Pengaruh Ketepatan Sasaran Anggaran, Sistem Pengendalian Manajerial Sektor Publik dan Sistem Pelaporan pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan.

(1)

PENGARUH KETEPATAN SASARAN ANGGARAN, SISTEM PENGENDALIAN MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK DAN SISTEM PELAPORAN PADA AKUNTABILITAS KINERJA SKPD KABUPATEN

TABANAN SKRIPSI

Oleh :

IDA AYU MADE DWIKI PARAMITHA NIM : 1206305041

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANAN

DENPASAR 2016


(2)

i

PENGARUH KETEPATAN SASARAN ANGGARAN, SISTEM PENGENDALIAN MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK DAN SISTEM PELAPORAN PADA AKUNTABILITAS KINERJA SKPD KABUPATEN

TABANAN SKRIPSI

Oleh :

IDA AYU MADE DWIKI PARAMITHA NIM : 1206305041

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagai persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayanan

Denpasar 2016


(3)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal 20 April 2016.

Tim Penguji:

Tanda tangan 1. Ketua : Ni LuhSupadmi, SE.,M.Si., Ak ... 2. Sekretaris : Dr. Dra. Gayatri, M.Si.,Ak., CA ... 3. Anggota :KomangAyuKrisnadewi, SE.,M.Si., Ak ...

Mengetahui,

KetuaJurusanAkuntansi Pembimbing

Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si Dr. Dra. Gayatri, M.Si.,Ak., CA NIP: 19641225 199303 1 003 NIP: 19651031 199103 2 002


(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, April 2016 Mahasiswa,

Ida Ayu Made Dwiki Paramitha NIM:1206305041


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul Pengaruh Ketepatan Sasaran Anggaran, Sistem Pengendalian Manajerial Sektor Publik dan Sistem Pelaporan pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. I Nyoman Mahendra Yasa, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS., Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si, dan I Gst Ngr. Agung Suaryana, SE., M.Si., AK masing-masing sebagai Ketua dan sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Dr. Dra. Gayatri, M.Si., Ak., CA selaku dosen pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasi selama penyelesaian Skripsi ini.

5. Ni Luh Supadmi, SE., M.Si., AK selaku dosen pembahas dalam seminar UP atas bimbingan, masukan serta motivasi selama penyelesaian Skripsi ini. 6. Komang Ayu Krisnadewi, SE., M.Si., AK selaku penguji atas berbagai

masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Dr. Ketut Budiartha, SE., M.Si., AK sebagai Pembimbing Akademik.

8. Pihak SKPD di Kabupaten Tabanan yang telah bersedia meluangkan waktu dalam pengisian data di dalam kuesioner.

9. Keluarga tercinta Ida Bagus Ketut Tapa Paramartha, Ida ayu Made Ratih Adnyani, Ida Ayu Putu Nova Paramitha atas doa dan dukungan yang tiada henti selama penulis menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.


(6)

v

10. Kerabat terdekat Ida Bagus Ketut Tri Santika, Yoshi Antari, Arie Paratiwi, Wilayanti, Aditya Mahendra yang telah memberikan semangat dan dukungan sehingga penulis termotivasi dalam penulisan skripsi ini.

11. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab atas semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, April 2016 Penulis


(7)

vi

Judul : Pengaruh Ketepatan Sasaran Anggaran, Sistem Pengendalian Manajerial Sektor Publik dan Sistem Pelaporan pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan

Nama : Ida Ayu Made Dwiki Paramitha NIM : 1206305041

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketepatan sasaran anggaran, sistem pengendalian manajerial sektor publik dan sistem pelaporan pada akuntabilitas kinerja. Penelitian ini dilaksanakan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Tabanan. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 41 SKPD dan jumlah sampel yang diteliti yaitu 123 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ketepatan sasaran anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan. Hal ini berarti adanya peningkatan ketepatan sasaran anggaran dalam tindakan terhadap setiap kegiatan dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan . Sistem pengendalian manajerial sektor publik juga bepengaruh positif dan signifikan pada akuntabilitas kinerja SKPD. Hal ini menunjukkan peningkatan sistem pengendalian manajerial terhadap akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja SKPD. Hal tersebut menunjukkan apabila sistem pelaporan baik akan dapat meningkatkan akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan.

Kata Kunci:ketepatan sasaran anggaran, pengendalian manajerial sektor publik, pelaporan, akuntabilitas.


