KEPUASAN PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA ”PRO2 ONLINE” DI RRI PRO2 FM SURABAYA.

KEPUASAN PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA ”PRO2 ONLINE” DI
RRI PRO2 FM SURABAYA

PROPOSAL

Oleh :

RIZKY SENA FACHROMI
NPM. 05 4301 0114

PROGRAM PENDIDIKAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunianya serta berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kepuasan Pendengar Aktif Program
Acara “Pr o2 Online” di RRI Pro2 FM Surabaya.”
Maka pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dra. Herlina Suksmawati M,Si sebagai dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta
motivasi kepada penulis. Selain itu, penulis juga telah banyak menerima
bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual, maupun materil.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak dan Ibu saya tercinta yang selalu mendoakan dan dorongan
semangatnya.
2. Dra. Hj. Suparwati, M.Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Dra. Soemardjati, M.Si Wakil Dekan FISIP UPN “Veteran” Jawa
Timur yang telah memberikan banyak bantuan dan support kepada
penulis.
4. Juwito, S.Sos, M.Si Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

5. Bapak Samsul, Mas Arul, Mas Fay, Mas Agus dan seluruh crew radio
Pro2 FM Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian yang berguna untuk menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
6. Kekasihku tercinta Ulfa Ashanie atas doa serta dorongan semangat
yang tak pernah berhenti dan kasih sayang yang selalu diberikan.
7. Buat temen-temen penulis, ady, ais, glewo, woho, mbak sri, mas ardi,
mbak ira, DmC family, all crew A-lot, Inkub Wariors dan semua
teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu terima kasih
banget buat support nya.
Penulis menyadari benar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, segala bentuk saran dan kritik yang membangun nilai positif
sangat dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua yang membutuhkan.

Surabaya, Juni 2011

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

DAFTAR ISI :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2
1.3

1.4

Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Komunikasi Massa
2.1.2 Karakteristik dan Sifat Radio Siaran
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.1.8
2.2

Penggolongan Jenis-jenis Acara Radio Siaran
Program Acara “Pro2 Online” di 95,2 RRI Pro2 FM

Pendengar Sebagai Khalayak Aktif
Radio Sebagai Pemenuh Kebutuhan Khalayak
Teori Uses and Gratification
Gratification Sought (GS) dan Gratification
Obtained (GO)
Kerangka Berpikir

2.3

Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1 Kepuasan Pendengar
3.1.2 Pendengar Aktif
3.1.3 Pengukuran Variabel
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel Penelitian
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
3.2.5 Metode Penelitian
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i
iii
1
1
11
11
12
13
13
13
14
18
19
19
22

25
28
34
35
37
37
37
38
39
49
49
49
50
51
52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum RRI Pro2 FM
4.1.1 Segmentasi dan Visi Misi RRI Pro2 FM
4.2

4.3

Program Acara Pro2 Online di RRI Pro2 FM
Penyajian Data dan Analisis Data
4.3.1 Identitas Responden
4.4 Kepuasan Yang diinginkan (Gratification Sought) Ketika
Mendengarkan Program Acara “Pro2 Online” di RRI Pro2 FM
4.4.1 Gratification Sought pada Motif Informasi
4.4.2 Gratification Sought pada Motif Identitas Pribadi
4.4.3 Gratification Sought pada Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
4.4.4 Gratification Sought pada Motif Hiburan
4.5 Kepuasan Yang Diperoleh (Gratification Obtained) Setelah
Mendengar Program Acara “Pro2 Online” di RRI Pro2 FM
4.5.1 Gratification Obtained pada Motif Informasi
4.5.2 Gratification Obtained pada Motif Identitas Pribadi
4.5.3 Gratification Obtained pada
Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
4.5.4 Gratification Obtained pada Motif Hiburan
4.6 Analisis Data & Pengujian Hipotesis
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Analisis Uji Komparasi
Kuesioner

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

55
55
56
57
58
58
64
66
68
70

72
74
74
76
77
79
80
86
86
88
89

ABSTRAKSI
RIZKY SENA FACHROMI, KEPUASAN PENDENGAR AKTIF TERHADAP
PROGRAM ACARA “PRO2 ONLINE” DI RRI PRO2 FM SURABAYA
Di era globalisasi sekarang ini pelayanan menjadi suatu bagian penting dalam
kehidupan manusia. Di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir jasa layanan semakin
mendapatkan perhatian dari kalangan dunia usaha, terutama pada industry atau perusahaan
yang bergerak di bidang jasa, seperti halnya industry media massa dalam usaha memenuhi
kebutuhan khalayak.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh
pendengar terhadap program acara pro2 online di RRI pro2 FM Surabaya, berdasarkan pada
perbandingan antara kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) dengan kepuasan yang
diperoleh (Gratification Obtained).
Inti dari pendekatan Uses and Gratification bukanlah bagaimana media mengubah
sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial
khalayak. Jadi bobotnya adalah pada pendengar aktif yang sengaja menggunakan media
untuk mencapai tujuan khusus. Empat motif pendengar dalam menggunakan media massa,
pertama adalah motif informasi, kedua motif identitas pribadi, ketiga motif integrasi dan
interaksi sosial, dan keempat adalah motif hiburan. Kepuasan pendengar terbagi menjadi dua
yaitu Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO).
Pengukuran kepuasan individu dalam menggunakan media massa diukur melalui
adanya kesenjangan (gap) antara GS dan GO. Ukuran terjadinya kepuasan atau tidak,
berdasarkan parameter berikut : jika mean skor GSGO maka tidak tercapai kepuasan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian yang berjalan kurang lebih selama satu bulan
menunjukkan bahwa pada motif informasi nilai mean skor GSmean skor GO yang artinya pendengar belum mencapai kepuasan dalam
mendengarkan program acara pro2 online di RRI pro2 FM Surabaya ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern,

yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi luas, siaran radio dan
televisi yang ditujukan kepada umum dan film yang dipertunjukan di
gedung-gedung bioskop. Lazimnya media massa modern menunjukan
seluruh sistem dimana pesan-pesan produksi dipilih, disiarkan, diterima dan
ditanggapi. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap
kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan
menggunakan media. (Effendy, 2000:79)
Kebutuhan setiap individu berbeda-beda dan didasari oleh motif
tertentu. Sesuai dengan penelitian ini yang menggunakan pendekatan Uses
and Gratifications, dimana pada dasarnya masyarakat menggunakan
media berdasarkan motif motif tertentu ( Subiakto, 2003:3). Ada empat
motif dalam menggunakan media yang dipakai oleh McQuail, yaitu motif
informasi, motif identitas pribadi, motif interaksi sosial dan motif identitas
hiburan. Berdasarkan keempat motif tersebut, maka khalayak diharapkan
mendapatkan suatu kepuasan dari penggunan media. Konsep Uses and
Gratifications terbagi menjadi dua, yaitu Gratification Sought (GS), dan
Gratification Obtained (GO). Gratification Sought adalah yang diharapkan
oleh individu ketika menggunakan suatu jenis media tertentu, sedangkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

