PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

(1)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP

DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

Noval Hadian Putra 1100563

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP

DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Oleh:

Noval Hadian Putra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Noval Hadian Putra Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

NOVAL HADIAN PUTRA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK

PASUNDAN 3 BANDUNG

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing

Dr. Janah Sojanah, M.Si NIP. 195712191984032002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI

Dr. Budi Santoso, M.Si NIP. 19600826198703 1 001


(4)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK

PASUNDAN 3 BANDUNG

Oleh:

Noval Hadian Putra 1100563

SKRIPSI

untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran ini, telah disetujui oleh Pembimbing pada tanggal seperti tertera di bawah

ini,

Bandung, Oktober 2015

Nama Tanda Tangan

Penguji 1: Dr. Budi Santoso, M.Si ……….

Penguji 2: Dr. H. Suwatno, M.Si ……….

Penguji 3: Drs. Uep Tatang Sontani, M.Pd ……….

Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Dr. Budi Santoso, M.Si NIP. 196008261987031001


(5)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatakan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Pendidikan Indonesia maupun diperguruan tinggi lain.

2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing.

3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya, dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang berlaku diperguruan tinggi ini.

Bandung, Oktober 2015

Noval Hadian Putra 1100563


(6)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP

DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

Oleh:

Noval Hadian Putra 1100563 Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. Janah Sojanah, M.Si

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah belum optimalnyadisiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.Hal tersebut ditandai dengan fluktuasi ketidakhadiran guru serta masih adanya kinerja guru yang dinilai belum maksimal yang disebabkan oleh belum optimalnyakepemimpinan kepala sekolah.Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X) dan disiplin kerja guru (Y). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai efektivitas gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah, memperoleh gambaran mengenai tingkat disiplin kerja guru, dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh darigaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanatory survey. Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket dengan model skala

likert, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana. Populasinya yaitu 45orang

guru di SMK Pasundan 3 Bandung. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi linier sederhana.Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan informasi bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berada pada kategori cukup efektif dan disiplin kerja guru berada pada kategori tinggi. Selanjutnya, data yang diperoleh berpola linier. Dari hasil uji hipotesis diperoleh bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh positif terhadap disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Disiplin Kerja Guru


(7)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF HEADMASTER TRANSFORMATIONAL

LEADERSHIP ON WORK DISCIPLINE IN SMK PASUNDAN 3

BANDUNG

By:

Noval Hadian Putra 1100563 This paper is guided by:

Dr. Janah Sojanah, M.Si

An issue examined in this study is having not optimal work discipline of the teachers in Pasundan 3 Bandung vocational school. It is characterized by teacher absenteeism fluctuations and the persistence of teachers’ performance who rated yet maximally. It is caused by have not implemented head master leadership. This study consists of two variables: the headmaster transformational leadership style (X) and teachers discipline work (Y). The aim of this study is to obtain an overview of the effectiveness transformational leadership style of headmaster, get an illustration of teachers work discipline level, and to determine whether there is influence of transformational leadership style of the headmaster to teachers' work discipline. The method used in this research is explanatory survey method. Data collection techniques by distributing a questionnaire with Likert scale model, which analyzed using simple regression. The population is 45 teachers in Pasundan 3 Bandung vocational school. The data analysis technique used is simple linear regression test. Based on the research results, obtained information that the transformational leadership style of the headmaster is in the category of quite effective and disciplined in the category of teachers working high. Furthermore, the data obtained linear patterned. From the results of hypothesis testing showed that transformational leadership style of the headmaster has positive effect on the teachers’ work disciplines of Pasundan 3 Bandung vocational school.

Keywords: Headmaster Transformational Leadership Style, Teachers Work Discipline


(8)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... 8 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORIError! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolahError! Bookmark not 2.1.1.1 Definisi Kepemimpinan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.2 Fungsi Kepemimpinan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.3 Teori-teori Kepemimpinan . Error! Bookmark not defined. 2.1.1.4 Pengertian Kepala Sekolah . Error! Bookmark not defined. 2.1.1.5 Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Disiplin Kerja Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.1 Konsep Disiplin ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Konsep Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.3 Konsep Disiplin Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.4 Macam-Macam Disiplin ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

2.1.2.5 Fungsi Disiplin ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ... Error!

Bookmark not defined.

2.1.2.6 Indikator Disiplin ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kajian Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Partisipan ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Operasional Variabel Disiplin Kerja GuruError! Bookmark not defined. 3.6 Uji Asumsi ... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.6.3 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Teknik Analisis Data Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Teknik Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

4.1.1 Pembahasan Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.1 Deskripsi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala

Sekolah (Variabel X) ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.2 Deskripsi Variabel Disiplin Kerja Guru (Variabel Y) . Error!

Bookmark not defined.

4.1.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data Error! Bookmark not defined. 4.1.2.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Analisis Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala SekolahError! Bookmark not 4.2.2 Analisis Disiplin Kerja Guru ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Kerja Guru di

SMK Pasundan 3 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASIError! Bookmark not defined. 5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Implikasi dan Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(11)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Guru Tahun Ajaran 2010/2011-2013/2014 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1.2 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1Partisipan berdasarkan Status Guru ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.2Hasil Uji Validitas Variabel X (Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3Hasil Uji Validitas Variabel Y (Disiplin Kerja Guru) . Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.5 Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional

Kepala Sekolah ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.6 Operasional Variabel Disiplin Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.7 Ukuran Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Rekapitulasi Skor Kriterium ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Gaya Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Pengaruh


(12)

v

Tabel 4.4Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Motivasi

Inspirasional ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Simulasi

Intelektual ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator

Pertimbangan Pribadi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Disiplin Kerja Guru ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Frekuensi

Kehadiran... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Tingkat

Kewaspadaan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Ketaatan

pada Standar Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.11 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Ketaatan

pada Peraturan Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.12 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator

Etika Kerja... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.


(13)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Data Kehadiran Guru SMK Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010-2013/2014 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Gaya Kepemimpinan

Transformasional terhadap Disiplin Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.3 Model Hubungan Kausalitas ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.1 Rekapitulasi Perhitungan Data Variabel Gaya Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah .... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.2 Rekapitulasi Perhitungan Data Variabel Disiplin Kerja Guru .. Error! Bookmark not defined.