(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Kegunaan Penelitian... 8

1.5. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 LandasanTeori... 10

2.1.1 Teori Goal-Setting... 10

2.1.2 Teori Agensi... 11

2.1.3 Teori Entitas... 12

2.1.4 Pengertian Anggaran... 13

2.1.5 Akuntansi Sektor Publik ... 13

2.1.6 Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 14

2.1.7 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah... 15

2.1.8 Sistem Pelaporan... 16

2.1.9 Ketepatan Anggaran... 17

2.1.10 Sistem Pengendalian Manajerial ... 18

2.2 Hipotesis Penelitian ... 19

2.2.1 Pengaruh Ketepatan Sasaran Anggaran pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan... 19

2.2.2 Pengaruh Sistem Pengendalian Manajerial Sektor Publik pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan... 20

2.2.3 Pengaruh Sistem Pelaporan pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan... 21


(9)

viii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian... 22

3.2 Lokasi Penelitian atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 22

3.3 Obyek Penelitian ... 22

3.4 Identifikasi Variabel... 23

3.5 Definisi Operasional Variabel... 23

3.6 Jenis dan Sumber Data... 25

3.6.1 Jenis Data ... 25

3.6.2 Sumber Data... 25

3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel ... 26

3.7.1 Populasi... 26

3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 26

3.8 Metode Pengumpulan Data... 27

3.9 Teknik Analisis Data... 27

3.9.1 Instrumen Penelitian... 28

3.9.2 Uji Asumsi Klasik... 29

3.9.3 Statistik Deskriptif ... 30

3.9.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 30

3.9.5 Metode Pengujian Hipotesis ... 31

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Kabupaten Tabanan... 33

4.2 Data Penelitian ... 35

4.2.1 Responden Penelitian... 35

4.2.2 Profil Responden... 36

4.3 Hasil Penelitian ... 37

4.3.1 Hasil Statistik Deskriptif... 37

4.4 Pengujian Instrumen Penelitian... 38

4.4.1 Uji Validitas Instrumen... 38

4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 41

4.5 Uji Asumsi Klasik... 41

4.5.1 Uji Normalitas... 41

4.5.2 Uji Heterokedastisitas ... 42

4.5.3 Uji Multikolinearitas ... 42

4.6 Analisis Regresi Linier Berganda ... 44

4.6.1 Koefisien Determinasi... 45

4.6.2 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 46

4.6.3 Uji Hipotesis (Uji t)... 47

4.7 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 47

4.7.1 Pengaruh Ketepatan Sasaran Anggaran pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan... 47


(10)

ix

4.7.2 Pengaruh Sistem Pengendalian Manajerial Sektor Publik pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten

Tabanan ... 48

4.7.3 Pengaruh Sistem Pelaporan pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan ... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 50

5.2 Saran... 51

DAFTAR RUJUKAN... 52


(11)

x

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Rincian SKPD di Kabupaten Tabanan... 34

4.2 Rincian Pengiriman dan Pengambilan Kuesioner... 35

4.3 Demografi Responden ... 36

4.4 Hasil Statistik Desktiptif . ... 37

4.5 Hasil Pengujian Validitas . . ... 40

4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 41

4.7 Hasil Uji Normalitas . ... 42

4.8 Hasil Uji Herokedastisitas ... 43

4.9 Hasil Uji Multikolinearitas 43

4.10 Hasil Regresi Linier Berganda .. 44

4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 46


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian... 58

2 Data Ordinal... ... 64

3 Hasil Uji Validitas Instrumen... 80

4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 86

5 Hasil Uji Normalitas... 90

6 Hasil Uji Heterokedastisitas dan Multikolinearitas... 91


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial (Pratiwy, 2013). Menyusun suatu anggaran pemerintah harus berdasarkan pemikiran untuk mensejahterakan masyarakat, tidak dipergunakan untuk kepentingan masing-masing orang yang menyusun anggaran pemerintah (Mardiasmo, 2009:61).Anggaran bagi sektor publik adalah alat untuk mencapai tujuan dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang terintegrasi, karena output dari perencanaan adalah penganggaran. Anggaran sektor publik harus dapat merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat, serta dapat menentukan penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat atau pemerintah daerah (Halim dan Muhamad, 2014). Pengelolaan pemerintah daerah yang berakuntabilitas memiliki kaitan dengan anggaran pemerintah daerah. Anggaran di pemerintahan sangat penting, karena berhubungan dengan fungsi dari pemerintah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Akuntabilitas melalui anggaran meliputi penyusunan anggaran sampai dengan pelaporan anggaran (Lesmana, 2014).


(15)

2

Akuntabilitas adalah perwujudan pertanggungjawaban seseorang atau unit organisasi, dalam mengelola sumber daya yang telah diberikan dan dikuasai dalam rangka pencapaian tujuan melalui suatu media berupa laporan akuntabilitas kinerja secara periodik. Akuntabilitas juga merupakan salah satu unsur pokok yang harus dipenuhi dalam mewujudkan good governance yang saat ini sedang diupayakan di Indonesia. Melalui laporan akuntabilitas masyarakat dapat menilai apakah pemerintah daerah telah mencapai tujuan yang diharapkan, dan apakah kepercayaan yang diberikan untuk mengelola sumber daya yang ada telah dimanfaatkan dengan baik, dengan kata lain apakah pemerintah telah bekerja dengan ekonomis, efisien dan efektif. Pengelolaan pemerintah daerah yang berakuntabilitas memiliki keterkaitan dengan anggaran pemerintah daerah.

