HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL.

(1)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI

DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh:

Berlian Ferdiansyah 0904043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hubungan Konsep Diri Dan

Motivasi Berprestasi Dengan

Pencapaian Prestasi Pemain Futsal

Oleh

Berlian Ferdiansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

©Berlian Ferdiansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NAMA : BERLIAN FERDIANSYAH

NIM : 0904043

JUDUL : HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI

DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. H. R. Boyke Mulyana NIP. 196210231989031001

Pembimbing II

Alen Rismayadi, M.Pd. NIP. 19761228200812002

Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Ketua,

Dr. H. R. Boyke Mulyana NIP. 196210231989031001


(4)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Pembimbing 1 : Dr. H. R. Boyke Mulyana Pembimbing 2 : Alen Rismayadi M.Pd

Berlian Ferdiansyah* 2014

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan pencapaian prestasi pemain futsal? Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan pencapaian prestasi pemain futsal. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan pencapaian prestasi pemain futsal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 12 orang mahasiswi FPOK UPI yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) cabang olahraga futsal. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu; 1) Instrumen untuk mengetahui konsep diri pemain futsal menggunakan bentuk angket tertutup, 2) Instrumen untuk mengetahui motivasi berprestasi pemain futsal menggunakan bentuk angket tertutup, dan 3) Instrumen untuk mengetahui hasil prestasi pemain futsal dilihat dari hasil juara di tingkat Klub, Universitas, Kabupaten/Kota, dan Nasional. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Terdapat hubungan yang signifikan dari konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan pencapaian prestasi pemain futsal.


(5)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF SELF CONCEPT AND MOTIVATION OF TOP ACHIEVERS WITH FUTSAL PLAYERS ACHIEVEMENT

Berlian Ferdiansyah* 2014

The Purpose in research is to know a significant relation between self concept and motivation together with an accomplished achievement futsal player. This research using a method of descriptive with the technique korelasional. As for the sample uses the technique purposive of sampling, With the number of samples as many as 12 people a student of FPOK UPI who follow Units for student activities (UKM) futsal sport. A tool used is collecting data : 1 ) an instrument to know self-concept players futsal using covered, the shape of a poll 2 ) an instrument to know the motivation for achievement players futsal using covered, the shape of a poll and 3 ) an instrument to know the results of achievement players futsal seen from the result of a club, a winner in the level of university, district, and national. Based on the processing and analysis of data, then from the research can be taken a conclusion as follows: There is a significant relationship of self concept and motivation of motivation achievement together with futsal player achievement.


(6)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………..

KATA PENGANTAR………...

UCAPAN TERIMA KASIH………

DAFTAR ISI.………

DAFTAR TABEL.………

DAFTAR BAGAN...………...

DAFTAR LAMPIRAN……….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.………... B. Identifikasi Masalah Penelitian…... C. Rumusan Masalah Penelitian…... D. Tujuan Penelitian.……… E. Manfaat Penelitian……… F. Pembatasan Penelitian……….

G. Batasan Istilah.……….

H. Struktur Organisasi Penulisan…...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Hakikat Konsep Diri….………... B. Hakikat Motivasi Berprestasi……… 1. Pengertian Motivasi... 2. Fungsi-fungsi Motivasi... 3. Motivasi Berprestasi... 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi... C. Hakikat Pencapaian Prestasi Olahraga……… D. Hakikat Permaian Futsal………..

E. Kerangka Pemikiran………

i ii iii v vii viii ix

1 5 6 7 7 7 8 9

10 14 14 16 20 23 25 27 31


(7)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Hipotesis Penelitian…...

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian………... B. Populasi dan Sampel Penelitian………. C. Desain Penelitian……… D. Instrumen Penelitian…….……… E. Teknik Pengumpulan Data………. F. Uji Coba Angket……….. G. Pelaksanaan Pengumpulan Data……… H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data….………..

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Hasil Pengolahan Data………..……… B. Uji Signifikan Koefesien Korelasi……… C. Diskusi Penemuan………...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……… B. Saran ………..

DAFTAR PUSTAKA………

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

35

36 37 38 40 40 46 49 49

53 55 57

61 61 63


(8)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1.

3.2. 3.3. 3.4. 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6.

Acuan Kisi-kisi dari Pendapat Para Ahli Mengenai Konsep Diri (Self Concept)... Kisi-kisi Tentang Konsep Diri (Self Concept)………. Kisi-kisi Mengenai Motivasi Berprestasi... Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban... Hasil T-skor Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ke Tiga Variabel.… Hasil Pengujian Distribusi Normal ke Tiga Variabel………. Besarnya Hubungan antara Variabel………...

Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi…....……….

Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda………..

Persentase Dukungan Variabel X1 (Konsep Diri), X2 (Motivasi

Berprestasi) dengan Variabel Y (Pencapaian Prestasi Pemain

Futsal)………... 41 42 44 45 53 54 54 55 56


(9)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1. 3.1. 3.2.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi...

Desain Penelitian………

Langkah-langkah Penelitian………

24 39 39


(10)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Angket Konsep Diri (Self Concept) dan Motivasi Berprestasi... Data Angket Untuk Pengujian Validitas Konsep Diri………. Data Angket Untuk Pengujian Validitas Motivasi Berprestasi…… Uji Validitas Butir Soal dari Variabel Konsep Diri………. Uji Validitas Butir Soal dari Variabel Motivasi Berprestasi……… Hasil Penghitungan Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Instrumen dari Angket Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi…… Data Hasil Penyebaran Angket Sesungguhnya dari Variabel Konsep Diri………... Data Hasil Penyebaran Angket Sesungguhnya dari Variabel Motivasi Berprestasi... Data Tingkat Pencapaian Prestasi Olahraga Futsal………. Data Hasil T-skor Angket Konsep Diri, Angket Motivasi

Berprestasi, dan Pencapaian Prestasi Pemain Futsal………. Uji Normalitas Lilliefors Angket Konsep Diri………... Uji Normalitas Lilliefors Angket Motivasi Berprestasi……… Uji Normalitas Lilliefors Pencapaian Prestasi Pemain Futsal... Penghitungan Koefisien Korelasi Angket Konsep Diri dengan Pencapaian Prestasi Pemain Futsal... Penghitungan Koefisien Korelasi Angket Motivasi Berprestasi dengan Pencapaian Prestasi Pemain Futsal………. Penghitungan Koefisien Korelasi Angket Konsep Diri dengan Angket Motivasi Berprestasi... Uji Koefisien Korelasi Angket Konsep Diri dengan Pencapaian

65 70 72 74 76 78 84 86 88 89 90 91 92 93 94 95


(11)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18.

19.

20.

21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.

Prestasi Pemain Futsal………

Uji Koefisien Korelasi Angket Motivasi Berprestasi dengan Pencapaian Prestasi Pemain Futsal……… Uji Koefisien Korelasi Angket Konsep Diri dengan Angket

Motivasi Berprestasi……….

