PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MEMILIH BAHAN BAKU BUSANA DI SMK NEGERI 10 MEDAN T.A 2011/2012.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN MEMILIH BAHAN BAKU BUSANA DI SMK NEGERI 10 MEDAN T.A. 2011/2012
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
NIA ASTARINA TARIGAN NIM. 061255410071
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2012
(2)
(3)
(4)
i
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Memilih Bahan Baku Busana Di SMK Negeri 10 Medan T.A 2011/2012.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperetif tipe STAD pada mata pelajaran memilih bahan baku busana di kelas X-2 Tata Busana sub kompetensi membuat tatakan gelas dengan teknik mengait. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMK Negeri 10 Medan pada tahun ajaran 2011/2012.
Adapun sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 Tata Busana Di SMK Negeri 10 Medan dengan sample 35 orang. Menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan alat pengumpulan data yaitu observasi dan test.
Metode penelitian ini meliputi; 1. Pertemuan awal oleh peneliti dengan guru mata pelajaran, untuk merencanakan tugas dan teknik pelaksanaan tindakan serta penentuan instrument yang akan digunakan, 2. Menyusan rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati dimana peneliti direncanankan 2 kali siklus telah dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012. Setiap siklus mencangkup aktivitas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Pengumpulan data dilakukan dengan test kemampuan siswa membuat tatakan gelas dengan menggunakan teknik mengait. Dengan menggunakan indikator keberhasilan klasikal 80 % siswa memperoleh nilai minimal 75.
Sebelum pembelajaran dilakukan diadakan tes awal kemampuan dan keterampilan siswa dalam pembuatan tatakan gelas dengan teknik mengait dapat dikatakan masi rendah. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada hasil nilai rata-rata keseluruhan siswa 65,24 dengan kategori yang tuntas mengikuti pelajaran hanya 8 siswa (22,86%) dan yang tidak tuntas 27 siswa (77,14%).
Selanjutnya pembelajaran dilaksanakan pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar dengan nilai rata-rata 74,14 dengan kategori yang tuntas mengikuti pelajaran 22 siswa (62,86%) dan yang tidak tuntas 13 siswa (37,14%).
Dengan melihat persentase nilai ketuntasan mengikuti pelajaran pada siklus I dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar pada siklus I belum memenuhi ketuntasan klasikal 80 %. Maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus II dengan nilai rata-rata 75,05 dengan kategori tuntas 33 siswa (94,29%) dan yang tidak tuntas 2 siswa (5,21%). Dengan melihat hasil belajar pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa telah mencapai ketuntasan klasikal.
(5)
ii
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Memilih Bahan Baku Busana Di SMK Negeri 10 Medan T.A 2011/2012”.
Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun tata bahasa. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik serta masukan yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah turut membantu penulis, mulai dari pelaksanaan penelitian sampai pada penyelesaian skripsi ini antara lain:
1. Bapak Prof. Dr Abdul Hamid K, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik UNIMED
2. Bapak Drs. Sempurna Peranginangin, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNIMED
3. Ibu Dra. Lelly Fridiarti, M.Pd, selaku Ketua Jurusan PKK Fakultas Teknik UNIMED
4. Ibu Dra. Dina Ampera, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan PKK Fakultas Teknik UNIME4D
5. Ibu Dra. Nurmaya Napitu,M.Si, Selaku Ketua Prodi PKK Tata Busana Fakultas Teknik UNIMED
(7)
6. Ibu Dra. Hotmaria Tampubolon, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik
7. Ibu Dra. Juliarti, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus dosen penguji I, Dra. Rosita Carolina, M.Pd, selaku dosen penguji II, Dra. Nurhayati Tanjung, M.Pd, selaku dosen penguji III yang telah banyak memberikan kritikan dan masukan yang membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
