PROFIL ASPEK PSIKOLOGIS ATLET BOLA BASKET YANG PERNAH MENGALAMI CEDERA : Studi Deskriptif pada Atlet Bola Basket Putra Liga Mahasiswa Regional Jawa Barat Tahun 2013/2014.

(1)

PROFIL ASPEK PSIKOLOGIS ATLET BOLA BASKET YANG PERNAH MENGALAMI CEDERA

(Studi Deskriptif pada Atlet Bola Basket Putra Liga Mahasiswa Regional Jawa Barat Tahun 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh:

KEVIN WAHYUDI AMANDA 0900996

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

2014

PROFIL ASPEK PSIKOLOGIS ATLET BOLA BASKET YANG PERNAH MENAGLAMI CEDERA

Oleh

Kevin Wahyudi Amanda

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Kevin Wahyudi Amanda 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulisnya.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Kevin Wahyudi Amanda

NIM : 0900996

JUDUL : PROFIL ASPEK PSIKOLOGIS ATLET BOLA BASKET

YANG PERNAH MENGALAMI CEDERA (Studi Deskriptif

Pada Atlet Bola Basket Liga Mahasiswa Putra Regional Jawa Barat Tahun 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Komarudin, M.Pd. NIP. 197204031999031003

Pembimbing II

Drs. Enjang Rahmat, M.Pd. NIP. 195107281984031001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Dr. H. R. Boyke Mulyana. NIP. 196210231989031001


(4)

ABSTRAK

PROFIL ASPEK PSOKLOGIS ATLET BOLABASKET YANG PERNAH MENGALAMI CEDERA

Dosen pembimbing : Dr. Komarudin, M.Pd Drs. Enjang Rahmat, M.Pd

Kevin Wahyudi Amanda* 2014

Permasalahan yang ingin diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana profil psikologis atlet bolabasket yang pernah mengalami cedera. Tujuan yang ingin diangkat pada penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran profil aspek psikologis atlet bolabasket yang pernah mengalami cedera. Keguanaan dari hasil penelitian ini secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang berarti bagi lembaga ataupun organisasi keolahragaan serta individu dalam berbagai hal khususnya tentang teori dan aplikasi tentang profil aspek psikologis atlet bolabasket yang pernah mengalami cedera dan dapat memberikan pengalaman berharga melihat dari pengalaman atlet yang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan variabel profil aspek psikologis atlet. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 62 orang atlet bola basket putra ligamahasiswa jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera. Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Berdasarkan pengolahan data dan analisis data yang diperoleh, maka hasil penelitian ini diperoleh atlet bola basket liga mahasiswa putra jawa barat tahun 2013/2014 yang pernah mengalami cedera rata-rata memiliki self-confidence, positive energy, visual Imagery, motivational, dan attitude control yang berada pada skor dengan katagori sedang, sedangkan pada dimensi negative energy dan attention control atlet bolabasket liga mahasiswa putra jawa barat tahun 2013/2014 yang pernah mengalami cedera rata-rata memiliki skor dengan katagori rendah.


(5)

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Psychological Aspect Profile of Basket Ballers Who Have Sustained Injury

(A Descriptive Study of Male Basketballers in the Student League 2013/2014in the West Java Region)

Abstract

The study case that is taken up in this study is about psychological aspect profile of basket ballers who have sustained injury. The aim of this study is to explore a reflection of psychological aspect profile of basketballers who have sustained injury.The benefit of this study, theoretically, can be used as a reference and information for sport institutions or organisations and for individuals in any aspects, in particular, the things about theories and applications which are in relation to psychological aspect profile of basket ballers who have sustained injury and it can give a valuable experience from the athletes that have been participants in this study. This study uses a descriptive method, along with its variable is the athlete

psychological profile. A purposive technique is used to take samples that are used in this study; there are 62 basket ballers in the Student League 2013/2014 in the West Java Region that are involved in this study. Instrument or tool that is used in this study is an enquiry. Based on data processing and data analysis of the study, it is obtained that the basket ballers in the Student League 2013/2014 in the West Java Region, in average, have self-confidence, positive energy, visual Imagery, motivational, and attitude control obtained scores at the medium level. Meanwhile, in the negative energy dimension and attention control, the basket ballers in the Student League 2013/2014 in the West Java Region, in average, obtained scores at the low level.

Keywords: Profile, Psychological Aspect, Athlete, Basket Ball Student League


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMAKASIH iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 4 C. Tujuan Penelitian 4 D. Manfaat Penelitian 4 E. Batasan Penelitian 5 F. Batasan Istilah 5

G. Struktur Organisasi Skripsi……….. 7

BAB II KERANGKA TEORITIS, KAJIAN PUSTAKA……….. 8

A. Tinjauan Teoritis……… 8

1. Pengertian Profil 8

2. Pengertian Psikologis 8

3. Pengertian Aspek Psikologi 9 4. Pengertian Cedera 36


(7)

BAB III METODE PENELITIAN……… 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian……… 40

1. Populasi 40

2. Sampel 40 3. Lokasi penelitian 41

B. Metode Penelitian 42 C. Instrumen Penelitian 42

D. Analisis Data 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 52

A. Prosedur Pengolahan Data 52

B. Penyekoran Data 52 C. Pengelompokan Jenis Data... 53

D. Diskusi Penemuan……….. 56

BAB V KESIMPULAN……… 60

A. Kesimpulan 60 B. Saran 61

DAFTAR PUSTAKA 62 LAMPIRAN 63


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Dimensi Energi Positif 26

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Sikap……….. 35

3.1. Alur Penelitian 41

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket 64 2. Validitas Instrumen 68 3. Input Data Uji Coba Angket 69

4. Input Data Angket 71

5. Grafik Hasil Penjumlahan Angket 75 6. Jadwal Pertandingan 76

7. Surat Keputusan Skripsi 77

8. Surat Penelitian Dari UPI 82

9. Gambar Penelitian 83

10. Kartu Bimbingan 84


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bola basket merupakan olahraga dinamis dan menuntut kesiapan fisik yang perima dengan dukungan teknik, taktik, dan mental yang memadai. Pergerakan pemain dalam pertandingan, baik dengan bola maupun tanpa bola sangat cepat dan dengan hilir mudik mencari-cari celah daerah yang dapat diterobos untuk memasukan bola kekeranjang lawan. Kondisi ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga begitu menguras tenaga dan energi. Oleh karena itu dalam olahraga perlu ditunjang dengan fisik yang baik. Apabila atlet tersebut mempunyai kondisi fisik yang baik maka secara otomatis memiliki tingkat kebugaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh yang baik pula.