Uji Korelasi Ganda Angket Konsep Diri dan Angket Motivasi Berprestasi dengan Pencapaian Prestasi Pemain Futsal... Determinan... Daftar Tabel Product Moment... Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors... Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z... Nilai Persentil Untuk Distribusi t... Nilai Persentil Untuk Distribusi F... Dokumentasi Penelitian………...

96

97

98

99 100 101 102 103 104 105 106


(12)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga futsal merupakan salah satu modifikasi olahraga sepak bola yang dimainkan di dalam ruangan. Jumlah pemain dalam olahraga futsal sebanyak lima orang dengan penjaga gawang. Peraturan permainannya hampir sama dengan sepak bola, tetapi ada beberapa peraturan yang berbeda, seperti bola yang ke luar lapangan (out), maka permainan dimulai dengan tendangan ke dalam bukan lemparan ke dalam (throw in), tidak ada off-side, waktu permainan yang lebih pendek dan pergantian pemain yang dilakukan secara bebas. Adanya jumlah pemain yang lebih sedikit dan lapangan yang relatif lebih kecil, pemain dituntut bekerjasama untuk melakukan operan dan pergerakan tanpa bola dengan tempo kecepatan tinggi. Mengenai hal ini, Lhaksana dkk. (2005:4) menjelaskan sebagai berikut:

Futsal adalah pemainan yang sangat cepat dan dinamis. Dari segi lapangan yang relatif kecil hampir tidak ada ruangan untuk membuat kesalahan. Maka dari itu diperlukan kerjasama anatar pemain lewat passing yang akurat, bukan mencoba untuk melewati lawan.

Dari penjelasan tersebut di atas dapat digambarkan bahwa permainan futsal adalah permainan bola dengan kecepatan, kunci pokoknya adalah ball feeling. Artinya, bagaimana menggunakan perasaan untuk melakukan operan-operan dengan tepat ke teman. Dalam perkembangannya, permainan futsal di Indonesia cukup digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan yang dapat dilakukuan oleh masyarakat perkotaan maupun pedesaaan. Dalam mewujudkan prestasi permainan futsal tidaklah mudah, karena dipengaruhi oleh dua faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen yang berhubungan dengan keadaan diri atlet, yang meliputi kemampuan fisik, kemampuan teknik, taktik, dan psikis. Sedangkan


(13)

2

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

faktor eksogen berhubungan dengan keadaan di luar diri atlet seperti situasi dan kondisi pada saat pertandingan.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pada umumnya kondisi fisik, teknik, dan taktik pemain futsal dalam setiap pertandingan cenderung seimbang atau dalam kondisi yang sama, tetapi berbeda dalam kondisi mentalnya. Bahkan pada beberapa atlet atau pemain futsal yang sudah berpengalaman terlihat kondisi mentalnya yang cenderung lebih baik. Hal ini tergambar pada perilaku, baik sebelum pertandingan maupun pada saat pertandingan berlangsung. Sedangkan pada atlet-atlet muda atau atlet-atlet yang masih sedikit pengalaman tergambar kondisi mental yang masih labil.

Pada beberapa pertandingan futsal menunjukkan bahwa kemenangan suatu tim salah satunya ditentukan oleh kondisi mental para pemainnya yang stabil. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan kondisi mental yang stabil, prestasi olahraga dapat diraih secara maksimal. Oleh karena itu, kondisi mental yang baik mutlak diperlukan agar prestasi dapat ditingkatkan. Kondisi mental yang dimaksud adalah konsep diri atau adanya keyakinan dari dalam diri untuk mengalahkan lawan.

Konsep diri merupakan gambaran yang bersifat individu dan sangat pribadi, dinamis, dan evaluatif, di mana setiap individu mengembangkannya dalam interaksi-interaksinya dengan lingkungan kejiwaannya dan yang dibawa dalam perjalanan hidupnya. Husdarta (2010:93) menjelaskan bahwa: ”Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinya.” Artinya, konsep diri merupakan suatu konsep mengenai kepercayaan dan pendirian atau keyakinan tentang dirinya sendiri dalam berinteraksi dengan orang lain.

Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Konsep ini dapat diartikan gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan diri, dan penilaian terhadap diri sendiri. Natawidjaya (1979) dalam situs http:/www.pengertiankonsepdiri.com menjelaskan bahwa: “Konsep diri adalah persepsi individu tentang dirinya,


(14)

3

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan dan ketidakmampuannya, tabiat-tabiatnya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain.” Berkaitan dengan dunia olahraga konsep diri sebagai suatu konstruk multidimensional berkaitan dengan kompetensi atau kemampuan fisik, teknik, dan taktik yang dipersepsikan sepanjang masa latihan hingga pertandingan dengan pengalaman-pengalaman pertandingan sebelumnya. Banyak dari peristiwa seperti ini yang mempengaruhi pengalaman-pengalaman yang diperoleh pada diri atlet baik keberhasilan maupun kegagalan. Oleh karena itu, konsep diri sangat penting untuk diteliti, sehingga pelatih maupun atlet dapat mengetahui keyakinan yang dimiliki individu atau atlet itu sendiri dalam mencapai prestasi yang maksimal.

Apabila seseorang atlet atau pemain futsal gagal dalam pencapaian harga diri, maka atlet tersebut akan merasa kecewa terhadap keadaan diri dan lingkungannya. Seorang atlet akan memandang dirinya dengan sikap negatif, sebaliknya apabila seorang atlet berhasil dalam mencapai harga dirinya, maka atlet tersebut akan merasa puas dengan dirinya maupun terhadap lingkungannya. Hal ini akan membuat seorang atlet bersikap positif terhadap dirinya.Oleh karena itu, konsep diri diperlukan oleh para pemain futsal, karena di dalam setiap pertandingan futsal, para pemain futsal harus bangga terhadap kemampuan diri sendiri, sebagaimana pentingnya keyakinan dan ambisi untuk memenangkan suatu pertandingan sebagai akibat terpenuhinya aspek-aspek atau kondisi lain seperti fisik, teknik dan taktik, sehingga dengan mengetahui konsep diri dari setiap individu (atlet), maka akan memberikan keuntungan atau kemudahan dan acuan bagi pelatih untuk memberikan program latihan. Fenomena ini menggambarkan bahwa aspek mental yang salah satunya adalah konsep diri merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian khusus berkaitan dengan kontribusinya terhadap prestasi atlet atau para pemain futsal.

