Hubungan status gizi dengan terjadinya menarche pada remaja JURNAL. JURNAL
commit to user
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TERJADINYA MENARCHE PADA REMAJA.
(CORRELATION NUTRITIONAL STATUS AND OCCURRED OF MENARCHE AT ADOLESCENT)
Elita Rosdiyanti
Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK
LATAR BELAKANG: Status gizi remaja memengaruhi pertumbuhan organ-organ reproduksi untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan proses reproduksi dengan baik. Menarche merupakan tanda kematangan sistem reproduksi pada remaja puteri.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan status gizi dengan terjadinya menarche pada remaja di SD Ta’mirul Islam danPondokPesantrenTa’mirul Islam.
METODE: Menggunakan studi cross sectional dengan subjek penelitian sebanyak 116 responden yang diambil menggunakan teknik cluster sampling dan setelah dipertimbangkan melalui criteria inklus. Data diperoleh dari pengukuran berat badan, tinggi badan, dan wawancara.
HASIL: Terdapat 59 responden dengan status gizi normal dan 68 responden sudah mengalami menarche. Uji statistik yang digunakan adalah uji lambda dengan SPSS versi16.0 for windows. Hasil uji statistic menunjukkan nilai ρ value = 0,004.
KESIMPULAN: Ada hubungan status gizi dengan terjadinya menarche. Kata Kunci : Status Gizi, Menarche
ABSTRACT
BACKGROUND: Nutritional status effects of growth the reproductive organs to reach maturity, so can properly carry out the process of reproduction. Menarche is a sign of maturity of the reproductive system in girls. The purpose of this study to determine the correlation of nutritional status with the occurrence of menarche inTa'mirul Islam elementary school and Ta'mirul Islami Boarding School.
METHODS: Using a cross sectional study with research subjects were 116 respondents using cluster sampling technique and after consideration by inklus criteria. Data obtained from measurements of weight, height, and interviews. RESULTS: There are 59 respondents with a normal nutritional status and 68 respondents have been menarche. Tests conducted using the lambda test SPSS version 16.0 for Windows with a value of ρ value = 0.004.
CONCLUSION: There is correlation nutritional status and occurrence of menarche
(2)
commit to user PENDAHULUAN
Menurut Waryana (2010) status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan utilisasinya. Dalam Laren (2000) status gizi adalah keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia, dan lingkungan hidup manusia.
Dalam pengukuran status gizi, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) merupakan antropometri terpenting yang dipakai dalam setiap memeriksa kesehatan seorang individu. Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, dan cairan tubuh. Berat badan dipakai sebagai indikator terbaik untuk mengetahui keadaan gizi. Tinggi badan badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting kedua.
Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan yang terus meningkat sampai tinggi maksimal dicapai. Tinggi badan meningkat pesat saat bayi, kemudian melambat, dan menjadi pesat kembali pada adolesen, selanjutnya melambat kembali hingga akhirnya terhenti (Soetjiningsih, 2013).
Menurut Depkes (2001) terjadinya pertumbuhan BB dan TB yang cepat pada remaja akan memengaruhi pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ-organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi dengan baik. Terjadinya
menarche merupakan tanda
kematangan sistem reproduksi pada remaja puteri. Dalam Paath (2010) status gizi remaja sangat memengaruhi terjadinya menarche baik dari faktor usia terjadinya menarche, adanya
(3)
commit to user keluhan selama menarche, maupun
lamanya hari menarche.
Hasil yang diperoleh Puslitbang Sistem dan Kebijakan Kesehatan pada tahun 2010 dari 21.799 remaja perempuan dijumpai 26% kurus, 24% sangat kurus, 30% normal, dan 20% sangat gemuk. Waryana (2010) dampak yang terjadi apabila remaja mengalami status gizi buruk yaitu penurunan IQ, penurunan intregasi sensori, gangguan pertumbuhan, anemia, lambatnya pembentukan hormone dalam tubuh, keterlambatan pada kematangan sistem reproduksi, dan mudah terserang penyakit.
Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 17 Desember 2014 di Ta’mirul Islam didapatkan hasil sebagai berikut: dari 35 responden terdapat 19 siswi dengan status gizi kurang, 15 diantaranya
belum mengalami menarche, 4 siswi sudah mengalami menarche; 11 siswi dengan status gizi normal, 8 diantaranya sudah mengalami
menarche, dan 3 belum mengalami
menarche; dan 5 siswi dengan status
gizi lebih sudah mengalami menarche. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan status gizi dengan terjadinya menarche pada remaja di SD Ta’mirul Islam dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam.
SUBJEK DAN METODE Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di SD dan SMP/ Pondok Pesantren Ta’mirul Islam pada bulan November 2014 - Maret 2015.
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswi Ta’mirul Islam. Populasi aktual adalah populasi yang
(4)
commit to user lebih kecil dari populasi target tetapi
masih dapat mengetahui informasi tentang populasi sasaran (Arief, 2008). Populasi aktual dalam penelitian ini adalah siswi SD kelas 6 dan SMP kelas
1 Ta’mirul Islam
Pada penelitian ini teknik dalam pengambilan sampel secara cluster
sampling. Cluster sampling adalah
pengambilan sampel yang terdiri dari beberapa kelompok atau gugusan (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini kelompok yang diambil adalah kelompok SD kelas 6 yang terdapat 5 kelas (6A-6E) dan SMP kelas 1 yang terdapat 4 kelas (1A-1D). Dari kedua tingkatan kelas tersebut kemudian masing-masing diambil 4 kelas dan 3 kelas yaitu kelas 6 (A, B, C, E) sebanyak 77 siswi. Untuk kelas 1 diambil kelas 1(B, C, E) sebanyak 39 siswi dengan jumlah total sampel sebanyak 116.
Instrumen untuk menilai status gizi dalam penelitian ini adalah timbangan injak untuk mengukur BB
dan microtoice untuk mengukur TB
yang telah ditera oleh Badan Metrologi. Dalam penelitian ini analisis
bivariate digunakan untuk mengetahui
hubungan status gizi dengan terjadinya
menarche, yang dianalisis
menggunakan uji hipotesis lamda, karena salah satu skalanya adalah nominal.
HASIL A.Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Golongan Usia di SD dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
Golongan Usia
Jumlah
Frekuensi Prosentase (%)
11 tahun 20 17,24
12 tahun 89 76.72
13 tahun 7 6,04
Total 116 100
Sumber: Data Primer, 2015 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Golongan Usia di SD dan Pondok Pesantren Ta’mirul
(5)
commit to user Islam
B.Kriteria Status Gizi Responden Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi di SD
Ta’mirul Islam dan Pondok Pesantren
Ta’mirul Islam
Kriteria IMT
Jumlah
Frekuensi Prosentase (%)
Kurus 55 47,42
Normal 59 50.86
Gemuk 2 1.72
Total 116 100
Sumber : Data Primer, 2015 Sebanyak 59 responden (50,86%) memiliki status gizi normal.
C. Kriteria Menarche
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Menarchedi SD Ta’mirul Islam dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
Kriteria Menarche
Jumlah Frek. Prosentase
(%)
Belum Menacrhe 48 41,38
Sudah Menarche 68 58,62
Total 116 100
Sumber : Data Primer, 2015 Terdapat 68 responden (58,62%) sudah mengalami
menarche.
D.Hasil Analisis
Tabel Silang Status Gizi dengan
Terjadinya Menarche Pada Remaja Sumber : Data Primer, 2015 Responden yang memiliki status gizi kurus belum mengalami
menarche sebanyak 38 responden
(69,10%). Sedangkan pada responden yang memiliki status gizi normal sebagian besar sudah mengalami menarche, dengan jumlah resonden sebanyak 50 responden (84,75). Untuk responden yang memiliki status gizi gemuk sudah mengalami menarche sebanyak 1 responden (50%).
