PENDAHULUAN Upaya Mengembangkan Kemampuan Interaksi Sosial Anak Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Anak Kelompok A Di Tk Pertiwi Segaran Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2012 / 2013.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukkan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmanidan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan Taman Kanak – kanak merupakan pendidikan pra
sekolah yang mempersapkan anak didik memasuki pendidikan sekolah
dasar, yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar kea rah
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan daya cipta yang diperlukan
anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Di dalam UU No. 27 Tahun
2003 tentang pendidikan prasekolah, bab 1 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa
pendidikan pra sekolah ( Taman Kanak kanak ) adalah pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak diluar
keluarganya.
Pendidikan yang dilakukan pada usia Taman Kanak - kanak pada
hakikatnya adalah upaya memfasilitasi perkembangan yang sedang terjadi
pada dirinya. Perkembangan anak usia Taman Kanak - kanak merupakan
peningkatan kesadaran dan kemampuan anak untuk mengenal dirinya dan
1
2
berinteraksi dengan lingkungannya seiring dengan pertumbuhan fisik yang
dialaminya. Pada usia ini anak mengalami perubahan tata pergaulan yaitu
tata pergaulan lingkungan keluarga menuju tata pergaulan lingkungan.
Anak usia dini termasuk anak TK berada dalam masa keemasan,
dimana anak mulai peka menerima dan merespon berbagai stimulan dari
lingkungan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Selain itu, masa
usia TK merupakan pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya, sehingga diperlukan layanan pendidikan yang sesuai agar anak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dalam pendidikan formal yang memegang peranan utama dalam
pendidikan anak ialah guru. Guru mempunyai tanggung jawab untuk
mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan, mengontrol reaksi anak dan
merespon reaksi anak. Salah satu aspek perkembangan yang harus
dikembangkan ialah aspek sosial, hal ini bertujuan untuk membekali anak
cara hidup bergaul dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Kemampuan interaksi sosial anak merupakan suatu hal yang penting
untuk dikembangkan sejak dini, karena interaksi sosial anak sangat
mempengaruhi tingkat perkembangan anak dari usia dini hingga usia
dewasa kelak. Interaksi sosial adalah kunci dari kehidupan sosial karena
tanpa adanya interaksi maka tidak akan ada kehidupan bersama padahal
manusia hidup tidak akan lepas dari kehidupan bersama orang lain.
Kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain akan mempengaruhi
bagaimana penerimaan orang lain terhadap dirinya. Jika anak mampu
3
menjalin interaksi sosial yang baik dengan orang lain maka anak akan
mendapat respon yang baik, begitu pula sebaliknya. Untuk itu interaksi
perlu dikembangkan sejak dini, karena jika anak dibiarkan tidak banyak
berinteraksi dengan orang lain, anak akan menjadi anak yang individual dan
tidak mempuyai rasa empati pada orang.
Atas dasar itu, hendaknya kemampuan interaksi sosial anak
dikembangkan sejak dini. Kondisi emosi anak TK yang masih labil dalam
menjalin interaksi dengan orang lain
dan belum memiliki keberanian
menjalin interaksi sosial dengan orang lain menjadi tantangan dalam usaha
pengembangannya.
Dalam usaha pengembangan kemampuan interaksi sosial anak, guru
mempunyai peranan penting. Oleh karena itu hendaknya seorang guru
metode dalam mengajar yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak
dan mampu mengurangi kejenuhan anak dalam belajar. Ada beberapa model
dalam mengajar yang dapat dipilih guru dalam melakukan proses
pembelajaran, namun pemilihan model ini harusnya disesuaikan dengan
materi yang ingin disampaikan, tahap perkembangan anak dan tujuan yang
ingin dicapai karena salah satu penunjang keberhasilan pendidikan adalah
penggunaan metode mengajar yang tepat. Guru hendaknya juga melakukan
proses belajar mengajar secara aktif,
kreatif, inovatif, menyenangkan,
efektif dan berbobot untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Guru tidak cukup hanya memberikan ceramah atau klasikal kepada anak dan
memberitaukan secara lisan mengenai suatu hal, karena daya tangkap dan
4
konsentrasi anak masih pendek. Selain itu pembelajaran ceramah ataupun
klasikal akan membuat anak cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran.