Instansi pemerintah yang berkewajiban menerapkan sistem akuntabilitas kinerja dan menyampaikan pelaporannya adalah instansi dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Penanggung jawab penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah pejabat yang secara fungsional bertanggungjawab melayani fungsi administrasi di instansi masing-masing, selanjutnya pimpinan instansi bersama tim kerja harus mempertanggungjawabkan dan menjelaskan keberhasilan/kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya. LAKIP adalah media akuntabilitas yang dapat dipakai oleh instansi pemerintah dalam melaksanakan kewajiban dan menjawab kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder). Kinerja pengelolaan manajemen pemerintahan tercermin dari LAKIP yang dapat menginformasikan sejauh mana kinerja sebuah instansi. LAKIP Satuan


(16)

3

Kerja Perangkat Daerah yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan daerah seperti sistem perencanaan nasional, penganggaran menggunakan anggaran berbasis kinerja, penatausahaan keuangan daerah yang mengatur tentang mekanisme pertanggungjawaban belanja, pelaporan dan pertanggungjawaban serta pengawasan keuangan daerah melalui audit intern. Penerapannya tidak lepas dari kemampuan pemerintah daerah ke dalam program-program kerja yang pro rakyat sebagai kekuatan yang dimiliki oleh pemerintah guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efisien dan efektif (Ary, 2015).

Ketepatan sasaran anggaran dalam sistem pemerintahan daerah merupakan hal yang sangat diperlukan untuk mengetahui kinerja yang terjadi di lapangan apakah tepat pada sasaran pembangunan dan perkembangan masyarakat. Aparatur pemerintah daerah dalam hal ini memiliki kejelasan untuk mengelola keuangan dengan tepat sehingga penyusunan anggaran pada periode selanjutnya dapat tercapai dengan baik pada instansi pemerintah. Ketepatan sasaran anggaran pada pemerintah daerah akan memberikan implikasi terhadap kinerja aparatur daerah yang lebih baik, maka hasil akhir dari kinerja sendiri merupakan hasil akhir (output) organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi (Pratiwy, 2013). Penelitian tentang kejelasan anggaran sudah banyak dilakukan, sementara penelitian tentang ketepatan sasaran anggaran masih sedikit dilakukan. Astari (2015) dalam penelitiannya menemukan ketepatan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap akuntabilitas kinerja SKPD. Anjarwati (2012) dan Wahyuni (2012) meneliti tentang kejelasan sasaran anggaran


(17)

4

berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, sedangkan Herawaty (2011) menemukan bahwa kejelasan sasaran anggaran memiliki pengaruh negatif terhadap akuntabilitas instansi pemerintah.

Kegiatan sektor publik saat ini merupakan kegiatan yang memiliki perhatian serius dalam masyarakat. Perencanaan tujuan, sasaran operasional, sampai dengan hasil yang diinginkan merupakan kerangka pemikiran mutlak yang diinginkan oleh setiap pemerintah. Untuk dapat merealisasikan hal ini, pemerintah dapat melakukan pengendalian dalam setiap proses pelaksanaannya. Sistem pengendalian manajerial yang terdapat pada sektor publik dapat menjadi suatu alat untuk mempercepat dalam ketepatan hasil yang diinginkan pemerintah. Sistem pengendalian sektor publik berfokus pada bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai (Astari, 2015). Penelitian tentang pengendalian manajerial sektor publik yang dilakukan oleh Astari (2015), Tresnawati (2012), Yosefrinaldi (2011) dan Febrianti (2012) menemukan pengendalian manajerial sektor publik berpengaruh positif signifikan pada akuntabilitas kinerja SKPD, sedangkan penelitian yang dilakukan Lesmana (2014) mengatakan bahwa kinerja manajerial tidak mampu memoderasi hubungan antara kejelasan sasaran anggaran, sistem pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan kota Palembang.

Sistem pelaporan merupakan refleksi kewajiban untuk merepresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas dan sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan. Sistem pelaporan yang baik diperlukan agar dapat


(18)

5

memantau dan mengendalikan kinerja manajer dalam mengimplementasikan anggaran yang telah ditetapkan. Pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi keuangan dan informasi lainnya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (2000) mengemukakan, laporan yang baik adalah laporan harus disusun secara jujur, obyektif, dan transparan.

Laporan umpan balik (feedback) diperlukan untuk mengukur aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kinerja dan akuntabilitas pada pelaksanaan suatu rencana atau waktu mengimplementasikan suatu anggaran, sehingga manajemen dapat mengetahui hasil dari pelaksanaan rencana atau pencapaian sasaran anggaran yang ditetapkan (Wahyuni, 2014). Penelitian yang dilakukan Herawaty (2011) menyatakan bahwa secara parsial variabel sistem pelaporan berpengaruh positif terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Wahyuni (2014) dan Anjarwati (2012) menunjukkan bahwa sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, sedangkan dalam penelitian Eko (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah menyatakan bahwa sistem pelaporan tidak berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas kinerja intansi pemerintah.