8. Kepada kedua orang tua saya yang sangat saya sayangi dan banggakan N Tarigan dan H Br Ginting yang telah memberikan bantuan moril, material dan doa
9. Semua Ibu Dosen di Jurusan PKK khususnya prodi Tata Busana Fakultas Teknik UNIMED yang saya hormati
10.Seluruh staf pegawai di Fakultas Teknik UNIMED dan Jurusan PKK Prodi Tata Busana khususnya kak Tika yang telah banyak membantu dalam penyusunan berkas
11.Ibu Dra. Dahlia Purba, MM selaku kepala sekolah, guru mata pelajaran memilih bahan baku busana dan seluruh guru SMK Negeri 10 Medan yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis
12.Seluruh keluarga dan adikku tersayang (Andri Prima Tarigan, Rasta Veronika Tarigan) yang memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini
13.Sahabat seperjuangan (Adhlan Naja, Elvin, Sri Damenta, Lisa Christenty, Elani Pinem, Teti Lova, Poibe Silsa, Sri Ani, kak juli, kak feni, kak tuti) dan Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan PKK Tata Busana UNIMED yang telah memberikan dukungan dan saran dalam penyusunan skripsi ini
(8)
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2012 Penulis
Nia Astarina Tarigan 061255410071
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DALEFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Indentifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 9
A. Kerangka Teoritis ... 9
1. Model Pembelajaran... 9
2. Pembelajaran Kooperatif ... 10
3. STAD (Student Teams Achievment Division) ... 16
4. Hasil Belajar ... 22
B. Sejarah Budaya Mengkait/Merenda ... 25
1. Pengertian Mengkait ... 26
2. Alat dan Bahan Mengait ... 28
3. Cara memegang jarum ... 28
4. Desain pola ... 29
5. Macam-Macam Tusuk Dasar ... 29
(10)
C. Kerangka Konseptual ... 37
D. Pengajuan Hipotesis ... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 40
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 40
D. Defenisi Operasional Penelitian ... 40
E. Prosedur Penelitian ... 41
F. Alat Pengumpulan Data ... 45
G. Teknik Pengumpulan Data ... 47
H. Analisi Data ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Deskripsi Dan Pembahasan ... 52
B. Pembahasan Penelitian ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79
1. Kesimpulan ... 79
2. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 70
LAMPIRAN ... 72
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Jarum Hakpen dan gunting ... 27
2. Benang ... 28
3. Cara memegang jarum seperti pensil/pulpen ... 28
4. Cara memegang jarum seperti pisau ... 28
5. Tusuk Rantai ... 29
6. Tusuk Tunggal ... 29
7. Tusuk Ganda ... 29
8. Tusuk Triple ... 30
9. Pusat Lingkaran... 30
10. Model tatakan gelas ... 30
11. Motif tatakan gelas ... 30
12. Langkah 1 ... 31
13. Langkah 2 ... 31
14. Langkah 3 ... `32
15. Langkah 4 ... 33
16. Langkah 5 ... 33
17. Langkah 6 ... 34
18. Langkah 7 ... 35
19. Langkah 8 ... 36
20. Langkah 9 ... 37
21. Skema variable penelitian ... 38
22. Siklus PTK ... 44
23. Diagram Pre Tes ... 53
24. Diagram Siklus I ... 59
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. RPP Suklus I ... 72
2. RPP Siklus II ... 83
3. Instrumen Penelitian ... 94
4. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 95
5. Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 96
6. Hasil Belajar Pre Tes ... 97
7. Pembagian kelompok ... 98
8. Hasil Belajar Siklus I ... 99
9. Hasil Belajar Siklus II... 100
10. Hasil Pengamatan Pre Tes ... 101
11. Hasil Pengamatan Siklus I ... 102
12. Hasil Pengamatan Siklus II ... 103
(13)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu negara. Melalui pendidikan harkat dan martabat bangsa dapat ditingkatkan dan dengan demikaian tujuan untuk memajukan negara ke arah yang lebih baik lagi dapat terwujud. Peningkatan mutu pendidikan telah banyak dilakukan oleh setiap negara untuk memajukan negaranya. Salah satunya adalah Indonesia yang menjadikan pendidikan sebagai jalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukan UUD 1945. Dalam peningkatan mutu pendidikan ini diharapkan dapat menghasilkan manusia yang dapat memberikan banyak kontribusi bagi masyarakat, bangsa, dan negara, sehingga mampu hidup dan bersaing dalam era globalisasi yang akan datang tanpa kehilangan identitas nasionalnya.
Pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dikembangkan, sehingga pembangunan sumber daya manusia dibidang pendidikan merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa. Untuk menghadapi persaingan dalam era globalisasi, pemerintah berusaha mengantisipasi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang dilakukan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
(14)
2 Yang Maha Esa, beraklhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab.
Menyadari hal ini maka mutu pendidikan harus terus ditingkatkan. Dalam peningkatan mutu pendidikan menuntut adanya respon dari berbagai pihak, mulai dari tenaga kependidikan (guru), orang tua, peserta didik, masyarakat dan pemerintah untuk mencapai tujuana akhir yaitu SDM yang berkualitas, sehingga peserta didik perlu dipersiapkan sejak dini.
Guru di dalam dunia pendidikan sangat berperan penting untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran karena guru merupakan seseorang yang berhadapan langsung dengan siswa. Di dalam interaksi pendidikan, peserta didik tidak selalu harus diberi atau dilatih, mereka dapat mencari, menemukan, memecahkan masalah dan melatih dirinya sendiri. Selain guru, sekolah juga memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung peran penting pendidikan, salah satu lembaga pendidikan yang ada di Indonesia yang memiliki peran penting dalam mengembangkan pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang merupakan jawaban untuk mengisi kebutuhan akan SDM yang terampil dan mandiri serta berkualitas.
Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berkualitas, dimana secara bertahap pemerintah melakukan pembenahan seperti memperbaiki dan mengembangkan kurikulum. Perubahan kurikulum dapat kita lihat dari kurikulum 2004 ke KBK kemudian ke KTSP Standar. Penyederhanan bahan kurikulum yang berorientasi pada kelulusan siswa, sehingga memiliki kompetensi atau kemampuan dalam dunia kerja.
(15)
3 Secara khusus tujuan program keahlian Tata Busana adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap agar kompeten dalam mengukur, membuat pola, menjahit, menyelesaikan busana, memilih bahan tekstil, dan bahan pembantu secara tepat, menggambar macam–macam busana sesuiai kesempatan, menghias busana sesuai desain dan mampu mengelola usaha di bidang busana. Berdsarkan GBPP untuk program keahlian Tata Busana, setiap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki 3 program mata diklat yaitu: 1. Program Normatif, 2. Program Adaptif, 3. Program Produktif. Adapun salah satu program produktif adalah Memilih Bahan Baku Busana. Dimana terdapat sub kompetensi diantaranya adalah uji coba membuat pelengkap busana yaitu mengait.
Berdasarkan hasil observasi awal di SMK Negeri10 Medan diperoleh data yang menunjukkan hasil belajar Memilih Bahan baku Busana di kelas X Busana memiliki indeks hasil belajar yang masih kurang kompeten. Ini terbukti dari pengambilan data dari nilai akhir mengait siswa kelas X Busana yang diperoleh dari guru bidang study di SMK Negeri 10 Medan, diperoleh informasi bahwa nilai rata–rata siswa untuk mata pelajaran Memilih Bahan Baku Busana pada sub kompetensi mengait, 2 tahun terakhir dapat dilihat gambarannya pada Tabel 1.1 berikut:
(16)
4 1. Nilai Siswi SMK Negeri 10 Medan Pada Mata Pelajaran Memilih Bahan Baku Busana Sub Kompetensi Mengait
Sumber: Dokumentasi Nilai Guru Bidang Study SMK Negeri 10 Medan Melalui table hasil belajar yang diperoleh dari daftar penilaian guru pada mata pelajaran memilih bahan baku busana pada sub kompentensi mengait, diketahui bahwa pada tahun ajaran 2009/2010 terdapat 41 (47,67 %) orang siswa dengan perolehan nilai rendah. Pada tahun ajaran 2010/2011 terdapat 27 (47,36%) orang siswa dengan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimum yang telah disepakati di SMK Negeri 10 Medan yaitu 75. Maka dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran mata pelajaran memilih bahan baku busana setiap tahunnya masih banyak ditemukan jumlah persentase siswa yang nilainya rendah atau kurang dari nilai KKM .
