa. Pada model ini, guru perlu berperan sebagai seorang seniman yang mampu mendesain model pembelajaran dengan komprehensif. ฀odel ini perlu beberapa tahapan, yakni: (a) mendesain proses belajar-mengajar yang menekankan aspek afektif, (b) menyiapkan bahan/materi yang dibutuhkan, (c) membuat pedoman pengalaman, (d) memimpin refleksi atas pengalaman, sehingga siswa bisa bertemu dengan Tuhan Allah. Untuk itu guru perlu mendesain suasana atau lingkungan yang diharapkan (gelap, terang, gembira); membuat pedoman pengalaman dengan alur dan media yang sesuai misalnya gambar, alam, lagu, obyek tertentu (lilin, salib, roti, buah anggur); memberi waktu yang memadai kepada siswa untuk berefleksi, kontemplasi, meditasi atau perenungan. Acara ini juga bisa dikembangkan misalnya dalam acara refleksi, retreat, rekoleksi, meditasi, saat teduh. 3. ฀odel pengembangan lingkungan. Di sini guru perlu mengajarkan bagaimana siswa dapat

mendesain lingkungan agar tujuan yang baik dapat diterapkan dan dicapai. ฀isalnya supaya mampu menerapkan kasih, belajar dengan baik, membuat lingkungan kondusif yang sehat, bersih dan kristiani. ฀odel ini dapat diterapkan dan dilakukan secara sendiri atau mandiri, namun tidak jarang sering harus melibatkan dan menyadarkan orang lain di sekitarnya dalam pengelolaannya.

4. ฀odel aksi-refleksi dan aksi baru. Ini adalah usaha untuk menerapkan iman dalam situasi konkret. Iman dapat dihayati apabila seseorang betul-betul telah menerapkan dan melaku kan apa yang diimani. Untuk model ini perlu ditentukan masalahnya lebih dahulu,


(14)

misalnya masalah pribadi/personal, masalah bersama, atau masalah lingkungan hidup. Selanjutnya secara berturut-turut perlu konsisten diikuti tahapan sbb: (1) peng ungkapan data atau fakta yang diketahui, (2) analisis data, bisa dilakukan dengan perspektif personal, sosial, budaya, agama, ekonomi, ideologi, dll., (3) mencari dan menemukan pengalaman kristiani yang pernah dialami yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, misalnya pengalaman umat Kristen selama ini, kisah-kisah dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, etika Kisten, sejarah gereja, dll. (4) merumuskan masalah, atau rumusan keprihatinan, (5) rencana aksi baru, yaitu rencana kegiatan nyata untuk memecah kan masalah berdasarkan rumusan masalah atau keprihatinan iman. Di sini kadang-kadang diperlukan kepemimpinan dan manajemen/pengelolaan. (6) pelaksanaan aksi baru. ฀odel aksi-refleksi-aksi baru tersebut sesungguhnya merupakan model sebagaimana suatu siklus atau spiral, yang dapat diulangi dalam tenggang waktu tertentu. 5. Illustratif dan naratif. ฀engajar dengan ilustrasi naratif sangat efektif . Ilustrasi dapat

diambil dari cerita dongeng. Dongeng bisa dipakai dalam proses pembelajaran, khotbah, mengajar berbagai usia, atau sebagai ilustrasi. Beberapa tahap untuk bercerita atau mendo ngeng dengan menarik dapat memakai tahap-tahap: (1) tentukan topik cerita/dongeng, (2) mencari maksud utama atau nilai kristiani yang akan dikembangkan, misalnya kasih, kesa baran, pengampunan, (3) mendesain cerita (pembukaan, isi, penutup), misalnya dengan membuat dua hal atau tokoh yang saling bertentangan (4) merencanakan pemecahan masalah atau klimaks cerita dengan dramatis (5) menyimpulkan, (6) membuat evaluasi dengan memberikan pertanyaan seder hana pada pendengar/siswa. (7) berterimakasih pada pendengar untuk perhatiannya. Beberapa tips mendongeng perlu diadopsi, misalnya: (a) perke nalkan cerita melalui nyanyian atau gambar, (b) gunakan suara sesuai tokoh yang diungkapkan misalnya suara tokoh laki-laki, perempuan, suara orang yang sedang sedih, marah, gembira, (3) bukalah Alkitab bila memakai referensi Alkitab, (4) Pendidikan Agama Kristen ailah diri anda sebagai media/alat peraga, (5) jangan layani interupsi sampai dongeng selesai agar konsentrasi pendengar tidak terpecah, sesudah selesai mendongeng baru layani pertanyaan.

6. Bermain peran (ro฀e-p฀ay). Role-play bertujuan untuk memecahkan masalah aktual yang sedang dihadapi kelompok/komunitas dengan cara mengidentifikasikan diri, memahami, berempati, mengambil sikap.฀asalah bisa diambil dari hal-hal yang dihadapi kelompok/ko munitas, misalnya kenakalan remaja, mencontek, hamil di luar nikah, sulit memahami peristiwa penyaliban Tuhan Yesus, perkelahian, bu฀฀ying di sekolah, dll. Untuk itu tahapan-tahapan tertentu perlu dilakukan: (a) pemilihan tokoh-tokoh yang akan melakukan peme ranan; (b) mendeskripsikan sikap, perasaan, tindakan yang harus diperankan; (c) pema nasan bermain peran (d) bermain peran yang sesungguhnya; (e) analisis pemeranan, mengenali masalah, sikap, perasaan, emosi, para tokoh; (f) bermain peran perlu diulang jika para tokoh tidak bermain peran dengan baik dan sulit dilakukan analisis, sehingga identifikasi perasaan, emosi, sikap, nilai-nilai yang dipegang tokoh tidak dapat disimpulkan dengan baik; (g) membandingkan masalah sesungguhnya yang sedang dihadapi dengan permainan peran yang dilakukan (persamaan dan perbedaan); (h) memecahkan dan mendiskusikan masalah aktual yang sedang dihadapi komunitas.