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan ketepatan sasaran anggaran sudah pernah diteliti oleh Astari (2015) dengan judul Pengaruh Ketepatan Anggaran


(19)

6

dan Pengendalian Manajerial Sektor Publik pada Akuntabilitas Kinerja SKPD. Hasil penelitian Astari menyatakan bahwa ketepatan anggaran dan pengendalian manajerial sektor publik berpengaruh positif dan signifikan pada akuntabilitas kinerja SKPD.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel yang diteliti dan obyek penelitian. Variabel yang diteliti pada penelitian sebelumnya adalah pengaruh ketepatan sasaran anggaran, pengendalian manajerial sektor publik dan akuntabilitas kinerja SKPD, sedangkan pada penelitian ini menambahkan satu variabel yang diteliti yaitu variabel sistem pelaporan. Obyek pada penelitian sebelumnya adalah SKPD Kota Denpasar, sedangkan obyek pada penelitian ini adalah SKPD Kabupaten Tabanan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang lebih banyak meneliti tentang kesenjangan anggaran dibandingkan dengan ketepatan sasaran. Penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Ketepatan Sasaran Anggaran, Sistem Pengendalian Manajerial Sektor Publik dan Sistem Pelaporan pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan .

1.1 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut:

1) Apakah ketepatan sasaran anggaran berpengaruh pada akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan?


(20)

7

2) Apakah sistem pengendalian manajerial sektor publik berpengaruh pada akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan?

3) Apakah sistem pelaporan berpengaruh pada akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diuraikan tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut :

1) Untuk megetahui pengaruh ketepatan sasaran anggaran pada akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan.

2) Untuk mengetahui pengaruh pengendalian manajerial sektor publik pada akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan.

3) Untuk mengetahui pengaruh sistem pelaporan pada akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas gambaran, pengetahuan, wawasan serta informasi di bidang Akuntansi Sektor Publik khususnya mengenai pengaruh ketepatan sasaran anggaran, sistem pengendalian


(21)

8

manajerial sektor publik dan sistem pelaporan pada akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan.

2) Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak pemerintah daerah khususnya kepada pemerintah Kabupaten Tabanan dalam hal penggunaan anggaran, pengendalian manajerial dan sistem pelaporan dalam hal akuntabilitas kinerja di pemerintah daerah Kabupaten Tabanan.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan yang lainnya.

Bab I Pendahuluan

Pendahuluan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis penelitian

Teori yang dipergunakan dalam mendukung penelitian ini yaitu teori goal-setting, teori agensi, teori entitas, pengertian anggaran, akuntansi sektor publik, kinerja satuan kerja perangkat daerah, akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, sistem pelaporan, ketepatan anggaran dan sistem pengendalian manajerial.


(22)

9 Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, dan definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, teknik analisis data.

Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum SKPD, deskripsi reponden, hasil pengujian instrumen penelitian, hasil uji asumsi klasik, hasil analisis regresi linier berganda dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini menguraikan mengenai simpulan yang didapat berdasarkan uraian yang telah dibuat pada bab sebelumnya, serta saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi peneliti berikutnya.


(23)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.2 Landasan Teori

2.1.1 TeoriGoal-Setting

Teori ini mengemukakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh dua cognitions yaitu values dan intentions (tujuan). Values merupakan apa yang dihargai seseorang sebagai upaya mendapatkan kemakmuran. Orang telah menentukan goal atas perilakunya di masa depan dan goal tersebut akan mempengaruhi perilaku yang sesungguhnya. Goal-settingmengijinkan individu untuk melihat hasil kerja disaat ini dan membandingkannya dengan hasil kerja dimasa lalu. Hal ini akan menimbulkan sebuah motivasi tersendiri bagi individu untuk berusaha lebih baik lagi. Teori ini juga menyatakan bahwa perilaku individu diatur oleh ide dan niat seseorang. Sasaran dapat dipandang sebagai tujuan atau tingkat kinerja yang ingin dicapai oleh individu.

Penelitian yang menggunakan pendekatan teori tujuan memfokuskan hubungan antara desain pengendalian manajemen terhadap variabel motivasi seperti motivasi, komitmen organisasi, kinerja serta kepuasan kerja (Suartana, 2010). Umumnya, manajer menerima penetapan tujuan sebagai hal yang sangat berarti untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja (Badriyah, dkk 2013). Latham dan Locke (1979) menyakatan bahwa sesungguhnya sasaran (goal) merupakan sesuatu yang sederhana ataupun biasa, melainkan harus ditanggapi dengan perencanaan yang matang. Salah satu bentuk nyata dari penerapangoal settingadalah anggaran. Sebuah


(24)

11

anggaran tidak hanya mengandung rencana dan jumlah nominal yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan, tetapi juga mengandung sasaran yang spesifik, yang ingin dicapai organisasi. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, temuan dari goal setting theory adalah bahwa orang yang diberi tujuan yang spesifik, sulit tetapi dapat dicapai, memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan orang-orang yang menerima tujuan yang mudah dan spesifik atau tidak ada tujuan sama sekali.