Gratification Obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh
seseorang setelah mengkonsumsi media tertentu. ( Palmgreen dalam
subiakto, 2000:3 )
Kebutuhan masyarakat akan informasi, pendidikan, dan hiburan
membuat peran media massa tidak dapat dielakkan. Oleh karena itu,
beberapa pihak mencoba untuk semakin memperbanyak pilihan media dan
mengembangkannya seiring dengan perkembangan teknologi dan demi
tuntutan masyarakat akan informasi. Seorang pemuda Amerika yang
bernama Marc Porat, yang juga tergabung dengan The Aspen Institute
menerbitkan sebuah artikel “Global Implication of the Information
Society” pada tahun 1997. Ia mengartikan, masyarakat informasi memberi
bentuk kepada sejumlah aspek komunikasi yang sebegitu jauh lebih
berhubungan secara longgar – pengetahuan, berita, kesusastraan hiburan
yang semua itu dipertukarkan melalui bahan media yang bermacam –
kertas, tinta, kanvas, cat, seluloid, radio, televise, dan computer.
Pada tahun 1960-an dan seterusnya, baik yang bersifat umum dan
pribadi, baik yang bersifat verbal maupun visual, mulai dianggap sebagai
“data”, yaitu informasi yang dapat dipindah, dikumpulkan dan dicatat,
terlepas dari asal usulnya, secara lebih efektif melalui teknologi elektronik
( Briggs & Burke, 2006:319 ). Awalnya media massa digunakan sebagai
pemuas kebutuhan masyarakat akan informasi adalah surat kabar. Sejak
jaman Gutenberg, media cetak telah mendominasi kehidupan masyarakat
saat itu. Surat kabarpun mengalami masa kejayaannya pada tahun 1890-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

1920. Namun, lingkungan media selalu berubah. Ketika ditemukan listrik
dan dunia semakin berkembang pada akhir abad ke – 19, seiring
ditemukannya telegraf “tanpa kabel” yang dibawa oleh seorang
berkebangsaan Italia yang bernama Gugliermo Marconi ke Amerika
Serikat pada September 1899, dengan begitu orang segera melihat bahwa
hadirnya listrik telah membuat kemungkinan yang nampaknya tidak
terbatas. Marconi membawa perubahan teknologis dengan memanfaatkan
radiasi elektromagnetik atau gelombang radio ( Fidler, 2003:132 ),
disinilah cikal bakal radio yang yang kemudian menjadi media massa yang
menggeser dominasi media cetak. Pada tahapan berikutnya, perkembangan
teknologi memunculkan berbagai pilihan media seperti televisi, dan
internet berbanding lurus dengan kebutuhan masyarakat akan informasi
yang juga semakin meningkat.
Bagaimanapun ketika media baru diperkenalkan, maka media yang
lama tidak ditinggalkan begitu saja, tetapi hidup bersama dan saling
berinteraksi dengan media pendatang baru. Media dipandang harus
sebagai suatu system yang selalu berubah terus menerus, dimana berbagai
unsur memainkan yang lebih besar atau lebih kecil ( Briggs & Burke,
2006:6 ).
Rooger Fidler dalam Mediamorfosis memahami media baru
menyatakan :
“Proses tersebut dinamakan mediamorfosis, transformasi
media komunikasi yang biasanya ditimbulkan akibat hubungan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

timbal balik yang rumit antara berbagai kebutuhan yang dirasakan,
tekanan persaingan dan politik, serta berbagai inovasi social dan
teknologi” ( 2003:25 )
Sejak kemunculan media televisi yang semakin banyak digunakan
oleh masyarakat, pendengar radio memasuki tahap kemerosotan yang
membuat beberapa analisis meramalkan kematian total media tersebut.
Namun kenyataannya tidak demikian karena radio merupakan media yang
tepat untuk menggambarkan mediamorfosis. Radio merupakan media auditif
(hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau
didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi,
komunikasi, infomasi, pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan
terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio
menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan suara
penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya, (Masduki,
2001:9)
Radio juga mempunyai kelebihan dibanding televisi karena radio
tidak memerlukan kemampuan visual, tetapi hanya mengandalkan
kemampuan audio saja. Radio dapat menjadi teman di tengah kemacetan
atau di dapur. Radio menawarkan kemungkinan untuk membangun
hubungan pribadi dengan setiap pendengarnya. Radio sendiri mendapat
julukan sebagai kekuatan kelima atau “the fifth estate” karena mempunyai
keistimewaan dibandingkan dengan media lain. (Effendy, 1992:106)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Radio mempercepat penyebaran informasi sehingga setiap orang
tahu peristiwa dan berita yang sama, gagasan politik yang sama, deklarasi,
atau ancaman yang sama. Jika pengetahuan merupakan kekuatan, radio
memberikan kepada kita segalanya tanpa peduli apakah kita berotoritas atau
tidak. Selain itu radio juga harus memiliki program siaran yang dapat
menarik perhatian pendengarnya, baik dari kalangan muda ataupun tua.
Pendengar yang berbicara di telepon, mobil radio, di pinggiran kota, semua
adalah contoh kesegaran radio. Suara bagi radio sama halnya seperti
gambar-gambar pada televisi yang dipancarkan ke seluruh dunia, membawa
berbagai peristiwa di berbagai tempat.
Radio dengan keterbatasannya jika dibandingkan dengan televisi,
karena sifatnya yang auditif dan tidak terdokumentasikan mapu
menyuguhkan transformasi media mainstream. Memberikan perubahan
dari media konvensional menjadi media kontemporer melalui salah satu
konsep mediamorfosis yaitu, konvergensi dengan media baru dan berusaha
menciptakan terobosan konsep penyiaran baru. Sehingga bisa dikatakan
bahwa pemilihan penggunaan media oleh individu dikatakan berguna
apabila kebutuhan individu itu dapat dipenuhi oleh media yang dipilihnya.
Program yang disiarkan oleh stasiun radio juga bervariasi, baik
yang di bawah naungan pemerintah maupun pihak swasta. Setiap stasiun
radio mempunyai program acara yang bermacam – macam. Hal ini
bertujuan untuk menarik perhatian pendengar agar progam acara yang
disiarkan dapat menjadi pilihan. Dengan demikian khalayak / pendengar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

