MEMBANGUN JIWA NASIONALISME MELALUI PENGUATAN SIMBOL-SIMBOL KENEGARAAN : Studi Kasus terhadap Civitas Akademika di Universitas Pendidikan Indonesia.

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

A. Identitas Nasional ... 10

B. Nasionalisme ... 19

C. Makna Simbol Kenegaraan ... 34

D. Peran Simbol Kenegaaan dalam Membangun Nasionalisme ... 42

E. Penelitian Terdahulu ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 50

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 50

B. Desain Penelitian ... 52

C. Metode Penelitian ... 55

D. Definisi Operasional ... 56

E. Instrumen Penelitian ... 58

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 58

G. Teknik Pengumpulan Data ... 60

H. Analisis Data ... 64


(2)

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 67

1. Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia ... 67

2. Lokasi ... 70

3. Visi, Misi, dan Tujuan ... 71

4. Program yang Berkaitan dengan Nasionalisme ... 73

B. Temuan ... 73

1. Peran UPI dalam Membangun Jiwa Nasionalisme ... 74

2. Program yang Ditetapkan UPI dalam Membangun Jiwa Nasionalisme ... 77

3. Pandangan Civitas Akademika Mengenai Program yang Dikembangkan UPI dalam Membangun Jiwa Nasionalisme Melalui Penguatan Simbol-Simbol Kenegaraan ... 78

4. Hambatan yang Dialami oleh UPI dalam Membangun Jiwa Nasionalisme di Kalangan Civitas Akademika ... 79

5. Upaya yang Dilakukan UPI dalam Mengatasi Hambatan Guna Membangun Jiwa Nasionalisme di Kalangan Civitas Akademika .. 80

C. Pembahasan ... 81

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 113

A. Simpulan ... 113

B. Rekomendasi ... 115 DAFTAR PUSTAKA


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab V ini merupakan kesimpulan dari hasil kajian “Membangun Jiwa

Nasionalisme Melalui Penguatan Simbol-Simbol Kenegaraan”. Kesimpulan

dirumuskan berdasarkan data yang terkumpul dari hasil penelitian di lapangan. Data yang telah diolah dan dianalisis kemudian ditafsirkan dalam bentuk tulisan dan bahasa karya ilmiah. Selain itu, peneliti membuat rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang disesuaikan dengan kesimpulan sebelumnya dengan harapan adanya perbaikan serta perubahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan karya ilmiah ini.

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan temuan dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa simbol-simbol kenegaraan dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme. Hal ini dilihat dari fakta yang ada di UPI, di setiap ruangan dalam gedung dipasang lambang negara burung garuda, adanya kajian mahasiswa yang bertujuan untuk memperkaya khasanah mahasiswa terutama dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme, dan adanya program upacara bendera setiap bulan untuk meningkatkan produktifitas kinerja seluruh civitas akademika dalam kerangka nasionalisme.

Pada dasarnya simbol kenegaraan memang dapat membuat semangat nasionalisme tumbuh. Akan tetapi, dewasa ini pengetahuan dan pemaknaan tentang seberapa pentingnya simbol kenegaraan ternyata jauh dari harapan. Masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya simbol dan apa dampaknya apabila simbol itu dilecehkan oleh bangsa lain, bahkan dicaci oleh bangsa sendiri. Itu sebabnya, menyegarkan kembali ingatan dan makna nasionalisme melalui penguatan simbol kenegaraan menjadi sangat diperlukan.

Adapun menjadi bangsa yang berdaulat itu adalah harapan setiap warga negara. Terlebih jika berdaulat dan disegani dalam segi prestasi oleh


(4)

117

negara/bangsa lain. Menjadi bangsa yang berdaulat harus ditempuh dengan cara yang patriotik dan sikap patriotik yang merupakan bagian dari rasa nasionalisme itu diwujudkan dalam berbagai aktifitas yang berbeda. Setiap orang, setiap warga negara berhak dan berkewajiban untuk ikut serta dalam usaha bela negara. Usaha bela negara itu diaplikasikan dalam karya yang berbeda-beda.

