PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA
KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh
Eko Ari Sutama

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar
siswa. Hal ini terlihat rendahnya pretasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 1
Sinar Mulya Kecamatan Banyumas pada pembelajaran IPA mendapatkan nilai
rata-rata di bawah KKM. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas ini terbagi menjadi dua siklus dimana setiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di
SD Negeri 1 Sinar Mulya pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 dengan

jumlah siswa 30 siswa.
Dari hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui model
pembelajaran kooperatif tipe stad dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar terhadap pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya
tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rata-rata aktivitas
belajar siswa pada siklus I dengan jumlah rata-rata 72,66% dan jumlah rata-rata
aktivitas belajar siswa pada siklus II dengan jumlah rata-rata 82,66%. Peningkatan
prestasi belajar dapat dilihat pada siklus I dengan persentase siswa yang tuntas
sebesar 53,33% dan siklus II dengan persentase siswa yang tuntas sebesar
93,33%.

Kata kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, Prestasi belajar.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA
KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

EKO ARI SUTAMA

Tugas Akhir
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PGSD STRATA I DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

RIWAYAT HIDUP

Eko Ari Sutama dilahirkan di Banyumas pada tanggal 23 Desember
1987, merupakan anak ke 1 dari 3 bersaudara pasangan dari Bapak

Ahmad Suparno dan Ibu Istiqomah.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Negeri 4 Banyumas yang
sekarang menjadi SD Negeri 1 Sinar Mulya lulus pada tahun 2001. Kemudian
melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di MTsN Sukoharjo lulus pada tahun
2004. Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah Ma’arif 04 Kalirejo Lampung
Tengah lulus pada tahun 2007.

Pada tahun 2011, penulis tercatat sebagai mahasiswa S 1 PGSD Dalam Jabatan
FKIP UNILA hingga saat ini. Selama penulis menjadi mahasiswa juga berprofesi
sebagai tenaga pengajar di SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas
Kabupaten Pringsewu.

MOTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan“
(QS : Alam Nasyrah : 5 )
“Tidak perlu hebat untuk memulai, tetapi harus memulai untuk menjadi hebat”
dan
Sabar Itu Pahit Tetapi Buahnya Manis

(Eko Ari Sutama)

PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini dipersembahkan kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tersayang atas do`a dan perjuangan yang tak kenal
lelah.
2. Semua rekan mahasiswa S 1 Dalam Jabatan angkatan 2011.
3. Almamater tercinta.

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………
x
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..
xii
LAMPIRAN …………………………………………………………………... xiv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..
xv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….. xvi
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ……………..…………………......………….
1.2 Identifikasi Masalah ………………..…………………….....………….
1.3 Rumusan Masalah ………………...……………………..…..…………
1.4 Tujuan Penelitian ………………...………………………..…..……….
1.5 Manfaat Penelitian ………………………………….....…....…..……...

1
4
5
5
6

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Kooperatif ………………………………….........
2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ………………………..........
2.1.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ………………….…..…..........
2.1.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ……………..……….
2.1.4 Model-model Pembelajaran Kooperatif ………………………….
2.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD …………………..………..........
2.2.1 Tahap-tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ..

2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2.3 Prestasi Belajar …………………………………………….....…..……
2.3.1 Pengertian Prstasi Belajar ………………….………..…………
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar …………...
2.4 Pembelajaran IPA di SD ………………………..……………….……..
2.4.1 Tujuan dan Fungsi IPA di SD ………….………………………...
2.4.2 Ruang Lingkup IPA di SD …………………………………….....
2.5 Langkah-langkah Pembelajaran IPA di SD Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ………………………….……...
2.6 Hipotesis Tindakan …………..………...………………………………

8
8
9
9
10
10
11
12
13

13
13
14
14
15
15
16

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ……………………………..……………………
3.2 Setting Penelitian …………………………………...……..……….......
3.2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ………………………

17
17
17

3.2.2 Subjek Penelitian ………………..………………………………..
3.3 Prosedur Pelaksanaan Tindakan ……………………………….……....
3.4 Teknik Pengumpulan Data ………………………….……….…..…….

