FEBRIAN BAYU ANDHIKA PUTRA

(1)

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi DIII Perpajakan

Oleh :

FEBRIAN BAYU ANDHIKA PUTRA NIM F3406030

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

(3)

(4)

kamu akan menjadi seperti orang yang bersenjata. (Kahlil Gibran)

v Kekuatan adalah kesanggupan untuk mengorbankan sesuatu yang agung agar bisa mendapatkan sesuatu yang lebih agung. (Kahlil Gibran)

v Sedikit pengetahuan yang dilaksanakan jauh lebih baik daripada banyak pengetahuan tapi tidak digunakan.


(5)

v Adik tersayang v Sahabat-sahabatku v Almamater


(6)

yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya yang tak ternilai, sehingga penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “EVALUASI KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR” ini dapat terlaksana dengan baik. Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk dapat melengkapi syarat-syarat guna memperoleh derajat Sarjana Ahli Madya Program D3 Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, namun demikian penulis telah berusaha untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyusun TugasAkhir ini dengan lebih sempurna.

Kelancaran penulisan Tugas akhir ini juga atas bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:

1. Bapak Drs. Bambang. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si,.Ak. Selaku pembimbing Tugas Akhir, terima kasih atas segala bantuan dalam membimbing penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini.


(7)

4. Bapak dan Ibu tercinta, yang telah memenuhi segala kebutuhanku akan materi, dorongan, pengertian, dan kasih sayang yang tak ternilai dan telah menyelamatkan aku dari kebodohan dan ketidakpahaman yang semuanya itu tidak akan pernah dapat kubalas walaupun dengan segudang uang dan sejuta lautan kebaikan.

5. Adik-adikku tersayang, terima kasih untuk semua bantuan yang telah diberikan.

6. Keponakanku, yang mampu menerbangkan segala kepenatan dan kelelahannku.

7. Kepala DPPKAD Kabupaten Karanganyar beserta staf dan karyawannya yang telah berkenan menerima kehadiran penulis dan melayani kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan penulis.

8. Teman-teman alumni D3 Perpajakan angkatan 2006. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita.

9. Berbagai pihak yang tak mungkin disebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Surakarta, 10 Juli 2010


(8)

ABSTRAK... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN...vi

KATA PENGANTAR...vii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian... 1

B. Latar Belakang... 14

C. Perumusan Masalah...15

D. Tujuan Penelitian... 16

E. Penelitian... 16

F. Metode Penelitian...17

BAB II ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka...19

B. Pengertian Pajak Hotel Dan Restoran...25

C. Pembahasan...28

BAB III TEMUAN A. KELEBIHAN...35


(9)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Tabel II.3 Kontibusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD Tahun Anggaran 2006 sampai dengan 2008……….. 32


(11)

B. Daftar Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2007

C. Daftar Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2008

D. Daftar Jumlah Hotel di Kabupaten Karanganyar

E. PERDA NO. 20 Tahun 2001 Tentang Pajak Hotel


(12)

F3406030

Hotel and Restaurant’s Tax is one of source Real Income Region. Hotel and Restaurant’s Tax is tax which is took on service in a hotel and/or restaurant. The problem that will be discussed in this Final Assigment is about the contribution of Hotel and Restaurant’s Tax to Real Income Region Karanganyar Regency, development of Hotel and Restaurant’s Tax on DPPKAD from year to year and effort which is held by DPPKAD Karanganyar Regency to increase the acceptance of Hotel and Restaurant’s Tax. The result shows that Hotel and Restaurant’s Tax has contributed enough in increasing Real Income Region on DPPKAD Karanganyar Regency and the acceptance target always achieved in every budgeting year, even the realization exceeds the target which is gived. While, development of the acceptance Hotel and Restaurant’s Tax on DPPKAD Karanganyar Regency during 2006 – 2008 budgeting year is good enough and the acceptance has increased in every budgeting year.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELILTIAN

Sebagai perwujudan dari pelaksanaan Undang – Undang No. 13 Tahun 1950 tentang “Pembentukan Daerah – Daerah Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah”, dan Undang – Undang No. 8 Tahun 1974 tentang “Pokok – Pokok Kepegawaian”, maka dibentuklah Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar yang terletak di Jalan Lawu Nomor 194 Karanganyar. Tujuan dibentuknya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar adalah untuk menngelola sumber – sumber penghasilan yang ada di Daerah Tingkat II Karanganyar. Seiring dengan berkembangnya pembangunan nasional dan dalam rangka pelaksanaan Undang – Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang – Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan daerah dan Pusat di Kabupaten Karanganyar dilaksanakan otonomi daerah. Dinas Pendapatan yang selanjutnya disebut DPPKAD Kabupaten Karanganyar harus lebih optimal dalam mengelola sumber – sumber pendapatan yang berada di Kabupaten Karanganyar untuk mempersiapkan otonomi daerah terutama dalam hal pembiayaan, untuk itu dipandang perlu ditata kembali organisasi dan tata kerja DPPKAD Kabupaten


(14)

Karanganyar yang tidak sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah, dengan ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No. 19 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja DPPKAD Kabupaten Karanganyar.

a. Tugas Pokok

Tugas Pokok DPPKAD adalah melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang pendapatan, dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut DPPKAD mempunyai fungsi sebagai berikut.

1) Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pendapatan yang meliputi Perencanaan, Pengendalian dan Operasional (PPO), Pendaftaran dan Pendataan, Penagihan, Pembukuan, Pelaporan dan Penetapan, dan Ketatausahaan.

2) Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang pendapatan daerah.

3) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas / cabang dalam lingkup Dinas Pendapatan.

4) Pengkoordinasian dalam bidang pendapatan.

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(15)

b. Struktur Organisasi

Susunan organisasi pada kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar berdasarkan Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2001 ditetapkan dengan pembagian seksi – seksi dan sub bagian sebagai berikut ini.

1) Kepala Dinas

2) Bagian tata Usaha, terdiri dari : a) Sub Bagian Umum, b) Sub Bagian Kepegawaian, c) Sub Bagian Keuangan,

3) Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan, terdiri dari : a) Seksi Pendaftaran,

b) Seksi Pendataan,

c) Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data,

4) Sub Dinas Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan, terdiri dari : a) Seksi Perhitungan dan Penertiban Surat Ketetapan, b) Seksi Angsuran,

c) Seksi Pembukuan, Penerimaan dan Pelaporan,

5) Sub Dinas Penagihan dan Penerimaan Lain – lain, terdiri dari : a) Seksi Penagihan,

b) Seksi Keberatan,


(16)

6) Sub Dinas Perencanaan Pengendalian Operasional, terdiri dari a) Seksi Perencanaan dan Pembinaan Teknik Pungutan, b) Seksi Evaluasi dan Pengembangan Pendapatan, 7) Unit Pelaksana Teknis Dinas.

8) Cabang Dinas Pendapatan. 9) Kelompok Jabatan Fungsional. c. Deskripsi Jabatan

Berdasarkan keputusan Bupati Kepala Daerah Nomor 307 Tahun 2001 ditetapkan uraian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural pada DPPKAD Kabupaten Karanganyar sebagai berikut ini.

1) Kepala Dinas

Tugas Pokok Kepala DPPKAD adalah :

a) Melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendapatan,

b) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati Karanganyar. Fungsi Kepala DPPKAD antara lain :

a) Penyusunan rencana kegiatan di bidang Pendataan, Penetapan dan Penagihan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya serta PBB,

b) Pengkoordinasian atas pekerjaan penagihan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah,


(17)

c) Pengawasan dan pengendalian di bidang pendataan, penetapan dan penagihan Pajak Daerah, Rtribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Lainnya serta PBB.

2) Bagian tata Usaha

Tugas Pokok Sub Bagian tata Usaha antara lain :

a) Memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan DPPKAD,

b) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala DPPKAD.

Fungsi Bagian Tata Usaha antara lain :

a) Penyusunan rencana kegiatan di bidang ketatausahaan urusan umum, kepegawaian, keperawatan dan perlengkapan serta keuangan,

b) Pelaksanaan urusan surat – menyurat, ekspedisi, kearsipan, dokumentasi dan perpustakaan.

Sub bagian Tata Usaha terdiri dari : a) Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan surat – menyurat, kearsipan, rumah tangga, pembayaran gaji pegawai dan perjalanan dinas serta pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan.


(18)

b) Sub Bagian Kepegawaian

Sub bagian Kepegawaian mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bagian tata Usaha di bidang kepegawaian.

c) Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bagian Tata Usaha di bidang pengelolaan keuangan.

3) Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan

Kepala Sub Dinas Pendaftaran dan Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan Pendaftaran Wajib Pajak Daerah dan Retribusi daerah serta pendataan Obyek Pajak dan Obyek Retribusi Daerah dan membantu pendataan obyek dan subyek PBB yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan mempunyai fungsi :

a) Penyusunan rencana kegiatan di bidang pendaftaran dan pendataan meliputi pendaftaran dan pendataan Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah, Pendataan Obyek Pajak dan Obyek Retribusi Daerah, serta membantu pendataan Obyek dan Subyek PBB yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak, b) Pelaksanan pendaftaran dan pendataan meliputi pendaftaran dan

pendataan Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah, pendataan Obyek Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta


(19)

membantu pendataan obyek dan subyek PBB yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Sub Dinas Pendaftaran dan Pendataan, terdiri dari : a) Seksi Pendaftaran

Kepala Seksi Pendaftaran mempunyai tugas pokok mendistribusaikan dan menerima kembali formulir pendaftaran Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah yang belum diterima kembali, mencatat nama dan alamat calon wajib pajak daerah dan wajib retribusi daerah, menyiapkan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD).

b) Seksi Pendataan

Kepala Seksi Pendataan mempunyai tugas pokok menghimpun, mengelola dan mencatat data obyek dan subyek pajak dan retribusi daerah, melakukan pemeriksaan lapangan / lokasi dan melaporkan hasilnya serta membuat daftar mangenai formulir SPPT yang belum diterima kembali.

c) Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data

Kepala Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data mempunyai tugas pokok membuat dan memelihara daftar induk Wajib Pajak dan Wajib Retribusi, memberikan kartu pengenal NPWPD, menyimpan arsip perpajakan dan retribusi daerah yang berkaitan


(20)

dengan pendaftaran dan pendataan, membantu melakukan penyampaian SPOP PBB kepada para Wajib Pajak yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

4) Sub Dinas Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan

Tugas pokok Dinas Pendapatan, Pembukuan dan Pelaporan antara lain:

a) Melaksanakan penetapan jumlah Pajak daerah dan retribusi Daerah yang terutang serta menghitung besarnya angsuran atas permohonan Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah serta menatausahakan jumlah penetapan PBB yang penagihannya dilimpahkan kepada daerah berdasarkan SPPT.

b) Melaksanakan pembukuan dan pelaporan mengenai realisasi penerimaan dan tunggakan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan PBB.

c) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala DPPKAD.

Fungsi Sub Dinas Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan, antara lain : a) Menyusun rencana kegiatan di bidang penetapan, perhitungan dan

penetapan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang terutang, serta menghitung besarnya angsuran atas permohonan Wajib Pajak dan Wajib Retribusi.


(21)

b) Melaksanakan kegiatan administrtasi tentang ketetapan PBB yang penagihannya dilimpahkan kepada daerah berdasarkan SPPT. c) Melaksanakan perhitungan dan penetapan besar kecilnya Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah.

Sub Dinas Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan terdiri dari : a) Seksi Perhitungan dan Penerbitan Surat Ketetapan

Mempunyai tugas pokok menghitung besarnya Pajak dan Retribusi yang akan dikenakan, menerbitkan Surat Kertetapan Pajak (SKP), Surat Ketetapan Retribusi (SKR), Surat Perjanjian Angsuran dan Surat Ketetapan Pajak lainnya, mendistribusikan dan menyampaikan arsip perpajakan dan retribusi daerah, membantu Direktorat Jenderal Pajak dalam melakukan penyampaian arsip SPPT PBB serta dokumen PBB lainnya.

b) Seksi Angsuran

Seksi Angsuran mempunyai tugas pokok menerima syarat permohonan angsuran, menyiapkan surat – surat perjanjian angsuran dan surat penetapan angsuran pemungutan / pembayaran / penyetoran Pajak Daerah dan retribusi Daerah.

c) Seksi Pembukuan Penerimaan, Persediaan dan Pelaporan

Seksi Pembukuan Penerimaan, Persediaan dan Pelaporan mempunyai tugas pokok menerima dan mencatat semua SKP dan


(22)

SKR dan surat – surat ketetapan pajak lain serta SPPT PBB, yang telah dibayar lunas dan mencatat penerimaan / pembayaran / penyetoran PBB serta menyiapkan laporan periodik mengenai realisasi penerimaasn tunggakan pajak dan retribusi serta PBB. 5) Sub Dinas Penagihan dan Penerimaan Lain- lain

Tugas pokok Sub Dinas Penagihan dan Penerimaan Lain- - lain antara lain :

a) Melaksanakan tugas penagihan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang melampaui batas waktu jatuh tempo, melayani keberatan dan permohonan banding serta mengumpulkan dan mengolah data sumber penerimaan daerah lainnya diluar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

b) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala DPPKAD.

Fungsi dari Sub Dinas Penagihan dan Penerimaan Lain – lain antara lain :

a. Penyusunan rencana kegiatan di bidang penagihan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang telah jatuh tempo.

b. Pelayanan keberatan dan permohonan banding dari Wajib Pajak dan Wajib Retribusi Daerah.


(23)

c. Pengumpulan dan pengolahan data sumber penagihan, data sumber penerimaan daerah lainnya di luar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Sub Dinas Penagihan dan Penerimaan Lain – lain terdiri dari : a) Seksi Penagihan

Seksi Penagihan mempunyai tugas pokok menerima dan melayani surat ketetapan dan surat permohonan banding atas materi penetapan Pajak dan Retribusi Daerah, menyiapkan keputusan menerima / menolak keberatan dan meneruskan penyelesaian permohonan banding ke Majelis Pertimbangan Pajak.

b) Seksi Keberatan

Seksi Keberatan mempunyai tugas pokok menerima dan melayani surat ketetapan dan surat permohonan banding atas materi penetapan Pajak dan Retribusi Daerah, menyiapkan keputusan menerima / menolak keberatan dan meneruskan penyelesaian permohonan banding ke Majelis Pertimbangan Pajak.

c) Seksi Penerimaan Lain – lain

Seksi Penerimaan Lain – lain mempunyai tugas pokok mengumpulkan dan mengolah data sumber – sumber penerimaan lainnya diluar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.


(24)

6) Sub Dinas Perencanaan dan Pengendalian Operasional

Tugas pokok Sub Dinas Perencanaan dan Pengendalian Operasional antara lain :

a) Melaksanakan penyusunan rencana pendapatan, pembinaan teknis pemungutan, pengendalian dan peningkatan pendapatan daerah, b) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Pendapatan.

Fungsi Sub Dinas Perencanaan dan Pengendalian Operasional antara lain :

a) Menyusun rencana pendapatan, pembinaan teknis pemungutan, pengendalian dan peningkatan daerah,

b) Melaksanakan pembinaan teknis pemungutan, pengendalian dan peningkatan pendapatan daerah.

7) Sub Dinas Perencanaan dan Pengendalian Opoerasional terdiri dari: a) Seksi Perencanaan dan Pembinaan Teknis Pemungutan

Seksi Perencanaan dan Pembinaan Teknis Pemungutan mempunyai tugas pokok menyusun rencana pendapatan daerah dan rencana intensifikasi pemungutan pendaptan daerah, melakukan pembinaan pelaksanaan tata kerja, tata hubungan kerja


(25)

serta pembinaan penggunaan sarana kerja dan prasarana perpajakan daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya. b) Seksi Evaluasi dan Pengembangan

Seksi Evaluasi dan Pengembangan mempunyai tugas pokok mengumpulkan data sumber – sumber pendapatan daerah, merumuskan naskah rencana peraturan daerah dan keputusan Bupati tentang perpajakan daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

d. Visi dan Misi DPPKAD Karanganyar 1. Visi

Menjadi dinas yang profesional di bidang pengelolaan sumber – sumber pendapatan daerah melalui program intensifikasi dalam rangka mendukung Kabupaten Karanganyar menuju tingkat pendapatan terkemuka di Jawa Tengah Tahun 2009.

2. Misi

a. Meningkatkan sumber daya pengelolaan pendapatan daerah yang professional.

b. Meningkatkan pelayanan ketatausahaan atau administrasi pengelolaan pendapatan daerah sesuai system manajemen keuangan atau pendapatan daerah yang berlaku.


(26)

d. Meningkatkan pendapatan setiap tahun anggaran.

e. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama yang harmonis dengan semua pihak yang terkait dalam upaya peningkatan pendapatan daerah.