Dalam mencapai tingkat keberhasilan atlet untuk meningkatkan prestasi secara maksimal, seorang atlet tidak hanya tergantung kepada penguasaan fisik, teknik, dan taktik saja, melainkan kemantapan jiwa dalam latihan dan ketika pertandingan atau perlombaan sesungguhnya juga harus diperlukan. Menurut Harsono (1988) yang dikutip Ibrahim dan Komarudin (2008:186) menjelaskan


(15)

4

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa: ’Olahraga bukan hanya merupakan masalah fisik saja, yaitu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota tubuh, otot, tulang, dan sebagainya.’ Oleh sebab itu untuk mencapai prestasi yang maksimal seorang atlet selain harus memiliki kemampuan fisik, teknik, dan taktik yang baik, seorang atlet juga harus memiliki psikologis yang baik, dalam hal ini motivasi berprestasi.

Motivasi berprestasi merupakan dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk dapat melakukan sesuatu yang diinginkan dan dilakukan dengan baik. Husdarta (2010: 37) menjelaskan bahwa: ”Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan yang terjadi dalam diri individu untuk senantiasa meningkatkan kualitas tertentu dengan sebaik-baiknya atau lebih dari biasa dilakukan.” Dari penjelasan tersebut, maka motivasi berprestasi pada hakikatnya adalah hasrat dan dorongan untuk dapat unggul, yaitu mengungguli prestasi yang pernah dicapai sendiri atau mengungguli prestasi orang lain. Oleh karena itu, motivasi berprestasi sangat penting untuk diteliti, sehingga pelatih maupun atlet dapat mengetahui adanya dorongan dan penggerak dari diri individu atau atlet itu sendiri, karena adanya kemauan yang tinggi untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Motivasi berprestasi bukan bawaan dari lahir, akan tetapi hasil dari belajar atau latihan. Adanya motivasi berprestasi pada diri atlet senantiasa mendorong untuk bekerja dan berusaha untuk memberikan yang terbaik. McClelland dalam Koontz, et.al (1984) pada situs http://www.damandiri.or.idmenjelaskan bahwa:

Orang yang motivasi berprestasi tinggi akan cenderung bekerja keras sesudah mengalami kegagalan untuk mecapai sukses pada waktu-waktu selanjutnya, ia akan terus berusaha untuk mencapai tujuan yang sebelumnya gagal dicapai. Sebaliknya orang yang motivasi berprestasi rendah menganggap kegagalan disebabkan oleh ketidakmampuan.

Berdasarkan kutipan di atas, motivasi berprestasi dapat dideskripsikan sebagai kemauan atau kesediaan individu secara sadar untuk berupaya berdasarkan segala kemampuan yang dimilikinya, melakukan suatu tugas ataupun pekerjaan dengan sebaik-baiknya, lebih baik daripada yang dilakukan sebelumnya. Artinya, seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan senantiasa memperbaiki kemampuannya bahkan berusaha untuk melebihi prestasi


(16)

5

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang lain. Sehingga, dengan mengetahui motivasi berprestasi dari setiap individu (atlet), maka akan memberikan keuntungan atau kemudahan dan acuan bagi pelatih untuk memberikan program latihan. Dalam hal ini, maka atlet mempunyai motivasi yang tinggi harus diikuti dengan rasa tanggung jawab yang tinggi pula agar atlet tersebut mencapai prestasi yang diinginkan. Motivasi yang ada pada diri atlet biasanya timbul keinginan untuk berprestasi untuk kepuasaan dirinya, sehingga motivasi berprestasi dapat memberikan dukungan yang relatif besar terhadap penampilan atlet dengan tidak mengabaikan aspek latihan fisik, teknik, dan taktik.

Berdasarkan uraian tersebut, kedudukan konsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu. Oleh karena itu konsep diri secara umum mencangkup gambaran dari keseluruhan aspek kepribadian individu berdasarkan atas pandangan, persepsi, pikiran, dan keyakinan inidividu terhadap dirinya sendiri yang sekaligus melahirkan penghargaan dan penerimaan terhadap dirinya. Sedangkan motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan yang diinginkannya yang menjadi landasan dalam pengembangan kepribadian dan kemampuan-kemampuan untuk memperoleh keberhasilan atau prestasi. Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi dengan Pencapaian Prestasi Pemain Futsal”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Untuk peningkatan dan pencapaian prestasi atlet dalam cabang olahraga futsal, hendaknya setiap atlet atau pemain harus memiliki keyakinan dan pendirian yang ada dalam dirinya sendiri dan dapat mendorong hasratnya untuk memiliki perasaan tertarik terhadap suatu bidang tertentu yang ada kaitan dengan dirinya dan memberikan kepuasan untuk mendorong individu mencapai tujuan tertentu. Oleh karena, faktor psikologi (konsep diri dan motivasi berprestasi) yang dimiliki atlet dapat menentukan keberhasilan pada permainan futsal.

Konsep diri merupakan semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam


(17)

6

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berhubungan dengan orang lain. Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan tujuan serta keinginannya. Sedangkan motivasi berprestasi merupakan kemauan atau kesediaan individu secara sadar untuk berupaya berdasarkan segala kemampuan yang dimilikinya, melakukan suatu tugas ataupun pekerjaan dengan sebaik-baiknya, lebih baik daripada yang dilakukan sebelumnya. Artinya, motivasi berprestasi harus adanya dorongan dan penggerak dari diri individu karena adanya kemauan yang tinggi untuk mencapai prestasi yang tinggi dan diaktualisasikan melalui tingkah laku individu diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan, selain itu juga harus adanya dukungan dari lingkungan sosialnya guna mengarahkan seseorang ke satu tujuan yang telah ditetapkan dan memenuhi kebutuhannya akan kepuasan pada dirinya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang terkait dengan konsep diri dan motivasi berprestasi yang dihubungkan dengan prestasi pemain futsal, maka peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman pemain tentang dirinya sendiri dalam bermain futsal. 2. Kurangnya keyakinan atas kemampuan yang dimiliki dalam bermain futsal. 3. Kurangnya dorongan untuk meraih prestasi atau keberhasilan dan sukses di

bidang olahraga futsal pada dirinya.

4. Kurangnya dorongan untuk meningkatkan kualitas bermain futsal dengan sebaik-baiknya atau lebih dari biasa dilakukan.

5. Kurangnya fasilitas yang menunjang dan memadai dalam latihan futsal dan respon pemain rendah dalam mengikuti latihan futsal.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan pencapaian prestasi pemain futsal?


(18)

7

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi pemain futsal?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan pencapaian prestasi pemain futsal?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan penelitian tersebut di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan pencapaian prestasi pemain futsal.

2. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi pemain futsal.

3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan pencapaian prestasi pemain futsal.

E. Manfaat Penelitian

Apabila penelitian ini terbukti pada tarap signifikan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Secara teoretis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang berarti bagi pembina atau pelatih terhadap pengembangan pelatihan pada umumnya dan cabang olahraga futsal khususnya mengenai hubungan konsep diri dan motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi pemain futsal.