Usaha bela negara tersebut harus diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan nyata. Salah satunya tumbuhnya jiwa nasionalisme. Nasionalisme merupakan hal yang penting untuk sebuah menjadikan negara semakin maju, dengan adanya rakyat yang nasionalis maka negara akan dengan cepat melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Namun jika nasionalisme hanya pada tataran teori maka tidak akan menghasilkan apa-apa. bahkan nasionalisme hanya isapan jempol belaka pada saat tidak ada gerakan nyata. Kecintaan terhadap bangsa dan negara harus diaplikasikan secara nyata, lewat suatu gerakan, karya dan prestasi, sehingga nasionalisme bukan hanya sebuah ungkapan, tapi tindakan yang dilakukan atas dasar kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia.

2. Simpulan Khusus

Hasil penelitian menganai “Membangun Jiwa Nasionalsime Melalui Penguatan Simbol-Simbol Kenegaraan (Studi Kasus Terhadap Civitas Akademika di Universitas Pendidikan Indonesia)” sebagai berikut:

a. Peran UPI dalam membangun jiwa nasionalisme berupa kebijakan yang

dibuat oleh pihak univeristas. Peran itu diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang pada akhirnya adalah untuk mencapai kualitas sumber daya manusia yang unggul dan pelopor.

b. Program yang ditetapkan UPI dalam membangun jiwa nasionalisme yaitu melalui: 1) Penguatan simbol kenegaraan yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan upacara bendera pada tanggal 17 setiap bulan; 2) Pemasangan tiang bendera sekaligus Bendera Merah Putih yang dikibarkan di setiap gedung. Hal ini dilaksanakan untuk membuat jiwa nasionalisme tumbuh; 3) Kegiatan mahasiswa yang bergerak dalam bidang masing-masing, dengan tujuan


(5)

118

membuat karya yang terbaik bagi agama, bangsa, dan negara dalam kerangka nasionalisme.

c. Pandangan civitas akademika terhadap program yang dikembangkan UPI

dalam membangun jiwa nasionalisme melalui penguatan simbol-simbol kenegaraan: 1) Program yang dilaksanakan oleh UPI merupakan hal positif, karena pada dasarnya setiap program yang dilaksanakan oleh UPI memiliki tujuan yang baik, namun dalam aplikasinya seringkali memerlukan evaluasi berkala agar program tersebut tidak hanya baik secara tujuan tetapi juga menyenangkan dalam pelaksanaan; 2) Sebagian mahasiswa memandang bahwa pelaksanaan upacara bendera kurang efektif untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme, karena kegiatan itu dirasa masih formalistas belum menyentuh aspek menjiwai apa yang dilaksanakan.

d. Hambatan yang dialamai oleh UPI dalam membangun jiwa nasionalisme di kalangan civitas akademika meliputi: 1) Keterlibatan civitas akademika dalam pelaksanaan upacara bendera yang belum seratus persen; 2) Adanya mahasiswa yang belum memahami makna dari upacara bendera, dan malu mengakui kekayaan negeri sendiri karena lebih silau oleh budaya dari luar negeri.

e. Upaya yang dilakukan UPI dalam mengatasi hambatan guna membangun jiwa nasionalisme di kalangan civitas akademika yaitu melalui sebuah penguatan makna simbol-simbol kenegaraan, sehingga sosialisasi yang dilakukan tidak hanya berbentuk anjuran atau intruksi untuk melaksanakan kegiatan, tetapi menekankan pada aspek penguatan nilai-nilai yang terdapat dalam kegiatan, sehingga kegiatan yang dibuat bukan hanya dilaksanakan atas dasar sebuah profesionalitas, tapi lebih kepada panggilan jiwa sebagai bentuk nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.

B. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi dari hasil penelitian ini yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:


(6)

119

1. Bagi Institusi a. Bagi Pimpinan

Sebuah institusi akan baik apabila pimpinan dan jajaran beserta subjek di dalamnya pun baik. Perkembangan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah institusi bergantung sebagian pada peran pimpinannya dan sebagian lagi bergantung pada subjek yang dipimpin. Kunci utama dalam menghasilkan generasi yang baik, unggul, dan pelopor terdapat pada kebijakan yang dibuat untuk diberlakukan pada seluruh elemen dalam institusi,oleh karena itu kebijakan yang visioner akan sangat menentukan kualitas sumber daya manusianya. Penguatan jiwa nasionalisme melalui simbol-simbol kenegaraan merupakan suatu hal positif yang dilakukan oleh UPI, karena sebagai insttusi pendidikan sudah menjadi kewajiban bagi UPI untuk mampu mendorong lingkungan di dalamnya untuk lebih menguatkan jiwa nasionalisme, dengan adanya kegiatan tersebut, UPI harus bisa lebih menguatkan segi-segi nilai yang ada dalam kegiatan tersebut, sehingga kegiatan yang dilakukan bisa menjadi suatu panggilan jiwa untuk membuat jiwa nasionalisme civitas akademika UPI lebih kuat.