Setelah data penelitian diolah, selanjutnya dilakukan pengujian data untuk menguji hubungan antara status gizi dengan terjadinya
menarche pada remaja dengan
Menarche
Status Gizi
Belum Menarche
Sudah Menarche
Total
F % F % F %
Kurus 38 69,10 17 30,90 55 100 Normal 9 15,25 50 84,75 59 100
Gemuk 1 50 1 50 2 100
(6)
commit to user menggunakan analisis korelasi
lambda. Pengujian data dilakukan menggunakan program SPSS 16.0.
Berdasarkan hasil uji lambda
menunjukkan nilai ρ value = 0,004
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan terjadinya menarche dengan kekuatan sedang yaitu nilai r = 0,438.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji lambda
menunjukkan nilai ρ value = 0,004
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan terjadinya menarche dengan kekuatan sedang yaitu nilai r = 0,438. Jadi, status gizi baik akan mempercepat terjadinya
menarche pada remaja.
Hal ini sesuai dengan teori Dieny (2014) asupan zat gizi memengaruhi kematangan seksual pada remaja putri. Remaja putri yang mendapat menstruasi pertama lebih dini cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Pada umumnya, mereka yang menjadi lebih matang lebih dini akan memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.
Terjadinya menarche yang normal sangat bergantung pada status gizi seseorang. Hal ini dapat terjadi karena pada wanita dengan dengan usia subur diperlukan nutrisi yang cukup dengan cara mengkonsumsi makanan yang seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat menstruasi
(7)
commit to user terutama pada fase luteal, karena pada
fase luteal terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi.selama ini telah diketahui bahwa wanita dengan status gizi kurang memiliki resiko terjadinya menstruasi yang diakibatkan oleh terganggunya pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi. Sehingga dibutuhkan nutrisi yang cukup untuk mendukung proses menstruasi terutama terjadinya
menarche yang normal pada seorang
remaja (Dieny, 2014).
Sebuah hormone yang disebut
Gonadhotropin Releasing Hormon
(GnRH) yang dihasilkan oleh hipotalamus yang dapat merangsang pelepasan Luteinizing Hormon (LH)
dan Follicle Stimulating Hormon
(FSH) dari hipofisis anterior. Pada perempuan LH dan FSH akan memengaruhi indung telur (ovarium) untuk mulai membuat hormone
estrogen. LH, FSH, dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus menstruasi (Proverawati, 2010).
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
1. Dari 116 responden terdapat 55 responden (47,42%) dengan status gizi kurus, 59 responden (50,86%) dengan status gizi normal, dan 2 responden (1,72%) dengan status gizi gemuk.
2. Hasil penelitian menunjukkan 48 responden (41,38%) belum
menarche dan 68 responden
(58,62%) sudah menarche. 3. Hasiluji lambda menunjukkan
ada hubungan antara status gizi dengan terjadinya menarche pada remaja dengan nilai ρ
value = 0,004, kekuatan sedang
(8)
commit to user B. Saran
1. Bagi Siswi
Diharapkan kepada siswi SD Ta’mirul Islam dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam lebih memerhatikan status gizi pada dirinya dengan tujuan agar fungsi reproduksi dapat bekerja dengan baik sehingga para remaja mendapatkan menarche pada rentang usia yang normal. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan meneliti faktor lain yang memengaruhi terjadinya
menarche dan menyamakan
faktor luar yang memengaruhi terjadinya menarche.