2. Secara praktis dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia terutama para pembina, pelatih dan guru olahraga dalam mempertimbangkan dan menerapkan program latihan mental, khususnya dalam mengembangkan konsep diri dan meningkatkan motivasi berprestasi pemain agar dapat menunjang terhadap pencapaian prestasi atlet atau pemain dalam cabang olahraga futsal.

F. Pembatasan Penelitian

Agar ruang lingkup masalah penelitian tidak terlalu luas, penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut:


(19)

8

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsep diri dan motivasi berprestasi.

2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pencapaian prestasi pemain dalam cabang olahraga futsal.

3. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FPOK UPI yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) cabang olahraga futsal, sebanyak 40 orang.

G. Batasan Istilah

Untuk mendapat data yang diperlukan, maka penulis memberikan penjelasan mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Hubungan menurut Nurhasan (1999:17) adalah hubungan antara variabel yang

satu dengan variabel yang lain, yang besar kecilnya ditentukan oleh koefisien hubungan. Hubungan disini dimaksudkan adalah hubungan konsep diri dan motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi pemain futsal.

2. Konsep diri menurut Rini (2002) dalam situs http:/www.e-psikologi.com konsep diri adalah keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu.

3. Motivasi berprestasi dalam situs http://digilib.ubaya.ac.id merupakan suatu kemauan atau kesediaan individu melakukan segala upaya berdasankan kemampuan yang dimiliki untuk mewujudkan dorongan ataupun kebutuhan berprestasi yang ada pada dirinya.

4. Prestasi menurut Poerwadarminta W.J.S (1988:84) prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Sedangkan menurut Straub (1978) dalam Ibrahim dan Komarudin (2008:188) prestasi adalah sama dengan keterampilan plus motivasi. Maksudnya prestasi dalam penelitian ini adalah keberhasilan yang dicapai para pemain futsal dalam setiap kejuaraan atau even-even pada cabang olahraga futsal.

5. Futsal menurut Tenang (2008:17) adalah suatu jenis olahraga yang memiliki aturan tegas tentang kontak fisik. Sliding tackle (menjegal dari belakang),


(20)

9

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

body charge benturan badan), dan aspek kekerasan lain seperti dalam permainan sepak bola tidak diizinkan dalam futsal.

H. Struktur Organisasi Penulisan

Sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan penelitian, dan batasan istilah.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis

Bab ini merupakan uraian landasan teori yang mendasari hubungan konsep diri dan motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi pemain futsal, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini berisi uraian tentang metode penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, pelaksanaan pengumpulan data, prosedur pengolahan dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi obyek penelitian serta analisis data dan pembahasan yang dilakukan, sesuai dengan instrumen penelitian yang digunakan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab terakhir ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian bagi pihak instansi yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.


(21)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Suatu penelitian perlu menetapkan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu rumusan masalah. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak akan lepas dari metode yang digunakan dalam penelitian tersebut. Masalah yang akan diteliti serta tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian akan menentukan penggunaan metode penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik korelasional. Mengenai metode deskriptif dijelaskan Ibrahim dan Sudjana (2004:64) bahwa:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Pendapat di atas memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi. Lebih lanjut Surakhmad (1998:140) menjelaskan mengenai ciri-cirinya metode deskriptif sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik). Berdasarkan kutipan di atas maka metode deskriptif adalah suatu metode yang berusaha menggambarkan, menjelaskan, dan melukiskan situasi berupa gejala, dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Sedangkan berdasarkan ciri-ciri metode deskriptif di atas dapat digambarkan bahwa dalam penelitian ini data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisisi. Hal ini untuk


(22)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

memperoleh gambaran yang jelas mengenai hubungan konsep diri dan motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi pemain futsal.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian. Ketelitian di dalam menentukan jumlah dari suatu populasi dan sampel akan menentukan keberhasilan suatu penelitian. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Arikunto (2002:102) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.” Kemudian Ibrahim dan Sudjana (2004:84) menjelaskan tentang populasi sebagai berikut: “Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni unit tempat diperolehnya informasi. Elemen di atas dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain.”

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat digambarkan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah totalitas sumber data secara keseluruhan subjek penelitian, oleh karena itu perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang terkumpul akan diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FPOK UPI yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) cabang olahraga futsal, sebanyak 40 orang.

Sampel merupakan sebagian dari populasi. Mengenai pengertian sampel Arikunto (2002:104) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau mewakili sebagian populasi yang diteliti.” Sedangkan Ibrahim dan Sudjana (2004:85) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.” Dalam suatu penelitian, populasi merupakan kumpulan individu atau objek dengan sifat-sifat umumnya. Dalam proses penentuan jumlah sampel, tidak ada patokan yang standar untuk dijadikan patokan dalam melakukan penelitian dari populasi yang tersedia, untuk memilih sampel harus terdapat penyelidikan dari sifat populasi. Hal ini seperti yang dijelaskan Surakhmad (1998:93) sebagai berikut:

Karena tidak mungkinnya penyelidikan selalu langsung menyelidiki segenap populasi, padahal tujuan penyelidikan ialah menemukan


(23)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

generalisasi yang berlaku secara umum, maka seringkali penyelidik terpaksa mempergunakan sebagian saja dari populasi yakni sebuah sampel yang dapat dipandang representatif terhadap populasi itu.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Arikunto (2002:117) menjelaskan bahwa:

Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

Lebih lanjut Lutan, Berliana, dan Sunaryadi (2007:99) menjelaskan bahwa: “Penggunaan purposive sampling dilakukan dalam mempertimbangkan untuk menentukan sampel yang dipercaya berdasarkan atas informasi terdahulu, dan akan memberikan data yang diperlukan.” Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswi FPOK UPI yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) cabang olahraga futsal, sebanyak 12 orang.

Ciri-ciri atau karakteristik sampel secara spesifik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sampel tersebut memiliki prestasi di cabang olahraga futsal.

2. Sampel tersebut rajin berlatih di UKM cabang olahraga futsal FPOK UPI. 3. Sampel tersebut adalah para pemain futsal puteri di Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) cabang olahraga futsal FPOK UPI Bandung.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian, karena itu desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah proses penelitian yang dilakukan. Desain penelitian diperlukan untuk dijadikan pegangan dalam pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan terencana. Suatu penelitian deskriptif pengambilan data yang digunakan harus dipilih berdasarkan variabel-variabel yang tergantung dalam penelitian. Pada penelitian ini, langkah-langkah yang disusun sebagai berikut: a) Menetapkan


(24)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

X2

Y X1

populasi dan sampel penelitian, b) Pengambilan dan pengumpulan data melalui penyebaran angket dan tes, c) Analisis data, dan d) Menetapkan kesimpulan.