3.4.1 Teknik Tes …………..……………………………………..……..
3.4.2 Teknik Non Tes ………………..……………………………..…..
3.4.3 Dokumentasi ……………...……………………..………………..
3.5 Instrumen Penelitian …………………………..………………..…..….
3.6 Teknik Analisis Data ……………………..……………………….…...
3.7 Indikator Keberhasilan ………………………..………………..………

18
18
22
22
22
22
22
23
25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ………………………...……………………….……...
4.1.1 Siklus I …………………………………………….…………...

a. Tahap Perencanaan ………………………………..…………...
b. Tahap Pelaksanaan ……………………………………………..
c. Tahap Observasi ………………..……………………………...
d. Refleksi ………………………………………………………...
4.1.2 Siklus II ………...……………………….……………………...
a. Tahap Perencanaan ……………………………………………...
b. Tahap Pelaksanaan ……………………………………………...
c. Tahap Observasi ………………………………………………...
d. Refleksi Siklus II …………………………………………...…...
4.2 Pembahasan …………..………………………………………………..
a. Siklus I ……...………………………………………………….
b. Siklus II ………...………………………………………………

26
27
27
27
29
32
33

33
34
35
39
40
40
41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ………………………..….…………………………………..
5.2 Saran …………………………..……………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
LAMPIRAN

43
44
45

DAFTAR TABEL


Tabel

Halaman

1.1 Nilai Ulangan Harian IPA ………………………………………..…….

3

4.1 Jadwal Pelaksanaan Tindakan Kelas ………………………….................…..

26

4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan 1...

29

4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan 2…

30

4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 ..................

31

4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 …..............

32

4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran siklus II pertemuan 1..

36

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam pembelajaran siklus II pertemuan 2..

37

4.8 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1 ................

38

4.9 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2 …............

38

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1.

Foto Media Pembelajaran ………………..………………………..…

79

2.

Foto Pelaksanaan Penelitian ………..…………………………..……

84

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah. Jika seseoarang memiliki pengetahuan dan keterampilan, maka akan
memiliki kemampuan bertingkah laku yang mandiri di dalam masyarakat dengan
berbekal pengetahuan dan keterampilan tersebut. Pernyataan ini sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2009 adalah sebagai berikut :
“Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan bangsa dan menumbuhkan
manusia seutuhnya, yaitu manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan,
sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap serta bertanggung jawab
terhadap masyarakat dan bangsa”.

Tujuan nasional ini dapat dicapai melalui pendidikan formal khususnya di sekolah
tersebut dilaksanakan kegiatan belajar. Dalam melakukan proses pembelajaran di
bina oleh guru yang bertugas untuk menyampaikan berbagai materi pelajaran,
serta bertanggung jawab terhadap moralitas dan mentalitas bagi setiap peserta
didik sehingga pelaksanaan pembelajar akan dapat tercapai dengan baik. Dari
penjelasan diatas, maka penulis berasumsi bahwa didalam proses belajar sering
dijumpai siswa yang mengalami berbagai masalah belajar.

2

Proses pembelajara adalah proses belajar mengajar antara guru dan murid. Belajar
diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena hasil dari pengalaman yang
diperoleh, sedangkan mengajar adalah kegiatan penyedian kondisi yang
mengarahkan kegiatan belajar siswa atau subjek belajar untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan serta
kesadaran diri sebagai pribadi. Konsep pembelajaran pada hakekatnya adalah
kegiatan-kegiatan guru dalam membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa proses
pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar.
Tetapi karena pola yang dipakai guru selama ini dikelas masih bersifat pengajaran
dan belum membelajarkan siswa. Untuk dapat membelajarkan siswa, hendaknya
guru memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan tekhnik yang
banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar agar proses pembelajaran IPA lebih
bermakna. Guru dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan

strategi,

pendekatan, metode, dan tekhnik belajar yang efektif, sehingga konsep-konsep
pembelajaran IPA dapat dikuasai peserta didik dengan optimal.

