PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KALOR DI KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 10 BINJAI T.P. 2012/2013.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK KALOR DI KELAS VII SEMESTER I
SMP NEGERI 10 BINJAI
T. P. 2012/2013

Oleh :
Arpita Sri Melina Br Sebayang
NIM 408321005
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012


Judul Penelitian

: Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok
Kalor Di Kelas VII Semester I SMP Negeri 10 Binjai
T. P. 2012/2013

Mahasiswa
~am

: Arpita Sri Melina Br Sebayang

NIM

: 408321005

Program Studi

: Pendidikan Fisika


Jurusan

: Fisika

Menyetujui:

NIP.19660

199403 1 006

Mengetahui:
Jurusan Fisika

Ketu~

Dr. Dela,
::'«P. J9590805 1986011 001

T

:~ugal

Lulus: 13 Agustus 2012

~.Si

NIP. 19640321199003 2 001

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK KALOR DI KELAS VII SEMESTER I
SMP NEGERI 10 BINJAI T.P 2012/2013
Arpita Sri Melina Br Sebayang ( NIM 408321005 )
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan model pembelajaran
konvensional pada materi kalor di kelas VII SMP Negeri 10 Binjai T.P 2012/2013 dan
aktivitas belajar siswa saat menggunakan model pembelajaran advance organizer.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen desain. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 10 Binjai yang terdiri dari 7

kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Cluster random sampling, kelas VII-5
sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen
berjumlah 30 orang dan kelas kontrol berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan tes
hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda berjumlah 15 soal dan lembar observasi
aktivitas siswa uji hipotesis uji t.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 29,1 dengan
standar deviasi 9,2 dan nilai rata-rata kelas kontrol 29,11 dengan standar deviasi 11,13.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas pada data hasil tes kedua kelompok
tersebut diperoleh bahwa data kedua sampel normal dan homogen. Setelah pembelajaran
selesai diberikan, diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran advance organizer sebesar 76,7 dengan standar
deviasi 9,2 dan pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional
sebesar 67,32 dengan standar deviasi 8,08. Selanjutnya, berdasarkan analisis uji-t satu
pihak diperoleh thitung = 2,430 sedangkan untuk ttabel = 1,671 sehingga thitung > ttabel. Oleh
karena itu Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan antara hasil belajar
siswa yang menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan hasil belajar
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional, sehingga terdapat pengaruh hasil
belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan
pembelajaran konvensional pada materi Kalor di kelas VII Semester I di SMP Negeri 10
Binjai T.P. 2012/2013. Nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yang diamati selama

pembelajaran sebesar 71,71 sehingga aktifitas belajar siswa mengalami peningkatan
positif terhadap hasil belajar siswa SMP Negeri 10 Binjai.

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian


i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

1
3
4
4
4
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar

2.1.2. Aktivitas Belajar
2.1.3. Hasil Belajar
2.1.4 Pembelajaran Konvensional
2.1.5 Pengertian Model Pembelajaran
2.1.6 Model Pembelajaran Advance Organizer
2.1.7 Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer
2.2.8 Uraian Materi
2.2 Kerangka Konseptual
2.3 Hipotesis Penelitian

6
6
9
12
13
14
16
18
25
33

34

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
3.1.2 Waktu Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
3.2.2 Sampel Penelitian
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Jenis dan Desain Penelitian
3.5 Prosedur Penelitian
3.6 Alat dan Pengumpulan Data
3.6.1 Tes Hasil Belajar
3.6.2 Observasi
3.6.3 Validitas Tes
3.6.4 Reliabilitas Tes
3.6.5 Tingkat Kesukaran Tes
3.6.6 Daya Beda Tes


35
35
35
35
35
35
35
36
37
39
39
40
41
41
42
42

3.7 Teknik Analisis Data
3.8 Analisis Data Observasi


43
48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian
4.1.1.Data Nilai Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
4.1.2.Data Nilai Postes Dan Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
4.1.3.Data Observasi Aktivitas Siswa
4.1.4.Uji Persyaratan Analisis Data
4.1.4.1. Uji Normalitas Data
4.1.4.2. Uji Homogenitas
4.1.4.3. Uji Hipotesis
4.2. Pembahasan Penelitian