B. LATAR BELAKANG

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang cukup berperan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah, karena pajak memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan asli daerah, khususnya di Daerah Tingkat II Karanganyar. Sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak ada beberapa macam. Di antaranya pajak reklame, pajak hotel dan restoran, pajak bumi dan bangunan dan lain-lain. Dalam hal ini penulis akan mencoba menganalisis besarnya penerimaan pajak hotel dan restoran di Kabupaten Karanganyar dari tahun 2006 sampai 2008. Penulis mengambil pajak hotel dan restoran sebagai bahan karena melihat bahwa di Kabupaten Karanganyar sudah cukup banyak hotel dan restoran yang sudah mempunyai NPWPD dan jumlahnya dari tahun ke tahun terus meningkat.

Melihat pesatnya penerimaan pajak hotel dan restoran di Kabupaten Karanganyar menunjukkan bahwa Pajak hotel dan restoran merupakan salah satu sumber PAD yang memegang peranan cukup penting dalam penerimaan kas daerah tingkat II Karanganyar. Pajak Hotel dan Restoran akan mempengaruhi


(27)

besarnya penerimaan PAD di mana pajak tersebut merupakan indikator penting untuk menilai tingkat kemandirian perintah di bidang pembangunan. Semakin tinggi peranan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Karanganyar merupakan cerminan keberhasilan usaha atau tingkat kemampuan daerah dalam membiayai penyelenggaraan pererintah dan pembangunan.

Untuk itu pemerintah perlu berupaya meningkatkan penerimaan pajak Hotel dan Restoran, agar penerimaan pemerintah terus meningkat sehingga dapat mempelancar pembangunan. Untuk mencapai ini pemerintah harus melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam bidang keuangan daerah yang dikelola secara efektif dan efesien. Dengan dasar pertimbangan ini, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar sebagai pelaksana pemerintahan di daerah secara aktif melakukan upaya pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang salah satunya adalah pajak Hotel dan Restoran. Atas dasar latar belakang ini, penulis dalam menyusun tugas akhirnya mengambil judul: “EVALUASI

KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR:”

C. PERUMUSAN MASALAH

Pajak Hotel dan Restoran merupakan salah satu potensi penerimaan Pendapatan Asli Daerah di DPPKAD Kabupaten Karanganyar. Penulis dalam


(28)

penyusunan Tugas Akhir ini mencoba merumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana tingkat perkembangan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Karanganyar?

2. Seberapa besar kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Karanganyar?

3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar dalam mengoptimalkan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :

1. Mengetahui tingkat perkembangan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Karanganyar.

2. Mengetahui besarnya kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar.

3. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar dalam mengoptimalkan penerimaan dari Pajak Hotel dan Restoran.

E. PENELITIAN


(29)

a. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu perpajakan khususnya pajak daerah

b. Menerapkan teoti yang diperoleh di bangku kuliah dengan realita di daerah.

2. Bagi DPPKAD Karanganyar

Memberikan sumbangan pikiran dalam menganalisis penerimaan pajak hotel dan dalam melaksanakan pengawasan pemungutan pajak hotel agar dicapai hasil yang maksimal.

3. Bagi pihak lain

Sebagai bahan informasi atau acuan untuk peneliti lain dalam menyelesaikan tugas akhir.

F. METODE PENELITIAN

1. Obyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah seberapa besar penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Karanganyar.

2. Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan berupa data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan mempelajari literature, makalah-makalah, majalah, Undang-Undang Pajak, Surat Keputusan, dan buku-buku lain yang terkait.


(30)

3. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Yaitu cara pengumpulan data dengan cara wawancara secara langsung kepada petugas atau pejabat yang berwenang

b. Dokumentasi

Yaitu cara pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data, laporan-laporan, ataupun tulisan dari petugas atau pejabat yang berwenang

c. Metode Analisis Data 1) Analisis Kualitatif

Yaitu proses analisis data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka atau tidak menggunakan rumus-rumus statistik. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pajak hotel. 2) Analisis Kuantitatif

Yaitu analisis yang menggunakan angka atau rumus. Analisis ini Digunakan untuk mengetahui cara-cara penghitungan pajak hotel dan restoran dan efektifitas penerimaan pajak hotel dan restoran yang diterima oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar.

Realisasi pajak hotel dan restoran

Kontribusi = x 100% Pendapatan Asli Daerah


(31)

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Perpajakan di Indonesia

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan bersinambungan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat baik secara material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan. Salah satu usaha dalam pembiayaan pembangunan yaitu dengan menggali sumber-sumber dana yang berasal dari dalam negeri yaitu pajak.

Ada beberapa definisi dan pendapat mengenai makna pajak yaitu sebagai berikut.

a. Menurut Prof. Dr. Rrochmat Soemitro, S.H.

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang – Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umm (Mardiasmo, 2003 :1).


(32)

b. Menurut Mr. Dr. N.J. Fieldmann

Pajak adalah prestasi yang dapat dipaksakan sepihak oleh dan teutang kepada penguasa (menurut norma – norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontraprestasi dan semata – mata digunakan untuk menutup pengeluaran – pengeluaran secara umum (Waluyo dan Ilyas, 2002: 4).

c. Menurut Prof. Dr. M.J.H.Smeets

Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang melalui norma – norma umum, dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adaya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah membiayai pengeluaran pemerintah (Waluyo dan Ilyas, 2002:4).

d. Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja

Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma – norma hukum, guna menutup biaya produksi barang – barang dan jasa – jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum (Suandy, 2002:9).

e. Menurut Kesit

Pajak adalah iuran wajib anggota masyarakat kepada Negara karena Undang-Undang, dan atas pembayaran tersebut pemerintah tidak memberikan balas jasa yang langsung dapat ditunjuk.


(33)

Dalam Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007 disebutkan bahwa Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Ciri Pajak

a. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang.

b. Tidak mendapatkan jasa timbal balik yang dapat ditunjukkan secara langsung.

c. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.

d. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. 3. Hubungan pajak dengan pendapatan

Dalam suatu jenis pajak kita akan mengenal istilah pajak proporsional, pajak progresif, dan pajak regresif yang tentunya berkaitan dengan masalah pendapatan. Suatu pajak akan disebut proporsional jika mengenakan tarif presentase yang sama tanpa melihat pendapatan seseorang. Sehingga setiap pembayaran pajak dikenakan tarif pajak dalam proporsi yang sama dari


(34)

pendapatannya. Sedangkan untuk pajak progresif berbeda sama sekali dengan pajak proporsional.

Pajak progresif adalah pajak yang mengenakan tarif dalam persentase yang meningkat menurut bertambah tingginya pendapatan seseorang. Sedangkan pajak regresif adalah pajak yang mengenakan tarif persentase yang lebih rendah pada mereka yang berpendapatan tinggi. Istilah progresif dan regresif mungkin akan menimbulkan kekacauan pengertian. Kata-kata itu merupakan istilah teknis yang berkaitan dengan proporsi pajak terhadap berbagai pendapatan

4. Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan bernegara, khususnya didalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

a. Fungsi Anggaran

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja


(35)

pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan

pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.

b. Fungsi Mengatur

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

c. Fungsi Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.


(36)

d. Fungsi Redistribusi Pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh Negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembanguna sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. 5. Syarat Pemungutan Pajak

a. Pemungutan pajak harus adil

b. Pengaturan pajak harus berdasar UU

c. Pungutan pajak tidak mengganggu perekonomian

d. Pemungutan pajak harus efisien

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

6. Klasifikasi Pajak

Sesuai dengan pembagian administrasi daerah dan Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.

1. Pajak Daerah Tingkat I (Propinsi), terdiri atas : a. Pajak Kendaraan Bermotor


(37)

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Air Permukaan

e. Pajak Rokok

2. Pajak Daerah Tingkat II (Kabupaten / Kota), terdiri atas : a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C g. Pajak Parkir

h. Pajak Bumi dan Bangunan i. Pajak Lain – lain

B. PENGERTIAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

Pajak Hotel dan Restoran yang selanjutnya disebut pajak adalah pungutan daerah atas pelayanan Hotel dan Restoran.

1. Ketentuan Umum Pajak Hotel dan Restoran

a. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap / istirahat, memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainya yang menyatu,


(38)

dimiliki dan kelola oleh pihak untuk pertokoan dan yang sama, kecuali perkantoran.

b. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran tidak termasuk usaha jasa atau katering

c. Pengusaha Hotel dan Restoran adalah orang pribadi atua badan yang dalam lingkungan pekerjaan atau pekerjaannya, melakukan usaha di bidang jasa penginapan atau rumah makan

d. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan

e. Pemumungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dati penghimpunan data obyek dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetoran

f. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.