Kurang tepat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang digunakan
akan berdampak pada sulitnya peserta didik menguasai konsep/belajar, sama
halnya dengan IPA. Jika dalam penguasaan konsep IPA terhambat akan
berpengaruh terhadap konsep IPA selanjutnya. Agar konsep-konsep IPA dapat
dikuasai siswa dengan optimal, guru harus mampu mengaktifkan siswa dalam
pembalajaran. Guru harus mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam
dan menyenangkan serta efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pelaksanaan proses belajar mengajar dikelas masih banyak guru yang melakukan
aktivitas menagajar dan memandang siswa sebagai penonton, guru mengajar dan

3

bukan membelajarkan siswa, memberikan konsep dan siswa menerima bahan jadi.
Guru cenderung menyampaikan materi saja, masalah pemahaman dan kualitas
penerimaan materi kurang mendapat perhatian secara serius.

Masalah yang dihadapi guru dikelas IV adalah siswa kurang memperhatikan
penjelasan dari guru, banyak siswa yang ngobrol dengan teman satu bangkunya
disaat guru sedang menjelaskan, dalam mengerjakan soal siswa kurang percaya
diri dengan jawabanya sendiri sehingga siswa cenderung melihat jawaban orang
lain. Dalam pembelajaran jarang ada siswa yang bertanya, baik terhadap guru dan
temannya. Bila menghadapi soal latihan yang sulit, hanya sebagian siswa yang
tertantang untuk menyelesaikannya, siswa lain hanya menunggu guru membahas
soal yang diberikan. Diduga hal tersebut menyebabkan rendahnya prestasi belajar
siswa yang dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 1.1. Nilai Ulangan Harian IPA di Kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya
dengan KKM = 60 Tahun Pelajaran 2013/2014.
No

Rentang Nilai

1
2

Nilai
KKM
60

Persentase

Kategori

60 – 100

Jumlah
siswa
10

33, 33 %

Tuntas

0 – 59

20

60

66, 67 %

Belum Tuntas

30

100 %

Sumber : Buku Nilai Kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya
Berdasarkan data diatas, 30 siswa yang dapat mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal ( KKM = 60 ) hanya 10 siswa ( 33,33 % ) dan yang memperoleh nilai
dibawah KKM Adalah 20 siswa ( 66,67 %). Maka dapat dikatakan bahwa
sebagian besar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya masih rendah ( 66,67 %).

4

Permasalahan

tersebut

diperlukan

solusi

pemecahan

masalahnya.

Agar

pembelajaran IPA menjadi lebih efektif dan menyenangkan hal tersebut
dimaksudkan untuk menarik perhatian siswa agar lebih memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi masalah tersebut
diperlukan pendekatan pembelajaran yang tepat. Guru harus mempunyai strategi
agar pembelajaran menjadi menarik dan siswa dapat belajar secara efektif, salah
satunya dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan latar
belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA
Kelas IV SD Negeri I Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu
Tahun Pelajaran 2013/2014”.

1.2.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas identifikasi
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya pada
mata pelajaran IPA.
2) Kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru.
3) Sebagian siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya memiliki nilai dibawah
KKM (60) yang telah ditetapkan untuk pembelajaran IPA di sekolah.
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM = 60 ) hanya 10 siswa (33,33 %)
yang mendapat nilai diatas KKM dan yang memperoleh nilai dibawah
KKM Adalah 20 siswa (66,67 %).

5

1.3.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan Identifikasi masalah di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :
1) Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinarmulya Kecamatan Banyumas Kabupaten
Pringsewu Tahun 2013/2014.
2) Bagaimanakah meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinarmulya Kecamatan Banyumas Kabupaten
Pringsewu Tahun 2013/2014.