b. Bagi Dosen

1) Dosen memiliki amanah untuk mendorong dan memberikan teladan

kepada mahasiswanya dalam membangun jiwa nasionalisme, dengan mendorong dan memberikan teladan, maka pencapaian akan generasi yang unggul dan pelopor akan lebih mudah direalisasikan mengingat peran pendidik sangat strategis untuk menyampaikan pesan moral untuk kebaikan negeri ini.

2) Dosen memberikan pendekatan akademik kepada mahasiswa agar

pencapaian mahasiswa tidak hanya nilai namun juga perilaku yang mencerminkan generasi terdidik.

c. Bagi Staf Akademik


(7)

120

2) Memberikan layanan akademik kepada mahasiswa maupun dosen sesuai

dengan peraturan yang diberlakukan.

3) Memahami hak dan kewajibannya sebagai staf akademik.

2. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa adalah agen perubahan yang sudah seharusnya memiliki misi untuk membawa masa depan bangsa yang lebih baik, keinginan memperbaiki bangsa ini akan mustahil dilakukan tanpa adanya jiwa nasionalisme, dengan adanya penguatan jiwa nasionalisme melalui simbol-simbol kenegaraan, mahasiswa harus mampu membuat semua hal itu bukan hanya kegiatan tanpa makna, tapi bisa meresapkan jiwa pada sebuah nasionalisme yang sejati, yaitu nasionalisme dalam bentuk pemberian sumbangsih yang nyata melalui suatu gerakan, karya dan prestasi untuk membuat Indonesia menjadi negara yang lebih baik dan terpandang di dunia internasional.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian yang telah dilakukan masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam subjek maupun kajian dalam penelitian ini, tapi dengan karya ini diharapkan bisa menjadi sebuah acuan untuk lebih mempertajam penelitian untuk menciptakan sebuah kajian ilmiah yang lebih mendalam tentang nasionalisme dalam bentuk aplikasi yang lebih nyata dalam kehidupan civitas akademika maupun masyarakat luas.


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. (2001). Nasionalisme Sejarah. Bandung: Satya Historika.

Agustarini, D. (2012). Pengaruh Orientasi dalam Pembelajaran

Kewarganegaraan dan Interaksi Guru dengan Siswa terhadap Peningkatan Sikap Nasionalisme (Studi Deskriptif pada Kelas VIII SMP Negeri 40 Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Caturiasari, J. (2013). Pembinaan Karakter Melalui Seni Tradasional untuk Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa. Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Choromaster. (2012). NKRI Harga Mati. Yogyakarta: Samudra Biru.

Cohen, L. Manion, L. dan Morrison, K. (2007). Research Methods in Education. Edisi ke-enam. Routledge: USA.

Creswell, J.W. (2012). Educational Research: Planning, Conducting, And Evaluating Quantitative And Qualitative Research, Forth Edition. University of Nebreska-Lincoln: New Jersey.

Danial, E. dan Warsiah, N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn.

Denzin, N.K. dan Lincoln, Y.S. (Eds). (2009). Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984). Indonesia Selayang Pandang. Jakarta: Depdikbud.

Ganeswara, G.M. dan Wilodati. (2011). Panduan Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Maulana Media Grafika.

Gatara, A.S dan Sofhian, S. (2011). Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Fokus Media.

Iskandar, Y.R. (2011). Peranan Guru PKn dalam Mengembangkan Sikap Nasionalisme Siswa (Studi Deskriptif di SMA Laboratorium UPI Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia.


(9)

Kansil, C.S.T. dan C.S.T Kansil. (2003). Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP/MTs. Jakarta: Kemendikbud.

Komalasari, K. (2007). Pendidikan Pancasila. Surabaya: Lentera Cendikia.