(39)

g. Surat Setoran Pajak Daerah adalah surat yang digunakan Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. h. Surat Ketetapan Pajak Daerah adalah surat keputusan yang menentukan

besarnya jumlah pajak yang terutang.

i. Surat Tagihan Pajak Daerah adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

2. Wajib Pajak, Subyek Pajak, dan Obyek Pajak Hotel dan Restoran

a. Yang menjadi subyek Pajak Hotel dan Restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel dan atau restoran.

b. Yang menjadi Wajib Pajak Hotel dan Restoran adalah Pengusaha hotel dan restoran.

c. Yang menjadi obyek Pajak Hotel dan Restoran adalah : Ø Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek.

Ø Fasilitas pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan.

Ø Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel dan bukan untuk umum.


(40)

Ø Penjualan makanan dan minuman di tempat yang dilengkapi dengan fasilitas penyantapannya, termasuk yang di bawa pulang. 3. Dasar Pengenaan dan tarif Pajak Hotel dan Restoran

a. setiap pengusaha hotel diwajibkan melakukan pengenaan pajak kepada setiap orang atau badan yang menjadi konsumen hotel

b. Pengenaan pajak dilaksanakan dengan cara menambah pungutan pajak sebesar tarif pajak (yaitu sebesar 10%) terhadap setiap pembayaran yang dilakukan oleh konsumen kepada pengusaha hotel.

c. Apabila pengusaha hotel tidak bisa melaksanakan pengenaan pajak kepada konsumen, maka pajak ditanggung pengusaha hotel.

4. Wilayah Pemungutan dan cara penghitungan pajak

a. Wilayah Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran yang terutang adalah di wilayah Daerah Kabupaten Karanganyar.

b. Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.

C. PEMBAHASAN

Pajak Hotel dan Restoran merupakan salah satu jenis pajak daerah yang dipungut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar, selain pajak Hotel dan Restoran, jenis Pajak Daerah yang dipungut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar adalah Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengolahan Galian Golongan C, Pajak Pemanfaatan ABT dan APT. Dan


(41)

Peran Pajak Hotel dan Restoran merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang memegang peranan cukup penting dalam penerimaan hasil daerah, dalam rangka menghimpun dana untuk membiayai pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan disamping untuk mengawasi dan menertibkan hotel dan restoran yang ada di wilayah Kabupaten Karanganyar, bias dilihat berdasarkan data yang telah melaporkan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran menjadi bukti bahwa peran Pajak Hotel dan Restoran itu cukup penting.

Berikut ini akan penulis sajikan tabel tentang jumlah Wajib Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Karanganyar pada Tahun Anggaran 2006 sampai dengan 2008.

Tabel II.1

Obyek Hotel dan Restoran Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2006-2008

No Macam 2006 2007 2008

1 Hotel 88 100 122

2 Restoran 80 84 84

Sumber: Kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar.

Data di atas berdasarka jumlah Hotel dan Restoran di Kabupaten Karanganyar dengan pembagian klasifikasi berdasarkan fasilitas yang diberikan oleh hotel bisa dilihat dari data yang lebih lengkap yaitu jumlah kamar yang paling sedikit sampai paling banyak antara tiga sampai sembilan puluh kamar. Hotel dikelompokkan menjadi beberapa jenis, untuk jenis bintang satu berjumlah


(42)

4 (empat), jenis melati satu berjumlah 48 (empat puluh delapan), jenis pondok wisata berjumlah 68 (enam puluh delapan), jenis cottage berjumlah 2 (dua), sedangkan masih ada tiga hotel yang tidak mempunyai jenis. Untuk jumlah restoran yang berjumlah 84 ini berdasarkan keterangan dari pihak DPPKAD Karanganyar sangat disayangkan tidak ada data mengenai jumlah restoran yang ada di Kabupaten Karanganyar. Tinggi rendahnya penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Karanganyar ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat hunian hotel dan tingkat kunjungan ke restoran/rumah makan. Semakin tinggi tingkat hunian hotel dan semakin tingginya tingkat kunjungan ke restoran/rumah makan maka penerimaan Pajak Hotel dan Restoran juga akan rendah.

1. Perkembangan kontribusi Pajak hotel dan Restoran di kabupaten Karanganyar.

Dari tahun ke tahun pajak hotel dan restoran semakin meningkat di Kabupaten Karanganyar, hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya hotel dan restoran dan ditambah semakin banyak hotel dan restoran yang mau membayar pajak dan ini dapat dilihat bahwa tahun 2008 saja pajak hotel dan restoran telah mencapai Rp 943.034.602,00 dari pada tahun 2007 yang hanya Rp 694.732.633,00, sedangkan penerimaan di tahun 2006 hanya sebesar Rp. 605.468.607,00.

Perkembangan hotel dan restoran di Kabupaten Karanganyar dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang signifikan, disebabkan oleh besarnya


(43)

mobilitas masyarakatnya yang membutuhkan hotel dan restoran. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek-obyek wisata di Kabupaten Karanganyar setiap tahun semakin bertambah, hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya obyek wisata baru yang di buka dan itu sangat berperan besar dalam meningkatkan penerimaan dalam sektor pajak.

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa penerimaan Pajak Hotel dan Restoran untuk Tahun Anggaran 2006 sampai dengan Tahun Anggaran 2008 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Total dari penerimaan realisasi dari Tahun Anggaran 2006 sampai 2008 adalah 2.242.235.842,00.

Dari data di atas dapat dilihat perkembangan kontribusi Pajak Hotel dan Restoran dari Tahun Anggaran 2006 sampai tahun anggaran 2008 di Kabupaten Karanganyar mengalami perkembangan yang cukup signifikan. 2. Kontribusi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD Kabupaten

Karanganyar.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karanganyar terdiri atas Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan lain-lain pendapatan yang sah. Pajak Hotel dan Restoran merupakan salah satu dari Pajak Daerah yang dipungut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar.

Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Karanganyar dihitung dengan membandingkan jumlah penerimaan Pajak Hotel dan Restoran dengan jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah.


(44)

Besarnya kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada tabel II.3.

Tabel II.3

Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD Tahun Anggaran 2006-2008

Tahuin Anggaran PAD (Rp) Realisasi Pajak (Rp) Kontribusi (%) 2006 36.643.670.700 605.468.607 1,65 %

2007 53.050.726.320 694.732.633 1,30 % 2008 58.400.628.420 943.034.602 1,61 % Sumber : Kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar

Dari perhitungan tabel diatas dapat dilihat bahwa kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap Pendaptan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karanganyar pada tahun anggaran 2006 - 2008 bervariasi antara 1.65% sampai dengan 1.61%. Naik turunnya kontribusi Pajak Hotel dan Restoran dikarenakan banyak tidaknya kunjungan ke hotel dan restoran.

Dilihat dari kontribusinya, Pajak Hotel dan Restoran mempunyai peranan yang relatif masih kecil, walaupun demikian, penerimaan Pajak Hotel dan Restoran dapat membantu Pemerintahan Daerah Kabupaten Karanganyar dalam usahanya meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 3. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan Pajak Hotel dan


(45)

Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Karanganyar dalam 3 (tiga) Tahun Anggaran terakhir selalu melebihi target. Walaupun begitu masih banyak hal-hal yang menjadi kendala dalam memaksimalkan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Karanganyar antara lain : 1. Kurangnya pengawasan terhadap Wajib Pajak dan kurangnya mutu

pelayanan.

2. Masih adanya restoran/rumah makan yang belum terdaftar di DPPKAD Kabupaten Karanganyar karena kurangnya sosialisasi dari DPPKAD Kabupaten Karanganyar.

3. Rendahnya kesadaran Pengusaha Hotel dan Restoran dalam menyetorkan pajaknya sehingga menyebabkan pendapatan DPPKAD Kabupaten Karanganyar mengalami kerugian.

4. Kurang tegasnya pihak DPPKAD dalam menagih Pajak Hotel dan Restoran, sehingga masih ada Pengusaha Hotel dan Restoran yang pajaknya menunggak.

5. Kurangnya petugas-petugas pajak yang mengurusi Pajak Hotel dan Restoran di Dipenda Karanganyar.

6. Kurangnya kerjasama dengan pemerintah daerah atau instansi lain yang terkait untuk melakukan promosi terhadap obyek-obyek wisata yang ada serta membangun sarana-sarana yang menunjang seperti perbaikan jalan, pengadaan transportasi, pembangunan sarana hiburan.


(46)

7. Kurangnya kerjasama dengan investor sehingga pengembangan kualitas obyek-obyek pariwisata di Kabupaten Karanganyar sedikit terhambat.

Agar dapat meningkatkan penerimaan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran maka upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar antara lain berikut ini.