Daftar Pustaka
Aishah, S. 2011. Hubungan Antara Status Gizi dengan Terjadinya Menarche pada Siswi SD dan SMP
Shafiyyatul Amaliyyah. Medan:
Universitas Sumatra Utara FK. Karya Tulis Ilmiah. P 5-6
Amaliah, N. 2010. Hubungan Status
Tinggi Badan dengan Usia
Menarche. Jakarta: Jurnal. P 4
Arief, M. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Solo: UNS Press. Pp 54
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta: EGC. Pp
63-71: 94-101
Danny, L, 2006. At A Glance Sistem
Reproduksi. Penerbit Erlangga. Pp
30-5
Dieny, Fauziah, Y. 2012. Infertilitas dan Gangguan Alat Reproduksi
Wanita. Yogyakarta: Nuha
Medika. Pp 27-32
Hidayat, A. A. 2007. Metodologi
Penelitian Kebidanan Teknik
Analasis Data. Jakarta: Salemba
Medika. Pp 81
Narendra, M. 2002. Tumbuh Kembang
Anak dan Remaja. Jakarta: CV
Sagung Seto. Pp 43-60
Notoatmodjo, S. 2012. Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta. Pp 41-3: 171-81 Nursalam. 2008. Konsep Penerapan
Metodologi Penelitian Dan Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika. Pp 50-5
Paath, F. E. 2005. Gizi Dalam
Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
(9)
commit to user Prastika, D. 2012. Hubungan Indeks
Massa Tubuh (IMT) Dengan Usia
Menarche Pada Remaja
Putri Kelas Vll di SMPN 12 Kota
Batam Tahun 2012. Batam:
Skripsi.
Pratiwi, A. 2011. Hubungan Status Gizi dengan Keteraturan Siklus Menstruasi Siswi SMA Negeri 1
Mojolaban. Surakarta: UNS FK.
Karya Tulis Ilmiah
Proverawati, A. 2009. Gizi Untuk
Kebidanan. Yogyakarta. Nuha
Medika. Pp 141-51
Putri, Kartika. 2009. Hubungan Antara Status Gizi, Keterpaparan Media
Cetak/ Elektronik, Status
Menarche Ibu (Genetik), dan
Aktifitas Olahraga Terhadap
Status Menarche Pada Siswi
Al-Azhar Rawamangun Jakarta
Timur. Jakarta: UI FKM Prodi
FKM. Skripsi.
Soetjiningsih. 2013. Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: EGC. Pp 62-7
Sumini. 2014. Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Siswi Sekolah Dasar Kelas 4, 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri Grabahan Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan. Magetan: Jurnal Delima Harapan Vol 3 No. 2.
Supariasa, N. D. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Pp 35-61 Sylvia. 2012. Hubungan Status Gizi
Dengan Usia Menarche Pada Remaja Putri di SMP Negeri 22
Bandar Lampung. Lampung:
Universitas Lampung FK. Skripsi.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Bantul: Pustaka Rihama. Pp 111-23
Winkjosastro, H. 2009. Ilmu
Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Pp 109-15
Yanti, A. S. 2012. Hubungan Berat Badan, Persen Lemak Tubuh, Indeks Masa Tubuh (IMT), Umur Menarche Ibu Dengan Umur Menarche Pada Siswi SDN Cikaret 01 Cibinong Kabupaten
Bogor. Jakarta: UI FKM Prodi
(1)
commit to user lebih kecil dari populasi target tetapi
masih dapat mengetahui informasi tentang populasi sasaran (Arief, 2008). Populasi aktual dalam penelitian ini adalah siswi SD kelas 6 dan SMP kelas
1 Ta’mirul Islam
Pada penelitian ini teknik dalam pengambilan sampel secara cluster sampling. Cluster sampling adalah pengambilan sampel yang terdiri dari beberapa kelompok atau gugusan (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini kelompok yang diambil adalah kelompok SD kelas 6 yang terdapat 5 kelas (6A-6E) dan SMP kelas 1 yang terdapat 4 kelas (1A-1D). Dari kedua tingkatan kelas tersebut kemudian masing-masing diambil 4 kelas dan 3 kelas yaitu kelas 6 (A, B, C, E) sebanyak 77 siswi. Untuk kelas 1 diambil kelas 1(B, C, E) sebanyak 39 siswi dengan jumlah total sampel sebanyak 116.
Instrumen untuk menilai status gizi dalam penelitian ini adalah timbangan injak untuk mengukur BB dan microtoice untuk mengukur TB yang telah ditera oleh Badan Metrologi. Dalam penelitian ini analisis bivariate digunakan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan terjadinya menarche, yang dianalisis menggunakan uji hipotesis lamda, karena salah satu skalanya adalah nominal.