Tiap-tiap cabang olahraga mempunyai sifat dan karakteristik yang

berbeda-beda dan pesertanya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Seorang pemain bola basket harus memiliki dan menguasai teknik bermain bola basket, didalam permainan bola basket ada dua gerakan yaitu gerakan dengan menggunakan bola dan gerakan tanpa bola (moving whit the ball and moving whit out the ball) oleh karna itu seorang atlet bola basket harus menguasai teknik ini yang diperlukan saat menyerang dan menguasai bola. Dalam permainan bola basket diperlukan pergerakan yang multi arah dan situasional, oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk mengubah posisi tubuh kesegala arah yang berguna bagi atlet dalam menggiring bola dan menipu lawan sehingga pemain bisa mencetak angka, bermain bola basket tidak hanya sekedar berlari-lari dan membawa bola saja melainkan kita harus menghadapi lawan yang jaraknya cukup dekat dan body contact akan sering terjadi.

Dalam mencapai suatu prestasi, tentu banyak hal yang harus dilalui oleh

seorang atlet. Tidak jarang dalam proses meraih prestasi yang diinginkan, atlet dapat mengalami cedera, olahraga basket merupakan salah satu olahraga yang mempunyai intensitas gerak yang tinggi baik saat menguasai bola maupun tidak


(10)

2

seorang pemain basket harus terus tetap bergerak untuk mencari posisi baik pada saat menyerang maupun pada saat bertahan. Kejadian cedera pada saat bermain bola basket sering terjadi, menurut www.fibaeurope.com tipe-tipe cedera olahraga basket dikategorikan menjadi dua yaitu acute (traumatic) injury dan overuse injury. Starkey C. Injuries and Illnesses in the National Basketball Association: A 10-Year Perspective Journal of Athletic Training 2000;35(2):161-167 secara umum cedera acute biasanya terjadi pada ligamen. Cedera ini merupakan cedera yang paling sering dialami oleh atlet bola basket. Dilaporkan 37,1% atlet tingkat universitas mengalami cedera tersebut, dan 27,8% atlet professional mengalaminya. Sedangkan overuse injury merupakan cedera yang dikarenakan oleh penggunaan komponen tubuh melampaui kemampuan atlet itu sendiri.

Suatu penelitian pada tahun 2010 yang dilakukan East Bay Sports Medicine and Orthopaedic Associates di California terhadap 237 klub, diketahui bahwa cedera paling umum yang diderita atlet bola basket adalah pada bagian lutut. Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa 77% cedera pemain ada pada bagian bawah tubuh, terutama kaki. Sebanyak 21% di antaranya pada lutut dan 18 % menimpa pergelangan kaki (www.eastbaysportmed.com).

Salah satu penyebab langsung cedera saat bermain basket antara lain

terjatuh dan salah posisi mendarat yang mengakibatkan adanya kerusakan pada jaringan lunak (soft tissue) seperti tendon dan ligamen otot. Sampai terjadinya fraktur (patah tulang) yang memerlukan penanganan medis lanjutan.

Penyebab lain adalah overuse injury (pemakaian berlebihan) yaitu cedera

yang diakibatkan karena cedera ringan yang berulang-ulang dalam kurun waktu lama. Cedera ini berhubungan dengan beratnya beban latihan, istirahat yang kurang, perawatan cedera sebelumnya yang kurang tepat, serta persiapan dalam pertandingan (seperti warming up, stretching dan cooling down setelah pertandingan) yang kurang optimal.

Menurut Moran dalam bukunya sport and axercise psychology (2005:3) Hampir sepanjang tiga dekade terakhir, penelitian telah menunjukan faktor-faktor psikologis yang menjadi faktor pendahuluan dan konsekuensi dari cedera


(11)

olahraga. faktor psikologis memiliki peranan penting dari kemunculan dan masa penyembuhan cedera olahraga. Hal ini diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Holmes (1970) mengenai cedera pada atlet. Berbagai penelitian mencoba untuk menjelaskan variabel psikologis manakah yang mempengaruhi cedera pada atlet.

Cedera akibat olahraga kompetisi memang paling sering dijumpai pada atlet, baik dari atlet amatir maupun professional. Dampak dari cedera pada atlet tidak hanya mempengaruhi aktifitas fisik tetapi juga psikologis. Faktor psikologis mempunyai peran penting dalam masa rehabilitasi cedera. Dengan demikian perlu dipahami sejauh mana cedera mempengaruhi aspek psikologis.

Cedera secara psikologis dapat mempengaruhi prestasi atlet. Ketakutan akan mendapatkan cedera akan mengakibatkan prestasi yang rendah. Pengalaman pernah mendapatkan cedera pada pertandingan/latihan sebelumnya juga bisa menurunkan prestasi seorang atlet. Secara garis besar aspek-aspek psikologis dalam olahraga meliputi motivasi, kepribadian, kepercayadirian, kedisiplinan, stress, kecemasan dan frustrasi.

Untuk mengetahui bagaimanakah gambaran proses seorang atlet dalam menghadapi dan mengatasi cederanya selama latihan maupun pada saat berkompetisi, dapat dibuat sebuah profil psikologis. Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepribadian secara umum, potensi intelektual dan fungsi daya pikirnya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu kewaktu untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan psikologis, yang biasa dikenal dengan "psikotes", dengan bantuan berbagai macam alat ukur yang memeriksa aspek-aspek psikologis atlet.

Tingkat kompetisi juga berpengaruh dalam kondisi psikologis seorang atlet. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa psikolog olahraga menunjukan bahwa pada tingkatan yang lebih tinggi, dinamika proses psikologis lebih rendah dikarenakan atlet yang bertanding diajang tersebut telah memiliki pengalaman yang lebih baik. Sedangkan pada pertandingan tingkat mahasiswa dan atlet semi


(12)

4

profesional, faktor psikologis sering dianggap sebagai faktor X dari keberhasilan seorang atlet.