Slameto (2003) mengatakan rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri seperti kesehatan, keterbatasan amggota tubuh, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Faktor ekstern adalah suatu faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi kurikulum,
Tahun Pelajaran
(TP)
Kelas Nilai Jumlah
Siswa
100-90 % 89-80 % 79-76 % <75 %
2009/2010 X-1 - - 9 32,14 8 28,57 11 39,28 28
X-2 3 10 7 23,33 4 13,33 16 53,33 30
X-3 - - 9 32,14 5 17,85 14 50 28
Jumlah 3 3,48 25 29,26 17 19,76 41 47,67 86
2010/2011 X-1 1 3,57 8 28,57 5 17,85 14 50 28
X-2 2 6,39 6 20,68 8 27,58 13 48.82 29
(17)
5 guru, bahan pembelajaran, model pembelajaran, media pembelajaran, saranan dan prasarana, sumber belajar, pendekatan, teknik, taktik yang digunakan selama proses belajar mengajar dan strategi pembelajaran. Maka untuk mengantisipasi masalah ini perlu ditemukan solusi pemecahan masalahnya. Penulis ingin menerapkan model dalam pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam menumbuhkan kebali motivasi dan minat siswa dalam belajar.
Robert Slavin dan kawan-kawan dari universitas John Hopkins menjelaskan bahwa salah satu model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode STAD (Student Teams Achievement Divisions). Tipe STAD dipandang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif (Sugiyanto, 2009). Metode pembelajaran kooperatif learning tipe STAD merupakan salah satu metode pembelajaran yang ditawarkan untuk meningkatkan kinerja pengajaran guru dan prestasi belajar siswa. Metode pembelajaran kooperatif learning tipe STAD adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang didasarkan pada mekanisme pembentukan anggota kelompok. Dimana setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran dan mengkomunikasikan hasil perolehannya kepada siswa, berfokus pada siswa, dan menciptakan kelas yang produktif dan menyenangkan.
Dengan metode pembelajaran kooperaif learning tipe STAD ini, guru yang biasanya aktif didepan kelas dan siswa hanya mendengar akan diubah menjadi siswa aktif bekerja dan belajar dikelas sementara guru mengarahkannya dari dekat. Berdasarkan uraian dan hasil nilai membuat konstruksi busana di atas penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan
(18)
6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Memilih Bahan Baku Busana Di SMK Negeri 10 Medan T.A 2011 / 2012”.
B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang dikemukankan diatas maka dapat diindentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apakah penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran memilih bahan baku busana di SMK Negeri 10 Medan Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Apakah model pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division) lebih efekftif dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran memilih bahan baku busana
3. Apakah model pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division) memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran memilih bahan baku busana.
4. Apa yang menyebabkan kurangnya antusias siswa dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran memilih bahan baku busana 5. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa di SMK Negeri 10
Medan setelah penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD
(19)
7 C. Batasan Masalah
Mengingat kemampuan penulis yang terbatas dalam hal pengetahuan, biaya, waktu, dan luasnya permasalahan maka batasan masalah penelitian ini di batasi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran memilih bahan baku busana pada kompetensi mengait membuat tatakan gelas dikelas X–2 Program Tata Busana SMK Negeri 10 Medan T.A 2011 / 2012.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, indentifikasi masalah, dan perumusan masalah di atas maka, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah penerapan model kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division) pada mata pelajaran memilih bahan baku busana pada kompetensi mengait membuat tatakan gelas di kelas X-2 SMK Negeri 10 Medan T. A 2011/2012.