berkesempatan untuk aktif menggunakan media sebagai pemenuhan
kebutuhan akan informasi. Setiap stasiun radio mempunyai daya tarik
tersendiri.
Dari sekian banyak program acara radio yang aktif siar, peneliti
tertarik untuk meneliti kepuasan pendengar aktif dari program acara
“Pro2 Online” di 95,2 RRI PRO2 FM. Program yang berlangsung setiap
hari pukul 21.00 – 24.00 BBWI tersebut merupakan suatu program acara
dengan format curhat tentang permasalahan yang dihadapi sehari-hari oleh
pendengar via sms dan telepon. Acara tersebut mempunyai tiga session
yaitu, session pertama, dimana penyiar memberikan informasi-informasi
ringan yang sumbernya bisa didapat dari internet atau dari surat kabar
harian yang selalu ada di studio RRI PRO2, sambil diselingi lagu-lagu
yang bisa didengar pada malam hari ketika para pendengar bersantai di
rumah atau pun yang sedang nongkrong dan bercengkrama dengan rekanrekan mereka. Session kedua, penyiar memberikan kesempatan pada para
pendengar yang ingin berpartisipasi untuk menceritakan permasalahan
mereka melalui sms atau telepon yang kemudian memilih cerita yang
paling menarik dari para pendengar untuk dijadikan topik siaran pada
malam hari itu. Session ketiga, penyiar juga memberikan kesempatan pada
para pendengar untuk request lagu-lagu favorit mereka dan memberi
kesempatan untuk titip salam bagi para pendengar yang ingin titip salam
untuk seseorang. Hal yang menjadi perhatian menarik bagi peneliti yaitu
terletak pada session pertama, dimana para pendengar menceritakan keluh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

kesah mereka sehari-hari. Selain itu, apakah pendengar yang sudah
menceritakan permasalahannya itu merasa puas dengan tanggapan dan
saran dari penyiar dan juga dari pendengar lain yang ikut memberi saran
dan tanggapan. Mengingat segmentasi RRI PRO2 adalah usia 16-28 tahun,
dengan SES ( Strata Economic Status ) A, AB, dan B ( tingkat ekonomi
menengah keatas ) juga menjadi perhatian peneliti. Karena pada usia dan
tingkat ekonomi tersebut, seseorang dapat dikatakan sudah dewasa.
Dimana dalam kehidupannya juga lebih serius dan lebih kompleks dalam
menghadapi permasalahannya.
Penelitian ini berkaitan dengan motif pendengar aktif RRI PRO2
dalam mendengarkan program acara “Pro2 Online” di 95,2 RRI PRO2.
Motif informasi adalah untuk mengetahui permasalahan dikehidupan
sehari-hari yang sedang dihadapi oleh pendengar RRI PRO2, untuk
mengetahui info terkini seputar event atau produk terbaru yang disajikan
melalui adlibs yang dibacakan oleh penyiar, adanya kebutuhaan akan
saran dan tanggapan terhadap permasalajan yang sedang dialami oleh
pendengar RRI PRO2, untuk mengetahui lagu-lagu terbaru yang
dimainkan di RRI PRO2, untuk mengetahui solusi dari sebuah
permasalahan hidup.
Untuk motif identitas pribadi, yaitu dengan adanya permasalahan
yang dibahas pada setiap episodenya di “Pro2 Online” dan solusi-solusi
yang diberikan dapat dijadikan acuan atau pedoman untuk menyelesaikan
permasalahan serupa. Untuk menemukan dan meniru model perilaku yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

berkaitan dengan tindakan atau model tertentu, seperti gaya berbicara
seseorang atau cara berpikir seseorang. Untuk menemukan penunjang
nilai-nilai pribadi, dan mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain. Untuk
mencari perasaan lega/puas setelah menceritakan permasalahan pada
media.
Sedangkan untuk motif integrasi dan interaksi sosial yaitu, dengan
mendengarkan program “Pro2 Online” di RRI PRO2 pendengar akan
mendapatkan suatu bahan pembicaraan yang dapat digunakan untuk
berinteraksi dengan teman rekan kerja maupun anggota keluarga,
memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain dan meningkatkan
empati sosial, untuk memperoleh refrensi sehingga dapat memberikan
solusi terhadap permasalahan hidup yang dialami oleh orang-orang
sekitar.
Untuk motif hiburan yaitu pendengar membutuhkan suatu program
radio yang dapat menghibur dan dapat melepaskan ketegangan dari
permasalahan ataupun rutinitas sehari-hari, untuk mengisi waktu luang,
penyaluran emosi, dan memperoleh kenyamanan jiwa serta estetis.
Penelitian ini dilakukan untuk memahami sejauh mana kepuasan
yang diperoleh ( gratification obtained ) pendengar aktif acara “Pro2
Online” 95,2 RRI PRO2. Kepuasan tersebut dapat dilihat melalui
kesenjangan antara kepuasan yang diharapkan ( gratification sought )
dengan kepuasan yang nyata didapatkan ( gratification obtained ), seperti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

yang dikembangkan oleh Palmgreen dan Rayburn. Kepuasan diharapkan
dipengaruhi oleh motif atau kebutuhan informasi.
Pengguna media hanyalah salah satu cara untuk dapat memenuhi
kebutuhannya dan apabila kebutuhan itu tercapai atau terpenuhi, maka
kepuasan merupakan efek selanjutnya.( Rahmat,1995:65 )
Pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan
menggunakan media. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak
yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk
mencari sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi
kebutuhannya.