1.4.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah :
1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas
IV SD Negeri 1 Sinarmulya Kecamatan Banyumas Kabupaten
Pringsewu Tahun 2013/2014.
2) Meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas
IV SD Negeri 1 Sinarmulya Kecamatan Banyumas Kabupaten
Pringsewu Tahun 2013/2014.

6

1.5.

Manfaat Penelitian

1.5.1

Bagi Siswa

Hasil penelitian diharapkan memberi manfaat bagi siswa agar lebih mudah dalam
memahami materi yang disampaikan oleh guru dan menambah minat belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif
tipe STAD.

1.5.2

Bagi Guru
1)

Memperbaiki cara mengajar guru.

2)

Memperluas pengalaman guru dalam mengajar dikelas.

3)

Sebagai acuan proses pembelajaran dan landasan meningkatkan
proses pembelajaran dikelas.

4)

Dapat menambah wawasan guru tentang model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan pembelajaran khususnya
pada mata pelajaran IPA.

1.5.3

Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dan meningkatian
ketrampilan mengajar guna mengadakan penelitian lebih lanjut dan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesulitan dan problematikan
dalam proses belajar serta bagaimana solusi yang seharusnya
dilaksanakan.

7

1.5.4

Bagi Sekolah
1) Sebagai

sumbang

yang

positif

untuk

memecahkan

masalah

memajukan

sekolah.

pembelajaran yang dihadapi di sekolah.
2) Menumbuhkan

rasa

kerjasama

untuk

8

8

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya
orang yang mengajar dan belajar dengan didukung komponen lainnya. Seperti
kurikulum, fasilitas belajar mengajar. Dalam proses tersebut, terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, dan mengembangkan metode atau pendekatan untuk mencapai hasil
pembelaajaran yang diinginkan.
Menurut Ismail dalam Widyantini, (2008 : 4) istilah model pembelajaran mempunyai
makna yang lebih luas dari pada strategi, metode, atau prosedur. Suatu model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau
metode tertentu, yaitu rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model
tersebut dapat dilaksanakan, serta lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Menurut Ibrahim, (2000 : 7) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai setidak tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Menurut Slavin dalam Isjoni, (2009 : 74) “pembelajaran kooperatif (Cooperative
Learning) Student Teams Achievement Division (STAD) adalah salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi yang maksimal”.

9

Berdasdarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat penulis jelaskan bahwa belajar
dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Student Teams
Achievement Division (STAD) dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani
mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat orang lain/teman, dan saling
memberikan pendapat (sharing ideal), selain itu dalam belajar biasanya siswa
dihadapkan pada latihan soal-soal atau pemecahan masalah. Oleh karena itu
pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja
sama dan saling tolong menolong dalam menghadapi tugas yang dihadapi.

2.1.2 Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ibrahim, (2000 : 6-7) pembelajaran yang menggunakan model cooperative
learning pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang
dan rendah.
c) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku, dan
jenis kelamin yang berbeda-beda.
d) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

2.1.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model
pembelejaran atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik
untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD
juga merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada aktivitas
interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

10

Menurut Riyanto, (2009 : 272) langkah-langkah pembelajaran kooperatif yang harus
dilakukan guru sebagai berikut :
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara hiterogen (campuran
prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain).
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggotaanggota kelompok. Anggotanya yang tahu menjelaskan kepada anggota yang
lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu.
e. Memberikan evaluasi/penilaian
f. Kesimpulan.