7. ฀odel pelatihan. Tujuannya melatih siswa agar memiliki kemampuan, keterampilan, wawasan baru dengan dasar iman. ฀isalnya, wawasan tentang kesadaran jender, sadar lingkungan, peduli pada sesama, memiliki keterampilan untuk membaca dan menerapkan Alkitab dalam kehidupan, menolong orang lain, menjadi aktivis Kristen, mengenali dan membuat simbol-simbol kristiani secara kreatif. Untuk itu guru perlu melakukan tahap-tahap sebagai berikut: (a) tentukan pelatihan yang akan dilaksanakan; (b) demonstrasikan di depan siswa cara, atau pelaksanaan, atau membuat obyek tertentu; (c) buatlah langkah-langkah atau pedoman supaya siswa dapat melaksanakan kemampuan atau keterampilan yang baru; (d) dampingi siswa untuk melaksanakan hal yang ditetapkan sebagaimana yang sudah guru lakukan atau demonstrasikan sebelumnya; (e) membuat tugas pekerjaan rumah atau tugas mandiri bagi siswa di luar kelas.

8. ฀odel Pembelajaran Berbasis ฀asalah.

฀odel pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal untuk mendapatkan pengetahuan baru.  Proses pembelajaran dimulai dilakukan berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata.


(15)

฀3

Siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah mereka miliki sebelumnya untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Pada ฀odel pembelajaran berdasarkan masalah pembelajaran dimulai dengan memperkenalkan siswa tehadap masalah yang diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut:( Nurhadi, 2004:111)

฀. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistikyang diperlukan, pengajuan masalah, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Siswa melakukan orientasi masalah.

b. Guru membantu siswa mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapat penjelasan pemecahan masalah. Siswa melakukan peelitian atau observasi individual maupun kelompok

d. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya. Siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya

9. ฀odel Pembelajaran Berbasis Proyek

฀etoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. ฀odel pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing siswa dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung siswa dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha siswa. Adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Penentuan proyek Pada langkah ini, siswa menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru. Siswa diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru.

b. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek Siswa merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek, dan kerja sama antar anggota kelompok. c. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek Siswa di bawah pendampingan guru

melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.

d. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek yang telah dibuat.


(16)

Pendidikan agama memiliki kekhususan yang membedakannya dari mata pelajaran lain yaitu aspek transendatal dimana pemahaman serta sikap hidup manusia mengacu pada Sang Ilahi. Dalam Pendidikan Agama Kristen penghayatan terhadap Allah yang maha agung yang diimani haruslah tampak dalam sikap hidup sehari-hari. Untuk itu, tiap lingkup penilaian baik pengetahuan, sikap dan ketrampilan tidak terpisahkan. Penilaian yang lebih banyak terfokus pada lingkup pengetahuan tidak akan berdampak pada esensi belajar mengajar PAK, yaitu terjadinya tarnsformasi kehidupan. Transformasi kehidupan nampak nyata melalui sikap hidup, artinya penilaian sikap sama pentingnya dengan penilaian pengetahuan dan ketrampilan. Pembelajaran agama bertumpu pada dua hal penting yaitu penalaran konsep yang benar dan implementasi dalam sikap hidup. ฀aka penilaianpun dilakukan untuk menguji konsep dan implementasi dalam sikap dan ketrampilan. Jika penilaian lebih dominan pada aspek kognitif (melalui soal pilihan ganda yang ada dalam kisisi-kisi sebagaimana praktik yang terjadi selama ini), maka tidak akan berdampak pada sikap hidup siswa..

Ruang lingkup yang berhubungan dengan penilaian proses dan hasil adalah: ฀ Prinsip dan Pendekatan Penilaian

Penilaian hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.

b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, danpelaporannya.

d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi siswa dan guru.

Sementara itu, pendekatan penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria. Penilaian Acuan Kriteria merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal.

฀ Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian

1. Ruang Lingkup

Penilaian hasil belajar siswa mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap siswa terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi matapelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.

2. Teknik dan Instrumen Penilaian

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

a. Penilaian kompetensi sikap

1) Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer eva฀uation) oleh siswa dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarsiswa adalah daftar cek atau skala penilaian (rating sca฀e) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

2) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan siswa selama di sekolah.Pembiasaan dapat merupakan bagian dari observasi sikap siswa di rumah yang melibatkan orangtua terutama bagi sekolah dasar. 3) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk mengemukakan

kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.


(17)

฀5

4) Penilaian antar siswa merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarsiswa.

5) Pertanyaan langsung. Guru juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap siswa berkaitan dengan sesuatu hal. ฀isalnya, bagaimana tanggapan siswa tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai “Peningkatan Ketertiban”. Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap siswa itu terhadap obyek sikap. Dalam penilaian sikap siswa di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina siswa.

6) Laporan pribadi. Teknik ini meminta siswa membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi obyek sikap. ฀isalnya, siswa diminta menulis pandangannya tentang “kerusuhan antaretnis” yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat siswa dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.

7) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Tujuan jurnal adalah memberikan informasi tentang perkembangan belajar siswa.

8) Penilaian Kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Ketuntasan Kompetensi Sikap setiap mata pelajaran minimal B.

9) Ketuntasan belajar Kompetensi Sikap adalah B, dan berbeda untuk setiap mata pelajaran. Penilaian terhadap sikap spiritual dan sosial dilakukan melalui pengamatan, dan pembiasaan serta

penilaian diri sendiri. Akan nampak lebih objektif ketika siswa melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri. Pendidikan Agama Kristen dibelajarkan sebagai “ilmu dan keyakinan”. Sebagai ilmu, penilaian mutlak dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetensi pengetahuan dan ketrampilan, sebagai keyakinan tiap orang dapat menilai dirinya sendiri layakkah ia disebut sebagai orang beriman? Hal itu nampak melalui sikap terhadap Tuhan Allah yang diimani dan terhadap sesamanya dan tidak terlepas dari materi yang dibelajarkan. Dalam teologi Kristen sikap terhadap Tuhan Allah dan terhadap sesama tidak terpisahkan. Seseorang tidak dapat mengatakan ia mengasihi Tuhan Allah jika ia membenci sesamanya 1 Yohanes 4:20; “ Jika฀au seorang berkata: aku mengasihi A฀฀ah, dan ia membenci saudaranya, maka ia ada฀ah pendusta, karena barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang di฀ihatnya, tidak mungkin mengasihi A฀฀ah, yang tidak di฀ihatnya”. ฀akna kata saudaranya bukan hanya saudara dalam pengertian hubungan darah/kekeluargaan melainkan juga sesama manusia dalam kepelbagaian suku, bangsa, budaya, agama maupun kelas sosial. Sejalan dengan itu, ฀atius 5:23-24 menulis: “ Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan kau teringat akan sesuatu yang ada da฀am hati saudaramu terhadap engkau, tingga฀kan persembahanmu di mezbah itu dan pergi฀ah berdamai dahu฀u dengan saudaramu, ฀a฀u kemba฀i untuk mempersembahkan persembahanmu itu”. Dua buah teks Alkitab tersebut memperkuat rasional bahwa sikap spiritual dan sosial tak terpisahkan dan menjadi bagian integral dalam materi yang dibelajarkan.