Tidak banyak atlet yang bisa bangkit dari keterpurukanya setelah mengalami cedera olahraga, namun ada juga yang bisa keluar dari tekanannya karena berbagai faktor, baik faktor lingkungan maupun faktor psikologis yang berbeda-beda untuk bangkit kembali, untuk itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti “PROFIL ASPEK PSIKOLOGIS ATLET BOLA BASKET YANG PERNAH MENGALAMI CEDERA.”

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang, pertanyaan peneliti dalam penilitian ini adalah: Bagaimana profil aspek psikologis atlet bola basket yang pernah mengalami cedera?

C. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran profil aspek psikologis atlet bola basket yang pernah mengalami cedera.

D. Manfaat penelitian

Suatu penelitian dilakukan tidak semata-mata hanya untuk mencapai tujuan yang telah digariskan, melainkan harus pula memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan setidaknya pada bidang ilmu yang di teliti.

Penulis berharap hasil penelitiannya ini dapat digunakan sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis

a) penelitian ini dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang berarti bagi lembaga atau organisasi keolahragaan serta individu dalam berbagai hal khususnya tentang teori dan aplikasi tentang profil aspek psikologis atlet bola basket yang pernah mengalami cedera dan dapat memberikan pengalaman berharga melihat dari pengalaman atlet yang diteliti.


(13)

b) penelitian ini juga mengkaji profil aspek psikologis atlet bola basket yang pernah mengalami cedera agar setidaknya dipahami dan dimengerti oleh para atlet sehingga bisa menjadi acuan kedepannya.

c) hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengayaan literature dan pengembangan mata kuliah psikologi olahraga bagi lembaga keolahragaan khususnya FPOK-UPI.

2. Secara praktis

a) hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi para pelatih, tentang bagaimana cara menanggulangi permasalahan psikologis atlet setelah mengalami cedera.

b) khususnya untuk para atlet, penelitian ini diharapakan dapat memberikan wawasan, motivasi serta semangat juang tentang bagaimana mengatasi permasalahan psikologis setelah mengalami cedera.

E. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan pembatasan masalah, untuk menjaga agar ruang lingkup penelitian tidak luas dan permasalahanya diketahui secara jelas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Fokus dalam penelitian ini adalah profil aspek psikologis atlet bola basket yang pernah mengalami cedera.

2. Objek penelitian ini adalah atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat tahun 2013/2014 yang pernah mengalami cedera, dengan jumlah sampel 62 orang.

F.Batasan Istilah

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering berbeda sehingga

dapat menimbulkan kekeliruan dan ketidak cocokan atau mengaburkan pengertian. Oleh karena itu, penulis menafsirkan penjelasan isitilah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan sebagi berikut:


(14)

6

1. Profil. Menurut pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, depdikbud adalah, “Gambaran, grafik yang memberikan fakta tengtang hal-hal khusus.” (http://kamusbahasaindonesia.org/profile).

2. Dari penelusuran terhadap pandangan beberapa ahli psikologi olahraga (R.H. Cox, 1985;Singer, 1980;Sudibyo, 1989) dalam Husdarta (2010: 4) bahwa: “Psikologi olahraga adalah sebuah bidang kajian yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi dalam setting olahraga guna mendongkrak kualitas kepribadian atlet dan peforma individu maupun, ditandai oleh sejumlah interaksi dengan individu lain dan situas-situasi ekternal yang menstimulasinya.”

3. Atlet berasal dari bahasa Yunani: athlos yang berarti “kontes” dan kontes adalah orang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif.” Para atlet harus mempunyai kemampuan fisik yang lebih tinggi dari rata-rata. Seringkali kata ini digunakan untuk merujuk secara spesifik kepada peserta atletik.

4. Liga mahasiswa atau biasa disingkat dengan (LIMA) adalah sebuah komite pelaksanaan kompetisi cabang olahraga ditingkat mahasiswa, liga mahasiswa dilaksankan setahun sekali dengan waktu yang berbeda sesuai cabang olahraga, sejak terbentuknya pada tanggal 15 mei 2012 lalu, LIMA telah berhasil menyelenggarakan empat cabang olahraga antara lain bola basket, badminton, renang dan golf. Dengan peserta mencapai lebih dari 50 universitas dari seluruh Indonesia. Tahun ini liga mahasiswa akan membuka cabang olahraga baru yakni cabang olahraga Futsal. Olahraga yang kini menjadi salah satu cabang olahraga favorit tersebut rencana akan diselenggarakan pada bulan maret 2014 dan semoga liga mahasiswa bisa menjadi penunjang prestasi. (http://www.ligamahasiswa/co.id/kemendikbud-apresiasi-kerja-keras-liga-mahasiswa).


(15)

G. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan diuraikan berdasarkan sistematis penulis sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan struktur organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, dan HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam kajian pustaka berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan tentang profil aspek psikologis atlet bolabasket yang pernah mengalami cedera.

BAB III METODE PENELITIAN

Membahas mengenai lokasi dan subjek populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Berisi pengolahan data atau analisis data, dan pembahasan atau analisis temuan.

BAB V KESIMPULAN dan SARAN


(16)

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Mengenai penyusunan tempat dan waktu dalam penelitian ini, penulis

menjabarkan sebagi berikut:

1. Observasi beberapa atlet bola basket yang pernah mengalami cedera di masing-masing tim bola basket universitas.

2. Mengindentifikasi beberapa atlet bola basket liga mahasiswa jawa barat yang pernah mengalami cedera.

3. Pertimbangan juga dilakukan dengan mempertimbangakan kesanggupan peneliti dengan mengacu pada tenaga, anggaran, waktu dan

lokasi penelitian.

4. Melakukan pendekatan secara personal, mengurus proses administratif dan perizinan secara formal.

Menurut Arikunto (2006: 130) menjelaskan bahwa: “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensual.” Populasi dalam penelitian ini adalah atlet bola basket liga mahasiswa atau biasa disingkat dengan (LIMA) Putra Regional Jawa Barat Tahun 2013/2014, Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah atlet yang pernah mengalami cedera yang berkompetisi dalam Liga tersebut. Pemgambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Arikunto (2006: 16) purposive sampling yaitu menetukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal. Karena bebagai hal dan keterbatasan waktu serta biaya, dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti tim bola basket putra saja. Dasarnya mengambil tim bola basket putra saja adalah karena peneliti juga merupakan atlet bola basket yang bermain dalam kompetisi Liga Mahasiswa Regional Jawa Barat Tahun 2013/2014 sehingga memudahkan peneliti untuk meneliti.