Salah satu cara dalam mengembangkan kemampuan interaksi sosial
anak
dapat
dilakukan
melalui
pembelajaran
kooperatif.
Dengan
pembelajaran kooperatif, secara tak langsung anak akan merasa saling
membutuhkan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut, sehingga
anak terdorong untuk berinteraksi dengan anak lain. Melalui kegiatan
pembelajaran kooperatif diharapkan sifat egoisentrisme anak akan semakin
berkurang dan anak secara bertahap berkembang menjadi makhluk sosial
yang dapat bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Model pembelajaran kooperatif tentunya juga perlu teknik pembelajaran
yang bervariasi untuk mengurangi kejenuhan anak dalam belajar agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.Ada beberapa teknik dalam
pembelajaran koopertaif, salah satunya teknik mencari pasangan.Teknik
mencari pasangan mampu menstimulus anak untuk berinteraksi dengan
anak lainnya.
Meskipun sekolah Taman Kanak - kanak hanya salah satu lembaga
yang bertanggung jawab atas pendidikan anak, namun sekolah memegang
peranan penting dalam proses sosialisasi. Anak mengalami perubahan dalam
kelalakuan sosial setelah anak masuk sekolah.Di Taman Kanak – kanak
anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru, anak m
ulai berkenalan dengan anak yang beragam latar belakangnya dan belajar
menjalankan perannya dalam struktur sosial yang dihadapi di sekolah.
5
Berdasarkan pengamatan di TK Pertiwi Segaran kelompok A
ditemukan hampir 66% dari 12 anak masih kurang menjalin interaksi
dengan temannya.Sikap demikian diperkirakan karena egositas yang
melekat pada diri anak dan kurangnya penanaman konsep tentang
pentingnya berinteraksi dengan orang lain. Dengan dilakukan penelitian ini
diharapkan dapat membantu untuk mengembangkan kemampuan interaksi
sosial anak.
Berpijak dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Upaya Mengembangkan Kemampuan
interaksi Sosial Anak Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Anak
Kelompok A di TK Pertiwi Segaran Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2012 /
2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut :
1.
Kurangnya keberanian anak dalam berinteraki sengan teman lainya;
2.
Masih rendahnya kemampuan interaksi sosial anak dengan anak lainnya
yang disebabkan juga karena tingkat emosi anak yang masih labil;
3.
Masih
rendahnya
pembelajaran
yang
dapat
mengembangkan
kemampuan interaksi sosial anak dilihat dari interaksi sosial antar anak
yang masih kurang terjalin;
6
C.
Pembatasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah agar
tidak menyimpang dari tujuan yang diharapkan, maka penelitian ini perlu
pembatasan masalah.Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi
pada:“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan dalam
rangka PengembanganKemampuan Interaksi SosialAnak Kelompok A di
TK Pertiwi Segaran Delanggu Klaten tahun ajaran 2012/2013”.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan :
“Apakah
pembelajaran
kooperatif
dapat
kemampuan interaksi sosial anak kelompok A
mengembangkan
di TK Pertiwi Segaran
Delanggu Klaten tahun ajaran 2012/2013?”
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
mengembangkan kemampuan interaksi sosial anak kelompok A TK Pertiwi
Segaran Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.
Adapun tujuan khusus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah
untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan
kemampuan interaksi sosial anak kelompok A
Delanggu Klaten tahun ajaran 2012/2013.
di TK Pertiwi Segaran
7
F.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian
ini diharapkan mempunyai manfaat/kegunaan dalam pendidikan baik secara
langsung maupun tak langsung. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut :
1.
Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara umum diharapkan dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan di bidang Pendidikan Anak Usia Dini khususnya
pada perkembangan kemampuan interaksi sosial anak TK.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Memberi masukan pada guru dalam menentukan metode yang
dikembangkan dalam pembelajaran;
2) Memberi masukan pada guru untuk dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi anak saat beradaptasi dan
berinteraksi dengan anak;
3) Memberi sumbangan informasi bahwa terdapat pengaruh
lingkungan sekolah terhadap perkembangan sosial emosional;
b.
Bagi Anak
Supaya anak dapat mengembangkan kemampuan interaksi sosial
dengan teman, guru, orang tua dan lingkungan sekitar;
c.