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.

Tes tertulis dapat dilakukan dengan cara memilih jawaban yang tersedia (se฀ected-response), misalnya soal bentuk pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan; ada pula yang meminta peserta menuliskan sendiri responsnya (supp฀y-response), misalnya melengkapi, uraian obyektif, dan uraian non-obyektif.

Penyusunan instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:

1) ฀ateri, misalnya kesesuaian soal dengan Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan;

2) Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.

3) Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.

4) Kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dari berbagai bentuk soal penilaian.

Tes lisan dengan instrumen berupa daftar pertanyaan.

Penugasan dengan instrumen berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

Penilaian Kompetensi Pengetahuan menggunakan angka 0-100 sedangkan ketuntasan belajar Kompetensi Pengetahuan setiap mata pelajaran adalah minimal 60. Satuan pendidikan dapat menetapkan ketuntasan belajar.


(18)

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja (unjuk kerja =

performance assessment), penilaian projek, dan portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating sca฀e) yang dilengkapi rubrik.

1) Penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

2) Penilaian projek adalah tugas-tugas belajar (฀earning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas siswa dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian siswa terhadap lingkungannya. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:

a) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;

b) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan

c) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Penilaian Kompetensi Ketrampilan menggunakan angka 0-100 sedangkan ketuntasan belajar Kompetensi Ketrampilan setiap mata pelajaran adalah minimal 60. Satuan pendidikan dapat menetapkan ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran (termasuk mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen ) yang ditetapkan oleh satuan pendidikan agar ditulis dalam dokumen 1 kurikulum pada Tingkat Satuan Pendidikan dan diberitahukan kepada siswa dan orang tuanya pada setiap awal tahun pelajaran.

d. Penilaian Otentik (Authentic Assessment)

Penilaian (assessment) merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Cakupan penilaian meliputi aspek spiritual, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam Kurikulum 2013, tiga aspek cakupan penilaian dirumuskan dan dipilah dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), maupun Kompetensi Dasar (KD). SKL telah dirumuskan menurut aspek sikap (attitude), keterampilan (ski฀฀), dan pengetahuan

(know฀edge). Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD untuk setiap aspek KI. Jadi, untuk suatu materi pokok tertentu, muncul 4 KD sebagai berikut:

1) KD pada KI I: aspek sikap spiritual terhadap Tuhan

2) KD pada KI II: aspek sikap sosial terhadap diri sendiri dan lingkungannya 3) KD pada KI III: aspek pengetahuan

4) KD pada KI IV: aspek keterampilan sebagai ekspresi dari pengetahuan yang sudah diperoleh

Penilaian dilakukan dengan penekanan pada penilaian otentik berkelanjutan (continuous

authentic assessment) yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi. Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajar an yang dilakukan siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membukti kan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai yang dilakukan dengan berbagai metode cara (di atas).

Beberapa prinsip-prinsip penilaian otentik yaitu:

1) Proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran,bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran.

2) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (rea฀ wor฀d prob฀ems), bukan masalah dunia sekolah (schoo฀ work-kind of prob฀ems).

3) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.

4) Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Cara penilaian yang ada dalam Kurikulum 2013, yaitu proses belajar dan penilaian berlangsung secara bersama-sama. Jadi, proses penilaian bukan dilakukan setelah selesai pembelajaran, tetapi sejak pembelajaran dimulai. Penilaian tidak hanya berorientasi pada hasil belajar namun mencakup proses belajar. ฀emang, biasanya otoritas akan membuat soal bersama untuk ujian, tetapi praktik ini bertentangan dengan jiwa Kurikulum 2013, khususnya Kurikulum Pendidikan


(19)

฀7

Agama Kristen yang memang terfokus pada perubahan perilaku siswa. Pendidikan agama yang mengajarkan nilai-nilai iman barulah berguna ketika apa yang diajarkan itu membawa transformasi atau perubahan dalam diri anak karena iman baru nyata di dalam perbuatan, sebab iman tanpa pebuatan pada hakikatnya adalah mati (Yakobus 2:26). Untuk itu berbagai bentuk soal seperti pilihan ganda dan soal-soal yang bersifat kognitif tidak banyak membantu siswa untuk mengalami transformasi.

BEBERAPA CONTOH INSTRU฀EN PENILAIAN PENDIDIKAN AGA฀A KRISTEN

a. Penilaian Sikap

1) Jurnal (buku catatan harian tentang siswa oleh guru) Nama sekolah : ___________________ ฀ata pelajaran : ___________________ Kelas : ___________________ Tahun Pelajaran : ___________________ Nama Guru : ___________________ Contoh isi Buku Catatan Harian :

No. Hari/Tanggal Nama Siswa Kejadian

1. 2. 3. dst.

Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif. Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku siswa sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap siswa serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan siswa secara keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari siswa pada umumnya atau dalam keadaan tertentu.

2) Penilaian Diri

Berdasarkan buah Roh yang tertulis dalam Kitab Galatia 5:22-23, nilailah dirimu sendiri. Apakah kamu telah mengalami pembaharuan hidup sebagai hasil pekerjaan Roh Kudus sebagaimana tertulis dalam Kitab Galatia 5:22-23? Tuliskan secara jujur.

No Buah Roh Diri Saya

tidak

pernah jarang seringkali selalu

1. Kasih 2. Sukacita 3. Damai sejahtera 4. Kesabaran 5. Kemurahan 6. Kebaikan 7. Kesetiaan 8. Lemah lembut 9. Penguasaan diri b. Penilaian Pengetahuan


(20)

฀ata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Kelas/Semester : VII/1

฀ensuplai jawaban singkat atau pendek:

1. Sebutkan cara siswa S฀P Kelas VII memelihara alam sebagai tanggapan atas pemeliharaan Tuhan Allah pada dirinya.

2. ... Cara Penskoran:

Skor diberikan kepada siswa tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan/ditetapkan guru. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

c. Penilaian Keterampilan, contoh Check ฀ist

Format Penilaian Praktik: bermain peran tokoh/cerita Alkitab Nama siswa: ________ Kelas: _____

No Aspek Yang Dinilai Skala Penilaian

4 3 2 1

1. Penghayatan

2. Atribut pendukung yang digunakan 3. Kerja sama

4. Ketepatan isi cerita Keterangan:

Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut: 4 = baik

3 = cukup 2 = kurang

1 = sangat kurang

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai mem beri nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian teren tang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. ฀isalnya: 5 = sangat kompeten, 4 = kompeten, 3 = cukup kompeten, 2 = kurang kompeten, dan 1 = sangat kurang kompeten. Untuk memperkecil faktor subyektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.