Manusia

memiliki

otonomi,

wewenang

untuk

memperlakukan media. ( Nurdin, 2004:181 ).
Peneliti juga tertarik karena program acara “Pro2 Online” di RRI
PRO2 mengalami perubahan yang signifikan pada respon dari pendengar
aktif RRI PRO2 setelah merubah format pada program tersebut. Pada
format lama acara ini lebih mengutamakan untuk memainkan lagu-lagu
cinta daripada mengundang pendengar untuk berpartisipasi dengan sms
atau telepon untuk bercurhat tentang masalah hidup yang dialami. Karena
ketika itu jumlah sms yang masuk selama tiga jam hanya sekitar 12 sms.
Namun pada format yang baru, penyiar lebih banyak membaca sms yang
masuk dari pendengar yang ingin curhat daripada memutar lagu-lagu
cinta. Perubahan tersebut berdampak pada jumlah sms yang masuk ke line
sms RRI PRO2 dari pendengar aktif. Ini terbukti dengan jumlah sms yang
masuk selama tiga jam sekitar 48 sms.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Hal tersebut diatas dijadikan tolak ukur oleh peneliti sebagai bahan
untuk mengetahui seberapa puas pendengar terhadap program acara “Pro2
Online” setelah diubah dengan konsep yang baru. Selain itu, peneliti
memilih program acara “Pro2 Online” di RRI PRO2 karena secara teknis
pelaksanaannya, program acara ini lebih interaktif jika dibandingkan
dengan acara curhat di radio swasta yang lain yang segmentasinya serupa.
Persaingan yang ketat tidak hanya terjadi antar media yang ada,
namun antar radio pun memiliki persaingan yang ketat. Hal ini ditempuh
masing-masing radio dengan cara menyiarkan program-program yang
atraktif dan menarik demi mendapat respon pendengar, di mana hal inilah
yang memang menjadi tujuan suatu perusahaan radio. Persaingan inilah
yang membuat radio-radio yang ada biasanya membuat program dengan
format yang hampir sama untuk menyaingi radio lain.
Itulah alasan mengapa peneliti ingin mencoba untuk meneliti
seberapa puas masyarakat Surabaya terhadap program acara yang disajikan
RRI PRO2 dengan mengingat segmentasi pendengar dari RRI PRO2 itu
sendiri. Karena dilihat dari persaingan antar Radio dan program acara yang
sangat beragam dari masing-masing radio tersebut, apakah program acara
RRI PRO2 khususnya “Pro2 Online” dapat dikategorikan sebagai program
acara radio yang sangat memuaskan bagi para pendengar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

1.2

Perumusan Masalah
Dari berbagai uraian berdasarkan latar belakang diatas maka

permasalahan dapat dirumuskan yaitu :
Apakah terdapat kepuasan yang diperoleh pendengar aktif program
acara “Pro2 Online” di RRI PRO2, yang kemudian dirumuskan sebagai
berikut :
1. Adakah kepuasan pendengar aktif program acara “Pro2 Online” di
95,2 RRI PRO2 pada motif informasi?
2. Adakah kepuasan pendengar aktif program acara “Pro2 Online” di
95,2 RRI PRO2 pada motif identitas pribadi?
3. Adakah kepuasan pendengar aktif program acara “Pro2 Online” di
95,2 RRI PRO2 pada motif integrasi social?
4. Adakah kepuasan pendengar aktif program acara “Pro2 Online” di
95,2 RRI PRO2 pada motif hiburan?

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan yang dicapai adalah untuk mengetahui kepuasan yang

diperoleh pendengar aktif program acara “Pro2 Online” di RRI PRO2,
yang kemudian bertujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah ada kepuasan pendengar aktif program
acara “Pro2 Online” di RRI PRO2 pada motif informasi?
2. Untuk mengetahui apakah ada kepuasan pendengar aktif program
acara “Pro2 Online” di RRI PRO2 pada motif identitas pribadi?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

3. Untuk mengetahui apakah ada kepuasan pendengar aktif program
acara “Pro2 Online” di RRI PRO2 pada motif integrasi social?
4. Untuk mengetahui apakah ada kepuasan pendengar aktif program
acara “Pro2 Online” di RRI PRO2 pada motif hiburan?

1.4

Manfaat Penelitian
a) Secara Teoritis
Memberikan sumbangsih ilmu komunikasi mengenai penelitian

Uses and Gratification khususnya tentang kepuasan pendengar aktif
program acara “Pro2 Online” di 95,2 RRI PRO2 menggunakan
Gratification Sought dan Gratification Obtained. Sehingga berguna untuk
menguji sebagai acuan dalam penerapan teori komunikasi.
b) Secara Praktis


Memberikan kontribusi masukan atau pertimbangan bagi pihak
95,2

RRI PRO2

dalam memandang dan menganalisa

pendengarnya.


Memberikan

masukan

mengenai

perbaikan

mutu

dan

peningkatan kepuasan pendengar khususnya pada program
acara “Pro2 Online” di RRI PRO2.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teor i

2.1.1

Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah

khalayak tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik
sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak sesaat ( Rahmat, 1004 :
87 ). Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa,
dalam hal ini media massa modern yang terdiri dari surat kabar, majalah, radio,
televisi, dan film ( Efendy, 1990 : 1 ).
Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Komunikasi melembaga
Komunikasi yang melancarkan komunikasi massa tidaklah bertindak
atas nama pribadi, melainkan bertindak atas nama lembaga /
organisasi.
2. Pesan bersifat umum
Pesan yang dikomunikasikan ditujukan kepada khalayak umum dan
mengenai kepentingan umum.
3. Media menimbulkan Keserempakan
Media massa membuat suatu situasi diman khalayak dapat secara
bersamaan menerima dan memperhatikan pesan yang dikomunikasikan
kepadanya.

13

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

4. Komunikasi bersifat heterogen
Khalayak media massa mempunyai perbedaan satu sama lain.
Perbedaannya antara lain adalah jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan,
hobi,

pendidikan, pengalaman, kebudayaan, ideologi, cita-cita,

pandangan hidup, dan sebagainya.
5. Proses berlangsungnya satu arah
Proses komunikasi tidak menimbulkan umpan balik, kalaupun itu
terjadi berlangsungnya secara tertunda, itupun tanggapan satu atau dua
orang saja.