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, disajikan pada Bagan 3.1.

r

1.y

r1.2 r2.y

R12.y

Bagan 3.1 Desain Penelitian (Sumber: Sukardi, 2008:168) Keterangan:

X1 : Konsep diri

X2 : Motivasi berprestasi

X1X2 : Konsep diri dan motivasi berprestasi

Y : Pencapaian prestasi pemain futsal

r

1.2 : Koefisien kontribusi X1 dan X2

r

1.y : Koefisien kontribusi X1 dan Y

r

2.y : Koefisien kontribusi X2 dan Y

R12.y : Koefisien kontribusi X1, X2 dan Y

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:

Populasi

Sampel

Angket Motivasi Berprestasi

Pencapaian Prestasi Pemain Futsal Angket Konsep Diri

Pengolahan Data dan Analisis


(25)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

Bagan 3.2

Langkah-langkah Penelitian

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka digunakan instrumen penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 instrumen penelitian, yaitu:

1. Instrumen untuk mengetahui konsep diri pemain futsal menggunakan bentuk angket tertutup.

2. Instrumen untuk mengetahui motivasi berprestasi pemain futsal menggunakan bentuk angket tertutup.

3. Instrumen untuk mengetahui hasil prestasi pemain futsal dilihat dari hasil juara di tingkat Klub, Universitas, Kabupaten/Kota, dan Nasional.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen, hal ini untuk memudahkan sampel dalam melakukan tes dan pengukuran, sehingga pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

1. Angket Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Pemain Futsal

Pada penelitian ini, untuk mengetahui konsep diri dan motivasi berpreastasi pemain futsal, digunakan instrumen penelitian berupa angket atau kuesioner dan tes pengukuran sebagai alat pengumpul data. Sehubungan dengan angket atau kuesioner dijelaskan Arikunto (2002:124) bahwa: “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.”

Angket dalam penelitian ini terdiri dari variabel konsep diri dan motivasi berprestasi yang dijabarkan melalui komponen dan indikator-indikator. Butir-butir pernyataan dalam angket merupakan gambaran mengenai hubungan konsep diri dan motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi pemain futsal. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket ini bersifat tertutup artinya angket ini disusun dengan pernyataan terbatas, tegas, kongkrit,


(26)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

dan lengkap sehingga responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia dalam setiap pernyataan.

Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya. Untuk mengidentifikasi perubahan prilaku dan pribadi seseorang dalam menjawab setiap pernyataan dari setiap butir soal yang akan disajikan, hendaknya terlebih dahulu harus diketahui secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliabel) dari alat pengumpulan datanya, karena kecermatan penilaian dalam mempertimbangkan dan mengambil keputusan serta diagnosa tergantung kepada tingkat ketepatan, kepercayaan, keobjektifan, dan kerepresentatifan informasi yang didukung oleh data yang diperoleh di lapangan. Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada angket mengenai konsep diri dan motivasi berprestasi.

Adapun langkah-langkah penyusunan angket sebagai berikut:

a. Melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, maka dituangkan dalam bentuk kisi-kisi.

1) Kisi-kisi tentang konsep diri dalam penelitian ini mengacu pada pendapat para ahli, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Acuan Kisi-kisi dari Pendapat Para Ahli Mengenai Konsep Diri (Self Concept) Teori Persamaan Perbedaan

Cawagas (1983) dalam Clara Pudjijogyanti (1995:2) menjelaskan bahwa: ”Konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kepandaiannya,

kegagalannya, dan lain sebagainya.”

1. Fisik 2. Karakteristik

pribadi (mental)

1. Motivasi 2. Kelemahan 3. Kepandaian

(intelektual) 4. Kegagalan Hurlock (1990) dalam situs

http:/www.pengertiankonsepdiri.com menjelaskan bahwa: ”Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi, dan

prestasi.”

1. Fisik 2. Psikologi 3. Sosial

1. Keyakinan 2. Emosional 3. Aspirasi 4. Prestasi


(27)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

William D. Brooks dalam Husdarta (2010:93)

menjelaskan bahwa: “Self concept is those physical, social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others.” Maksudnya,

konsep diri merupakan pandangan dan perasaan tentang diri sendiri. Persepsi tentang diri tersebut dapat bersifat psikologi (mental), sosial, dan fisik.

1. Psikologi (mental) 2. Sosial

3. Fisik

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, maka dapat digambarkan bahwa konsep diri merupakan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Pada penelitian ini yang akan dijadikan acuan dalam pembuatan pernyataan mengenai konsep diri (self concept) diadobsi berdasarkan pendapat para ahli di atas, antara lain; kondisi fisik, mental, sosial, emosional, intelektual, keyakinan, dan prestasi. Mengenai kisi-kisi tentang konsep diri (self concept) dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Tentang Konsep Diri (Self Concept)

Variabel Komponen Indikator No. Soal +

Konsep Diri (Self Concept)

1. Kondisi Fisik

2. Kondisi mental

3. Sosial

4. Emosional

5. Intelektual

6. Keyakinan

1. Stabil

2. Di atas rata-rata

3. Fluktuasi atau tidak konsisten 1. Stabil

2. Labil

3. Berubah-ubah 1. Pengatur tingkah laku 2. Menjalin interaksi sosial

3. Penyesuaian diri dengan lingkungan 1. Tinggi

2. Rendah

3. Sesuai dengan keadaan 1. Daya serap dalam berpikir 2. Kemampuan akademik 3. Wawasan dan pengalaman 1. Percaya diri

2. Memperbaiki diri 3. Mencapai cita-cita

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36


(28)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43

7. Prestasi 1. Mempunyai Target 2. Penampilan Maksimal

3. Berusaha lebih baik dari sebelumnya 37 39 41

38 40 42

2) Kisi-kisi tentang motivasi berprestasi mengacu pada pendapat para ahli adalah sebagi berikut:

a) Husdarta (2010:37) menjelaskan bahwa: ”Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan yang terjadi dalam diri individu untuk senantiasa meningkatkan kualitas tertentu dengan sebaik-baiknya atau lebih dari biasa dilakukan.”

b) Dalam situs http://digilib.ubaya.ac.id dijelaskan bahwa: “Motivasi berprestasi merupakan suatu kemauan atau kesediaan individu melakukan segala upaya berdasankan kemampuan yang dimiliki untuk mewujudkan dorongan ataupun kebutuhan berprestasi yang ada pada dirinya.”

c) Ibrahim dan Komarudin (2008:187) menjelaskan tentang pengertian motivasi berprestasi bahwa: “Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terjadi dalam diri individu untuk senantiasa meningkatkan kualitas tertentu dengan sebaik-baiknya atau lebih dari biasa dilakukan.”

d) Harsono (1988:252) menjelaskan faktor-faktor yang mendorong atlet untuk berprestasi yaitu: “1) Mencari dan mengatasi rasa stres, 2) Usaha untuk memperoleh kesempurnaan, 3) Status, 4) Kebutuhan untuk diakui menjadi anggota kelompok, 5) Hadiah-hadiah, 6) Kejantanan (masculinity), 7) Membentuk watak (character).”