(18)

41

Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh mahasiswa UPI semester enam yang merupakan atlet bola basket yang bermain dalam kompetisi liga mahasiswa yang membantu peneliti dalam menyebar angket, setelah peneliti dan rekannya menemukan dan menentukan tempat dan sampel penelitiannya, yaitu tim bola basket universitas yang mengikuti Liga Mahasiswa Regional Jawa Barat Tahun 2013/2014, kemudian peneliti mengadakan penelitian atau pengambilan data secara personal melalui observasi pada tanggal 7 oktober 2013, dan mengadakan penelitian yang intensif mendalam dan formal dengan melampirkan perizinan administrasi. Penelitian dilakukan disetiap tim bola basket universitas yang mengikuti Liga Mahasiswa Regional Jawa Barat Tahun 2013/2014 yang dilakukan di GOR padjajaran, balai santika UNPAD, dan sport hall UPI dibandung. Penulis gambarkan suatu proses penelitian. Proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1.

Observasi (Pencarian dan Pengamatan Lokasi Penelitian)

Penentuan Tempat Penelitian

Pendekatan/Pengambilan Data Secara Personal

Pengambilan Data cedera atlet Penelitian Secara Formal

Observasi Data

Analisa Data

Kesimpulan

Teknik Angket Wawancara Catatan/Temuan Penelitian Proses Administrasi dan Perizinan


(19)

Alur penelitian

B. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode guna mengetahui arti dan

tujuan penelitian itu sendiri, menggunakan metode yang tepat akan menunjang tercapainya penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Mengenai metode deskriptif di jelaskan oleh Arikunto (1990: 309) bahwa: Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

Dari penjelasan diatas memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan kejadian apa adanya yang terjadi dilapangan berdasarkan informasi yang didapat. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif mengenai profil aspek psikologis atlet bola basket yang pernah mengalami cedera. Menurut Rusli Lutan (2007: 62) mendefenisikan bahwa variabel kuantitatif adalah variabel yang bisa diukur berada dalam beberapa tingkatan suatu kontinum dari yang kecil sampai yang besar. Misalnya tinggi badan (cm) dari yang pendek sampai dengan yang tinggi. Dari penjelasan dan pendapat diatas tentang metode deskriptif serta pendekatannya, penulis berpendapat dalam penelitian ini yang cocok digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hal ini sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan penulis yaitu ingin mengetahui profil aspek psikologis atlet bola basket yang pernah mengalami cedera pada Atlet Bola Basket Putra liga Mahasiswa Regional Jawa Barat Tahun 2013/2014. Diharapkan dalam penelitian ini mampu mendapatkan dan menilai hasil dari aspek-aspek psikologis atlet yang pernah mengalami cedera dalam kompetisi Liga mahasiswa Bola Basket Putra Regional Jawa Barat 2013/2014, sehingga dapat menjadi acuan.


(20)

43

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Psychological Performance Inventory yang berbentuk angket oleh diciptakan oleh Loehr (1986). Alat ukur ini merupakan alat ukur yang mengukur aspek-aspek psikologis atlet yang pernah mengalami cedera, aspek-aspek tersebut adalah self confidence, negative energy, attention control, visualization and imagery control, motivation, positive energy, dan attitude control. Teknik angket merupakan suatu teknik komunikasi secara tidak langsung sebagai alat pengumpul data dalam menjawab penelitian. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dari variabel, Aspek Psikologis Atlet Bolabasket yang pernah mengalami cedera. Keuntungan penggunaan teknik angket atau kuisioner dijelaskan oleh Arikunto (2006: 152) sebagai berikut:

a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b) Dapat dibagikan secara serentak pada banyak responden

c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden.

d) Dapat dibuat anonim sehingga bagi semua responden dapat memberikan pertanyaan yang benar-benar sama.

Angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup, maksud angket tertutup adalah pertanyaan atau pernyataan dalam angket telah ditetapkan oleh peneliti dengan alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapatnya berdasarkan pertanyaan atau pernyataan tersebut.

Untuk menjawab dan mendeskripsikan masalah yang telah dirumuskan, diperlukan data yang benar, cermat, serta akurat karena keabsahan hasil jawaban tergantung kepada kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan ketepatan data diperoleh bergantung kepada alat pengumpulan data yang digunakan serta sumber data. Alat pengumpul data harus memenuhi syarat validitas dan relibilitas. Hal ini dijelaskan oleh Arikunto (2006: 168) bahwa: Instrumen yang baik harus ada dua persyaratan penting yaitu valid dan realiabel. Dalam pembuatan instrumen khususnya profil aspek psikologis atlet bola basket yang pernah mengalami cedera, butir pertanyaan dan pernyataan dibuat


(21)

berdasarkan teori Loehr (1986: 161) alat ukur tersebut adalah Psychological Perfomance Inventory yang dibuat oleh Loehr (1986) yaitu alat ukur mengenai aspek psikologis, setiap komponen pertanyaan dan pernyataan yang disesuaikan dengan variabel penelitian yang hendak diteliti dalam alat ukur tersebut diantaramya adalah self confidence, negative energy, attention control, visualization and Imagery control, motivation, positive energy, dan attitude control. Dalam pembobotan skor, peneliti mengacu kepada skala sikap model likert, yang penulis kutip dari Nurhasan & Hasanudin (2007: 349) sebagai berikut. Untuk pertanyaan positif, yaitu Hampir selalu (HS) = 5, Sering (S) = 4, Kadang-kadang (K) = 3, Jarang (J) = 2, dan Hampir Tidak Pernah (HTS) =1. Sedangkan untuk pertanyaan negatif, yaitu Hampir Selalu (HS) = 1, Sering (S) = 2, kadang-kadang (K) = 3, Jarang (J) = 4, dan Hampir Tidak Pernah (HTP) = 5. Dalam merumuskan pertanyaan atau pernyataan dalam angket, penulis berpedoman pada penjelasan Sugiono (2013: 143) sebagai berikut:

1. Isi dan tujuan pertanyaan/pernyataan. 2. Bahasa yang digunakan.

3. Tipe dan bentuk perntanyaan/pernyataan. 4. Pertanyaan tidak mendua.

5. Tidak menanyakan yang sudah lupa. 6. Pertanyaan tidak menggiring.

7. Panjang pertanyaan (tidak terlalu panjang). 8. Urutan pertanyaan.

9. Prinsip pengukuran. 10. Penampilan fisik angket.

a) Prosedur pengambilan Data

Tugas terstor adalah mengambil data penelitian yang ditulis dalam bentuk bentuk format penelitian seperti berikut ini:

1) Angket

2) Pendekatan kepada sampel

3) Kualifikasi testor, mahasiswa FPOK semester 6


(22)

45

Dalam pengambilan sampel disetiap tim bola basket universitas peneliti dibantu oleh mahasiswa UPI semester enam untuk mengambil data disepuluh tim bola basket universitas di bandung yang mengikuti kompetisi liga mahasiswa, lalu tugas dibagi dan angket disebar ke tim bola basket universitas dengan pembagian tugas sebagai berikut: 1) Rega Midun Alfian menyebar angket ke tim bola basket universitas: UNIKOM, ITT TELKOM, STKS, dan ITHB. 2) Lalu peneliti sendiri menyebar angket ke tim bola basket universitas: UNPAD, UPI, UNPAR, WIDYATAMA, dan MARANATHA.

Penyebaran angket ini dilakukan setelah tim bola basket universiatas selesai bertanding penyebaran angket ini dilakukan selama dua minggu oleh karena keterbatasan waktu, tenaga dan jadwal pertandingan yang hanya dilaksanakan sebulan dua kali sehingga menyulitkan testor untuk menyebar angket karena harus menunggu jadwal pertanding selanjutanya, penyebaran angket berlangsung pada pertengahan bulan november dan bulan desember tepatnya pada tanggal 15 November hingga 13 Desember 2013.

b) Prosedur Pengisian Angket

Setelah latihan dan berdoa testor mengumpulkan atlet lalu testor menjelaskan tentang bagaimana cara untuk mengisi angket dan biodata atlet. Dengan memperhatikan petunjuk pengisian angket dan mengisi angket sesuai pilihan yang telah disediakan pada angket tersebut, mengisi angket dengan sujur-jujurnya, pengisian angket dilakukan dimasing-masing tim bola basket universitas dengan waktu pengisian kurang lebih 40 menit.

c) Pengambila data cedera (sampel)

Pengambilan data dilakukan disetiap tempat Club/Universitas berlatih, dengan mengisi biodata pada format yang telah disediakan testor, proses pengambilan data dilakukan dengan dua cara yaitu peneliti mewawancara langsung dan menanyakan cedera apa yang telah dialami atlet dan cara kedua yaitu peneliti menyediakan angket dengan format yang testor sediakan sehingga atlet hanya tinggal memilih saja option yang telah disediakan testor dalam angket tersebut.


(23)

Selanjutnya testor merekavitulasi hasil, baik angket maupun wawancara untuk dimasukan kedalam file dan selanjutnya akan dievaluasi.

d) Uji coba Angket

Setelah membuat butir pertanyaan berdasarkan alat ukut yang diciptaka Loehr (1986), selanjutnya penulis mengadakan uji coba angket untuk menguji kadar validitas dan realiabilitas instrument. Uji angket ini dilakukan kepada 20 atlet UKM Bola Basket UPI yang tidak bermain dalam liga mahasiswa dan 15 pemain klub basket PIMNAD yang bermain diliga yang berbeda, guna untuk mengetahui keabsahan dan keterandalan instrumen, peneliti menguji dengan uji validitas dan realiabilitas tes.

(1) Pengujian Validitas Instrumen Angket

Menurut Arikunto (2006: 168) menjelaskan bahwa: “Validitas adalah suatau alat ukur yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.”

Langkah-langakah menguji validitas instrumen adalah sebagai berikut: (a) Mengumpulkan data dan memberi skor kepada masing-masing butir

pertanyaan sesuai dengan jawaban responden.

(b) Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor tiap responden.

(c) Menyusun skor dari skor yang diperoleh secara keseluruhan dari yang tertinggi sampai terendah.

(d) Mencari nilai rata-rata setiap butir penyataan baik kelompok atas maupun kelompok bawah dengan melakukan analisis item. Untuk validitas perbutir, membandingkan nilai dalam corrected item total correlation dengan kriteria Guildford.

Sebelum alat ukur digunakan untuk mengambil data penelitian, dilakukan uji coba (try out) terhadap kedua alat ukur untuk mengukur reliabilitas dan validitas masing-masing alat ukur, dengan menggunakan 35 orang sampel penelitian. Pengukuran validitas dan reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan-pernyataan yang ada didalam alat ukur dapat digunakan untuk


(24)

47

menjaring data penelitian. Ada dua syarat bila suatu instrumen (angket) dikatakan baik, yaitu valid dan reliabel. Suatu instrumen dikatakan valid bila butir-butir pertanyaan atau pernyataan pada instrumen tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen tersebut. Sedangkan suatu instrumen dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang (responden) terhadap pertanyaan/pernyataan yang diajukan konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Pengukuran validitas dan reliabilitas menggunalan perangkat SPSS (Statistical Package For Social Science). Semua hasil data alat ukur dimasukan kedalam program, kemudian diolah sehingga diperoleh koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α). Kategori reliabilitas diperoleh dengan mengacu pada kriteria Brown & Thompson (1993), Bahwa (α) alpha ≥ 0,7 alat ukur dinyatakan reliabel, jika (α) alpha ≤ 0,7 alat ukur dinyatakan tidak reliabel. Dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Tabel hasil koefesien reliabilitas

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.897 .899 42

Dari tabel diatas diketahui bahwa Alpha Cronbach (α) alat ukur diperoleh Koefisen α= 0,897 Berdasarkan kriteria Brown & Thompson (1993), alat ukur penelitian dapat diandalkan.