2.1.2

Karakter istik dan Sifat Radio Siaran
Menurut Effendy ( 1990 ), radio mendapat julukan sebagai kekuasaan

kelima atau the fifth estate setelah pers yang dianggap sebagai kekuassan
keempat. Walaupun televisi mempunyai sifat auditif dan visual ( dapat dilihat dan
didengar ), dan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan radio namun televisi
tidak pernah mendapat julukan the sixth estate. Hal ini dikarenakan tiga faktor
yaitu:
1. Radio Siaran bersifat langsung
Maksud dari kata langsung adalah dalam mencapai sasarannya, yaitu
pendengar, suatu acara yang akan disampaikan tidaklah melalui proses yang
komplek, sebab gagasan atau berita dengan mudah ditulis kemudian
dibacakan di depan michrophone sebanyak yang diinginkan. Bahkan kalau
berita atau pesan sangat penting dapat disiarkan secara ”stop-press”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

ditengah-tengah acara siaran apa saja. Hal ini sangat efisien apabila
dibandingkan dengan media lain seperti media cetak ( surat kabar, majalah )
dan media lainnya.
2. Radio siaran menembus jarak dan rintangan
Dalam penyampaian pesan, radio tidak mengenal jarak, dan rintang maupun
waktu.bagaimanapun jaraknya tempat yang dituju, dengan radio siaran dapat
dicapai.
3. Radio Siaran mengandung daya tarik
Daya tarik kuat yang dimiliki disebabkan karena sifatnya yang serba hidup
berkat tiga unsur yang ada padanya, yaitu:
a.

Musik
Tulang punggung siaran adalah musik, orang mendengarkan pesawat
radio bertujuan untuk menikmati musik, karena musik adalah hiburan.
Pada setiap acara radio, selalu dihiasi oleh musik sebagai selingan.

b.

Kata – kata
Penggunaan kata-kata sangat penting dalam radio karena pengiriman
pesan melalui radio sifatnya sekilas dengar ( sekali dengar ) dan tidak
diulangi lagi, selain itu kata-kata yang diucapkan oleh penyiar
hendaknya disesuaikan dengan kriteria pendengar yang bertujuan
menimbulkan kesan seperti sedang berdialog atau bercakap-cakap.

c.

Efek suara
Efek suara dalam radio dapat digunakan untuk menyampaikan tindakan
atau gerakan dalam suatu keadaan misalnya suara kaki sedang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

melangkah, sedang berlari berarti menunjukkan waktu misalnya, suara
jangkrik di malam hari atau juga menunjukkan lokasi atau setting
misalnya, telpon di kantor dan sebagainya.
Menurut Romli ( 2004 : 23 – 24 ) menyebabkan sembilan keuungulan
radio sebagai berikut:
1. Cepat dan langsung, informasi yang disampaikan di radio sangat cepat
karena reporter radio dapat secara langsung melaporkan suatu
peristiwa hanya melalui telepon.
2. Murah, pendengar tidak ditarik biaya apapun untuk mendengarkan
siaran radio jika ingin mendapatkan informasi.
3. Akrab, radio dapat didengar seorang diri, yang membuat kekraban
antara pendengar dan penyiar.
4. Dekat, pembicaraannya langsung menyentuh aspek pribadi.
5. Fleksibilitas, artinya sangat mudah dibawa pergi dan menjadi teman
diberbagai kesempatan dan suasana.
6. Hangat, paduan kata yang diucapkan penyiar menimbulkan kehangatan
bagi pendengar, yang kadang berfikir bahwa penyiar adalah teman
bagi pendengar.
7. Sederhana, radio tidak rumit, tidak banyak pernik.
8. Bisa mengulang, radio memiliki kesementaraan alami sehingga
berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan secara
cepat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

9. Tanpa batas, siaran radio menembus batas geografis, demografis, tanpa
batas.
Menurut effendi ( 1990 : 82 ) dalam rangka memproduksi siaran, perlu
diperhatikan sifat-sifat radio siaran seperti yang teruraikan sebagai berikut:
1. Auditori
Sifat radio siaran adalah auditori, untuk didengar, maka isi siaran yang
sampai di telinga pendengar hanya sepintas lalu saja. Lain dengan
surat kabar dan majalah yang dapat dibaca, diperoleh, ditelaah
berulang kali. Pendengar yang tidak mengerti sesuatu uraian radio
siaran tidak mungkin meminta kepada penyiar untuk mengulanginya
sekali lagi.
2. Mengandung gangguan
Setiap komunikasi dengan menggunakan saluran bahasa dan bersifat
massal akan menghadapi dua faktor gangguan. Gangguan yang
pertama adalah “semantic noise factor” dan yang kedua adalah
”channel noise factor”. Memang radio bukan media yang sempurna,
komunikasi melalui radio siaran tidak akan sesempurna seperti
komunikasi antara dua orang yang berhadapan. Kalau tidak bersifat
alamiah, maka gangguan itu bersifat teknis.
3. Akrab
Radio siaran sifatnya akrab, atau inti. Seorang penyiar seolah-olah
berada di kamar pendengar dengan penuh hormat dan cekatan
menghidangkan acara-acara yang menggembirakan pendengar. Sifat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

ini tidak dimiliki oleh media lainnya kecuali ( televisi ). Seseorang
yang ingin mendengarkan ceramah di suatu tempat harus pergi
meninggalkan rumah. Ia bersama sejumlah banyak orang lainnya
duduk melihat dan mendengarkan dengan jarak jauh. Tidak demikian
dengan radio, pendengar bersama penceramah atau juru bicara
bersama-sama berada di dalam rumah, mereka seolah-olah teman
akrab.