Berdasar pada pendapat beberapa para ahli mengenai penjelasan motivasi berprestasi dan faktor-faktor yang mendorong atlet untuk berprestasi, maka dalam penelitian ini yang akan dijadikan acuan pembuatan pernyataan mengenai motivasi berprestasi diadobsi cenderung lebih terfokus pada faktor-faktor yang mendorong atlet untuk berprestasi, antara lain; mencari dan mengatasi rasa stres, usaha untuk memperoleh kesempurnaan, status, kebutuhan untuk diakui menjadi anggota kelompok, penghargaan (hadiah),


(29)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44

kejantanan (masculinity), dan membentuk watak (character). Mengenai kisi-kisi tentang motivasi berprestasi dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Mengenai Motivasi Berprestasi

Variabel Komponen Indikator No soal +

Motivasi Berprestasi

1. Mencari dan mengatasi stress

2. Usaha untuk memperoleh kesempurnaan

3. Status

4. Kebutuhan untuk diakui sebagai anggota kelompok

5. Penghargaan (hadiah)

6. Kejantanan (masculinity)

7. Membentuk watak (character)

1. Sebelum pertandingan 2. Saat pertandingan 3. Setelah pertandingan 1. Kemampuan fisik 2. Kemampuan teknik 3. Kemampuan mental 1. Di masyarakat 2. Di tempat latihan 3. Di tempat pertandingan 1. Membuat citra positif 2. Memperbaiki diri

3. Berusaha memperbaiki diri dari sebelumya

1. Penghargaan atau pujian 2. Hadiah atau rewards 3. Bonus berupa uang atau

barang berharga 1. Yakin atau teguh

2. Menganggap lawan sepadan 3. Melakukan tugas dengan baik 1. Self control

2. Tempramental 3. Tenang 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42

b. Penyusunan Angket

Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan atau soal dalam angket. Butir-butir pernyataan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakni skala Likert. Ibrahim dan Sudjana (2004:107) menjelaskan sebagai berikut:


(30)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut : Kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap butir pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4 dan Sangat Tidak Setuju = 5. Kategori penyekoran tampak dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

Perlu dijelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan Arikunto (2002:200) mengenai cara dan pengadaanya untuk mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam penelitian, adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.

2. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner. 3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik

dan tunggal.

4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.


(31)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

46

Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan-pernyataan angket penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

2. Hasil Prestasi atlet atau pemain futsal diambil dari hasil juara sampel selama berkiprah atau selama menjadi pemain futsal diberbagai multi even baik di tingkat Klub, Universitas, Kabupaten/Kota, dan Nasional.

F. Uji Coba Angket

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba angket ini dilaksanakan pada tanggal 24 - 26 Maret 2014. Angket tersebut diujicobakan kepada para pemain futsal puteri klub Queen Bandung sebanyak 20 orang. Sebelum para sampel mengisi angket, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.

Adapun langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas instrumen sebagai berikut:

1. Menentukan Validitas Instrumen

Untuk menentukan validitas instrumen dilakukan langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen tersebut adalah:

a. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara skor tertinggi dan terendah

b. Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tinggi dan 50% yang memperoleh skor rendah.

c. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut kelompok atas. Sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.

d. Mencari nilai rata-rata (X) setiap butir dengan rumus dari Sudjana (1989:62):

Xi

X = n


(32)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

Keterangan:

X : Nilai rata-rata yang dicari Xi : Jumlah skor

n : Jumlah responden

e. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan dari Sudjana (1989:94) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

S : Simpangan baku yang dicari

(X – X)2 : Jumlah hasil penguadratan nilai skor dikurangi rata-rata n – 1 : Jumlah sampel dikurangi satu

f. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dari Sudjana (1989:232) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

S2 : Varians gabungan

S1 : Simpangan baku kelompok satu

S2 : Simpangan baku kelompok dua

n : Sampel

g. Mencari nilai thitung untuk setiap butir pernyataan dari Sudjana (1989:233)

dengan rumus sebagai berikut:

2 1

2 1

1 1

n n S

X X t

  

Keterangan:

S : Simpangan baku n : Jumlah Sampel

X1 : Rata-rata Kelompok atas

X2 : Rata-rata Kelompok bawah

2. Menentukan Reliabilitas Instrumen

(X– X)2 S =

n - 1

(n1-1) Si2 + (n2 -1) S22

S2 =


(33)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48

Untuk menentukan reliabilitas instrumen, penulis melakukan pendekatan sebagai berikut:

a. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor ganjil dan bernomor genap

b. Skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dikelompokkan menjadi variabel X dan skor dari butir-butir pernyataan yang bernomor genap dijadikan variabel Y.

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan butir-butir pernyataan yang bernomor genap dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product. Moment sebagai berikut:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi yang dicari

XY: Jumlah perkalian skor x dan skor y

X : Jumlah skor x

Y : Jumlah skor y

n : Jumlah banyaknya soal

d. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

rii : Koefisien yang dicari

2. r : Dua kali koefisien korelasi 1 + r : Satu tambah koefisien korelasi

e. Menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh Sudjana (1989: 365) yaitu sebagai berikut:

n XY – (X) (Y) rxy =

(n (X2) – (X)2 ) (n (Y2) – (Y)2 )

2. r xy

rii =

1 + r xy

r  n - 2 t =


(34)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

Keterangan:

t : Nilai thitung yang dicari

r : Koefisien seluruh tes

n – 2 : Jumlah soal/pernyataan dikurangi dua

G. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, setelah itu angket penelitian diperbanyak untuk disebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber data dalam penelitian ini. Angket di atas disebarkan kepada para pemain futsal puteri di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) cabang olahraga futsal FPOK UPI Bandung, butir soal dalam angket yang valid dan reliabel ini sebanyak 38 soal dari 42 soal pada variabel konsep diri dan sebanyak 38 soal dari 42 soal pada variabel motivasi berprestasi. Pengumpulan data mengenai dari Angket konsep diri, angket motivasi berprestasi, dan pencapaian prestasi para pemain futsal dilaksanakan tanggal 23 – 30 April 2014 di Sport Hall UPI.