(14)

(15)

8

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Administratif ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 2 Angket Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 3 Uji Validitas dan Reabilitas ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 4 Korelasi dan Hipotesis... Error! Bookmark not defined. Lampiran 5 Riwayat Hidup ... Error! Bookmark not defined.


(16)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi ini, tantangan yang saat ini sedang dihadapi bangsa Indonesia adalah tuntutan akan kualitas sumber daya manusia yang lebih kompetitif, agar bisa bersaing dengan negara-negara lain. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan peningkatan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan. Mengingat bahwa pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Melalui pendidikan maka seseorang akan menjadi pribadi yang kaya akan pengetahuan. Dengan kekayaan tersebut maka seseorang akan mampu membawa suatu bangsa untuk bersaing dengan bangsa lain.

Menyadari hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik, diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha untuk membentuk dan mengembangkan kemampuan manusia atau individu, dalam hal ini ialah peserta didik. Pendidikan bisa didapat secara formal atau informal. Salah satu lembaga atau wadah penyelenggara pendidikan adalah sekolah. Sekolah sebagai organisasi pendidikan formal tersusun dari unsur-unsur yang melakukan hubungan kerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Unsur-unsur tersebut adalah sumber daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa, serta orang tua siswa. Tanpa mengesampingkan peran dari unsur-unsur lain dari organisasi sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan unsur intern yang berperan sangat penting dalam keberhasilan pendidikan di sekolah.


(17)

2

SMK Pasundan 3 Bandung yang merupakan objek dari penelitian ini memiliki beberapa guru PNS atau DPK (Guru yang Dipekerjakan), GTY (Guru Tetap Yayasan) serta GTT (Guru Tidak Tetap). Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah data guru di SMK Pasundan 3 Bandung dari tahun ajaran 2010/2011 hingga tahun 2013/2014.

Tabel 1.1 Data Jumlah Guru

Tahun Ajaran 2010/2011-2013/2014

No Tahun Ajaran Jumlah guru Jumlah

Keseluruhan Keterangan

PNS GTY GTT

1 2010/2011 5 9 31 45

3 Turun

2 2011/2012 4 8 30 42

3 2012/2013 4 8 30 42 Tetap

4 2013/2014 4 8 33 45 3 Naik

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung.

Berdasarkan data jumlah guru SMK Pasundan 3 Bandung dapat dilihat bahwa pada tahun ajaran 2010/2011 jumlah guru PNS sebanyak 5 orang, sedangkan Guru Tetap Yayasan (GTY) sebanyak 9 orang, serta jumlah Guru Tidak Tetap (GTT) sebanyak 31 orang. Tahun ajaran 2011/2011 jumlah guru PNS mengalami penurunan sebanyak 1 orang menjadi 4 orang guru PNS, begitu pula untuk jumlah Guru Tetap Yayasan (GTY) mengalami penurunan sebanyak 1 orang menjadi 8 orang, serta jumlah Guru Tidak Tetap (GTT) mengalami penurunan sebanyak 1 orang menjadi 30 orang. Penurunan jumlah guru ini terjadi disebabkan guru yang bersangkutan sudah tidak lagi produktif untuk bekerja. Di tahun ajaran 2012/2013, jumlah guru baik PNS, GTY dan GTT tidak mengalami perubahan yang berarti. Serta tahun ajaran 2013/2014 hanya mengalami Kenaikan pada jumlah guru GTT saja sebanyak 3 orang yakni jumlah keseluruhan guru GTT menjadi 33 orang. Kenaikan jumlah Guru Tidak Tetap di tahun ajaran 2013/2014 terjadi karena SMK Pasundan 3 Bandung membutuhkan tenaga kerja tambahan setelah sebelumnya beberapa guru sudah dipensiunkan dan juga telah diangkat menjadi guru tetap di sekolah induknya.

Salah satu penunjang keberhasilan kinerja guru adalah disiplin. Disiplin merupakan aspek yang cukup penting dalam kegiatan suatu organisasi. Keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien ditentukan oleh tingkat disiplin sumber daya manusianya. Begitu pula dalam ruang lingkup organisasi pendidikan atau sekolah,


(18)

3

kedisiplinan sangatlah penting, karena dengan kedisiplinan yang baik maka tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Maka dari itu, kedisiplinan dalam organisasi pendidikan atau sekolah harus mendapat perhatian secara serius, terutama kedisiplinan dari seorang guru.

Fenomena yang terjadi di SMK Pasundan 3 Bandung adalah masih belum optimalnya tingkat disiplin kerja para guru. Hal ini diperkuat oleh data yang telah penulis peroleh di SMK Pasundan 3 Bandung yang dapat dilihat dari persentase data absen guru selama kurun waktu lima tahun terakhir dari jumlah guru sebanyak 45 orang yaitu sebagai berikut:

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung (Data sudah diolah)

Gambar 1.1

Data Kehadiran Guru SMK Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010-2013/2014

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa kehadiran guru pada tahun ajaran 2009/2010 sebesar 92% sehingga jumlah ketidakhadiran guru pada tahun ajaran 2009/2010 sebesar 8%. Sedangkan pada tahun ajaran 2010/2011 persentase kehadiran guru menurun sebesar 3% menjadi 89% dan jumlah ketidakhadiran meningkat menjadi 11%. Pada tahun ajaran 2011/2012 jumlah kehadiran mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2% sehingga persentase kehadiran guru pada tahun ajaran 2011/2012 ini sebesar 91% dan jumlah ketidakhadiran guru menjadi 9%. Tahun 2012/2013 jumlah kehadiran mengalami penurunan kembali dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6% sehingga persentase kehadiran menjadi 85% dan ketidakhadiran menjadi sebesar 15%. Serta pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah kehadiran guru meningkat sebesar 5% dari tahun sebelumnya menjadi 90%, sehingga presentase ketidakhadiran guru menjadi sebesar 10%.