Pengukuran validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan item-item pada alat ukur dengan bantuan perangkat lunak SPSS ((Statistical Package For Social Science), korelasi dilakukan dengan melakukan uji korelasi spearman. Untuk mendapatkan validitas setiap item alat ukur penelitian, koefisien validitas diperoleh dengan mengacu kepada kriteria Guilford (1956).

Sedangkan kategori validitas mengunakan kriteria Guilford (1956). sebagai berikut:


(25)

Koefisien korelasi 0,2-0,39 : Item dapat digunakan tapi perlu direvisi. koefisien korelasi 0,4-0,69 : Item dapat digunakan.

Kofisien korelasi 0,7-0,89 : Item bagus dapat digunakan. koefisien korelasi 0,9-1 : Item sangat bagus dapat digunakan. Hasil uji validitas alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Tabel hasil koefisien Validitas

Dengan merujuk kepada koefisien korelasi Guilford (1956), koefisien tiap item pada alat ukur penelitian tergolong pada kategori sangat tinggi, tinggi, cukup

Item Koefisien α (alpha) keterangan Item Koefisien α (alpha) Keterangan

1 .354 Valid 22 .364 Valid

2 .346 Valid 23 .346 Valid

3 .350 Valid 24 .338 Valid

4 .240 Valid 25 .216 Valid

5 .431 Valid 26 .389 Valid

6 .204 Valid 27 .552 Valid

7 .457 Valid 28 .216 Valid

8 .310 Valid 29 .663 Valid

9 .427 Valid 30 .427 Valid

10 .345 Valid 31 .484 Valid

11 .517 Valid 32 .240 Valid

12 .552 Valid 33 .258 Valid

13 .417 Valid 34 .596 Valid

14 .484 Valid 35 .266 Valid

15 .437 Valid 36 .463 Valid

16 .583 Valid 37 .551 Valid

17 .527 Valid 38 .408 Valid

18 .349 Valid 39 .359 Valid

19 .257 Valid 40 .360 Valid

20 .354 Valid 41 .284 Valid

21 .504 Valid


(26)

49

tinggi, dan rendah. Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan alat ukur ini dapat mengukur apa yang hendak diukur (valid).

D. Analisis Data

Menurut Spradley (1980) dalam Sugiono (2013: 224) bahwa: “Analisis data dalam jenis apapun, adalah merupakan cara berfikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan. Analisis adalah untuk mecari pola.” Langkah-langkah dalam menganalisa data dalam penelitian ini terbagi pada beberapa tahapan sebagai berikut, seperti yang penulis jelaskan sebagai berikut: 1. Reduksi Data (Potongan Pengurangan Data)

Reduksi adalah suatu cara pemotongan/pengurangan data yang harus dibuang atau tidak dipakai saat pengumpulan data. Dalam kegiatan pengumpulan data akan menghasilkan sejumlah data yang bila dibiarkan terus menumpuk dan akan menyulitkan peneliti dalam mengetahui sejauh mana data yang telah dikumpulkannya. Untuk memudahkan peneliti, maka data yang telah terkumpul direduksi dengan maksud menajamkan dan menggolongkan atau mengorganisasi data sehinggga peneliti dengan mudah mengetahui data apa saja yang telah terkumpul, data apa saja yang harus dibuang/tidak terpakai serta data apa saja yang belum terkumpul. Reduksi dilakukan selama proses pengumpulan data berlangsung, adapun data-data yang direduksi terdiri dari hasil dokumentasi (perhitungan angket).

2. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi

Kegiatan menarik kesimpulan dilakukan oleh peneliti sejak dari awal, hal ini memudahkan peneliti untuk memperoleh makna dari setiap data yang telah dikumpulkan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban-jawaban sementara atas pernyataan peneliti yang diperoleh pada setiap tahap-tahap/proses penelitian terjadi. Kesimpulan yang diambil hanya bersifat sementara dan masih diragukan, oleh karena itu kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk


(27)

menjaga tingkat kepercayaan penelitian. Pada akhir penelitian, penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara menggabungkan data yang diperoleh dalam setiap penelitian berlangsung, sehingga pada akhirnya menjadikan data atau suatu kesimpulan yang utuh.

3. Display Data (mengelompokan data).

Setelah diseleksi selanjutnya mengelompokan atau menggolongkan data dengan tujuan untuk mempermudah dan memperlancar pengolahan atau penafsiran data. Display adalah suatu cara menggolongkan data kedalam kelompok-kelompok sehingga mudah dapat untuk dibaca dan dipahami serta mampu menggambarkan keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari peneliti. Dalam hal ini data hasil reduksi digolongkan berdasarkan susunan instrumen penelitian pada setiap sumber data, sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan atau menjawab masalah penelitian. Untuk mengetahui atau memperoleh hasil pengolahan data sehingga dapat menggambarakan masalah yang diungkap, maka penulis menggunakan teknik perhitungan data sebagai berikut:

a) Mencari rata-rata jawaban keseluruhan sampel dengan cara menjumlahkan rata-rata keseluruhan soal semua sampel, kemudian dibagi jumlah soal.

b) Mencari rata-rata jawaban tiap atlet sampel penelitian.

Mengenai perhitungan data yang bersifat kuantitatif dijelaskan Rusli Lutan (2007: 62) yang kemudian penulis simpulkan sebagai berikut: data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan cara seperti dibawah ini:

a) Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase

b) Dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suatu urutan dan selanjutnya dibuat tabel, kemudian diproses menjadi perhitungan untuk mengambil kesimpulan.

Untuk mengetahui atau memperoleh hasil pengolahan data sehingga dapat menggambarkan masalah yang diungkap, yaitu mengetahui profil aspek


(28)

51

pasikologis atlet bola basket yang pernah mengalami cedera, maka peneliti menggunakan kriteria untuk memberikan makna pada hasil yang diperoleh. Adapun hasil kriteria yang penulis susun menggunakan kriteria pengolahan sebagia berikut.

(a) Angket

Pengolahan angket dengan cara membuat penyekoran dengan mengacu kepada skala Likert seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Skala Angket

Skala likert Skor (+/-) Skala psikologi

Hampir selalu 5 Sangat tinggi

Sering 4 Tinggi

Kadang-kadang 3 Sedang

Jarang 2 Rendah

Hamper tidak pernah 1 Sangat rendah

Setelah dibuat sistem penilaian seperti yang telah dikemukan pada Tabel 3.4. Kemudian melakukan proses perhitungan rata-rata angket yang telah diisi oleh setiap responden dan juga menghitung keseluruhan rata-rata setiap atlet bola basket.