Bagi Sekolah
Dapat
dijadikan
bahan
pertimbangan
keputusan dalam membimbing anak.
dalam
pengambilan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukkan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmanidan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan Taman Kanak – kanak merupakan pendidikan pra
sekolah yang mempersapkan anak didik memasuki pendidikan sekolah
dasar, yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar kea rah
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan daya cipta yang diperlukan
anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Di dalam UU No. 27 Tahun
2003 tentang pendidikan prasekolah, bab 1 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa
pendidikan pra sekolah ( Taman Kanak kanak ) adalah pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak diluar
keluarganya.
Pendidikan yang dilakukan pada usia Taman Kanak - kanak pada
hakikatnya adalah upaya memfasilitasi perkembangan yang sedang terjadi
pada dirinya. Perkembangan anak usia Taman Kanak - kanak merupakan
peningkatan kesadaran dan kemampuan anak untuk mengenal dirinya dan
1
2
berinteraksi dengan lingkungannya seiring dengan pertumbuhan fisik yang
dialaminya. Pada usia ini anak mengalami perubahan tata pergaulan yaitu
tata pergaulan lingkungan keluarga menuju tata pergaulan lingkungan.
Anak usia dini termasuk anak TK berada dalam masa keemasan,
dimana anak mulai peka menerima dan merespon berbagai stimulan dari
lingkungan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Selain itu, masa
usia TK merupakan pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya, sehingga diperlukan layanan pendidikan yang sesuai agar anak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dalam pendidikan formal yang memegang peranan utama dalam
pendidikan anak ialah guru. Guru mempunyai tanggung jawab untuk
mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan, mengontrol reaksi anak dan
merespon reaksi anak. Salah satu aspek perkembangan yang harus
dikembangkan ialah aspek sosial, hal ini bertujuan untuk membekali anak
cara hidup bergaul dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Kemampuan interaksi sosial anak merupakan suatu hal yang penting
untuk dikembangkan sejak dini, karena interaksi sosial anak sangat
mempengaruhi tingkat perkembangan anak dari usia dini hingga usia
dewasa kelak. Interaksi sosial adalah kunci dari kehidupan sosial karena
tanpa adanya interaksi maka tidak akan ada kehidupan bersama padahal
manusia hidup tidak akan lepas dari kehidupan bersama orang lain.
Kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain akan mempengaruhi
bagaimana penerimaan orang lain terhadap dirinya. Jika anak mampu
3
menjalin interaksi sosial yang baik dengan orang lain maka anak akan
mendapat respon yang baik, begitu pula sebaliknya. Untuk itu interaksi
perlu dikembangkan sejak dini, karena jika anak dibiarkan tidak banyak
berinteraksi dengan orang lain, anak akan menjadi anak yang individual dan
tidak mempuyai rasa empati pada orang.
Atas dasar itu, hendaknya kemampuan interaksi sosial anak
dikembangkan sejak dini. Kondisi emosi anak TK yang masih labil dalam
menjalin interaksi dengan orang lain
dan belum memiliki keberanian
menjalin interaksi sosial dengan orang lain menjadi tantangan dalam usaha
pengembangannya.
Dalam usaha pengembangan kemampuan interaksi sosial anak, guru
mempunyai peranan penting. Oleh karena itu hendaknya seorang guru
metode dalam mengajar yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak
dan mampu mengurangi kejenuhan anak dalam belajar. Ada beberapa model
dalam mengajar yang dapat dipilih guru dalam melakukan proses
pembelajaran, namun pemilihan model ini harusnya disesuaikan dengan
materi yang ingin disampaikan, tahap perkembangan anak dan tujuan yang
ingin dicapai karena salah satu penunjang keberhasilan pendidikan adalah
penggunaan metode mengajar yang tepat. Guru hendaknya juga melakukan
proses belajar mengajar secara aktif,
kreatif, inovatif, menyenangkan,
efektif dan berbobot untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Guru tidak cukup hanya memberikan ceramah atau klasikal kepada anak dan
memberitaukan secara lisan mengenai suatu hal, karena daya tangkap dan
4
konsentrasi anak masih pendek. Selain itu pembelajaran ceramah ataupun
klasikal akan membuat anak cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran.
Salah satu cara dalam mengembangkan kemampuan interaksi sosial
anak
dapat
dilakukan
melalui
pembelajaran
kooperatif.