49
40
50
51
52
52

52
54
54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

56
57

DAFTAR PUSTAKA

58

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer
Tabel 2.2 Nilai kalor jenis berbagai zat
Tabel 2.3 Tabel menunjukkan kalor didih beberapa zat pada tekanan
Tabel 3.1. Two Group Pretes-posttest control group design
Tabel 3.2. Tabel spesifikasi tes hasil belajar
Tabel 3.3. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 3.4. Kriteria Penilaian Hasil Belajar
Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Tabel 4.2. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Tabel 4.3. Skor Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 4.4. Hasil uji normalitas data
Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas data
Tabel 4.6. Ringkasan perhitungan uji t

19
26
29
36
39
40
41
49
50
51
52
53
53

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Model Pembelajaran Advance Organizer
25
Gambar 2.2 Diagram perubahan wujud zat
28
Gambar 2.3 Sepotong logam dipanasi salah satu ujungnya
30
Gambar 2.4 Proses air mendidih
30
Gambar 2.5 Peristiwa angin darat dan angin laut
31
Gambar 2.6 Peroses terjadinya angin laut
31
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
38
Gambar 3.2 Kurva Normal
44
Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 50
Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 51
Gambar 4.3 Diagram Batang Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Eksperimen 52

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Angket Siswa
Lampiran 2. Angket Guru
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP I)
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP II)
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP III)
Lampiran 6. Peta Konsep I
Lampiran 7. Peta Konsep II
Lampiran 8. Peta Konsep III
Lampiran 9. Lembar Kegiatan Siswa (LKS I)
Lampiran 10. Lembar Kegiatan Siswa (LKS II)
Lampiran 11. Lembar Kegiatan Siswa (LKS III)
Lampiran 12. Tes Hasil Belajar
Lampiran 13. Kunci Jawaban
Lampiran 14. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
Lampiran 15. Tabel Validitas Instrumen Pennelitiian
Lampiran 16. Tabel Reliabilitas Soal Instrumen
Lampiran 17. Tabel Tingkat Kesukaran Tes
Lampiran 18. Tabel Daya Pembeda Instrumen
Lampiran 19. Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar
Lampiran 20. Perhitungan Reliabilitas Tes Hasil Belajar
Lampiran 21. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
Lampiran 22. Perhitungan Daya Pembeda
Lampiran 23. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen
Lampiran 24. Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen
Lampiran 25. Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol
Lampiran 26. Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol
Lampiran 27. Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi
Lampiran 28. Uji Normalitas
Lampiran 29. Uji Homogenitas
Lampiran 30. Uji Hipotesis
Lampiran 31. Format Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 32. Lembar Distribusi Data Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 33. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 34. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
Lampiran 35. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
Lampiran 36. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
Lampiran 37. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
Lampiran 38. Dokumentasi Penelitian

60
62
64
81
99
118
119
120
123
127
130
133
138
140
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
163
166
168
172
173
182
183
184
185
186
188

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Memasuki abad ke – 21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan
yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas dan satu – satunya wadah yang dapat
dipandang dan berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi
adalah pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut komisi tentang pendidikan abad ke – 21
merekomendasikan empat strategi dalam mensukseskan pendidikan : Pertama,
learning to learn yaitu memuat bagaimana siswa mampu menggali informasi yang
ada di sekitarnya dari ledakan informasi itu sendiri Kedua, learning to be yaitu siswa
diharapkan mampu untuk mengenali dirinya sendiri serta mampu beradaptasi dengan
lingkungannya Ketiga, learning to do yaitu berupa tindakan atau aksi untuk
memunculkan ide yang berkaitan dengan sains dan Keempat, learning to be together
yaitu memuat bagaimana hidup dalam masyarakat yang saling bergantung antara
yang satu dengan yang lain sehingga mampu bersaing secara sehat dan bekerja sama
serta mampu untuk menghargai orang lain (Trianto, 2009).
Pelajaran fisika merupakan salah satu cabang sains yang menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa
menjelajahi dan memahami konsep fisika. Pendidikan fisika diarahkan untuk mencari
tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa pada pemahaman yang lebih
mendalam. Pemahaman yang benar dan mendalam terhadap ilmu fisika akan sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun, pembelajaran fisika sampai saat ini masih
dianggap pelajaran yang sulit dan menakutkan.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMPN 10 Binjai dengan
melakukan wawancara kepada guru bidang studi IPA yaitu Drs. Januari diperoleh
data hasil belajar fisika pada T.P 2011/2012 yaitu nilai rata – rata 6,5 sedangkan