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran STAD
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui bagaimana penerapan model model kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division) pada mata pelajaran memilih bahan baku
(20)
8 busana pada kompetensi mengait membuat tatakan gelas di kelas X-2 SMK Negeri 10 Medan T.A 2011/2012
2. Mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 10 Medan pada mata pelajaran memilih bahan baku busana pada kompetensi mengait membuat tatakan gelas melalui penerapan model pembelajaran kooperatif STAD.
F. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai:
1. Informasi bagi mahasiswa calon guru umumnya dan khususnya bagi peneliti dalam meningkatkan kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas dan kemampuan menggunakan model pembelajaran.
2. Masukan bagi guru yang mengajar mata pelajaran memilih bahan baku busana di sekolah SMK Tata Busana, khususnya SMK Negeri 10 Medan, 3. Informasi bagi siswa agar lebih meningkatkan hasil belajarnya khusunya
(21)
67 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sebelum pembelajaran dilakukan diadakan tes awal kemampuan dan keterampilan siswa dalam pembuatan tatakan gelas dengan teknik mengait dapat dikatakan masih rendah. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada nilai rata-rata keseluruhan siswa 65,24 dengan kategori yang tuntas mengikuti pelajaran hanya 8 siswa (22,86%) dan yang tidak tuntas 17 siswa (77,14%).
2. Selanjutnya pembelajaran dilaksanakan pada siklus I menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar dengan nilai rata-rata 74,14 dengan kategori yang tuntas mengikuti pelajaran 22 siswa (62,86%) dan yang tidak tuntas 13 siswa (37,14%)
3. Dengan melihat persentase nilai ketuntasan mengikuti pelajaran pada siklus I dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar pada siklus I belum memenuhi ketuntasan klasikal 80 %. Maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus II dengan nilai rata-rata 75,05 dengan kategori tuntas 33 siswa (94,29%) dan yang tidak tuntas 2 siswa (5,21%). Dengan melihat hasil belajar pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa telah mencapai ketuntasan klasikal.
4. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperartif tipe STAD pada mata pelajaran memilih bahan baku busana dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan
(22)
68 membuat membuat tatakan gelas dengan teknik mengait di kelas X-2 Tata Busana SMK Negeri 10 Medan.
B. Saran
1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran, oleh karena itu disarankan kepada guru agar menggunakan model pembelajaran tersebut pada mata pelajaran yang memiliki karakteristik yang menyerupai pelajaran memilih bahan baku busana dalam penyampaian materi pelajarannya.
2. Guru hendaknya selalu berusaha menggali ide yang bersifat kreatif dan inovatif dalam menggunakan model pembelajaran tipe STAD yang mengacu kepada diskusi setiap kelompok siswa yang mampu memberikan umpan balik antar siswa di kelas sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna dan dapat menumbuhkan minat dan semangat belajar siswa.
3. Keberhasilan pembelajaran di kelas tentunya tidak terlepas dari tersedianya fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, diharapkan peran serta semua pihak untuk melengkapi sarana dan prasarana yang telah ada agar dapat menunjang keberhasilan pembelajaran.
4. Saran bagi peneliti, kiranya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan suatu keterampilan serta pengetahuan untuk menambah wawasan dalam mendidik siswa.
(23)
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman.(2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta; Rineka Cipta
Arikunto. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta ; Bumi Aksara
Depdikbud. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka Djamarah, dkk. (2002). Staregi Belajar Mengajar. Jakarta; Rineka Cipta
Handayani, Pipi. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang diintegrasikan dengan Komputer (Makro Media Flash CS3) pada
pokokBahasan Asam, Basa dan Garam. UNIMED Hamalik. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta; Rineka Cipta
http://inderamunawar.blogspot.com/2010/06/hasil-belajar-pengertian-dan-defenisi-html
Ibrahim, Muslimin. (2000). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta; Rineka Cipta
Idris, Noe. 2009. Teknik Merajut Untuk Pemula. Jakarta Selatan; Kawan Pustaka Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung; Alfabeta.
