PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika (PTK di Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 3 Jatiyoso Tahun 2011/2012).

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK
ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
(PTK di Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 3 Jatiyoso Tahun 2011/2012)
Naskah Publikasi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
FKIP Matematika

Disusun oleh:

ANDRI WAHYU WIBOWO
A 410 080 264

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

Diajukan oleh:

Disetujui oleh:


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK
ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
(PTK di Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 3 Jatiyoso Tahun 2011/2012)

Oleh
Andri Wahyu Wibowo1, Sutama2, Dan Sri Sutarni3
1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, andriwahyuwibowo@ymail.com
2
3

Staf Pengajar UMS Surakarta, sutama_mpd@yahoo.com

Staf Pengajar UMS Surakarta, http://srisutarniums.wordpress.com

Abstract
Research purposes, to describe an increase in activity and the learning of

mathematics up the flat side of space (cubes and blocks) with the implementation
of cooperative learning type quick on the draw. This research is a class act.
Research subjects who are the students' class action VIIIA SMP Negeri 3 Jatiyoso
totaling 38 students. Methods of data collection is done through observation, tests,
field notes, and documentation. To ensure the validity of the data used
investigator triangulation techniques. The study found an increase in activity and
the learning of mathematics which can be seen from the increasing indicators of
activity and results to learn mathematics include: 1) enthusiastically answered
questions from the teacher before the act of 39.28%, 60.71% round I and round II
77.77% , 2) enthusiastically ask questions before action 10.71%, 21.42% round I
and round II 40.74%, 3) enthusiasm to express opinions before the act of 7.14%,
14.28% round I and round II 25 , 92%, 3) enthusiastically present the results of
the work before the act of 14.28%, 25% round I and round II 44.44%, 5) value of
≥ 71.42% KKM prior acts, rounds I 82.14%, and second round of 92.59%. The
conclusion of this research is the application of cooperative learning quick on the
draw type can increase the activity and results to learn mathematics
Key words: active, learning outcomes, Quick, Draw

PENDAHULUAN


Keaktifan belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu
proses pembelajaran. Untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang aktif peran
sekolah, guru, dan siswa memegang peranan penting dalam proses belajar
mengajar. Proses belajar mengajar senantiasa terjadi proses kegiatan interaksi
antara dua unsur manusia yaitu siswa sebagai siswa yang belajar dan guru sebagai
pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Peran kolaboratif
antara siswa dengan guru sangat dibutuhakan demi terciptanya pembelajaran yang
interaktif dan inovatif.
Pembelajaran matematika seharusnya dilakukan dengan kondisi dan suasana
kelas yang menyenangkan. Mengingat matematika merupakan pelajaran yang
terkenal sulit dan memerlukan logika berpikir yang tinggi. Proses pembelajaran
matematika akan lebih efektif dan bermakna apabila siswa berpartisipasi aktif,
dengan cara tidak menunjukkan sikap pasif di dalam kelas maupun di luar kelas.
Tetapi sampai saat ini masih banyak terdengar keluhan bahwa mata pelajaran
matematika itu membosankan, tidak menarik dan memusingkan. Sehingga
cenderung membuat siswa menjadi kurang merespon dan aktif saat pelajaran
berlangsung.
Dari hasil penelitian di SMP Negeri 3 Jatiyoso menunjukkan, bahwa
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika masih rendah, hal itu
dapat dilihat dari jumlah seluruh siswa sebanyak 28, terdapat 11 siswa (39,28 %)