2

kriteria ketuntasan minimal yang akan dicapai adalah 7,5. Sehingga dapat dikatakan
nilai rata – rata siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan.
Kenyataannya banyak siswa sekolah menengah pertama yang beranggapan
bahwa fisika tergolong pelajaran yang sulit, kurang menarik dan membosankan. Dari
hasil observasi yang dilakukan di SMPN 10 Binjai dengan memberikan angket
kepada 30 siswa, sebanyak 21 siswa menganggap fisika itu adalah pelajaran yang
sulit dan sebanyak 9 siswa menganggap kegiatan belajar mengajar fisika di kelas
kurang menarik dan membosankan. Padahal sebenarnya fisika merupakan ilmu yang
menarik, karena semua gejala yang terjadi di alam berkaitan dengan fisika dan dapat
diterangkan dengan konsep yang sederhana.
Proses pembelajaran konvensional yang terjadi di SMPN 10 Binjai yang
disampaikan guru berupa metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Dimana pada
proses pembelajaran konvensional tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan
mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih
banyak mendengarkan.

Disini terlihat bahwa pendekatan konvensional yang

dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya
sebagai ’’pen-transfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai ’’penerima” ilmu.
Menyikapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru
untuk menggunakan model mengajar yang membuat siswa lebih tertarik. Dalam hal
ini model yang akan digunakan adalah advance organizer. Model pembelajaran
advance organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan
baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, artinya
setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka
dari sistem pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu).
Menurut beberapa peneliti sebelumnya yang telah menggunakan model
pembelajaran advance organizer, hasil pembelajaran yang dilakukan mengalami
peningkatan pada hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian Panggabean (2010) di
SMA Teladan Medan penerapan model pembelajaran advance organizer diperoleh
peningkatan hasil belajar siswa dengan persentase mencapai 30%, pada materi
besaran dan satuan diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,151. Demikian pula penelitian

3

Setyawan (2010) di SMP Negeri 3 Sukoharjo Malang dengan hasil belajar siswa yang
semakin meningkat, yang ditunjukkan dengan banyaknya jumlah siswa yang
mendapat nilai lebih dari 60. Meskipun pada penelitian tersebut terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa namun masih terdapat kelemahan dalam
pelaksanaanya karena peneliti hanya melihat hasil belajar siswa tanpa memperhatikan
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Kelemahan lainnya adalah kurangnya
pengelolaan alokasi waktu dan pengelolaan kelas serta terbatasnya jumlah alat ukur
yang tersedia yang menyebabkan siswa berebut untuk mengamati bagian-bagian alat
ukur tersebut dan membuat siswa menjadi ribut. Kelemahan-kelemahan dari
penelitian sebelumnya menjadi suatu pelajaran bagi peneliti berikutnya untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Untuk itu calon peneliti merasa
terdorong untuk meneliti kembali dengan memperhatikan aktivitas siswa dan
menggunakan LKS dalam proses pembelajaran. Dengan tersedianya alat ukur yang
dibutuhkan dalam proses pembelajaran akan menimbulkan aktivitas belajar siswa
yang baik. Dari pengamatan aktivitas belajar siswa yang baik diharapkan akan
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Advance Organizer Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor Di Kelas VII SMP Negeri 10
Binjai T.P.2012/2013”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan
masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu :
1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah di bawah kriteria ketuntasan minimal
2. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang menarik
3. Siswa bertindak pasif dalam pembelajaran.

4. Metode pembelajaran pada mata pelajaran fisika menggunakan model
pembelajaran konvensional

4

1.3 Batasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu
dijelaskan batasan masalah dalam penelitian, yaitu :
1. Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 10 Binjai kelas VII Semester I
T.P 2012/2013
2. Materi yang diajarkan dibatasi hanya pada materi pokok Kalor
3. Model yang digunakan dalam pembelajaran kalor ini adalah model pembelajaran
advance organizer

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masah dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
advance organizer pada materi kalor di kelas VII SMP Negeri 10 Binjai?
2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 10 Binjai Tahun
Pelajaran 2012/2013 selama proses pembelajaran dengan menggunkan model
pembelajaran advance organizer dan model pembelajaran konvensional?
3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran advance organizer terhadap hasil
belajar fisika siswa pada materi pokok Kalor kelas VII di SMP Negeri 10 Binjai
Tahun Pelajaran 2012/2013?

1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran advance organizer pada materi kalor di kelas VII SMP Negeri 10
Binjai.
2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran advance organizer dan model pembelajaran
konvensional.

5

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran advance organizer terhadap
hasil belajar fisika siswa pada materi kalor kelas VII SMP Negeri 10 Binjai .