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat tahun 2013/2014 yang pernah mengalami cedera, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi self-confidence rata-rata termasuk dalam kriteria sedang.

2) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi negative energy termasuk dalam kriteria rendah.

3) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional Jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi attention control termasuk dalam kriteria rendah.

4) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional Jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi visualization and imagery termasuk dalam kriteria sedang.

5) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi motivation termasuk dalam kriteria sedang.

6) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi positive energy termasuk dalam kriteria sedang.

7) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi attitude control termasuk dalam kriteria sedang.

Dari teori Loehr (1986) dapat disimpulkan bahwa atlet bola basket putra pada liga mahasiswa regional jawa barat 2013/2014 yang pernah


(30)

62

mengalami cedera, melalui pengukuran profil aspek psikologis dimensi-dimensinya rata-

rata, berada pada kategori sedang. Sehingga keadaan psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat tahun 2013/2014 yang pernah Mengalami cedera dirasa cukup baik dan dapat membantu mereka dalam mengatasi pengalamannya pasca cedera sehingga dapat bermain bola basket kembali.

B. Saran

Atas dasar hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina dan pelatih dalam proses latihan dan pertandingan agar bisa memberikan motivasi, pendekatan yang lebih kepada atletnya khususnya kepada atlet yang pernah mengalami cedera agar bisa memberikan hasil yang maksimal dan tidak membeda-bedakan atlet.

2. Bagi para atlet yang sudah mengalami cedera baiknya dalam proses latihan maupun bertanding agar terus tetap semangat tidak pantang menyerah bila perlu melakukan proses penyembuhan yang maksimal.

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam.

4. Bagi ketua atau pembina liga mahsiswa khususnya cabang olahraga bola basket penulis menyarankan untuk lebih memperhatikan sarana dan prasarana kesehatan khususnya penyediaan klinik penanggulangan cedera agar cedera bisa diatasi seminimalisir mungkin agar cederanya dapat diatasi.

5. Untuk meningkatakan kemampuan atlet yang pernah mengalami cedera penulis sarankan kepada KONI dan pihak yang bersangkutan untuk menyediakan motivator dan tenaga medis yang handal, khusus untuk para atlet yang pernah mengalami cedera guna penyembuhan yang maksimal.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (1990) Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, (2006) Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, (2010) Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Gunarsa Singgih D, (1996) Psikologi Olahraga Teori dan Praktik, Jakarta: PT Bpk Gunung Mulia.

Husdarta, (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta.

Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta: P2LPTK.

Komarudin, (2010). Profil Keterampilan Psikologi Atlet bolabasket putri kota bandung yang Diprediksi Mendali Emas pada PORDA XI jawa barat 2010. Jurnal Wisata dan Olahraga. Bandung: PKR, PFOK-UPI.

Loehr. James, (1982). Mental toughness Training for sport: Achieving Athletic Excellence. Lexington, Massachusetts:The Stephen Greene Press.

Moran, (2004) sport and axercise psychology: a critical introduction; New York; Routledge.

Nurhasan & Hasanudin, (2007) Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK-UPI.

Oliver. (2004) Dasar-dasar bola basket bola basket. Bandung: pakaraya pustaka. Rusli Ibrahim & Komarudin. (2007). Modul Psikologi Kepelatihan. Bandung:

FPOK-UPI.

Rusli Ibrahim & Komarudin. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Lutan, Rusli dkk, (2007). Modul penelitian pendidikan dalam penelitian Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Starkey C. (2000). Injuries and Illnesses in the national basketball Association: A 10-Years Perspective journal of athletick Training, tersedia di

http://www.fibaeurope.com/cid_VVN9zdHHJOEO8iyoqkT3E3.coid_T2xDf dLXH1sp8bKWk28ka1.articleMode_on.html [10 september2013].


(32)

63

Sugiono, (2013). Metode Penelitian Kuantitatie, Kualitatif, dan R&G. Bandung: Alfabeta.

Type-type cedera dalam Olahraga bola basket, Tersedia di

http://www.fibaeurope.com/cid_VVN9zdHHJOEO8iyoqkT3E3.coid_T2xD fdLXH1sp8bKWk28ka1.articleMode_on.html. [10 September 2013]. Universitas pendidikan Indonesia, (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI.

2010. East bay Sport Medicine and Orthopaedic Associates. Data cedera yang umum di alami oleh atlet bola basket, Tersedia di

www.eastbaysportmed.com [23 september 2013]. 2010. Pengertian profil menurut DEPDIKBU. Tersedia di

http://kamusbahasaindonesia.org/profil [10 agustus 2013]. 2012. Pengertian Liga Mahasiswa, Tersedia di

http://www.ligamahasiswa/co.id/kemendikbud-apresiasi-kerja-keras-liga-mahasiswa [3 Oktober 2013].

2010. Pengertian Atlet, tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Atlet [15 oktober 2013].


(1)

menjaga tingkat kepercayaan penelitian. Pada akhir penelitian, penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara menggabungkan data yang diperoleh dalam setiap penelitian berlangsung, sehingga pada akhirnya menjadikan data atau suatu kesimpulan yang utuh.

3. Display Data (mengelompokan data).

Setelah diseleksi selanjutnya mengelompokan atau menggolongkan data dengan tujuan untuk mempermudah dan memperlancar pengolahan atau penafsiran data. Display adalah suatu cara menggolongkan data kedalam kelompok-kelompok sehingga mudah dapat untuk dibaca dan dipahami serta mampu menggambarkan keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari peneliti. Dalam hal ini data hasil reduksi digolongkan berdasarkan susunan instrumen penelitian pada setiap sumber data, sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan atau menjawab masalah penelitian. Untuk mengetahui atau memperoleh hasil pengolahan data sehingga dapat menggambarakan masalah yang diungkap, maka penulis menggunakan teknik perhitungan data sebagai berikut:

a) Mencari rata-rata jawaban keseluruhan sampel dengan cara menjumlahkan rata-rata keseluruhan soal semua sampel, kemudian dibagi jumlah soal.

b)Mencari rata-rata jawaban tiap atlet sampel penelitian.