80% 82% 84% 86% 88% 90% 92% 94%


(19)

4

Sehingga berdasarkan analisis data kehadiran guru di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah kehadiran yang paling tinggi terdapat pada tahun ajaran 2009/2010 yaitu sebanyak 92% sedangkan data kehadiran guru paling rendah berada pada tahun ajaran 2012/2013 yaitu hanya 85%. Ketidakhadiran guru di sekolah menunjukkan tingkat kedisiplinan yang kurang optimal. Selain itu, disiplin kerja guru dikatakan masih belum optimal dapat dilihat dari hasil penilaian kinerja sebagai berikut:


(20)

5

Tabel 1.2

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung

No. Uraian

Perencanaan Target

(%)

Realisasi (%)

2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014

1. PERENCANAAN

TUGAS

a. Pembuatan RPP b. Penyelesaian RPP c. Evaluasi RPP

100 100 100 93 85 85 90 87 82 87 87 80 90 90 75 100 85 65

2. DISIPLIN KERJA a. Kehadiran b. Presensi Piket c. Ikut Serta Rapat

100 100 100 92 85 85 89 80 80 91 80 80 85 75 70 90 75 65

3. TANGGUNG

JAWAB 100 75 80 70 70 75

4. PRAKARSA 100 80 75 70 70 80

5. KEPEMIMPINAN 100 80 85 90 90 85

Sumber: Tata Usaha SMK Pasundan 3 Bandung. (Data sudah diolah)

Dari data penilaian kinerjadiatas, dapat dilihat bahwa pencapaian kinerja guru dalam

realisasinya belum sesuai dengan target yang direncanakan. Seperti dalam “Pembuatan RPP”

pada tahun ajaran 2009/2010 realisasi pencapaiannya sebesar 93% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 7%, kemudian mengalami penurunan sebesar 3% pada tahun ajaran 2010/2011 menjadi 90% sehingga presentase ketidaktercapaian menjadi 10%, mengalami penurunan kembali sebesar 3% pada tahun ajaran 2011/2012 menjadi 87% sehingga presentase ketidaktercapaian menjadi sebesar 13%, kemudian mengalami kenaikan sebesar 3% pada tahun ajaran 2012/2013 menjadi 90% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 10%, dan mengalami kenaikan lagi sebesar 10% pada tahun ajaran 2013/2014 menjadi 100%. Jadi, dalam aspek “Pembuatan RPP” presentase paling tinggi terjadi pada tahun ajaran 2013/2014 yaitu sebesar 100% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2011/2012 yaitu sebesar 87% dengan presentase ketidaktercapaiannya sebesar 13%. Kemudian dalam


(21)

6

dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%, kemudian mengalami kenaikan sebesar 2% pada tahun 2010/2011 menjadi 87% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 13%, pada tahun 2011/2012 presentase pencapaian tetap sebesar 87% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar13%, selanjutnya mengalami kenaikan sebesar 3% pada tahun 2012/2013 menjadi 90% sehingga presentase ketidaktercapaian sebesar 10%, dan mengalami penurunan sebesar 5% pada tahun 2013/2014 menjadi 85% dengan presentase

ketidaktercapaian sebesar 15%. Jadi, dalam aspek “Penyelesaian RPP” presentase paling

tinggi terjadi pada tahun 2012/2013 yaitu sebesar 90% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 10%, dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2009/2010 dan 2013/2014 yaitu sebesar 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%.

Dalam aspek “Evaluasi RPP” pada tahun 2009/2010 mencapai presentase 85%

dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%, kemudian mengalami penurunan sebesar 3% pada tahun 2010/2011 menjadi 82% sehingga presentase ketidaktercapaian menjadi sebesar 18%, mengalami penurunan kembali sebesar 2% pada tahun 2011/2012 menjadi 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%, mengalami penurunan lagi sebesar 5% pada tahun 2012/2013 menjadi 75% sehingga presentase ketidaktercapaian sebesar 25%, dan mengalami penurunan lagi sebesar 10% pada tahun 2013/2014 menjadi 65% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 35%. Jadi, dalam aspek “Evaluasi RPP” presentase paling tinggi terjadi pada tahun 2009/2010 yaitu sebesar 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2013/2014 yaitu sebesar 65% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 35%.

Dalam aspek “Kehadiran” pada tahun 2009/2010 mencapai presentase 92% dengan

presentase ketidaktercapaian sebesar 8%, kemudian mengalami penurunan sebesar 3% pada tahun 2010/2011 menjadi 89% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 11%, mengalami kenaikan sebesar 2% pada tahun 2011/2012 menjadi 91% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 9%, mengalami penurunan sebesar 6% pada tahun 2012/2013 menjadi 85% sehingga presentase ketidaktercapaian sebesar 15%, kemudian mengalami kenaikan sebesar 5% pada tahun 2013/2014 menjadi 90% dengan presentase

ketidaktercapaian sebesar 10%. Jadi, dalam aspek “Kehadiran” presentase paling tinggi

terjadi pada tahun 2009/2010 yaitu sebesar 92% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 8% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2012/2013 yaitu sebesar 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%.

Dalam aspek “Presensi Piket” pada tahun 2009/2010 mencapai presentase 85%


(22)

7

5% pada tahun 2010/2011 menjadi 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%. Kemudian pada tahun 2011/2012 presentase tetap 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%, mengalami penurunan lagi sebesar 5% pada tahun 2012/2013 menjadi 75% sehingga presentase ketidaktercapaian sebesar 25%, dan pada tahun 2013/2014 presentase

tetap 75% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 25%. Jadi, dalam aspek “Presensi Piket” presentase paling tinggi terjadi pada tahun 2009/2010 yaitu sebesar 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2012/2013 dan 2013/2014 yaitu sebesar 75% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 25%.

Pada aspek “Ikut Serta Rapat” pada tahun 2009/2010 mencapai presentase 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%, kemudian mengalami penurunan sebesar 5% pada tahun 2010/2011 menjadi 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%. Kemudian pada tahun 2011/2012 presentase tetap 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%, mengalami penurunan lagi sebesar 10% pada tahun 2012/2013 menjadi 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%, dan mengalami penurunan lagi sebesar 5% pada tahun 2013/2014 menjadi 65% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 35%. Jadi,

dalam aspek “Ikut Serta Rapat” presentase paling tinggi terjadi pada tahun 2009/2010 yaitu

sebesar 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2013/2014 yaitu sebesar 65% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 35%.