1. Melaksanakan sistem pemantauan di lapangan oleh petugas Dipenda kepada Wajib Pajak Hotel dan Restoran. Pemantauan dilakukan dengan surat tugas atau dengan cara memata-matai kegiatan di hotel dan restoran untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang tingkat hunian/jumlah tamu dan untuk mengetahui pendapatan yang diterima oleh Wajib Pajak Hotel dan Restoran.

2. Melakukan pemeriksaan kepada Wajib Pajak Hotel dan Restoran dalam hal pembukuan dan pencatatan yang berhubungan dengan hotel dan restoran untuk menghindari manipulasi data oleh Wajib Pajak Hotel dan Restoran serta untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak Hotel dan Restoran dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

3. Mempromosikan obyek wisata atau tempat lain yang potensial dikunjungi, sehingga menarik orang untuk datang ke tempat tersebut. Maka diharapkan turis tersebut akan dapat meningkatkan tingkat hunian hotel, dan restoran/rumah makan sehingga hal tersebut dapat meningkatkan penerimaan dari Pajak Hotel dan Restoran.


(47)

BAB III TEMUAN

A. KELEBIHAN

1. Besarnya realisasi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan.

2. Realisai penerimaan Pajak Hotel dan Restoran pada Tahun Anggaran 2006 sampai dengan Tahun Anggaran 2008 selalu melebihi target.

3. Adanya upaya Dinas Pendapatan Daerah terhadap wajib pajaknya lewat penyuluhan dan pembinaan untuk menyadarkan wajib pajaknya dalam memenuhi kewajiban membayar pajak.

B. KELEMAHAN

1. Kurangnya pengawasan terhadap Wajib Pajak dan kurangnya mutu pelayanan.

2. Masih adanya restoran/rumah makan yang belum terdaftar di DPPKAD Kabupaten Karanganyar karena kurangnya sosialisasi dari DPPKAD Kabupaten Karanganyar.

3. Rendahnya kesadaran Pengusaha Hotel dan Restoran dalam menyetorkan pajaknya sehingga menyebabkan pendapatan DPPKAD Kabupaten Karanganyar mengalami kerugian.


(48)

4. Kurang tegasnya pihak DPPKAD dalam menagih Pajak Hotel dan Restoran, sehingga masih ada Pengusaha Hotel dan Restoran yang pajaknya menunggak.

5. Kurangnya petugas-petugas pajak yang mengurusi Pajak Hotel dan Restoran di Dipenda Karanganyar.

6. Kurangnya kerjasama dengan pemerintah daerah atau instansi lain yang terkait untuk melakukan promosi terhadap obyek-obyek wisata yang ada serta membangun sarana-sarana yang menunjang seperti perbaikan jalan, pengadaan transportasi, pembangunan sarana hiburan.

7. Kurangnya kerjasama dengan investor sehingga pengembangan kualitas obyek-obyek pariwisata di Kabupaten Karanganyar sedikit terhambat.


(49)

BAB IV REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Dari data analisis terhadap peranan Pajak Hotel dan Restoran yang penulis lakukan, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penerimaan Pajak Hotel dan Restoran selama 3 (tiga) Tahun Anggaran terakhir selalu mengalami peningkatan, tetapi kontribusi/peranan Pajak Hotel dan Restoran terhadap Pajak Dearah maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih relatif kecil.

Kontribusi/peranan Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD pada Tahun Anggaran 2006 sebesar 1,65 %, Tahun Anggaran 2007 sebesar 1,30% dan Tahun Anggaran 2008 sebesar 1,61%. Walau demikian, penerimaan Pajak Hotel dan Restoran cukup membantu Pemerintah Daerah dalam usaha meningkatkan PAD di Kabupaten Karanganyar.

Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar yaitu dengan mengadakan sosialisasi mengenai pentingnya membayar pajak dalam menunjang pembangunan dan mengadakan sosialisasi peraturan Pajak Hotel dan Restoran itu sendiri kepada Wajib Pajak Hotel dan Restoran.


(50)

B. SARAN

1. Meningkatkan pengawasan terhadap Wajib Pajak dan mutu pelayanannya. 2. Perlu adanya peningkatan pendataan obyek Pajak Hotel dan Restoran baru

supaya pendataannya lebih maksimal.

3. Melakukan sosialisasi kepada Wajib Pajak Hotel dan Restoran tentang pentingnya pendapatan pemerintah daerah dari sektor pajak.

4. Petugas atau aparat perpajakan hendaknya lebih tegas dalam menangani Wajib Pajak yang menunggak membayar kewajiban perpajakannya, sehingga dapat mengurangi jumlah Wajib Pajak yang menunggak pajaknya..

5. Perlu ditambah jumlah petugas-petugas pajak yang mengurusi Pajak Hotel dan Restoran di Dipenda Karanganyar.

6. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah atau instansi lain yang terkait untuk melakukan promosi terhadap obyek-obyek wisata yang ada serta membangun sarana-sarana yang menunjang seperti perbaikan jalan, pengadaan transportasi, pembangunan sarana hiburan sehingga akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke obyek-obyek wisata di Kabupaten Karanganyar.

7. Perlunya kerjasama dengan investor sehingga mereka melakukan investasi atau penanaman modal di sektor pariwisata yang diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan kualitas obyek-obyek pariwisata di Karanganyar.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Burton, Ricard dan Wirawan B Ilyas. 2004. Hukum Pajak. Edisi Revisi. Salemba Empat. : Jakarta.

Mardiasmo.2003. Perpajakan. Edisi revisi. Andi Offset : Yogyakarta. Mulyadi.1993. Sistem Akuntansi. Andi Offset : Yogyakarta.

Munawir. 1981. Pokok – Pokok Perpajakan. Liberty : Yogyakarta.

Prakoso, Kesit Bambang. 2003. Pajak dan Retribusi Daerah. UUI Press ; Yogyakarta


(52)

(53)

(54)

(55)

Target dan Realisasi Pendapatan pada Tahun 2006

Uraian Target Realisasi

Pendapatan Asli Daerah 36.643.670.700,00 46.101.961.954,

00

Pajak Daerah 14.311.250.000,00 14.543.182.743,

00

Hasil Retribusi Daerah 13.881.512.800,00 13.822.394.094,

00

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 4.228.000.000,00 3.711.857.967,0 0

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 4.213.907.900,00 14.024.527.150, 00

Dana Perimbangan 484.803.566.000,00 501.675.627.79

4,00

Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bkn Pajak 16.953.530.000,00 26.383.270.154, 00

Dana Alokasi Umum 421.432.000.000,00 421.432.000.00

0,00

Dana Alokasi Khusus 23.800.000.000,00 23.800.000.000,

00

Bagi Hasil Pajak & Bantuan Keuangan dari Propinsi 22.618.036.000,00 30.060.357.640, 00

Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Jumlah Keseluruhan

521.438.236.700,00 547.777.589.74

8,00

Target dan Realisasi Pendapatan pada Tahun 2007

URAIAN TARGET 2007 REALISASI

Pendapatan Asli Daerah 53,050,726,320.00 56,927,110,040.00

Pajak Daerah 16,594,912,520.00 19,053,558,538.00

Pajak Hotel 437,525,000.00 440,428,766.00


(56)

Pajak Hiburan 203,000,000.00 204,557,075.00

Pajak Reklame 209,874,000.00 218,820,882.00

Pajak Penerangan Jalan 15,336,000,000.00 17,749,147,173.00 Pjk.Pengambilan & Pengolahan Bahan Gal.Gol C 150,013,520.00 175,165,775.00

Pajak Parkir 7,100,000.00 11,135,000.00

Hasil Retribusi Daerah 17,340,577,300.00 15,802,859,089.00

Retribusi Jasa Umum 13,528,420,000.00 1,142,705,151.002,

Retribusi Pelayanan Kesehatan 9,190,000,000.00 8,318,169,757.00 Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan 336,540,000.00 324,431,930.00 Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akte

Catatan Sipil 1,465,000,000.00 1,024,631,500.00

Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan

Mayat 50,000,000.00 50,000,000.00

Retribusi Pelayanan Parkir Di tepi Jalan Umum 68,250,000.00 68,264,000.00 Retribusi Pelayanan Pasar 1,692,500,000.00 1,620,991,464.00 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 635,000,000.00 643,332,500.00

Ret.Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran - -

Retribusi Pelayanan Administrasi 91,130,000.00 92,884,000.00

Retribusi Jasa Usaha 1,863,142,300.00 1,558,533,554.00

Ret. Pemakaian Kekayaan Daerah 525,802,300.00 490,421,741.00

Retribusi Terminal 501,000,000.00 333,220,300.00

Retribusi Tempat Khusus Parkir 71,500,000.00 75,825,000.00 Retribusi Penyediaan Dan / Atau Penyedotan