2.1.4 Model-model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ibrahim, (2000 : 9) Pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada
siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk
dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar
dilakukan dalam organisasi yang saling bergantungan satu sama lain dan di mana
masyarakat secara budaya semakin beragam.
Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan
adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Muslim dkk dalam Widyantini (2008) pembelajaran kooperatif merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama antar siswa dalam
kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

2.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif sebagai "sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada
siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Dalam
belajar kelompok siswa tidak bekerja secara sendiri-sendiri dalam suatu tim, melainkan

11

belajar sebagai suatu tindakan pembelajaran yang memunculkan kerja sama antara
siswa dalam semua tingkatan untuk saling bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan.
Pembelajaran kooperatif menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi
antar sesamanya sebagai suatu tim dalam menyelesaikan suatu masalah.
Menurut Ibrahim, (2000 : 20) model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu
pembelajaran yang mengacu pada belajar kelompok siswa menyajikan informasi dengan
menggunakan presentasi verbal atau teks, dimana di dalamnya siswa diberikan
kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebayanya dalam
bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan.
Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe
STAD adalah merupakan suatu pembelajaran untuk menumbuhkan kerjasama tim atau
kelompoknya dalam menyelasaikan masalahnya. Sehingga diharapkan dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa bisa lebih aktif dalam proses
kegiatan belajar mengajar.

2.2.1 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Menurut Ibrahim, (2000 : 10) pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan beberapa
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran.
Menyampaikan informasi.
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Membantu siswa belajar dan bekerja dalam kelompok.
Evaluasi atau memberikan umpan balik.
Memberikan penghargaan.

12

2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad
Menurut Ibrahim, (2000 : 15) yaitu :
1) Memungkinkan pada siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan,
informasi, perilaku sosial dan pandangan.
2) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia
3) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik
4) Meningkatkan motivasi belajar intrinsik
5) Meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan pengalaman belajar.

b. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Kekurangan dari model pembelajaran STAD menurut Ibrahim, (2000 : 15) yaitu adalah
sebagai berikut :
1) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti ini dapat
diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakuakan di luar
kelas seperti di laboratorium matematika, aula atau di tempat yang terbuka.
2) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa
yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka,
sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu
grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun merasa temannya yang
kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu
dikhawatirkan sebab dalam model pembelajaran kooperatif bukan kognitifnya
saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga dinilai seperti
kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan dalam kelompok serta
sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok.
3) Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau
keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok.
Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain,
justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain.
4) Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil,
bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam model
pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus
dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga
ada pertanggung jawaban secara individu.

13

2.3 Prestasi Belajar
2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar
Pengertian prestasi belajar adalah Sumber dari proses pembelajaran adalah prestasi
belajar. Beberapa ahli mengemukakan beberapa pengertian prestasi belajar sebagai
berikut ini.
Poerwanti (2008 : 24) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi tiga ranah, yaitu
kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikmotor (psychomotor).
Menurut Hetika ( 2008 : 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang
dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.
Harjati ( 2008 : 43 ), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan
dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk
menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu.
Sedangkan menurut Sanjaya dalam Gohar, (2011 : 1) dalam pengertian prestasi belajar
menjelaskan bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan,
hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Berdasarkan dari pendapat-pendapat diatas prestasi belajar dapat diartikan sebagai
penggunaan angka, sebagai penilaian dari kemampuan siswa baik kemampuan kognitif,
afektif, maupun psikomotor.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Muhibbin Syah (2006 : 144) bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh
setidaknya tiga faktor yakni:

14

a) Faktor internal
Yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari:
1. Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh.
2. Faktor psikologis yang meliputi tingkat inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kesiapan.
3. Faktor kelelahan.

b) Faktor eksternal
Yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:
1. Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar
belakang kebudayaan.
2. Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah.
3. Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

c) faktor pendekatan belajar (approach to learning)
Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

2.4 Pembelajaran IPA Di SD
2.4.1 Tujuan dan Fungsi IPA Di SD
Pendidikan IPA di SD merupakan salah satu program pembelajaran yang diharapkan
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tujuan IPA disekolah dasar. Menurut

15

depdiknas (2003 : 3) bahwa tujuan IPA yaitu untuk memperoleh kompetensi lanjutan
iptek serta menumbuhkan berpikir ilmiah serta kritis, kreatif, dan mandiri.