yang menjawab pertanyaan dari guru, 3 siswa (10,71 %) yang mengajukan

pertanyaan, 2 siswa (7,14 %) yang berani mengemukaakan pendapat, 4 siswa
(14,28 %) yang mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas. Dan untuk hasil
belajar matematika yang telah dicapai dari 28 siswa yang berhasil mencapai
KKM (≥65) baru 20 siswa (71,42 %) dari siswa keseluruhan.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan model pembelajaran yang
melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu
model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model
pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw yang dikenalkan oleh Paul Ginnis
yaitu sebuah aktivitas siswa dengan suasana permainan yang mengarah pada kerja
kelompok dan kecepatan. Dengan suasana permainan dalam pembelajaran maka
akan menarik dan menimbulkan efek kreatifitas dalam belajar siswa. Menurut
Suprijono (2011:61) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai se-tidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan
sosial.
Adapun langkah-langkah yang diterapkan dalam pembelajaran kooperatif
tipe quick on the draw adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan satu tumpukan
kartu soal, misalnya lima soal sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Tiap

kartu memiliki satu soal. Buat salinan kartu-kartu soal tersebut, Misalnya,
kelompok satu warna merah, kelompok dua warna biru dan seterusnya. Letakkan
set kartu tersebut di atas meja, angka menghadap atas, nomor 1 di atas. 2)
Membagi siswa ke dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari empat sampai lima
orang. Menentukan warna tumpukan kartu pada tiap kelompok sehingga mereka

dapat mengenali tumpukan kartu soal mereka di meja guru. 3) Memberi tiap
kelompok materi sumber yang sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran (ini bisa
berupa buku teks yang biasa dipakai). 4). Pada kata “ mulai”, satu orang dari tiap
kelompok “lari” ke meja guru, mengambil pertanyaan pertama menurut warna
kelompok mereka dan kembali membawanya ke kelompok, 5) Dengan
menggunakan materi sumber, kelompok tersebut mencari dan menulis jawaban di
lembar kertas terpisah. 6) Jawaban dibawa kegurunya oleh orang kedua. Guru
memeriksa jawaban, jika ada jawaban yang tidak akurat dan lengkap, maka guru
menyuruh siswa kembali ke kelompok dan mencoba lagi sampai jawaban akurat
dan lengkap, pertanyaan kedua diambil oleh anggota kelompok dan seterusnya.
Tiap anggota dari kelompok harus berlari bergantian. 7) Saat satu siswa dari
kelompok sedang "berlari" anggota lainnya membaca dan memahami sumber
bacaan, sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih
efesien. 8) Kelompok pertama yang menjawab semua pertanyaan dinyatakan

sebagai pemenang. Kemudian guru membahas semua pertanyaan dengan cara
menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan jawaban dari kartu soal
didepan kelas. (Paul Ginnis, 2008:163-164)
Dalam pempelajaran tipe ini siswa dirancang untuk melakukan aktivitas
berpikir, kemandirian, fun, saling ketergantungan, multisensasi, artikulasi dan
kecerdasan emosional. Elemen yang ada dalam aktivitas ini adalah kerja
kelompok, membaca, bergerak, berbicara, menulis, mendengarkan, melihat dan
kerja individu.

Penelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Secara khusus,
tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan peningkatan keaktifan dan
hasil belajar matematika setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe quick on
the draw (qd). Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dilihat dari
indikator:antusias menjawab pertanyaan dari guru, antusias mengajukan
pertanyaan,

antusias

mengemukakan


gagasan

atau

pendapat,

antusias

mempresentasikan hasil pekerjaan

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom
Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu perencanaan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru
atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas
merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari
permasalahan riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Penelitian tindakan merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari: 1)

dialog awal, 2) Perencanaan, 3) Pelaksanaan, 4) Observasi dan Monitoring, 5)
Refleksi, 6) Evaluasi, dan 7) Penyimpulan.
Perencanaan yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan penyebab
rendahnya keaktifan belajar siswa, sehingga dapat dicari solusi untuk mengatasi
persoalan tersebut. Faktor yang menyebabkan rendahnya keaktifan belajar siswa