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran merupakan data mentah. Data-data yang telah dibakukan dapat diolah dan dianalisis untuk menghasilkan suatu hubungan yang berarti melalui data-data tersebut. Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan untuk mengolah data hasil tes dikutip dari buku “Metode Statistika” (1989) yang disusun oleh Sudjana. Adapun langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus: n

X X  i

Keterangan:

X = Rala-rata (mean) yang dicari Σ = Jumlah dari Xi

Xi = Skor mentah

n = Jumlah sampel

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumus:


(35)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50 1 ) ( 2    n X X S i Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari Xi = Skor mentah

X = Rata-rata dari skor mentah n = Jumlah sampel

3. Setelah menempuh langkah-langkah tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mencari T-skor dengan rumus:

T-skor = 50 + 10        S x x (Untuk Jarak)

= 50 + 10        S x x (Untuk Waktu) Keterangan :

T- skor = Skor standar yang dicari X = Skor yang diperoleh seseorang

x = Nilai rata-rata S = Simpangan baku

Rumus-rumus di atas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk pengolahan data hasil tes pada tahap sebenarnya, yang akan dipergunakan untuk menyelsaikan pengolahann data untuk memperoleh nilai-nilai yang menjadi bahan penelitian yang dilakukan.

4. Menguji normalitas data dari setiap data, untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan uji statistika non parametrik yang dikenal dengan "Uji Lilliefors.” Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

3.1. Pengamatan Xi, X2... Xn dijadikan bilangan baku.Z1,Z2, ,... Zn dengan

menggunakan rumus :

S X X ZI

(X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku) 3.2 Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)


(36)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

Jika proporsi ini dinyatakan dengan rumus: Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn  Zi

S (Zi) =

n 3.4. Hitung selisih F(Z1) - S(Zi)

3.5. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut, sebutlah harga terbesar itu α untuk menerima dan menolak hipotesis nol maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari uji Liliefors dengan taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol bila populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari Ltabel, dalam hal lain hipotesis diterima.

5. Menghitung koefisien korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel dengan rumus sebagai berikut:

rxy=

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( . 2 2 2 2 y y n x x n y x y x n Keterangan:

rxy = Korelasi yang dicari

n = Jumlah Sampel

X = Jumlah X

Y = Jumlah Y

XY = Jumlah X kali Y

X2 = Jumlah X2

Y2 =Jumlah Y2

6. Menghitung signifikansi koefisien korelasi tunggal dengan menggunakan pendekatan uji-t dengan rumus:

r n r t    1 2 Keterangan:

t = thitung yang dicari

r = Koefisien yang dicari i = Jumlah sampel

Pengujjian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefisien korelasi atau hubungan dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian


(37)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

hipotesis diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf nyata a = 0.05 dengan

dk = n – 2 dalam hal lain jika thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak.

7. Menghitung derajat hubungan tiga variabel atau koefisien korelasi mutiple dengan menggunakan rumus:

1 2 y

R

= 12 2 12 . 2 1 2 2 1 2 1 . 2 r r ry ry y r y r    Keterangan:

Ry12 = Koefisien korelasi yang dicari

ry1 =Koefisien korelasi antara y dan x1

ry2 = Koefisien korelasi antara y dan x2

r12 = Koefisien korelasi antara x1 dan x2

8. Menguji signifikansi koefisien korelasi multiple atau ganda dengan menggunakan pendekatan statistik uji-F dengan rumus:

) 1 )( 1 ( /     k n R K R F Keterangan:

F = Fhitung yang dicari

R = Koefisien korelasi yang dicari K = Banyaknya variabel bebas n = Jumlah sampel

Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefisien korelasi mutiple atau ganda bersifat nyata atau tidak nyata dengan ketentuan bila harga Fhitung lebih

besar dari Ftabel pada taraf nyata α = 0.05 dengan dk = (n – k – 1), maka

koefisien korelasi mutiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya. 9. Menghitung determinasi dari hasil perhitungan korelasi dengan rumus:

D = r2 x 100% Keterangan:

D = Determinasi r = Koefisien 100% = Konstanta tetap


(38)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prastya. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Clara R. Pudjijogyanti. (1995). Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan. Ginting, Abdorrakhman. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Humaniora.

Giriwijoyo, Y.S. Santosa. (2004). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung.

Harsono (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Bandung: Penerbit CV. Tambak Kusuma.

Hidayat, Yusuf (2008). Pengantar Pisikologi Olahraga. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

Hoedaya, Danu. (2002). Penerapan Psikologi Olahraga. Bandung: Penataran Pelatih Tingkat Dasar Jawa Barat. Pengurus Daerah Perbasi Jawa Barat. Husdarta, J.S. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Ibrahim dan Sudjana. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.

Ibrahim, Rusli dan Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK/ UPI Bandung.

Lhaksana, Justinus. dkk. (2005). Teknik Dasar dan Strategi Permainan Futsal. Jakarta.

Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori Dan Metode. Jakarta. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Lutan, Rusli. (1992). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB – FPOK IKIP Bandung.

Matjan, Bastinus N. dkk (2007). Kesehatan Olahraga. Bandung. FPOK UPI Bandung.


(39)

64

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moeloek. (1984). Kesehatan Olahraga. Jakarta: FK – UI Jakarta.

Murhananto. (2006). Dasar-dasar Permainan Futsal. Jakarta: PT. Kawan Pustaka.

Nurhasan. (1999). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Poerwadarminta, W. J. S. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto M. Ngalim (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sajoto (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Dahara Prize.

Sudibyo, Setyobroto. (2001). Psikologi Olahraga. Jakarta: Jaya Sakti. Sudjana. (1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Tenang, John D. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: DAR! Mizan. Situs:

Natawidjaya. (1979). http:/www.pengertiankonsepdiri.com diakses tanggal 2 Pebruari 2014.

Hurlock (1990). http:/www.pengertiankonsepdiri.com diakses tanggal 2 Pebruari 2014.

McClelland dalam Koontz, et.al (1984). http://www.damandiri.or.id diakses tanggal 10 Pebruari 2014.

Rini. (2002). http:/www.e-psikologi.com diakses tanggal 5 Pebruari 2014. http://digilib.ubaya.ac.id diakses tanggal 10 Pebruari 2014.

Willoughby, King, dan Polatajko. (1996). http://repository.usu.ac.id diakses

tanggal 3 Pebruari 2014.


(1)

Keterangan:

t : Nilai thitung yang dicari

r : Koefisien seluruh tes

n – 2 : Jumlah soal/pernyataan dikurangi dua G. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, setelah itu angket penelitian diperbanyak untuk disebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber data dalam penelitian ini. Angket di atas disebarkan kepada para pemain futsal puteri di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) cabang olahraga futsal FPOK UPI Bandung, butir soal dalam angket yang valid dan reliabel ini sebanyak 38 soal dari 42 soal pada variabel konsep diri dan sebanyak 38 soal dari 42 soal pada variabel motivasi berprestasi. Pengumpulan data mengenai dari Angket konsep diri, angket motivasi berprestasi, dan pencapaian prestasi para pemain futsal dilaksanakan tanggal 23 – 30 April 2014 di Sport Hall UPI.