Dengan
pembelajaran kooperatif, secara tak langsung anak akan merasa saling
membutuhkan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut, sehingga
anak terdorong untuk berinteraksi dengan anak lain. Melalui kegiatan
pembelajaran kooperatif diharapkan sifat egoisentrisme anak akan semakin
berkurang dan anak secara bertahap berkembang menjadi makhluk sosial
yang dapat bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Model pembelajaran kooperatif tentunya juga perlu teknik pembelajaran
yang bervariasi untuk mengurangi kejenuhan anak dalam belajar agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.Ada beberapa teknik dalam
pembelajaran koopertaif, salah satunya teknik mencari pasangan.Teknik
mencari pasangan mampu menstimulus anak untuk berinteraksi dengan
anak lainnya.
Meskipun sekolah Taman Kanak - kanak hanya salah satu lembaga
yang bertanggung jawab atas pendidikan anak, namun sekolah memegang
peranan penting dalam proses sosialisasi. Anak mengalami perubahan dalam
kelalakuan sosial setelah anak masuk sekolah.Di Taman Kanak – kanak
anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru, anak m
ulai berkenalan dengan anak yang beragam latar belakangnya dan belajar
menjalankan perannya dalam struktur sosial yang dihadapi di sekolah.
5
Berdasarkan pengamatan di TK Pertiwi Segaran kelompok A
ditemukan hampir 66% dari 12 anak masih kurang menjalin interaksi
dengan temannya.Sikap demikian diperkirakan karena egositas yang
melekat pada diri anak dan kurangnya penanaman konsep tentang
pentingnya berinteraksi dengan orang lain. Dengan dilakukan penelitian ini
diharapkan dapat membantu untuk mengembangkan kemampuan interaksi
sosial anak.
Berpijak dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Upaya Mengembangkan Kemampuan
interaksi Sosial Anak Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Anak
Kelompok A di TK Pertiwi Segaran Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2012 /
2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut :
1.
Kurangnya keberanian anak dalam berinteraki sengan teman lainya;
2.
Masih rendahnya kemampuan interaksi sosial anak dengan anak lainnya
yang disebabkan juga karena tingkat emosi anak yang masih labil;
3.
Masih
rendahnya
pembelajaran
yang
dapat
mengembangkan
kemampuan interaksi sosial anak dilihat dari interaksi sosial antar anak
yang masih kurang terjalin;
6
C.
Pembatasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah agar
tidak menyimpang dari tujuan yang diharapkan, maka penelitian ini perlu
pembatasan masalah.Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi
pada:“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan dalam
rangka PengembanganKemampuan Interaksi SosialAnak Kelompok A di
TK Pertiwi Segaran Delanggu Klaten tahun ajaran 2012/2013”.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan :
“Apakah
pembelajaran
kooperatif
dapat
kemampuan interaksi sosial anak kelompok A
mengembangkan
di TK Pertiwi Segaran
Delanggu Klaten tahun ajaran 2012/2013?”
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
mengembangkan kemampuan interaksi sosial anak kelompok A TK Pertiwi
Segaran Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.
Adapun tujuan khusus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah
untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan
kemampuan interaksi sosial anak kelompok A
Delanggu Klaten tahun ajaran 2012/2013.
di TK Pertiwi Segaran
7
F.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian
ini diharapkan mempunyai manfaat/kegunaan dalam pendidikan baik secara
langsung maupun tak langsung. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut :
1.
Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara umum diharapkan dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan di bidang Pendidikan Anak Usia Dini khususnya
pada perkembangan kemampuan interaksi sosial anak TK.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Memberi masukan pada guru dalam menentukan metode yang
dikembangkan dalam pembelajaran;
2) Memberi masukan pada guru untuk dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi anak saat beradaptasi dan
berinteraksi dengan anak;
3) Memberi sumbangan informasi bahwa terdapat pengaruh
lingkungan sekolah terhadap perkembangan sosial emosional;
b.
Bagi Anak
Supaya anak dapat mengembangkan kemampuan interaksi sosial
dengan teman, guru, orang tua dan lingkungan sekitar;
c.
Bagi Sekolah
Dapat
dijadikan
bahan
pertimbangan
keputusan dalam membimbing anak.
dalam
pengambilan