yaitu, 1) proses pembelajaran masih monoton yang masih berpusat pada guru, 2)
Kreatifitas siswa dalam memanipulasi sarana pembelajaran kurang 3) Keaktifan
siswa bertanya dalam pembelajaran masih rendah, dan 4) Kemauan siswa dalam
menyelesaikan masalah masih kurang .
Pelaksanaan tindakan tersebut berdasarkan pada perencanaan, namun
tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Suatu tindakan yang diputuskan
mengandung berbagai resiko karena terjadi dalam situasi nyata. Oleh karena itu,
rencana tindakan harus bersifat sementara, fleksibel dan siap diubah dengan
keadaan yang ada sebagai usaha kearah perbaikan. Pada tahap ini peneliti
melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan tejafi selama
tindakan berlangsung.
Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari proses pembelajaran
kooperatif tipe quick on the draw dengan menggunakan, 1) observasi yaitu suatu
usaha untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan jalan

melihat dan mengamati kegiatan secara langsung , 2) tes yaitu untuk mendapatkan
data tentang hasil belajar peserta didik, 3) catatan lapangan yaitu untuk
mendapatkan data yang sedetail mungkin, sehingga proses penelitian dapat
berjalan secara efektif dan efisien, 4) dokumentasi digunakan untuk memperoleh
atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang
diteliti.
Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul. Proses analisis data
dimulai dengan pemusatan, penyederhanaan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan tertulis dilapangan dan menelaah data yang diperoleh dari

berbagai sumber dan. Selanjutnya

dari hasil analisis tersebut dapat ditarik

simpulan ada tidaknya peningkatan keaktifan dan hasil belajar matematika kelas
VIII A SMP Negeri 3 Jatiyos dengan pembelajaran kooperatif tipe quick on the
draw, dengan melihat prosentase-prosentase indikator dari setiap putaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pembelajaran secara keseluruhan sampai berakhirnya tindakan,

perilaku siswa yang berkaiatan dengan permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini mengalami perubahan yang positif. Hasil penelitian pada tindakan
kelas diperoleh kesepakatan bahwa

dengan penerapan strategi pembelajaran

kooperatif tipe quick on the draw dalam pembelajaran matematika berhasil
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matenatika.
Adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dapat dilihat dari
indikator - indikator yang digunakan yaitu, antusias menjawab pertanyaan dari
guru, antusias mengajukan pertanyaan, antusias

mengemukakan pendapat,

antusias mempresentasikan hasil pekerjaan, dan nilai siswa lebih dari sama
dengan KKM. Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan belajar matematika pada
kelas VIII A SMP Negeri 3 Jatiyoso dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas
putaran II dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1

Data peningkatan keaktifan belajar siswa
Keaktifan Belajar
Matematika
Antusias menjawab
pertanyaan dari guru
Antusias mengajukan
pertanyaan
Antusias mengemukakan
pendapat
Antusias mempresentasikan
hasil pekerjaan

Sebelum
Tindakan
(28 siswa)
11 siswa
(39,28 %)
3 siswa
(10,71 %)
2 siswa
(7,14 %)
4 siswa
(14,28 %)

Putaran
I
(28 siswa)
17 siswa
(60,71 %)
6 siswa
(21,42 %)
4 siswa
(14,28 %)
7 siswa
(25 %)

Putaran
II
(27 siswa)
21 siswa
(77,77 %)
11 siswa
(40,74 %)
7 siswa
(25,92 %)
12 siswa
(44,44 %)

Adapun grafik peningkatan keaktifan belajar siswa dari sebelum tindakan
sampai tindakan kelas putaran II dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1
Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%

Antusias
menjawab
pertanyaan guru
Antusias
mengajukan
pertanyaan

sebelum putaran I putaran II
putaran

Antusias
mengemukakan
pendapat

Grafik di atas menunjukkan bahwa terdapat perubahan tindak belajar yang
berkaitan dengan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran setelah dilakukan
tindakan melalui penerapan pembelajaran kooperatif quick on the draw. Keaktifan

siswa dari sebelum tindakan sampai denngan putaran II mengalami peningkatan,
dilihat dari indikator.
menjadi 21 siswa