Kemudian dalam aspek “Tanggung Jawab” pada tahun 2009/2010 mencapai

presentase 75% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 25%, mengalami kenaikan sebesar 5% pada tahun 2010/2011 menjadi 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%. Pada tahun 2011/2012 presentase menurun sebesar 10% menjadi 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%, tahun 2012/2013 presentase tetap 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%, dan mengalami kenaikan lagi sebesar 5% pada tahun 2013/2014 menjadi 75% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 25%. Jadi, dalam

aspek “Tanggung Jawab” presentase paling tinggi terjadi pada tahun 2010/2011 yaitu sebesar

80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2011/2012 dan 2012/2013 yaitu sebesar 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%.

Dalam aspek “Prakarsa” pada tahun 2009/2010 mencapai presentase 80% dengan

presentase ketidaktercapaian sebesar 20%, mengalami penurunan sebesar 5% pada tahun 2010/2011 menjadi 75% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 25%. Pada tahun


(23)

8

2011/2012 presentase menurun sebesar 5% menjadi 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%, tahun 2012/2013 presentase tetap 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%, dan mengalami kenaikan lagi sebesar 10% pada tahun 2013/2014 menjadi 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%. Jadi, dalam aspek

“Prakarsa” presentase paling tinggi terjadi pada tahun 2009/2010 dan 2013/2014 yaitu sebesar 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2011/2012 dan 2012/2013 yaitu sebesar 70% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 30%.

Dalam aspek “Kepemimpinan” pada tahun 2009/2010 mencapai presentase 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%, mengalami kenaikan sebesar 5% pada tahun 2010/2011 menjadi 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%. Pada tahun 2011/2012 presentase mengalami kenaikan sebesar 5% menjadi 90% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 10%, tahun 2012/2013 presentase tetap 90% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 10%, dan mengalami penurunan lagi sebesar 5% pada tahun 2013/2014 menjadi 85% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 15%. Jadi, dalam aspek

“Kepemimpinan” presentase paling tinggi terjadi pada tahun 2011/2012 dan 2012/2013 yaitu

sebesar 90% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 10% dan presentase paling rendah terjadi pada tahun 2009/2010 yaitu sebesar 80% dengan presentase ketidaktercapaian sebesar 20%. Dari data tersebut, disiplin kerja pegawai terhadap organisasi masih belum optimal. Hal tersebut terlihat dari adanya pencapaian kerja yang hanya mencapai presentase 65% dari perencanaan target sebesar 100%.

Disiplin kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2010, hlm. 89), menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin adalah sebagai berikut:

(1) Besar kecilnya pemberian kompensasi;

(2) Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam organisasi; (3) Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan; (4) Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan;

(5) Ada tidaknya pengawasan pimpinan; (6) Ada tidaknya perhatian kepada karyawan;

(7) Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat dilihat bahwa faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai salah satunya adalah ada tidaknya keteladanan pimpinan. Keteladanan pimpinan disini adalah gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Dalam penelitian ini, diduga salah satu faktor dominan yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai di


(24)

9

SMK Pasundan 3 Bandung adalah efektif tidaknya gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang di terapkan.

Gaya kepemimpinan transformasionalkepala sekolah di SMK Pasundan 3 Bandungbelum sepenuhnya optimal. Mengingat bahwa kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan keberlangsungan sekolah, sehingga kepemimpinan merupakan salah satu kunci bagi keberhasilan sekolah.

Kepala sekolah sebagai pemimpin transformasional harus memiliki visi yang jelas, memiliki gambaran tentang bagaimana sekolah di masa depan ketika semua tujuan dan sasarannya telah tercapai. Fokus kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah komitmen dan kapasitas sumberdaya manusia di sekolah. Komitmen dan kapasitas yang semakin bertambah, dapat menghasilkan usaha dan produktivitas yang lebih besar, sehingga akan menjadi outcome yang diharapkan bagi sekolah. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah melibatkan usaha untuk melampaui kepentingan dirinya sendiri menuju usaha bersama demi tujuan kemajuan sekolah. Sehingga apabila kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat berjalan dengan efektif, maka dapat berdampak baik juga terhadap disiplin kerja guru.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, yang menjadi kajian utama penelitian adalah pengaruh gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung, dengan asumsi bahwa tingkat disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 ini masih belum optimal.

Lingkungan sosial yang baik dapat memberikan pengaruh positif bagi kedua belah pihak, karena dapat memberikan kepuasan bagi guru untuk merangsang semangat kerja berprestasi dan bagi sekolah tercapainya visi dan misi yang telah dirancang oleh sekolah. Salah satu aspek didalam lingkungan sosial kerja adalah gaya manajemen yang diterapkan oleh organisasi. Dalam hal ini peran seorang pemimpin dirasa sangat penting dalam menerapkan gaya manajemen yang baik dan hal tersebut dapat dimulai dari gaya kepemimpinan yang diterapkan sehingga dapat menjadi teladan bagi anggota organisasi tersebut. Apabila gaya kepemimpinan dari sebuah organisasi kurang optimal, maka guru tersebut akan kurang bersemangat dalam melakukan pekerjaannya, sehingga mempengaruhi kinerja guruyang menunjukkan pula bahwa disiplin terhadap lembaga pendidikan yang menaunginya masih belum sesuai harapan.


(25)

10

Berdasarkan pemaparan diatas, permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini dapat dirumuskan kedalam pertanyaansebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaranmengenai efektivitas gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah di SMK Pasundan 3 Bandung?

2. Bagaimana gambaran tingkat disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh efektivitas gaya kepemimpinan transformasional Kepala

Sekolah terhadap tingkat disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung?

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut permasalahan ini dengan mengadakan penelitian yang berjudul: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang gaya kepemipinan transformasional Kepala Sekolah terhadap disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh gambaran mengenai efektivitasgaya kepemimpinan

transformasional Kepala Sekolah di SMK Pasundan 3 Bandung.