Kusumawati, A.N. (2011). Kinerja Guru PKn dalam Meningkatkan Nasionalisme Siswa (Studi Deskriptif di SMA Negeri 1 Cisurupan Garut). Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia. Maghfiroh, R.A. (2012). Pengaruh Kegiatan Pramuka terhadap Upaya

Peningkatan Sikap Nasionalisme Mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka di UPI. Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Masyhuri dan Zainuddin, M. (2008). Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama.

Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

______. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. (2001). Metodologi Peneltian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosila Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurhayati, Y. (2013). Pengaruh Upacara Bendera Terhadap Sikap Nasionalisme

Siswa di SMP Negeri 14 Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Patilima, H. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta. Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan

Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Saepudin, E. (2011). Model Pembelajaran Demokrasi Melalui Pengembangan Organisasi Kemahasiswaan (Studi Kasus Terhadap Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sarosa, S. (2012). Peneltian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks.

Satori, J. dan Komariah. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sekretariat Jenderal MPR RI. (2005). Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jakarta: MPR RI.


(10)

______. (2012). Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: MPR RI.

Smith, A.D. (2001). Nasionalisme: Teori, Ideologi, Sejarah. Jakarta: Erlangga. Soetomo. (2008). Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: 2008. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

______. (2012). Memahami Peneltian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, W. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Suhawi, A. (2009). Gymnastik Politik Nasionalis Radikal. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sujanto, B. (2007). Pemahaman Kembali Makna Bhineka Tunggal Ika Persaudaraan dalam Kemajemukan. Jakarta: Sagung Seto.

Sundari. (2009). Hubungan antara Faktor Guru, Lingkungan, dan Siswa dengan Sikap Nasionalisme di Kalangan Pelajar SMA (Suatu Studi tentang Pembelajaran PKn untuk Menumbuhkembangkan Sikap Nasionalisme). Disertasi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Suseno, F.M. (1986). Kuasa dan Moral. Jakarta: Gramedia.

______. (2006). Berebut Jiwa Bangsa: Dialog Perdamaian dan Persaudaraan. Jakarta: Gramedia.

Tilaar, H.A.R. (2007). Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Tirtosudarmo, R. (2007). Mencari Indonesia. Jakarta: UPI Press.

Trianto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Triatna, A.T. (2013). Peranan Ekstra Kurikuler Paskibra dalam Meningkatkan Nasionalisme Siswa (Studi Deskriptif Analisis Terhadap Ekstra Kurikuler Paskibra SMP Pasundan 1 Banjaran, Kabupaten Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia.


(11)

Ubaedillah, A. dan Rozak A.(Eds. Revisi). (2013). Pendidikan Kewarga[negara]an (Civic Education) Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Usman, H. dan Akbar, P. S. (1996). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Winarno. (2007). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Sumber Internet

Dodiangga. (2014). Nasionalisme Harus menjadi Pola Pikir dan Sikap. [Online]. Tersedia di: http://www.upi.edu/berita/Nasionalisme-Harus-Menjadi-Pola-Pikir-dan-Sikap.html. Diakses: 30 Mei 2014.

Dodiangga. (2014). Upacara setiap Tanggal 17 untuk Tingkatkan Disiplin. [Online]. Tersedia di: http://berita.upi.edu/2014/01/17/upacara-setiap-tanggal-17-untuk-tingkatkan-disiplin/. Diakses: 30 Juni 2014.

Sekretariat Negara. (2011). Standar Pelayanan Upacara Bendera Peringatan

Hari Besar Nasional. [Online]. Tersedia di:

http://www.setneg.go.id/images/stories/kepmen/Standar_Pelayanan/SP201 1/4.%20SETKEMSETNEG/10_sp_upacara_bendera_peringatan_hari_bes ar_nasional_di_lingkungan_kemsetneg.pdf. Diakses: 30 Oktober 2014.