HASIL A.Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Golongan Usia di SD dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
Golongan Usia
Jumlah
Frekuensi Prosentase (%)
11 tahun 20 17,24
12 tahun 89 76.72
13 tahun 7 6,04
Total 116 100
Sumber: Data Primer, 2015 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Golongan Usia di SD dan Pondok Pesantren Ta’mirul
(2)
commit to user Islam
B.Kriteria Status Gizi Responden Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi di SD
Ta’mirul Islam dan Pondok Pesantren
Ta’mirul Islam
Kriteria IMT
Jumlah
Frekuensi Prosentase (%)
Kurus 55 47,42
Normal 59 50.86
Gemuk 2 1.72
Total 116 100
Sumber : Data Primer, 2015 Sebanyak 59 responden (50,86%) memiliki status gizi normal.
C. Kriteria Menarche
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Menarchedi SD Ta’mirul Islam dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
Kriteria
Menarche
Jumlah Frek. Prosentase
(%)
Belum Menacrhe 48 41,38
Sudah Menarche 68 58,62
Total 116 100
Sumber : Data Primer, 2015 Terdapat 68 responden (58,62%) sudah mengalami menarche.
D.Hasil Analisis
Tabel Silang Status Gizi dengan
Terjadinya Menarche Pada Remaja Sumber : Data Primer, 2015 Responden yang memiliki status gizi kurus belum mengalami menarche sebanyak 38 responden (69,10%). Sedangkan pada responden yang memiliki status gizi normal sebagian besar sudah mengalami menarche, dengan jumlah resonden sebanyak 50 responden (84,75). Untuk responden yang memiliki status gizi gemuk sudah mengalami menarche sebanyak 1 responden (50%).
Setelah data penelitian diolah, selanjutnya dilakukan pengujian data untuk menguji hubungan antara status gizi dengan terjadinya menarche pada remaja dengan Menarche
Status Gizi
Belum
Menarche
Sudah
Menarche
Total
F % F % F %
Kurus 38 69,10 17 30,90 55 100
Normal 9 15,25 50 84,75 59 100
Gemuk 1 50 1 50 2 100
(3)
commit to user menggunakan analisis korelasi
lambda. Pengujian data dilakukan menggunakan program SPSS 16.0.
Berdasarkan hasil uji lambda
menunjukkan nilai ρ value = 0,004
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan terjadinya menarche dengan kekuatan sedang yaitu nilai r = 0,438.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji lambda
menunjukkan nilai ρ value = 0,004
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan terjadinya menarche dengan kekuatan sedang yaitu nilai r = 0,438. Jadi, status gizi baik akan mempercepat terjadinya menarche pada remaja.
Hal ini sesuai dengan teori Dieny (2014) asupan zat gizi memengaruhi kematangan seksual pada remaja putri. Remaja putri yang mendapat menstruasi pertama lebih dini cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Pada umumnya, mereka yang menjadi lebih matang lebih dini akan memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.
Terjadinya menarche yang normal sangat bergantung pada status gizi seseorang. Hal ini dapat terjadi karena pada wanita dengan dengan usia subur diperlukan nutrisi yang cukup dengan cara mengkonsumsi makanan yang seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat menstruasi
(4)
commit to user terutama pada fase luteal, karena pada
fase luteal terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi.selama ini telah diketahui bahwa wanita dengan status gizi kurang memiliki resiko terjadinya menstruasi yang diakibatkan oleh terganggunya pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi. Sehingga dibutuhkan nutrisi yang cukup untuk mendukung proses menstruasi terutama terjadinya menarche yang normal pada seorang remaja (Dieny, 2014).
Sebuah hormone yang disebut Gonadhotropin Releasing Hormon (GnRH) yang dihasilkan oleh hipotalamus yang dapat merangsang pelepasan Luteinizing Hormon (LH) dan Follicle Stimulating Hormon (FSH) dari hipofisis anterior. Pada perempuan LH dan FSH akan memengaruhi indung telur (ovarium) untuk mulai membuat hormone
estrogen. LH, FSH, dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus menstruasi (Proverawati, 2010).