Pratiwi, Asih, Ari. (2011). Crochet Untuk Pemula: Ragam Aksesoris Cantik. Jakarta; KANAYApress
Rasidi. (2011). Crochet Home Decoration-Kreasi Rajutan Elegan Untuk Dekorasi Rumah. Jogyakarta: ANDI
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mepengaruhi. Jakarta; PT. Rineka Cipta.
(24)
70 Slavin, Robert E. (2000). Educational Psychology: Theory and Practice. New
York: Allyn dan Bacon
Simanjuntak, Juliber A.(2008). Pengaruh Model Pembelajaran Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Alat Ukur Listrik Dan Elektronika Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Se Tuan 2008/2009. Skripsi Medan : Fakultas Teknik, Universitas Negri Medan
Sudjana. (2009). Metode Statistika. Bandung Tarsito
Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta; Panitia Sertifikasi Guru Rayon13 FKIP UNS.
Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Jogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Suryasubroto. (2003). Proses Belajar MengajarDisekolah. Jakarta; Rineka Cipta Trianto. (2007).Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik:
Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Surabaya: Prestasi Pustaka.
Yulina. (2011). Laporan PKLI Pembuatan Rajutan Pada Sandaran Kursi Di Handy Craft TAN Collection. Medan: UNIMED.
(1)
7 C. Batasan Masalah
Mengingat kemampuan penulis yang terbatas dalam hal pengetahuan,
biaya, waktu, dan luasnya permasalahan maka batasan masalah penelitian ini
di batasi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif STAD (Student
Teams Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran memilih bahan baku busana pada kompetensi mengait
membuat tatakan gelas dikelas X–2 Program Tata Busana SMK Negeri 10 Medan T.A 2011 / 2012.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, indentifikasi masalah, dan perumusan
masalah di atas maka, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah penerapan model kooperatif STAD (Student Teams
Achievement Division) pada mata pelajaran memilih bahan baku busana pada kompetensi mengait membuat tatakan gelas di kelas X-2 SMK
Negeri 10 Medan T. A 2011/2012.
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran STAD
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui bagaimana penerapan model model kooperatif STAD (Student
(2)
8 busana pada kompetensi mengait membuat tatakan gelas di kelas X-2
SMK Negeri 10 Medan T.A 2011/2012
2. Mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMK
Negeri 10 Medan pada mata pelajaran memilih bahan baku busana pada
kompetensi mengait membuat tatakan gelas melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif STAD.
F. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai:
1. Informasi bagi mahasiswa calon guru umumnya dan khususnya bagi
peneliti dalam meningkatkan kemampuan melakukan penelitian tindakan
kelas dan kemampuan menggunakan model pembelajaran.
2. Masukan bagi guru yang mengajar mata pelajaran memilih bahan baku
busana di sekolah SMK Tata Busana, khususnya SMK Negeri 10 Medan,
3. Informasi bagi siswa agar lebih meningkatkan hasil belajarnya khusunya
(3)
67 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sebelum pembelajaran dilakukan diadakan tes awal kemampuan dan
keterampilan siswa dalam pembuatan tatakan gelas dengan teknik mengait
dapat dikatakan masih rendah. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada nilai
rata-rata keseluruhan siswa 65,24 dengan kategori yang tuntas mengikuti
pelajaran hanya 8 siswa (22,86%) dan yang tidak tuntas 17 siswa
(77,14%).