(1)

119

1. Bagi Institusi a. Bagi Pimpinan

Sebuah institusi akan baik apabila pimpinan dan jajaran beserta subjek di dalamnya pun baik. Perkembangan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah institusi bergantung sebagian pada peran pimpinannya dan sebagian lagi bergantung pada subjek yang dipimpin. Kunci utama dalam menghasilkan generasi yang baik, unggul, dan pelopor terdapat pada kebijakan yang dibuat untuk diberlakukan pada seluruh elemen dalam institusi,oleh karena itu kebijakan yang visioner akan sangat menentukan kualitas sumber daya manusianya. Penguatan jiwa nasionalisme melalui simbol-simbol kenegaraan merupakan suatu hal positif yang dilakukan oleh UPI, karena sebagai insttusi pendidikan sudah menjadi kewajiban bagi UPI untuk mampu mendorong lingkungan di dalamnya untuk lebih menguatkan jiwa nasionalisme, dengan adanya kegiatan tersebut, UPI harus bisa lebih menguatkan segi-segi nilai yang ada dalam kegiatan tersebut, sehingga kegiatan yang dilakukan bisa menjadi suatu panggilan jiwa untuk membuat jiwa nasionalisme civitas akademika UPI lebih kuat.

b. Bagi Dosen

1) Dosen memiliki amanah untuk mendorong dan memberikan teladan kepada mahasiswanya dalam membangun jiwa nasionalisme, dengan mendorong dan memberikan teladan, maka pencapaian akan generasi yang unggul dan pelopor akan lebih mudah direalisasikan mengingat peran pendidik sangat strategis untuk menyampaikan pesan moral untuk kebaikan negeri ini.

2) Dosen memberikan pendekatan akademik kepada mahasiswa agar pencapaian mahasiswa tidak hanya nilai namun juga perilaku yang mencerminkan generasi terdidik.

c. Bagi Staf Akademik


(2)

120

2) Memberikan layanan akademik kepada mahasiswa maupun dosen sesuai dengan peraturan yang diberlakukan.

3) Memahami hak dan kewajibannya sebagai staf akademik.

2. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa adalah agen perubahan yang sudah seharusnya memiliki misi untuk membawa masa depan bangsa yang lebih baik, keinginan memperbaiki bangsa ini akan mustahil dilakukan tanpa adanya jiwa nasionalisme, dengan adanya penguatan jiwa nasionalisme melalui simbol-simbol kenegaraan, mahasiswa harus mampu membuat semua hal itu bukan hanya kegiatan tanpa makna, tapi bisa meresapkan jiwa pada sebuah nasionalisme yang sejati, yaitu nasionalisme dalam bentuk pemberian sumbangsih yang nyata melalui suatu gerakan, karya dan prestasi untuk membuat Indonesia menjadi negara yang lebih baik dan terpandang di dunia internasional.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian yang telah dilakukan masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam subjek maupun kajian dalam penelitian ini, tapi dengan karya ini diharapkan bisa menjadi sebuah acuan untuk lebih mempertajam penelitian untuk menciptakan sebuah kajian ilmiah yang lebih mendalam tentang nasionalisme dalam bentuk aplikasi yang lebih nyata dalam kehidupan civitas akademika maupun masyarakat luas.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. (2001). Nasionalisme Sejarah. Bandung: Satya Historika.

Agustarini, D. (2012). Pengaruh Orientasi dalam Pembelajaran Kewarganegaraan dan Interaksi Guru dengan Siswa terhadap Peningkatan Sikap Nasionalisme (Studi Deskriptif pada Kelas VIII SMP Negeri 40 Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan.

Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Caturiasari, J. (2013). Pembinaan Karakter Melalui Seni Tradasional untuk

Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa. Skripsi Jurusan

Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia. Choromaster. (2012). NKRI Harga Mati. Yogyakarta: Samudra Biru.

Cohen, L. Manion, L. dan Morrison, K. (2007). Research Methods in Education. Edisi ke-enam. Routledge: USA.

Creswell, J.W. (2012). Educational Research: Planning, Conducting, And

Evaluating Quantitative And Qualitative Research, Forth Edition.

University of Nebreska-Lincoln: New Jersey.

Danial, E. dan Warsiah, N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn.

Denzin, N.K. dan Lincoln, Y.S. (Eds). (2009). Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984). Indonesia Selayang Pandang. Jakarta: Depdikbud.

Ganeswara, G.M. dan Wilodati. (2011). Panduan Kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Maulana Media

Grafika.

Gatara, A.S dan Sofhian, S. (2011). Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Fokus Media.

Iskandar, Y.R. (2011). Peranan Guru PKn dalam Mengembangkan Sikap

Nasionalisme Siswa (Studi Deskriptif di SMA Laboratorium UPI Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Kaelan dan Zubaidi, A. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.