C. Kontekstualisasi Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen

Kontekstualisasi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen adalah upaya menyampaikan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa yang aktual, mencakup lingkungan sosial dan budaya setempat. Kontekstualisasi pembelajaran berarti guru menggunakan simbol-simbol setempat dalam menjelaskan materi atau bahan ajar kepada siswa. Tujuannya ialah supaya siswa dapat mengerti dan menangkap penjelasan guru karena sesuai dengan apa yang secara konkrit dapat dilihat dan dirasakan oleh siswa. ฀isalnya tokoh-tokoh dunia bisa diganti dengan tokoh setempat. Contoh dan ilustrasi pembelajaran hendaknya tidak hanya mengacu pada realitas di tempat tertentu tetapi dibuka ruang supaya guru dan siswa dapat mennyesuaikannya dengan kebutuhan setempat. ฀isalnya, ketika belajar tentang tokoh-tokoh Alkitab yang menjadi teladan dalam kebaikan dan kebenaran, guru dan siswa dapat mengambil contoh dari fo฀k฀ore atau cerita rakyat setempat. Ketika dalam pembelajaran ada aktivitas membuat slogan ataupun menonton film/video, guru dan siswa dapat mengganti dengan bentuk aktivitas lainnya yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sekolah, wilayah. Ketika belajar mengenai nilai-nilai kristiani, guru dan siswa dapat mengambil contoh dari nilai dan norma yang sesuai dengan kearifan lokal asalkan


(21)

฀9

tidak melenceng dari isi Alkitab, topik dan KD. Teologi Kristen masa kini telah mengembangkan apa yang disebut sebagai inkulturasi dimana budaya-budaya positif yang tumbuh dan berakar dalam masyarakat suku diangkat dan dimodifikasi kedalam liturgy ibadah.

Kontekstualisasi pembelajaran juga berarti bahwa guru harus mampu menyampaikan bahan ajar dalam cara berfikir atau pola berfikir atau cara pandang masyarakat setempat. Dengan demikian siswa dapat mengembangkan secara kreatif bahan ajar yang mereka terima dari guru sesuai nalar dan wawasan serta konteks kehidupan siswa. ฀elalui kontekstualisasi seperti itu, maka pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang dipandu oleh isi Alkitab mampu diterima sebagai pandangan hidup kemudian dijadikan nilai-nilai kehidupan yang melembaga dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini kemudian berlanjut dimana nilai-nilai yang dibelajarkan menjadi baku dalam diri siswa yang diwujudkan dalam praktik kehidupan serta menjadi pembiasaan hidup atau habit. Proses tersebut nampak dalam diagram di bawah ini:


(22)

DIAGRA฀ KONTEKSTUALISASI Pendidikan Agama

Kristen

Diagram kontekstualisasi tersebut di atas menunjukkan bahwa kontekstualisasi pembelajaran akan menghasilkan mutu pembelajaran yang berkualitas dan berdampak pada kualitas hidup siswa. Pendidikan Agama Kristen adalah proses dimana nilai-nilai iman tidak hanya

dipelajari sebagai pengetahuan namun sebagai nilai-nilai yang mempengaruhi dan mengubah pola pikir dan perbuatan siswa dimana nilai-nilai tersebut dijadikan pembiasaan hidup. Dengan demikian, siswa berproses sebagai manusia makluk mulia ciptaan Allah yang menghormati dan mengasihi sesama tanpa kecuali .Pada akhirnya nilai-nilai yang dipelajari, dihayati serta di jalankan merupakan penangkal terhadap kekerasan dan radikalisme.

฀LKIT฀B

P฀ND฀NG฀N HIDUP

(฀ORLD VIE฀)

Nilai Hidup

Pelembagaan Pandangan

Hidup (Institution)

Pembakuan Pandangan

Hidup Menjadi Sifat Dasar

(

Nature

)

Praktik Hidup Hidup dan

pembiasaan hidup


(23)

2฀

II. KO฀PETENSI DASAR, ฀ATERI POKOK, PE฀BELAJARAN Kelas : VII (Tujuh)

Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu Kompetensi

Dasar ฀ateri Pokok Pembelajaran

Siswa mampu:

1.1 menerima bahwa hanya Allah yang dapat mengampuni dan menyelamatkan manusia di dalam Yesus Kristus

2.1. bersedia mengampuni orang lain

3.1 memahami Allah mengampuni dan menyelamatkan manusia di dalam Yesus Kristus 4.1 membuat karya yang

menunjukkan kesanggupan mengampuni diri sendiri dan sesama

.

฀ Allah terus berkarya dalam kehidupan manusia ฀ Allah

mengampuni dan

menyelamatka n manusia dalam Yesus Kristus

฀ Pengampunan sebagai ciri manusia yang diselamatkan Tuhan

฀ ฀engamati karakter tokoh-tokoh dunia dan tokoh Alkitab dengan membaca dari berbagai sumber, dalam kaitannya dengan sikap mengampuni (฀isalnya: ฀andela, ฀arthin Luther King Jr, dll) ฀ ฀enganalisis makna pertobatan dan

pentingnya pertobatan bagi hidup orang beriman.

฀ Berbagi pengalaman mengenai dosa dan pertobatan

฀ Pendalaman teks Alkitab Yohanes 8:1- tentang perempuan berdosa yang diampuni oleh Yesus. Atau teks lainnya yang sesuai dengan topik

฀ ฀elakukan pendalaman Alkitab dan diskusi mengenai makna dan syarat baptisan

฀ ฀emahami lagu dalam kaitannya dengan pengampunan.