Kakus 6,840,000.00 6,916,000.00

Retribusi Rumah Potong Hewan 45,000,000.00 40,098,000.00 Ret. Tempat Rekreasi & Olahraga 713,000,000.00 612,052,513.00

Retribusi Perijinan Tertentu 1,949,015,000.00 2,101,620,384.00

Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan 800,000,000.00 806,140,349.00 Retribusi Ijin Gangguan / Keramaian 550,000,000.00 572,559,060.00

Retribusi Ijin Trayek 17,500,000.00 21,438,200.00


(57)

Retribusi Ijin dan Pengelolaan Titik Reklame 145,500,000.00 203,506,272.00 Retribusi Ijin Penggilingan Padi 15,600,000.00 8,000,000.00 Ret. Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja 25,000,000.00 25,725,637.00 Ret. Tanda Daftar Perusahaan 65,000,000.00 74,965,000.00 Ret. Surat Ijin Usaha Perdagangan 47,500,000.00 61,745,000.00 Ret. Ijin Usaha Industri 24,000,000.00 50,854,346.00

Ret. Tanda Daftar Gudang 2,500,000.00 880,000.00

Retribusi Ijin Usaha Jasa Kontruksi 80,000,000.00 88,000,000.00 Ret.Pemeriksaan Kualitas Lingkungan Lab.DKK 16,000,000.00 16,080,000.00 Retribusi Ijin Sarana Kesehatan dan sarana Umum 34,400,000.00 27,200,000.00 Retribusi Ijin Lembaga Pelatihan Kerja 400,000.00 1,075,000.00 Retribusi Penggunanan Jalan 20,000,000.00 13,992,000.00 Retribusi Ijin Usaha Pengelolaan Pariwisata 15,000,000.0 37,426,500.00 Retribusi Ijin Perfilman dan VCD 615,000.00 650,000.00 Retribusi Penerimaan RSPD 20,000,000.00 20,100,000.00

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Yang dipisahkan 4,460,000,000.00 4,173,550,013.00

Bagian Laba Atas Penyertaan Mdl pd.Persh.Mlk.

Daerah/BUMD 4,460,000,000.00 4,173,550,013.00

Perusahaan Daerah Air Minum 1,000,000,000.00 800,000,000.00

Apotik Sukowati 30,000,000.00 13,000,000.00

Bank Jateng 600,000,000.00 869,576,691.00

Bank Daerah 1,700,000,000.00 1,613,997,874.00

Bank Kredit Kecamatan ( BKK ) Marger 300,000,000.00 112,758,000.00 Bank Kredit Kecamatan ( BKK ) Non Marger 80,000,000.00 64,217,448.00 Bank Kridit Desa ( BKD ) 750,000,000.00 700,000,000.00

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 14,655,236,500.00 17,897,142,400.00

Hasil Penjualan Aset Daerah yang tidak

dipisahkan 775,614,000.00 767,544,000.00

Penjualan Drum Bekas 80,000,000.00 71,860,000.00

Penjualan hasil Pertanian/benih padi 71,000,000.00 71,000,000.00 Penjualan Hasil Perikanan/Benih Ikan 69,900,000.00 69,970,000.00 Hasil Lelang Tanah Eks Bondo Deso 518,264,000.00 518,264,000.00


(58)

Penjualan Hasil Peternakan Sapi Kereman 26,400,000.00 26,400,000.00 Penjualan Hasil Peternakan Sapi Gaduhan

Propinsi 10,050,000.00 10,050,000.00

Penerimaan Jasa Giro 1,855,000,000.00 2,712,428,593.00

Pendapatan Bunga Deposito 4,411,122,500.00 6,814,029,784.00

Tuntutan Ganti Rugi Kerugian Daerah - 200,000.00

Pdpt dari Pengembalian Pajak Penghasilan Pasal

21 1,200,000,000.00 1,209,940,854.00

Pendapatan Dari Lain - Lain Penerimaan 6,413,500,000.00 6,392,999,169.00

Dana Perimbangan 521,246,530,000.00 537,015,657,558.00

Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil bkn Pajak 18,953,530,000.00 36,290,857,558.00

Bagi Hasil Pajak 18,325,000,000.00 35,552,655,958.00

Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan 12,000,000,000.00 19,165,863,517.00 Bagi Hasil dari Bea Perolehan Atas Tanah dan

Bangunan 4,000,000,000.00 4,425,644,668.00

Bagi hasil dari PPH Psl 25 & Psl 29 Wajib Pjk

Orang Pribadi 2,325,000,000.00 3,044,139,051.00

Dalam Negeri dan PPh Psl 21 - 7,075,357,244.00

Bagi Hasil Bagian PBB dari Pusat - 1,841,651,478.00

Bagi Hasil Bagian BPHTB dari Pusat - -

Bagi Hasil bukan Pajak/sumber Daya Alam 628,530,000.00 738,201,600.00 Bagi hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan 464,709,000.00 634,591,305.00 Bagi Hasil dari Pungutan Pengusahaan Perikanan - -

Bagi hasil dari Pertambangan Minyak Bumi 163,821,000.00 163,821,000.00

Bagi Hasil dari Pertambangan Panas Bumi -

Dana Alokasi Umum 459,156,000,000.00 459,156,000,000.00

Dana Alokasi Khusus 43,137,000,000.00 41,568,800,000.00

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 48,210,355,920.00 47,375,097,134.00


(59)

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan

Pemerintah 30,044,450,000.00 29,209,191,214.00

Daerah lainnya

Dana Bagi Hasil pajak dari provinsi 30,044,450,000.00 29,209,191,214.00 Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor 7,766,241,000.00 8,552,141,903.00 Bagi hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor 7,161,793,000.00 6,015,930,921.00

Bagi hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor 14,495,709,000.00 13,911,150,086.00

Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan

Pemanfaatan ABT 442,623,000.00 457,688,834.00

Bg Hsl dr Pjk pengambilan & Pemanfaatan Air

Permukaan 21,580,000.00 27,402,438.00

Retribusi Kelebihan Muatan 78,370,000.00 171,181,769.00 SP3 Propinsi / Lain-lain 61,181,000.00 46,308,580.00

Tera Ulang 16,953,000.00 12,622,842.00

Perijinan Usaha Perkebunan - 14,763,841.00

Cukai - -

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - -

Bantuan Keuangan dari provinsi 11,665,905,920.00 11,665,905,920.00

Jumlah keseluruhan 622,507,612,240.00 641,317,864,732.00

Target & Realisasi Pendapatan

Target dan Realisasi Pendapatan pada Tahun Des 2008

Uraian Target Realisasi

Pendapatan Asli Daerah 58.400.628.420,00 64.455.300.801,00

Pajak Daerah 19.355.480.000,00 21.874.872.161,00


(60)

Pajak Restoran 291.384.000,00 367.613.892,00

Pajak Hiburan 223.668.000,00 191.433.518,00

Pajak Reklame 250.020.000,00 255.641.360,00

Pajak Penerangan Jalan 17.918.000.000,00 20.280.324.727,00

Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C

171.855.540,00 184.617.954,00

Pajak Parkir 14.525.460,00 19.820.000,00

Hasil Retribusi Daerah 19.396.099.920,00 17.367.149.208,00

Retribusi Jasa Umum 15.075.902.500,00 14.951.022.001,00

Retribusi Pelayanan Kesehatan 10.623.972.700,00 10.983.332.366,00 Retribusi Pelayanan

Persampahan / Kebersihan 351.540.000,00 313.398.380,00

Retribusi Pengantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil

1.467.659.300,00 1.014.132.000,00 Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat

55.000.000,00 55.000.000,00 Retribusi Pelayanan Parkir di tepi Jalan Umum 69.300.000,00 69.365.000,00

Retribusi Pelayanan Pasar 1.761.000.000,00 1.742.118.005,00

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 656.770.000,00 670.371.250,00

Ret Pemeriksaan alat Pemadam Kebakaran - -

Retribusi Pelayanan Administrasi 90.660.500,00 103.305.000,00

Retribusi Jasa Usaha 2.003.332.970,00 1.692.043.685,00

Ret. Pemakaian Kekayaan Daerah 558.884.500,00 582.253.934,00

Retribusi Terminal 500.000.000,00 312.998.400,00

Retribusi Tempat Parkir Khusus 84.000.000,00 84.225.000,00

Retribusi Penyediaan dan / atau Penyedotan Kakus 6.916.000,00 6.992.000,00


(61)

Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga 792.999.970,00 666.145.451,00