2.1.2 Teori Agensi

Hubungan agensi terjadi ketika satu atau beberapa pihak (prinsipal) mempekerjakan pihak lain (agen) dengan tujuan mendelegasikan tanggung jawab kepada agen. Menurut pandangan prinsipal kompensasi yang diberikan kepada agen tersebut didasarkan pada hasil, sedangkan menurut agen dia lebih suka kalau sistem kompensasi tersebut tidak semata-mata melihat hasil tetapi juga tingkat usahanya. Mendefinisikan teori keagenan secara umum mengasumsikan bahwa kinerja organisasi ditentukan oleh usaha dan pengaruh kondisi lingkungan (Suartana 2010:183).

Teori agensi, (Jensen dan Meckling, 1979) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih (prinsipal) menyewa orang lain (agen) dalam melakukan beberapa jasa yang digunakan untuk kepentingan mereka dan mendelegasikan tugas yang diberikan kepada agen dimana agen tidak dalam kepentingan memaksimumkan kesejahteraan prinsipal, tetapi mempunyai kecenderungan mementingkan diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan


(25)

12

pemilik. Teori agensi menjelaskan bahwa insentif memiliki peran penting dalam memotivasi dan mengontrol kinerja individu karena individu memiliki kepentingan untuk meningkatkan kesejahteraannya (Bonner dan Sprinkle, 2002). Rencana insentif dapat didasarkan pada kinerja dalam tahun berjalan (jangka pendek) dan pencapaian jangka panjang. Jenis-jenis insentif secara ringkas adalah penghargaan keuangan, seperti: kemungkinan promosi, peningkatan tanggung jawab, peningkatan otonomi, kondisi geografis yang baik dan pengakuan (Anthony dan Govindarajan, 2005). 2.1.3 Teori Entitas

Teori entitas menganggap organisasi sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomi yang berdiri sendiri atas nama sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam organisasi dan kesatuan ekonomi tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Dalam persepektif ini, akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan pemilik. Kesatuan usaha merupakan pusat pertanggungjawaban dan laporan keuangan merupakan medium laporan pertanggungjawabannya. Mekanisme keuangan negara di Indonesia, teori ataupun konsep entitas telah diaplikasikan. Istilah entitas pelaporan masuk dalam khasanah perundang-undangan melalui penjelasan pasal 51 ayat (2) dan ayat (3) dalam UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang berbunyi tiap-tiap kementerian Negara/lembaga merupakan entitas pelaporan yang tidak hanya wajib menyelenggarakan akuntansi, menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan .


(26)

13 2.1.4 Pengertian Anggaran

Mardiasmo (2009:61) mendefinisikan anggaran sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Menurut Mahsun, dkk (2007) mendefinisikan anggaran sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang akan dicapai oleh suatu organisasi dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran moneter. Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan aktivitas yang penting karena berkaitan dengan proses penentuan alokasi dana untuk setiap program maupun aktivitas. Abernethy dan Brownell (1999) mengatakan, saat anggaran dibuat dengan proses interaktif, maka anggaran tersebut dapat menjadi alat perencanaan, evaluasi dan kontrol yang baik dalam implementasi rencana strategi.

Riansah (2013) mengatakan bahwa anggaran merupakan suatu alat penting dalam perencanaan dan pengendalian manajemen yang dinyatakan dalam satu ukuran finansial tertentu untuk mencapai tujuan organisasi dalam kurun waktu yang relatif singkat. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

2.1.5 Akuntansi Sektor Publik

Teori akuntansi memiliki kaitan erat dengan akuntansi keuangan, terutama pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Sektor swasta yang perkembangan


(27)

14

akuntansinya lebih pesat saja oleh beberapa ilmuwan masih dipertanyakan apakah sampai saat ini benar-benar memiliki teori akuntansi yang mapan (Mega, 2015). Pengembangan teori sektor publik perlu memperhatikan praktik yang saat ini dilakukan. Hal ini terkait dalam upaya untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yang mampu menyajikan informasi keuangan yang relevan dan dapat diandalkan (reliabel).

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (PP No 24 tahun 2005) laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan untuk satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan dan membantu menemukan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

2.1.6 Kinerja Satuan Perangkat Daerah

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi (Bastian, 2006). Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, mengartikan kinerja adalah keluaran atau hasil dari kegiatan atau program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan


(28)

15

penggunaan anggaran dengan kualitas dan kuantitas yang terukur. Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah, satuan kerja perangkat daerah adalah perangkat daerah pada pemerintahan daerah selaku pengguna anggaran atau barang, sedangkan kinerja satuan kerja perangkat daerah merupakan pengukuran keberhasilan organisasi dalam pencapaian tujuannya dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pelayanan yang dicapai.

Peningkatan kinerja sektor publik merupakan hal yang bersifat komprehensif, dimana setiap SKPD pengguna anggaran (badan/dinas/biro/kantor) akan menghasilkan tingkat kinerja yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan rasa tanggung jawab yang mereka miliki. Semakin baik tingkat pengelolaan keuangan oleh pengguna anggaran maka akan semakin tinggi tingkat kinerja SKPD.