(4)

Kansil, C.S.T. dan C.S.T Kansil. (2003). Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Kelas VIII SMP/MTs. Jakarta: Kemendikbud.

Komalasari, K. (2007). Pendidikan Pancasila. Surabaya: Lentera Cendikia.

Kusumawati, A.N. (2011). Kinerja Guru PKn dalam Meningkatkan Nasionalisme

Siswa (Studi Deskriptif di SMA Negeri 1 Cisurupan Garut). Skripsi

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia. Maghfiroh, R.A. (2012). Pengaruh Kegiatan Pramuka terhadap Upaya

Peningkatan Sikap Nasionalisme Mahasiswa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka di UPI. Skripsi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan.

Universitas Pendidikan Indonesia.

Masyhuri dan Zainuddin, M. (2008). Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis

dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama.

Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

______. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. (2001). Metodologi Peneltian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosila Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhayati, Y. (2013). Pengaruh Upacara Bendera Terhadap Sikap Nasionalisme

Siswa di SMP Negeri 14 Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan

Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Patilima, H. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta. Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan

Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Saepudin, E. (2011). Model Pembelajaran Demokrasi Melalui Pengembangan

Organisasi Kemahasiswaan (Studi Kasus Terhadap Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan

Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sarosa, S. (2012). Peneltian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks.

Satori, J. dan Komariah. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sekretariat Jenderal MPR RI. (2005). Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang


(5)

______. (2012). Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: MPR RI.

Smith, A.D. (2001). Nasionalisme: Teori, Ideologi, Sejarah. Jakarta: Erlangga. Soetomo. (2008). Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: 2008. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

______. (2012). Memahami Peneltian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, W. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Suhawi, A. (2009). Gymnastik Politik Nasionalis Radikal. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sujanto, B. (2007). Pemahaman Kembali Makna Bhineka Tunggal Ika

Persaudaraan dalam Kemajemukan. Jakarta: Sagung Seto.

Sundari. (2009). Hubungan antara Faktor Guru, Lingkungan, dan Siswa dengan

Sikap Nasionalisme di Kalangan Pelajar SMA (Suatu Studi tentang Pembelajaran PKn untuk Menumbuhkembangkan Sikap Nasionalisme).

Disertasi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Suseno, F.M. (1986). Kuasa dan Moral. Jakarta: Gramedia.

______. (2006). Berebut Jiwa Bangsa: Dialog Perdamaian dan Persaudaraan. Jakarta: Gramedia.

Tilaar, H.A.R. (2007). Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Tirtosudarmo, R. (2007). Mencari Indonesia. Jakarta: UPI Press.

Trianto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi

Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Triatna, A.T. (2013). Peranan Ekstra Kurikuler Paskibra dalam Meningkatkan

Nasionalisme Siswa (Studi Deskriptif Analisis Terhadap Ekstra Kurikuler Paskibra SMP Pasundan 1 Banjaran, Kabupaten Bandung). Skripsi


(6)

Ubaedillah, A. dan Rozak A.(Eds. Revisi). (2013). Pendidikan Kewarga[negara]an (Civic Education) Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Usman, H. dan Akbar, P. S. (1996). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Winarno. (2007). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Sumber Internet

Dodiangga. (2014). Nasionalisme Harus menjadi Pola Pikir dan Sikap. [Online]. Tersedia di: http://www.upi.edu/berita/Nasionalisme-Harus-Menjadi-Pola-Pikir-dan-Sikap.html. Diakses: 30 Mei 2014.

Dodiangga. (2014). Upacara setiap Tanggal 17 untuk Tingkatkan Disiplin. [Online]. Tersedia di: http://berita.upi.edu/2014/01/17/upacara-setiap-tanggal-17-untuk-tingkatkan-disiplin/. Diakses: 30 Juni 2014.

Sekretariat Negara. (2011). Standar Pelayanan Upacara Bendera Peringatan

Hari Besar Nasional. [Online]. Tersedia di:

http://www.setneg.go.id/images/stories/kepmen/Standar_Pelayanan/SP201 1/4.%20SETKEMSETNEG/10_sp_upacara_bendera_peringatan_hari_bes ar_nasional_di_lingkungan_kemsetneg.pdf. Diakses: 30 Oktober 2014.