Retribusi Perijinan Tertentu 2.316.864.450,00 2.555.268.718,00

Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan 993.966.000,00 1.021.420.100,00 Retribusi Ijin Gangguan / Keramaian 557.500.000,00 745.717.940,00

Retribusi Ijin Trayek 23.898.450,00 23.587.600,00

Retribusi Ijin Peruntukan Pengunaan Tanah 75.000.000,00 89.340.010,00 Retribusi Ijin dan Pengelolaan Titik Reklame 220.000.000,00 280.924.220,00

Retribusi Ijin Pengilingan Padi 8.400.000,00 7.000.000,00

Ret. Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja 26.000.000,00 24.859.148,00

Ret. Tanda Daftar Perusahaan 97.200.000,00 81.910.000,00

Ret. Surat Ijin Usaha Perdagangan 86.400.000,00 61.985.000,00

Ret. Ijin Industri 59.400.000,00 43.083.200,00

Ret. Tanda Daftar Gudang 10.000.000,00 1.930.000,00

Retribusi Ijin Usaha Jasa Kontruksi 10.000.000,00 47.000.000,00 Ret. Pemeriksaan Kualitas Lingkungan Lab. DKK 17.430.000,00 17.505.000,00 Retribusi Ijin Sarana Kesehatan dan Sarana Umum 36.120.000,00 39.150.000,00

Retribusi Ijin Lembaga Kerja 400.000,00 2.550.000,00

Retribusi Pengunaan Jalan 27.500.000,00 29.361.500,00

Retribusi Ijin Usaha Pengelolaan Pariwisata 25.000.000,00 14.795.000,00

Retribusi Ijin Perfilman dan VCD 650.000,00 650.000,00

Retribusi Penerimaan RSPD 22.000.000,00 22.500.000,00

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 5.570.000.000,00 4.598.113.757,00

Bagian Laba Atas Penyertaan mdl pd. Pers. Mlk Daerah / BUMN

5.570.000.000,00 4.598.113.757,00

Perusahaan Daerah Air Minum 1.200.000.000,00 600.000.000,00

Apotik Sukowati 20.000.000,00 5.000.000,00


(62)

Bank Daerah 1.900.000.000,00 1.500.000.000,00 Bank Kredit Kecamatan (BKK) Marger 400.000.000,00 250.558.652,00 Bank Kredit Kecamatan (BKK) Non Marger 150.000.000,00 165.503.712,00

Bank Kredit Desa (BKD) 900.000.000,00 876.807.050,00

Lain-lain Pendaptan Asli Daerah yang Sah 14.079.048.500,00 18.783.980.479,00

Hasil Penjualan Aset Daerah yang tidak dipidahkan 842.352.500,00 1.417.061.600,00

Penjualan Drum Bekas 80.000.000,00 76.782.500,00

Penjualan Bahan-bahan bekas Bangunan - 50.000.000,00

Penjualan Hasil Pertanian / benih Padi 101.995.800,00 102.918.700,00 Penjualan Hasil Perikanan / Benih Ikan 93.640.200,00 93.665.000,00 Hasil Lelang Tanah Eks Bondo Deso 540.316.500,00 1.067.295.400,00 Penjualan Hasil Peternakan Sapi Kereman 26.400.000,00 26.400.000,00

Penjualan Hasil Peternakan Sapi Gaduhan Propinsi -

Penerimaan Jasa Giro 1.817.000.000,00 2.612.938.432,00

Pendapatan Bunga Deposito 4.724.346.300,00 7.049.062.405,00

Tuntutan Ganti Rugi Kerugian Daerah - 500.000,00

Pendpt denda keterlambatan pelaks pekerjaan - 945.030,00

Pdpt dari Pengembalian Pajak Penghasilan Pasal 21 - -

Pendapatan Dari Lain-lain Penerimaan 6.695.349.700,00 7.703.473.012,00

Dana Perimbangan 594.506.960.000,00 598.405.031.163,00

Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 34.636.210.000,00 37.350.586.163,00


(63)

Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan 15.500.000.000,00 19.305.158.262,00 Bagi Hasil dari Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan 5.336.073.000,00 6.128.842.616,00

Bagi Hasil dari PPH Psl 25 & Wajib Pjk Orang Pribadi 3.260.400.000,00 4.821.862.324,00

Dalam Negeri dan PPH Psl 21 - -

Bagi Hasil Bagian PBB dari Pusat 8.000.000.000,00 4.025.137.340,00 Bagi Hasil Bagian BPHTB dari Pusat 1.643.887.000,00 2.452.438.611,00

Bagi Hasil bukan Pajak / Sumber Daya Alam 895.850.000,00 617.147.010,00 Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan 538.350.000,00 393.035.223,00 Bagi Hasil dari Pungutan Pengusahaan Perikanan 350.110.000,00 163.213.161,00

Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi - 57.943.804,00

Bagi Hasil dari Pertambangan Panas Bumi 7.390.000,00 2.954.822,00

Dana Alokasi Umum 506.156.450.000,00 506.156.445.000,00

Dana Alokasi Khusus 54.898.000.000,00 54.898.000.000,00

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 100.660.171.650,00 108.489.309.405,00

Dana Darurat 28.120.000.0000,00 30.760.000.000,00

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainya

28.120.000.0000,00 30.760.000.000,00

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 28.908.787.000,00 34.097.927.355,00 Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor 10.085.602.000,00 9.924.422.457,00 Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 7.777.643.000,00 8.746.543.483.00


(64)

Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 9.727.268.000,00 14.312.263.213,00

Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABT 495.249.00,00 498.046.120,00

Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air 85.024.000,00 82.931.018,00

Retribusi Kelebihan Muatan 190.802.000,00 163.477.879,00

SP3 Propinsi / Lain-lain 61.181.000,00 40.041.137,00

Tera Ulang 18.650.000,00 12.725.280,00

Perijinan Usaha Perkebunan - -

Cukai 467.368.000,00 311.578.916,00

Perkebunan - 5.897.852,00

Dana Penyesuaian Infrastruktur 17.888.220.000,00 17.888.220.000,00 Dana Penyesuaian Tunj. Tenaga Pendidikan 9.219.883.400,00 9.219.880.800,00

Bantuan Keuagan dari Propinsi 16.523.281.250,00 16.523.281.250,00

Jumlah Keseluruhan 754.751.460.070,00 771.349.641.369,00


(65)

Karanganyar, Desember 2008

KEPALA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN KARANGANYAR

Drs. MARGITO,MM Pembina Tk. I NIP. 500 050 870


(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 20 TAHUN 2001

TENTANG PAJAK HOTEL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR

Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II

Karanganyar Nomor 10 Tahun 1998 tentang Pajak Hotel dan Restoran sudah tidak sesuai lagi, maka perlu diatur kembali tentang Pajak Hotel;

b. bahwa untuk maksud tersebut perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3684 );

3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

4. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ( Lembaran Negara Tahun 197 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3686 );


(73)

5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138 );

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 Tentang Tehnik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70);

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 170 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemeriksaan dibidang Pajak Daerah;

9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 173 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Perpajakan;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar Nomor 7 Tahun 1990 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar ( Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar Tahun Nomor 49 ).

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TENTANG PAJAK HOTEL


(74)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Karanganyar;

b. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah ;

c. Bupati adalah Bupati Karanganyar ;

d. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Perpajakan Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

e. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kabupaten Karanganyar ; f. Pajak Hotel adalah Pajak yang dikenakan atas pelayanan hotel ;

g. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap / istirahat , memperoleh pelayanan , dan atau fasilitas lainnya yang dipungut bayaran , termasuk bangunan lainnya yang menyatu , dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama , kecuali untuk pertokoan dan perkantoran;

h. Pengusaha hotel adalah perorangan atau badan yang menyelenggarakan usaha hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya;

i. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD adal surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pahaj yang terutang menurut peraturan perundang – undangan perpajakan daerah; j. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran Pajak yang tertuang ke Kas Daerah atau ketempat lain yang ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah;


(75)

k. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terhutang;

l. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar;

m. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya

disingkat SKPDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkan;

n. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang;

o. Surat Ketetapan Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat dengan SKPDN adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan kredit pajak, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak;

p. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda; q. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya.

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK PAJAK HOTEL Pasal 2

(1) Dengan nama Pajak Hotel dipungut pajak atas setiap pelayanan di hotel.

(2) Obyek Pajak Hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di hotel termasuk :


(76)

a. Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek;

b. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan ;

c. Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan khusus tamu hotel, bukan untuk umum;;

d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.