2. Untuk memperoleh gambaran tingkat disiplin kerja gurudi SMK Pasundan 3 Bandung.

3. Memperoleh gambaran seberapa besar pengaruh efektivitasgaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolahterhadap tingkatdisiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun beberapa kegunaan apabila tujuan yang telah di jelaskan di atas dapat tercapai, yaitu sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan penelitian lanjutan bagi pihak yang berkepentingan serta sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen.


(26)

11

2. Kegunaan Praktis

Hasil dari penenlitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi organisasi baik swasta maupun pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai melalui analisa efektif tidaknya gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan.

3. Memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak sekolah SMK Pasundan 3 Bandung tentang bagaimana cara meningkatkan disiplin kerja guru.

4. Menambah pengetahuan dan informasi khususnya bagi penulis dan bagi pihak – pihak lainnya.


(27)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian

Sebelum mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang digunakan. Hal ini penting karena dengan adanya metode yang jelas dalam suatu penelitian akan memudahkan bagi peneliti untuk dapat memecahkan permasalahan dalam suatu penelitian.

Penelitian ini menggunakan Metode Survey Eksplanasi (Explanatory

Survey Method).Metode Explanatory Survey merupakan metode penelitian yang

dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar variabel.Metode ini dibatasi pada pengertian survey sampel yang bertujuan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (testing research). Menurut Faisal (2007, hlm. 18) dijelaskan“Penelitian eksplanasi yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk menemukan dan mengembangkan teori, sehingga hasil atau produk penelitiannya dapat menjelaskan kenapa atau mengapa (variabel anteseden apa saja yang mempengaruhi) terjadinya suatu gejala atau kenyataan sosial tertentu”.

Konsekuensi metode survey eksplanasi ini adalah diperlukannya operasionalisasi variabel-variabel yang lebih mendasar kepada indikator-indikatornya (ciri-cirinya). Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini akan digunakan statistika yang tepat untuk tujuan hubungan sebab akibat, yaitu dengan menggunakan Model Struktural. Menurut Rasyid dalam Ating Somantri dan Sambas Ali M(2006, hlm. 161) “Model ini akan mengungkapkan besarnya pengaruh variabel-variabel penyebab terhadap variabel akibat”.

Dengan penggunaan metode survey eksplanasi ini, penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua variabel yaitu variabelgaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan disiplin kerja guru. Apakah


(28)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

perpustakaan.upi.edu

terdapat pengaruh yang positif dari gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadapdisiplin kerja gurudan seberapa besar pengaruhgaya


(29)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung.

1.2 Partisipan

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru di SMK Pasundan 3 Bandung yang berjumlah 45 orang. Setelah dilakukan penyebaran, angket pun terkumpul seluruhnya atau 100%. Jadi, responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Pasundan 3 Bandungsebanyak 45 orang.

Tabel 3.1

Partisipan berdasarkan Status Guru

No. Status Guru Jumlah Responden

Orang

Presentase %

1. PNS 4 9

2. GTY 8 18

3. GTT 33 73

Jumlah 45 100

Sumber: Data responden angket 2015

Data diatas menunjukan status 45 responden guru di SMK Pasundan 3 Bandung, sebanyak 4 orang (9%) responden sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), 8 orang (18%) responden sebagai Guru Tetap Yayasan (GTY), dan 33 orang (73%) Guru Tidak Tetap (GTT). Hal ini menunjukan bahwa status guru di SMK Pasundan 3 Bandung didominasi oleh Guru Tidak Tetap (GTT).

3.3 Populasi Penelitian

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2010, hlm. 90) menyatakan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan Pengertian populasi menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 1), adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).


(30)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dari pendapat di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa populasi merupakan wilayah keseluruhan yang memiliki ciri untuk dijadikan objek atau subjek penelitian untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau menggunakan seluruh populasi yaitu sebanyak 45 orang sebagai subjek penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010, hlm. 101) yaitu:

“Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian, pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel penelitian”.

Berdasarkan beberapa definisi populasi di atas, populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah seluruh guru yang berjumlah 45 orang. Mengingat ukuran populasi dari penelitian ini hanya sebanyak 45 orang, maka untuk penentuan jumlah populasinya dianggap mencukupi maka yang dijadikan ukuran sampelnya lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

3.4 Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Dimana kuesioner atau dikenal angket merupakan teknik pengumpulan data secara tertulis dimana objek akan mengisi secara langsung pertanyaan tertulis yang sudah disediakan dan disusun sedemikian rupa. Adapun langkah-langkah penyusunan angket yaitu sebagai berikut:

1. Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/pernyataan

Yaitu merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Terdapat lima alternative jawaban dan setiap alternative jawaban disesuaikan dengan pernyataan.

2. Menetapkan skala penilaian angket

Alat ukur yang digunakan adalah skala Likert. Dimana mempunyai lima alternatif jawaban dengan ukuran ordinal.


(31)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sebelum mengumpulkan data yang sebenarnya dilakukan uji coba angket terlebih dahulu. Dilakukan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan item angket.

Selain dengan menggunakan angket, untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas permasalahan penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data sebagai berikut:

1. Kuesioner (angket), yaitu salah satu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengajukan pernyataan tertulis melalui sebuah daftar pernyataan yang sudah disusun secara terstruktur. Angket diberikan kepada guru yang menjadi populasi penelitian, dengan isi pernyataan yang diajukan oleh peneliti berkaitan dengan tujuan penelitian. Angket ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang terdiri dari pernyataan mengenai karakteristik responden, pengalaman dan opini responden mengenai kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan disiplin kerja guru yang berlangsung pada saat itu.

2. Studi dokumentasi, yaitu penulis mengumpulkan data dari dokumen yang diberikan instansi yang diteliti.

3. Studi kepustakaan, yaitu dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan, acuan atau landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini merupakan studi yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan pemilihan teori-teori yang terdapat hubungannya dengan masalah dibahas.

3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian 3.4.1.1Uji Validitas

Alat ukur (instrumen) yang digunakan dalam penelitian harus tepat (valid). Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tepat tidaknya angket-angket yang disebarkan kepada responden.