2.1.7 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Akuntabilitas merupakan sifat umum dari hubungan otoritas asimetri misalnya yang diawasi dengan pengawasannya, agen dengan prinsipal, yang mewakili dengan yang diwakili, dan sebagainya. Kedua konsep tersebut sebetulnya juga mempunyai perbedaan fokus dan cakupannya. Responsibilitas lebih bersifat internal sebagai pertanggungjawaban bawahan kepada atasan yang telah memberikan tugas dan wewenang yang biasanya terbatas pada bidang keuangan saja, sedangkan akuntabilitas lebih bersifat eksternal sebagai tuntutan pertanggungjawaban dari masyarakat terhadap apa saja yang telah dilakukan oleh para pejabat atau aparat.


(29)

16

Menyusun akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, harus berdasarkan pada indikator-indikator tertentu. Indikator kinerja menggunakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang memberi gambaran mengenai tingkat pencapaian suatu sasaran atau tanggung jawab yang telah ditetapkan dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu:

1) Indikator masukan (input) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan atau peraturan perundang-undangan.

2) Indikator keluaran (output) yaitu sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dan suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan atau non fisik.

3) Indikator hasil (outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka mengengah (efek langsung). 4) Indikator manfaat (benefit) yaitu sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir

dan pelaksanaan kegiatan.

5) Indikator dampak (impact) yaitu pengaruh yang ditimbulkan, baik besifat positif maupun negatif, pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

2.1.8 Sistem Pelaporan

Pemerintah daerah selaku pengelola dana publik harus mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara aktual, relevan, tepat waktu, konsisten dan dapat dipercaya. Menurut UU 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara laporan keuangan meliputi laporan realisasi APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja


(30)

17

Daerah), neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan. Pemerintahan daerah dituntut untuk memiliki sistem informasi akuntansi yang andal. Sistem informasi akuntansi yang dimiliki pemerintah daerah masih lemah, maka kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan sistem tersebut dapat menyesatkan bagi yang berkepentingan terutama dalam hal pengambilan keputusan.

Menurut Bastian (2010: 297) pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas serta sumber daya yang harus dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini merupakan wujud dari proses akuntabilitas kinerja. Setiap instansi pemeritah berkewajiban untuk menyiapkan, menyusun, dan melaporkan laporan keuangan secara tertulis, periodik dan melembaga. Laporan keuangan instansi pemerintah merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh instansi pemerintah. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja instansi pemerintah satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran pemerintah. Pelaporan kinerja oleh instansi pemerintah ini dituangkan dalam dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

2.1.9 Ketepatan Sasaran Anggaran

Ketepatan sasaran anggaran dan perkiraan anggaran dimonitor secara berkala dalam setahun dan dibandingkan dengan hasil aktual (realisasi). Mengukur kinerja pegawai dalam penganggaran, yaitu kinerja mereka dalam mencapai target anggaran


(31)

18

melibatkan penilaian terhadap ketepatan sasaran anggaran dan peramalan selama periode tertentu yang dibandingkan dengan hasil aktual (realisasi). Menurut Astari (2015), ketepatan sasaran anggaran merupakan perbandingan antara anggaran dan realisasinya. Ketepatan sasaran anggaran pada pemerinthan daerah akan memberikan implikasi terhadap kinerja aparatur daerah yang lebih baik.

2.1.10 Sistem Pengendalian Manajerial

Sistem pengendalian manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian dilakukan pada pelaksanaan tugas setiap personil yang sesuai dengan wewenang yang diberikan dengan memperhatikan penyampaian informasi dari setiap unit yang ada dalam organisasi (Astari, 2015). Struktur pengendalian manajemen memfokuskan pada pusat-pusat pertanggungjawaban (Astari, 2015). Banyak proses pengendalian manajemen melibatkan interaksi informasi antara seseorang manajer dengan manajer lain dan bawahannya. Interaksi informal ini menjadi bagian dalam suatu sistem perencanaan dan pengendalian formal. Pengendalian manajemen dalam suatu proses dimulai dengan pengendalian pada proses penyusunan program. Setelah program disusun berdasarkan visi dan misi dalam suatu organisasi kemudian dilakukan penyusunan anggaran.


(32)

19 2.2 Hipotesis Penelitian

2.1.2 Pengaruh Ketepatan Sasaran Anggaran pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan

Berdasarkan teori goal-setting dan penelitian-penelitian terdahulu dengan adanya kejelasan sasaran anggaran yang dinyatakan secara spesifik akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi sehingga akan mendorong pegawai untuk melakukan yang terbaik dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Meningkatnya kejelasan sasaran anggaran akan diikuti dengan meningkatnya ketepatan anggaran pendapatan dan belanja di SKPD (Astari, 2015).