Pasal 3

Dikecualikan dari Obyek Pajak Hotel adalah :

a. penyewaan rumah atau kamar , apatemen dan atau fasilitas tempat tinggal lainnya yang tidak menyatu dengan hotel :

b. pelayanan tinggal diasrama dan pondok pesantren;

c. fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan di hotel yang dipergunakan oleh bukan tamu hotel dengan pembayaran ;

d. pertokoan, perkantoran , perbankan, salon yang dipakai oleh umum di hotel ; e. pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum.

Pasal 4

(1) Subyek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melaksanakan pembayaran atas pelayanan hotel.


(77)

BAB III

DASAR PENGENAAN DAN TARIF PAJAK HOTEL Pasal 5

(1) Dasar Pengenaan Pajak Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel.

(2) Jumlah pembayaran sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) Pasal ini disertai dengan bukti pembayaan yang berupa bon / nota penjualan.

(3) Tata cara pemakaian bon / nota penjualan sebagaimana dimaksud ayat (2 ) Pasal ini ditetapkan oleh Bupati .

Pasal 6

Tarip Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10 % ( sepuluh persen ).

BAB IV

PENGUKUHAN WAJIB PAJAK HOTEL Pasal 7

(1) Wajib Pajak Hotel wajib melaporkan usahanya secara tertulis kepada Bupati untuk dikukuhkan sebagai Wajib Pungut dalam jangka waktu selambat – lambatnya 30 ( tiga puluh ) hari sebelum dimulainya kegiatan usaha tersebut .

(2) Wajib Pajak Hotel yang tidak melaporkan usahanya sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) Pasal ini dikenakan sanksi berupa denda administrasi setinggi tingginya Rp. 1,000.000,00 ( satu juta rupiah )


(78)

(3) Tata cara pelaporan dan pengukuhan sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) Pasal ini ditetapkan oleh Bupati .

BAB V

WILAYAH PEMUNGUTAN DAN CARA PERHITUNGAN PAJAK Pasal 8

(1) Wajib Pajak yang terutang dipungut di Daerah

(2) Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud Pasal 6 dengan dasar pengenaan sebagaimana dimaksud Pasal 5 Peraturan Daerah ini

BAB VI

MASA PAJAK, SAAT PAJAK TERUTANG, DAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH

Pasal 9

Masa Pajak adalah jangka waktu yang tertentu yang lamanya ditetapkan oleh Bupati sebagai dasar untuk menghitung besarnya pajak terutang.

Pasal 10

Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 ( satu ) tahun Takwim kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim


(79)

Pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pelayanan di hotel

Pasal 12 (1) Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPTPD.

(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditanda tangani oleh Wajib Pajak atau Kuasanya.

(3) Bentuk, isi dan tata cara pengisian SPTPD ditetapkan oleh Bupati.

BAB VII

TATA CARA PERHITUNGAN DAN PENETAPAN PAJAK Pasal 13

(1) Berdasarkan SPTPD sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (1) Peraturan Daerah ini Bupati menetapkan pajak terutang dengan menerbitkan SKPD.

(2) Apabila SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini tidak dibayar atau kurang dibayar setelah lewat waktu paling lama 30 ( tiga puluh ) hari sejak SKPD diterima, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % dua persen ) sebulan dan ditagih dengan menerbitkan STPD.

Pasal 14

(1) Wajib Pajak yang membayar sendiri, SPTPD sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (1) Peraturan Daerah ini digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak sendiri yang terutang.

(2) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Bupati dapat menerbitkan :

a. SKPDKB; b. SKPDKBT; c. SKPDN.


(80)

(3) SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a Pasal ini diterbitkan : a. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang atau kurang dibayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % ( dua persen ) sebulan dihitung dari pajak yang kurang bayar atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 ( dua puluh empat ) bulan dihitung sejak saat

terutangnya pajak.

b. Apabila SPTPD tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan dan ditegur secara tertulis, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % ( dua persen ) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 ( dua puluh empat ) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak.

c. Apabila kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara jabatan, dan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 25 % ( dua puluh lima persen ) dari pokok pajak ditambah sanksi yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka wakktu paling lama 24 ( dua pulu empat ) bulan dihitung sejak saat terutang pajak.

(4) SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b Pasal ini diterbitkan apabila ditemukan data baru atau data yang semula belum terungkap yang

menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang akan dikenakan sanksi

administrasi berupa kenaikan sebesar 100% ( seratus persen ) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

(5) SKPDN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c Pasal ini diterbitkan apabila jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

(6) Apabila kewajiban membayar pajak terutang dalam SKPDKB dan SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan b Pasal ini tidak atau tidak sepenuhnya dibayar dalam jangka waktu yang telah ditentukan, ditagih dengan menerbitkan STPD ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga 2 % (dua persen) sebulan.


(81)

BAB VIII

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 15

(1) Pembayaran Pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat yang ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang ditentukan dalam SPTPD, SKPD, SKPDKB, dan STPD. 2) Apabila pembayaran pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil

penerimaan pajak harus disetor ke Kas Daerah selambat- lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang telah ditentukan oleh Bupati.

(3) Pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini dilakukan dengan menggunakan SSPD.

Pasal 16

(1) Pembayaran Pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas.

(2) Bupati dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.

(3) Angsuran pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, harus dilakukan secara teratur dan berturut – turut dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan dari jumlah pajak yang belum dibayar atau kurang dibayar. (4) Bupati dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan dikenakan bunga 2 % (dua persen) sebulan dari jumlah pajak yang belum dibayar atau kurang dibayar.

(5) Persyaratan untuk dapat mengangsur dan menunda pembayaran serta tata cara pembayaran angsuran dan penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) Pasal ini ditetapkan oleh Bupati.


(1)

Pasal ini diterima, sudah meberikan keputusan.

(4) Apabila setelah lewat waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini, Bupati atau pejabat tidak memberikan keputusan, permohonankeberatan dianggap dikabulkan.

(5) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, tidak menunda kewajiban membayar pajak.

Pasal 27

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan banding kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah diterimanya keputusan keberatan.

(2) Pengajuan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, tidak menunda kewajiban membayar pajak.

Pasal 28

Apabila pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 Peraturan Daerah ini, atau banding sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 Peraturan Daerah ini dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebiham pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesa 2 % (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

BAB XIII

PENGAMBILAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Pasal 29

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak kepada Bupati atau Pejabat secara tertulis dengan menyebutkan sekurang-kurangnya :

a. Nama dan alamat Wajib Pajak; b. Masa Pajak;

c. Besarnya kelebihan pembayaran Pajak; d. Alasan yang jelas.


(2)

diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini harus memberikan keputusan. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini dilampui, Bupati atau Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang pajak lainnya, kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini, langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak dimaksud. (5) Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP). (6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah lewat waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB, Bupati atau Pejabat memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pajak.

Pasal 30

Apabila kelebihan pembayaran pajak diperhitungkan dengan hutang pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (4) Peraturan Daerah ini,

pembayaran dilakukan dengan cara pemindah bukuan dan bukti pemindahan bukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB XIV KEDALUARSA

Pasal 31

(1) Hak untuk melakukan penagihan pajak kedaluarsa setelah melampaui jangka waktu 5 ( lima ) tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindak pidana dibidang perpajakan daerah. (2) Kedaluarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada aayat (1) Pasal ini tertangguh apabila :


(3)

a. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa atau ;

b. Ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak langsung.

BAB XV

KETENTUAN PIDANA Pasal 32

(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau denda paling banyak 2 ( dua ) kali jumlah pajak yang terutang.

(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak yang terutang.

Pasal 33

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 Peraturan Daerah ini, tidak dituntut setelah melampui jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak atau berakhirnya bagian Tahun Pajak atau berakhirnya Tahun Pajak.

BAB XVI PENYIDIKAN

Pasal 34

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah.


(4)

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) Pasal ini adalah :

a. menerima , mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan daerah agar

keterangan atau laporan tersebut lebih lengkap dan jelas ;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana perpajakan daerah ;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan daerah ;

d. memeriksa buku-buku, catatan –catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajaka daerah ;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, dan catatan dan dokumen – dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang perpajkan daerah ;

g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ayat ini ;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana perpajakan daerah ;

i. memanggil orang untuk didengar keteranganannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

j. menghentikan penyidikan ;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah menurut hukum yang dapat

dipertanggungjawabkan.


(5)

memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XVII

KETENTUAN LAIN – LAIN Pasal 35

Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

BAB XVIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 36

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini , maka Peraturan Daerah

Kabupaten Daerah tingkat II Karanganyar Nomor 10 Tahun 1998 tentang Pajak Hotel dan Restoran dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 37.

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Karanganyar.

Ditetapkan di Karanganyar Pada tanggal 6 Desember 2001


(6)