Pengujian validitas instrumen menggunakan formula koefisien korelasi Product

Moment dari Karl Pearson dalam Sambas Ali M (2010, hlm. 26), yaitu :

Keterangan:


(32)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

X : Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke-i yang akan diuji validitasnya.

Y : Skor kedua, dala hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperolehtiap responden.

∑X : Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y : Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 : Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2

: Jumlah jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N : Banyaknya responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya repsonden untuk uji coba instrument sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang responden.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db)=n–2.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid. Sebaliknya jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan tidak valid.


(33)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu 20 orang guru di SMK Pasundan 1 Cimahi. Data angket yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Jumlah item angket yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Variabel X (Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah) No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,67 0,444 Valid

2 0,57 0,444 Valid

3 0,78 0,444 Valid

4 0,74 0,444 Valid

5 0,62 0,444 Valid

6 0,45 0,444 Valid

7 0,76 0,444 Valid

8 0,68 0,444 Valid

9 0,67 0,444 Valid

10 0,57 0,444 Valid

11 0,49 0,444 Valid

12 0,58 0,444 Valid

13 0,56 0,444 Valid

14 0,51 0,444 Valid

15 0,84 0,444 Valid

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Disiplin Kerja Guru) No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,53 0,444 Valid

2 0,59 0,444 Valid

3 0,60 0,444 Valid

4 0,45 0,444 Valid

5 0,38 0,444 Valid

6 0,79 0,444 Valid


(34)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

8 0,84 0,444 Valid

9 0,83 0,444 Valid

10 0,58 0,444 Valid

11 0,20 0,444 Valid

12 0,79 0,444 Valid

13 0,59 0,444 Valid

14 0,94 0,444 Valid

15 0,82 0,444 Valid

Sumber: Hasil uji coba angket

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X) dengan 15 item dinyatakan valid 15 item, sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel Kepemimpinan Transformasioinal Kepala Sekolah adalah sebanyak 15 item. Selanjutnya uji validitas pada variabel Disiplin Kerja Guru (Y) dengan 15item dinyatakan valid sebanyak 15 item, sehingga angket yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel Disiplin Kerja Guru sebanyak 15 item.

3.4.1.2Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), menyatakan bahwa:

“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen)diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”

Sugiyono (2010, hlm. 137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Dengan melakukan uji reliabilitas instrumen, maka akan diketahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran tersebut dapat dipercaya. Pengujian


(35)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Alfa ( ) dari Cronbach dalam Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31), yaitu:

=

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

=

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha

K = Banyaknya bulir soal

∑ = Jumlah varians bulir = Varians total

N = Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 31-35), adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.


(36)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

9. Selanjutnya nilai diatas dibandingkan dengan pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk = n - 2)

10. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya:

a. Jika nilai > nilai , maka instrumen dinyatakan reliabel. b. Jika nilai < nilai , maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(37)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y

No. Variabel Hasil Keterangan

rhitung rtabel

1 Gaya Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah (X)

1,071 0,444 Reliabel

2 Disiplin Kerja Guru (Y) 1,070 0,444 Reliabel

Sumber: Hasil uji coba angket

Hasil uji reliabilitas variabel X dan Variabel Y menunjukan bahwa kedua variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel. Sebagaimana terlihat pada tabel diatas, menunjukan bahwa kedua variabel yang dinyatakan reliabel. Dengan hasil kedua pengujian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel, sehingga penelitian dapat dilanjutkan. Artinya bahwa tidak ada hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian disebabkan instrumen yang belum teruji kevalidannya dan kereliabilitasnya.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X) sebagai variabel independen atau variabel bebas, dan disiplin kerja guru (Y) sebagai variabel dependen atau variabel terikat.

3.5.1 Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Berdasarkan konsep Bass dan Avolio dalam Doni Juni dan Rismi Somad (2014, hlm. 237-238), dikembangkan empat indikator kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang dikenal dengan konsep “4I” yang artinya:

a. Pengaruh Idealisme (Idealized Influence atau “I” Pertama)

Dijelaskan sebagai perilaku yang menghasilkan rasa hormat (respect) dan rasa percaya diri (trust) dari guru, staf, dan pegawai lainnya. Idealized influence


(38)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mengandung makna saling berbagi resiko, melalui pertimbangan atas kebutuhan yang dipimpin di atas kebutuhan pribadi, dan perilaku moral serta etis.

b. Motivasi Inspirasional (Inspirational Motivation atau “I” Kedua)

Tercermin dalam perilaku yang senantiasa menyediakan tantangan dan makna atas pekerjaan guru, staf, dan pegawai lainnya, termasuk di dalamnya adalah perilaku yang mampu mengartikulasikan ekspektasi yang jelas dan perilaku yang mampu mendemonstrasikan komitmen terhadap sasaran sekolah. Semangat ini dibangkitkan melalui antusiasme dan optimisme.

c. Simulasi Intelektual (Intellectual Simulation atau “I” Ketiga)

Kepala sekolah yang mendemonstrasikan tipe kepemimpinan, senantiasa menggali ide-ide baru dan solusi yang kreatif dari guru, staf, dan pegawai lainnya yang ada di sekolah. Ia juga selalu mendorong pendekatan baru dalam melakukan pekerjaan yang ada di sekolah.

d. Pertimbangan Pribadi (Individualized Consideration atau “I” Keempat)

Direfleksikan oleh kepala sekolah yang selalu mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberikan perhatian secara khusus kepada kebutuhan guru, staf, dan pegawai lainnya untuk berprestasi.


(39)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Variable Indikator Ukuran Skala No.

Item Gaya Kepemimpinan Transformasional (X) Kepemimpinan Transformasional merupakan perilaku komponen yang digunakan untuk mempengaruhi para pengikut dan pengaruh dari

pemimpin kepada para pengikut.