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
1. Dari 116 responden terdapat 55 responden (47,42%) dengan status gizi kurus, 59 responden (50,86%) dengan status gizi normal, dan 2 responden (1,72%) dengan status gizi gemuk.
2. Hasil penelitian menunjukkan 48 responden (41,38%) belum menarche dan 68 responden (58,62%) sudah menarche. 3. Hasiluji lambda menunjukkan
ada hubungan antara status gizi dengan terjadinya menarche pada remaja dengan nilai ρ value = 0,004, kekuatan sedang dengan nilai r = 0,438
(5)
commit to user
B. Saran 1. Bagi Siswi
Diharapkan kepada siswi SD Ta’mirul Islam dan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam lebih memerhatikan status gizi pada dirinya dengan tujuan agar fungsi reproduksi dapat bekerja dengan baik sehingga para remaja mendapatkan menarche pada rentang usia yang normal. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan meneliti faktor lain yang memengaruhi terjadinya menarche dan menyamakan faktor luar yang memengaruhi terjadinya menarche.
Daftar Pustaka
Aishah, S. 2011. Hubungan Antara Status Gizi dengan Terjadinya Menarche pada Siswi SD dan SMP Shafiyyatul Amaliyyah. Medan:
Universitas Sumatra Utara FK. Karya Tulis Ilmiah. P 5-6
Amaliah, N. 2010. Hubungan Status Tinggi Badan dengan Usia Menarche. Jakarta: Jurnal. P 4 Arief, M. 2008. Pengantar Metodologi
Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Solo: UNS Press. Pp 54
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. Pp 63-71: 94-101
Danny, L, 2006. At A Glance Sistem Reproduksi. Penerbit Erlangga. Pp 30-5
Dieny, Fauziah, Y. 2012. Infertilitas dan Gangguan Alat Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Nuha Medika. Pp 27-32
Hidayat, A. A. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analasis Data. Jakarta: Salemba Medika. Pp 81
Narendra, M. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: CV Sagung Seto. Pp 43-60
Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pp 41-3: 171-81 Nursalam. 2008. Konsep Penerapan
Metodologi Penelitian Dan Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pp 50-5
Paath, F. E. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. Pp 48-72
(6)
commit to user Prastika, D. 2012. Hubungan Indeks
Massa Tubuh (IMT) Dengan Usia Menarche Pada Remaja Putri Kelas Vll di SMPN 12 Kota Batam Tahun 2012. Batam: Skripsi.
Pratiwi, A. 2011. Hubungan Status Gizi dengan Keteraturan Siklus Menstruasi Siswi SMA Negeri 1 Mojolaban. Surakarta: UNS FK. Karya Tulis Ilmiah
Proverawati, A. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika. Pp 141-51
Putri, Kartika. 2009. Hubungan Antara Status Gizi, Keterpaparan Media Cetak/ Elektronik, Status Menarche Ibu (Genetik), dan Aktifitas Olahraga Terhadap Status Menarche Pada Siswi Al-Azhar Rawamangun Jakarta Timur. Jakarta: UI FKM Prodi FKM. Skripsi.
Soetjiningsih. 2013. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Pp 62-7 Sumini. 2014. Hubungan Status Gizi
dengan Usia Menarche pada Siswi Sekolah Dasar Kelas 4, 5 dan 6 di Sekolah Dasar Negeri Grabahan Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan. Magetan: Jurnal Delima Harapan Vol 3 No. 2.
Supariasa, N. D. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Pp 35-61 Sylvia. 2012. Hubungan Status Gizi
Dengan Usia Menarche Pada Remaja Putri di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Lampung: Universitas Lampung FK. Skripsi.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Bantul: Pustaka Rihama. Pp 111-23
Winkjosastro, H. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Pp 109-15
Yanti, A. S. 2012. Hubungan Berat Badan, Persen Lemak Tubuh, Indeks Masa Tubuh (IMT), Umur Menarche Ibu Dengan Umur Menarche Pada Siswi SDN Cikaret 01 Cibinong Kabupaten Bogor. Jakarta: UI FKM Prodi FKM. Skripsi