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika pada materi pokok Kalor yang
diajarkan model pembelajaran advance organizer dan pembelajaran konvensional
di SMP Negeri 10 Binjai.
2. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Sebagai bahan masukan untuk peneliti sebagai calon guru fisika untuk dapat
menerapkan

model

pembelajaran fisika.

pembelajaran

advance

organizer

dalam

kegiatan

56

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data

hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan
penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :
1. -

Hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model
Pembelajaran advance organizer pada materi pokok kalor di kelas VII
SMP Negeri 10 Binjai T.P.2012/2013 sebelum diberikan perlakuan ratarata pretes sebesar 29,1 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes
siswa sebesar 76,7.

- Hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok kalor di kelas VII SMP
Negeri 10 Binjai T.P.2012/2013 sebelum diberikan perlakuan rata-rata
pretes sebesar 29,11 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes
siswa sebesar 67,32.
2. Aktivitas belajar siswa yang diamati selama pembelajaran mengalami
peningkatan. Pada pertemuan I nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 66,00,
pertemuan II diperoleh nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 72,43, serta pada
pertemuan III diperoleh nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 78,40. Hal inilah
yang memberikan kesimpulan bahwa aktivitas siswa memiliki pengaruh yang
positif terhadap hasil belajar siswa.
3. Terdapat pengaruh hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
advance organizer dengan pembelajaran konvensional pada materi kalor di
kelas VII SMP Negeri 10 Binjai T.P. 2012/2013.

57

5.2.

Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya lebih baik dalam
pembuatan lembar kerja siswa yang lebih terarah untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
2. Diharapkan bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran dengan model
pembelajaran advance organizer dapat menggunakan waktu sesuai yang
sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Alokasi yang digunakan harus benar-benar di sesuaikan dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat.
3. Pada saat diskusi kelompok berlangsung peneliti masih kesulitan dalam
membimbing penuh pada masing-masing kelompok. Oleh sebab itu, bagi
peneliti selanjutnya disarankan agar lebih membimbing siswa dengan cara
aktif bertanya kepada siswa tentang kendala yang dihadapi, memotivasi, dan
mengarahkan agar setiap siswa aktif berdiskusi dengan menjelaskan nilai dari
satu orang siswa dapat mempengaruhi nilai dan nama baik kelompok serta
memberikan penghargaan berupa nilai plus kepada siswa yang aktif agar
siswa lebih termotivasi dan dapat berdiskusi dengan baik.

58

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2011), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Penerbit
Bumi Aksara, Jakarta.
Dahar, R. W., (2006), Teori-teori Belajar, Erlangga, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Djamarah, dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Djiwandono, S. E. W., (2009), Psikologi Pendidikan, Grafindo, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.,
(2010), Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan,
FMIPA, Unimed
Joyce, B dan Weil, M., (2009), Models of Teaching, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Lasmi, K., (2004), Bimbingan Pemantapan Fisika SMA, Yrama Widya, Bandung.
Margono, S., (2007), Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Rahayu, S, dkk., (2010), Media Pembelajaran Advance Organizer, 2 Februari
2012,
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2184699unsur-unsur-dalam-model-pembelajaran.html)
Sardiman, A. M., (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sihombing, K., (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gaya Di Kelas
VIII.
Sinaga, N., (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran Dan Satuan Di
Kelas X.
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika Edisi Ke 5, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sumarwan, dkk., (2006), Ilmu Pengetahuan Alam SMP Jilid 1A Untuk SMP Kelas
VII Semester 1, Erlangga, Jakarta.

59

Trianto.,

(2009),
Model-Model
Pembelajaran
inovatif
konstruktivisme, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Uno, H., (2007), Psikologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

berorientasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING BERBASIS PERFORMANCE ASSESSMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 10 BANDA ACEH

0 4 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

0 3 44

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA MATERI CAHAYA SISWA SMP NEGERI 1 NATAR T.P. 2012/2013

0 8 43

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KLASIFIKASI BENDA

1 15 49

PENGARUH KREATIVITAS GURU DAN PENGGUNAAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 AMBARAWA

0 38 117

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

0 0 6

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA MATERI CAHAYA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VIII SMP

0 0 6

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII PADA MATERI KALOR

0 1 18

1 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN ANALOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMP

0 0 10

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PHYSICS FUN DAN GALILEO PADA MATERI POKOK KALOR TERHADAP HASIL BELAJAR (STUDI EKSPERIMEN) PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI KENDAL TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat Guna mempero

0 0 170