Bass dan Avolio (Gary Yukl, 2010:305) 1. Pengaruh Idealisme (Idealized Influence)

a. Memiliki visi dan misi yang jelas.

b. Menjadi teladan. c. Memperlakukan guru

dengan hormat. d. Menunjukkan rasa

percaya tehadap pendapat guru. Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 4 2. Motivasi Inspirasional (Inspirational Motivation)

a. Memberikan motivasi. b. Mengkomunikasikan

tujuan dengan jelas. c. Memiliki komitmen

yang tinggi. Ordinal Ordinal Ordinal 5 6 7 3. Simulasi Intelektual (Intellectual Simulation) a. Mendorong peningkatan pengetahuan guru. b. Memberikan kebebasan berpendapat. c. Mengajarkan guru

mengenai cara menyelesaikan masalah.

d. Mendorong agar guru melakukan evaluasi hasil kerja. Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 8 9 10 11


(40)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Pertimbangan Pribadi

(Individualized

Consideration)

a. Memberikan perhatian kepada guru.

b. Menasehati secara langsung.

c. Mempertinggi optimis guru.

d. Memberikan bentuk penghargaan dan hukuman terhadap kinerja guru. Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 12 13 14 15

3.5.2 Operasional Variabel Disiplin Kerja Guru

Disiplin pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan agar seseorang termotivasi untuk mematuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Adapun indikator disiplin dalam penelitian ini menurut Bedjo Siswanto (2005, hlm. 291), yaitu:

(1) Frekuensi kehadiran

Frekuensi kehadiran adalah salah satu indikator dalam mengukur tingkat kedisiplinan. Kedisiplinan guru dalam penelitian ini dilihat dari memahami ketentuan jam kerja, datang dan pulang tepat waktu, serta mengisi kehadiran saat datang dan pulang. Tinggi rendahnya frekuensi kehadiran akan mengindikasikan baik tidaknya kedisiplinan.

(2) Tingkat kewaspadaan

Tingkat kewaspadaan merupakan suatu tindakan yang penuh ketelitian dan kehati-hatian, serta memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan.

(3) Ketaatan pada standar kerja

Ketaatan pada standar kerja menunjukkan tingkat kedisiplinan pegawai. Pegawai yang taat pada standar kerja, akan bekerja sesuai dengan standard pedoman kerja yang ditetapkan instansi/organisasi.

(4) Ketaatan pada peraturan kerja

Hal ini dapat dilihat dari ketaatan pegawai pada peraturan kerja yang berlaku, baik peraturan kedinasan maupun peraturan yang ditetapkan oleh sekolah.

(5) Etika kerja

Etika kerja dalam penelitian ini merujuk pada etika pegawai dalam melaksanakan pekerjaanya. Etika kerja menjadi salah satu indikator yang menentukan disiplin pegawai karena dengan etika yang tinggi, diharapkan pegawai tidak melakukan pelanggaran terhadap pekerjaannya.


(41)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Operasional Variabel Disiplin Kerja

Variable Indikator Ukuran Skala No.

Item Disiplin Kerja (Y)

Disiplin adalah Suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap

peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak, serta sanggup menjalankannya, serta tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Bedjo Siswanto Satrohadiwiryo (2005:291) 1. Frekuensi kehadiran

a. Memahami ketentuan jam kerja.

b. Datang dan pulang tepat waktu.

c. Mengisi daftar hadir saat datang dan pulang.

Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 2. Tingkat Kewaspadaan

a. Bekerja dengan teliti dan hati-hati.

b. Memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan. c. Efektif dan efisien dalam

pemakaian peralatan kerja. Ordinal Ordinal Ordinal 4 5 6

3. Ketaatan pada standar kerja

a. Memahami standar kerja yang telah ditetapkan. b. Bekerja sesuai dengan pedoman yang berlaku. c. Kesesuaian hasil

pekerjaan dengan standar hasil yang telah

ditetapkan. Ordinal Ordinal Ordinal 7 8 9

4. Ketaatan pada peraturan kerja

a. Memahami peraturan kerja.

b. Mentaati peraturan kerja.

Ordinal

Ordinal 10

11 5. Etika kerja a. Memahami etika kerja Ordinal 12


(42)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

guru.

b. Menjaga lingkungan kerja.

c. Jujur dalam bekerja. d. Sopan dan santun dalam

bekerja.

Ordinal

Ordinal Ordinal

13

14 15

3.6 Uji Asumsi

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa pengujian yaitu Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan UjiLinieritas.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data.Sedangkan uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linear. Dari masing-masing pengujian akan dibahas sebagai berikut: 3.6.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan apabila belum ada teori yang menyatakan bahwavariabel yang diteliti adalahnormal.

Penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal,maka teknik statistik parametrik tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Dengan demikian penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Sugiyono (2010, hlm. 69) mengatakan “Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya”. Uji normalitas yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Liliefors Test, karena kelebihan Liliefors Test adalah penggunaan/penghitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (powerfull) sekalipun ukuran sampel kecil (n=4). Langkah kerjanya sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.


(43)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekeunsi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi), , fki = fi + fkisebelumnya.

5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z: dimana nilai

z, Formula,

S

i _

   Dimana : n i  

_ dan

1 ) ( 2 2       n n x i S i

6. Menghitung therotical proportion:

7. Bandingkanlah emphirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua proporsi tadi.

8. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

9. Apabila Dhitung

Dtabel dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka dapat dinyatakan bahwa sampel penelitian mengikuti distribusi normal.

3.6.2 Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006:296) adalah:

1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) =

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:

[∑ ]

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = ΣY2– JKreg (b/a) – JK reg (a)


(44)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a)= JK reg (a)

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JKreg (b/a)

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus: RJKres= JKres

N – 2

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

∑ {∑ }

9. Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

10. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKres – JKE

11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus: RJKTC = JKTC

K – 2

12. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE = JKE

N – k

13. Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC

RJKE

14. Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

15. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %

16. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

3.6.3 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas mengasumsikan bahwa setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan dibahas dalam hal ini adalah uji Burlett dengan


(45)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

menggunakan bantuan Microsoft Office Excel. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai hitung X2> nilai tabel, maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :

 

2 1 2

.

10

1

n

B

db

LogS

X

Sumber : Ating Somantri dan Sambas Ali M(2006:294) Dimana :

S12 = varians tiap kelompok data

db1 = n – 1 = derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = ( Log S2gab) (∑db1) S2gab = varians gabungan =

db S db

S gab i

2

2 .