2.1.3

Penggolongan jenis – jenis Acar a Radio Siaran
Menurut Effendy ( 1990 : 17 ), ada berbagai macam jenis acara yang

diberikan oleh radio siaran, yaitu:
1. Siaran Pemberitaan dan Penerangan
Siaran pemberitaan ini misalnya seperti warta berita, reportase
langsung dari jalan, penerangan umum ( pengumuman-pengumuman
dari pemerintah ).
2. Siaran Pendidikan
Siaran pendidikan adalah siaran untuk anak-anak, siaran pedesaan
tentang bibit unggul, siaran yang bersifat siraman agama misalnya
kuliah subuh, pengetahuan umum, dan lain-lain.
3. Siaran Kebudayaan
Siaran kebudayaan meliputi kesenian daerah, ludruk, apresiasi seni,
dan kesusastraan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

4. Siaran Hiburan
Siaran hiburan misalnya siaran musik dari daerah, musik
Indonesia, musik barat dan hiburan ringan seperti ludruk atau drama.
5. Siaran Lain-lain
Iklan radio termasuk dalam siaran lain-lain seperti pembukaan atau
penutup siaran.

2.1.4

Pr ogr am Acar a “Pro2 Online” di 95,2 RRI PRO2 FM
Program acara “Pro2 Online” adalah salah satu program reguler yang

sudah cukup lama di RRI PRO2 FM. Program acara ini disiarkan setiap hari pukul
21.00 – 24.00. Format dari program acara ini adalah curhat via sms dan telepon.
Pendengar tidak hanya bisa curhat pada penyiar saja, namun juga dapat
memberikan tanggapan dan saran terhadap curhat dari pendengar lain yang
diangkat menjadi topik. Program acara ini juga memainkan lagu-lagu cinta dan
beberapa lagu slow-middle (lambat-sedang) yang cocok bagi para pendengar yang
sedang istirahat ataupun sedang bercengkrama dengan rekan-rekannya.
Dengan durasi acara 3 jam, program acara “Pro2 Online” dibagi menjadi
beberapa session yang diantaranya :
1. SMS Request

: Request lagu-lagu soft.

2. Ruang Hati

: Ajang buat cerita atau curhat tentang apa pun sesuai

topik.
3. Topik

: Memberikan info-info terkini sesuai topik yang

berbeda setiap harinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.1.5

Pendengar Sebagai Khalayak Aktif
Pada proses komunikasi terjadi proses penyampaian pesan dari

komunikator kepada pihak tertentu yaitu komunikan, dan dalam media massa
disebut khalayak. Menurut Nasution ( 1998 : 20 ), penerima adalah mereka yang
menjadi khalayak dari media massa yang bersangkutan, dimana khalayak tersebut
bersifat meluas, heterogen dan anonim. Dengan adanya heterogenitas tersebut
menyebabkan komunikator kesulitan menyampaikan pesan melalui media massa,
karena setiap individu ingin agar keinginannya terpenuhi.
Khalayak aktif juga dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang
menjadi pendengar, pemirsa dan bebagai komponen isinya. McQuail ( 1996 : 84 )
juga menyatakan bahwa khalayak media mempunyai jumlah yang sangat besar,
heterogen, menyebar, dan anonim serta memiliki kelemahan dalam ikatan
organisai sosial, sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah cepat.
Dengan perbedaan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta tingkat
pengalaman pendengar radio, menjadikan mereka sebagai sasaran komunikasi
massa melalui media massa. Dalam hal ini media massa yang dimaksud adalah
media radio. Komunikasi yang dilakukan oleh media tersebut dikatakan efektif,
jika mengerti, tergerak hatinya dan melakukan aktifitas apa yang diinginkan oleh
pembicara ( Effendi, 1990 : 84 ).
Romli ( 2004 : 26 ) menjelaskan bahwa pendengar radio memiliki
karakteristik tersendiri dengan sifat-sifatnya sebagai berikut:
1.

Heterogen, artinya pendengar adalah massa, yaitu sejumlah orang
yang sangat banyak, dengan sifatnya yang heterogen dan terpencar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

diberbagai tempat yang berlainan. Disamping itu, perbedaan
pendengar juga meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
frame of reference dan field of experience.
2.

Pribadi, karena pendengar bersifat heterogen, maka pesan yang
disampaikan akan dimengerti bila sifatnya pribadi atau personal
sesuai dengan situasi dimana pendengar berada.

3.

Aktif, pendengar radio itu aktif terutama bila mereka menemukan
sesuatu yang menarik dari sebuah materi siaran sebuah stasiun radio,
maka mereka akan aktif berfikir dan melakukan interpretasi.

4.

Selektif, pendengar dapat memilih acara radio dengan leluasa sesuai
dengan program acara yang diminati. Banyaknya stasiun radio yang
dengan acaranya masing-masing saling berlomba untuk memikat
perhatian pendengar dengan menyajikan materi siaran yang bermutu
dan berkualitas.

Pernyataan dari Frank Biocca dalam Littlejohn ( 1999 : 337 ) yang
berkaitan dengan keefektifan pendengar radio sebagai khalayak media dapat
dijadikan acuan dalam penelitian ini :
“The active audience implied by the theories of this genre : the first is
selectivity. Active audience are considered to be selective in the media, they
are choose to use. The second, characteristic is utilarialism. Active audience
are said to use media, to meet particular needs and goals. The third
characteristic is intentionality, which implies the purposeful use to media
content. The fourth characteristic is involvement, or effort. Here, audience are

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

activelly attending, thingking about, andusing the media. Finally, active
audience are believed to be improvisious to influence, or not very easily
persuaded by the media alone”
( Khalayak media dapat dikatakan aktif jika pertama, memiliki selektivitas
dalam memilih media yang digunakan. Kedua, menggunakan media jika
memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu. Ketiga, mengimplikasikan pada
tujuan penggunaan dan isi media. Keempat, terlihat secara aktif untuk
mengikuti, berfikir tentang isi pesan dan media. Kelima, khalayak yang aktif
yakin bahwa mereka sulit untuk dipengaruhi atau tidak mudah dibujuk hanya
untuk media ).
Jadi yang dimaksud dengan pendengar aktif adalah khalayak yang menjadi
sasaran komunikasi. Media massa dalam hal ini radio siaran dengan melakukan
interpretasi terhadap isi pesan media dan memiliki keterlibatan secara aktif untuk
mengikuti atau merespon acara-acara yang ada dalam radio siaran. Dengan kata
lain, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendengar aktif adalah individu
yang pernah melakukan umpan balik berupa respon dalam bentuk curhat, maupun
komentar akan suatu permasalahan yang kemudian dibahas.
2.1.6