2.4.2 Ruang Lingkup IPA di SD
Suatu pengetahuan tentunya memiliki ruang lingkup yang yang akan dipelajari
berdasarkan Depdiknas (2004 : 3) pada dasarnya yang diajarkan meliputi :
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya
dan pesawat sederhana.
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.

2.5 Langkah-langkah Pembelajaran IPA di SD Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad
a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri dari
4-6 siswa dengan kemampuan yang berbeda ) dan pembagian kelompok telah
ditentukan oleh guru.
b. Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta memberikan
siswa kesempatan sekitar 5 menit untuk memilih nama tim mereka atau
ditentukan menurut kesesuaian.
c. Membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi pertanyaan seputar materi
yang diajarkan.
d. Siswa diberikan waktu beberapa menit untuk memahami materi diskusi
kemudian membantu anggota kelompoknya yang belum memahami bahan
diskusi.
e. Guru memberikan kuis dalam bentuk LKS kepada setiap kelompok, namun
dalam pengerjaan kuis tersebut, setiap anggota kelompok bekerja secara
individual, setelah selesai pengerjaan kuis dikumpulkan.

16

f. Guru menugasi tiap-tiap kelompok / tim untuk berdiskusi membuat pertanyaan
lemparan kepada tim / kelompok lain.
g. Siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapat poin untuk
timnya.
h. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja masing – masing tim.
i. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap tim/ kelompok yang berhasil mendapat
skor tertinggi.
j. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif atau belum
berpartisipasi aktif dalam tim.

2.6 Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini adalah:
Apabila

dalam

pembelajaran

IPA

menggunakan

penerapan

model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memperhatikan langkah-langkah
secara tepat dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
IPA Kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten
Pringsewu 2013/2014.
Apabila

dalam

pembelajaran

IPA

menggunakan

penerapan

model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memperhatikan langkah-langkah
secara tepat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPA Kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten
Pringsewu 2013/2014.

17

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu dengan
tujuan dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pendidikan dikelas secara
professional.

3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Negeri
1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu pada mata pelajaran IPA.
Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu. Selama proses pembelajaran model
pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe stad.

18

3.2.2 Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD SD Negeri 1 Sinar Mul ya
Kecamatan Ban yumas”. Sebanyak 30 siswa terdiri atas 20 siswa laki-laki dan 10
siwa perempuan.

3.3 Prosedur Pelaksanaan Tindakan
Secara garis besar prosedur dan pengembangan tindakan penelitian dapat dilakukan
dengan 4 tahap yaitu : Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi.
Prosedur penelitian ini menggunakan system siklus yang mengacu pada Dimyati dan
Mulyono (2002 : 124). Siklus ini tidak hanya dilakukan satu kali saja, tapi bisa berkalikali hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Proses penelitian tindakan kelas tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:

19

Rencana
Tindakan
Analisis dan
Refleksi
SIKLUS 1
Observasi

Pelaksanaan
Tindakan

Perbaikan Rencana
Tindakan
Analisis dan
Refleksi
SIKLUS 2
Pelaksanaan
Tindakan

Observasi

Dst

Gambar 3.1. Skema Tahap Pelaksanaan Tindakan
(Dimyati dan Mulyono, 2002:124)

Berikut ini disajikan penjelasan singkat tentang prosedur penelitian tindakan kelas
(PTK) di atas sebagai berikut:

Siklus 1
1. Perencanaan
Dalam perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah:
a) Membuat perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan.

20

b) Menyusun

skenario

pembelajaran

menggunakan

metode

pembelajaran

kooperatif tipe STAD.
c) Membuat lembar kerja siswa.
d) Mempersiapkan lembar observasi.