฀ ฀enjelaskan arti pengampunan menurut Alkitab

฀ ฀embuat tulisan yang menjelaskan arti bertobat dan contoh pertobatan

฀ ฀elakukan kegiatan bermain peran mengenai kejatuhan manusia ke dalam dosa

฀ ฀enyusun doa pertobatan

฀ ฀enyusun doa mohon pengampunan ฀ ฀elakukan permainan “bertahan dari

godaan” atau permainan lainnya yang sesuai dengan topik.

฀ ฀empresentasikan hasil temuan mengenai arti baptisan dan syarat baptisan


(24)

pengampunan Allah dalam Yesus Kristus

Siswa mampu:

1.2. mengakui bahwa pemeliharaan Allah dan keselamatan berlaku bagi seluruh ciptaan alam

2.2.turut bertanggung jawab memelihara alam

3.2.mencari fakta yang berkaitan dengan pemeliharaan Allah yang terus

berlangsung bagi manusia dan alam 4.2. melakukan berbagai

aktivitas yang menunjukkan keterlibatan aktif dalam memelihara alam dan lingkungan hidup

฀ Pemeliharaan Allah terhadap manusia dan alam terus berlangsung ฀ Peran manusia

memelihara alam

฀ Tanggungjawab manusia

memelihara lingkungan hidup dan alam sekitar

฀ ฀engamati alam sekitar dalam rangka memahami pemeliharaan Allah

terhadap alam dan lingkungan hidup ฀ ฀emilih kalimat dalam kotak yang

berkaitan dengan Allah memelihara ciptaan-Nya ( Kuis)

฀ ฀encari dari berbagai sumber mengenai tanggungjawab manusia dalam memelihara alam

฀ ฀enggali pengertian Allah memelihara alam dan mencari bukti bahwa

pemeliharaan Allah terus berlangsung bagi manusia dan alam

฀ ฀embuat refleksi singkat mengenai Allah yang memelihara alam dan lingkungan hidup

฀ ฀enjelaskan pemeliharaan Allah yang terus berlangsung bagi manusia, dikaitkan dengan kitab ฀azmur. 124:24-30

฀ ฀enuliskan tanggung jawab siswa S฀P kelas VII dalam memelihara serta melestarikan alam dan lingkungan hidup

฀ ฀elakukan presentasi kliping mengenai kerusakan alam dan dampaknya bagi manusia. Di daerah yang kondisinya amat terbatas, kliping dapat diganti dengan puisi atau refleksi ฀ ฀elakukan kegiatan nyata memelihara

alam (kerja bakti membersihkan sampah dan selokan, menanam pohon, dsb.)

฀ ฀erancang kampanye memelihara alam dan lingkungan hidup

฀ Bercerita tentang pengalaman memelihara hewan dan tumbuhan ฀ Presentasi kliping mengenai kondisi

alam dan lingkungan hidup

฀ ฀enulis doa permohonan supaya diberi hikmat untuk mampu memelihara alam dan lingkungan hidup

฀ ฀elakukan kegiatan nyata dalam memelihara alam dan lingkungan hidup


(25)

23

Siswa mampu:

1.3 menghayati nilai-nilai kristiani mengacu pada Alkitab 2.3 berperilaku yang

sesuai dengan nilai-nilai Kristiani

mengacu pada Alkitab 3.3 menganalisis

nilai-nilai Kristiani yang terdapat dalam Alkitab

4.3 membuat karya yang berkaitan dengan praktik hidup yang mencerminkan nilai-nilai Kristiani ฀ Nilai-nilai kristiani yang terdapat dalam Alkitab

฀ Nilai Kristiani sebagai

pegangan hidup remaja Kristen

฀ ฀elakukan observasi sederhana tentang nilai-nilai yang dimiliki remaja kelas VII serta memperesentasikannya ฀ ฀elakukan pendalaman apakah

nilai-nilai Kristiani berpengaruh pada

perilaku remaja. ฀isalnya, pemahaman terhadap nilai Kristiani turut

mempengaruhi perilaku yang baik dalam diri remaja

฀ ฀embaca Alkitab dari Injil ฀atius 5:3-10, Galatia 5:22-26, ฀atius 5-7, kemudian mendiskusikan nilai-nilai Kristiani yang diajarkan oleh Yesus dan mempresentasikannya

฀ ฀embuat pilihan berdasarkan nilai-nilai Kristiani

฀ ฀embandingkan antara nilai-nilai kehidupan yang dianut remaja dengan ajaran Alkitab kemudian mengambil kesimpulan

฀ ฀engekspresikan nilai-nilai Kristiani melalui berbagai bentuk karya seni dan dipentaskan dalam acara yang disebut panggung hiburan

Siswa mampu:

1.4 menghayati sikap rendah hati, peduli, dan solidaritas terhadap sesama mengacu pada Alkitab 2.4 bersikap rendah hati,

peduli, dan solidaritas terhadap sesama mengacu pada Alkitab 3.4 menganalisis sikap

rendah hati, peduli, dan solidaritas terhadap sesama dengan mengacu pada Alkitab

4.4. membuat proyek yang berkaitan dengan sikap rendah hati,

฀ Relasi yang sehat

฀ Karakter rendah hati dalam perspektif Kristen

฀ Karakter peduli dalam perspektif Kristen ฀ Karakter solidaritas dalam pergaulan dengan teman dan sahabat ฀ Solidaritas sosial yang dikembangkan

฀ ฀embaca dari berbagai referensi tentang tanda-tanda atau ciri-ciri kerendahan hati, peduli dan solidaritas ฀ ฀engamati wujud kepedulian dan

solidaritas masyarakat di lingkungan sekitarnya.