2. Selanjutnya pembelajaran dilaksanakan pada siklus I menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar dengan nilai
rata-rata 74,14 dengan kategori yang tuntas mengikuti pelajaran 22 siswa
(62,86%) dan yang tidak tuntas 13 siswa (37,14%)
3. Dengan melihat persentase nilai ketuntasan mengikuti pelajaran pada
siklus I dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar pada siklus I belum
memenuhi ketuntasan klasikal 80 %. Maka pembelajaran dilanjutkan ke
siklus II dengan nilai rata-rata 75,05 dengan kategori tuntas 33 siswa
(94,29%) dan yang tidak tuntas 2 siswa (5,21%). Dengan melihat hasil
belajar pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa telah mencapai
ketuntasan klasikal.
4. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperartif tipe STAD pada mata pelajaran memilih bahan
(4)
68 membuat membuat tatakan gelas dengan teknik mengait di kelas X-2 Tata
Busana SMK Negeri 10 Medan.
B. Saran
1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu
alternatif pembelajaran, oleh karena itu disarankan kepada guru agar
menggunakan model pembelajaran tersebut pada mata pelajaran yang
memiliki karakteristik yang menyerupai pelajaran memilih bahan baku
busana dalam penyampaian materi pelajarannya.
2. Guru hendaknya selalu berusaha menggali ide yang bersifat kreatif dan
inovatif dalam menggunakan model pembelajaran tipe STAD yang
mengacu kepada diskusi setiap kelompok siswa yang mampu memberikan
umpan balik antar siswa di kelas sehingga kegiatan pembelajaran yang
dilakukan akan lebih bermakna dan dapat menumbuhkan minat dan
semangat belajar siswa.
3. Keberhasilan pembelajaran di kelas tentunya tidak terlepas dari
tersedianya fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Oleh
karena itu, diharapkan peran serta semua pihak untuk melengkapi sarana
dan prasarana yang telah ada agar dapat menunjang keberhasilan
pembelajaran.
4. Saran bagi peneliti, kiranya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat
dijadikan suatu keterampilan serta pengetahuan untuk menambah wawasan
(5)
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman.(2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta;
Rineka Cipta
Arikunto. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta ; Bumi Aksara
Depdikbud. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka
Djamarah, dkk. (2002). Staregi Belajar Mengajar. Jakarta; Rineka Cipta
Handayani, Pipi. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
yang diintegrasikan dengan Komputer (Makro Media Flash CS3) pada
pokok Bahasan Asam, Basa dan Garam. UNIMED
Hamalik. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta; Rineka Cipta
http://inderamunawar.blogspot.com/2010/06/hasil-belajar-pengertian-dan-defenisi-html
Ibrahim, Muslimin. (2000). Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta; Rineka
Cipta
Idris, Noe. 2009. Teknik Merajut Untuk Pemula. Jakarta Selatan; Kawan Pustaka
Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung; Alfabeta.
Pratiwi, Asih, Ari. (2011). Crochet Untuk Pemula: Ragam Aksesoris Cantik.
Jakarta; KANAYApress
Rasidi. (2011). Crochet Home Decoration-Kreasi Rajutan Elegan Untuk Dekorasi
Rumah. Jogyakarta: ANDI
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mepengaruhi. Jakarta; PT.
(6)
70 Slavin, Robert E. (2000). Educational Psychology: Theory and Practice. New
York: Allyn dan Bacon
Simanjuntak, Juliber A.(2008). Pengaruh Model Pembelajaran Dan Minat Belajar
Terhadap Hasil Belajar Alat Ukur Listrik Dan Elektronika Siswa Kelas
X SMK Negeri 1 Se Tuan 2008/2009. Skripsi Medan : Fakultas Teknik,
Universitas Negri Medan
Sudjana. (2009). Metode Statistika. Bandung Tarsito
Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta; Panitia
Sertifikasi Guru Rayon13 FKIP UNS.
Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Jogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Suryasubroto. (2003). Proses Belajar MengajarDisekolah. Jakarta; Rineka Cipta
Trianto. (2007).Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik:
Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Surabaya:
Prestasi Pustaka.
Yulina. (2011). Laporan PKLI Pembuatan Rajutan Pada Sandaran Kursi Di Handy