Radio Sebagai Pemenuh Kebutuhan Khalayak
Radio adalah salah satu wujud dari media massa, potensinya untuk

komunikasi sangat besar, setiap rumah, desa, kota berada dalam jangkauan
penyiaran Indonesia. Salah satu media yang menjadi pilihan dan masih diminati
oleh masyarakat sampai saat ini adalah radio. Seperti yang dikemukakan oleh
Subiakto, bahwa perkembangan media massa dalam hal ini radio sangat cepat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Bila pada tahun 1987 baru ada 622 buah stasiun radio, terdiri dari 187 milik
pemerintah dan 435 stasiun radio swasta. Tahun 1989, jumlah stasiun radio telah
mencapai 692 buah, terdiri dari 187 milik pemerintah dan 505 milik swasta.
Sedangkan pada 1992 telah berkembang hingga mencapai 735 buah stasiun.
Radio, dengan 187 milik pemerintah dan 548 stasiun swasta. Catatan ini
memperlihatkan dalam lima tahun saja telah tumbuh 113 stasiun radio swasta
baru. Pada tahun 1994, jumlah radio swasta melebihi 600 buah, itu berarti
kompetisi antara radio semakin ketat. Walaupun persaingan antar radio swasta
sangat ketat namun radio tetap menjadi media massa yang murah, fleksibel, aktual
dan dapat didengar sambil melakukan aktifitas yang lain. Sehingga media radio
cocok bagi masyarakat yang sibuk ( Cahyono & Suyanto 1996 : 139 ). Jumlah
stasiun radio di Jawa Timur sendiri pada tahun 2002 adalah 42 buah yang meliputi
wilayah Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan (
Gerbangkertasusila ) serta ditambah Pasuruan, Tuban, dan Bojonegoro ( sumber
data PRSSNI tahun 2002 ).
Radio memiliki karakteristik tersendiri dan berbeda dengan media lain.
Milton mengatakan, radio memiliki kekuatan untuk memilah-milah khalayaknya
dalam segmen-segmen yang kecil, dalam segmen kelompok, usia, keanggotaan
keluarga, perolehan pendapatan maupun pendidikan ( Ishadi, 1999 : 141 ).
Seperti media lain, Suyanto berpendapat bahwa kahadiran media radio di
masyarakat secara normatif memiliki dua tujuan utama. Pertama, menyampaikan
informasi yang berguna bagi pendengar. Kedua, menyajikan paket-paket acara
hiburan yang menarik dan modis ( Cahyono dan Suyanto, 1996 : 143 ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Dengan paket program yang menarik, radio dapat memenuhi kebutuhan
khalayak. Dimana isi media sesuai dengan apa yang diinginkan oleh khalayak ;
dapat diasumsikan bahwa khalayak dalam menggunakan radio dan memilih pesan
bukanlah hal yang kebetulan atau dipengaruhi oleh faktor eksternal, namun suatu
perilaku yang didukung oleh motif tertentu. Adanya pernyataan bahwa radio radio
dapat memenuhi sejumlah kebutuhan khalayak, berawal dari asumsi teori Uses
and Gratification yang menyatakan bahwa pada dasarnya setiap individu
memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan inilah yang akhirnya
memunculkan motif menggunakan media massa khususnya dalam hal ini adalah
radio.
Khalayak mempunyai berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh
media massa dan pengkonsumsian media hanya untuk memuaskan kebutuhan
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ( McQuail dan Windhl, 1993 : 134 ).
Misalnya bila kita sedang sendiri, maka media dapat menjadi teman bagi
seseorang. Bila seseorang membutuhkan suatu informasi, maka media juga dapat
menjadi media belajar. Bila perasaan kita sedang tidak baik, maka media juga
dapat menjadi hiburan. Steven H Coffee dalam Rakhmat ( 1998 : 222 )
mengungkapkan bahwa media massa mampu menghilangkan perasaan yang tidak
enak dan mampu menumbuhkan perasaan tertentu pada diri individu. Namun,
pada saat yang sama, kebutuhan tersebut dapat dipuaskan oleh sumber lain selain
media ( teman, orang tua, hobi, dan dari komunikasi antar pribadi ).
Konsep khalayak yang begitu selektif dalam memilih isi media,
dikarenakan dorongan sejumlah kebutuhan yang dapat terpenuhi melalui

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

konsumsi media massa tertentu, sehingga khalayak beranggapan bahwa media
massa berfungsi sebagai alat pemuas kebutuhan yang bisa diperoleh oleh
khalayak. McQuail ( 1996 : 72 ) berpendapat bahwa ada empat tipologi fungsi
media massa bagi individu, yaitu sebagai : 1. Identitas pribadi, 2. Informasi, 3.
Hiburan, 4. Integrasi dan interaksi sosial.
Walaupun media massa berharap untuk selalu dapat memenuhi seluruh
kebutuhan khalayaknya, namun pada kenyataannya tidak ada satupun yang dapat
memenuhi harapan tersebut. Sama halnya dengan radio, yang merupakan salah
satu media elektronik yang bersifat auditif, dimana hanya dapat didengar saja, dan
mempunyai fungsi sebagai sarana hiburan, penerangan, dan pendidikan ( Effendi,
1992 : 5 ). Fungsi tersebut digunakan oleh individu sebagai sarana untuk
mendapatkan kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan mereka. Sarana pemuas
tersebut diperoleh melalui jenis isi pesan yang ditampilkan, dalam hal ini adalah
acara yang disiarkan radio. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa dengan
mendengarkan radio setiap individu dapat memperoleh kepuasan setelah
mendengarkan acara tertentu. Dalam hal ini yang dimaksud adalah program acara
“Pro2 Online” di RRI Pro2 FM.