฀ ฀elakukan pendalaman Alkitab mengenai solidaritas Yesus pada sahabat-Nya dan sesama manusia atau mengenai solidaritas Yonatan dan Daud, yang berbicara tentang solidaritas terhadap sesama manusia ฀ ฀endiskusikan arti kerendahan hati,

kepedulian, solidaritas dan mencari contohnya

฀ ฀enulis refleksi tentang mewujudkan iman dalam bentuk tindakan peduli


(26)

peduli, dan solidaritas Yesus Kristus ฀ Solidaritas

Sosial dalam ฀asyarakat ฀ajemuk

dan solidaritas terhadap sesama. ฀ ฀elakukan kegiatan bermain peran

mengacu pada: Lukas 18:9-14,

Yohanes 13:1-7, Lukas 14:7-11, Lukas 10:25-37, I Samuel 20

฀ ฀enyusun doa permohonan supaya Allah membimbing hati nuraninya dalam memilih dan memutuskan sesuatu secara benar

฀ ฀enjelaskan arti solidaritas bagi teman dan sahabat dengan mengacu pada lagu Bruno ฀ars “Count on me” atau lagu lainnya yang sesuai

Siswa mampu:

1.5. menerima disiplin sebagai wujud ketaatan pada firman Allah

2.5. menunjukkan sikap disiplin sebagai wujud ketaatan pada firman Tuhan

3.5. memahami manfaat disiplin bagi remaja Kristen

4.5. membuat program dalam periode tertentu yang menunjukkan disilin sebagai wujud ketaatan pada firman Allah

฀ Kedisplinan sebagai sebuah gaya hidup Kristen

฀ Disiplin dalam keluarga ฀ Disiplin dalam

sekolah

฀ ฀engamati perilaku sesama remaja S฀P apakah mereka melaksanakan disiplin ataukah cenderung mengabaikannya. ฀ ฀elakukan wawancara dengan guru BP

dan wali kelas di sekolah mengenai disiplin siswa kelas VII dan

mempresentasikannya.

฀ ฀elakukan wawancara dengan sesama teman di sekolah mengenai sikap mereka terhadap disiplin

฀ ฀encari dari berbagai sumber mengenai arti disiplin dan mengapa siswa kelas VII membutuhkan disiplin.

฀ ฀embaca Kitab Daniel 6:11-23 dan mendiskusikan teladan apa yang diberikan Daniel mengenai disiplin ฀ ฀embaca Kitab Yosua 24:14-28

kemudian mendiskusikan pentingnya ketaatan kepada Allah

฀ Bercerita tentang pengalamannya membangun disiplin diri.

฀ ฀empresentasikan hasil eksplorasi dari berbagai sumber mengenai arti disiplin dan ALASAN siswa kelas VII

membutuhkan disiplin untuk diterapkan dalam hidupnya


(27)

25

Kelas : VIII (Delapan)

Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu Kompetensi

Dasar ฀ateri Pokok Pembelajaran Siswa mampu:

1.1 mensyukuri makna hidup beriman dan berpengharapan 2.1 menunjukkan sikap

hidup beriman dan berpengharapan 3.1 memahami arti sikap

hidup beriman dan berpengharapan 4.1 menyajikan cara

hidup beriman dan berpengharapan dalam bentuk tindakan nyata

฀ Iman dan Pengharapan ฀ ฀embangun

Iman dan pengharapan ฀ Dampak hidup

berpengharapan ฀ Putus Asa

bukanlah pilihan seorang Kristen

฀ ฀engamati perilaku serta cara hidup orang Kristen masa kini, khususnya dalam hal beriman dan berpengharapan ฀ ฀enuliskan ciri-ciri orang yang hidup

beriman (atau belajar dari cerita inspiratif mengenai jujur, rendah hati, percaya diri, atau mengasihi sesama, dapat diputarkan CD di sekolah yang memiliki fasilitas ini) ฀ ฀engasosiasi antara panggilan Abraham,

Ishak dan Yakub dengan keteladanan dalam beriman dan berpengharapan yang diperlihatkan oleh tokoh-tokoh ini serta mempresentasikannya

฀ ฀enulis kesimpulan mengenai keteladanan tokoh-tokoh Alkitab:

Abraham, Ishak dan Yakub dan ayat-ayat Alkitab yang menunjukkan hal ini. (Catatan: boleh juga membuat poster atau kolase.)

฀ ฀empraktikkan sikap hidup beriman dan berpengharapan dalam kehidupan sehari-hari misalnya, melalui relasi dengan sesama dengan cara memotivasi

(membangkitkan semangat hidup) orang lain yang sedang putus asa

Siswa mampu:

1.2 menghayati peran Roh Kudus dalam proses hidup beriman 2.2 mempraktikkan sikap

hidup beriman yang dipimpin Roh Kudus 3.2 menganalisis peran

Roh Kudus dalam hidup orang beriman 4.2 menyajikan berbagai

contoh cara hidup orang beriman yang dipimpin Roh Kudus

฀ Peran Roh Kudus dalam hidup orang beriman

฀ ฀engamati ciri-ciri orang beriman yang hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Untuk orang beriman boleh diambil dari tokoh di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ฀ ฀embaca dan menganalis proses hidup

beriman tokoh Alkitab dan tokoh masa kini (seperti: Nomensen, Fransiscus Xaferius, Ignatius Loyola, Sola Gratia Lummy, Eka Darmaputera, Sularso Sopater, Andreas Yewangoe) termasuk mendiskusikan peran Roh Kudus dalam kehidupan mereka

฀ ฀elaporkan hasil diskusi kelompoknya mengenai peran Roh Kudus dalam proses hidup beriman dari tokoh Alkitab atau tokoh Kristen masa kini


(28)

dengan cara menyiapkan naskah drama terlebih dahulu kemudian

mendemonstrasikan di depan kelas

Siswa mampu:

1.3 mensyukuri hidup sebagai orang beriman sesuai dengan teladan Yesus 2.3 menunjukkan sikap

hidup sebagai orang beriman sesuai dengan teladan Yesus 3.3 memahami makna

hidup beriman sesuai dengan teladan Yesus 4.3 membuat karya yang

berkaitan dengan sikap hidup sebagai orang beriman sesuai dengan teladan Yesus

฀Selalu Bersyukur dalam segala situasi

฀Allah tetap bekerja dalam situasi sulit ฀Hidup

berkelimpahan dalam

pemahaman Kristen

฀ Bentuk-bentuk ucapan syukur yang dilakukan oleh orang beriman

Arti/makna mengucap syukur dan motivasi orang beriman untuk mengucap syukur

฀enggali kelebihan dan kekurangan dirinya dan menyampaikan alasan mengapa harus bersyukur sebagai ciri orang beriman, lalu mendiskusikan dengan teman sebangku

Belajar dari tokoh-tokoh Alkitab tentang bagaimana cara bersyukur kepada Tuhan

฀enganalisis makna bersyukur dalam segala situasi hidup (susah, senang, sukses maupun gagal)

฀ ฀engaitkan makna bersyukur dengan hidup beriman

฀ ฀enggabungkan berbagai pemikiran mengenai ucapan syukur yang berkenan kepada Allah (bisa dikaitkan dengan Kitab ฀azmur)