Antusias menjawab pertanyaan dari guru meningkat
(77,77 %), antusias mengajukan pertanyaan meningkat

menjadi 11 siswa (40,74%), antusias mengemukakan pendapat meningkat menjadi
7 siswa (25,92 %), antusias mempresentasikan hasil pekerjaan meningkat menjadi
12 siswa (44,44 %),
Hasil belajar siswa merupakan tolok ukur keberhasilan siswa dalam
pembelajaran. Data mengenai hasil belajar matematika dari penelitian ini
diperoleh dari hasil pengerjaan soal mandiri. Siswa dinyatakan tuntas pada setiap
putaran apabila mencapai skor ≥ KKM 65. Data–data yang diperoleh di atas
mengenai hasil belajar matematika siswa kelas VIII A dalam pembelajaran
matematika dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan kelas putaran II dapat
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 2
Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar
matematika
Nilai ≥ KKM 65

Sebelum
Tindakan
(28 siswa)
20 siswa
(71,42 %)

Putaran
I
(28 siswa)
23 siswa
(82,14 %)

Putaran
II
(27 siswa)
25 siswa
(92,59 %)

Adapun grafik hasil belajar matematika dari sebelum tindakan sampai
tindakan kelas putaran putaran II dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa
100%
80%
60%
40%

Hasil belajar

20%
0%
sebelum
putaran

putaran I putaran II

Grafik di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan pada hasil belajar siswa
yang sebelum tindakan hanya berjumlah 20 siswa (71,42%) yang berhasil
memenuhi nilai KKM, setelah dilakukan tindakan bertambah menjadi 25 siswa
(92,59%)
Pengamatan yang dilakukan peneliti, setelah dilakukan dindakan didapatkan
tindakan, dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw (qd)
membawa perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Pembelajaran sudah
terpusat pada siswa, motivasi yang diberikan guru agar siswa lebih giat belajar
tampak semakin sering dilakukan, kegiatan pembelajaran sudah berjalan lancar
dan hasilnya sudah mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari meningkatnya
prosentase-prosentase indikator keaktifan belajar
Penelitian tentang peningkatan keaktifan belajar matematika telah dilakukan
oleh beberapa peneliti terdahulu, salah satunya Nur Ika Priyanti (2009). Perbedaan
penelitian terdahulu dengan peneliti adalah strategi pembelajaran dan indikator
yang digunakan. Sedangkan persamaannya terletak pada hasil yang dicapai yaitu
terdapat peningkatan indikator keaktifan belajar matematika. Penelitian yang

dilakukan oleh Nur Ika Priyanti (2009) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
melalui pembelajaran kelompok kecil dengan tutor sebaya dapat meningkatkan
keaktifan belajar matematika, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah meningkatkan keaktifan belajar matematika melalui pembelajaran
kooperatif tipe quick on the draw (qd).
Penelitian yang dilakukan oleh Yuliatno Bini Saputro (2011) menunjukkan
bahwa pembelajaran matematika dengan strategi Role Reversal Questions dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan
meningkatnya indikator-indikator yang digunakan. Sedangkan siswa yang
memperoleh nilai lebih besar sama dengan KKM juga mengalami peningkatan,
untuk nilai KKM adalah 62. Jadi perbedaan penelitian yang dilakukan Yuliatno
Bini Saputro dengan peneliti adalah teletak pada metode penelitian, indikator
keaktifan, dan nilai KKM yang digunakan. Persamaannya adalah tinjauan yang
digunakan yaitu keaktifan dan hasil belajar.
Penelitian terdahulu mengenai penerapan strategi quick on the draw (qd)
diantaranya,