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran merupakan data mentah. Data-data yang telah dibakukan dapat diolah dan dianalisis untuk menghasilkan suatu hubungan yang berarti melalui data-data tersebut. Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan untuk mengolah data hasil tes dikutip dari buku “Metode Statistika” (1989) yang disusun oleh Sudjana. Adapun langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus:

n X

X  i

Keterangan:

X = Rala-rata (mean) yang dicari Σ = Jumlah dari Xi

Xi = Skor mentah

n = Jumlah sampel

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumus:


(2)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

1 )

( 2

  

n X X

S i

Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari Xi = Skor mentah

X = Rata-rata dari skor mentah n = Jumlah sampel

3. Setelah menempuh langkah-langkah tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mencari T-skor dengan rumus:

T-skor = 50 + 10 

     

S x x

(Untuk Jarak)

= 50 + 10 

     

S x x

(Untuk Waktu) Keterangan :

T- skor = Skor standar yang dicari X = Skor yang diperoleh seseorang

x = Nilai rata-rata S = Simpangan baku

Rumus-rumus di atas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk pengolahan data hasil tes pada tahap sebenarnya, yang akan dipergunakan untuk menyelsaikan pengolahann data untuk memperoleh nilai-nilai yang menjadi bahan penelitian yang dilakukan.

4. Menguji normalitas data dari setiap data, untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan uji statistika non parametrik yang dikenal dengan "Uji Lilliefors.” Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

3.1. Pengamatan Xi, X2... Xn dijadikan bilangan baku.Z1,Z2, ,... Zn dengan

menggunakan rumus :

S X X

ZI

(X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku) 3.2 Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)


(3)

Jika proporsi ini dinyatakan dengan rumus: Banyaknya Z1, Z2, ... , Zn  Zi

S (Zi) =

n 3.4. Hitung selisih F(Z1) - S(Zi)

3.5. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut, sebutlah harga terbesar itu α untuk menerima dan menolak hipotesis nol maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari uji Liliefors dengan taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol bila populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari Ltabel, dalam hal lain hipotesis diterima.

5. Menghitung koefisien korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel dengan rumus sebagai berikut:

rxy=

 

} ) ( }{

) ( {

) )( ( .

2 2

2 2

y y

n x x

n

y x y

x n

Keterangan:

rxy = Korelasi yang dicari

n = Jumlah Sampel X = Jumlah X Y = Jumlah Y XY = Jumlah X kali Y X2 = Jumlah X2 Y2 =Jumlah Y2

6. Menghitung signifikansi koefisien korelasi tunggal dengan menggunakan pendekatan uji-t dengan rumus:

r n r t

  

1 2

Keterangan:

t = thitung yang dicari

r = Koefisien yang dicari i = Jumlah sampel

Pengujjian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefisien korelasi atau hubungan dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian


(4)

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

hipotesis diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf nyata a = 0.05 dengan

dk = n – 2 dalam hal lain jika thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak.

7. Menghitung derajat hubungan tiga variabel atau koefisien korelasi mutiple dengan menggunakan rumus:

1 2

y

R

=

12 2

12 . 2 1 2 2 1 2

1

. 2

r

r ry ry y

r y r

  

Keterangan:

Ry12 = Koefisien korelasi yang dicari

ry1 =Koefisien korelasi antara y dan x1

ry2 = Koefisien korelasi antara y dan x2

r12 = Koefisien korelasi antara x1 dan x2

8. Menguji signifikansi koefisien korelasi multiple atau ganda dengan menggunakan pendekatan statistik uji-F dengan rumus:

) 1 )(

1 (

/

   

k n R

K R F

Keterangan:

F = Fhitung yang dicari

R = Koefisien korelasi yang dicari K = Banyaknya variabel bebas n = Jumlah sampel

Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefisien korelasi mutiple atau ganda bersifat nyata atau tidak nyata dengan ketentuan bila harga Fhitung lebih

besar dari Ftabel pada taraf nyata α = 0.05 dengan dk = (n – k – 1), maka

koefisien korelasi mutiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya. 9. Menghitung determinasi dari hasil perhitungan korelasi dengan rumus:

D = r2 x 100% Keterangan:

D = Determinasi

r = Koefisien


(5)

Berlian Ferdiansyah, 2014

Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Clara R. Pudjijogyanti. (1995). Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan. Ginting, Abdorrakhman. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Humaniora.

Giriwijoyo, Y.S. Santosa. (2004). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung.

Harsono (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Bandung: Penerbit CV. Tambak Kusuma.

Hidayat, Yusuf (2008). Pengantar Pisikologi Olahraga. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

Hoedaya, Danu. (2002). Penerapan Psikologi Olahraga. Bandung: Penataran Pelatih Tingkat Dasar Jawa Barat. Pengurus Daerah Perbasi Jawa Barat. Husdarta, J.S. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Ibrahim dan Sudjana. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.

Ibrahim, Rusli dan Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK/ UPI Bandung.

Lhaksana, Justinus. dkk. (2005). Teknik Dasar dan Strategi Permainan Futsal. Jakarta.

Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori Dan

Metode. Jakarta. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek

Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Lutan, Rusli. (1992). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB – FPOK IKIP Bandung.

Matjan, Bastinus N. dkk (2007). Kesehatan Olahraga. Bandung. FPOK UPI Bandung.


(6)

64

Berlian Ferdiansyah, 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI PEMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Moeloek. (1984). Kesehatan Olahraga. Jakarta: FK – UI Jakarta.

Murhananto. (2006). Dasar-dasar Permainan Futsal. Jakarta: PT. Kawan Pustaka.

Nurhasan. (1999). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Poerwadarminta, W. J. S. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto M. Ngalim (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sajoto (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam

Olahraga. Jakarta: Dahara Prize.

Sudibyo, Setyobroto. (2001). Psikologi Olahraga. Jakarta: Jaya Sakti. Sudjana. (1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode

Teknik. Bandung: Tarsito.

Tenang, John D. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: DAR! Mizan. Situs:

Natawidjaya. (1979). http:/www.pengertiankonsepdiri.com diakses tanggal 2 Pebruari 2014.

Hurlock (1990). http:/www.pengertiankonsepdiri.com diakses tanggal 2 Pebruari 2014.

McClelland dalam Koontz, et.al (1984). http://www.damandiri.or.id diakses tanggal 10 Pebruari 2014.

Rini. (2002). http:/www.e-psikologi.com diakses tanggal 5 Pebruari 2014. http://digilib.ubaya.ac.id diakses tanggal 10 Pebruari 2014.

Willoughby, King, dan Polatajko. (1996). http://repository.usu.ac.id diakses

tanggal 3 Pebruari 2014.