Penelitian-penelitian tentang kejelasa anggaran sudah banyak dilakukan, sementara penelitian tentang ketepatan sasaran anggaran sepanjang pengetahuan penulis sedikit dilakukan. Penelitian Pratiwy (2013) mengenai pengaruh kejelasan sasaran anggaran dan desentralisasi terhadap kinerja pemerintahan daerah SKPD Kota Padang menunjukkan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah. Anjarwati (2012) dalam penelitiannya mengenai pengaruh kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Berdasarkan penjelasan tersebut dan didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya, maka rumusan hipotesis yang di dapat adalah:


(33)

20

H1: Ketepatan sasaran anggaran berpengaruh positif pada akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan.

2.2.2 Pengaruh Sistem Pengendalian Manajerial Sektor Publik pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan

Sistem pengendalian manajerial merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahan agar secara efektif dan efisien mencapai tujuan perusahan melalui strategi tertentu. Tresnawati (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh efektifitas pengendalian intern terhadap kinerja instansi pemerintah di dinas pendapatan daerah Kota Bandung. Hasil menunjukkan bahwa pengendalian intern terhadap kinerja instansi pemerintah di dinas pendapatan daerah Kota Bandung dikatakan baik, karena nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3,98.

Yosefrinaldi (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh kepastian sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah dengan variabel intervening sistem pengendalian intern pemerintah (studi empiris pada dinas pengelolaan keuangan dan asset daerah se-Sumatra Barat). Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kepastian sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi bepengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah dengan variabel intervening sistem pengendalian intern pemerintah (studi empiris pada dinas pengelolaan keuangan dan asset daerah se-Sumatra Barat). Berdasarkan penjelasan tersebut dan didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya, maka rumusan hipotesis yang dapat digunakan adalah:


(34)

21

H2: Sistem pengendalian manajerial sektor publik berpengaruh positif pada akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan.

2.2.3 Pengaruh Sistem Pelaporan pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan

Pemerintahan daerah selaku pengelolaan dana publik harus mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara aktual, relevan, tepat waktu, konsisten dan dapat dipercaya. Menurut UU 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara laporan keuangan meliputi laporan realisasi APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan daerah pemerintah daerah dituntut agar memiliki sistem informasi akuntansi yang andal. Jika sistem informasi akuntansi yang dimiliki pemerintah daerah masih lemah, maka kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan sistem tersebut dapat menyesatkan bagi yang berkepentingan terutama dalam hal pengambilan keputusan.

Kusumaninggrum (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh kejelasan sasaran anggaran pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3: Sistem pelaporan berpengaruh positif pada akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan


(1)

Menyusun akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, harus berdasarkan pada indikator-indikator tertentu. Indikator kinerja menggunakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang memberi gambaran mengenai tingkat pencapaian suatu sasaran atau tanggung jawab yang telah ditetapkan dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu:

1) Indikator masukan (input) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan atau peraturan perundang-undangan.

2) Indikator keluaran (output) yaitu sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dan suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan atau non fisik.

3) Indikator hasil (outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka mengengah (efek langsung). 4) Indikator manfaat (benefit) yaitu sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir

dan pelaksanaan kegiatan.

5) Indikator dampak (impact) yaitu pengaruh yang ditimbulkan, baik besifat positif maupun negatif, pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

2.1.8 Sistem Pelaporan

Pemerintah daerah selaku pengelola dana publik harus mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara aktual, relevan, tepat waktu, konsisten dan dapat dipercaya. Menurut UU 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara laporan keuangan meliputi laporan realisasi APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja


(2)

Daerah), neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan. Pemerintahan daerah dituntut untuk memiliki sistem informasi akuntansi yang andal. Sistem informasi akuntansi yang dimiliki pemerintah daerah masih lemah, maka kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan sistem tersebut dapat menyesatkan bagi yang berkepentingan terutama dalam hal pengambilan keputusan.

Menurut Bastian (2010: 297) pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas serta sumber daya yang harus dipertanggungjawabkan. Pelaporan ini merupakan wujud dari proses akuntabilitas kinerja. Setiap instansi pemeritah berkewajiban untuk menyiapkan, menyusun, dan melaporkan laporan keuangan secara tertulis, periodik dan melembaga. Laporan keuangan instansi pemerintah merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh instansi pemerintah. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja instansi pemerintah satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran pemerintah. Pelaporan kinerja oleh instansi pemerintah ini dituangkan dalam dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).


(3)

melibatkan penilaian terhadap ketepatan sasaran anggaran dan peramalan selama periode tertentu yang dibandingkan dengan hasil aktual (realisasi). Menurut Astari (2015), ketepatan sasaran anggaran merupakan perbandingan antara anggaran dan realisasinya. Ketepatan sasaran anggaran pada pemerinthan daerah akan memberikan implikasi terhadap kinerja aparatur daerah yang lebih baik.