2.1.7

Teor i Uses and Gratifications
Awal mula munculnya riset uses and gratification adalah adanya

pandangan bahwa komunikasi tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi
khalayak. Inti dari teori riset uses and gratification adalah khalayak pada dasarnya
menggunakan media berdasarkan motif tertentu. Media dianggap berusaha

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

memenuhi motif khalayak. Apabila motif tersebut terpenuhi maka kebutuhan
khalayak juga akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi
kebutuhan khalayak disebut media yang efektif ( Kriyantono, 2007 : 204 ).
Pendekatan Uses and Gratifications muncul akibat ketidak puasan para
peneliti terhadap penelitian-penelitian sebelumnya yang gagal membuktikan
bahwa khalayak langsung dapat dipengaruhi oleh media massa ( mcQuail 1993 :
133 ).
Model Uses and Gratification menurut Elihu Katz ( 1956 ) menunjukkan
bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah
sikap dan perilaku khalayak, tetapi

bagaimana media memenuhi kebutuhan

pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya adalah pada khalayak aktif yang
sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendi, 1993: 289 ).
Beberapa asumsi dasar dari pendekatan Uses and Gratifications menurut
Eluhu Katz, Gurevitch, dan Haas ( 1973 ), Rosegren dan Windhl dalam Hapsari (
2002 : 28 ) adalah sebagai berikut:
1. Khalayak itu aktif.
2. Banyak pengguna media dipersepsi memiliki tujuan.
3. Media massa harus bersaing dengan sumber lainnya untuk memenuhi
kepuasan kebutuhan.
4. Pemilihan media berkaitan dengan inisiatif khalayak dan sifat
kebutuhannya.
5. Konsumsi media dapat memenuhi sejumlah besar gratifikasi, akan
tetapi,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

6. Isi media sendiri tidak dapat digunakan untuk memprediksi pola-pola
gratifikasi secara tepat karena,
7. Struktur media memiliki tingkat karakteristik sendiri-sendiri yang
dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan waktu yang berbeda, karena
8. Gratifications Obtained dapat diperoleh dari isi media tereksposure di
dalamnya atau terjadi dalam situasi sosial.
Menurut Rosegren dan Windhl, penelitian Uses and Gratifications ini
biasanya dinyatakan secara tidak langsung sebagai pendekatan fungsional.
Kerangka analisa Uses and Gratifications bertujuan untuk melihat mengapa
khalayak menggunakan media tertentu dan kepuasan apa yang ingin diperoleh
dari media tertentu. Menurut Merton ( 1968 : 76 ), di dalam suatu masyarakat
selalu ada bermacam-macam tuntutan dan tersedianya sesuatu yang mempunyai
fungsi yang dapat memuaskan tuntutan khalayak tersebut, sedangkan pemuasan
kebutuhan itu merupakan tujuan atau konsekuensi dari aktifitas.
Setiap manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan dasar dan khalayak
dapat secara aktif memilih media massa untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga
dapat menimbulkan kepuasan dari penggunaan media tersebut. Khalayak
mempunyai berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan dan dengan menggunakan
media, berharap dapat terpenuhi sebagian kebutuhannya. Katz, Gurevitch dan
Haas mendefinisikan jenis kebutuhan dalam kaitannya dengan penggunaan media
adalah sebagai berikut:
1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

Kebutuhan berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan
pemahaman atas lingkungan.
2. Affective needs (kebutuhan afeksi)
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis,
menyenangkan dan emosional.
3. Personal integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif)
Kebutuhan

yang

berkaitan

dengan

peneguhan

kredibilitas,

kepercayaan, stabilitas dan status individual.
4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif)
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak antar anggota
keluarga, teman dan dunia.
5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan)
Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan,
ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.
Permasalahan utama yang dibahas pada Uses and Gratifications bukanlah
bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media
memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak ( Katz dalam effendi, 2000 :
289 ). Jadi nilainya ada pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan
media untuk mencapai tujuan khusus. Kepuasan khalayak terbagi menjadi dua,
yaitu Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

2.1.8

Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO)
Dalam Uses and Gratifications terdapat enam kategori penelitian utama

yang dapat dijadikan sebagai bidang-bidang penelitian, yaitu (Subiakto, 1995 :
20):
1. Gratification media yang berasal dari latar belakang sosial dan
psikologi.
2. Pendekatan nilai-nilai yang diharapkan.
3. Kegiatan khalayak.
4. Gratification Sought dan Gratification Obtained.
5. Gratifikasi dan konsumsi media.
6. Gratifikasi dan efek media.
Dalam penelitian ini, bidang yang akan dipergunakan adalah Gratification
Sought dan Gratification Obtained. Gratification Sought adalah kepuasan yang
diharapkan, diinginkan, atau dicari oleh individu

Dokumen yang terkait

Respon pendengar aktif Radio Elgangga 1003 FM terhadap program acara agama islam dawai wayah petang

0 5 90

KEPUASAN PENDENGAR AKTIF RADIO SONORA FM (Studi Deskriptif Tentang Kepuasan Pendengar Aktif Terhadap Program Acara Voice de Campus di Radio SONORA FM Surabaya).

0 0 111

MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA “CAMPUR SARI” DI 88,9 RADIO JT FM SURABAYA (Studi Deskriptif Tentang Motif Pendengar Aktif Acara “CAMPUR SARI” Di 88,9 Radio JT FM Surabaya).

0 0 91

MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA “CAMPUR SARI” DI 88,9 RADIO JT FM SURABAYA (Studi Deskriptif Tentang Motif Pendengar Aktif Acara “CAMPUR SARI” Di 88,9 Radio JT FM Surabaya).

0 1 89

MOTIF PENDENGAR AKTIF MENDENGARKAN PROGRAM ASIASIK (Asia Musik) DI RADIO SONORA 98.0 FM SURABAYA (Studi deskriptif tentang motif pendengar radio Sonora 98.0 Fm Surabaya).

0 1 86

MOTIF PENDENGAR AKTIF RADIO PRAMBORS FM SURABAYA ( Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pendengar Radio Prambors FM Surabaya Dalam Program Acara “Afternoon Show”).

2 4 78

MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA “ONO OPO REK” DI 93,3 RADIO EL VICTOR FM SURABAYA (Studi Deskriptif Tentang Motif Pendengar Aktif Acara “Ono Opo Rek” Di 93,3 Radio el Victor FM Surabaya).

2 9 94

kul mikro st fs sel pro2

0 0 22

KEPUASAN PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA ”PRO2 ONLINE” DI RRI PRO2 FM SURABAYA

0 0 18

KEPUASAN PENDENGAR AKTIF RADIO SONORA FM (Studi Deskriptif Tentang Kepuasan Pendengar Aktif Terhadap Program Acara Voice de Campus di Radio SONORA FM Surabaya)

0 0 25