Mengenai perhitungan data yang bersifat kuantitatif dijelaskan Rusli Lutan (2007: 62) yang kemudian penulis simpulkan sebagai berikut: data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan cara seperti dibawah ini:

a) Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase

b)Dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suatu urutan dan

selanjutnya dibuat tabel, kemudian diproses menjadi perhitungan untuk mengambil kesimpulan.


(2)

pasikologis atlet bola basket yang pernah mengalami cedera, maka peneliti menggunakan kriteria untuk memberikan makna pada hasil yang diperoleh. Adapun hasil kriteria yang penulis susun menggunakan kriteria pengolahan sebagia berikut.

(a) Angket

Pengolahan angket dengan cara membuat penyekoran dengan mengacu kepada skala Likert seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Skala Angket

Skala likert Skor (+/-) Skala psikologi

Hampir selalu 5 Sangat tinggi

Sering 4 Tinggi

Kadang-kadang 3 Sedang

Jarang 2 Rendah

Hamper tidak pernah 1 Sangat rendah

Setelah dibuat sistem penilaian seperti yang telah dikemukan pada Tabel 3.4. Kemudian melakukan proses perhitungan rata-rata angket yang telah diisi oleh setiap responden dan juga menghitung keseluruhan rata-rata setiap atlet bola basket.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat tahun 2013/2014 yang pernah mengalami cedera, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi self-confidence rata-rata termasuk dalam kriteria sedang.

2) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi negative energy termasuk dalam kriteria rendah.

3) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional Jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi attention control termasuk dalam kriteria rendah.

4) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional Jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi visualization and imagery termasuk dalam kriteria sedang.

5) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi motivation termasuk dalam kriteria sedang.

6) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi positive energy termasuk dalam kriteria sedang.

7) Profil aspek psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat 2013/2014 yang pernah mengalami cedera dalam dimensi attitude control termasuk dalam kriteria sedang.

Dari teori Loehr (1986) dapat disimpulkan bahwa atlet bola basket putra pada liga mahasiswa regional jawa barat 2013/2014 yang pernah


(4)

mengalami cedera, melalui pengukuran profil aspek psikologis dimensi-dimensinya rata-

rata, berada pada kategori sedang. Sehingga keadaan psikologis atlet bola basket putra liga mahasiswa regional jawa barat tahun 2013/2014 yang pernah Mengalami cedera dirasa cukup baik dan dapat membantu mereka dalam mengatasi pengalamannya pasca cedera sehingga dapat bermain bola basket kembali.

B. Saran

Atas dasar hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina dan pelatih dalam proses latihan dan pertandingan agar bisa memberikan motivasi, pendekatan yang lebih kepada atletnya khususnya kepada atlet yang pernah mengalami cedera agar bisa memberikan hasil yang maksimal dan tidak membeda-bedakan atlet.

2. Bagi para atlet yang sudah mengalami cedera baiknya dalam proses latihan maupun bertanding agar terus tetap semangat tidak pantang menyerah bila perlu melakukan proses penyembuhan yang maksimal.

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam.

4. Bagi ketua atau pembina liga mahsiswa khususnya cabang olahraga bola basket penulis menyarankan untuk lebih memperhatikan sarana dan prasarana kesehatan khususnya penyediaan klinik penanggulangan cedera agar cedera bisa diatasi seminimalisir mungkin agar cederanya dapat diatasi.

5. Untuk meningkatakan kemampuan atlet yang pernah mengalami cedera penulis sarankan kepada KONI dan pihak yang bersangkutan untuk menyediakan motivator dan tenaga medis yang handal, khusus untuk para atlet yang pernah mengalami cedera guna penyembuhan yang maksimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (1990) Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, (2006) Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, (2010) Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Gunarsa Singgih D, (1996) Psikologi Olahraga Teori dan Praktik, Jakarta: PT Bpk Gunung Mulia.

Husdarta, (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta.

Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta: P2LPTK.

Komarudin, (2010). Profil Keterampilan Psikologi Atlet bolabasket putri kota bandung yang Diprediksi Mendali Emas pada PORDA XI jawa barat 2010. Jurnal Wisata dan Olahraga. Bandung: PKR, PFOK-UPI.

Loehr. James, (1982). Mental toughness Training for sport: Achieving Athletic Excellence. Lexington, Massachusetts:The Stephen Greene Press.

Moran, (2004) sport and axercise psychology: a critical introduction; New York; Routledge.

Nurhasan & Hasanudin, (2007) Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK-UPI.

Oliver. (2004) Dasar-dasar bola basket bola basket. Bandung: pakaraya pustaka. Rusli Ibrahim & Komarudin. (2007). Modul Psikologi Kepelatihan. Bandung:

FPOK-UPI.

Rusli Ibrahim & Komarudin. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Lutan, Rusli dkk, (2007). Modul penelitian pendidikan dalam penelitian Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Starkey C. (2000). Injuries and Illnesses in the national basketball Association: A 10-Years Perspective journal of athletick Training, tersedia di

http://www.fibaeurope.com/cid_VVN9zdHHJOEO8iyoqkT3E3.coid_T2xDf dLXH1sp8bKWk28ka1.articleMode_on.html [10 september2013].


(6)

Sugiono, (2013). Metode Penelitian Kuantitatie, Kualitatif, dan R&G. Bandung: Alfabeta.

Type-type cedera dalam Olahraga bola basket, Tersedia di

http://www.fibaeurope.com/cid_VVN9zdHHJOEO8iyoqkT3E3.coid_T2xD fdLXH1sp8bKWk28ka1.articleMode_on.html. [10 September 2013]. Universitas pendidikan Indonesia, (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI.

2010. East bay Sport Medicine and Orthopaedic Associates. Data cedera yang umum di alami oleh atlet bola basket, Tersedia di

www.eastbaysportmed.com [23 september 2013]. 2010. Pengertian profil menurut DEPDIKBU. Tersedia di

http://kamusbahasaindonesia.org/profil [10 agustus 2013]. 2012. Pengertian Liga Mahasiswa, Tersedia di

http://www.ligamahasiswa/co.id/kemendikbud-apresiasi-kerja-keras-liga-mahasiswa [3 Oktober 2013].

2010. Pengertian Atlet, tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Atlet [15 oktober 2013].