2.1.10 Sistem Pengendalian Manajerial

Sistem pengendalian manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian dilakukan pada pelaksanaan tugas setiap personil yang sesuai dengan wewenang yang diberikan dengan memperhatikan penyampaian informasi dari setiap unit yang ada dalam organisasi (Astari, 2015). Struktur pengendalian manajemen memfokuskan pada pusat-pusat pertanggungjawaban (Astari, 2015). Banyak proses pengendalian manajemen melibatkan interaksi informasi antara seseorang manajer dengan manajer lain dan bawahannya. Interaksi informal ini menjadi bagian dalam suatu sistem perencanaan dan pengendalian formal. Pengendalian manajemen dalam suatu proses dimulai dengan pengendalian pada proses penyusunan program. Setelah program disusun berdasarkan visi dan misi dalam suatu organisasi kemudian dilakukan penyusunan anggaran.


(4)

2.2 Hipotesis Penelitian

2.1.2 Pengaruh Ketepatan Sasaran Anggaran pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan

Berdasarkan teori goal-setting dan penelitian-penelitian terdahulu dengan adanya kejelasan sasaran anggaran yang dinyatakan secara spesifik akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi sehingga akan mendorong pegawai untuk melakukan yang terbaik dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Meningkatnya kejelasan sasaran anggaran akan diikuti dengan meningkatnya ketepatan anggaran pendapatan dan belanja di SKPD (Astari, 2015).

Penelitian-penelitian tentang kejelasa anggaran sudah banyak dilakukan, sementara penelitian tentang ketepatan sasaran anggaran sepanjang pengetahuan penulis sedikit dilakukan. Penelitian Pratiwy (2013) mengenai pengaruh kejelasan sasaran anggaran dan desentralisasi terhadap kinerja pemerintahan daerah SKPD Kota Padang menunjukkan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah. Anjarwati (2012) dalam penelitiannya mengenai pengaruh kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan menunjukkan bahwa kejelasan


(5)

H1: Ketepatan sasaran anggaran berpengaruh positif pada akuntabilitas kinerja

SKPD Kabupaten Tabanan.

2.2.2 Pengaruh Sistem Pengendalian Manajerial Sektor Publik pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan

Sistem pengendalian manajerial merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahan agar secara efektif dan efisien mencapai tujuan perusahan melalui strategi tertentu. Tresnawati (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh efektifitas pengendalian intern terhadap kinerja instansi pemerintah di dinas pendapatan daerah Kota Bandung. Hasil menunjukkan bahwa pengendalian intern terhadap kinerja instansi pemerintah di dinas pendapatan daerah Kota Bandung dikatakan baik, karena nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3,98.

Yosefrinaldi (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh kepastian sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah dengan variabel intervening sistem pengendalian intern pemerintah (studi empiris pada dinas pengelolaan keuangan dan asset daerah se-Sumatra Barat). Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kepastian sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi bepengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah dengan variabel intervening sistem pengendalian intern pemerintah (studi empiris pada dinas pengelolaan keuangan dan asset daerah se-Sumatra Barat). Berdasarkan penjelasan tersebut dan didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya, maka rumusan hipotesis yang dapat digunakan adalah:


(6)

H2: Sistem pengendalian manajerial sektor publik berpengaruh positif pada

akuntabilitas kinerja SKPD Kabupaten Tabanan.

2.2.3 Pengaruh Sistem Pelaporan pada Akuntabilitas Kinerja SKPD Kabupaten Tabanan

Pemerintahan daerah selaku pengelolaan dana publik harus mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara aktual, relevan, tepat waktu, konsisten dan dapat dipercaya. Menurut UU 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara laporan keuangan meliputi laporan realisasi APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan daerah pemerintah daerah dituntut agar memiliki sistem informasi akuntansi yang andal. Jika sistem informasi akuntansi yang dimiliki pemerintah daerah masih lemah, maka kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan sistem tersebut dapat menyesatkan bagi yang berkepentingan terutama dalam hal pengambilan keputusan.

Kusumaninggrum (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh kejelasan sasaran anggaran pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ketepatan Skedul Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Pada Pemerintah Kabupaten Sarolangun

4 79 107

DAMPAK KOMITMEN ORGANISASI, SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH, AKUNTABILITAS PUBLIK, PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Survei pada SKPD Kabupaten Sragen)

1 12 165

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Medan

1 6 99

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, BUDAYA ORGANISASI, PENGENDALIAN AKUNTANSI, SISTEM PELAPORAN, Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Budaya Organisasi, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

0 3 18

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, AKUNTABILITAS PUBLIK, DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI EMPIRIS PADA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA).

1 5 22

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PENGENDALIAN AKUNTANSI, SISTEM PELAPORAN, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Ka

0 3 13

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PENGENDALIAN AKUNTANSI, SISTEM PELAPORAN, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Ka

3 7 14

PENGARUH KETEPATAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL SEKTOR PUBLIK PADA AKUNTABILITAS KINERJA SKPD.

0 0 1

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS PUBLIK DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PEMERINTAH SKPD (Studi Empiris pada SKPD Pemerintah Kabupaten Kudus )

0 1 16

Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

0 1 8