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006, hlm. 295), langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitasvarians ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan. 3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai barlett.

6. Menghitung nilai.

7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Teknik Analisis Data Deskriptif

Salah satu teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Sugiyono (2010, hlm. 169), mengungkapkan bahwa “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dengan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi”.


(1)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3. Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap disiplin kerja guru di SMK Pasundan 3 Bandung yang ditunjukkan oleh hasil perhitungan dan analisis data bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang terdiri dari indikator pengaruh idealisme, motivasi inspirasional, simulasi intelektual, dan pertimbangan pribadi memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel disiplin kerja guru, dengan analisis korelasi berada pada kategori kuat.

1.2 Implikasi dan Rekomendasi

1.

Dalam penelitian ini Variabel X (gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah) memiliki hasil yang menunjukan kategori cukup efektif. Namun masih terdapat indikator yang rendah dari gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah yaitu indikatorpertimbangan pribadi. Hal ini harus menjadi perhatian khusus bagi kepala sekolah. Seharusnya kepala sekolah dapat memberi perhatian lebih terhadap kebutuhan guru sehingga dapat mendorong guru untuk berprestasi.

2.

Variabel Y (disiplin kerja guru) dalam penelitian ini menunjukan berada pada kategori yang tinggi. Pada variabel disiplin kerja guru ini indikator ketaatan pada standar kerja dan ketaatan pada peraturan kerja menunjukan hasil yang rendah. Guru harus lebih memahami peraturan atau SOP kedinasan maupun peraturan yang dibuat oleh sekolah.

3.

Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian lebih mendalam mengenai gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan disiplin kerja guru, diharapkan dapat melakukan penelitian dengan sampel yang lebih luas. Selain itu peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan mengubah Variabel X atau Variabel Y dalam penelitian yang sesuai dengan teori, sehingga pembahasan mengenai gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan disiplin kerja guru akan menjadi lebih luas lagi.


(2)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan dan Suparno. (2009). Manajemen dan Kepemimpinan

Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta. Rineka Cipta.

Darmawan, Cecep. (2006). Kiat Sukses Manajemen Rasulullah: Manajemen

Sumber Daya Insani Berbasis Nilai-Nilai Ilahiyah. Bandung:

Khazanah Intelektual.

Daryanto. (2001). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful B. (2008). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Faisal, Sanapiah. (2007).Format – Format Penelitian Social. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Fattah, Nanang. (2001). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Handoko, T. Hani. (2001). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

(2008). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.

Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu SP. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Imran, A. (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartono, Kartini. (2006). Pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Miftah Thoha. (2007). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mondy, R. W. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih bahasa oleh

Airlangga, B. Jakarta: Erlangga.

Muhidin, S.A. (2010). Statistika 1 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.

(2014). Pedoman Operasional Penyusunan & Pembimbingan Skripsi. Bandung:UPI


(3)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran


(4)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Nawawi, Hadari. (2003). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nitisemito, (1996). Manajemen Personalia. Jakarta : Graha Indonesia.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah atau Madrasah.

Priansa, Donni Juni dan Rismi Somad. (2014). Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan

Kepala Sekolah. Bandung: ALFABETA.

Purwanto. (2005). Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rivai, H. Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia

Untuk Perusahaan Edisi 2. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Diterjemahkan oleh Tim Indeks. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.

Sagala, Syaiful. (2009). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung. Alfabeta.

Siagian, Sondang P. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Simamora, Henry. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga. Yogyakarta: STIE YKPN.

Siswanto, Bedjo. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia pendekatan Administratif dan

Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian.

Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta. Suharsaputra, Uhar. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung. Refika Aditama.

Supardi. (2013). Sekolah Efektif: Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sutrisno. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Syah, Muhibbin. (2007). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Thoha, Miftah. (2004). Perilaku Organisasi. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Tohardi, Ahmad. (2002). Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar maju.


(5)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disipiln pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gramedia

widiasarana.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Wahjosumidjo. (2002). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Yukl, Gary A. (2010). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakata: PT INDEKS. Sumber Skripsi:

Putri, Rhesa Amalia. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap

Efektivitas Kerja Pegawai Di PT. Pos Indonesia (PERSERO) Indramayu 45200.

Skripsi Sarjana Pendidikan Manajemen Perkantoran UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Misli. (2012). Pengaruh Pengawasan Melekat Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Karawang. Skripsi Sarjana Pendidikan

Manajemen Perkantoran UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Septiani, R. Siska. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Manajer

Terhadap Kreativitas Kerja Pegawai Pada Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia di PT. Dirgantara Indonesia Bandung. Skripsi Sarjana Pendidikan

Manajemen Perkantoran UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Juniarti, Dewi Ayu. (2011).Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Terhadap Kinerja Guru di SMPN 1 Wanaraja, SMPN 1 Pangatikan dan SMPN 1 Sucinaraja Kabupaten Garut. Skripsi Sarjana Administrasi Pendidikan UPI.

Bandung: tidak diterbitkan.

Gusriyani, Riska Dwi. (2014). Pengaruh Disiplin Guru Terhadap Efektivitas Pembelajaran

di SMKN 2 Kota Bandung. Skripsi Sarjana Administrasi Pendidikan UPI.

Bandung: tidak diterbitkan.

Karya Ilmiah Jurnal:

Wahyu Handani Seger Handoyo (Vol. 1: 2012). Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Transformasioinal dengan Stres Kerja Karyawan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.


(6)

Noval Hadian Putra, 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tria Mondiani (Vol.1: 2012). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN (PERSERO) UPJ Semarang.

B. Maptuhah Rahmi (Vol. 3:2014). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Organizational Citizenship Behavior and Komitmen Organisasional dengan Mediasi Kepuasan Kerja (Studi pada Guru Tetap SMA Negeri di Kabupaten Lombok Timur).

Aries Susanty (Vol. 7: 2012). Pengaruh Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Disiplin Kerja serta Dampaknya pada Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PT. PLN (PERSERO) APD Semarang).

Windha Yulyana (2013). Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Guru terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Se-Kota Mojokerto.