Keterbukaan Informasi Publik.

----

Pikiran Rakyat
o Se/asa
456

123
17
8Jan

18

19
OPeb

ID

21

o Mar OApr


.

Rabu o Kam;s 0 Jumat o Sabtu 0 M;nggu
8
9
10
11
12
13
14
15
16
7
27
28
29
30
31
23
24

25
26
22

o Me; OJun

OJul 0 Ags OSep

OOkt

ONov

ODes

Ke.terbul~aan Informasi Publik
~

LF_

Oleh DIDIN SABARUDIN


I

NFORMASI yang dihasilkan,
disimpan,
dikelola, dikirim,
dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/ atau penyelenggara dan penyelenggaraan bad an publik lainnya
serta berkaitan dengan kepentingan
publik merupakan informasi publik
terbuka yang mulai diberlakukan 30
April 2010. Hal itu merupakan amanat
00 NO.14/2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (KIP) Pasal 64 (1),
"Undang-Undang ini mulai berlaku 2
(dua) tabun sejak tanggal diundangkan."
Sementara itu, informasi yang dinyatakan dikecualikan dibuka ke publik harus melalui tabapan uji konsekuensi di dalam badan publik sebagai
penanggung jawab informasi sesuai
dengan kewemmgannya dengan uji kepentingan masyarakat pengguna informasi yang memiliki keterkaitan dengan UU lainnya, setidaknya UU
11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, 00 25/2009 tentang
Pelayanan Publik dan 00 43/2009

tentang Kearsipan.
Pertimbangan mengikat 00 ini adalab hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan ciri
penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk
mewujudkan penyelenggaraan negara
yang baik serta merupakan sarana da-

----

Kliping

___

::..

lam m'imgoptimalkan pengawasan
publik terhadap penyelenggaraan negara, badan publik lainnya dan segala
sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik.
Infonnasi publik
Badan publik berkewajiban menyediakan informasi publik yang akurat,
benar, dan tidak menyesatkan kepada

pengguna informasi publik dan wajib
memberikan jawaban paling lambat
sepuluh hari keIja terhadap pemohon
informasi publik. Badan publik adalab
lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif,
dan badan lain yang fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau
seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dan/atauAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerab (APBD), atau
organisasi nonpenierintab sepanjang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD.
Informasi publik terbuka yang harns
disediakan badan publik mulai dari (1)
perencanaan dan kebijakan, (2) keuangan dan penganggaran, (3) implementasi dan pelayanan, serta (4) kelembagaan. Sementara, kategori informasi terbuka memuat antafa lain (a)
informasi berkala: renstra, program
keIja tahunan, anggaran KL, daftar pemenang lelang, hasil audit BPKP dan
tindak Ianjut sebelumnya persemester,
laporan hasil analisis sesuai 00, serta
laporan tahunan dan lima tahunan; (b)
informasi tersedia setiap saat: peraturan dan keputusan, risalab rapat pem-


Humas Unpad 2010

bahasan, RKA, DPA, dokumen usulan
peserta lelang, laporan pelaksanaan
dan perkembangan kegiatan, struktur
organisasi dan jumlah staf, dokumen
kerja sarna lembaga, serta hasil kajian;
(c) informasi serta-merta: laporan
transaksi terkait pidana dan diizinkan

presiden.

(Diskusi Implementasi UU KIP di Daerah, 14 Januari 2010).
Undang-Undang KIP merupakan
hasil kebijakan politik dari proses politik di Senayan dengan pengesahan
presiden seharusnya diikuti kebijakan
administratif di tingkat provinsi untuk
mengimplementasikannya. Ciri kualitas pemerintah (daerah) dapat dilihat
dari -kebijakan publiknya apakah

menggambarkan kepentingan publik
dan outcome-nya sesuai dengan tujuan kebijakan publik, di mana instrumennya ditentukan oleh batasan sum-

.

Hal spesifik menarik yang menyebutkan secara eksplisit dalarn UU KIP
selain BUMN/BUMD dan/atau badan
usaha lainnya yang dimiliki negara
(Pasal 14) adalah tentang informasi
publik yang harus disediakan partai
politik (Pasal1S), serta Pasal16 tentang informasi publik yang harns disediakan lembaga nonpemerintah.
Komisi infonnasi
Konsekuensi logis pemberlakuan
UU KIP adalah dibentukya komisi informasi untuk menjalankannya, baik
di pusat, provinsi, dan kabupatenjkota Gika dibutuhkan) dengan fungsi menyelesaikan sengketa informasi publik
melalui mediasi dan/ atau ajudikasi
nonlitigasi. Komisi informasi pusat sudab terbentuk, tujuh komisi informasi
daerah (KID) provinsijuga sudah terbentuk, bagaimana dengan pembentukan KID Jabar?
Informasi yang muncul melalui pernyataan Wakil Ketua Komisi A DPRD
Jabar bahwa anggaran untuk pembentukan KID Jabar tidak ada alokasinya.

Di sisi lain, Disinfokom menyatakan
budah melakukan persiapan dan rencana dalarn mengantisipasi diberlakukannya UU KIP, tetapi terkendala dengan tidak adanya alokasi anggaran

o

ber daya, tekanan politik,batasan hukum dan pelajaran dari kegagalan instrumen masa lalu (H. Tachjan, "Implementasi Kebijakan Publik", 2008).
Oleh karena itu, keseriusan Pemprov
dan DPRD Jabar mengimplementasikan UU KIP di Jawa Barat sampai tenggat waktu pemberlakuan 30 April 2010
bisa menjadi indikator tanggung jawab
terhadap kebijakan yang dihasilkan di
tingkat pusat dan keberpihakan kepada
publik. Bagaimana pula konsekuensinya
apabila otoritas penye1enggarapemerintahan daerah terlarnbat mengimplementasikannya? Kalau hal itu terjadi,
walau tanpa sanksi apapun hampir pasti menimbulkan atau menarnbah ketidakpercayaan masyararakat kepada pemimpin, birokrat, dan lembaga politik
di daerah. Bagaimana kelanjutannya,
tentunya berpulang kembali kepada
Gubernur Jabar dan DPRD Jabar.***

Penulis, mahasiswa Ilmu Politik
FISIP Unpad,KabidEkbang Bammus

Jabar dan KorbidKP Gema Jabar.
~ -....