Fitriansyah

(2011)

dalam

jurnalnnya

menunjukkan

bahwa

pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran quick on the draw(qd)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari ranah kognitif dan afektif.
Berdasarkan penelitian tersebut, terdapat perbedaan dengan penelitian yang
peneliti lakukan yaitu indikator hasil belajarnya, sedangkan kesamaannya adalah
penerapan strategi dan salah satu tinjauannya yaitu hasil belajar matematika.
Penelitian yang dilakukan Erma Dwi Anggraeni (2010) menunjukkan
bahwa pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran everyone is a

teacher here alat peraga mistar hitung dapat meningkatkan pemahaman konsep
dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan meningkatnya indikator-indikator
yang digunakan. Jadi perbedaan penelitian yang dilakukan Erma Dwi Anggraeni
dengan peneliti adalah teletak pada metode penelitian, tinjauan, dan nilai KKM
yang digunakan. Persamaannya adalah salah satu fokus yang digunakan yaitu
peningkatan hasil belajar matematika
Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw (qd)
mampu menarik perhatian siswa, bekerjasama dengan siswa lain, mampu
membuat siswa aktif dan bersemangat dalam belajar. Siswa lebih antusias dalam
menjawab pertanyaan dari guru, mengajukan pertanyaan, mengemukakan
pendapat, dan mempresentasikan hasil pekerjaan serta hasil belajar siswa juga
mengalami peningkatan yang berarti.

SIMPULAN
Setelah diterapkannya pembelajaran matematika dengan menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw (qd), maka guru banyak
mengalami perubahan dalam proses pembelajaran, misalnya guru sudah
melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw juga dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII A SMP
Negeri 3 Jatiyoso. Hal tersebut dapat dilihat dari meninngkatnya indikatorindikator keaktifan dan hasil belajar matemaika sebagai berikut: 1) antusias
menjawab pertannyaan dari guru sebelum tindakan 39,28% meningkat menjadi

77,77%, 2) antusias mengemukakan pendapat sebelum tindakan 10,71%
meningkat menjadi 40,74%, 3) antusias mengemukakan pendapat sebelum
tindakan 7,14% meningkat menjadi 25,74%, 4) antusias mempresentasikan hasil
pekerjaan sebelum tindakan 14,28% meningkat menjadi 44,44%, dan 5) nilai
siswa ≥ KKM sebelum tindakan 71,42% meningkat menjadi 92,59%

DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Erma Dwi. 2010. “peningkatan pemahaman konsep dan hasil belajar
operasi dasar bilangan bulat melalui strategi pembelajaran everyone is a
teacher here alat peraga mistar hitung bagi siswa kelas VII semester I
smp bhakti praja mayong jepara”
Skripsi. Surakarta: UMS. (Tidak diterbitkan).
Fitriansyah. 2010. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Smp
Negeri 3 Belawanng Melalui Strategi Pembelajaran Quick On The
Draw”.
Jurnal Pendidikan Matematika.
(http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html) (Diakses Tanggal 28
Februari 2012 Pukul 20.00)
Ginnis, Paul. 2008. Trik & Takti Mengajar, Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran di Kelas. Jakarta: PT Indeks
Pratiwi,Nur Ika. 2010. “ peningkatan keaktifan siswa dalam belajar matematika
melalui pembelajaran kelompok kecil tutor sebaya”
Skripsi. Surakarta: UMS. (Tidak diterbitkan).
Saputro,Yuliatno bini. 2011. “penerapan strategi role reversal question sebagai
upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika”
Skripsi. Surakarta: UMS. (Tidak diterbitkan).
Suprijono, Agus. 2011. Cooperatife Learning, Teori Dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Belajar

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dengan Kartu Bergambar untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Biologi pada Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Malang

0 4 25

Juni 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualized (TAI) dengan Teknik Mnemonik terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi (Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Jember Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 32 19

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawuntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv Pada Pelajaran Ipa (PTK di Madrasah Ibtidaiyah Ishlahul Anam Cakung Jakarta Timur)

0 10 163

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 6 46

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 28 57

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 12 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 42 56

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 31 59

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII1 MTS Negeri Enok

0 1 9

Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TAI Bermediakan Permianan Aktif Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa

0 0 14