฀ ฀elaporkan hasil pengamatan/

mengeksplorasi tentang ciri-ciri hidup bersyukur

฀ ฀enulis doa ucapan syukur dan esai tentang “Ucapan syukurku”

฀ ฀endemonstrasikan cara bersyukur melalui doa, pujian, drama, tulisan bermakna, kalimat/kata-kata yang

membangun, yang dilakukan selama satu semester

Siswa mampu:

1.4 menghayati ibadah, doa, dan membaca Alkitab sebagai

฀ Kesetiaan beribadah, berdoa, dan

฀ ฀engamati sikap remaja Kristen mengenai kesetiaan dalam berdoa dan membaca Alkitab, dalam beribadah di


(29)

27

wujud hidup orang beriman

2.4 mersikap setia dalam ibadah, doa, dan membaca Alkitab sebagai wujud hidup orang beriman

3.4. menerapkan kesetiaan dalam beribadah, berdoa, dan membaca Alkitab sebagai wujud hidup orang beriman

4.4.melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesetiaan dalam beribadah, berdoa, dan membaca Alkitab sebagai wujud hidup orang beriman

membaca

Alkitab Sekolah ฀inggu atau gereja. (Bisa dengan cara membuat daftar pertanyaan yang diedarkan dan diisi oleh siswa S฀P kelas VIII yang beragama Kristen.)

฀ ฀endalami tentang arti ibadah, unsur-unsur ibadah, doa dan cara membaca dan memahami Alkitab

฀ ฀elalui diskusi panel siswa menggali pokok-pokok hidup orang beriman sebagai orang Kristen

฀ ฀endiskusikan cara-cara mewujudkan hidup orangberiman dan berpengharapan melalui kesetiaan beribadah, berdoa, dan membaca Alkitab

฀ ฀embuat simpulan bersama mengenai manfaat kesetiaan dalam Ibadah, berdoa dan membaca Alkitab bagi pembentukan iman, sikap dan moral remaja S฀P ฀ ฀embuat janji bersama untuk setia


(1)

IV.MODEL RENCANA PELAK฀ANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAK฀ANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) Nama ฀ekolah :

---Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Kelas/ ฀emester : VII (Tujuh) / 1

Materi Pokok : ฀embangun Solidaritas di tengah ฀asyarakat ฀ajemuk

Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran A. Kompetensi Inti

Ki.1 ฀enghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Ki.2 ฀enghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Ki.3 ฀emahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

Ki.4 ฀engolah, menyaji, dan menalar, dalam ranah konkrit (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

1.1 ฀enghayati arti peduli dan solidaritas bagi sesama manusia.

2.1 ฀enghargai kemajemukan masyarakat disekitar kita sebagai wujud solidaritas.

3.1 ฀enerapkan solidaritas sosial yang dilakukan bagi sesama mengacu pada ajaran Tuhan Yesus.

4.1 ฀embiasakan diri bersikap solider terhadap sesama dalam berbagai bentuk dan cara.

C. Indikator

1.1.1 ฀enjelaskan arti peduli dan solidaritas

2.1.1 ฀engidentifikasi alasan masyarakat Indonesia disebut sebagai masyarakat majemuk

3.1.1 ฀enceritakan secara singkat solidaritas yang diajarkan Tuhan Yesus melalui kisah Orang Samaria yang baik hati dalam Lukas 10: 25-37.

3.1.2 ฀enjelaskan sikap yang perlu di teladani dari kisah orang Samaria.

3.1.3 ฀engeksplorasi contoh sikap solidaritas di tengah masyarakat majemuk berdasarkan pengalaman yang pernah dialami siswa.

3.1.4 ฀engeksplorasi sikap solidaritas yang diajarkan dalam Alkitab. 4.1.1 ฀erancang program kegiatan sosial yang dilakukan ditengah

masyarakat yang majemuk

4.1.2 ฀elaksanakan program kegiatan sosial dalam tugas proyek selama seminggu. 4.1.3 ฀empresetasikan hasil tugas proyek melakukan kegiatan sosial


(2)

D.Tujuan Pembelajaran:

฀ ฀enyadari bahwa kemajemukan merupakan konteks kehidupan masyarakat Indonesia. ฀ ฀emiliki pemahaman mengenai ciri-ciri masyarakat majemuk dan apa yang mengikat

kebersamaan dalam masyarakat majemuk pada umumnya dan khususnya di Indonesia dan di tempat masing-masing.

฀ ฀engkaji bagian Alkitab yang berkaitan dengan topik pembahasan kemudian menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.

฀ ฀emiliki keterpanggilan untuk secara sungguh-sungguh mewujudkan solidaritas dalam pergaulan sehari-hari.

E. Materi Pembelajaran

฀ Solidaritas dalam masyarakat ฀ajemuk: makna peduli dan solidaritas, membangun solidaritas antar sesama

฀ Indikator atau tanda-tanda dan ciri khas masyarakat Indonesia yang majemuk

฀ Cerita Orang Samaria Yang ฀urah hati sebagai cermin membangun solidaritas antar sesama dalam kemajemukan.

D. Metode

฀enggunakan pendekatan discovery learning, proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Peser didik memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

฀etode yang di gunakan adalah diskusi, observasi dan wawancara.

Pertama-tama guru memberikan artikel mengenai kerusuhan ฀aluku 1999 kepada siswa yang telah dibuat dalam beberapa kelompok. Setelah itu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari sebanyak mungkin masalah yang sama dengan bahan pelajaran. Siswa memilih salah satu dan dirumuskan sebagai jawaban sementara, yang kemudian dibuat dalam bentuk pertanyaan. Kemudian guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Kemudian siswa mengolah bahan yang telah dikumpulkan, dengan begitu siswa akan mendapatkan pengetahuan baru. Siswa akan memeriksa kebenaran atau tidaknya hasil kesimpulan awal, sehingga setelah itu siswa dapat mengambil kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum. Yang ahirnya guru akan memeriksa hasil siswa.

F. Media dan Alat Pembelajaran ฀ Slide Power Point

฀ Film Cerita Daud dan Yonatan, naskah drama Orang Samaria yang murah hati ฀ Bahan Tugas Proyek mengunjungi Panti sosial.

G. ฀umber Belajar ฀ Alkitab

฀ Buku Siswa dan Buku guru ฀ Situs Internet


(3)

H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran 1) Pendahuluan ( 10 menit )

- Siswa memberi salam kepada Guru - Guru mengecek kehadiran siswa - Doa Pembukaan

- Bernyanyi : “ Oh Betapa Indahnya, dan betapa eloknya bila saudara hidup dalam persatuan”

- Apersepsi pemahaman siswa tentang materi yang lalu tentang Solidaritas di tengah kehidupan Jemaat yang pertama.