2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah:
a) Penyajian materi.
b) Belajar dalam kelompok.
c) Membagikan lembar kegiatan siswa pada masing-masing kelompok yang
membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab pada
lembar kegiatan.
d) Memberikan tes individual untuk mengetahui hasil belajar individu.

3. Observasi
Pengamatan dilakukan sejak proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi aktivitas yang diamati oleh guru, dan lembar aktivitas yang telah
disiapkan.

4. Refleksi
Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan hasil
pengamatan setelah siklus I dilaksanakan, peneliti mengevaluasi kelebihan dan
kekurangan yang didapat pada siklus I, peneliti merencanakan untuk melakukan
perbaikan kembali dengan menentukan rencana perbaikan untuk siklus II.

21

Siklus 2
1. Perencanaan
Dalam perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah :
a) Membuat perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan.
b) Menyusun skenario pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
c) Membuat lembar kerja siswa.
d) Mempersiapkan lembar observasi.

2. Pelaksanaan
Dalam pelaksaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah:
a) Penyajian materi.
b) Belajar dalam kelompok.
c) Membagikan lembar kegiatan siswa pada masing-masing kelompok yang
membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab pada
lembar kegiatan.
d) Memberikan tes individual untuk mengetahui hasil belajar individu.

3. Observasi
Pengamatan dilakukan sejak proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi aktivitas yang diamati oleh guru, dan lembar aktivitas yang telah
disiapkan.

22

4. Refleksi
Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan hasil
pengamatan setelah siklus II dilaksanakan, peneliti mengevaluasi kelebihan dan
kekurangan yang didapat pada siklus II.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Tes
Dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil tes dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe stad.

3.4.2 Teknik Non Tes
Teknik nontes dipergunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dan kinerja guru
dengan proses mebelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe stad.

3.4.3 Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data nama dan jumlah siswa kelas IV SD
Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

3.5 Instrumen Penelitian
Pengamatan yang dilakukan secara kolaborasi yang melibatkan teman sejawat sebagai
observer dikelas menggunakan instrument penelitian sebagai berikut :

23

1. Lembar observasi
Lembar observasi siswa dan guru digunakan dalam penelitian untuk mengukur
aktivitas siswa dan guru.
2. Tes
Tes dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatiif tipe stad.
Ketercapaian aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran
dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata yang dihitung dengan menggunakan
rumus:
Tingkat keberhasilan
Tabel 3.1 : Persentase Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru
Rentang Nilai Aktivitas
85% - 100%
75% - 84%
65% - 74%
45% - 64%
44%
(Modifikasi: Arikunto, 2007: 44)

Kriteria
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali

Keterangan Skor:
1 = Kurang sekali
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Baik sekali

3.6 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data hasil observasi yang digunakan untuk

24

menjaring aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Sedangkan analisisis kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan prestasi belajar
siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi pembelajaran.
1. Data kualitatif ini diperoleh dari data non-tes yaitu lembar panduan observasi. Data
hasil observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa

dan

kinerja guru setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Data
tersebut diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Data diperoleh dengan pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
dengan memberikan tanda ceklist ( ).
Tabel 3.2 : Penilaian Aktivitas Siswa
No

Nama
Siswa

1

2

Perilaku
3
4

5

Skor

Nilai Kriteria

1.
2.
Jumlah siswa aktif
Persentase

%

Keterangan :
1. Aktif dalam kelompok
2. Memberikan pendapat atas permasalahan yang didiskusikan
3. Menanggapi pertanyaan saat persentasi
4. Berkemampuan bertanya
5. Berkemampuan menjawab pertanyaan
2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus I, siklus II
dan siklus III dengan memperhatikan aspek ketuntasan, yaitu nilai KKM 60. Data
kuantitatif ini didapat dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang
diberikan kepada siswa dengan rumus:

25

Rumus:
Keterangan:
X = Rata-rata Hitung Nilai
N = Banyaknya siswa
X1 = Nilai siswa
(Herhyanto, dkk. 2009: 4.2)