2) Kegiatan Inti ( 100 menit )

- Siswa menjelaskan arti peduli dan solidaritas

- ฀engidentifikasi alasan masyarakat Indonesia disebut sebagai masyarakat majemuk.

- ฀emahami arti solidaritas dalam masyarakat majemuk.

- ฀enanya dan menceritakan secara singkat solidaritas yang diajarkan Tuhan Yesus melalui kisah orang Samaria yang murah hati dalam Lukas 10: 25-37. - ฀enanya dan menjelaskan sikap yang perlu di tauladani dari kisah orang

Samaria yang baik hati.

- ฀engeksplorasi dan berbagi pengalaman tentang contoh sikap solidaritas di tengah masyarakat majemuk berdasarkan pengalaman yang pernah dialami siswa.

- ฀engeksplorasi dan menyebutkan sikap solidaritas yang diajarkan dalam Alkitab.

- ฀erancang program kegiatan sosial yang dilakukan ditengah masyarakat yang majemuk.

- ฀elaksanakan program kegiatan sosial dalam tugas proyek selama seminggu. - ฀empresetasikan hasil tugas proyek melakukan kegiatan sosial per-kelompok. 3) Penutup ( 10 menit )

- Siswa dan Guru membuat kesimpulan tentang arti serta contoh sikap solidaritas dalam masyarakat majemuk.

- Berdoa dipimpin oleh Siswa. I. Penilaian

1) Pengetahuan : Tes Lisan dan Tes Tertulis Jawablah dengan uraian yang jelas dan tepat ! 1. Jelaskan arti peduli dan solidaritas !

2. ฀engapa masyarakat Indonesia disebut sebagai masyarakat majemuk?

3. Ceritakan secara singkat solidaritas yang diajarkan Tuhan Yesus melalui kisah Orang Samaria yang baik hati dalam Lukas 10: 25-37 !

4. Jelaskan sikap yang perlu di tauladani dari kisah orang Samaria!

5. Sebutkan dua contoh sikap solidaritas di tengah masyarakat majemuk berdasarkan pengalaman yang pernah dialami siswa!

Penilaian = scor yang diperoleh X 100 10


(4)

2) Penilaian Diri : Angket

Dibawah ini sikap yang berkaitan dengan solidaritas dalam masyarakat majemuk. Tentukan pilihanmu, apakah sikap-sikap tersebut salah atau benar. Berilah tanda √ ( ceklis) pada sikap yang menurut kamu benar atau salah !

No. Pernyataan Benar ฀alah

1. Ketika terjadi banjir di lingkungan tempat tinggalmu kebetulan rumahmu tidak terkena banjir. Keluargamu memutuskan untuk menolong korban banjir. Tapi yang akan ditolong hanya orang yang beragama Kristen dan sama sukunya dengan keluargamu. Apakah sikap ini benar jika dikaitkan dengan solidaritas dalam masyarakat majemuk?

2. Ketika pulang sekolah dengan teman-teman, di jalan ada seorang kakek minta tolong pada kalian untuk mengantarnya ke mesjid terdekat, teman-temanmu tidak mau menolong karena kakek itu bukan orang Kristen. Akhirnya kamu sendiri yang mengantar kakek itu karena semua temanmu meninggalkanmu.

3. Ada teman yang mengajak kamu dan teman-teman lain untuk membuat kelompok yang hanya terdiri dari remaja yang agamanya sama dan sama-sama kaya.

4. Kamu tahu bahwa temanmu yang beragama Islam tengah menjalani puasa di bulan Ramadhan tetapi kamu makan makanan yang lezat di depan dirinya.

5. Di tempatmu terjadi kekacauan karena ada seorang pendatang dari daerah lain yang menyakiti penduduk setempat. Orang di lingkungan desamu mencari semua orang yang berasal dari daerah yang sama dengan orang itu untuk melakukan pembalasan.

3) Ketrampilan : ฀embuat Program kegiatan sosial, ฀elaksanakan

proyek kerja kegiatan sosial di tengah masyarakat majemuk.

LEMBAR PENILAIAN KETRAMPILAN PENILAIAN TUGA฀ PROYEK Nama Kelompok : ………...

Anggota : ………. ………..

………. ………..

Kelas / Semester : ……….

฀ateri : Membangun solidaritas di Tengah Masyarakat Majemuk


(5)

No Tahap Indikator Nilai (1-4) 1. Perencanaan ฀ ฀enentukan proyek

฀ ฀erancang langkah-langkah kunjungan dari awal sampai akhir

฀ ฀enyusun Jadwal pelaksanaan 2. Pelaksanaan

Laporan ฀฀enyelesaikan proyek kunjungan ke panti social di fasilitasi dan dipantau oleh Guru ฀฀empresentasikan hasil proyek kunjungan 3. Laporan Proyek ฀Evaluasi Proses

฀Evaluasi hasil

฀Kesan dan pengalaman iman yang diperoleh

฀kor : Jumlah skor yang diperoleh X 100 Skor ฀aksimal

Rubrik Penilaian :

No Tahap Indikator Ya Tidak

1. Perencanaan 1) ฀erancang

langlah-langkah kunjungan dari awal sampai akhir 2) ฀enyusun Jadwal

pelaksanaan

Apakah kegiatan dan judul kunjungan Sosial sesuai yang diinformasikan ?

Apakah jadwal yang disusun sesuai dengan yang dilaksanakan?

2. Pelaksanaan Laporan 3) ฀enyelesaikan

proyek kunjungan ke panti social di fasilitasi dan dipantau oleh Guru 4) ฀empresentasikan

hasil proyek kunjungan

Apakah jadwal pelaksanaan sudah direncanakan dengan matang? Apakah terdapat kerjasama yang kerja baik dalam kelompok mengunjungi Panti social ? 3. Laporan Proyek

5) Evaluasi Proses Evaluasi hasil Kesan dan

pengalaman iman yang diperoleh

Apakah pengalaman iman didapatkan ?


(6)

Mengetahui :

Kepala ฀ekolah ฀MP ……… Guru Agama Kristen

……… ………..

NIP. NIP.

Catatan Kepala ฀ekolah :

……… ……… ……… ……… ……… ………