3.7 Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila :
1) Meningkatnya aktivitas belajar di siklus I kesiklus II.
2) Meningkatnya prestasi belajar siswa yaitu dengan melihat ketercapaian nilai KKM
60 dengan ketentuan minimum 75% atau 80%.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan terhadap siswa kelas
IV Sekolah Dasar Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas dapat
disimpulkan:
1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
stad dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa hal ini terlihat dari siklus
kesiklus mengalami peningkatan. Siswa yang tuntas pada siklus I
pertemuan 1 dan 2 jumlah rata-rata aktivitas siswa pertemuan 1 sebanyak
66,66% dan pertemuan 2 mengalami peningkatan sebanyak 5% yaitu
dengan jumlah rata-rata 72,66%. Pada siklus II mengalami peningkatan
hal ini terlihat jumlah rata-rata aktivitas siswa pertemuan 1 sebanyak
73,99% dan pertemuan 2 mengalami peningkatan sebanyak 8,67% yaitu
dengan jumlah rata-rata 82,66%. Dengan demikian peningkatan aktivitas
siswa dari siklus I kesiklus II dengan jumlah rata-rata 16%.
2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada siklus I pertemuan
1 sebanyak 16 siswa yang tuntas dan dapat dipersentasekan 53,33%. Pada
siklus I pertemuan 2 sebanyak 21 siswa yang tuntas dan dapat

dipersentasekan 70%. Sedangkan hasil pelaksanakan siklus II pertemuan
1 jumlah siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa dan dapat dipersentasekan
83,33%. Pada siklus II pertemuan 2 jumlah siswa yang tuntas sebanyak 28
siswa dan dapat dipersentasekan 93,33%. Dengan demikian peningkatan
prestasi belajar siswa dari siklus I kesiklus II sebanyak 40%.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang diberikan sebagai berikut:
1.

Kepada siswa, sebaiknya mengikuti pelajaran dengan baik, berfikir kritis,
berani mengungkapkan pendapatnya, dan lebih banyak berlatih untuk
mengerjakan soal-soal agar mendapatkan nilai yang lebih baik.

2.

Kepada guru, hendaknya memotivasi para siswa agar belajar dengan giat,
dan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Guru juga perlu menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa

3.

Kepada peneliti, untuk lebih memahami tugas seorang guru serta dapat
menigkatkan mutu pembelajaran dengan mengetahui permasalahanpermasalahan di sekolah.

4.

Kepala sekolah, hendaknya melengkapi sarana dan prasarana dengan baik,
sehingga dalam proses pembelajaran mendapatkan hasil sesuai dengan
harapan.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mulyono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka
Cipta. Jakarta.
Depdiknas, 2004. Kurikulum Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Depdiknas
Jakarta.
Ibrahim. M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. UNESA University Press.
Surabaya.
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Luficha, Ggugut, 2013. Pengertaian Prestasi Belajar Menurut Para
Ahli.http://ggugutlufichasepti.blogspot.com/
April 2014)
Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Erlangga. Jakarta.
Poerwanti, dkk, Endang, 2008. Asesmen pembelajaran SD. Direktoran Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sanjaya, Sutisna, 2011. Pengertaian Prestasi Belajar.
http://sutisna.com/karyatulis/artikel/kependidikan/pendidik
an-umum/pengertian-prestasi-belajar/#_ftnI(Download 3
November 2013)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009. Tentang Tujuan
Pendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta.
Widyantini. 2008. Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam
Pembelajaran Matematika SMP. Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah PPPG Matematika.
Yogyakarta.
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit
SIC. Surabaya.
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Pembelajaran. Kencana Prenada
Media Group. Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MARGODADI AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

0 2 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 01 SUKA AGUNG BARAT KECAMATAN BULOK

1 5 41

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 46

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

1 34 61

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

2 12 60

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 41

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 27 82

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 2 KEDONDONG

0 5 44

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 2 PAJARAGUNG KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 46